Anda di halaman 1dari 25

Makalah

PENGEMBANGAN KREATIVITAS SISWA DENGAN


PEMBELAJARAN FISIKA
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas
Matakuliah : STUDI TERKINI ISU PENDIDIKAN FISIKA
Dosen Pengampu : Deo Demonta Panggabean, S.Pd., M.Pd

Disusun Oleh :
KELOMPOK IV

DEVI SILVIANA (4192421015)


MANGASI HOLONG RAJAGUKGUK (4192421013)
SISKA DEWI TITANIA SITUMORANG (4192421027)
YUNIAR LESTARI RANGKUTI (4193321030)

PROGRAM STUDI S-1 PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
dengan rahmat dan karunia-Nya, penulis masih diberi kesempatan untuk bekerja
bersama untuk menyelesaikan makalah ini, dimana makalah ini merupakan salah
satu dari tugas mata kuliah Studi Terkini Isu Pendidikan Fisika. Tidak lupa kami
ucapkan terima kasih kepada Bapak Deo Demonta Panggabean, S.Pd., M.Pd dan
teman-teman yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak


kekurangan, oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun. Penulis berharap, dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat
bagi pembaca dan teman-teman.

Medan, April 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 3
1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................................... 3
BAB II ..................................................................................................................... 4
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 4
2.1 PENGERTIAN KREATIVITAS .................................................................. 4
2.2 TUJUAN DAN MANFAAT PENGEMBANGAN KREATIVITAS ........... 6
2.3 FAKTOR PENDORONG DAN CIRI KREATIVITAS………….....…….6
2.4 LANGKAH PENGEMBANGAN KREATIVITAS.....……………………10
2.5 PENGEMBANGAN KREATIVITAS DENGAN PEMBELAJARAN…...12
2.6 PENGEMBANGAN KREATIVITAS DENGAN PEMBELAJARAN
FISIKA...............................................................................................................15
BAB III ................................................................................................................. 19
PENUTUP ............................................................................................................. 19
3.1 Kesimpulan ................................................................................................. 19
3.2 Saran ............................................................................................................ 21
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 22

ii
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendidikan merupakan salah satu komponen yang sangat penting didalam
pembentukan dan pengembangan sumber daya manusia dalam menghadapi
kemajuan zaman. Dengan kemajuan zaman yang terus maju pesat, mau tidak
mau akan memerlukan generasi manusia yang berkualitas, manusia berkualitas
adalah manusia yang bisa bersaing di dalam arti yang baik, dengan membentuk
pola pikir yang kritis, penalaran yang mantap, kreatif dan inovatif. Mengajar
bukanlah semata-mata persoalan memberikan ceramah pada siswa tentang
materi yang akan diajarkan tetapi membutuhkan strategi mengajar agar para
siswa mudah menerima palajaran dan sulit untuk melupakan apa yang telah
diajarkan oleh guru. Dalam mengajar guru harus mempersiapkan dan
merancang materi yang akan disampaikan dan strategi pembelajaran yang tepat
agar siswa lebih menerima pelajaran. Dengan metode ceramah secara otomatis
kegiatan pembelajaran hanya didominasi guru saja, sehingga kegiatan
pembelajarannya kurang dapat melibatkan siswa, dan komunikasi antar siswa
dengan siswa yang lain, guru dengan siswa kurang terbangun, kebermaknaan
dalam belajarpun sangat kurang bahkan cenderung siswa tidak menyenangi
mata pelajaran fisika. Pembangunan nasional meliputi berbagai bidang, salah
satunya bidang pendidikan. Pembangunan di bidang pendidikan merupakan
salah satu upaya dalam meningkatkan sumber daya manusia Indonesia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur,
mandiri, maju, cerdas, kreatif, trampil, bertanggung jawab, dan produktif, serta
sehat jasmani dan rohani. Pendidikan formal di sekolah merupakan salah satu
wujud nyata pembangunan bidang pendidikan. Pada jalur ini guru memegang
peranan yang penting dalam menentukan keberhasilan dan proses belajar
mengajar. Guru mempunyai tugas dan tanggung jawab yang luas, bukan hanya
sebagai pengajar, tetapi sekaligus sebagai pembimbing dan pendidik siswa.
Dalam proses kegiatan belajar mengajar di sekolah juga dilaksanakan
pembinaan kepribadian siswa agar menjadi manusia Indonesia sesuai dengan
2

tujuan pendidikan nasional. Strategi pembelajaran sangat diperlukan dalam


menunjang terwujudnya seluruh kompetensi yang dimuat dalam Kurikulum
2013. Dalam arti bahwa kurikulum memuat komponen yang seharusnya
diajarkan kepada peserta didik, sedangkan pembelajaran merupakan cara
kompetensi yang diajarkan bisa dikuasai oleh peserta didik. Pelaksanaan
pembelajaran didahului dengan penyiapan rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP) yang dikembangkan oleh guru baik secara individual maupun kelompok
yang mengacu pada silabus.
Salah satu strategi pembelajaran yang dapat digunakan untuk mendukung
pelaksanaan kurikulum 2013 adalah pemanfaatan teknologi komunikasi yang
saat ini kemajuannya amat pesat. Kemajuan teknologi yang serba canggih
sangat berpengaruh terhadap pembentukan karakter pada generasi
muda,informasi yang serba cepat sangat mempengaruhi pola pikir
mereka,sehingga hampir di setiap tempat yang namanya media informasi selalu
dekat dengan mereka. Slameto (2003:17) dalam Supriadi mengatakan bahwa
ciri-ciri kreativitas dapat dikelompokkan dalam dua kategori, kognitif dan non
kognitif.Ciri kognitif diantaranya orisinilitas, fleksibelitas, kelancaran, dan
elaborasi. Sedangkan ciri non kognitif diantaranya motivasi sikap dan
kepribadian kreatif. Kedua ciri ini sama pentingnya, kecerdasan yang tidak
ditunjang dengan kepribadian kreatif tidak akan menghasilkan apapun.
Kreativitas hanya dapat dilahirkan dari orang cerdas yang memiliki kondisi
psikologi yang sehat. Satiadarma (2003:109), kreativitas merupakan salah satu
modal yang harus dimiliki siswa untuk mencapai prestasi belajar. Arti
kreativitas yang dikenaldengan four p’s of creativity, yakni person, process,
press dan product. Kreativitas dari segi “pribadi” (person) menunjukan pada
potensi daya kreatif yang ada pada setiap pribadi. Kreativitas sebagai suatu
“proses” (process) dapat dirumuskan sebagai suatu bentuk pemikiran dimana
individu berusaha menemukan hubungan yang baru, mendapatkan jawaban,
metode atau cara baru menghadapi masalah. Kreativitas sebagai “pendorong”
(press) yang datang dari diri sendiri berupa hasrat dan motivasi yang kuat untuk
berkreasi.
3

