Anda di halaman 1dari 13

TEORI PENGEMBANGAN KURIKULUM

MAKALAH

Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah: Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam

Dosen Pengampu: Hamid Sakti Wibowo, M.S.I

Disusun Oleh :

Kelompok 3

Zaenuddin Zidane 19106011129

Laili Faricha 19106011158

Hammad Aova Waseeq 19106011224

PROGRAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusunan panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat
Nya maka penyusunan dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul
“Teori Pengembangan Kurikulum”. Penyusunan makalah ini merupakan salah
satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Pengembangan
Kurikulum Pendidikan Agama Islam.

Dalam penulisan makalah ini, penyusunan menyampaikan ucapan terimakasih


yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Hamid Sakti Wibowo, M.S.I. selaku dosen pengampu pada mata
kuliah Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam.
2. Rekan-rekan semua yang mengikuti perkulihan Pengembangan Kurikulum
Pendidikan Agama Islam.
Dalam penyusunan makalah ini penyusun merasa masih banyak kekurangan-
kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang dimiliki penyusun. Semoga dengan tersusunnya malakah “Teori
Pengembangan Kurikulum” ini dapat membantu para pembaca (terutama
mahasiswa) untuk meningkatkan pemahaman materi tentang penulisan mata
kuliah Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam.
Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak diharapkan oleh penyusun demi
kesempurnaan makalah ini.

Semarang, 6 Oktober 2020

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Model pengembangan kurikulum adalah suatu istilah yang
digunakan ahli pendidikan dalam rangka mencari cara untuk perubahan
kurikulum.
Perubahan kurikulum terjadi karena adanya perubahan kehidupan,
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta perkembangan
dibidang yang berhubungan langsung dengan kehidupan masyarakat.
Mulyani Sumantri (1988) menyatakan bahwa perkembangan
kurikulum harus dilakukan bedasarkan teori yang telah di
konseptualisasikan secara teliti, terhindar dari pengaruh-pengaruh yang
tidak baik, seperti paham-paham yang tidak mendukung perbaharuan dan
kebutuhan masa depan.
Peubahan kurikulum ditingkat pendidikan tinggi secara tidak
langsung akan mempengaruhi tugas pendidik sebab komponen-komponen
yang terkait dengan tugas pendidik dalam proses pembelajaran akan selalu
mengalami perbaikan untuk mencari bahan-bahan ajar.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari teori?.
2. Apa saja fungsi teori?.
3. Apa yang dimaksud dengan teori pengembangan kurikulum?.

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari teori.
2. Untuk mengetahui apa saja fungsi dari teori.
3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan teori perkembangan
kurikulum.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Teori
Secara umum teori merupakan suatu set atau system pernyataan (a
set of statement) yang menjelaskan serangkaian hal. Teori merupakan
suatu perangkat pertanyaan yang bertalian satu sama lain, yang disusun
secara sistemetis sehingga memberikan makna yang fungsional terhadap
serangkaian kejadian. Perangkat pertanyaan tersebut dirumuskan dalam
bentuk definisi deskripsi atau fungsional suatu konstruktur fungsional,
asumsi-asumsi hipotesisi, generalisasi, hukum. Isi rumusan-rumusan
tersebut ditentukan oleh lingkungan dari rentetan kejadian yang dicakup,
jumlah pengetahuan empiris yang ada dan tingkat keluasan dan
kedalaman teori dan penelitian disekitar kejadian tersebut. 1
Teori adalah alat suatu disiplin ilmu yang berfungsi menentukan
orientasi ilmu, memberikan kerangka konseptual tentang cara
mensistematisasi, merangkum fakta-fakta dan menunjukan kekurangan
dalam pengetahuan kita tentang ilmu tersebut. Menurut para ahli, 2 teori-
teori ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, dan ilmu
pengetahuan humaniora. Dalam berkaitannya dengan teori kurikulum,
maka teori kurikulum merupakan sub teori pengetahuan sosial dan
khususnya sub teori ilmu pendidikan.

