Anda di halaman 1dari 23

Rekayasa Ide Termodinamika

REAKSI KARBIT DENGAN AIR SEBAGAI

PENERAPAN GAS IDEAL

DOSEN PENGAMPU :

Dr. Makmur Sirait, M.Si.

DISUSUN OLEH KELOMPOK V :

SISKA DEWI SITUMORANG


FRIDA M. SITUMORANG
NARDO PANGGABEAN
DESY RAHMADANI TELAUMBANUA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa dimana atas
berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga Rekayasa Ide (RI) ini dapat terselesaikan.
Judul dari makalah ini adalah ”Termodinamika dan Hubungannya dengan Ekonomi
dan Lingkungan”. Penulisan Proyek ini dimaksudkan untuk menyelesaikan tugas
Termodinamika.
Kami tidak lupa berterima kasih pada semua pihak yang telah mendukung
penulis dalam menyusun Makalah ini, terutama kepada Dosen mata kuliah
Termodinamika maupun bagi saudara/i sekalian yang ikut ambil bagian dalam
penyusunan Makalah ini.
Kami menyadari bahwa sebagai manusia, penulis juga pasti tidak luput dari
kesalahan dalam hal penyusunan Rekayasa Ide (RI) ini baik dalam isi yang terlampir
maupun dalam hal kesalahan dalam pengetikan sehingga kritik dan saran pembaca
sangat dibutuhkan dalam memperbaiki Makalah ini.
Mudah-mudahan makalah ini dapat memenuhi harapan sebagai pemenuhan
tugas dalam mata kuliah Termodinamika. Akhir kata, kami mengucapkan Terima
Kasih.

Medan, 22 Desember 2020

Kelompok V

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang...........................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah......................................................................................2

1.3. Tujuan.......................................................................................................

1.4. Manfaat.....................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................3

2.1. Teori Termodinamika................................................................................3

2.2.Hubungan Termodinamika dengan Lingkungan dan Ekonomi..................10

2.3. Gagasan Ide dan Pelaksanaan....................................................................

BAB IV PENUTUP...................................................................................................

3.1 Kesimpulan................................................................................................44

3.2. Saran.........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................

i
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Termodinamika merupakan ilmu tentang energi, yang secara spesifik
membahas tentang hubungan antara energi panas dengan kerja. Seperti telah
dikethaui bahwa energi di dalam alam dapat berwujud dalam berbagai bentuk,
selain energi panas dan kerja, yaitu energi kimia, energi listrik, energi nuklir,
energi gelombang elektromagnetik, energi akibat gaya magnet, dan lain-lain.
Energi dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk lain, baik secara alami maupun
secara rekayasa teknologi. Selain itu energi di alam semesta bersifat kekal, tidak
dapat diciptakan atau dihilangkan, yang terjadi adalah perubahan energi dari satu
bentuk ke bentuk lain tanpa ada penambahan atau pengurangan. Prinsip ini disebut
prinsip knservasi atau kekekalan energi.
Keterkaitan antara energi dengan aktivitas perekonomian menghasilkan
persepsi yang berbeda-beda tergantung latar belakang teori, pendekatan, serta
ruang lingkup penelitian. Perekonomian modern mempunyai tren ketergantungan
terhadap energi, akan tetapi peranan energi dalam perekonomian sebenarnya
kompleks dan dinamis. Sebagian besar literatur memang menekankan pengaruh
tahap pembangunan ekonomi terhadap pemakaian energi daripada hubungan
timbal baliknya.
1.2 Rumusan Masalah
Dengan adanya makalah ini, ada beberapa masalah yang akan dibahas antara lain:
 Apa itu termodinamika?
 Bagaimana hubungan termodinamika dengan ekonomi?
 Bagaimana hubungan termodinamika dengan pembangunan karakter?
1.3 Tujuan
Dari rumusan masalah dapat diketahui tujuan dari disusunnya makalah ini yaitu:
 Dapat memahami temodinamika
 Dapat mengetahui hubungan termodinamika dengan ekonomi

1
 Dapat mengetahui hubungan termodinamika dengan pembangunan karakter

1.4 Manfaat
Dengan adanya makalah ini semoga dapat memberikan manfaat, diantaranya:
 Menambah wawasan pembaca
 Menambah pengetahuan pembaca
 Menambah referensi pembaca

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Teori Termodinamika

Termofisika (Thermal Physics) adalah ilmu pengetahuan yang mencakup semua


cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari dan menjelaskan perilaku zat akibat
pengaruh kalor dan perubahan yang menyertainya. Di dalamnya tercakup:
kalorimetri, termometri, perpindahan kalor, termodinamika, teori kinetik gas, dan
fisika statistik. Termodinamika adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara
energi dan kerja dari suatu sistem. Termodinamika hanya mempelajari besaran-
besaran yang berskala besar (makroskopis) dari sistem yang dapat diamati dan diukur
dalam eksperimen. Besaran-besaran yang berskala kecil (mikroskopis) dipelajari
dalam Teori Kinetik Gas (Kinetic Theory of Gas) atau Fisika Statistik (Statistical
Physics).