Kreativitas dari segi “hasil” (product) segala sesuatu yang diciptakan


seseorang sebagai hasil dari keunikan pribadinya dalam interaksi dengan
lingkungannya. Santrock (2008:366) kreativitas ialah kemampuan berpikir
tentang sesuatu dengan cara baru dan tak biasa dan menghasilkan solusi yang
unik atas suatu problem. Selain itu Samsunuwiyati (2010:175) berpendapat
bahwa kreativitas merupakan konsep yang majemuk dan multi-dimensional,
sehingga sulit didefinisikan secara operasional. Berdasarkan beberapa definisi
diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kreativitas merupakan suatu proses
mental individu yang melahirkan gagasan, proses, metode ataupun produk baru
yang efektif yang bersifat imajinatif, fleksibel, suksesi, dan diskontinuitas, yang
berdaya guna dalam berbagai bidang untuk pemecahan suatu masalah. Jadi
kreativitas merupakan bagian dari usaha seseorang. Kreativitas akan menjadi
seni ketika seseorang melakulan kegiatan. Dari pemikiran yang sederhana itu,
dilakukan semua aktivitas yang bertujuan untuk memacu atau menggali
kreativitas.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa itu Kreativitas?
1.2.2 Apa saja Tujuan dan Manfaat daripada Pengembangan Kreativitas?
1.2.3 Apa saja Faktor Pendorong dan Ciri Kreativitas?
1.2.4 Bagaimana Langkah Pengembangan Kreativitas?
1.2.5 Bagaimana Pengembangan Kreativitas dengan Pembelajaran?
1.2.6 Bagaimana Pengembangan Kreativitas dengan Pembelajaran Fisika?
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Mengetahui Pengertian Kreativitas
1.3.2 Mengetahui Tujuan dan Manfaat Pengembangan Kreativitas
1.3.3 Mengetahui Faktor Pendorong dan Ciri Kreativitas
1.3.4 Mengetahui Langkah Pengembangan Kreativitas
1.3.5 Mengetahui Pengembangan Kreativitas dengan Pembelajaran
1.3.6 Mengetahui Pengembangan Kreativitas dengan Pembelajaran Fisika
4

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN KREATIVITAS
Pengertian kreativitas dapat ditinjau dari empat dimensi yakni person,
process, product, dan press. Kreativitas dilihat dari dimensi person dikemukakan
oleh Sternberg (Sudarma, 2013:20), seseorang yang kreatif adalah orang yang
dapat berpikir secara sintesis, artinya dapat melihat hubungan-hubungan di mana
orang lain tidak mampu melihatnya, dan mempunyai kemampuan untuk
menganalisis ide-idenya sendiri serta mengevaluasi nilai ataupun kualitas karya
pribadinya, mampu menerjemahkan teori dan hal-hal yang abstrak ke dalam ide-ide
praktis, sehingga individu mampu meyakinkan orang lain mengenai ide-ide yang
akan dikerjakannya. Definisi kreativitas yang menenkankan dimensi proses
diuraikan oleh Munandar (Murniati, 2012:10),“Creativity is a process that
manifests it self in fluency, in flexibility as well in originality of thinking.” Artinya,
kreativitas adalah suatu proses yang tercermin dalam kelancaran, kelenturan
(fleksibilitas) dan originalitas dalam berpikir. Pengertian kreativitas sebagai sebuah
produk dijelaskan oleh Basuki (Sudarma, 2013:19) kreativitas sebagai kemampuan
untuk menghasilkan sesuatu yang baru. Definisi kreativitas dilihat dari dimensi
press atau sebuah kekuatan yang ada dalam individu diungkapkan oleh John Adlair
(Sudarma, 2013:18), “Creativity is the faculty of mind and spirit that enables us to
bring into existence, ostensibly out of nothing, something of use, order, beauty or
significance.” Pernyataan tersebut lebih kurang mengandung pengertian, kreativitas
adalah fakultas pikiran dan jiwa yang memungkinkan kita untuk membawa ke
dalam situasi, seolah-olah dari ketiadaan, sesuatu yang berguna, ketertiban,
keindahan atau sesuatu yang berarti.
Ciri-ciri Kreativitas dapat dibedakan ke dalam ciri kognitif dan non-kognitif.
Yang termasuk ke dalam ciri kognitif sama dengan ciri berpikir kreatif yaitu
orisinalitas, fleksibilitas, kelancaran, dan elaborasi. Sedangkan yang termasuk ke
dalam ciri nonkognitif adalah motivasi, sikap, dan kepribadian kreatif. Berikut akan
diuraikan mengenai ciri-ciri kreativitas atau sikap kreatif menurut Utami Munandar
(2009:71) sebagai berikut:
a. rasa ingin tahu yang luas dan mendalam;
5