B. Fungsi Teori
Menurut Kelinger dalam Beauchamp mengemukakan beberapa
karekteristik dari suatu teori yaitu adanya serangkaian pertanyaan yang
bersifat universal, dalam pertanyaan tersebut terdapat konstruk (konsep),
1
Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktek, (Bandung : Remaja
Rosdakarya, 2009), hlm. 24-25.
2
Endang Saifuddin Anshari, Ilmu Filsafat dan Agama, cet 8 (Surabaya: Bina Ilmu, 1987), hlm. 55-
56.
definisi dan preposisi yang saling berhubungan merupakan lawan dari
praktik, menampilkan pandangan yang jelas dan sistematik tentang suatu
fenomena, berdasarkan fakta-fakta empiris dan dapat diuji secara empiris,
dengan tujuan untuk mendiskripkan, menjelaskan, memprediksi, dan
memadukan fenomena.3

C. Teori Pengembangan Kurikulum.


1. Pengertian Teori Kurikulum
Teori kurikulum adalah suatu perangkat pernyataan yang memberikan
makna terhadap kurikulum sekolah atau madrasah. makna tersebut terjadi
karena adanya penegasan hubungan antara unsur-unsur kurikulum, karena
adanya petunjuk perkembangan, penggunaan dan evaluasi kurikulum.
Bahan kajian dari teori kurikulum adalah hal-hal yang berkaitan dengan
penentuan keputusan, penggunaan, perencanaan, pengembangan, evaluasi
kurikulum dan lain-lain. 4
Teori kurikulum merupakan syarat mutlak untuk mengembangkan
kurikulum sebagai disiplin ilmu. Teori kurikulum berfungsi sebagai
kegiatan intelektual untuk memahami hakikat pengalaman dalam
pendidikan dan pengajaran secara internal dan eksistensial.
a. Fungsi pertama bersifat filosofis.
b. Fungsi kedua untuk melihat hubungan erat antara teori dan praktek.
Fungsi ini banyak dianut oleh para ahli kurikulum untuk mencari
pendekatan rasional tentang cara-cara atau metode-metode untuk mencapai
tujuan pendidikan.
Pada umumnya para ahli berpendapat belum adanya teori kurikulum
yang mantap. Ada berbagai alasan dan kesulitan sehingga teori kurikulum
seperti yang diharapkan belum berhasil dibentuk. 5
Berikut dibawah ini diantaranya para ahli pendidikan yang
mengemukaan Teori Tentang Pengembangan Kurikulum:
a. Johann Amos Comenius (1592)
3
Zainal Arifin, konsep dan model pengembangan kurikulum, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya,
2011), hlm. 18-19.
4
Nana Syaodih Sukmadinata, Op.cit, hlm. 27.
5
S. Nasution, Pengembangan Kurikulum (Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 1993), hlm 172.
Comenius mengemukakan teori untuk mengajar yang dikenal
dengan nama Didactica Magna artinya “didaktik besar” yang
berisi teori-teori tentang bagaimana cara mengajar agar dapat
diterima dengan mudah oleh perseta didik.
b. Ralp Tyler (1949)
Dalam sebuah bukunya berjudul Basic Principles of
Curriculum and Instruction, Ralp Tayler mengemukkan ada 4
(empat) tahapan dalam pengembangan kurikulum, yaitu:
1) Menentunkan tujuan yang akan dicapai melalui kegiatan
pendidikan yang akan dilakukan.
2) Menentukan pilihan bentuk pembelajaran dan menuju
pencapaian tujuan yang sudah di rumuskan.
3) Menentukan pengaturan atau organisasi materi kurikulum,
disesuaikan dengan bentuk proses yang akan dilakukan.
4) Menentukan cara untuk menilai hasil pelaksanaan
kurikulum yang berupa proses pembelajaran.
c. Hilda Taba (1962)
Teori yang dikemukakan oleh hilda tidak jauh beda dengan
yang dikemukakan oleh Ralp Tyler hanya saja ahli ini
membuat deretan kegiatan sebagai rincian untuk masing-
masing tahapan, sehingga memperjelas bagi para pelaksana
dalam mengembangkan pelaksanaan pengembangan
kurikulum.
d. Harlod B. Alberty (1962)
Berbeda dengan Tayler dan Hilda Taba yang mengemukkan
kurikulum dalam bentuk langkah-langkah pengembangan saja.
Alberty mengemukkan sebagai unsur penting dalam
pengembangan kurikulum adalah sumber belajar yang disebut
dengan istilah resource unit.
e. David Warwick (1975)
Model pengembangan kurikulum yang dikemukakan oleh
David Warwick adalah model pengembangan kurikulum
dengan langkah-langkah yang lengung berbicara tentang materi
tidak mulai dari perumusan tujuan.
f. Evelina M. Vicencio (1995-1996)
Ahli ini mengemukkan adanya 4 (empat) tahapan dalam
pengembangan kurikulum, yaitu:
1) Designing (merancang)
2) Planning (merencanakan)
3) Implementing (penerapan)
4) Evaluasi (mengevaluasi
Dari beberapa teori yang dikemukakan oleh para ahli diatas, teori
pengembangan kurikulum sebelum abad 20 pada umumnya bukan hanya
bagaimana materi pelajaran disusun, tetapi terutama bagaimana kurikulum
tersebut dilaksanakan dalam bentuk strategi pembelajaran atau cara-cara
dan metode penyampaiannya kepada perserta didik. Adapun teori yang
telah tampak implementasinya adalah teori yang dikemukakan oleh
Evalina M. Vicencio.

