Anda di halaman 1dari 25

REKAYASA IDE

“Penerapan Aplikasi Livewire pada Praktikum Virtual Mengenai Materi Rangkaian


Penyearah Gelombang Penuh (Menggunakan 2 Dioda dan Trafo Ber CT)”

Dosen pengampu :

Drs. Khairul Amdani, M.Si

KELOMPOK 5:

1. Emalia Soraya : 4213121054


2. Gilbran Fatwa Pradira : 4211121026
3. Nazla Salsabila : 4213121014
4. Sashi Kirana : 4212421011
5. Shivany Exsa Putri : 4211121013
6. Siti Sarah : 4211121012
7. Teguh Gunawan : 4213121068

PSPF 2021 D

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT atas Rahmat dan Karunia-Nya penulis dapat
menyelesaikan penulisan tugas rekayasa ide yang berjudul “Penerapan Aplikasi Livewire
untuk Mempermudah Mahasiswa dalam Melakukan Praktikum Virtual Mengenai Materi
Rangkaian Penyearah Gelombang Penuh(Menggunakan 2 Dioda dan Trafo Ber CT)” ini.
Penulisan tugas rekayasa ide ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Elektronika Dasar yang penulis sedang tekuni.

Kami juga mengucapkan terimakasih kepada Bapak Dosen Pengampu Termodinamika di


Universitas Negeri Medan, yaitu Bapak Drs. Khairul Amdani, M.Si yang telah
membimbing sehingga tugas makalah ini dapat kami selesaikan tepat pada waktunya.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, baik dari segi isi,
tulisan maupun kualitasnya masih banyak kekurangan, oleh karena itu, Kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan makalah ini dan
lebih baik dimasa mendatang.

Akhir kata, kami berharap penulisan tugas makalah ini dapat bermanfaat untuk pembaca
serta membantu kelancaran dalam menekuni mata kuliah Temodinamika dan menambah
pengetahuan pembaca.

Medan, Maret 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................................ 2


DAFTAR ISI ....................................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................................. 4
1.1 Latar Belakang Masalah ...................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................... 4
1.3 Tujuan ................................................................................................................................. 4
1.4 Manfaat ............................................................................................................................... 4
BAB II KAJIAN TEORI ..................................................................................................................... 5
2.1 Dioda ................................................................................................................................... 5
2.2 Trafo TC ............................................................................................................................ 12
BAB III MASALAH ......................................................................................................................... 14
3.1 Masalah dalam Merangkai Penyearah Gelombang Penuh (menggunakan 2 buah dioda dan
trafo ber CT).................................................................................................................................. 14
BAB IV PEMBAHASAN ................................................................................................................. 15
4.1 Paparan mengenai ide baru / solusi mengatasi masalah .................................................... 15
BAB V PENUTUP ............................................................................................................................ 24
5.1 Kesimpulan ....................................................................................................................... 24
5.2 Saran.................................................................................................................................. 24
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................................... 25
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Sistem penyearah arus merupakan sistem yang dapat merubah arus bolak balik atau
arus AC menjadi arus searah atau arus DC. Salah satu cara yang digunakan untuk
menyearahkan arus listrik ini adalah dengan membuat rangkaian penyearah gelombang
penuh. Penyearah gelombang penuh atau full wave rectifier merupakan sistem
penyearah gelombang yang dapat menyearahkan semua siklus gelombang baik pada
fase positif maupun pada fase negatif.
Untuk mendukung perkembangan dalam bidang teknologi maka banyak sekali
orang elektronika yang berlomba-lomba membuat komponen elektronik ataupun
rangkaian elektronik. Sehingga tidak jarang banyak sekali eksperimen yang dilakukan.
Namun untuk melakukan eksperimen dalam membuat alat elektronik ataupun rangkaian
elektronik membutuhkan biaya yang cukup besar. Oleh karena itu, kami membuat
solusi untuk mengatasi masalah tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


1. Masalah apa yang terjadi dalam merangkai penyearah gelombang penuh
(menggunakan 2 buah dioda dan trafo ber CT)?
2. Ide atau solusi apa yang diberikan untuk mengatasi masalah dalam meragkai
penyearah gelombang penuh (menggunakan 2 buah dioda dan trafo ber CT)?

1.3 Tujuan
1. Untuk memenuhi salah satu tugas KKNI Elktronika Dasar.
2. Untuk mengetahui penyebab yang terjadi dalam merangkai penyearah gelombang
penuh (menggunakan 2 buah dioda dan trafo ber CT).
3. Untuk mengetahui ide atau solusi yang diberikan untuk mengatasi masalah dalam
meragkai penyearah gelombang penuh (menggunakan 2 buah dioda dan trafo ber
CT).

1.4 Manfaat
1. Mengingkatkan berpikir kreatif dan kritis
2. Mengembangkan ide-ide peserta didik.
3. Menambah wawasan bagi para pembaca.
4. Melatih penulis agar mampu menyusun karya ilmiah dengan baik dan benar.
5. Memberikan manfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan.
BAB II KAJIAN TEORI
2.1 Dioda
2.1.1 Pengertian Dioda

Dioda merupakan salah satu komponen semikonduktor elektronika daya


yang banyak digunakan untuk aplikasi di rumah tangga maupun industri.
Komponen dioda memilki dua terminal yang disebut dengan nama Anoda (kutup
positif) dan Katoda (kutub negatif). Pada rangkaian elektronika daya, dioda
berfungsi sebagai switching atau saklar untuk melewatkan arus listrik dalam satu
jalan. Pada gambar di bawah ini dijelaskan tentang simbol dan karakteristik dioda.

Gambar 2.1. Simbol dan karakteristik Dioda

Dioda pada rangkaian elektronik dapat berfungsi sebagai penyearah,


pemotong, penjepit dan fungsi lainnya. Pada pokok bahasan ini yang akan dibahas
adalah Dioda sebagai saklar. Gambar di atas menunjukkan simbol dan karakteristik
dari Dioda. Dioda akan berada pada keadaan konduksi (ON) jika potensial pada
anoda lebih positif daripada potensial pada katoda. Dioda akan berada pada kondisi
(OFF) jika potensial pada anoda lebih negatif daripada potensial pada katoda. Pada
kondisi ideal, pada waktu dioda dalam kondisi ON akan memiliki karakteristik
tegangan pada dioda sama dengan nol dan arus yang mengalir pada dioda sama
dengan arus bebannya. Sebaliknya, dioda dalam kondisi OFF memiliki karakteristik
tegangan pada dioda sama dengan tegangan sumbernya dan arus yang mengalir
sama dengan nol. Dalam kondisi dioda ON dan OFF ini dapat dinyatakan tidak
terjadi kerugian daya pada dioda.

Secara elektronik, kondisi ON dan OFF dioda dapat dijelaskan sebagai


berikut. Dioda akan On jika Anoda dan Katoda diberikan panjar maju artinya
Terminal Anoda dihubungkan dengan sumber positif sedangkan Anoda
dihubungkan dengan sumber negatif. Pada kondisi ini, maka tegangan antara Anoda
dan Katoda akan menjadi nol dan akan mengalir arus dari anoda ke katoda melewati
beban.

Sebaliknya jika Dioda diberikan panjar mundur atau Terminal Anoda


dihubungkan dengan sumber negatif, dan terminal Katoda dihubungkan dengan
sumber postif, maka Dioda akan mati. Pada kondisi ini, tegangan antara Anoda dan
Kotoda (VAK) sama dengan tegangan sumber dan tidak ada arus yang mengalir
pada rangkaian.

Dioda di pasaran mempunyai bentuk dan bahan pendukung yang beragam


seperti terlihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 2.2. Bentuk Dioda


2.1.2 Sifat Dioda
Sebagai pendekatan pertarna bisa dikatakan bahwa dioda mengijinkan arus
untuk mengalir ke satu arah saja. Ketika anoda mendapatkan voltase yang lebih
positif daripada katoda, maka arus bisa mengalir dengan bebas. Dalam situasi ini
dikatakan dioda dibias maju. Kalau voltase dibalikkan, berarti katoda positif
terhadap anoda, arus tidak bisa mengalg: kecuali suatu arus yang sangat kecil.
Dalam situasi ini dikatakan dioda dibias balik atau dibias mundur. Arus yang
mengalir ketika dioda dibias balik disebut arus balik atau arus bocor dari dioda dan
arus itu begitu kecil sehingga dalam kebanyakan rangkaian bisa diabaikan. Arus
bisa mengalir ke arah segitiga dalam lambang skema rangkaian. Supaya arus bisa
mengalir ke arah maju, voltase harus sebesar =0.7V pada diode Silikon (disingkat
dengan Si) dan =0.3V pada dioda Germanium (disingkat dengan Ge) dan voltase
yang lebih besar lagi untuk LED, Kalau voltase lebih kecil daripada batas-batas
tersebut sebenamya juga terdapat arus, tetapi arus itu kecil. Hubungan antara arus
dan voltase bisa digambarkan seperti dalam gambar 2.3. Tetapi perlu diperhatikan
bahwa sifat seperti yang dibicarakan dalam alinea ini merupakan satu pendekatan,
walaupun pendekatan ini cukup baik untuk dipakai dalam banyak situasi, yang
berarti sifat dari banyak rangkaian bisa dimengerti dengan pendekatan ini. Kalau
memakai pendekatan ini, sifat dioda bias dimengerti juga dengan memakai satu
rangkaian pengganti, yairu sahr sakelar yang terbuka ketika dioda dibias balik dan
tertutup ketika dioda dibias maju

Gambar 2.3. pendekatan untuk sifur dari suatu dioda Si.


Gambar 2.4. Rangkaian pengganti yang mendekati sifat dioda dan cukupp teliti
untuk mengerti sifat dari banyak rangkaian.

Untuk mendapatkan vortase yang dibutuhkan supaya arus tersebut mengalir,


sakelar dirangkai seri dengan sati sumber uottur"'r.ti.rggu fiii;;rangkaian pengganti
seperti dalam gambar 2.3.

Jadi sifat dari dioda berbeda jika arah voltase pada sambun gannya berbeda.
Sifat yang mengijinkan arus mengalir hanya mengalir ke satu arah bisa dipakai
untuk mengubah arus bolak balik menjadi arus searah. satu contoh rangkaian
sederhana yang menghasilkan sifar inidiperrihatkan dalam gambar. Hasil dari
rangkaian ini memang menunjukkan bahwa voltase bolak-balik pada input yang
berbolak-batik antara positif dan negatif menjadi voltase yang selalu posi tif tetapi
output ini belum merupakan aris DC yang baik, dalam arti memiliki voltase yang
konstan. Dalam pusat mengenai powersupply, akan dibicarakan rangkaian untuk
menghasilkan voltase DC yang lebih baik.

Kalau sifat dari dioda yang dibias maju diteliti lebih rinci dengan arus yang
tidak terlalu besar, maka terdapat sifat yang hampir persis sesuai dengan rumus:

Gambar 2.4. Pengaruh rangkaian dengan satu dioda pada voltase bolak-balik.
* ( ) +

Di mana:
: Arus dioda pada arah bias balik, berarti arus bocor
I : Suhu dioda

: Konstanta fisik: (pada suhu )

M : Satu konstanta antara I dan 2

Berarti arus terhadap voltase dalam dioda sebenarnya merupakan satu fungsi
eksponensial. Sifat dalam pendekatan pertama pada alinea pertama dari pasal ini
merupakan satu pendekatan dari kurva eksponensial ini. Kalau voltase masih di
bawah voltase minimal yang disebut di atas, arus dioda masih kecil dan akan
bertambah dengan cepat kalau voltase sudah mencapai voltase minimal tersebut.
Berarti di atas voltase minimal tersebut arus akan langsung naik jauh ketika voltase

naik sedikit, yang berarti resistivitas diferensial kecil, Kalau arus semakin

besar, perubahan arus pada perubahan voltase yang sama akan semakin besar,
berarti resistivitas diferensial akan semakin kecil.

2.1.3 Daerah Catu Maju


Ini merupakan suatu kesimpulan visual tentang ide-ide yang dibicarakan
pada bab sebelumnya. Sebagai contoh, saat dioda diberi bias maju, tidak ada arus
yang signifikan sampai tegangan dioda melampaui potensial penghalang.
Sebaliknya, saat dioda diberi catu balik, hampir tidak ada arus balik sampai
tegangan dioda mencapai tegangan putus (breakdown). Kemudian dari proses ini
akan meng- hasilkan arus balik yang besar, yang merusak dioda.
Gambar 2.4. Kurva Dioda
2.1.4 Tegangan Kaki
Dalam daerah maju, tegangan pada saat arus mulai naik secara cepat disebut
dengan tegangan kaki (knee voltage) dari dioda. Tegangan ini sama dengan
tegangan penghalang. Analisis rangkaian dioda biasanya menentukan apakah
tegangan dioda lebih besar atau lebih kecil dari tegangan kaki. Apabila lebih besar,
maka dioda akan menghantar dengan mudah. Jika lebih kecil, maka dioda tidak
menghantar dengan baik. Kita mendefinisikan tegangan kaki untuk dioda silikon:

(Catata: lambang artinya mendekati sama dengan)


Meskipun dioda germanium jarang digunakan dalam rancangan, Anda
mungkin masih menjumpai dioda tersebut dalam rang- kaian-rangkaian khusus atau
pada peralatan yang lama. Untuk alasan ini, ingat bahwa tegangan kaki suatu dioda
germanium adalah sekitar 0,3 V. Dengan tegangan yang lebih rendah ini adalah
merupakan keuntungan dan penyebab pemakaian dioda germanium pada aplikasi
tertentu.

2.1.5 Hambatan Bulk


Di atas tegangan kaki, arus dioda akan mem- besar secara cepat. Ini berarti
bahwa pertam- bahan yang kecil pada tegangan dioda akan menyebabkan perubahan
yang besar pada arus dioda. Setelah tegangan penghalang terlampaui, yang
menghalangi arus adalah hambatan ohmic daerah p dan n. Dengan perkataan lain,
apabila daerah p dan n meru- pakan 2 keping semipenghantar yang terpisah,
hambatan ya masing-masing akan memiliki yang dapat diukur dengan ohmmeter,
sama halnya dengan hambatan biasa.
Jumlah dari hambatan ohmic disebut dengan hambatan bulk dioda.
Hambatan tersebut didefinisikan sebagai:

Hambatan bulk tersebut tergantung pada besar daerah p dan n, dan berapa
banyak daerah tersebut diberi suntikan. Seringkali, hambatan bulk lebih kecil dari
1Ω
2.1.6 Arus Maju DC Maksimum
Apabila arus pada suatu dioda terlalu besar, maka panas yang berlebihan
dapat merusak dioda. Karena alasan inilah, lembar data pembuat menyebutkan arus
maksimum yang dapat dilalui dengan aman tanpa memperpendek usia atau
menurunkan karakteristik dioda. Arus maju maksimum merupakan salah satu batas
maksimum yang diberikan pada lembar data. Arus ini ditulis sebagai Imax IF(max),
Io, dan lain-lain, tergantung pada pembuat. Sebagai contoh, sebuah 1N456 memiliki
batas arus maju maksimum 135mA. Ini memiliki arti bahwa dioda dapat
mengalirkan secara aman arus maju sebesar 135 mA.
2.1.7 Disipasi Daya
Anda dapat menghitung disipasi daya sebuah dioda sama dengan yang Anda
lakukan pada hambatan. Disipasi daya tersebut merupakan perkalian antara
tegangan dan arus. Rumusnya:

Rating daya Rating daya merupakan daya maksimum yang dapat dilepas
secara aman tanpa memperpendek usia dioda atau merusak sifat-sifat dioda tersebut.
Disimbolkan:
Di mana merupakan tegangan yang bersesuaian dengan Sebagai
contoh dioda max. memiliki tegangan dan arus maksimum 1 V dan 2A, maka rating
dayanya adalah 2W.

