Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH RANGKAIAN LISTRIK

“RANGKAIAN TRANSIEN RC DAN RANGKAIAN SINUSOIDAL“


Untuk memenuhi tugas mata kuliah “Rangkaian Listrik”

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 3

NAMA MAHASISWA :
1. AYU ANGRAINI TANJUNG (4202121005)
2. CRISTINA PANGGABEAN (4203321019)
3. NABILA RAMADHANI (4203121004)
4. RODEARNA SIREGAR (4203121046)
5. THREE MAN SAING (4203121001)

KELAS : PSPF 2020 B


DOSEN PENGAMPU : RITA JULIANI M,Si.
IRHAM RAMADHANI. S.Pd, M.Pd

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
OKTOBER 2021

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat
dan karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan tugas makalah untuk mata kuliah
Rangkaian Listrik. Dan juga kami berterima kasih pada Ibu Rita Juliani, M.Si dan Bapak
Irham Ramadhani, S.Pd, M.Pd selaku Dosen mata kuliah Rangkaian Listrik yang telah
memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai Materi “Rangkaian Transien RC Dan Rangkaian
Sinusoidal”. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat
kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami berharap
adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak
ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun
orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-
kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan di masa depan.

Medan,25 Oktober 2021

Penyusun
Kelompok 3

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.....................................................................................................................3
A. LATAR BELAKANG......................................................................................................3
B. RUMUSAN MASALAH..................................................................................................3
C. TUJUAN PENULISAN....................................................................................................4
BAB II.......................................................................................................................................5
A. RANGKAIAN RC............................................................................................................5
B. RANGKAIAN SINUSOIDAL.........................................................................................8
BAB III....................................................................................................................................16
PENUTUP...............................................................................................................................16
A. KESIMPULAN...............................................................................................................16
B. SARAN...........................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................17

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Transien sudah lama digunakan dalam istilah tenaga listrik sebagai sesuatu kejadian
yang sebenarnya tidak diinginkan dan sifatnya sangat cepat, namun merupakan suatu
kejadian yang alami sehingga tidak dapat dicegah. Kondisi transien dapat berupa
tegangan ataupun arus. Untuk transien arus lebih dikenal secara khusus sekarang ini
sebagai arus inrush.
Kapasitor menyimpan energi dalam bentuk medan listrik, kapasitor cenderung
beraksi seperti baterai sekunder kecil, yang mampu menyimpan dan melepas energi
listrik. Kapasitor yang kosong sama sekali akan mempertahankan tegangan pada
terminalnya pada nol volt, sedangkan kapasitor yang berisi/bermuatan akan
mempertahankan nilai tegangan tertentu yang bernilai konstan, sama seperti pada
baterai.
Ditinjau dari sifat alirannya listrik dibedakan antara listrik arus searah dan arus
bolak balik. Arus bolak balik (alternating carrent) atau AC merupakan arus dengan
tegangan yang berubah tanda secara berulang. Listrik PLN menggunakan arus bolak
balik berbentuk gelombang sinusoidal.
Isyarat yang diproses dalam elektronika banyak berupa arus bolak balik dengan
berbagai bentuk gelombang. Akan tetapi bentuk gelombang yang dasar adalah bentuk
sinusoidal. Oleh karena itu menurutt dalil fourier hambir semua bentuk gelombang
dapat diuraikan dalam bentuk deret fourier menggunakan bentuk gelombang sinusoidal.
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah :
1. Bagaimana rangkain transien RC ?
2. Bagaimana pengisian RC ?
3. Bagaimana pengosongan RC ?
4. Bagaimana rangkain sinusoidal ?
5. Bagaimana tegangan dan arus sinusoidal ?
6. Bagaimana respon sinusoidal RL seri ?
7. Bagaimana respons Sinusoida Rc Seri ?