2. Konsep Teori Kurikulum


Konsep terpenting yang perlu mendapatkan penjelasan mengenai
teori kurikulum adalah konsep kurikulum. Ada tiga konsep tentang
kurikulum sebagai subtansi, sebagai sitem, dan sebagai bidang studi. 6
a. Kurikulum sebagai suatu substansi
Suatu kurikulum rencana kegiatan belajar bagi siswa di sekolah,
atau sebagai suatu perangkat tujuan yang ingin dicapai. Suatu
kurikulum juga dapat merujuk pada suatu dokumen yang berisi
suatu rumusan tentang ujian, bahan ajar, kegiatan belajar-mengajar,
jadwal, dan evaluasi. Suatu kurikulum juga dapat digambarkan
sebagai dokumen tertulis sebagai kurikulum persetujuan bersama
antara penyusun kurikulum dan pemegang kebijaksanaan
pendidikan.
b. Kurikulum sebagai suatu sistem

6
Nana Syaodih Sukmadinata, Loc.cit.
Sistem kurikulum merupakan bagian dari sitem persekolahan,
sistem pendidikan bahkan sistem masyarakat. Suatu sistem
kurikulum mencakup personalia, dan prosedur kerja bagaimana
cara menyusun suatu kurikulum, melaksanakan, mengevaluasi,
menyempurnakannya. Hasil dari suatu kurikulum adalah
tersusunnya sistem dan fungsi dari kurikulum tersebut dengan
memelihara agar tetap dinamis.
c. Kurikulum sebagai suatu bidang studi
Tujuan kurikulum sebagai bidang studi adalah mengembangkan
ilmu tentang kurikulum dan sistem kurikulum. melalui studi
kepustakaan dan berbagai kegiatan penelitian dan percobaan,
merekamenemukan hal-hal baru yang dapat memperkaya dan
memperkuat bidang studi kurikulum.

Seperti halnya para ahli sosial lainnya, para ahli teori kurikulum juga
dituntut untuk :7

a. Mengembangkan definisi-definisi deskriptif dan perspektif dari


istilah-istiah teknis.
b. Mengadakan klasifikasi tentang pengetahuan yang telah ada
dalam pengetahuan-pengetahuan baru.
c. Melakukan penelitian inferensial dan prediktif.
d. Mengembangkan sub-sub teori kurikulum, mengembangkan dan
melaksanakan model-model kurikulum.

Sehingga teori kurikulum merupakan konsepsi yangsangat penting


dalam bidang kurikulum dan pendidikan. Teori kurikulum merupakan
serangkaian konsepsi yang berhubungan dengan konsep-konsep
pendidikan yang berusaha menjelaskan secara sistematis, perspektif
terhadap kurikulum. Beauchamp (1975) mengemukakan bahwa teori
kurikulum lebih dikenakan pada hubungan antara unsur-unsur yang ada