Apa perbedaan termodinamika dan fisika statistik? Dalam termodinamika kita


berusaha mendapatkan rumusan dan kaitan-kaitan antara besaran fisis tertentu yang
menggambarkan perilaku zat akibat pengaruh kalor. Besaran itu disebut koordinat
makrokospik sistem. Rumusan dan kaitan itu kita peroleh dari eksperimen dan
kemudian digunakan untuk meramalkan perilaku zat tersebut dibawah pengaruh
kalor. Sehingga nyata bahwa termodinamika adalah ilmu pengetahuan yang
didasarkan pada eksperimen (empiris). Koordinat makroskopik yang digunakan untuk
menggambarkan perilaku zat jumlahnya tidak besar, misalnya tekanan, suhu, volume,
dan komposisi. Koordinat ini memiliki ciri umum:

1. tidak menyangkut pengandaian khusus,


2. dapat diterima indera sacara langsung, dan
3. dapat diukur langsung.

Dalam fisika statistik kita tidak memperhatikan sistem sebagai suatu keseluruhan,
melainkan memandang partikel-partikelnya secara individual. Dengan mengadakan

3
beberapa permisalan tentang pertikel itu secara teoritik dicoba diturunkan hubungan
dan kaitan-kaitan yang menghubungkan besaran makrokospik dengan sifat partikel.
Dengan demikian terbentuklah jembatan antara dunia mikroskopik dan dunia
makrokospik. Sehingga dapat dipahami bahwa jumlah koordinat mikrokospik besar
sekali yakni sebesar jumlah partikel di dalam sistem (sejumlah N yang seorde dengan
bilangan avogadro). Semisal suatu sistem yang terdiri atas N molekul gas.

Dalam termodinamika besaran makrokospik yang menggambarkan sistem ini


adalah tekanan gas P, volume V, dan suhu T. Dari eksperimen diketahui bahwa antara
ketiga be-saran ini ternyata ada kaitan tertentu. Artinya gas tersebut dapat kita beri
volume tertentu, dipanaskan sampai mencapai suhu tertentu, maka ternyata
tekanannya juga mempunyai nilai tertentu pula. Secara matematik kaitan antara P, V,
dan T terdapat hubungan fungsional yang dinyatakan f (PVT) = 0. Dari hubungan
empiris ini dapat kita buat ramalan-ramalan tertentu misalnya tentang koefisien muai
volum sistem. Ramalan ini kemuadian diuji dengan eksperimen. Dalam fisika statistik
gas dipandang sebagai suatu kumpulan N parikel yang masing-masing bermasa m dan
kecepatan v. Tekanan gas ternyata adalah nilai rata-rata perubahan momentum
partikel ketika bertumbukan dengan dinding bejana. Dengan membuat beberapa
asumsi (misalkan tumbukan berlangsung elastis sempurna) diperoleh rumusan teoritik

=0

Bila diperhatikan bahwa rumusan ini menghubungkan koordinat mikrokospik (m,v)


dengan koordinat makrokospik (P,V). Termodinamika memusatkan perhatiannya pada
delapan besaran termodinamis atau koordinat sistem yang terangkum dalam kalimat:
“Good Physicists Have Study Under Very Fine Teachers”. Good dengan huruf awal G, adalah
lambang dari energi bebas Gibbs. Physicists dengan huruf awal p, adalah lambang dari
tekanan. Have dengan huruf awal H, adalah lambang dari entalpi sistem. Study dengan
huruf awal S, adalah lambang dari entropi sistem. Under dengan huruf awal U, adalah
lambang dari energi-dalam sistem. Very dengan huruf awal V, adalah lambang volume

4
sistem. Fine dengan huruf awal F, adalah lambang dari energi bebas Helmholtz. Terakhir
kata Teachers dengan huruf awal T, adalah lambang dari temperatur sistem. Delapan
koordinat sistem ini merupakan besaran-besaran makroskopis yang melukiskan keadaan
kesetimbangan sistem. Oleh karena itu, koordinat sistem sering disebut sebagai variabel
keadaan sistem.

