Anda di halaman 1dari 16

BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

TEORI PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISTIK


Dr. Sulistiyana, S. Pd, M. Pd

Disusun oleh:

Nama NIM
Dika Azkiya Sulaiman 2210116310001
Fitria Maya Sari 2210116220003
Hany Nor Azizah 2210116320012
Haudhi Thahura 2210116120011
Mahdiati 2210116320005
Muhammad Riky Rahman 2210116201028
Rinna Agustina 2210116220012

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2022/2023

KATA PENGANTAR

i
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat, taufik, dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini guna memenuhi
tugas kelompok untuk mata kuliah Belajar dan Pengajaran, dengan judul: "Teori Belajar
Konstruktivistik".

Kami menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang turut
membantu dalam penyelesaian makalah ini.

Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dikarenakan
keterbatasan pengalaman dan pengetahuan kami. Maka itu, kami mengharapkan segala
bentuk saran dan masukan serta kritik dari berbagai pihak. Akhirnya, kami berharap semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.

Banjarmasin, 03 Maret 2023

Tim Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Permasalahan.................................................................................................1
C. Metode Penulisan...........................................................................................2
D. Tujuan Penulisan............................................................................................2
E. Manfaat Penulisan..........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................3
A. Pengertian Konstruktivistik............................................................................3
B. Tokoh-tokoh Teori Konstruktivistik..............................................................3
C. Ciri-ciri Teori Konstrivistik...........................................................................6
D. Implementasi Teori Belajar Konstruktivistik.................................................6
E. Kelebihan dan Kekurangan Teori Belajar Konstrutivistik.............................7
BAB III PENUTUP..................................................................................................10
Kesimpulan................................................................................................................10
Saran..........................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Konstruktivistik merupakan salah satu landasan berpikir


pendekatan pengajaran dan pembelajaran kontekstual atau contextual
teaching and learning (CTL), yaitu pengetahuan yang dibangun oleh siswa
sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas
(sempit). Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep atau
kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus
mengkonstruksi pengetahuan itu, memberi makna melalui pengetahuan
itu, kemudian memberi makna melalui pengalaman nyata. Esensi dari teori
konstruktivistik adalah ide bahwa siswa harus menemukan dan
mentranformasikan situasi kompleks ke situasi lain dan apabila
dikehendaki, informasi itu menjadi milik mereka sendiri.

Dengan dasar tersebut, pembelajaran harus dikemas menjadi proses


“mengkonstruk” bukan “menerima” pengetahuan. Dalam proses
pembelajaran siswa membangun sendiri pengetahuan mereka melalui
keterlibatan aktif dalam proses belajar mengajar. Siswa menjadi pusat
kegiatan, bukan guru.

Konstruktivistik menekankan pada prinsip belajar yang berpusat


pada siswa (student center). Siswa harus menjadikan informasi itu sebagai
miliknya sendiri. Dalam hal ini guru tidak dapat hanya semata-mata
memberikan pengetahuan kepada siswa, melainkan siswalah yang harus
membangun pengetahuan di dalam benaknya.

B. PERMASALAHAN
1. Bagaimana pendekatan teori belajar konstruktivistik?
2. Siapa tokoh-tokoh Teori Konstruktivistik?

1
3. Apa saja ciri-ciri Teori Konstruktivistik?
4. Bagaimana Implementasi Teori Belajar Konstruktivistik?
5. Apa saja kelebihan dan kekurangan teori belajar konstruktivistik?

C. METODE PENULISAN

Pada tulisan ini mengunakan metode library research ialah


penelitian yang dilaksanakan dengan cara mengumpulkan berbagai
referensi tentang teori konstruktivistik kemudian dicari permasalahannya.
Dan pendekatan yang dipakai ialah pendekatan kualitatif dikarenakan data
yang terkumpul adalah data yang berupa penjelasan kalimat serta hasil dari
kajian yang diteliti penulis akan disajikan data penelitian tentang teori
konstruktivistik dan implikasinya dalam pembelajaran. Adapun teknik
pengumpulan data dilaksanakan melalui cara mencari berbagai macam
teori yang bersumber dari berbagai buku, artikel jurnal, dan sumber bacaan
lainnya.

D. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui dan memahami karakteristik teori belajar
konstruktivisme.
2. Untuk mengetahui tokoh-tokoh Teori Konstruktivistik
3. Untuk mengetahu ciri-ciri Teori Konstruktivistik
4. Untuk mengetahui implementasi teori belajar konstruktivistik.
5. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan teori belajar
konstruktivistik.
E. MANFAAT PENELITIAN

Memberikan kepada siswa pengetahuan dan kecakapan praktis


yang bernilai/bermanfaat bagi keperluan hidup sehari-hari. Metode ini
memberikan dasar-dasar pengalaman yang praktis mengenai bagaimana
cara-cara memecahkan masalah dan kecakapan ini dapat diterapkan bagi
keperluan menghadapi masalah-masalah lainnya didalam masyarakat.

2
BAB I

PEMBAHASAN

A. Pengertian Konstruktivistik

Konstruktivistik berasal dari kata konstruktiv dan isme. Konstruktiv


berarti bersifat membina, memperbaiki, dan membangun. Sedangkan isme
dalam kamus Besar Bahasa Inonesia berarti paham atau aliran.
Konstruktivisme merupakan aliran filsafat yang menekankan bahwa
pengetahuan kita merupakan hasil konstruksi kita sendiri. Pandangan
konstruktivisme dalam pembelajaran mengatakan bahwa anak-anak diberi
kesempatan agar menggunakan strateginya sendiri dalam belajar secara
sadar, sedangkan guru yang membimbing siswa ke tingkat pengetahuan
yang lebih tinggi. Konstruktivisme merupakan salah satu aliran yang
berasal dari teori belajar kognitif. Tujuan penggunaan pendekatan
Konstruktivisme dalam pembelajaran adalah untuk membantu
meningkatkan pemahaman siswa. Konstruktivisme memiliki keterkaitan
yang erat dengan metode pembelajaran penemuan (discovery learning)
dan belajar bermakna (meaningful learning). Kedua metode pembelajaran
ini berada dalam konteks teori belajar kognitif. Konstruktivisme adalah
pembelajaran yang memberikan akses leluasa kepada peserta didik untuk
membangun pengetahuan meraka sendiri atas rancangan model
pembelajaran yang buat oleh guru (Mustafa & Roesdiyanto, 2021). Dalam
paradigma pembelajaran konstruktivisme dapat menggunakan penyajian
berupa simulasi permasalahan yang terjadi di lapangan.

B. Tokoh-tokoh Teori Konstruktivistik

Dalam teori konstruktivisme tidak terlepas dari tokoh yang


berperan dan berkontribusi dalam perumusannya. Tokoh-tokoh yang
berperan dalam teori konstruktivisme antara lain:

3
1. Jean Piaget

Teori pembelajaran konstruktivisme yang dikembangkan oleh


Piaget dikenal dengan sebutan konstruktivistik kognitif (personal
constructivism). Teori yang dikembangkan Piaget berisi konsep utama
bidang psikologi perkembangan yang berarti kemampuan yang lebih
akurat dalam mempresentasikan dan mengerjakan operasi logis dari
representasi konsep realitas dunia.

Dalam pandangan Piaget, kemampuan seorang anak dalam


memahami ilmu pengetahuan sesuai dengan kematangan intelektualnya
dan dibangun melalui asimilasi dan akomodasi. Asimilasi merupakan
penyerapan informasi yang baru sedangkan akomodasi merupakan
sesuatu yang disediakan untuk kebutuhan dalam memperoleh informasi
lama maupun baru.