b. sering mengajukan pertanyaan yang baik;


c. memberikan banyak gagasan atau usul terhadap suatu masalah;
d. bebas dalam menyatakan pendapat;
e. mempunyai rasa keindahan yang dalam;
f. menonjol dalam salah satu bidang seni;
g. mampu melihat suatu masalah dari berbagai segi/sudut pandang;
h. mempunyai rasa humor yang luas;
i. mempunyai daya imajinasi; dan
j. orisinal dalam ungkapan gagasan dan dalam pemecahan masalah.
Di atas telah diuraikan ciri-ciri sikap kreatif, namun perlu diketahui bahwa
peserta didik yang kreatif lahir dari seorang guru yang kreatif. Beetlestone (2012:9)
menguraikan guru yang kreatif akan menunjukkan kemampuan:
a. komitmen;
b. pengetahuan tentang pokok bahasan;
c. pengetahuan tentang teknik/skill;
d. keterlibatan dengan tugas;
e. memberikan bimbingan;
f. memberikan pengarahan dan fokus;
g. sensitif dan menyadari;
h. mendengarkan secara aktif;
i. melindungi siswa dari olok-olok dan meremehkan;
j. mengenali kapan usahanyata memerlukan dorongan lebih jauh;
k. menggalakkan iklim yang mendukung ide-ide kreatif.
Selanjutnya terdapat beberapa cara yang bisa dilakukan seorang guru untuk
meningkatkan kreativitas siswa, seperti yang diungkapkan Wankat dan Oreovoc
(Wena, 2013:138-139) berikut ini:
a. mendorong siswa untuk kreatif, hal ini bisa dilakukan dengan cara:
1) mengembangkan beberapa pemecahan masalah yang kreatif untuk
suatu masalah,
2) memberikan beberapa cara dalam memecahkan suatu masalah, dan
3) membuat daftar beberapa kemungkinan solusi untuk suatu masalah.
6

b. mengajari siswa beberapa metode untuk menjadi kreatif, hal ini bisa
dilakukan dengan cara:
1) mengembangkan ide sebanyak-banyaknya,
2) mengembangkan ide berdasarkan ide-ide orang lain,
3) jangan memberi kritik pada saat mengembangkan ide,
4) mengevaluasi ide-ide yang telah ada, dan
5) menyimpulkan ide yang terbaik.
c. menerima ide-ide kreatif yang dihasilkan siswa, hal ini bisa dilakukan
dengan cara:
1) memberi catatan tentang aspek yang positif dari ide,
2) memberi catatan tentang aspek negative dari ide,dan
3) memberi catatan hal yang sangat menarik dari ide.
Dari penjelasan mengenai kreativitas di atas, yang harus menjadi catatan
penting bagi seorang guru adalah setiap peserta didik sudah dibekali daya
kreativitas sejak lahir, guru memiliki kewajiban menggali dan mengembangkan
daya kreativitas tersebut. Maka dari itu, guru harus banyak memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk berkreasi.
2.2 TUJUAN DAN MANFAAT PENGEMBANGAN KREATIVITAS
Mengembangkan dan meningkatkan kreativitas pada anak usia dini sangatlah
penting. Tujuan pengembangan kreativitas pada anak usia dini sebagai basic skill,
sebagai contoh pada tahap awal perkembangan anak mampu memanipulasi gerakan
ataupun suara dan mencoba untuk meniru, berkreasi dan mengekspresikan diri
dengan gaya yang khas dan unik.
Tujuan pengembangan kreativitas adalah kebutuhan anak terhadap kegiatan-
kegiatan yang kreatif, hal ini didasari oleh rasa ingin tahu dan keinginan anak dalam
mempelajari sesuatu yang sangat tinggi (Rachmawati & Kurniati, 2012: 35-37).
Tujuan utama dalam pengembangan kreativitas yaitu menjadikan anak pribadi yang
unik, memiliki banyak gagasan, memiliki kemampuan dalam mencipta, dapat
memecahkan masalah dengan cara sendiri dan juga menjadikan anak agar lebih
tertarik lagi pada kegiatan yang kreatif sehingga dapat memenuhi kebutuhan untuk
menjadi manusia yang dapat mengaktualisasikan dirinya di lingkungan sekitarnya.
2.3 FAKTOR PENDORONG DAN CIRI KREATIVITAS
7

 Karakteristik Kreativitas
a. Diers (Adams : 1976) mengemukakan bahwa karakteristik kreativitas yaitu:
1) Memiliki dorongan (drive) yang tinggi
2) Memiliki rasa ingin tahu yang besar
3) Penuh percaya diri
4) Toleran terhadap ambiguitas
5) Bersifat sensitive, dan lain-lain
b. Utami Munandar (1992) mengemukakan crri-ciri kreativitas antara lain:
1) Senang mencari pengalaman baru
2) Memiliki inisiatif
3) Selalu ingin tahu
4) Mempunyai rasa humor
5) Berwawasan masa depan dan penuh imajinasi, dan lain-lain.
c. Clark (1988) mengemukakan karakteristik kreativitas adalah sebagai
berikut:
1) Memiliki disiplin diri yang tinggi
2) Senang berpetualang
3) Memiliki wawasan yang luas
4) Mampu berpikir periodic
5) Memerlukan situasi yang mendukung
6) Sensitif terhadap lingkungan
7) Memiliki nilai estetik yang tinggi
d. Torance (1981) mengemukakan karakteristik kreativitas adalah:
1) Memiliki rasa ingin tahu yang besar
2) Tekun dan tidak mudah bosan
3) Percaya diri dan mandiri
4) Berani mengambil resiko
5) Berpikir divergen
 Sikap Orang Tua Terhadap Perkembangan Kreativitas Anak
Sikap orang tua sangat mempengaruhi krea tivitas anak. Orang tua, adalah
individu yang secara intens berhubungan dengan anak, akan menjadi model bagi
anak. Selain itu, sikap orang tua terhadap perkembangan kreativitas anak juga
8