4
C. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah :
1. Mengetahui rangkain transien RC.
2. Mengetahui pengisian RC.
3. Mengetahui pengosongan RC.
4. Mengetahui rangkain sinusoidal.
5. Mengetahui tegangan dan arus sinusoidal.
6. Mengetahui respon sinusoidal RL seri.
7. Mengetahui respons Sinusoida Rc Seri.

5
BAB II
PEMBAHASAN
A. RANGKAIAN RC
Transien adalah kondisi perubahan dari tegangan nol ke tegangan stasioner
(maksimum). Atau transien adalah kondisi perubahan dari tegangan stasioner
(maksimum) ke tegangan nol. Transien hanya terjadi sebentar dan biasanya hanya
terjadi pada sekian detik. Keadaan tegangan stasioner adalah keadaan pada saat suatu
tegangan maksimum, seperti pada saat lampu menyala. Contoh alat yang mengalami
masa Transien dan Stasioner yaitu solder dan kompor listrik. Stasioner terjadi saat
solder telah panas dan dapat melelehkan timah. Sedangkan pada kompor listrik masa
stasioner terjadi pada saat kumparan berwarna merah atau telah panas.
Kapasitor menyimpan energi dalam bentuk medan listrik, kapasitor cenderung
beraksi seperti baterai sekunder kecil, yang mampu menyimpan dan melepas energi
listrik. Kapasitor yang kosong sama sekali akan mempertahankan tegangan pada
terminalnya pada nol volt, sedangkan kapasitor yang berisi/bermuatan akan
mempertahankan nilai tegangan tertentu yang bernilai konstan, sama seperti pada
baterai. Ketika kapasitor diletakkan pada rangkaian yang memiliki sumber tegangan,
kapasitor akan menyerap energi dari sumber tegangan ini, sama seperti baterai sekunder
yang sedang di charge saat dihubungkan pada sumber listrik. Kapasitor yang benar-
benar kosong, memiliki tegangan nol volt pada kedua terminalnya, sehingga pada
kondisi awal ini, kapasitor berkelakuan seperti short circuit ketika dihubungkan pada
sumber tegangan, lalu mengmbil arus maksimum sehingga ia dapat memulai proses
charge. Dalam selang waktu tertentu, tegangan pada terminal kapsitor naik, naik, dan
naik mendekati nilai tegangan dari sumber, dan dalam selang waktu itu pula, arus yang
mengalir pada rangkaian semakin berkurang. Saat kapasitor sudah mencapai level nilai
tegangan tertinggi, yaitu tegangannya sama dengan tegangan sumber, kapasitor akan
berhenti mengambil arus dari sumber, dan akan berkelakuan seperti open circuit (Bird,
2009).
Kapasitor adalah komponen elektronika yang dapat menyimpan muatan arus listrik
di dalam medan listrik sampai batas waktu tertentu dengan cara mengumpulkan
ketidakseimbangan internal dari muatan arus listrik. Adapun cara kerja kapasitor dalam
sebuah rangkaian elektronika adalah dengan cara mengalirkan arus listrik menuju

6
kapasitor. Apabila kapasitor sudah penuh terisi arus listrik, maka kapasitor akan
mengeluarkan muatannya dan kembali mengisi lagi. Begitu seterusnya.

Bila saklar ditutup maka akan mengalir arus pengisian pada C. lama pengisian
ditentukan oleh besar atau kecil nilai C. Ketika saklar pertama kali ditutup, tegangan
pada kapasitor (awalnya kapasitor benar-benar kosong/sama sekali tidak menyimpan
energi) adalah nol volt; sehingga pada kondisi awal ini,kapasitor berkelakuan seperti
short circuit.
Tegangan kapasitor akan naik dan naik untuk mencapai nilai tegangan sama seperti
pada sumber dalam selang waktu tertentu. Saat nilai tegangan pada kapasitor sudah
sama dengan nilai tegangan sumber, kapasitor berhenti mengambil arus, dan ia akan
berkelakuan seperti open circuit. Sedangkan nilai arus yang mengalir pada rangkaian
tersebut dihitung dari beda tegangan antara baterai dengan kapasitor, dibagi dengan nilai
resistansi 10 kΩ (ingat hukum Ohm). Saat tegangan pada kapasitor sudah sama dengan
tegangan sumber, arus yang mengaliri rangkaian tersebut adalah nol ampere.
Berdasarkan rangkaian di atas, setelah tegangan pada kapasitor mencapai 15 volt, arus
yang mengalir akan sama dengan nol ampere.
1. Pengisian RC
Daya pada saat pengisian RC
 Daya saat hambatan R
P R=V R I
−2 t
RC
P R=V I 0 . e
−2 t
V ² RC
P R= .e
R
 Daya pada saat pengisian kapasitor(C)
PC =V C I

7
−1 −2 t
V ² RC
PC =V I 0 . e RC − .e
R
−1 −2 t
V ² RC V ² RC
PC = .e − .e
D D
Daya total = PT =PR + P C
2. Pengosongan Pada Rc

Jika saklar dipindahkan dari posisi (2) ke posisi (1), maka mengalir arus
pengosongan. Arus pengosongan akan berhenti setelah muatan C habis. Nilai arus
sangat dipengaruhi oleh besar atau kecilnya nilai kapasitor. Harga Vc akan berkurang
dari harga maksimum menjadi 0.
V R +V C =0
Daya Pada Saat Pengosongan Rc
a. Daya pada hambatan R
P R=V R I
−2 t
V ² RC
P R= .e
D
b. Daya pada kapasitor C
PC =V C I
−1 −2 t
−V ² RC V ² RC
PC = .e =¿− .e
R D
Sehingga daya total:
PT =PR + P C
PT =0
Rangkaian RC dapat berfungsi sebagai rangkaian deferensiator, yaitu keluaran
merupakan derivatif dari masukan. Untuk kasus masukan tegangan berupa gelombang
kotak, tegangan keluaran proportional dengan proses pemuatan dan pelucutan sebagai
reaksi dari tegangan undakan (step voltage). Dalam hal ini rangkaian RC berfungsi
sebagai pengubah gelombang kotak menjadi bentuk rangkaian pulsa jika konstanta

8
waktu RC berharga lebih kecil dibandingkan periode dari gelombang masukan. Dengan
melakukan pendekatan dan menggunakan hk Kirchhoff tentang tegangan diperoleh
kecil dibandingkan periode dari gelombang masukan. Dengan melakukan pendekatan
dan menggunakan hk Kirchhoff tentang tegangan diperoleh:
V 1=V C +V R ≅ V C

dvc dV 1
V 2=V R=Ri=RC ≅ RC
dt dt
Integrator pada dasarnya merupakan filter lulus-bawah yang terdiri dari resistor
deret dan kondensator jajar. Karena reaktansi kondensator jatuh kalau frekuensinya
naik, rangkaian ini menghilangkan komponen frekuensi tinggi dari suatu masukan. Bila
ada masukan tingkat yang dikenakan pada integrator, tegangan yang membentangi
kondensator tidak dapat berubah seketika. Tegangan ini meningkat secara eksponensial
sesuai dengan rumus CR adalah konstanta waktu, yaitu hasil lari kapasitas dengan
resistansi. Dalam satu konstanta waktu, tegangan yang membentangi kondensator
sekitar 63%. Diperlukan waktu hampir 5 konstanta waktu untuk membuat tegangan
kondensator menyamai tegangan masukan (Bird, 2003).