7
Ibid hlm. 27-28.
dari sekolahan sehingga dapat dapat digunakan sebagai pengarahan,
penggunaan dan evaluasinya.8

3. Perkembangan teori kurikulum


Perkembangan kurikulum telah dimulai pada tahun1890 dengan tulisan
Charless dan McMurry, tetapi secara definitive berawal dari hasil karya
Frankin Bobbit tahun 1918. Bobbit sering dipandang sebagai ahli kurikulum
yang pertama, ia perintis pengembangan praktik kurikulum. Menurut Bobbit
teori kurikulum itu sederhana, yaitu kehidupan manusia. Kehidupan
manusia meskipun berbeda-beda pada dasarnya sama terbentuk oleh
sejumlah kecakapan pekerjaan. Pendidikan berupa mepersiapkan
kecakapan-kecakapan tersebut dengan teliti dan sempurna. Mulai tahun
1920, karena pengaruh pendidikan progresif, berkembang gerakan
pendidikan yang berpusat pada anak (child centered). Perkembangan teori
kurikulum selanjutnya di bawakan oleh Hollis Caswell.
Dalam perannya sebagai ketua divisi pengebangan kurikulum di
beberapa negara bagian Amerika Serikat. Ia mengembangkan kurikulum
yang berpusat pada masyarakat atau pekerjaan. Maka Caswell
mengembangkan kurikulum yang bersifat intraktif. Dalam perkembangan
kurikulumnya, Caswll menekankan pada partisipasi guru-guru untuk
berpartisipasi dalam menentukan kurikulum, menuntukan struktur
organisasi dari penyusun kurikulum, dalam merumuskan pengertian
kurikulum, merumuskan tujuan, memilih isi, menentukan kegiatan belajar,
desain kurikulum dan menilai hasil.
Pada tahun 1947 di Universitas Chicago berlangsung diskusi besar
pertama tentang kurikulum. sebagai hasil diskusi tersebut dirumuskan tiga
tugas utama teori kurikulum :
a. Mengidentifikasi masalah-masalah penting yang muncul dalam
pengembangan kurikulum dan konsep-konsep yang
mendasarinya.

8
Subandijah, Pengembangan dan Inovasi kurikulum, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
1993), hlm. 11.
b. Menentukan hubungan antara masalah-masalah tersebut dengan
struktur yang mendukungnya.
c. Mencari atau meramalkan pendekatan-pendekatan pada masa
yang akan datang untuk memecahkan masalah tersebut. 9

Menurut Beauchampsendiri merangkum perkembangan teori kurikulum


antara tahun 1960 sampai 1965. Ia mengidentifikasikan ada enam
komponen kurikulum sebagai bidang studi yaitu, landasan kurikulum, isi
kurikulum, desain kurikulum, rekayasa kurikulum, evaluasi dan penilitian,
dan pengembangan teori. Sedangkan Jack r. Frymier (1967) mengemukakan
tiga unsur kurikulum yaitu actor, artifak, dan pelaksanaan.

Ada beberapa masalah atau isu subtansi dalam pembahasan teori


kurikulum yaitu definisi kurikulum, sumber-sumber kebijaksanaan
kurikulum, desain kurikulum, rekayasa kurikulum, peran nilai dalam
pengembangan kurikulum dan implikasi teori kurikulum.

a. Sumber pengembangan kurikulum


Perkembangan kurikulum pertama bertolak dari kehidupan dan
pekerjaan orang dewasa, karena sekolah mempersiapkan anak bagi
kehidupan dewasa, isi kurikulum diambil dari kehidupan orang
dewasa. Dalam pengembangan selanjutnya, sumber ini menjadi luas
meliputi unsur kebudayaan. Pendidikan atau pengajaran bukan
memberikan sesuatu pada anak, melainkan menumbuhkan potensi-
potensi yang telah ada pada anak. Ada tiga pendekatan terhadap anak
sebagai sumber kurikulum, yaitu kebutuhan siswa, perkembangan
siswa, dan minat siswa. Beberapa pengembang kurikulu,
mendasarkan penentuan kurikulum pada pengalaman-pengalaman
penyusunan kurikulum yang lalu. Hal ini yang menjadi sumber
penyusunan kurikulum adalah nilai-nilai. Terakhir yang menjadi
sumber penentuan kurikulum adalah kekuasaan sosial-politik.
b. Desain dan rekayasa kurikulum