memegang peranan penting. Sikap orang tua disini akan dibedakan antara sikap
orang tua yang menunjang dan yang tidak menunjang pengembangan kreatif anak.
- Sikap orang tua yang memupuk kreativitas anak
Munandar (1999) menjelaskan bahwa dari berbagai penelitian diperoleh
hasil, bahwa sikap orang tua yang memupuk kreativitas anak, ialah:
1. Menghargai pendapat anak dan mendorongnya untuk mengungkapkannya.
2. Memberi waktu kepada anak untuk berpikir, merenung, dan berkhayal.
3. Membiarkan anak mengambil keputusan sendiri.
4. Mendorong kemelitan anak, untuk menjajaki dan mempertanyakan banyak
hal.
5. Meyakinkan anak bahwa orang tua menghargai apa yang ingin dicoba
dilakukan, dan apa yang dihasilkan.
6. Menunjang dan mendorong kegiatan anak.
7. Menikmati keberadaannya bersama anak
8. Memberi pujian yang sungguh-sungguh kepada anak
9. Mendorong kemandirian anak dalam bekerja
10. Melatih hubungan kerja sama yang baik dengan anak.
- Sikap orang tua yang tidak menunjang kreativitas anak
Menurut Munandar (1999), sikap orang tua yang tidak menunjang
pengembangan kreativitas anak ialah:
1. Mengatakan kepada anak bahwa ia dihukum jika berbuat salah.
2. Tidak membolehkan anak menjadi marah terhadap orang tua.
3. Tidak membolehkan anak mempertanyakan keputusan orang tua.
4. Tidak memperbolehkan anak bermain dengan anak dari keluarga yang
mempunyai pandangan dan nilai yang berbeda dari keluarga anak.
5. Anak tidak boleh berisik.
6. Orang tua ketat mengawasi kegiatan anak.
7. Orang tua memberi saran-saran spesifik tentang penyelesaian tugas.
8. Orang tua kritis terhadap anak dan menolak gagasan anak.
9. Orang tua tidak sabar dengan anak.
10. Orang tua dan anak adu kekerasan.
11. Orang tua menekan dan memaksa anak untuk menyelesaikan tugas.
9

 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Kreativitas


Clark (1983) mengkategorikan faktor-faktor yang mempengaruhi
kreativitas ke dalam 2 kelompok yakni:
a. Faktor-faktor yang mendukung
1. Situasi yang menghadirkan ketidak lengkapan serta keterbukaan
2. Situasi yang memungkinkan dan mendorong timbulnya banyak
pertanyaan
3. Situasi yang dapat mendorong dalam rangka menghasilkan sesuatu
4. Situasi yang mendorong tanggung jawab dan kemandirian
b. Faktor-faktor yang menghambat
1. Tidak menghargai terhadap fantasi dan hayalan
2. Otoritarianisme
3. Diferensiasi antara bekerja dan bermain
4. Stereotif peran seks/jenis kelamin
5. Kurang berani dalam melakukan eksplorasi, menggunakan
imajinasi, dan penyelidikan.
Utami Munandar (1988) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi kreativitas adalah:
a) Usia
b) Tingkat pendidikan orangtua
10

c) Tersedianya fasilitas
d) Penggunaan waktu luang
2.4 LANGKAH PENGEMBANGAN KREATIVITAS
 Perkembangan Kreatifitas
a. Tahap sensorik – motorik (0 – 2 tahun)
Pada tahap ini belum memiliki kemampuan untuk mengembangkan
kreativitasnya. Sebab, pada tahap ini tindakan-tindakan anak masih berupa
tindakan-tindakan fisik yang bersifat refleksif, pandangannya terhadap
objek masih belum permanen, belum memiliki konsep tentang ruang dan
waktu, belum memiliki konsep tentang sebab-akibat, bentuk permainannya
masih merupakan pengulangan reflek-reflek, belum memiliki konsep
tentang diri, ruang dan belum memiliki kemampuan berbahasa.
b. Tahap Praoperasional (2 – 7 tahun)
Pada tahap ini kemampuan mengembangkan kreativitas sudah mulai
tumbuh karena anak sudah mulai tumbuh karena anak sudah mulai
mengembangkan memori dan telah memiliki kemampuan untuk
memikirkan masa lalu dan masa yang akan datang, meskipun dalam jangka
waktu yang pendek.
c. Tahap Operasional Konkrit (7 – 11 tahun)
Faktor-faktor yang memungkinkan semakin berkembangnya kreativitas itu
adalah:
1) Anak sudah mulai mampu untuk menampilkan operasi-operasi
mental
2) Mulai mampu berpikir logis dalam bentuk yang sederhana
3) Mulai berkembang kemampuan untuk memelihara identitas-
identitas diri
4) Konsep tentang ruang sudah semakin meluas
5) Sudah amat menyadari akan adanya masa lalu, masa kini, dan masa
yang akan datang
6) Sudah mampu mengimajinasikan sesuatu, meskipun biasanya masih
memerlukan bantuan objek-objek konkrit.
d. Tahap Operasional Formal (11 tahun ke atas)
11

Ada beberapa faktor yang mendukung berkembangnya potensi kreativitas


ini, yakni:
1) Remaja sudah mampu melakukan kombinasi tindakan secara
proposional berdasarkan pemikiran logis
2) Remaja sudah mampu melakukan kombinasi objek-objek secara
proporsional berdasarkan pemikiran logis
3) Remaja sudah memiliki pemahaman tentang ruang relative
4) Remaja sudah memiliki pemahaman tentang waktu relative
5) Remaja sudah mampu melakukan pemisahan dan pengendalian
variabel-variabel dalam menghadapi masalah yang kompleks
6) Remaja sudah mampu melakukan abstraksi relative dan berpikir
hipotesis
7) Remaja sudah memiliki diri ideal
8) Remaja sudah menguasai bahasa abstrak

 Tahap-tahap Kreativitas
a) Persiapan (preparation)
Merupakan tahap awal berisi kegiatan pengenalan masalah, pengumpulan
data-informasi yang relevan, melihat hubungan antara hipotesis dengan
kaidah-kaidah yang ada. Tetapi belum sampai menemukan sesuatu, baru
menjajagi kemungkinan-kemungkinan.
b) Inkubasi (incubation)
Merupakan tahap menjelaskan, membatasi, membandingkan masalah.
Dengan proses ini diharapkan ada pemisahan, mana hal-hal yang benar-
12

benar penting dan mana yang tidak, mana yang relevan dan mana yang
tidak.
c) Iluminasi (illumination)
Merupakan tahap mencari dan menemukan kunci pemecahan, menghimpun
informasi dari luar untuk dianalisis dan disintesiskan kemudian
merumuskan beberapa keputusan.
d) Ferifikasi (verification)
Merupakan tahap mentes dan membuktikan hipotesis, apakah keputusan
yang diambil itu tepat atau tidak.
2.5 PENGEMBANGAN KREATIVITAS DENGAN PEMBELAJARAN
Dalam konteks relasi dengan anak-anak kreatif Torrance (1977) menamakan
relasi bantuan dengan istilah “Creative relationship” yang memiliki karakteristik
sebagai berikut:
Pembimbing berusaha memahami pikiran dan perasaan anak
Pembimbing mendorong anak untuk mengungkapkan gagasan-gagasannya
tanpa mengalami hambatan
Pembimbing lebih menekan pada proses daripada hasil sehingga
pembimbing dituntut mampu memandang permasalahan anak sebagai
bagian dari keseluruhan dinamika perkembangan dirinya.
Pembimbing tidak memaksakan pendapat, pandangan, atau nilai-nilai
tertentu kepada anak.
Pembimbing berusaha mengeksplorasi segi-segi positif yang dimiliki anak
dan bukan sebaliknya mencari-cari kelemahan anak.
Dedi Supriadi (1994) mengemukakan sejumlah bantuan yang dapat
digunakan untuk membimbing perkembangan anak-anak kreatif, yaitu sebagai
berikut:
Menciptakan rasa aman kepada anak untuk mengekspresikan kreativitasnya
Mengakui dan menhargai gagasan-gagasan anak
Menjadi pendorong bagi anak untuk mengkombinasikan dan mewujudkan
gagasan-gagasannya.
Membantu anak memahami divergensinya dalam berpikir dan bersikap dan
bukan malah menghukumnya
13

Memberikan peluang untuk mengkomunikasikan gagasan-gagasannya


Memberikan informasi-informasi mengenai peluang-peluang yang tersedia.
Torrance (1988), kreativitas adalah proses merasakan dan mengamati adanya
masalah, membuat dugaan tentang kekurangan (masalah) ini, menilai dan menguji
dugaan atau hipotesis, kemudian mengubah dan mengujinya lagi, dan akhirnya
menyampaikan hasil-hasilnya.
Dari berbagai pengertian yang dikemukakan oleh para ahli untuk menjelaskan
makna dari kreativitas penulis mengambil kesimpulan bahwa kreativitas adalah
kemampuan menciptakan sesuatu yang baru, proses konstuksi ide yang dapat
diterapkan dalam menyelesaikan masalah, serta suatu kegiatan yang bermanfaat.
 TEORI PEMBENTUKAN PRIBADI KREATIF:
a. Teori Psikoanalisa
Psikoanalisa memandang kreativitas sebagai hasil mengatasi suatu masalah,
yang biasanya dimulai sejak di masa anak-anak. Priadi kreatif dipandang
sebagai seseorang yang pernah mempunyai pengalaman traumatis, yang
dihadapi dengan memungkinkan gagasan-gagasan yang disadari dan yang
tidak disadari bercampur menjadi pemecahan inovatif dari trauma.
Adapun tokoh-tokohnya adalah:
- Sigmund Freud. Ia menjelaskan proses kreatif dari mekanisme pertahanan,
yang merupakan upaya tak sadar untuk menghindari kesadaran mengenai
ide-ide yang tidak menyenangkan atau yang tidak dapat diterima. Sehingga
biasanya mekanisme pertahanan merintangi produktivitas kreatif. Meskipun
kebanyakan mekanisme pertahanan menghambat tindakan kreatif, namun
justru mekanisme sublimasi justru merupakan penyebab utama dari
kreativitas.
- Ernest Kris. Ia menekankan bahwa mekanisme pertahanan regresi (beralih
ke perilaku sebelumnya yang akan memberi kepuasaan, jika perilaku
sekarang tidak berhasil atau tidak memberi kepuasaan) juga sering muncul
dalam tindakan kreatif.
- Carl Jung. Ia juga percaya bahwa ketidaksadaran memainkan peranan yang
amat penting dalam kreativitas tingkat tinggi. Alam pikiran yang tidak
disadari dibentuk oleh masa lalu pribadi. Dengan adanya ketidaksadaran
14