Besaran Lambang Satuan (SI)

Tekanan P Pa (N/m2)

Suhu T K
Volume V m3
Entropi S J/K
Energi-internal U J

Entalpi H J

Energi bebas Helmholtz F J

Energi bebas Gibbs G J

1. Hukum I Termodinamika

hukum I termodinamika sebenarnya adalah hukum kekelan energy. jika suatu


system menerime energy maka energy itu jumlahnya selalu sam walaupun sudah
diubah kedalam bentu-bentuk lain oleh system itu. Pada dasarnya perubahan energi-

internal sistem dapat diukur/dihitung menggunakan persamaan

, yakni dengan meengukur kerja yang dilakukan secara

adiabatik. Akan tetapi secara praktik tidaklah demikian caranya. dU diukur pada

5
proses non-adiabatik. Sistem diberi kesempatan berinteraksi termal dengan
lingkungan.

2. Hukum II Termodinamika

untuk mengubah kalor menjadi bentuk tenaga atau energy maka diperlukan alat
mengubahnya yang disebut mesin. dalam pengubahan kalor menjadi tenaga mesin
tidak dapat mengubah seluruh kalor itu menjadi bentuk tenaga; artinya sebagian kalor
lepas sebagai kalor juga.

2.2. Hubungan Termodinamika Dengan Lingkungan Dan Ekonomi

Interaksi di antara manusia, dan manusia dengan alam dapat didekati sebagai
suatu proses produksi materi, energi, dan jasa yang melibatkan lingkungan, input,
proses, dan produk. Produksi secara ekonomi tersebut ditujukan untuk penyediaan
barang-barang konsumsi, atau barang-barang modal, walaupun pada gilirannya
barang-barang modal inipun kelak akan menjadi barang-barang konsumsi. Barang-
barang konsumsi ini dibuat untuk memenuhi kesejahteraan atau utilitas. Sebagai input
pada proses produksi adalah materi dan energi yang berasal dari sumberdaya alam.
Sepanjang rangkaian perubahan dari sumberdaya alam sampai ke produksi kemudian
menjadi barang konsumsi, pada setiap simpulnya tidak akan luput dari pengeluaran
limbah. Dalam tinjauan konservasi energi dan materi pada proses ini relevan dengan
hukum pertama termodinamika. Meskipun terdapat upaya daur ulang terhadap
sebagian limbah, yang kemudian dapat menjadi input pada proses produksi, tetapi
tidak semua limbah dapat didaur ulang, selalu saja ada bagian yang kembali ke alam.
Kenyataan ini relevan dengan hukum termodinamika kedua. Penggunaan analogi
kedua hukum dalam termodinamika ini akan menjadi bahan diskusi untuk
mengaitkan ekonomi dan lingkungan melalui pengenalan penggunaan konsep entropi.

Hukum pertama termodinamika mencerminkan azas kelestarian energi, bahwa


energi dapat tersimpan dalam sistem sebagai energi dalam E, sekaligus dapat

6
mengalir dari dan ke dalam sistem, Q. Aliran dan kandungan energi dalam sistem
dapat pula mengubah fase materi apakah padat, cair atau gas, bahkan dapat pula
mengubah sifat lisktrik-magnet, mekanik, optik, atau termik dari materi. Bahang yang

dapat ke luar atau masuk ke dalam sistem dinyatakan oleh , sedangkan energi

yang dapat menghasilkan kerja terhadap lingkungan atau sebaliknya dinyatakan oleh

, dan energi yang tersimpan dalam materi adalah dE, ketiganya terpaut dalam

sebuah persamaan berikut: dE= . Perubahan energi dalam, dE, yang

tersimpan dalam sistem merupakan selisih antara jumlah bahang yang diserap atau

dilepas sistem, , dengan kerja yang dilakukan sistem kepada lingkungan atau

sebaliknya

Hukum kedua termodinamika menyatakan bahwa entropi (S) suatu proses dalam

sistem tertutup tidak menurun. Perubahan entropi dinyatakan oleh dS= . Dengan

mensubstitusikan perubahan entropi ke dalam peramaan kekekalan di atas, maka


hukum pertama berubah bentuk menjadi: dE=TdS-PdV. Suku kedua di ruas kanan
persamaan tersebut, PdV, adalah kerja yang dilakukan karena ada perubahan volume
(V). Perubahan entropi dS dapat diukur melalui pengukuran suhu T dengan
termometer dan perubahan panas dQ dengan kalorimeter, sehingga entropi
merupakan kuantitas makroskopik. Selain kedua persamaan di atas, juga biasa
bermanfaat menggunakan persamaan energi bebas Helmholtz F sebagai energi yang
mampu melakukan kerja, yaitu: F=E-TS . Dalam bentuk differensial dengan bantuan
kedua persamaan sebelumnya, maka persamaan energi bebas menjadi: dF=-PdF-SdT.