2.2 Trafo TC
Trafo arus (CT) adalah peralatan yang digunakan untuk mengukur besaran
arus beban listrik pada instalasi tenaga listrik di sisi primer (TET, TT, TM) yang
berskala besar dengan melakukan transformasi besaran arus besar ke besaran arus
yang lebih kecil secara presisi dengan tujuan pengukuran dan proteksi. Terdapat dua
standarisasi yaitu IEC 60044-1 (BS EN 6044-1) dan IEC C57.13 (ANSI).

Kumparan primer yang mengalir arus I₁, maka akan menghasilkan gaya
gerak magnet sebesar Nili pada kumparan. Hasil dari gaya gerak magnet
menimbulkan fluks pada inti, kemudian fluks tersebut membangkitkan gaya gerak
listrik (GGL) pada kumparan sekunder. Bila terminal kumparan sekunder tertutup,
maka akan mengalir arus I pada kumparan sekunder, sehingga menimbulkan gaya
gerak magnet sebesar N. Berdasarkan penggunaan trafo arus, biasanya dipasang
burden atau beban, sehingga berlaku persamaan:

Dimana:
: Jumlah belitan kumparan primer
: Jumlah belitan kumparan sekunder
: Arus Kumparan Primer
: Arus Kumparan Sekunder
2.2.1 Fungsi Trafo Arus
Berdasarkan penggunaannya, trafo arus dibagi menjadi dua fungsi, yaitu
untuk trafo arus metering dan trafo arus proteksi.
1. Trafo Arus Pengukuran
Trafo arus jenis ini umumnya memiliki keterlitian yang tinggi pada daerah
kerjanya dengan tingkat kejenuhan sampai dengan 5%- 120% arus rating tergantung
dari kelasnya, hal ini untuk mengamankan meter atau alat pengukuran pada saat
gangguan. Tingkat saturasi CT metering relative lebih rendah dibandingkan CT
proteksi.
2. Trafo Arus Proteksi
ini memiliki keterlitian yang lebih besar Trafo jenis ini dibandingkan CT
measurement saat terjadi gangguan dimana arus yang mengalir beberapa kali dari
arus pengenal dan tingkat saturasi yang cukup tinggi. Penggunaan trafo arus
proteksi biasanya digunakan untuk relay beban lebih, relay diferensial, relay daya,
relay jarak, serta relay arus lebih (OCR dan GFR).
2.2.2 Komponen Trafo Arus
1. Tipe Cincin (ring) dan Tipe Cor-coran Cast Resin (mounded cast resin)
Terdapat 3 bagian, yaitu terminal utama (1), terminal sekunder (2), dan
kumparan sekunder (3). Penggunaan tipe ini biasanya kubikel feeder tegangan 20
KV (TM) dan jenis isolasi yang digunakan adalah cast resin.
2. Tipe Tangki
Jenis isolasi jenis ini menggunakan minyak. Biasanya penggunaan CT jenis
berada pada jaringan TT/TET dan dipasang di luar ruangan. Tedapat sembilan
komponen CT tipe tangki, diantaranya:
• Bagian atas trafo arus (1)
• Peredam perlawanan pemuaian minyak (2)
• Terminal Utama (3) zama (3)
• Clamps (4)
• Inti kumparan dengan primary winding dan main insulation (5)
• Inti dengan secondary windings (6)
• Tanki (7)
• Tempat Terminal (8)
• Plat untuk grounding (9)
BAB III MASALAH
3.1 Masalah dalam Merangkai Penyearah Gelombang Penuh (menggunakan 2
buah dioda dan trafo ber CT).
Dunia Elektronika adalah salah satu bagian terpenting dalam mendukung
perkembangan dunia teknologi. Dengan ditemukannya komponen elektronika maka
alat-alat elektronika pun berkembang dengan pesat. Salah satu contohnya adalah
perkembangan perangkat elektronik seperti HP, TV, dan Komputer. Untuk
mendukung perkembangan dalam bidang teknologi maka banyak sekali orang
elektronika yang berlomba-lomba membuat komponen elektronik ataupun
rangkaian elektronik. Sehingga tidak jarang banyak sekali eksperimen yang
dilakukan. Namun untuk melakukan eksperimen dalam membuat alat elektronik
ataupun rangkaian elektronik membutuhkan biaya yang cukup besar. Anda harus
membeli komponen elektronik (seperti resistor, kapasitor, transistor dan lainya
sesuai kebutuhan), membeli catu daya (AC/DC) sebagai sumber tegangan, dan alat
ukur tegangan, arus, dan gelombang keluaran seperti (Voltmeter, Amperemeter,
Multimeter ataupun Osiloskop) dan masih banyak lagi uang yang perlu dikeluarkan
untuk membuat dan menganalisis rangkaian elektronika.

Mahasiswa saat melakukan praktikum rangkaian penyearah gelombang


penuh (menggunakan 2 buah dioda dan trafo ber CT) akan mengeluarkan biaya
yang banyak untuk membeli alat dan bahan seperti program proteus, volt meter,
oscilloscope (CRO), transformator CT, 2 buah dioda, dan R L, dalam membuat
rangkaian tersebut, selain itu juga sedikit sulit dan tidak praktis melakukan
praktikum langsung dengan alat-alat tersebut. Jika melakukan praktikum langsung
dengan menggunakan alat-alat tersebut, juga memiliki dampak negatif seperti
berbahaya untuk keselamatan kalau digunakan tidak dengan hati-hati.
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Paparan mengenai ide baru / solusi mengatasi masalah
Komponen elektronik adalah komponen yang paling kompleks dan sensitif,
tidak jarang merusak jika komponen yang digunakan tidak cocok, misalkan daya
berlebih, arus, pendek, dll. Selain itu tidak semua komponen atau perangkat
elektronik dapat ditemukan dan dibeli dengan mudah, satu contoh osiloskop,
spektrum analizer, generator fungsi, dll.

Oleh karena itu perangkat lunak simulasi dapat membatu proses merancang
sirkuit elektronik sebelum dipatenkan langsung pada komponen. Tidak hanya itu,
kita dapat menggunakan perangkat elektronik yang tidak dapat kita jangkau (beli
dan temukan) seperti osiloskop dalam perangkat lunak simulasi.

LiveWire adalah aplikasi simulasi sirkuit elektronik yang mudah digunakan,


terutama untuk pemula baru untuk belajar elektronik. Dalam aplikasi ini komponen
komponen dasar komponen disediakan seperti resistor, kapasitor, op amp, dll.
Dengan cara itu kita dapat merakit skema yang akan kita buat (anggap sirkuit RLC)
kemudian mensimulasikannya, sehingga kita dapat melihat arus yang mengalir
masuk Sirkuit.

Kemampuan program LiveWire membantu mahasiswa dalam menyediakan


desain sirkuit elektronik yang mudah, analisis dan simulasi sirkuit elektronik dengan
formulir animasi yang terlihat menarik dalam memberikan gambaran tentang kinerja
sirkuit elektronik. Merancang papan sirkuit cetak PCB dari program LiveWire dapat
langsung diterapkan pada program Wizard PCB dengan mengkonversi. Dalam hal
ini mahasiswa dapat jauh lebih mudah, murah dan cepat dalam menyelesaikan
pelajaran teori listrik dan elektronik. Untuk menjalankan pada PC, spesifikasi
minimum diperlukan:

 IBM dengan prosesor x86 (CPU) Sistem Operasi (OS) Microsoft Windows XP atau
yang lebih baru
 64 MB memori (RAM); Memori (RAM) 128 MB direkomendasikan (persyaratan
memori tidak termasuk yang dibutuhkan oleh OS Anda)
 10 MB ruang hard disk yang tersedia
 VGA atau monitor dengan resolusi lebih tinggi
 Mouse Microsoft atau perangkat penunjuk yang kompatibel
Kemampuan, transistor , dioda, sirkuit yang terintegrasi IC dan ratusan
komponen lain dapat dihubungkan bersama untuk menyelidiki konsep
tersembunyi atau fungsi yang tidak diketahui seperti tegangan, arus, dan beban.
Tidak ada kesalahan seperti yang biasa terjadi pada realisasi rancangan sebenarnya
dan tidak ada koneksi lepas atau komponen salahcacat. Juga tidak suka
dikhawatirkan bahwa ada kelebihan maksimum yang melewati komponen untuk
menyebabkan komponen terbakar atau meletus. Program LiveWire dapat
digunakan sebagai salah satu perangkat lunak pembelajaran yang dibantu
komputer berbantuan komputer. Cai adalah model instruksional yang melibatkan
mahasiswa dengan komputer secara langsung. Sehingga dalam tugas akan
diberikan lembar pekerjaan, yang merupakan cara membuat desain, simulasi dan
menganalisis dalam seri yang diberikan sehingga bukti teori sirkuit listrik dapat
dipahami secara langsung oleh mahasiswa.
4.2 Langkah-langkah penggunaan aplikasi LiveWire

Tampilan awal aplikasi

Insert 2 buah Dioda


Insert 1 buah Transformator

Insert 1 buah Resistor


Insert 2 buah Ground sebagai Supplier

Insert 1 buah AC
Hubungkan semua perangkat

Insert 1 buah Osilator


Hubungkan Osilator menggunakan bantuan Wire

Edit nilai AC menjadi 10000v


Tambahkan Grafik

Edit grafik, turunkan nilai minimum menjadi -12


Rangkaian selesai dan siap di jalankan
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Salah satu cara yang digunakan untuk menyearahkan arus listrik ini
adalah dengan membuat rangkaian penyearah gelombang penuh. Penyearah
gelombang penuh atau full wave rectifier merupakan sistem penyearah
gelombang yang dapat menyearahkan semua siklus gelombang baik pada fase
positif maupun pada fase negatif. Komponen elektronik adalah komponen yang
paling kompleks dan sensitif, tidak jarang merusak jika komponen yang
digunakan tidak cocok, misalkan daya berlebih, arus, pendek, dll.

Oleh karena itu perangkat lunak simulasi dapat membatu proses


merancang sirkuit elektronik sebelum dipatenkan langsung pada komponen.
Kemampuan program LiveWire membantu mahasiswa dalam menyediakan
desain sirkuit elektronik yang mudah, analisis dan simulasi sirkuit elektronik
dengan formulir animasi yang terlihat menarik dalam memberikan gambaran
tentang kinerja sirkuit elektronik.

5.2 Saran
Dalam rekaya ide ini kami berharap bagi pembaca dapat menambah ide-
ide terhadap pemahaman suatu materi misalnya dalam materi siklus carnot.
Penulis menyarankan agar kita lebih memahami materi ini sebab akan
bermanfaat dimasa depan kita nantinya apalagi bagi calon guru fisika.
DAFTAR PUSTAKA

Buku Pedoman Pemeliharaan Transformator Arus. (2014). Jakarta: PT. PLN (Persero).

Ali, M. (2018). APLIKASI ELEKTRONIKA DAYA PADA SISTEM TENAGA LISTRIK.


Yogyakarta: UNY Press.

Blocher, R. (2004). Dasar Elektronika. Yogyakarta: Andi OFFSET.

Malvino, A. P. (2004). Prinsip-Prinsip Elektronika. Jakarta: Salemba Teknika.

Anda mungkin juga menyukai