Oleh:
Ahnan Fajar Nurridho (22160296)
Bambang Dwi Kurniawan (22160306)
Resita Endriati Winarso (22160304)
Syaifudin (22160302)
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO
2022
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, syukur nikmat yang luar biasa kehadirat Allah Swt. yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Teori Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam dengan judul “Teori Belajar Konstruktivisme”
Kami memgucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang dengan tulus
memberikan do’a, saran dan kritik sehingga makalah ini dapat selesai dengan baik dan
tepat waktu.
Kami berharap makalah ini dapat menambah wawasan bagi para pembaca. Kami
menerima masukan dalam bentuk kritik dan saran yang membangun dengan senang
hati.
Penyusun
ii
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Teori Belajar Konstruktivisme
2.2 Ciri-ciri Pembelajaran Konstruktivisme
2.3 Konsep Dasar Konstruktivisme
2.4 Langkah-langkah Pembelajaran Konstruktivisme
2.5 Implementasi Pembelajaran Konstruktivisme
BAB III PENUTUP
3.1 Kesmpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
iv
BAB I PENDAHULUAN
5
6
orang lain yang diabstraksi dan dikumpulkan dalam bentuk buku teks, tetapi
pengalaman langsung dengan dirinya sendiri.
Dari latar belakang tersebut, maka kami menyusun makalah ini untuk
mengetahui bagaimana sebenarnya hakikat teori belajar konstruktivisme dapat
diaplikasikan dalam proses pembelajaran sehari-hari. Sehingga pembelajaran lebih
bermakna dan murid mendapatkan pengalaman belajarnya secara optimal.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana definisi dari teori belajar konstruktivisme?
2. Bagaimana ciri-ciri teori belajar konstruktivisme?
3. Bagaimana konsep dasar konstruktivisme?
4. Bagaimana langkah-langkah pembelajaran konstruktivisme?
5. Bagaimana implementasi teori belajar konstruktivisme?
1.3 Tujuan
1. Memahami definisi dari teori belajar konstruktivisme
2. Memahami ciri-ciri teori belajar konstruktivisme
3. Memahami konsep dasar konstruktivisme
4. Memahami langkah-langkah konstruktivisme
5. Memahami bagaimana cara mengaplikasikan teori belajar konstruktivisme
dalam proses pembelajaran
1.4 Manfaat
1. Dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan
teori belajar konstruktivisme
2. Dapat menjadi sumber referensi yang bermanfaat bagi dunia pendidikan
BAB II PEMBAHASAN
1
Winasanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi (Jakarta: Kencana,
2005), hal 118.
2
Aida Arini, Halida Umami. Pengembangan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Melalui
Pembelajaran Konstruktivistik dan Sosiokultural. Indonesian Journal of Islamic Education Studies
(IJIES), Vol. 2 No. 2, (2019), hal. 104-114.
7
8
3
Dalyono, Psikologi Pendidikan (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2009), hal 34.
9
diskusi agar mencapai pemahaman yang sama tentang kebenaran dalam suatu
pokok bahasan.
7. Proses Top-Down (Proses dari Atas ke Bawah)
Dalam proses ini murid diperkenalkan dulu dengan masalah-masalah yang
kompleks untuk dipecahkan dengan bantuan guru menemukan keterampilan-
keterampilan dasar yang diperlukan untuk memcahkan masalah seperti itu. Pada
prinsipnya pembelajaran dimulai dengan pemberian dan pelatihan keterampilan-
ketrampilan dasar dan secara bertahap diberikan.4
2.4 Langkah-langkah Pembelajaran Konstruktivisme
Kegiatan belajar lebih difokuskan pada prosesnya daripada perolehan
pengetahuan dari fakta-fakta. Proses tersebut berupa pemberian makna terhadap
objek dan pengalaman oleh individu tersebut tidak dilakukan secara pribadi.
Beberapa langkah pembelajaran konstruktivisme adalah sebagai berikut:5
1. Orientasi
Murid diberikan kesempatan untuk mengembangkan motivasi dalam
mempelajari suatu topik dan murid diberi kesempatan untuk mengadakan
observasi terhadap topik yang hendak dipelajari.
2. Elicitasi
Murid dibantu untuk mengungkapkan idenya secara jelas dengan
berdiskusi, menulis, membuat poster dan lain-lain. Murid diberi ide yang terdiri
dari tiga hal:
a. Klarifikasi ide yang dikonstraskan dengan ide-ide orang lain atau lewat teman
diskusi ataupun lewat pengumpulan ide.
b. Membangun ide yang baru.
c. Mengevaluasi ide barunya dengan eksperimen.
3. Penggunaan ide dalam banyak situasi
Ide atau pengetahuan yang telah dibentuk oleh murid perlu diaplikasikan
pada berbagai macam situasi yang dihadapi. Hal ini akan membuat pengetahuan
murid lebih lengkap dan bahkan lebih rinci dengan segala macam
pengecualiannya.
