MAKALAH
Dosen Pengampu
Puji sukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkat, rahmat
dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyesaikan makalah yang berjudul “Teori Belajar
Konstruktivis” dengan tepat waktu.
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi dan melengkapi tugas
matakuliah Ekonomi Moneter yang dibimbing oleh Ibu Lisana Oktavisanti Mardiyana,
S.Pd., M.Pd. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Lisana Oktavisanti Mardiyana, S.Pd.,
M.Pd. Selaku dosen yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan sangat diharapkan nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Teori merupakan hal yang sangat peting dalam kemajuan dunia, tidak
terkecuali di dunia pendidikan. Dalam hal pendidikan teori menempati sangat
strategis, sebab dengan mengembangkan teori maka pengetahuan dan pengalaman
semakin berkembang. Berbicara tentang teori, dalam dunia pendidikan banyak sekali
teori-teori yang cocok untuk mengembangkan dunia pendidikan, salah satunya yaitu
teori konstruktivisme.
1
5. Bagaimana Implementasi dan Hakikat Teori Belajar Konstruktivisme ?
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Teori Konstruktivisme
Konstruktivisme berasal dari kata “to construct” dari bahasa inggris yang berarti
membentuk. Konstruktivisme merupakan aliran filsafat yang mempunyai pandangan
bahwa pengetahuan yang kita miliki adalah hasil dari konstruksi kita sendiri. Atau
dengan kata lain, kita dapat memperoleh pengetahuan apabila kita terlibat aktif dalam
proses penemuan pengetahuan dan pembentukannya yang berasal dari diri kita. Para
ahli konstruktivisme berpandangan bahwa pengetahuan merupakan perolehan individu
melalui keterlibatan aktif dalam menempuh proses belajar. (Julaeha & Asandhimitra,
2004 : p.219). Dalam konteks filsafat pendidikan, konstruktivisme merupakan sebuah
teori yang sifatnya membangun, membangun dari segi kemampuan, pemahaman, dalam
proses pembelajaran. Sebab dengan memiliki sifat membangun maka dapat diharapkan
keaktifan dari pada siswa akan meningkatkan kecerdasannya.
3
proses berfikirnya sendiri maupun ketika berinteraksi dengan lingkungannya.
4. Peran pendidik atau guru lebih sebagai tutor, fasilitator, dan mentor mendukung
kelancaran dan keberhasilan proses belajar siswa.
5. Pentingnya kegiatan belajar dan evaluasi belajar yang otentik.
4
pembelajaran dan pembimbingan.
3. Peranan Guru
Dalam belajar kostruksi guru atau pendidik berperan membantu agar
proses pengkonstruksian pengetahuan oleh siswa untuk membentuk
pengetahuaanya sendiri.Guru dituntut untuk lebih memahami jalan pikiran atau
cara pandang siswa dalam belajar. Guru tidak dapat mengklaim bahwa satu-
satunya cara yang tepat adalah yang sama dan sesuai dengan kemampuannya.
Peranan guru dalam interaksi pendidikan adalah pengendali, yang meliputi :
(1) Menumbuhkan kamandirian dengan menyediakan kesempatan untuk
mengambilkeputusan dan bertindak.
(2) Menumbuhkan kemampuan mengambil keputusan dan bertindak
dengan meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan siswa.
(3) Menyediakan sistem dukungan yang memberikan kemudahan belajar agar
siswa mempunyai peluang optimal untuk latihan.
5
D. Strategi Pembelajaran Konstruktivisme
6
membangun pengetahuan berdasarkan suatu fakta atau prinsip yang diketahuinya.
60 Gagne 1984 (dalam Paulina Pannen 2001) mengidentifikasi strategi kognitif
berdasarkan alur proses instruksional mulai dari memperhatikan dosen, mengolah
stimulus, mencari kembali informasi dan berfikir.
4. Siswa terlibat secara aktif dalam dialog atau diskusi dengan guru dan
siswa lain.
Dialog dan diskusi merupakan interaksi sosial didalam kelas yang dapat
membantu didwa untuk mampu mengolah dan menguatkan gagasan dan
pemikirannya. Para siswa yang memiliki kesempatan untuk mengungkapkan
7
gagasannya maka dapat membangun pengetahuannya melalui pemahamannya
sendiri .
6. Guru menggunakan data atau sumber sumber utama dan materi materi
interaktif
Proses pembelajaran yang menerapkan pendekatan konstruktivisme
melibatkan para siswa dalam mengamati dan menganalisis fenomena alam
dalam dunia nyata. Guru kemudian membantu siswa untuk menghasilkan
abstraksi atau pemikiran-pemikirantentang fenomena-fenomena alam tersebut
secara bersama-sama.
1. Pengenalan
Tahap pengenalan merupakan pemberian hal-hal yang konkrit dan
mudah dengancontoh-contoh sederhana yang terdapat dalam kehidupan
sehari-hari. Pada tahap ini,guru perlu mencermati melalui penilaian
prakonsep atau kompetensi awal yang dimiliki peserta didik untuk maju ke
tahap berikutnya. Tahap pembelajaran kompetensimerupakan tahap di mana
peserta didik mulai beranjak dari mengenali kompetensi baruke menguasai
kompetensi dasar. Hasil penilaian akan menunjukkan apakah pesertadidik
8
perlu diberi tahapan pemulihan, yaitu tahap di mana peserta didik
memulihkan prakonsep menjadi suatu konsep/kompetensi secara benar
2. Pembelajaran kompetensi
Bila peserta didik telah menguasai kompetensi secara benar, guru
dapat menilaisejauh mana minat, potensi, dan kebutuhan dalam penguasaan
kompetensi dasar.Apabila peserta didik cukup berminat dan kompetensi
dasar telah dikuasai secara tuntas,tahap pemulihan dapat dilewati dan maju
ke tahap berikutnya yaitu tahap pendalaman.Apabila tahap pendalaman
telah dilaksanakan, terdapat otomatisasi berpikir dan bertindak sebagai
perwujudan kompetensi. Selanjutnya, dapat diberikan tahap pengayaan agar
peserta didik memperoleh variasi pengalaman belajar. Berbagai latihandapat
digunakan untuk mendalami atau memperkaya kompetensi.