Piaget menggambarkan tiga hal pokok yang berkaitan antara tahap


perkembangan intelektual dengan kogntif, yakni: (a) intelektual
berkembang sesuai dengan tahapan yang beruntun, (b) perkembangan
intelektual dapat dikelompokkan sebagai cluster pada operasi mental,
dan, (c) tahap perkembangan ini dilengkapi dengan keseimbangan
(equilibrium), asimilasi, dan akomodasi (Wicaksana, 2018).

2. Vygotsky

Teori konstruktivisme dari Vygotsky merupakan interaksi yang


dilakukan antara aspek eksternal dan internal pada lingkungan sosial.
Pandangan Vygotsky dalam konstruktivisme sosial terdiri dari : (a)
peserta didik merupakan individu unik yang memiliki latar belakang
yang berbeda, (b) pembelajaran dapat diperoleh dari latar belakang
peserta didik, pengalaman, interaksi, dan budaya masyarakat, (c)
pembelajaran yang dilaksanakan oleh seorang peserta didik melalui
proses pembelajaran bermain, penyampaian materi secara formal,
serta kerjasama yang dilakukan oleh peserta didik lain yang lebih

4
mahir, (d) motivasi peserta didik dalam belajar dipengaruhi oleh
pengalaman dan keyakinan diri, (e) dalam proses pembelajaran
pengajar berperan sebagai pembimbing/fasilitator, (f) pembelajaran
dapat berjalan dalam situasi sosial yang aktif atau adanya interaksi
maupun aktivitas, (g) pembelajaran dapat berlangsung dengan adanya
kolaborasi antara pengajar, bahan mengajar, serta peserta didik, dan
(g) pembelajaran berasaskan konteks penting (Wicaksana, 2018).

3. Jerome Bruner

Jerome Bruner merupakan seorang spesialis psikologi kognitif.


Bruner beranggapan bahwa inovasi akan sesuai dengan pencarian
pengetahuan secara aktif oleh diri sendiri. Dalam proses teorinya,
Bruner berpendapat bahwa pembelajaran dapat berasal dari
pemecahan masalah sehingga dapat menghasilkan pengetahuan yang
bermakna. Dalam teorinya, Jerome Bruner menyarankan agar peserta
didik dapat belajar secara aktif melalui konsep dan prinsip untuk
memperoleh pengetahuan. Perlunya pembelajaran penemuan
didasarkan pada keyakinan bahwa pembelajaran sebenarnya dilakukan
melalui penemuan pribadi (Sudarsana, 2018:9).

4. John Dewey

John Dewey merupakan tokoh konstruktivisme yang menguatkan


teori konstruktivisme dengan berpendapat bahwa pengajar harus dapat
melaksanakan pembelajaran secara berkesinambungan melalui
pengalaman. Dewey juga mengungkapkan bahwa keikutsertaan
peserta didik secara aktif sangat berpengaruh terhadap aktivitas belajar
mengajar dan saling berdiskusi. Dalam teori konstruktivisme peserta
didik dapat memikirkan solusi dari suatu persoalan berdasarkan
pengalamannya sendiri. Teori konstruktivisme juga dapat menggali
pemikiran dan gagasan baru peserta didik agar memperoleh
kepercayaan diri dengan cara mengungkapkan pemahamannya dalam

5
berbagai konteks. Selain itu teori konstruktivisme memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk dapat mengidentifikasi
perubahan dari suatu gagasan.

C. Ciri-ciri Teori Konstruktivistik


1. Memberi peluang kepada murid membina pengetahuan baru melalui
penglibatan dalam dunia sebenarnya.
2. Mengembangkan ide yang diawali oleh murid dan menggunakannya
sebagai panduan merancang pengajaran.
3. Menyokong pembelajaran secara koperatif
4. Membentuk sikap dan pembawaan murid
5. Mengembangkan kajian bagaimana murid belajar sesuatu ide
6. Mengembangkan dan menerima usaha dan pribadi murid.
7. Menggairahkan murid bertanya dan berdialog dengan murid dan guru.
8. Menganggap pembelajaran sebagai suatu proses yang sama penting
dengan hasil pembelajaran
9. Mengembangkan proses inkuiri murid melalui kajian dan eksperimen.
D. Implementasi Teori Belajar Konstruktivisitik

Implementasi Teori Belajar Konstruktivistik dalam proses belajar


pembelajaran dapat menggunakan beberapa metode belajar, seperti
penjelasan/ceramah, tanya jawab, diskusi, penugasan, bermain peran.
Pada teknik penjelasan/ceramah, guru menjelaskan tentang suatu materi
pelajaran kepada siswa agar siswa mengetahui apa yang akan
dipelajarinya. Pada teknik tanya jawab, sebelum kegiatan inti dalam suatu
pembelajaran berlangsung, guru dan siswa dapat melakukan tanya jawab
yang berhubungan dengan materi yang akan diajarkan. Hal ini berguna
untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi tersebut
dengan memanfaatkan pengetahuan awal (dasar) yang dimilikinya. Pada
teknik diskusi, siswa mendiskusikan dengan siswa lainnya mengenai
materi pelajaran tersebut. Metode penugasan merupakan suatu cara dalam
proses belajar mengajar dengan jalan memberi tugas kepada siswa.

6
Penggunaan metode ini memerlukan pemberian tugas yang baik, baik
ruang lingkup maupun bahannya. Pelaksanaannya dapat diberikan secara
individual maupun kelompok. Metode pemberian tugas ini juga dapat
dipergunakan untuk mendukung metode pembelajaran yang lainnya.

Menurut Poedjiadi, 1999 (dalam Hikmah, 2016) adapun implikasi


dari teori belajar konstruktivisme dalam pendidikan anak adalah sebagai
berikut:

a. Tujuan pendidikan menurut teori belajar konstruktivisme adalah


menghasilkan individu atau anak yang memiliki kemampuan berfikir
untuk menyelesaikan setiap persoalan yang dihadapi.

b. Kurikulum dirancang sedemikian rupa sehingga terjadi situasi yang


memungkinkan pengetahuan dan keterampilan dapat dikonstruksi oleh
peserta didik. Selain itu, latihan memecahkan masalah seringkali dilakukan
melalui belajar kelompok dengan menganalisis masalah dalam kehidupan
sehari-hari.

c. Peserta didik diharapkan selalu aktif dan dapat menemukan cara belajar
yang sesuai bagi dirinya. Guru hanya berfungsi sebagai mediator,
fasilitator, dan teman yang membuat situasi yang kondusif untuk
terjadinya konstruksi pengetahuan pada diri peserta didik.

E. Kelebihan dan Kekurangan Teori Belajar Konstruktivistik


Kelebihan Teori Belajar Konstruktivistik :
Teori konstruktivisme memiliki banyak kelebihan diantaranya:
Pertama, Guru bukan satu-satunya sumber belajar yang eksklusif (Cahyo,
2013). Peran guru dalam proses pembelajaran guru adalah sebagai
fasilitator, artinya guru hanya sebagai pemberi arah dalam pembelajaran
dan menyediakan segala sesuatu yang dibutuhkan oleh peserta didik,
sedangkan peserta didik dituntut untuk lebih aktif baik dari segi latihan,
bertanya, praktik dan lain sebagainya. Karena dalam teori kosntruktivistik
memegang prinsip bahwa pengetahuan itu tidak bisa ditransfer dari satu

7
orang ke orang lain melainkan bisa didapatkan melalui diskusi,
pengalaman dan juga bisa di dapatkan dari lingkungan sekitarnya. Kedua,
dapat mendorong peserta didik menjadi lebih aktif, kreatif serta
mengajarkan mereka untuk selalu berpikir kritis (Cahyo, 2013). Karena
dalam hal ini peserta didik dituntut untuk menemukan titik terang dari apa
yang telah mereka pelajari, peserta didik harus menerapkan pemahaman
saat ini, mencatat elemen yang relevan dalam pengalaman belajar baru
menilai konsistensi pengetahuan sebelumnya dan yang muncul, dan
memodifikasi pengetahuan mereka berdasarkan penilaian itu. Ketiga,
pembelajaran menjadi lebih bermakna. Menginstruksi informasi dalam
struktur penelitian adalah apa yang dimaksud dengan pembelajaran yang
bermakna (Cahyo, 2013). Hal ini dikarenakan selama proses pembelajaran,
peserta didik tidak hanya mendengarkan penjelasan dari guru saja akan
tetapi mereka juga harus dapat menemukan pengetahuan sendiri dengan
cara menghubungkan pengalaman pribadinya dengan informasi yang dia
dapatkan baik dari temannya, tetangganya, dan sumber lainnya. Keempat,
perbedaan individual menjadi lebih terukur dan dihargai, sehingga
memungkinkan peserta didik dapat belajar dengan cara terbaik (Suhendi et
al.,2021). Pembelajaran kontruktivistik memiliki keunggulan dalam
membangun kebebasan, realitas dan sikap serta persepsi positif belajar
sebagai modal belajar, karena belajar membutuhkan kebebasan, peserta
didik tidak akan dapat belajar secara maksimal tanpa adanya kebebasan,
selanjutnya pembelajaran konstruktivistik juga tidak berpusat pada guru
atau berpusat pada peserta didik. Sebaliknya, konstruktivistik menekankan
kesetaraan guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran sehingga
memungkinkan terjadinya pengembangan pengetahuan baru melalui
elaborasi ide dan konsep yang dipelajari sebelumnya, oleh karena itu
mengajar harus menghidupkan topik mati sehingga tercipta pengetahuan,
penguasaan, dan hasrat terhadap materi yang diajarkan serta keinginan
untuk terus
mempelajarinya lebih dalam.

8
Kekurangan Teori Belajar Konstruktivistik :
Sebagaimana yang kita ketahui bahwasanya tidak ada teori yang
sempurna, maka teori konstruktivistik juga memliki kekurangan
diantaranya: Pertama, terdapat perbedaan antara pendapat peserta didik
dengan pendapat yang dikemukakan oleh para ahli (Efgivia, Ry, et al.,
2021), hal ini dikarenakan peserta didik menciptakan pengetahuan dengan
idenya sendiri sesuai pemahaman dan pengalaman mereka. Kedua,
penerapan teori ini akan membutuhkan waktu yang tidak sedikit, karena
teori ini menuntut peserta didik membangun pengetahuannya sendiri
(Efgivia, Ry, et al., 2021). Sebagaimana yang kita ketahui bahwasanya
masing-masing peserta didik memiliki perbedaan masing-masing baik dari
perbedaan dari segi kepribadian, intelektual, kemampuan berbahasa, latar
belakang pengalaman, gaya belajar, bakat, dan juga minat. Perbedaan-
perbedaan tersebut perlu diperhatikan oleh guru dalam melaksanakan dan
mengelola pembelajaran, sebagai fasilita tor, maka guru harus mampu
memberikan rangsangan yang tepat sesuai dengan perbedaan dari masing-
masing peserta didik, Ketiga, kondisi di masing-masing sekolah juga
berdampak pada aktivitas siswa dalam membangun pengetahuan dan
aktivitas siswa yang baru (Efgivia, Ry, et al., 2021). Maksudnya, jika tema
pembelajaran yang akan diajarkan tidak didukung oleh lingkungan, maka
teori konstruktivistik ini akan gagal memenuhi tujuannya.