B. RANGKAIAN SINUSOIDAL
1. Tegangan Dan Arus Sinusoidal
Tegangan yang disalurkan oleh PLN kepada pelanggan pada dasarnya berbentuk
gelombang sinusoida yang akan berubah pada peroida tetap. Gelombang sinusoidal
bisa berbentuk gelombang fungsi sinus atau gelombang fungsi kosinus. Kedua
gelombang tersebut pada dasarnya identik,hanya saja memiliki perbedaan sudut
sebesar 90o.
Persamaan Gelombang Sinusoida Tegangan atau arus berbentuk gelombang
arus bolak-balik (Alternating Current/AC) yang banyak digunakan adalah gelombang
sinusoida, persamaan umum gelombang sinusoida untuk tegangan atau arus sebagai
berikut :

9
v(t )=¿ V m sin ( ωt +α )
i(t)=¿ I m sin ( ωt+ β )
v(t)=¿ V m sin ( ωt +α 1 )
i(t)=I m sin ( ωt + β 1 )
Dengan :
v(t)=tegangan sesaat
i(t)=arus sesaat
V m =tegangan maksimum( V )
I m=arus maksimum( A)
ω=kecepatan sudut (rad /s)
α , β=sudut fasa
Gambar menggambarkan gelombang tegangan sinusoida, dengan sumbu
mendatar merupakan sudut (radian) atau waktu (detik).

Persamaan gelombang tegangan :

Kecepatan sudut :

Dengan: T : periode (det)


f : frekuensi (Hz)

10
Satu putaran penuh (cycle) adalah bentuk gelombang yang terdapat dalam satu
periode, frekuensi adalah banyaknya putaran setiap detik, dengan satuan cycle/detik
atau Hertz (Hz).

 Sifat Gelombang Sinusoida


Gelombang sinusoida mempunyai beberapa sifat antara lain :
1). Merupakan fungsi matematika yang sederhana

2). Merupakan fungsi yang berulang (periodik)


Gelombang sinusoida setiap satu periode akan sama dengan gelombang
semula, fungsi berulang harus memenuhi syarat :

3). Gelombang sinusoida mudah untuk dibangkitkan.


Tegangan sinusoida dibangkitkan oleh Generator arus bolak-balik
(Generator Sinkron) pada pusat pembangkit tenaga listrik. Contoh: pada
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), Pembangkit Listrik Tenaga Diesel
(PLTD), Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), Pembangkit Listrik Tenaga
Gas (PLTG), dsb.
 Nilai Rata-rata Gelombang Sinusoida
Misalkan gelombang tegangan sinusoida :

Nilai rata-rata Tegangan:

11
Dari hasil perhitungan maka tegangan rata-rata gelombang sinusoida adalah
nol, dengan cara yang sama untuk arus rata-rata gelombang sinusoida.
Misalkan gelombang arus sinusoida :

Nilai rata-rata Arus :

12
 Nilai Efektif Gelombang Sinusoida:
Misalkan gelombang tegangan sinusoida :
Nilai efektif gelombang sinusoida :

13
Dari hasil perhitungan diperoleh besarnya tegangan efektif sebesar 0,707 kali
tegangan maksimumnya, nilai tegangan efektif gelombang sinusoida merupakan
nilai searahnya gelombang sinusoida, hal ini diperlihatkan pada gambar berikut
ini :

Untuk arus sinusoida apabila dihitung nilai efektifnya akan diperoleh :

14
Nilai efektif disebut juga nilai rms (Root Mean Square), artinya akar dari nilai
rata-rata kuadrat, sehingga dalam pemakaiannya tegangan efektif atau arus efektif
ditulis :