9
Nana Syaodih Sukmadinata, Op.cit hlm. 19.
Desain kurikulum merupakan suatu pengorganisasian tujuan, isi,
serta proses belajar yang akan diikuti siswa pada berbagai tahap
pengembangan pendidikan. Dalam desain kurikulum akan tergambar
hubungan antara satu unsur dengan unsur yang lain, prinsip-prinsip
pengorganisasian, serta hal-hal yang diperlukan dalam
pelaksanaannya. Dalam desain kurikulum, ada dua dimensi penting,
yaitu :
 Subtansi, unsur-unsur serta organisasi dari dokumen tertulis
 Model pengorganisasian dan bagian-bagian kurikulum
terutama organisasi dan proses pengajaran.
Ada dua hal yang perlu ditambakan dalam desain kurikulum :
pertama, ketentuan-ketentuan tentang bagaimana penggunaan
kurikulum serta bagaimana mengadakan penyempurnaannya
berdasarkan masukan dari pengalaman. Kedua, kurikulum itu
dievaluasi, baik bentuk desainnya maupun sitem pelaksanaannya. 10
4. Fungi teori kurikulum
Teori kurikulum memiliki fungsi yang sangat penting dalam kaitannya
dengan penyusunan, pengembangan, pembinaan dan evaluasi kurikulum
pada khususnya dan pendidikan pada umumnya. Dalam kaitannya fungsi
kurikulum meliputi :
a. Sebagai pedoman dalam pengambilan keputusan dan memberikan
alternatif secara rinci dalam perencanaan kurikulum.
b. Sebagai landasan sistematis dalam pengambilan keputusan,
memilih, menyusun dan membuat urutan isi kurikulum.
c. Sebagai pedoman atau dasar evaluasi formatif dan kurikulum yang
sedang berjalan.
d. Membantu orang (yang berkepentingan dengan kurikulum) untuk
mengidentifikasi kesenjangan pengetahuannya sehingga
11
merangsang untuk diadakannya penelitian lebih lanjut.

10
Nana Syaodih Sukmadinata, Op.cit. hlm. 33-35.
11
Subandijah, Op.cit. hlm. 11.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Secara umum teori merupakan suatu set atau system pernyataan (a set of
statement) yang menjelaskan serangkaian hal. Teori merupakan suatu
perangkat pertanyaan yang bertalian satu sama lain, yang disusun secara
sistemetis sehingga memberikan makna yang fungsional terhadap serangkaian
kejadian.
Teori kurikulum merupakan syarat mutlak untuk mengembangkan
kurikulum sebagai disiplin ilmu. Teori kurikulum berfungsi sebagai kegiatan
intelektual untuk memahami hakikat pengalaman dalam pendidikan dan
pengajaran secara internal dan eksistensial. Ada tiga konsep tentang kurikulum
sebagai subtansi, sebagai sitem, dan sebagai bidang studi.
Ada beberapa masalah atau isu subtansi dalam pembahasan teori
kurikulum yaitu definisi kurikulum, sumber-sumber kebijaksanaan kurikulum,
desain kurikulum, rekayasa kurikulum, peran nilai dalam pengembangan
kurikulum dan implikasi teori kurikulum.

Dalam kaitannya fungsi kurikulum meliputi :

a. Sebagai pedoman dalam pengambilan keputusan dan memberikan


alternatif secara rinci dalam perencanaan kurikulum.
b. Sebagai landasan sistematis dalam pengambilan keputusan, memilih,
menyusun dan membuat urutan isi kurikulum.
c. Sebagai pedoman atau dasar evaluasi formatif dan kurikulum yang
sedang berjalan.
Membantu orang (yang berkepentingan dengan kurikulum) untuk
mengidentifikasi kesenjangan pengetahuannya sehingga merangsang untuk
diadakannya penelitian lebih lanjut.
DAFTAR PUSTAKA

Sukmadinata, Nana Syaodih, 2009. Pengembangan Kurikulum: Teori dan


Praktek, Bandung : Remaja Rosdakarya.
Anshari, Endang Saifuddin, 1987. Ilmu Filsafat dan Agama, cet 8, Surabaya:
Bina Ilmu.
Arifin, Zainal, 2011. Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum, Bandung:
PT Remaja Rosda Karya.
S. Nasution, 1993. Pengembangan Kurikulum Bandung: PT Citra Aditya Bakti.
Subandijah, 1993. Pengembangan dan Inovasi kurikulum, Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai