Anda di halaman 1dari 19

CRITICAL BOOK REPORT

“LABORATORIUM DI TINGKAT SEKOLAH”


Disusun untuk memenuhi salah satu tugas dalam Mata Kuliah Fisika SMA Berorientasi
Laboratorium

DOSEN PENGAMPU :
Dra. IDA WAHYUNI, M.Pd

DISUSUN OLEH :

NAMA : SINTA STEVANI BR.GULTOM


NIM : 4193121011
KELOMPOK : I (SATU)

PENDIDIKAN FISIKA A 2019


PROGRAM STUDI (S1) PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penyusun sanggup menyusun Critical Book Report ini
semaksimal mungkin.
Adapun maksud penyusun menyusun Critical Book Report ini adalah untuk
memenuhi tugas Fisika SMA Berorientasi Laboratorium yang telah di amanahkan kepada
penyusun. Penyusun juga mengucapkan banyak terimakasih kepada Ibu Dra. Ida Wahyuni,
M.Pd selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Fisika SMA Berorientasi Laboratorium ini.
Penyusun sadar bahwa makalah ini tentu saja tidak lepas dari banyaknya kekurangan
baik dari segi mutu maupun jumlah dari materi yang dipaparkan. Semua ini murni didasari
oleh keterbatasan yang penyusun miliki. Oleh sebab itu, penyusun membutuhkan masukan
dan kritik yang bersifat membangun yang berasal dari semua pihak, demi perbaikan terhadap
makalah selanjutnya. Harapan penyusun semoga makalah ini bermanfaat terlebih bagi
penyusun dan para pembaca.

Medan, 21 November 2021

SINTA STEVANI BR.GULTOM


4193121011

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i


DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 Pentingnya Rasionalisasi CBR ............................................................................... 1
1.2 Tujuan Penulisan ..................................................................................................... 1
1.3 Manfaat Penulisan ................................................................................................... 1
1.4 Identitas Buku ......................................................................................................... 2
BAB II RINGKASAN ISI BUKU .................................................................................... 3
2.1 Buku 1 ..................................................................................................................... 3
2.2 Buku 2 ..................................................................................................................... 5
2.3 Buku 3 ..................................................................................................................... 9
BAB III PEMBAHASAN ................................................................................................. 13
BAB IV PENUTUP ........................................................................................................... 15
4.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 15
4.2 Saran ........................................................................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Pentingnya Rasionalisasi CBR


Keterampilan membuat CBR pada penulis dapat menguji kemampuan dalam
meringkas, menganalisis, mengenal sebuah buku dan memberi nilai serta mengkritik
sebuah karya tulis yang dianalisis. Melakukan Critical Book Report pada suatu buku
sangat penting untuk dilakukan, dari kegiatan ini lah kita dapat mengetahui kelebihan dan
kekurangan suatu buku. Selain itu menulis CBR juga dapat menambah wawasan kita
dalam menganalisa buku dengan lebih baik. Kita dapat memberikan kritik, namun bukan
sebuah kritik yang menjatuhkan tetapi kritik yang membangun manakala bisa menjadi
resensi bagi pembaca ataupun penulis lainnya. Dengan menulis CBR ini diharapkan para
pembaca dapat lebih memahami tentang materi “Laboratorium di Tingkat Sekolah”
dan khususnya bagi penulis.

1.2 Tujuan Penulisan


Tujuan dari Penulisan Critical Book Report (CBR) ini, yaitu:
1. Untuk menyelesaikan tugas dari mata kuliah Fisika SMA Berorientasi Laboratorium
2. Menambah pengetahuan mengenai Materi Laboratorium di Tingkat Sekolah
3. Meningkatkan kemampuan kita sebagai mahasiswa untuk menganalisa sebuah buku
4. Menguatkan pengetahuan kita mengenai Materi Laboratorium di Tingkat Sekolah

1.3 Manfaat Penulisan


Manfaat dari penulisan Critical Book Report (CBR) ini, yaitu:
1. Critical Book Report bermanfaat untuk menambah wawasan dan literatur penulis
mengenai Materi Hukum Newton.
2. Critical Book Report bernanfaat untuk melatih daya pikir mahasiswa dalam menilai
buku dengan cara memberikan kritikan yang membangun, dan untuk memenuhi tugas
perkuliahan.

1
1.4 Identitas Buku

a. Buku 1

Judul Buku : Buku Ajar Pembelajaran Fisika


Berbasis Praktikum Laboratorium
Nama Penulis : Djelvi Alvi Tulandi
No ISBN : 978-602-1176-71-9
Nama Penerbit : Penerbit Rozarie
Kota Terbit : Surabaya
Tahun Terbit : 2019
Tebal Buku : 175 Halaman

b. Buku 2

Laboratorium Sains Digital Untuk


Judul Buku : Sekolah Menengah Atas
Nama Penulis : Andik Purwanto
No ISBN : -
Nama Penerbit : Direktorat Sekolah Menengah
Atas
Kota Terbit : Jakarta
Tahun Terbit : 2020

Tebal Buku : 136 Halaman

c. Buku 3

Judul Buku : Manajemen Laboratorium Pendidikan


Nama Penulis : Dr (C).Irjus Indrawan,S Pd.I.,M Pd.I, dkk
No ISBN : 978-623-6807-29-3
Nama Penerbit : CV. Penerbit Qiara Media
Kota Terbit : Pasuruan
Tahun Terbit : 2020
Tebal Buku : 347 Halaman

2
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU

2.1 Buku 1
A. Pentingnya Laboratorium IPA
Bidang ilmu yang menjadikan alam sekitar sebagai obyek kajian seringkali disebut
sebagai Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Proses pencarian kebenaran dalam IPA senantiasa
dilakukan dengan pendekatan saintifik empirik, karena hanya dengan cara demikian gejala-
gejala alam dapat dipelajari dengan pengamatan dan penginderaan langsung ataupun tidak
langsung. Dalam IPA siswa diberi kesempatan seluas-luasnya untuk mengasah kemampuan
indera secara tepat dalam menangkap dan memahami gejala alam yang ada di sekitar. Untuk
memberi kesempatan kepada siswa berlatih melakukan pengamatan dan eksperimentasi
terhadap gejala-gejala alam di atas sudah seharusnya apabila sekolah menyediakan sarana
dan prasarana yang memadai. Bentuk sarana tersebut antara lain adalah laboratorium IPA.
Laboratorium IPA dapat digunakan oleh siswa untuk tempat berlatih dan sekaligus sebagai
wahana untuk dapat berinteraksi secara langsung dengan obyek IPA yang dapat dipelajari
secara langsung.
Belajar IPA atau sains pada hakekatnya adalah belajar tentang fenomena alam.
Beberapa ilmuwan memberikan definisi sains sesuai dengan pengamatan dan
pemahamannya. Carin mendefinisikan science sebagai the activity of questioning and
exploring the universe and finding and expressing it’s hidden order, yaitu “Suatu kegiatan
berupa pertanyaan dan penyelidikan alam semesta dan penemuan dan pengungkapan
serangkaian rahasia alam” (Kholil, 2009).

B. Kompetensi Guru Sains/IPA Kaitan dengan Laboratorium


Untuk pembelajaran sains/IPA (Permendiknas No 24 Tahun 2007). Untuk
menyelenggarakan pembelajaran IPA dengan memanfaatkan fasilitas laboratorium maka
sesuai dengan Standar dan kompetensi guru mata pelajaran IPA SMP/MTs berdasarkan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi
Akademik dan Kompetensi Guru diperlukan guru yang memiliki kompetensi antara lain:
a) Memahami lingkup dan kedalaman IPA sekolah.
b) Kreatif dan inovatif dalam penerapan dan pengembangan IPA.

3
c) Menguasai prinsip-prinsip dan teori-teori pengelolaan dan keselamatan kerja/belajar di
laboratorium IPA sekolah.
d) Menggunakan alat-alat ukur, alat peraga, alat hitung, dan piranti lunak komputer untuk
meningkatkan pembelajaran IPA di kelas, laboratorium.
e) Merancang eksperimen IPA untuk keperluan pembelajaran atau penelitian

C. Pengertian, Fungsi dan Peran Laboratorium IPA di Sekolah


1. Pengertian Laboratorium
Laboratorium (disingkat lab) adalah tempat riset ilmiah, eksperimen, pengukuran
ataupun pelatihan ilmiah dilakukan. Laboratorium biasanya dibuat untuk memungkinkan
dilakukannya kegiatan-kegiatan tersebut secara terkendali. Sementara menurut Emha (2002),
laboratorium diartikan sebagai suatu tempat untuk mengadakan percobaan, penyelidikan, dan
sebagainya yang berhubungan dengan ilmu fisika, kimia, dan biologi atau bidang ilmu lain.
Pengertian lain menurut Sukarso (2005), laboratorium ialah suatu tempat dimana
dilakukan kegiatan kerja untuk mernghasilkan sesuatu. Tempat ini dapat merupakan suatu
ruangan tertutup, kamar, atau ruangan terbuka, misalnya kebun dan lain-lain.
Berdasarkan definisi tersebut, maka dapat dikatakan bahwa laboratorium IPA adalah
suatu tempat yang digunakan untuk melakukan percobaan maupun pelatihan yang
berhubungan dengan ilmu fisika, biologi, dan kimia atau bidang ilmu lain, yang merupakan
suatu ruangan tertutup, kamar atau ruangan terbuka seperti kebun dan lain-lain.