2. Respon Sinusoidal RL Seri


Rangkaian R-L seri, sifat rangkaian seri dari sebuah resistor dan sebuah induktor
yang dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik sinusioda adalah terjadinya
pembagian tegangan secara vektoris. Arus (i) yang mengalir pada hubungan seri
adalah sama besar. Arus (i) tertinggal 90 derajad terhadap tegangan induktor (vL).
Tidak terjadi perbedaan fasa antara tegangan jatuh pada resistor (vR) dan arus (i).
Gambar berikut memperlihatkan rangkaian seri R-L dan hubungan arus (i), tegangan
resistor (vR) dan tegangan induktor (vL) secara vektoris.
Melalui reaktansi induktif (XL) dan resistansi (R) arus yang sama i = im.sin ω t.
Tegangan efektif (v) = i.R berada sefasa dengan arus (i). Tegangan reaktansi induktif
(vL) = i.XL mendahului 900 terhadap arus (i). Tegangan gabungan vektor (v)
adalah jumlah nilai sesaat dari tegangan resistor (vR) dan tegangan induktif (vL),
dimana tegangan ini juga mendahului sebesar φ terhadap arus (i). Dalam diagram
fasor aliran arus (i), yaitu arus yang mengalir melalui resistor (R) dan reaktansi
induktif (XL) diletakan pada garis t = 0. Fasor (vektor fasa) tegangan jatuh pada
resistor (vR) berada sefasa dengan arus (i), fasor tegangan jatuh pada induktor (vL)
mendahului sejauh 900. Tegangan gabungan (v) adalah diagonal dalam persegi
panjang dari tegangan jatuh pada reaktansi induktif (vL) dan tegangan jatuh pada
resistif (vR). Sudut antara tegangan vektor (v) dan arus (i) merupakan sudut fasa (φ)
Rangkaian yang diperlihatkan pada gambar 6.4(a) mempunyai arus terpasang
i=I sin ωt. Maka:
di
v R=Ri=RI sin ωt dan v L =L =ωLI sin(ωt +90 o)
dt
v=v R + v L =RI sin ωt +ωLI sin(ωt +90 ° )

15
Setiap bilangan dari suku-suku sinus dan kosinus yang semuanya dari frekuensi
yang sama,dapat dinyatakan sebagai fungsi sinus atau fungsi kosinus tunggal( dari
frekuensi yang sama tersebut). Karena kuat arus adalah sebuah fungsi sinus,anggap
bahwa
v=V sin ( ωt+ θ )=Vsin ωt cos θ+V cos ωtsin θ(1)
Tetapi dari persamaan diatas,
v=RI sin ωt +ωLI sin ωt cos 90 °+ ωLI cos ωt sin 90 ° (2)
Dengan menyamakan koefisien-koefisien dari suku-suku yang sama didalam (1)
dan (2), maka:
v sinθ=ωLI dan v cos θ=RI
Yang menentukan V dan θ sebagai
2 ωL
V =I √ R 2+ ( ωL ) θ=arctan
R
Fungsi i dan v dilukiskan pada gamabr (6.4 b). Sudut fase θ yakni sudut dimana
i tertinggal dari v terletak dalam rentang 0 ° ≤θ ≤ 90 °, dengan nilai batas dicapai
berturut-turut pada ωL ≪ R dan ωL≫ R. Sebaliknya,jika rangkaian mempunyai
tegangan terpasang v=V sin ωt, maka respon arus dihitung menjadi
V
i= 2
sin(ωt−θ)
2
√ R + ( ωL )
ωL
Dimana seperti sebelumnya.i tertinggal dai v sejauh sudut θ=arctan ⁡( )
R

3. Respons Sinusoida Rc Seri


Rangkaian R-C seri, sifat rangkaian seri dari sebuah resistor dan sebuah
kapasitor yang dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik sinusioda adalah
terjadinya pembagian tegangan secara vektoris. Arus (i) yang mengalir pada
hubungan seri adalah sama besar. Arus (i) mendahului 900 terhadap tegangan pada
kapasitor (vC). Tidak terjadi perbedaan fasa antara tegangan jatuh pada resistor
(vR) dan arus (i). Gambar dibawah memperlihatkan rangkaian seri R-C dan