kolektif, akan timbul penemuan, teori, seni, dan karya-karya baru lainnya.
Prose inilah yang menyebabkan kelanjutan dari eksistensi manusia.
b. Teori Humanistik
Humanistik lebih menekankan kreativitas sebagai hasil dari kesehatan
psikologis tingkat tinggi. Dan kreativitas dapat berkembang selama hidup
dan tidak terbatas pada usia lima tahun pertama.
- Abraham Maslow. Ia menekankan bahwa manusia mempunyai naluri-naluri
dasar yang menjadi nyata sebagai kebutuhan. Kebutuhan-kebutuhan itu,
diwujudkan Maslow sebagai hirarki kebutuhan manusia, dari yang terendah
hingga yang tertinggi.
- Carl Rogers. Ia menjelaskan ada 3 kondisi dari pribadi yang kreatif, adalah
keterbukaan terhadap pengalaman, kemampuan untuk menilai situasi sesuai
dengan Patokan pribadi seseorang, kemampuan untuk bereksperiman atau
untuk ‘bermain’ dengan konsep-konsep.
c. Teori Cziksentmihalyi
Ciri pertama yang memudahkan tumbuhnya kreativitas adalah Predisposisi
genetis (genetic predispotition). Contoh seorang yang system sensorisnya
peka terhadap warna lebih mudah menjadi pelukis, peka terhadap nada lebih
mudah menjadi pemusik.
- Minat pada usia dini pada ranah tertentu:
Minat menyebabkan seseorang terlibat secara mendalam terhadap ranah
tertentu, sehingga mencapai kemahiran dan keunggulan kreativitas.
- Akses terhadap suatu bidang:
Adanya sarana dan prasarana serta adanya pembina/mentor dalam bidang
yang diminati sangat membantu pengembangan bakat.
- Access to a field:
Kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi dengan teman sejawat +
tokoh-tokoh penting dalam bidang yang digeluti, memperoleh informasi
yang terakhir, mendapatkan kesempatan bekerja sama dengan pakar-pakar
dalam bidang yang diminati sangat penting untuk mendapatkan pengakuan
+ penghargaan dari orang-orang penting. Orang-orang kreatif ditandai
adanya kemampuan mereka yang luar biasa untuk menyesuaikan diri
15

terhadap hampir setiap situasi dan untuk melakukan apa yang perlu untuk
mencapai tujuannya.
2.6 PENGEMBANGAN KREATIVITAS DENGAN PEMBELAJARAN
FISIKA
Belajar yang efektif dapat membantu siswa untuk meningkatkan
kemampuan yang diharapkan sesuai dengan tujuan instruksional yang ingin
dicapai. Winkel (1996:226) mengemukakan bahwa prestasi belajar merupakan
bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang.Maka prestasi belajar
merupakan hasil maksimum yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan
usaha-usaha belajar.Sedangkan menurut Arif Gunarso (1993:77) mengemukakan
bahwa prestasi belajar adalah usaha maksimal yang dicapai oleh seseorang setelah
melaksanakan usahausaha belajar. Prestasi belajar dapat diukur melalui tes yang
sering dikenal dengan tes prestasi belajar. Menurut Saifudin Anwar (2005:8-9)
mengemukakan tentang tes prestasi belajar bila dilihat dari tujuannya yaitu
mengungkap keberhasilan sesorang dalam belajar. Testing pada hakikatnya
menggali informasi yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan.
Tes prestasi belajar berupa tes yang disusun secara terrencanauntuk mengungkap
performasi maksimal subyek dalam menguasai bahan-bahan atau materi yang telah
diajarkan. Dalam kegiatan pendidikan formal tes prestasi belajar dapat berbentuk
ulangan harian, tes formatif, tes sumatif, bahkan ebtanas dan ujian-ujian masuk
perguruan tinggi. Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai seseorang dalam
pengusasaan pengetahuan dan keterampilan yang dikembangkan dalam pelajaran,
lazimnya ditunjukkan dengan tes angka nilai yang diberikan oleh guru (Asmara.
2009:11).
Dengan berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi, khususnya
mengenai dampak dalam transformasi pesan, maka proses pembelajaran pun
mnegalami perubahan. Adanya media internet memudahkan warga belajar untuk
mengakses ke berbagai sumber informasi, temasuk halaman web. Melalui halaman
web ini, maka warga belajar dapat mentransformasikan informasinya kepada orang
lain sehingga membentuk suatu jaringan atau komunitas belajar yang dikenal
dengan virtual learning. Bahkan Onno W. Purbo (2002) menjelaskan bahwa istilah
“e” atau singkatan dari elektronik dalam e-learning digunakan sebagai istilah untuk
16