2. Fungsi Laboratorium
Sukarso (2005), secara garis besar mengemukakan bahwa laboratorium dalam proses
pendidikan adalah sebagai tempat untuk berlatih mengembangkan keterampilan intelektual
melalui kegiatan pengamatan, pencatatan dan pengkaji gejala-gejala alam; mengem-bangkan
keterampilan motorik siswa. Siswa akan bertambah keterampilannya dalam mempergunakan
alat-alat media yang tersedia untuk mencari dan menemukan kebenaran; memberikan dan
memupuk keberanian untuk mencari hakekat kebenaran ilmiah dari sesuatu objek dalam
lingkungn alam dan sosial; memupuk rasa ingin tahu siswa sebagai modal sikap ilmiah
seseorang calon ilmuan; membina rasa percaya diri sebagai akibat keterampilan dan penge-
tahuan atau penemuan yang diperolehnya; laboratorium sebagai sumber untuk memecahkan
masalah atau melakukan percobaan.
Tujuan pembelajaran fisika yang terdiri dari ranah pengetahuan, ranah sikap, dan
ranah keterampilan/afektif dapat digali, diungkapkan, dan dikembangkan. Laboratorium
4
sebagai prasarana pendidikan atau wadah proses pembelajaran, terdiri dari ruang yang
dilengkapi dengan berbagai perlengkapan dengan bermacam-macam kondisi yang dapat
dikendalikan, khususnya peralatan untuk melakukan percobaan

3. Peranan Laboratorium Sekolah


Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) guru fisika sangat
dituntut mengembangkan kreatifitas dalam membuat alat-alat sederhana yang mampu
menjelaskan teori dan konsep fisika, sesuai dengan peralatan yang ada dan kondisi daerahnya
agar tervisualisasi sehingga mudah dipahami dan dimengerti siswanya. Untuk itu peranan
laboratorium fisika menjadi sangat penting, karena laboratorium merupakan pusat proses
belajar mengajar untuk mengadakan percobaan, penyelidikan atau penelitian (Ari, 2007).
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa peranan laboratorium sekolah antara lain:
1) Laboratorium sekolah sebagai tempat timbulnya berbagai masalah sekaligus sebagai
tempat untuk memecahkan masalah tersebut.
2) Laboratorium sekolah sebagai tempat untuk melatih keterampilan serta kebiasaan
menemukan suatu masalah dan sikap teliti.
3) Laboratorium sekolah sebagai tempat yang dapat mendorong semangat peserta didik
untuk memperdalam pengertian dari suatu fakta yang diselidiki atau diamatinya.
4) Laboratorium sekolah berfungsi pula sebagai tempat untuk melatih peserta didik bersikap
cermat, bersikap sabar dan jujur, serta berpikir kritis dan cekatan.
5) Laboratorium sebagai tempat bagi para peserta didik untuk mengembangkan ilmu
pengetahuannya (Emha, 2002).

2.2 Buku 2
A. Pengertian Laboratorium
Secara etimologi kata "laboratorium" berasal dari kata latin yang berarti tempat
bekerja dan dalam perkembangannya kata laboratorium mempertahankan kata aslinya yaitu
"tempatbekerja", akan tetapi khusus untuk keperluan penelitian ilmiah. Sedangkan secara
terminologi berdasarkan kamus Besar bahasa Indonesia (KBBI), laboratorium adalah tempat
atau kamar dan sebagainya tertentu yang dilengkapi dengan peralatan untuk mengadakan
percobaan (penyelidikan dan sebagainya). Sedangkan menurut Oxford english dictionary,
laboratorium adalah ruangan atau gedung yang digunakan untuk penelitian ilmiah,
eksperimen, pengujian, dan lain-lain.

5
Menurut kegunaannya, laboratorium dibagi menjadi dua jenis yaitu laboratorium
pembelajaran dan laboratorium penelitian. Laboratorium pembelajaran mempunyai ukuran
yang lebih besar dari laboratorium penelitian. Laboratorium pembelajaran bisa disebut juga
dengan laboratorium sekolah yang didisain untuk proses belajar mengajar, praktikum dan
kegiatan lain yang mendukung proses pembelajaran. Laboratorium sekolah merupakan
tempat atau lembaga tempat peserta didik belajar serta mengadakan percobaan dan
sebagainya yang berhubungan dengan sains. Laboratorium sekolah merupakan salah satu
sarana prasarana yang harus disediakan oleh penyelenggara sekolah untuk menunjang
kegiatan belajar mengajar. Hal tersebut tercantum dalam peraturan pemerintah republik
Indonesia nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan yang dijelaskan pada
bab 2 pasal 2 tentang lingkup standar nasional pendidikan yang meliputi:
1. Standar isi
2. Standar proses
3. Standar kompetensi lulusan
4. Standar pendidikan dan tenaga kependidikan
5. Standar sarana dan prasarana
6. Standar pengelolaan
7. Standar pembiayaan

B. Tujuan dan Fungsi


Tujuan adanya laboratorium sekolah adalah untuk mendukung Kegiatan praktikum
suatu proses pembelajaran sehingga dapat menumbuhkan budaya sikap ilmiah serta dapat
meningkatkan kemampuan berpikir dan keterampilan peserta didik. Keterkaitan pengamatan
eksperimental dengan teori adalah dua hal yang mendasari pemahaman yang koheren di
bidang sains. Pemahaman teoritis konsep-konsep sains perlu dilengkapi dengan pengalaman
praktis di laboratorium. Laboratorium merupakan tempat bagi peserta didik untuk melakukan
eksperimen-eksperimen dari teori yang telah diberikan di kelas. Fungsi dari eksperimen itu
sendiri sebagai penunjang pembelajaran guna meningkatkan pemahaman peserta didik
terhadap suatu materi yang telah dipelajari. Laboratorium selama ini telah menjadi jantung
dari pendidikan sains. Laboratorium setidaknya memiliki tiga fungsi dasar, yaitu sebagai
sumber belajar, di mana laboratorium digunakan untuk memecahkan masalah yang berkaitan
dengan ranah kognitif, afektif dan psikomotorik dengan melakukan percobaan, metode
pendidikan, yang meliputi metode pengamatan dan metode percobaan, dan sarana penelitian,

6
yaitu tempat yang dilakukannya berbagai penelitian sehingga terbentuk pribadi peserta didik
yang bersifat ilmiah.

C. Jenis Laboratorium di SMA


Berdasarkan klasifikasinya laboratorium dapat dibedakan atas: laboratorium
pendidikan, yaitu laboratorium yang digunakan untuk lembaga pendidikan terutama tingkat
SD, SMP, SMA. Dan laboratorium riset, yaitu laboratorium yang digunakan oleh para
praktisi keilmuan dalam upaya menemukan sesuatu untuk meneliti suatu hal yang di baginya.
Ditinjau dari bidang keilmuannya, laboratorium di Sekolah menengah atas terdiri dari:
1. Laboratorium IPA
A. Laboratorium biologi
B. Laboratorium fisika
C. Laboratorium kimia
2. Laboratorium IPS
3. Laboratorium bahasa
4. Laboratorium komputer atau multimedia.
Berdasarkan peraturan menteri negara pendayagunaan aparatur negara dan reformasi
birokrasi nomor 03 tahun 2010 tentang jabatan fungsional pranata laboratorium pendidikan
dan angka kreditnya, bahwa laboratorium pendidikan yang selanjutnya disebut laboratorium
adalah unit penunjang akademik pada lembaga pendidikan, berupa ruangan tertutup atau
terbuka, bersifat permanen atau bergerak, dikelola secara sistematis untuk kegiatan
pengujian, kalibrasi, dan atau produksi dalam skala terbatas, dengan menggunakan peralatan
dan bahan berdasarkan metode keilmuan tertentu, dalam rangka pelaksanaan pendidikan,
penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Dalam peraturan tersebut laboratorium dibagi
menjadi empat tipe, yaitu:
1. Laboratorium tipe I, adalah laboratorium ilmu dasar yang terdapat di sekolah pada jenjang
pendidikan menengah, atau unit pelaksana teknis yang menyelenggarakan pendidikan atau
pelatihan dengan fasilitas penunjang peralatan kategori I dan II, dan bahan yang dikelola
adalah bahan kategori umum untuk melayani kegiatan pendidikan peserta didik.
2. Laboratorium Tipe II, ada laboratorium ilmu dasar yang terdapat di pendidikan tinggi
tingkat persiapan (semester 1 dan 2), atau unit pelaksana teknis yang menyelenggarakan
pendidikan dan atau pelatihan dengan fasilitas penunjang peralatan kategori I dan II dan
bahan yang dikelola adalah bahan kategori umum untuk melayani kegiatan pendidikan
mahasiswa.
7
3. Laboratorium Tipe III, adalah laboratorium bidang keilmuan terdapat di jurusan atau
program studi, atau unit pelaksana teknis yang menyelenggarakan pendidikan dan atau
pelatihan dengan fasilitas penunjang peralatan ketegori I, II, dan III, dan bahan yang
diperoleh adalah kategori umum dan khusus untuk melayani kegiatan pendidikan, dan
penelitian mahasiswa dan dosen.
4. Laboratorium Tipe IV, adalah laboratorium terpadu yang terdapat di pusat studi fakultas
atau universitas, atau unit pelaksana teknis yang menyelenggarakan pendidikan dan atau
pelatihan dengan fasilitas penunjang peralatan kategori I, II, dan III, dan bahan yang
dikelola adalah bahan kategori umum dan khusus untuk melayani kegiatan penelitian, dan
pengabdian kepada masyarakat, maha peserta didik dan dosen.

D. Pengelolaan Laboratorium SMA


Berdasarkan peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan,
tenaga laboratorium merupakan tenaga kependidikan pada SMP/Mts, SMA/MA, SDLB,
SMPLB, dan SMALB atau bentuk lain yang sederajat. Struktur organisasi laboratorium
sekolah terdiri atas kepala sekolah, kepala laboratorium, teknisi, dan laboran. Berikut ini
bagan organisasi laboratorium sekolah:

Pengembangan laboratorium sekolah adalah kegiatan mengembangkan sistem


pengelolaan laboratorium dengan kepala laboratorium sebagai satuan puncak. Lingkup
pekerjaan mengembangkan sistem pengelolaan laboratorium adalah melakukan penyusunan
sistem manajemen mutu pengelolaan laboratorium, mengimplementasikannya dengan praktik
laboratorium sehari-hari, melakukan evaluasi dan tindak lanjut hasil evaluasi, Sultan
melakukan perbaikan berkesinambungan agar mutu pelayanan laboratorium terpelihara, dan
mampu memberikan pelayanan terbaik kepada pendidik, peserta didik, dan warga sekolah
lainnya.

8
2.3 Buku 3
A. Pengertian Laboratorium
Secara etimologi kata “laboratorium” berasal dari kata latin yang berarti “tempat
bekerja” dan dalam perkembangannya kata “laboratorium” mempertahankan kata aslinya
yaitu “tempat bekerja”, akan tetapi khusus untuk keperluan penelitian ilmiah. Laboratorium
adalah tempat belajar mengajar melalui metode pratikum yang dapat menghasilkan
pengalaman belajar di mana siswa berinteraksi dengan berbagai alat dan bahan untuk
mengobservasi gejala-gejala yang dapat diamati secara langsung dan dapat membuktikan
sendiri sesuatu yang dipelajari. Laboratorium adalah suatu tempat dilakukannya percobaan
dan penelitian.Tempat ini dapat merupakan ruangan tertutup, kamar atau ruangan
terbuka.Laboratorium adalah suatu ruangan yang tertutup di mana percobaan eksperimen dan
penelitian dilakukan.
Laboratorium (disingkat lab) adalah tempat riset ilmiah, eksperimen, pengukuran
ataupun pelatihan ilmiah dilakukan. Laboratorium biasanya dibuat untuk memungkinkan
dilakukannya kegiatan-kegiatan tersebut secara terkendali (Anonim, 2007). Laboratorium
merupakan sumber belajar yang efektif untuk mencapai kompetensi yang diharapkan bagi
siswa. Untuk meningkatkan efesiensi dan efektifitas, laboratorium harus dikelola dan
dimanfaatkan dengan baik. Sebagus dan selengkap apapun suatu laboratorium tidak akan
berarti apa-apa bila tidak ditunjang oleh manajemen yang baik. Oleh karena itu, untuk
mengoptimalkan fungsi laboratorium perlu dikelola secara baik untuk kelancaran proses
belajar mengajar.
Laboratorium merupakan tempat riset ilmiah yang mana untuk penelitian atau
perrcobaan. Laboratorium dalam dunia pendidikan sangat diperlukan karena merupakan
tempat menimba ilmu pengetahuan dengan cara nyata kebenarannya yakni dengan melalui
percobaan atau eksperimen. Dalam analisis laboratorium sebagai sumber belajar ini banyak
sekali dampak posifit atau kelebihan diantaranya: siswa dapat menyakini akan kebenaran
karena melihat langsung ,mendengar,melihat, meraba dan mencium yang sedang dipelajari
atau dianalisis siswa tersebut. Siswa cenderung tertarik pada objek nyata di dalam
sekitarnya.Membangkitkan rasa ingin tahu, dan memperkaya pengalaman dan ketermpilan
kerja dan pengembagan ilmiah.
Dengan berkembangnya laboratorium, laboratorium mempunyai tujuan yakni sebagai
salah satu sumber belajar secara langsung dengan adanya pembelajaran tersebut, naluri siswa
lebih cepat ingin tahu dan ingin selalu belajar untuk menimba ilmu di bidang laloratorium
dengan melalui percobaan-percobaan/eksperimen.Tujuan laboratorium sebagai salah satu
9
sumber belajar harus menjadi perhatian utama pengelola laboratorium.Untuk mencapai tujuan
tersebut perlu dilakukan suatu manajemen pelayanan yang berfokus pada pembelajaran
sebagai pelanggan.Pelayanan harus memperhatikan dan menerapkan kaidah manajemen
kualitas pelayanan. Laboratorium pendidikan biasanya klasifikasikan menurut bidang ilmu
tertentu.mempunyai fungsi sebagai tempat proses pembelajaran dengan metoda praktikum.
adanya interaksi dengan alat dan bahan serta kegiatan observasi berbagai gejala secara
langsung. Secara umum laboratorium dapat diartikan sebagai tempat untuk melakukan
observasi, percobaan, pengujian, analisis atau mempraktikkan ilmu dan keterampilan
tertentu.Sehingga laboratorium itu terbagi atas 2 macam yaitu laboratorium pendidikan dan
laboratorium riset.