16
hubungan arus (i), tegangan resistor (vR) dan tegangan kapasitor (vC) secara
vektoris. Melalui reaktansi kapasitif (XC) dan resistansi (R) arus yang sama i =
im.sin ω t. Tegangan efektif (v) = i.R berada sefasa dengan arus. Tegangan
reaktansi kapasitif (vC) = i.XC tertinggal 900 terhadap arus. Tegangan gabungan
vektor (v) adalah jumlah nilai sesaat dari (vR) dan (vC), dimana tegangan ini juga
tertinggal sebesar terhadap arus (i).
Dalam diagram fasor, yaitu arus bersama untuk resistor (R) dan reaktansi
kapasitif (XC) diletakkan pada garis ωt = 0. Fasor tegangan resistor (vR) berada
sefasa dengan arus (i), fasor tegangan kapasitor (vC) teringgal 900 terhadap arus (i).
Tegangan gabungan vektor (v) adalah diagonal persegi panjang antara tegangan
kapasitor (vC) dan tegangan resistor (vR). Perbedaan sudut antara tegangan (v) dan
arus (i) merupakan sudut beda fasa (ϕ). Analsis seperti pada pasal 6.4
memperlihatkan bahwa untuk sebuah arus terpasang i=I sin ωt, respon tegangan
adalah
2
V =I √ R 2+ (1 /ωC ) sin( ωt−θ)
Atau, untuk sebuah tegangan terpasang v=V sin ωt,respon arus adalah
V
i= 2 2
sin(ωt−θ)
√ R + (1 /ωC )
1
Salah satu cara lain,i mendahului v sejauh sudut θ=arctan ( ωCR ) dimana θ ≈ 0 °
untuk (1/ωC ¿≪ R dan θ ≈ 90 ° untuk (1/ωC ¿≫ R lihat gambar (6.5)

17
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Transien adalah kondisi perubahan dari tegangan nol ke tegangan stasioner
(maksimum). Atau transien adalah kondisi perubahan dari tegangan stasioner
(maksimum) ke tegangan nol. Transien hanya terjadi sebentar dan biasanya hanya
terjadi pada sekian detik. Keadaan tegangan stasioner adalah keadaan pada saat suatu
tegangan maksimum, seperti pada saat lampu menyala. Kapasitor menyimpan energi
dalam bentuk medan listrik, kapasitor cenderung beraksi seperti baterai sekunder kecil,
yang mampu menyimpan dan melepas energi listrik. Kapasitor yang kosong sama sekali
akan mempertahankan tegangan pada terminalnya pada nol volt, sedangkan kapasitor
yang berisi/bermuatan akan mempertahankan nilai tegangan tertentu yang bernilai
konstan, sama seperti pada baterai. Ketika kapasitor diletakkan pada rangkaian yang
memiliki sumber tegangan, kapasitor akan menyerap energi dari sumber tegangan ini,
sama seperti baterai sekunder yang sedang di charge saat dihubungkan pada sumber
listrik.
Tegangan yang disalurkan oleh PLN kepada pelanggan pada dasarnya berbentuk
gelombang sinusoida yang akan berubah pada peroida tetap. Gelombang sinusoidal bisa
berbentuk gelombang fungsi sinus atau gelombang fungsi kosinus. Kedua gelombang
tersebut pada dasarnya identik,hanya saja memiliki perbedaan sudut sebesar 90o.
Persamaan Gelombang Sinusoida Tegangan atau arus berbentuk gelombang arus bolak-
balik (Alternating Current/AC) yang banyak digunakan adalah gelombang sinusoidal.
B. SARAN
Semoga penulisan makalah ini dapat menambah pengetahuan, terutama tentang
materi yang dipaparkan dalam makalah ini. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca agar pembuatan makalah ini kedepannya akan lebih baik dari
sebelumnya.

18
DAFTAR PUSTAKA
Ri’ayatullah, Ahmad Zakky, Waluyo. 2013. Analisis Arus Transien Transformator
Setelah Penyambungan Beban Gedung Serbaguna PT “X”. Jurnal Reka Elkomika.
1(1) : 1-10.
Sutrisno. 1987. Elektronika : Teori Dasar dan Penerapannya Jilid 1. Bandung :
Penerbit ITB.

19

Anda mungkin juga menyukai