9
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Teori konstruktivistik adalah teori yang menitikberatkan peserta
didik secara aktif dalam membangun pemahaman mereka terhadap apa
yang telah mereka pelajari dengan cara mengumpulkan informasi dan
menafsirkannya serta mengaitkannya dengan pengalaman mereka
sebelumnya. Para tokoh teori konstruktivistik diantaranya adalah: Jean
Piaget. Vigotsky, Maria Montessori, Jerome Brunner, John Dewey, dan
Tasker, masing-masing tokoh memiliki pandangan yang berbeda-beda
mengenai teori konstruk- tivisme, namun teori yang paling populer adalah
teori yang dikemukakan oleh Jean Piaget dan Vigotsky. Teori
konstruktivistik menurut Piaget lebih menekankan pada self discovery
learning, artinya bahwa belajar adalah proses penemuan sendiri yang
dialami oleh seseorang karena berinteraksi dan melakukan pengamatan
terhadap lingkungan, Teori Piaget ini ditentang oleh Vigotsky. Teori
Vigotsky lebih menekankan pada assisted discovery learning, artinya
perkembangan kognitif seseorang merupakan sebuah hasil dari
interaksinya dengan lingkungannya dan masyakarakat. la meyakini bahwa
aspek sosial dan kultural seseorang juga ikut membantu membentuk
perkembangan kognitif sese- orang, sehingga teori Vigotsky ini juga
seringkali disebut dengan teori sosio kultural Melihat teori yang
dikemukakan para ahli mengenai prinsip teori konstruktivistik, teori ini
beranggapan bahwa pembelajaran akan lebih efektif dan efisien jika dalam
prosesnya guru melibatkan peserta didik secara aktif.

Untuk itu, pembelajaran dalam konteks ini harus mengandung


model pembelajaran kooperatif seperti pembelajaran penemuan atau
discovery learning dan belajar bermakna atau meaningful learning, untuk

10
itu, penera- pan teori konstruktivistik ini sebaiknya diterapkan pada
peserta didik yang sudah mampu berfikir secara kritis, kesimpulan dari
peran guru dan peran peserta didik menurut teori konstruktivistik adalah
bahwa peran peserta didik sebagai konsumen ide telah bergeser ke arah
peran produser ide.

B. SARAN
Pembahasan terkait penelitian ini masih sangat terbatas dan
membutuhkan banyak masukan, saran untuk penulis selanjutnya adalah
mengkaji lebih dalam dan secara komprehensif tentang Teori
Konstruktivistik dan Implikasinya dalam Pembelajaran.

11
DAFTAR PUSTAKA

Masgumelar, K.N. & Mustafa, S.P. (2021). Teori Belajar Konstruktivisme dan
Implikasinya

dalam Pendidikan dan Pembelajaran. Islamic Edication Journal. 2(1). 52-53.


Diakses pada 4 Maret 2023 melalui
https://siducat.org/index.php/ghaitsa/article/view/188

Hurit, U.R. dkk. (2021). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Media Sains
Indonesia.

Rahayu, Rina. (2022). IMPLEMENTASI TEORI PEMBELAJARAN


KONSTRUKTIVISTIK DI SEKOLAH DASAR. Diakses pada 4 Maret 2023
melalui
https://repository.uhn.ac.id/bitstream/handle/123456789/7061/IMPLEMENTASI
%20TEORI%20PEMBELAJARAN%20KONSTRUKTIVISTIK%20.pdf?
sequence=1&isAllowed=y#:~:text=Dapat%20dikatakan%20bahwa%20implikasi
%20dari,dan%20dapat%20membangun%20pengetahuannya%20sendiri

Suryana, Ermis dkk. (2022). Teori Konstruktivistik dan Implikasinya dalam

Pembelajaran. Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan. 5(7). 7-8. Diakses pada 4 Maret
2023 melalui https://jiip.stkipyapisdompu.ac.id/jiip/index.php/JIIP/article/view/
666

12
13

Anda mungkin juga menyukai