B. Macam-Macam Laboratorium
Menurut kegunaannya, laboratorium dibagi menjadi dua jenis yaitu laboratorium
pembelajaran (classroom laboratory) dan laboratorium penelitian (research laboratory).
Laboratorium pembelajaran mempunyai ukuran yang lebih besar dari laboratorium penelitian.
Laboratorium pembelajaran bisa disebut juga dengan laboratorium sekolah yang didesain
untuk proses belajar mengajar, praktikum dan kegiatan lain yang mendukung proses
pembelajaran. Laboratorium sekolah merupakan tempat atau lembaga tempat peserta didik
belajar serta mengadakan percobaan (penyelidikan) dan sebagainya yang berhubungan
dengan sains. Dengan begitu kegiatan laboratorium (praktikum) merupakan bagian integral
dari kegiatan belajar mengajar biologi. Ditinjau dari bidang garapannya, maka laboratorium
sekolah/laboratorium pembelajaran dapat dibedakan atas beberapa jenis, yaitu laboratorium
IPA, Laboratorium Biologi, laboratorium Kimia, Laboratorium Perpustakaan, Laboratorium
Bahasa, dan lain-lain, yang mana tiap-tiap laboratorium sangat membantu dalam proses
belajar mengajar.

C. Fungsi Laboratorium
Adapun fungsi dari ruangan laboratorium antara lain sebagai berikut:
1) Sebagai tempat berlangsungnya kegiatan pembelajaran biologi secara praktek yang
memerlukan peralatan khusus.
2) Sebagai tempat yang dapat mendorong semangat peserta didik untuk memperdalam
pengertian dari suatu fakta yang diselidiki atau diamati.
3) Tempat display atau pameran.

10
4) Sebagai tempat bagi siswa untuk belajar memahami karakteristik alamdan lingkungan
melalui optimalisasi keterampilan proses serta mengembangkan sikap ilmiah.
5) Sebagai tempat siswa berlatih menerapkan keterampilan proses sesuai dengan
tuntutan pembelajaran Biologi yang mengutamakan proses selain produk.
6) Memberikan kelengkapan bagi pelajaran teori yang diterima sehingga antara teori dan
praktek bukan merupakan dua hal yang terpisah, melainkan dua hal yang merupakan
suatu kesatuan. Keduanya saling mengkaji dan saling mencari dasar.
Secara garis besar laboratorium dalam proses pendidikan adalah sebagai berikut:
1) Sebagai tempat untuk berlatih mengembangkan keterampilan intelektual melalui
kegiatan pengamatan, pencatatan dan pengkaji gejala-gejala alam.
2) Mengembangkan keterampilan motorik siswa. Siswa akan bertambah
keterampilannya dalam mempergunakan alat-alat media yang tersedia untuk mencari
dan menemukan kebenaran.
3) Memberikan dan memupuk keberanian untuk mencari hakekat kebenaran ilmiah dari
sesuatu objek dalam lingkungan alam dan sosial.
4) Memupuk rasa ingin tahu siswa sebagai modal sikap ilmiah seseorang calon ilmuan.
5) Membina rasa percaya diri sebagai akibat keterampilan dan pengetahuan atau
penemuan yang diperolehnya.
Lebih jauh dijelaskan dalam Anonim (2003), bahwa fungsi dari laboratorium adalah sebagai
berikut :
1) Laboratorium sebagai sumber belajar. Tujuan pembelajaran dengan banyak variasi
dapat digali, diungkapkan, dan dikembangkan dari laboratorium. Laboratorium
sebagai sumber untuk memecahkan masalah atau melakukan percobaan. Berbagai
masalah yang berkaitan dengan tujuan pembelajaran terdiri dari 3 ranah yakni: ranah
pengetahuan, ranah sikap, dan ranah keterampilan/afektif.
2) Laboratorium sebagai metode pembelajaran. Di dalam laboratorium terdapat dua
metode dalam pembelajaran yakni metode percobaan dan metode pengamatan
3) Laboratorium sebagai prasarana pendidikan. Laboratorium sebagai prasarana
pendidikan atau wadah proses pembelajaran. Laboratorium terdiri dari ruang yang
dilengkapi dengan berbagai perlengkapan dengan bermacam-macam kondisi yang
dapat dikendalikan, khususnya peralatan untuk melakukan percobaan.

11
D. Manfaat Laboratorium
Manfaat laboratorium yaitu sebagai sumber belajar dan mengajar sebagai metode
pengamatan dan metode percobaan. Sebagai prasarana pendidikan atau sebagai wadah dalam
proses belajar mengajar. Menurut Sukarso, secara garis besar laboratorium dalam proses
pendidikan adalah sebagai berikut:
1) Sebagai tempat untuk berlatih mengembangkan keterampilan intelektual melalui
kegiatan pengamatan, pencatatan dan mengkaji gejala-gejala lain.
2) Mengembangkan keterampilan motorik siswa, siswa akan bertambah keterampilannya
dalam mempergunakan alat-alat media yang tersedia untuk mencari dan menemukan
kebenaran.
3) Memupuk rasa ingin tahu siswa sebagai modal sikap ilmiah seseorang ilmuan
4) Memberi rasa percaya diri sebagai akibat keterampilan dan pengetahuan atau
penemuan yang diperolehnya.
Penerapan kegiatan laboratorium dalam pembelajaran memiliki kebaikan dan kelemahan.
Kebaikan dari pelaksanaan praktikum antara lain:
1. Melibatkan siswa secara langsung dalam mengamati suatu proses.
2. Siswa dapat meyakini akan hasilnya, karena langsung mendengar, melihat, meraba,
dan mencium yang sedang dipelajari.
3. Siswa akan mempunyai kemampuan dalam keterampilan mengelola alat, mengadakan
percobaan, membuat kesimpulan, menulis laporan, dan mampu berfikir analisis.
4. Siswa lebih cenderung tertarik pada obyek yang nyata di alam sekitarnya.
5. Memupuk dan mengembangkan sikap berfikir ilmiah, sikap inovatif, dan saling
bekerja sama.
6. Membangkitkan minat ingin tahu, memperkaya pengalaman keterampilan kerja dan
pengalaman berfikir ilmiah.
Sedangkan kelemahan/ kekurangan dari praktikum antara lain:
1. Guru harus benar-benar mampu, menguasai materi dan ketrampilan.
2. Tidak semua mata pelajaran dapat dipraktikkan dan tidak semua diajarkan dengan
metode praktik.
3. Alat-alat dan bahan yang mahal harganya dapat menghambat untuk melakukan
praktik.
4. Banyak waktu yang diperlukan untuk praktik, sehingga kemungkinan dapat
dilaksanakan diluar jam pelajaran.

12
BAB III
PEMBAHASAN

Aspek Penilaian Buku I Buku II Buku III


Penjelasan materi Penjelasan pada buku ini Penjelasan materi Hukum
Hukum Newton yaitu memaparkan dengan Newton Tentang Gerak
Tentang Gerak pada lengkap mengenai pada buku yang berjudul
buku yang berjudul Laboratorium SAINS “Manajemen
“Pembelajaran Fisika digital. Cakupan isi materi Laboratorium
Berbasis Praktikum dalam buku ini sudah Pendidikan” sangat
Laboratorium” jelas lengkap. Semua materi lengkap dan jelas,
dan sangat lengkap. dijabarkan dengan jelas dan terkhusus pada submateri
Materi ini disajikan sistematis. Materi juga Pengertian Laboratorium.
dalam secara dilengkapi dengan gambar Didalam materi ini,
terstruktur dan rinci. yang dijelaskan dengan ditampilkan gambar yang
Setiap paragraf dan baik dan banyak gambar- mendukung materi.
setiap sub materi yang gambar yang mendukung Namun, banyak
disajikan merupakan isi tentang laboratorium. pengulangan kata dan
Aspek Isi Buku
materi yang berkaitan kalimat di dalam buku
satu sama lain, seperti ini.
setelah judul subbab di
sajikan kemudian akan
diberikan pernyataan
dan kemudian di
sajikan sebuah gambar
yang berfungsi untuk
mempermudahpembaca
dalam memahami
materi kemudian akan
disusul dengan poin-
poin penting. Namun,
Bagian narasi yang

13
disajikan terlalu
berbelit-belit sehingga
dapat
menimbulkanketidak
pahaman dengan
kosenp materi yang
disajikan.
Bahasa yang digunakan Bahasa yang digunakan Bahasa yang digunakan
dalam penjelasan dalam buku ini juga dalam penjelasan materi
Aspek Tata materi diatas sangat menggunakan bahasa yang diatas sangat sederhana
Bahasa sederhana sehingga sederhana dan sopan dalam sehingga mudah
mudah dipahami oleh penyampaiannya. dipahami oleh pembaca.
pembaca.
Penulisan sudah dalam Untuk penggunaan font Penulisan sudah dalam
pengaturan rata kanan pada buku ini sudah cukup pengaturan rata kanan
Aspek Layout
kiri sehingga rapi. baik. Tata letak setiap kata kiri sehingga rapi.
Dan Tata Letak,
Ukuran font pun sudah dibuat beraturan, dan juga Ukuran font pun sudah
Serta Tata Tulis
tepat, tidak terlalu rata kiri kanan sudah tepat, tidak terlalu besar
Termasuk
besar dan tidak terlalu sangat sesuai. dan tidak terlalu kecil.
Penggunaan
kecil. Serta tulisan pada Serta tulisan pada buku
Font
buku ini sudah terang ini sudah terang dan
dan jelas. jelas.
Untuk cover pada buku Jika kita lihat dari tampilan Untuk cover pada buku
ini juga sudah menarik luarnya, cover buku ini ini juga sudah menarik
dan terdapat gambar- sangat menarik dengan yang mendukung judul
Aspek Tampilan
gambar yang perpaduan warna gradasi buku yaitu “Manajemen
Buku (Face
mendukung judul buku hijau muda dan tua serta Laboratorium
Value)
yaitu “Pembelajaran gambar siswa SMA sedang Pendidikan”
Fisika Berbasis praktikum.
Praktikum”

14
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dari tiga buku diatas penulis memiliki cara penyampaian yang berbeda-beda. Penulis
seakan memiliki versinya sendiri dalam menulis materi pembahasannya. Setiap penulis
pasti akan berusaha membuat karyanya semenarik dan sebagus mungkin sehingga akan
diminati para pembacanya. Dengan karakteristik dan gaya penyajian materi yang berbeda
pada setiap buku sehingga akan menghasilkan keunggulan dan kelemahan pula dari
masing-masing buku.
Setelah membaca ketiga buku tersebut dapat disimpulkan bahwa masing-masing buku
tersebut memiliki keunggulan dan kelemahan yang berbeda-beda. Mulai dari segi
tampilan buku, isi buku, sampai tata bahasa dari kedua buku tersebut ada yang lebih
unggul atau ada yang lebih lemah. Penulis merekomendasikan buku pertama yang sangat
cocok untuk dijadikan referensi.

4.2 Saran
Penyusun menyadari masih banyak kekurangan dari materi dan pembahasan yang
penyusun tampilkan disini, maka dari itu sangat diharapkan kritik dan saran dari pembaca
demi menyempurnakan CBR ini dan untuk sebagai pemicu bagi penyusun dalam
mempelajari cara menulis CBR yang baik dan benar untuk makalah dan karya tulis
selanjutnya.

15
DAFTAR PUSTAKA

Alvi D. T. 2019. Pembelajaran Fisika Berbasis Praktikum Laboratorium. Surabaya: Penerbit


Rozarie.

Indrawan, Irjus., dkk. 2020. Manajemen Laboratorium Pendidikan. Pasuruan: Qiara Media.

Purwanto, Andik. 2020. Laboratorium Sains Digital Untuk Sekolah Menengah Atas.
Jakarta:Direktorat Sekolah Menengah Atas.

16

Anda mungkin juga menyukai