Dalam hal ini termodinamika menjadi sebuah acuan dalam pengolahan limbah.
Seperti yang dikatakan Alam sendiri telah mengisyaratkan bahwa semua fenomena

7
alami yang berlangsung selalu memenuhi suatu azas yang dikenal sebagai "azas aksi
terkecil". Aksi terkecil ini dapat berupa penggunaan waktu tersingkat, jarak
perpindahan terpendek atau penggunaan energi terhemat. Penggunaan teknologi
dalam suatu tugas paling tidak akan melibatkan waktu dan energi. Khusus bagi
penggunaan energi dalam suatu, proses, maka tingkat efisiensi merupakan ukuran
kualitas dari proses tersebut. Oleh karena itu masalah efisiensi berkaitan erat dengan
tingkat akurasi dalam pemanfaatan materi dan energi.

Dengan berjalannya waktu, aliran energi atau daya yang „termusnahkan‟ karena
irreversibelitas akan bertambah dan menjadi energi yang tidak terbarukan
(nonrenewable energy) atau energi yang tak dapat digunakan kembali, hal ini dalam
temodinamika seiring dengan pembesaran kuantitas entropi semesta. Sehingga energi
yang masih dapat dipergunakan semakin menipis, oleh karena itu tidak ada jalan lain
demi kelangsungan hidup manusia, energi harus dihemat dan teknologi proses harus
diupayakan untuk memperbaiki efisiensi penggunaan energi. Keadaan inilah yang
memotivasi semua pihak untuk memperbaiki kualitas teknologi dewasa ini dan di
masa depan. Dalam suatu proses tidak hanya penggunaan energi yang menjadi
masalah, tetapi produk sampingan yang berupa bahan buangan merupakan masalah
besar yang harus pula ditangani agar dampaknya terhadap lingkungan dapat
direduksi. Penanganan hal ini pun menjadi tugas teknologi proses, terutama dalam
pengolahan limbah sebelum dilepas ke lingkungan dan memodifikasi limbah atau
produk sampingan menjadi bahan yang bernilai ekonomis. Perkembangan teknologi
terus berlangsung dalam rangka meningkatkan nilai efisiensi penggunaan materi dan
energi, mereduksi produk sampingan berupa bahan buangan, dan mengolah limbah
sebelum sungguh-sungguh dinilai tidak mampu dimanfaatkan lagi. Apabila
pengembangan teknologi ini tidak diupayakan, maka laju degradasi kualitas
lingkungan tidak dapat lagi dikendalikan.

Bukan hanya berdampak pada lingkungan saja, namun hukum-hukum


termodinamika juga berdampak pada perekonomian. Termodinamika dan ekonomi
merupakan dua fenomena yang analog. Oleh karena itu, teori dan hukum dalam

8
termodinamika dapat diterapkan dalam ekonomi. Hal tersebut berakibat variabel di
dalam ekonomi juga dibedakan menjadi dua yaitu variabel ekstensif dan variabel
intensif. Selanjutnya, model termodinamika yang diterapkan dalam ekonomi adalah
fungsi partisi kanonik lengkap (FPKL).

FPKL yang bersifat ekstensif dan uniter memenuhi kriteria statistika fuzzy. FPKL
dalam statistika fuzzy digunakan untuk menentukan nilai variabel ekstensif ekonomi
berdasarkan nilai variabel intensif ekonomi. Penentuan variabel ekstensif tersebut
dilakukan dengan simulasi statistika fuzzy. Teori gas ideal menggambarkan
hubungan antara temperatur, tekanan, volume dan jumlah partikel yang terdapat di
dalam suatu sistem. Sedangkan termodinamika adalah kajian dalam ilmu fisika yang
mampelajari tentang seluruh aktivitas yang terjadi di dalam suatu sistem terkait
dengan perubahan energi karena pengaliran panas dan kerja yang dilakukan. Dalam
termodinamika terdapat dua variabel keadaan yaitu variabel ekstensif dan variabel
intensif. Dalam tinjauan statistik termodinamika, hubungan dua variabel tersebut
digambarkan dalam fungsi partisi kanonik lengkap (FPKL). FPKL yang memenuhi
sifat ekstensif dan uniter memenuhi kriteria statistika fuzzy. Menurut Yakovenko,
kajian dalam termodinamika tersebut analog dengan kajian dalam ekonomi
bahwasannya ekonomi adalah kajian yang mempelajari tentang seluruh aktivitas yang
terjadi di dalam suatu sitem ekonomi suatu negara terkait dengan proses produksi dan
konsumsi. Pernyataan tersebut di dukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Saslow
terkait dengan analogi termodinamika dalam ekonomi. Oleh karena itu, FPKL dalam
termodinamika dapat digunakan untuk menggambarkan hubungan variabel-variabel
dalam ekonomi. Selanjutnya, statistika fuzzy digunakan untuk menentukan nilai dari
variabel ekstensif dalam ekonomi karena FPKL bersifat ekstensif dan uniter dan
dilakukan simulasi terhadap variabel ekstensif dengan nilai parameter yang bervariasi
serta memberikan interpretasi terhadap hasil simulasi tersebut.

Model termodinamika adalah model yang menggambarkan tentang perubahan


energi karena aliran panas dan kerja yang dilakukan. Energi panas dalam
termodinamika dipengaruhi oleh dua variabel yaitu temperatur (T) dan entropi (S).

9
Sedangkan energi dalam bentuk kerja dipengaruhi oleh dua variabel yaitu tekanan (P)
dan volume (V). Dalam termodinamika terdaat beberapa kajian metode-metode yang
mengacu pada termodinamika, salah satunya adalah hukum Newton cooling. Hukum
Newton cooling merupakan salah satu cabang dari ilmu termodinamika yang hanya
memperhatikan pengaruh temperatur (T). Kajian dalam termodinamika tersebut
analog dengan kajian dalam ekonomi. Dalam kajian hukum Newton cooling,
temperatur analog tekan suatu indeks dari suatu perubahan saham. pernyataan
tersebut didukung oleh Vasilis terkait dengan analogi temperatur dengan indeks
harga saham. Oleh karena itu, model dalam hukum Newton cooling dapat digunakan
untuk menggambarkan dan memprediksi indeks harga saham dari suatu
perekonomian. Dengan temperatur (suhu) yang konstan menggunakan Pemakaian
hukum Newton cooling. Untuk penelitian lebih lanjut dapat dikaji dalam penentuan
kebijakan tentang pengambilan kebijakan bila terjadi perubahan saham ketika dalam
keadaan naik (Uptrend) atau turun (Downtrend).

2.3. Gagasan Ide dan Pelaksanaan

Makalah ini akan menelusuri hukum-hukum termodinamika yang relevan dengan


perkembangan teknologi yang mengaju pada lingkungan dalam kerangka pemikiran
ekonomi dan ekologi serta mencoba menjawab beberapa pertanyaan berikut:

1. Apakah perkembangan teknologi dapat memberlanjutkan kehidupan?


2. Apakah dengan modifikasi pengalokasian sumberdaya menurut nila-nilai
lokal sebagai warisan lama dapat juga bertahan dalam keberlanjutan?
3. Apakah istilah keberlanjutan mampu dimediasi oleh konsep entropi di antara
dua kutub pemikiran ekonomi dan ekologi ?
4. Bagaimana termodinamika menggambarkan penurunan dan kenaikan saham
pada perekonomian?

Selanjutnya kita akan membahasa tentang ide yang akan muncul terkait dengan
pertanyaan diatas. Jenis-jenis teknologi yang dikembangkan umat manusia adalah
implementasi praktis dari intelegensia manusia. Nilai-nilai yang dimiliki manusia

10
apakah yang baik maupun buruk terbawa dan tercermin dalam produk teknologi yang
dihasilkannya, atau paling tidak akan tercermin dalam pemakaian dan perawatan
barang-barang teknologi yang dimilikinya. Alam dan manusia merupakan
kesatupaduan yang tak terpisahkan. Manusia tidak akan mengerti seluruh sifat-sifat
phenomena alam (struktur dan proses), sehingga apabila manusia sudah mulai merasa
dapat mengontrol alam, maka biasanya segera disambut oleh bencana alam yang
membinasakannya. Karena alam dan manusia tidak terpisahkan, maka manusia tidak
dapat menghindari ganjaran pahit tersebut. Demikian pula manusia tidak akan terlalu
jelas melihat ke masa depan, manusia hanya dapat memproyeksikan trend baik secara
linier atau eksponensial kearah masa depan. Oleh Karena itu, manusia hanya berharap
dengan tindakan yang bijak, akan menghasilkan buah yang bermanfaat. Tindakan
yang bijak dan ramah lingkungan adalah nilai-nilai luhur budaya umat manusia dalam
setiap peradaban dari dulu, sampai sekarang dan untuk masa depan.

Dengan tinjauan teknologi dan pendekatan pemikiran di atas, maka rancangan


metodologi yang digunakan dalam telaah ini dititik beratkan pada penelusuran
pendapat dan uraian tentang :

1. pencapaian optimasi dari kualitas kebermanfaatan dengan meminimalkan


produksi limbah;
2. daur ulang limbah agar dapat menjadi barang substitusi; dan
3. aplikasi hukum-hukum termodinamika pada upaya keberlanjutan
(sustainability).

Energi dalam wilayah kajian ekologi dari bentuk definisi yang paling sederhana
merupakan kapasitas untuk menghasilkan kerja. Sedangkan definisi sederhana
tentang uang dalam wilayah kajian ekonomi adalah kemampuan untuk membuat
orang lain bekerja. Makna lain tentang uang dalam padanan definisi lainnya adalah
daya dorong bagi orang untuk melakukan tindakan bekerja. Dalam dunia sekitar kita,
dapat disaksikan perubahan bentuk materi dan energi yang dilakukan oleh para
pekerja, dan jelas merupakan suatu aktivitas ekonomi dengan bantuan teknologi. Pada

11
saat itulah pikiran para ekonom bekerja dalam paradigma ‟kelangkaan‟ sumberdaya.
Walaupun sebetulnya bumi ini menyediakan beragam bentuk materi dan energi,
bahkan karena keragaman hayati dan non-hayati dalam pikiran para ekolog terdapat
paradigma ‟keberlimpahan‟ sumberdaya. Sehingga satu dengan yang lainnya dapat
saling mensubstitusi. Bagi ekonom, suatu sumberdaya dikatakan „langka‟, apabila
sumberdaya tersebut tidak dapat dimanfaatkan, ditukar atau diproduksi menjadi
sumberdaya „langka‟ lainnya.

Sumberdaya dapat berupa unsur-unsur tanah, modal, energi, material, dan


kombinasi di antara dua atau lebih unsur-unsur tersebut, baik yang dapat diukur
maupun tidak. Bagi para ekonom, sumberdaya adalah sebagian ketersediaan yang
dapat berubah bentuk. Sebagiannya itu dapat diubah atau diproduksi menjadi barang
atau jasa yang dapat dikonsumsi dan akan memiliki nilai ekonomi. Nilai tersebut akan
sangat ditentukan oleh kompleksitas sosial, budaya, dan sejumlah konsep-konsep
tentang realita dalam benak para ekonom termasuk para ekolog. Sementara itu, harga
adalah kuantitas uang yang ditentukan dalam aktivitas pertukaran, pemanfaatan atau
produksi sumberdaya. Karena itu, setiap sumberdaya yang „langka‟ akan memiliki
harga sebagai nilai tukarnya. Harga dalam pasar bebas mengatur dan menentukan
nilai ekonomi suatu objek sumberdaya. Sedangkan yang dimaksud produksi dalam
model ekonomi adalah suatu system proses produksi yang dapat mengubah atau
menukar sumberdaya menjadi barang dan jasa, sekaligus merupakan cara untuk
mengalokasikan sumberdaya yang “langka‟ itu. Proses dalam model ini berlangsung
dalam suatu konteks (lingkungan),dan melibatkan input, proses, dan output.

Model-model ekonomi barang dan jasa merupakan proses-proses mendasar dalam


ekonomi. Model yang paling bersahaja untuk pertukaran seperti itu dipertimbangkan
dengan seksama oleh para agen yang rasional. Mereka mencoba untuk memperoleh
kegunaan maksimal dalam membeli dan menjual barang dan jasa dalam pasar bebas
yang kompetitif. Model seperti itu mengatur dan menganut laissez faire (principle of
no regulation) sebagai pandangan ekonom klasik (liberal) seperti halnya pandangan
dari Adam Smith. Tetapi model tersebut hanya merupakan suatu model ideal. Dalam

12
kondisi laissez faire yang ideal, dipikirkan bahwa akan terdapat keseimbangan antara
konsumen dan para pekerja. Para pekerja mendapat bayaran karena jasa dan
sumberdaya yang disediakannya, dan pada saat yang sama konsumen membayar
untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa yang dibutuhkannya. Apabila setiap
pembayaran menopang upaya keseimbangan, maka pekerja dibayar gajinya untuk
jasa mereka, sedangkan pemilik tanah atau modal dibayar untuk penggunaan
sumberdayanya, dalam bentuk ongkos sewa atau bunga, dan konsumen membayar
sesuai dengan pemenuhan kebutuhannya. Dalam hipotesa sederhana seperti itu, suatu
harga harus dapat menunjukkan utilitas maksimum bagi semua faktor secara simultan
bagi kedua pihak, yaitu bagi pihak konsumen dan pihak para pekerja, atau bagi pihak
pembeli dan pihak penjual.

Hukum pertama dan kedua termodinamika sangat implisit ketika digunakan


dalam daur ekonomi. Pada hukum pertama menyatakan bahwa materi dan energi
memiliki sifat lestari, tetapi kurang mampu menjelaskan irreversibilitas suatu proses,
karena materi dan energi input tidak akan pernah persis dapat dikembalikan ke
bentuknya semula dari materi dan energi yang menjadi output. Kalaupun ada, itu
hanya sebagian, tetapi tetap kualitas dan availabilitasnya sulit dikembalikan.
Kenyataan ini sejalan dengan hukum kedua bahwa kandungan entropi input selalu
lebih rendah dibandingkan dengan kandungan entropi output. Untuk
mengembalikannya diperlukan sistem lain yang juga akan memperbesar entropi,
maka secara total tetap akan berakhir dengan kondisi yang memperbesar entropi
semesta. Apabila sumber energi surya masuk ke dalam faktor produksi yang gratis
dan mampu mengembalikan materi dan energi output menjadi materi dan energi input
seperti semula, maka „kelangkaan‟ dapat direduksi. Tetapi kembali untuk menyadap
energi surya itu memerlukan solar cell yang pembuatannya sudah jelas akan
memperbesar pula entropi semesta.

McMahon dan Mrozek (1997) mengungkapkan bahwa ekonomi neo-klasik juga


mempertimbangkan keberlanjutan (sustainability) agar generasi mendatang dapat
menikmati kehidupan yang sejahtera dalam koridor dan rambu-rambu ekologis.

13
Ekonom neo-klasik berpandangan bahwa koridor dan rambu-rambu fisika dan
ekologi dalam interaksi ekonomi dan lingkungan sebagai sesuatu yang kurang
menyenangkan tetapi tidak dapat dihindari lagi. Kepentingannya adalah untuk dapat
membantu menemukan teori ekonomi baru, yaitu ekonomi sumberdaya yang diiringi
kelahiran suatu teknologi yang dapat mengkonversi materi nonekonomi menjadi
barang ekonomi. Dalam pemikiran ekonomi neo-klasik yang baru, besaran entropi
menjadi pembatas dalam kepentingan pemikiran pertumbuhan ekonomi. Konsistensi
berpikir dalam batas-batas pengetahuan dan juga teknologi sangat diperlukan untuk
menemukan relevansi entropi dengan teori ekonomi dalam penggunaan sumberdaya.

Batu sandung yang perlu ditata dalam pemikiran ekonomi neo-klasik adalah
paradigma „kelangkaan‟ yang tercermin dalam harga (price) di pasaran. Batu
sandung tersebut perlu ditata menjadi batu titian melalui perbaikan teknologi atau
substitusi dari modal sumberdaya alam. Keduanya, batu sanding dan batu titian,
memiliki implikasi yang berbeda. Apabila keberlanjutan dapat ditempuh melalui
perbaikan kapabilitas teknologi, maka ekonomi neo-klasik masih dapat bertahan
dengan azas kelangkaan menuju pertumbuhan ekonomi. Apabila keberlanjutan hanya
dapat ditempuh melalui pengelolaan sumberdaya alam, maka konsep entropi akan
menjadi pembatas dalam pertumbuhan ekonomi, sekaligus menjadi basis koreksi
terhadap teori ekonomi neo-klasik dan perilaku pasar.

Penggunaan hukum pertama termodinamika dalam ekonomi neo-klasik


mengisyaratkan kondisi mendatang menjadi sangat tidak menentu, degradasi
lingkungan, perambatan limbah dengan entropi tinggi, dan kombinasi di antara
berbagai kesulitan membuat konsumsi masa depan secara termodinamik menjadi
lebih sulit. Kekhawatiran ini dapat direduksi dengan penggunaan hukum kedua
termodinamika yang memberikan peringatan bahwa entropi alam akan terus
membesar, sehingga perlu dihemat dengan pengelolaan yang bermanfaat bagi
kehidupan di atas kondisi alam yang memiliki keberlanjutan. Model termodinamika

dalam masalah peramalan indeks harga saham adalah

14
dengan adalah rata-rata keseluruhan data,

adalah data nilai awal, t adalah nomor data, r adalah standar deviasi.

Berdasarkan penerapan kasus, pemakaian nilai dengan data awal (data pertama)

lebih mendekati keadaan indeks harga saham dibanding memakai nilai awal dari data

terakhir. Untuk pemakaian dengan data awal (data pertama) didapat perubahan

penyebaran indeks harga saham tidak mempengaruhi secara signifikan terhadap suatu
nilai peramalan.

15
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
1. Ketika konsep entropi digunakan baik untuk pemikiran para ekolog maupun
para ekonom masih dapat diterima akal sehat, sehingga tidak menimbulkan
kontradiksi. Lebih lanjut analogi ini merupakan garapan mendatang, yang
tidak sempat secara eksplisit disinggung dalam telaahan makalah ini sesuai
yang dipesankan oleh Saslow (1999). Seperti misalnya energi bebas
Helmholtz, F, bersesuaian dengan konsep kepemilikan (wealth), energi dalam,
E, bersesuaian dengan utilitas, dan perkalian suhu T dan entropi S, TS,
bersesuaian dengan surplus, sementara suhu T bersesuaian dengan
pertumbuhan ekonomi.
2. Model termodinamika dalam masalah peramalan indeks harga saham adalah

dengan adalah rata-rata keseluruhan

data, adalah data nilai awal, t adalah nomor data, r adalah standar

deviasi. Berdasarkan penerapan kasus, pemakaian nilai dengan data awal

16
(data pertama) lebih mendekati keadaan indeks harga saham dibanding

memakai nilai awal dari data terakhir. Untuk pemakaian dengan data

awal (data pertama) didapat perubahan penyebaran indeks harga saham tidak
mempengaruhi secara signifikan terhadap suatu nilai peramalan.
3. Termodinamika dan ekonomi adalah dua hal yang analog sehingga FPKL
dalam termodinamika dapat digunakan untuk menggambarkan kondisi dalam
ekonomi. Sedangkan dari hasil simulasi dapat disimpulkan bahwa untuk
statistika fuzzy (1,1), nilai laju peredaran uang di atas 1.8 menyebabkan nilai
jumlah penawaran uang, utility dan entropi tidak terdefinisi.yang berarti
bahwa pada kondisi tersebut kondisi perekonomian Indonesiadalam keadaan
tidak stabil.

3.2. Saran
1. Terdapat sumber-sumber yang mengarah kepada ketidaktertiban (entropi
tinggi), seperti keterbatasan sumberdaya alam, persaingan yang ketat dalam
pertumbuhan penduduk, dan bencana alam. Bagaimanapun keadaannya,
kehidupan tetap harus berlangsung, maka dengan menggunakan kearifan
lokal, desentralisasi, dan komunikasi global, ketidaktertiban tersebut harus
dapat diadaptasi secara kreatif menuju ketertiban baru. Perubahan seperti ini
(order from disorder), berlangsung dalam proses entropi tinggi dengan
berkompromi mengalokasikan sumberdaya demi co-existence, dan
berpartisipasi secara bijak dan kreatif dalam masa transisi menuju
coevolution.
2. Kearifan dalam pemanfaatan sumberdaya alam dan memberlanjutkan
kehidupan ekonomi bagi generasi kini dan mendatang merupakan hasil
keserbautuhan (wholeness) yang mengemas unsurunsur keindahan, kebaikan,
dan kebenaran.
3. Melakukan pengukuran saham lebih teliti walapun itu menggunakan tehnik
termodinamika.

17
DAFTAR PUSTAKA

Suriamiharja. D. A. 2008. Analogi Hukum Termodinamika Dalam Interaksi

Ekonomi dan Lingkungan. Jurnal FMIPA. Hal 1-16.

Wicaksono. Arief Wahyu. Dkk. 2011. Penentuan Indeks Harga Saham

Menggunakan Model Termodinamika. Jurnal FMIPA UNY. Hal 37-43.

ISBN : 978 – 979  16353 6 3.

Setoyowati, Ririn. Dkk. 2011. Penentuan Variabel Ekstensif Ekonomi Melalui

Model Termodinamika Dengan Simulasi Statistika Fuzzy (1,1). Jurnal

FMIPA UNY. Hal 198-2.09.  ISBN : 978 979  16353  6 3.

Abu, Ahmad Hamid. 2007. Kalor Dan Termodinamika. Yogyakarta: UNY

Hartatiek. 2009. Paket Tutorial Termodinamika. Malang: UNM.

18
Sirait, Motlan. Dkk. 2017. Fisika Umum II. Medan: UNIMED.

19

Anda mungkin juga menyukai