4
Suyono, Belajar dan Pembelajaran Teori dan Konsep Dasar (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011),
hal. 111-115.
5
Paul Suparno, Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan (Yogyakarta: Kanisius, 1997), hal. 69-70.
11
4. Review
Dapat terjadi dalam menerapkannya pada situasi sehari-hari, seseorang
perlu merevisi gagasannya entah dengan menambahkan suatu keterangan
ataupun mungkin dengan mengubahnya menjadi lebih lengkap.
2.5 Implementasi Teori konstruktivisme dalam Proses Pembelajaran
Berdasarkan ciri-ciri pembelajaran konstruktivisme di atas, maka berikut ini
adalah tentang penerapannya di dalam kelas:6
a. Mendorong Kemandirian dan Inisiatif Murid dalam Belajar
Dengan menghargai gagasan atau pemikiran murid serta mendorong murid
berpikir mandiri, berarti guru membantu murid menemukan identitas intelektual
mereka. Para murid yang merumuskan pertanyaan kemudian menganalisis serta
menjawabnya merupakan bentuk pengembangan tanggung jawab terhadap
proses belajar mereka sendiri serta menjadi problem solver.
b. Guru Mengajukan Pertanyaan Terbuka
Berpikir reflektif memerlukan waktu yang cukup dan seringkali
berdasarkan pada gagasan dan komentar orang lain. Cara guru mengajukan
pertanyaan dan cara murid merespon akan mendorong murid mampu
membangun keberhasilan dalam melakukan penyelidikan.
c. Mendorong Murid Berpikir Tingkat Tinggi
Guru yang menerapkan proses pembelajaran konstruktivisme akan
menantang para siswa untuk mampu menjangkau hal-hal yang berada di balik
respon-respon faktual sederhana. Guru mendorong murid untuk menghubungkan
dan merangkum konsep melalui analisis, prediksi, justifikasi dan
mempertahankan gagasan atau pemikirannya.
3.1 Kesimpulan
1. Secara sederhana teori belajar konstruktivisme dapat diartikan sebagai suatu
pendekatan dimana murid secara individual menemukan dan
mentransformasikan informasi yang kompleks, memeriksa informasi dengan
fakta yang ada dan merevisinya bila perlu
2. Ciri-ciri teori belajar konstruktivisme adalah sebagai berikut:
a. Menekankan pada proses belajar bukan proses mengajar
b. Mendorong terjadinya kemandirian dan inisiatif belajar pada murid
c. Memandang murid sebagai pemrakarsa kemauan dan tujuan yang ingin
dicapai
d. Berpandangan bahwa belajar merupakan suatu proses bukan menekankan
pada hasilnya
e. Mendorong murid untuk melakukan penyelidikan
f. Menghargai peranan pengalaman kritis dalam belajar
g. Mendorong berkembangnya rasa ingin tahu secara alami pada murid
h. Penilaian belajar lebih menekankan pada kinerja dan pemahaman murid
i. Berdasarkan proses belajarnya pada prinsip-prinsip teori kognitif
j. Banyak menggunakan terminologi kognitif untuk menjelaskan proses
pembelajaran, seperti prediksi, inferensi, kreasi dan analisis
k. Menekankan bagaimana murid belajar
l. Mendorong murid untuk berpartisipasi aktif dalam dialog atau diskusi
dengan murid lain dan guru
m. Sangat mendukung terjadinya belajar yang kooperatif
n. Melibatkan murid dalam situasi dunia nyata
o. Menekankan pentingnya konteks murid dalam belajar
p. Memperhatikan keyakinan dan sikap murid dalam belajar
q. Memberikan kesempatan kepada murid untuk membangun pengetahuan dan
pemahaman baru yang didasarkan pengalaman nyata
3. Langkah-langkah pembelajaran teori belajar konstruktivisme:
a. Orientasi
13
14
b. Elicitasi
c. Penggunaan ide dalam banyak situasi
d. Review
4. Implementasi teori belajar konstryktivisme dalam kelas:
a. Mendorong kemandirian dan inisatif murid
b. Guru mengajukan pertanyaan terbuka
c. Mendorong murid berpikir tingkat tinggi
d. Murid terlibat secara aktif
e. Murid terlibat dalam pengalaman yang menantang
f. Guru memberikan data mentah dan materi interaktif
3.2 Saran
1. Dibutuhkan pemahaman secara menyeluruh terhadap murid, karena masing-
masing dari mereka adalah istimewa.
2. Dibutuhkan strategi pembelajaran yang tepat agar murid mendapatkan
pembelajaran yang lebih bermakna.
DAFTAR PUSTAKA
Arini, A., & Umami, H. (2019). Pengembangan pembelajaran pendidikan agama Islam
melalui pembelajaran konstruktivistik dan sosiokultural. Indonesian Journal of
Islamic Education Studies (IJIES), 2(2), 104-114.
Suyono, Belajar dan Pembelajaran Teori dan Konsep Dasar, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2011.
15