segala teknologi yang digunakan untuk mendukung usaha-usaha pengajaran lewat


teknologi elektronik internet.
E-Learning adalah pendekatan pembelajaran melalui perangkat komputer
yang tersambung ke internet, dimana peserta didik berupaya memperoleh bahan
belajar yang sesuai dengan kebutuhannya. E-learning dapat dipandang sebagai
suatu sistem yang dikembangkan dalam upaya peningkatan kualitas pembelajaran
dengan berupaya menembus keterbatasan ruang dan waktu (Deni Darmawan,
2012).
Edmodo (dirancang oleh pendidik) yang juga berbasis cloud kolaborasi
merupakan aplikasi yang cukup aman digunakan oleh guru dan siswa. Seorang
guru, sekolah, kabupaten/kecamatan dapat dengan mudah mengelola sebuah sistem
yang menyediakan fitur terbaik dan praktis menghilangkan kecemasan guru
terhadap kreativitas yang biasa siswa lakukan dengan internet khususnya facebook.
Dengan platform ini guruakan lebih mudah untuk memonitor interaksi siswa dalam
edmodo learning environment.
Edmodo sangat komprehensif sebagai sebuah course management system
seperti layaknya Moodle, bedanya adalah aksesnya lebih cepat dan lebih mudah
penggunaannya dengan beberapa fitur yang fungsinya sama seperti layaknya
sebuah course management system.
Edmodo merupakan jejaring sosial untuk pembelajaran berbasis Learning
Managent System (LMS). Edmodo memberi fasilitas bagi guru, murid tempat yang
aman untuk berkomunikasi, berkolaborasi, berbagi konten dan aplikasi
pembelajaran, pekerjaan rumah (PR) bagi siswa, diskusi dalam kelas virtual,
ulangan secara online, nilai dan masih banyak lagi akan dibahas dibawah. Pada
intinya edmodo menyediakan semua yang bisa dilakukan dikelas bersama siswa
dalam kegiatan pembelajaran ditambah fasilitas bagi orang tua bisa memantau
semua aktifitas anaknya di media pembelajaran edmodo asalkan punya parent code
untuk anaknya.
Model pembelajaran yang paling tepat untuk melibatkan kemandirian siswa
dalam menguasai konsep adalah media edmodo, karena media pembelajaran
tersebut menekankan pada pembelajaran mandiri. Dalam belajar mandiri
diharapkan siswa dapat menguasai konsep Fisika melalui latihan-latihan yang ada
17

pada media tersebut. Pembelajaran dengan media edmodo dipilih karena


keberadaan media ini mirip dengan media facebook, sehingga siswa dapat
menggunakan sebagai media belajar.
Edmodo dapat dimasukkan ke dalam ruang kelas melalui berbagai aplikasi.
Menggunakan saat ini meliputi tugas posting, jajak pendapat untuk menciptakan
respon siswa, klip video embedding dan media lainnya untuk mendukung siswa
belajar, dan hanya tempat bagi siswa dan guru untuk mengirim pesan satu sama
lain. Pendidik menemukan cara-cara kreatif untuk mendukung pembelajaran siswa
dengan menggunakan Edmodo sebagai tempat untuk posting dan kritik sastra
analisis satu sama lain, bekerja sama dengan rekan-rekan mereka, dan posting
tulisan kreatif untuk penonton. Pada awal Desember 2012, Edmodo menjalani gaya
merubah. Ini sekarang termasuk browsing lebih mudah, tanggapan emoticon untuk
tugas, dan penambahan 2 aplikasi, editor foto dan School Tube, situs video
pendidikan.
Seiring dengan skenario pembelajaran yang tercantum di atas, pendidikan
situs jejaring sosial, seperti Edmodo, menawarkan kesempatan unik
untuk"terhubung dengan siswa dan membantu mereka menciptakan norma-norma
dan merefleksikan bagaimana tindakan online yang berbeda akan
diinterpretasikan." Edmodo menawarkan pendidik kesempatan untuk memulai
dialog yang memenuhi siswa dengan pengalaman mereka untuk memeriksa secara
kritis penggunaan jaringan sosial dan etis penggunaan media dan format online.
Prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh faktor ekstern dan intern. Salah satu
faktor ekstern yang perlu diperhatikan, diantaranya adalah pemilihan model
pembelajaran yang tepat dan efektif. Model pembelajaran yang digunakan guru
sangat menentukan keberhasilan siswa dalam memahami konsep materi tertentu.
Model pembelajaran yang baik merupakan model yang disesuaikan dengan materi
yang disampaikan, kondisi siswa, sarana yang tersedia, serta tujuan pembelajaran
sehingga dapat terlihat model yang diterapkan efektif.
Model pembelajaran yang paling tepat untuk melibatkan kemandirian siswa
dalam menguasai konsep adalah media edmodo, karena media pembelajaran
tersebut menkankan pada pembelajaran mandiri. Dalam belajar mandiri diharapkan
siswa dapat menguasai konsep Fisika melalui latihan-latihan yang ada pada media
18

tersebut. Pembelajaran dengan media edmodo dipilih karena keberadaan media ini
mirip dengan media facebook, sehingga siswa dapat menggunakan sebagai media
belajar.
Berdasarkan pemikiran diatas diduga bahwa media edmodo dapat lebih
meningkatkan prestasi belajar. Pengaruh antara siswa yang memiliki kreativitas
belajar tinggi kreativitas belajar sedang dan kreativitas belajar rendah terhadap
prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Fisika. Perhatian dan motivasi
merupakan utama dalam proses belajar mengajar. Tanpa adanya perhatian dan
motivasi belajar yang dicapai oleh siswa tidak akan optimal. Kreativitas timbul
karena adanya motivasi dalam diri siswa. Belajar adalah proses aktif, sehingga
apabila tidak dilibatkan dalam berbagai kegiatan belajar sebagai respon siswa
terhadap stimulus siswa, tidak mungkin siswa mencapai hasil belajar yang
dikehendaki. Makin tinggi kreativitas belajar siswa makin besar peluang untuk
prestasi belajar Fisika.
19

BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.1.1 Pengertian Kreativitas
Kreativitas dilihat dari dimensi person dikemukakan oleh Sternberg
(Sudarma, 2013:20), seseorang yang kreatif adalah orang yang dapat
berpikir secara sintesis, artinya dapat melihat hubungan-hubungan di mana
orang lain tidak mampu melihatnya, dan mempunyai kemampuan untuk
menganalisis ide-idenya sendiri serta mengevaluasi nilai ataupun kualitas
karya pribadinya, mampu menerjemahkan teori dan hal-hal yang abstrak ke
dalam ide-ide praktis, sehingga individu mampu meyakinkan orang lain
mengenai ide-ide yang akan dikerjakannya.
3.1.2 Tujuan dan Manfaat Pengembangan Kreativitas
Tujuan utama dalam pengembangan kreativitas yaitu menjadikan
anak pribadi yang unik, memiliki banyak gagasan, memiliki kemampuan
dalam mencipta, dapat memecahkan masalah dengan cara sendiri dan juga
menjadikan anak agar lebih tertarik lagi pada kegiatan yang kreatif sehingga
dapat memenuhi kebutuhan untuk menjadi manusia yang dapat
mengaktualisasikan dirinya di lingkungan sekitarnya.
3.1.3 Faktor Pendorong Dan Ciri Kreativitas
Utami Munandar (1992) mengemukakan crri-ciri kreativitas antara
lain:
1) Senang mencari pengalaman baru
2) Memiliki inisiatif
3) Selalu ingin tahu
4) Mempunyai rasa humor
5) Berwawasan masa depan dan penuh imajinasi, dan lain-lain.
3.1.4 Langkah Pengembangan Kreativitas
 Tahap-tahap Kreativitas
a) Persiapan (preparation)
20

Merupakan tahap awal berisi kegiatan pengenalan masalah,


pengumpulan data-informasi yang relevan, melihat hubungan
antara hipotesis dengan kaidah-kaidah yang ada. Tetapi belum
sampai menemukan sesuatu, baru menjajagi kemungkinan-
kemungkinan.
b) Inkubasi (incubation)
Merupakan tahap menjelaskan, membatasi, membandingkan masalah.
Dengan proses ini diharapkan ada pemisahan, mana hal-hal yang
benar-benar penting dan mana yang tidak, mana yang relevan dan
mana yang tidak.
c) Iluminasi (illumination)
Merupakan tahap mencari dan menemukan kunci pemecahan,
menghimpun informasi dari luar untuk dianalisis dan disintesiskan
kemudian merumuskan beberapa keputusan.
d) Verifikasi (verification)
Merupakan tahap mentes dan membuktikan hipotesis, apakah
keputusan yang diambil itu tepat atau tidak.
3.1.5 Pengembangan Kreativitas Dengan Pembelajaran
Dedi Supriadi (1994) mengemukakan sejumlah bantuan yang dapat
digunakan untuk membimbing perkembangan anak-anak kreatif, yaitu
sebagai berikut:
Menciptakan rasa aman kepada anak untuk mengekspresikan
kreativitasnya
Mengakui dan menhargai gagasan-gagasan anak
Menjadi pendorong bagi anak untuk mengkombinasikan dan
mewujudkan gagasan-gagasannya.
Membantu anak memahami divergensinya dalam berpikir dan
bersikap dan bukan malah menghukumnya
Memberikan peluang untuk mengkomunikasikan gagasan-
gagasannya
Memberikan informasi-informasi mengenai peluang-peluang yang
tersedia.
21

3.1.6 Pengembangan Kreativitas Dengan Pembelajaran Fisika


Pengaruh antara siswa yang memiliki kreativitas belajar tinggi
kreativitas belajar sedang dan kreativitas belajar rendah terhadap prestasi
belajar siswa dalam mata pelajaran Fisika. Perhatian dan motivasi
merupakan utama dalam proses belajar mengajar. Tanpa adanya perhatian
dan motivasi belajar yang dicapai oleh siswa tidak akan optimal.
Kreativitas timbul karena adanya motivasi dalam diri siswa. Belajar adalah
proses aktif, sehingga apabila tidak dilibatkan dalam berbagai kegiatan
belajar sebagai respon siswa terhadap stimulus siswa, tidak mungkin siswa
mencapai hasil belajar yang dikehendaki. Makin tinggi kreativitas belajar
siswa makin besar peluang untuk prestasi belajar Fisika.

3.2 Saran
Makalah ini direkomendasikan untuk mahasiswa semester akhir sebagai
literatur sebelum terjun dalam dunia pekerjaan yaitu sekolah.
22

DAFTAR PUSTAKA
Adhy Asmara. 2009. Ilmu Mengarang, Yogyakarta: CV Nur Cahaya.
Darmawan. 2012. Inovasi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Gunarso, Arif. 1993. Psikologi Praktis: Anak, Remaja dan Keluarga. BPK Jakarta:
Gunung Mulia.
Jurnal Eduhealth, vol. 3 no. 2, September 2013. Penerapan metode blended learning
berbasis ICT untukmeningkatkan Kreativitas dan prestasi belajar padamata
kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar (ISBD) di prodi D-III kebidanan FIK
UNIPDU Jombang.
Onno W. Purbo. 2002. E-Learning berbasis PHP danMySQL, Penerbit Elex
Jakarta, Media Komputindo.
Saifuddin Azwar. 2001. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Santrock
John W. 2008. Adolescence. Perkembangan Remaja. Edisi Keenam. Jakarta:
Erlangga.
Samsunuwiyata Mar’at, (2010) Upaya Peningkatan Kualitas Interaksi Pengasuh
dan Anak. Jurnal Psikologi No. 1. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Setiadarma, Monty P., Fidelis E. Waruwu (2003) Mendidik Kecerdasan, Jakarta:
PustakaPopuler Obor.
Siahaan, S. (2004) E-learning (Pembelajaran Elektronik) Sebagai Salah Satu
Alternatif Pembelajaran http://www.depdiknas.go.id/Jurnal/42/
sudirman.htm (3 November 2006)
Suharsimi Arikunto. (2006) Dasar-dasar Evaluasi. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Slameto (2003) Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Winkel, (2007) Psikologi Pembelajaran, Yogyakarta, Media Abadi.

Anda mungkin juga menyukai