3. Pemulihan
Penilaian yang dilakukan menunjukkan apakah suatu kompetensi
telah tuntasdikuasai atau belum. Dari hasil penilaian dapat diketahui jenis-
jenis latihan yang perludiberikan kepada peserta didik sebagai pemulihan,
pendalaman, dan pengayaan.
4. Pendalaman
Perlu dipertegas, bahwa strategi pembelajaran perlu mengikuti
kaedah pedagogik,yaitu pembelajaran diawali dari konkret ke abstrak, dari
yang sederhana ke yangkompleks, dan dari yang mudah ke sulit. Peserta
didik perlu belajar secara aktif dengan berbagai cara untuk mengkontruksi
atau membangun pengetahuannya. Suatu rumus,konsep, atau prinsip dalam
mata pelajarn sebaiknya dibangn siswa dalam bimbinganguru. Strategi
pembelajaran perlu mengkondisikan peserta didik untuk menemukan
pengetahuan sehingga mereka terbiasa melakukan penyelidikan dan
menemukan sesuatu.
5. Pengayaan
Dalam hal pembelajaran seluruh peserta didik dalam hal ini perlu
rasanya untukmeningkatkan integrasi dan aktif dalam pembelajaran.
9
F. Kelebihan dan Kekurangan Teori Belajar Konstruktivisme
Teori belajar konstruktivisme sebagai salah satu teori belajar memiliki beberapa
kelebihan dan kekurangan. Berikut dijabarkan masing masing dari kelebihan dan
kekurangan dari teori ini.
Kelebihan
Kelebihan dari teori belajar konstruktivisme yaitu :
(1) Peserta didik lebih memahami konsep yang disampaikan oleh guru karena
peserta didik sendiri yang menemukan pemahaman tersebut sehingga tercipta
pemahaman baru.
(2) Terlibat aktif dalam memecahkan dan menuntuk peserta didik untuk berpikir
lebih.
(3) Pengetahuan tertanam sesuai skemata yang dimiliki peserta didik sehingga
pembelajaran bermakna.
(4) Masalah yang diselesaikan langsung dikaitkan dengan kehidupan nyata
sehingga peserta didik dapat merasakan manfaat pembelajaran secara langsung.
(5) Peserta didik lebih mandiri, dewasa dan dapat memberi aspirasi dan menerima
pendapat orang lain.
(6) Pengkondisian peserta didik dalam belajar kelompok saling berinteraksi
terhadap pembelajaran dan hasilnya sehingga pencapaian kesempatan belajar
pebelajar dapat diharapkan.
Kelemahan
Kekurangan teori belajar konstruktivisme yaitu menganggap belajar semata semata
sebagai proses penyimpanan dan telah mengabaikan bahwa belajar juga
menyangkut perubahan tingkah laku. Pandangan konstruktivisme dalam proses
belajarnya melihat peran guru sebagai pendidik sepertinya kurang begitu
mendukung, selain itu peserta didik dituntut untuk bisa membuat pengetahuan
dengan ide mereka masing-masing, sehingga pendapat peserta didik berbeda
dengan pendapat para ahli. Teori ini menanamkan supaya peserta didik
membangun pengetahuannya sendiri, hal ini pasti membutuhkan waktu yang relatif
lebih lama bagi siswa yang malas.Kondisi di setiap sekolah mempengaruhi
keaktifan peserta didik dalam membangun pengetahuan baru dan keaktifan siswa.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Teori belajar konstruktivisme merupakan sebuah metode pembelajaran yang
menekankan pada proses kebebasan dalam menggali pengetahuan melalui
pengalaman yang dimiliki. Model pembelajaran konstruktivisme adalah salah satu
pandangan tentang proses pembelajaran yang menyatakan bahwa dalam proses
belajar diawali dengan pengetahuan yang dibangun oleh diri sendiri melalui
pengalamannya hasil dari interaksi dengan lingkungannya. Pembelajaran yang
menerapkan teori konstruktivisme lebih memfokuskan siswa dalam
mengorganisasikan pengalaman mereka. Bukan kepatuhan siswa terhadap apa yang
diperintahkan oleh guru, tetapi siswa lebih diberikan kebebasan untuk membangun
pengetahuan mereka melalui pengalaman. Fungsi utama dari teori belajar
konstruktivisme yaitu untuk menunjang proses pembelajaran yang efektif yang
dilakukan guru.
11
DAFTAR PUSTAKA
https://ikhsanhidayat28.wordpress.com/2013/04/21/teori-belajar-konstruktivistik/
[Diakses pada 27 Agustus 2022]
https://ejournal.stitpn.ac.id/index.php/islamika/article/view/208
https://journal.uny.ac.id/index.php/jpakun/article/view/945/75
https://core.ac.uk/download/pdf/198237131.pdf
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&ved=2ahUKEwj
Dv8SpyZ7vAhVLWH0KHbUjC0MQFjAIegQIHxAD&url=https%3A%2F%2Fjournal.uny
.ac.id%2Findex.php%2Fjpakun%2Farticle%2FviewFile%2F945%2F755&usg=AOvVaw07
LTryFY_AE1N srBacaL-k
12