Anda di halaman 1dari 17

EVOLUSI MAKHLUK HIDUP

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Masalah

Teori evolusi terus berkembang, khususnya sejak Edwin Hubble pada tahun
1929 dengan menggunakan efek Dopler menyatakan ide Big Bang, yang terjadi 14
milliar tahun lalu, dan diperkuat oleh Arno Penzias dan Robert Wilson pada 1965
yang secara kebetulan menemukan sinyal microwave di alam semestayang intinya
adalah memperkuat teori big bang, sekaligus evolusi.

Masalah penciptaan manusia termasuk salah satu pembahasan kuno yang


mungkin telah mendapat perhatian dari sejak manusia itu diciptakan. Dengan menilik
kitab-kitab samawi beberapa agama seperti agama Yahudi, Kristen, dan Islam.
Kekunoan pembahasan dapat kita lihat dengan jelas. Makalah iniingin mengupas
sebuah pembahasan komparatif Teori penciptaan makhluk hidup menurut para ahli
dan para ahli terhadap teori Evolusi tersebut.

Dengan kata lain, perbandingan antara keyakinan para ahli tafsir dan
penggetahuan yang diyakini oleh para ilmuan ilmu alam tentag tata cara penciptaan
manusia. Akan tetapi,kejelasan tentang masalah ini bergantung pada penjelasan yang
benar tentang teori pemikiran ini, dan juga pada pemaparan latar belakang sejarah dan
sikap-sikap yang pernah diambil dalam menanggapinya.

Evolusi (dalam kajian biologi) berarti perubahan pada sifat-sifat terwariskan


suatu populasi organisme dari satu generasi ke generasi berikutnya. Perubahan-
perubahan ini disebabkan oleh kombinasi tiga proses utama: variasi, reproduksi,
danseleksi. Sifat-sifat yang menjadi dasar evolusi ini dibawa oleh gen yang
diwariskan kepada keturunan suatu makhluk hidup dan menjadi bervariasi dalam
suatu populasi. Ketika organisme bereproduksi, keturunannya akan mempunyai sifat-
sifat yang baru. Sifat baru dapat diperoleh dari perubahan gen akibat mutasi ataupun
transfer gen antar populasi dan antar spesies. Pada spesies yang bereproduksi secara
seksual, kombinasi gen yang baru juga dihasilkan oleh rekombinasi genetika, yang
dapat meningkatkan variasi antara organisme. Evolusi terjadi ketikaperbedaan-
perbedaan terwariskan ini menjadi lebih umum atau langka dalam suatu populasi.

Meskipun teori evolusi selalu diasosiasikan dengan Charles Darwin, namun


sebenarnya biologi evolusioner telah berakar sejak zaman Aristoteles. Namun
demikian, Darwin ilmuwan pertama yang mencetuskan teori evolusi yang telah
banyak terbukti mampu menghadapi pengujian ilmiah. Sampai saat ini, teori Darwin
mengenai evolusi yang terjadi karena seleksi alam dianggap oleh mayoritas
komunitas sains sebagai teori terbaik dalam menjelaskan peristiwa evolusi.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut :
1.2.1  Bagaimanakah Pengertian Evolusi?
1.2.2  Bagaimana pendapat para ahli pro dan kontra mengenai evolusi?

1.3 Tujuan
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka dapat dirumuskan baha tujuan dari
penulisan makalah ini adalah :
1.3.1  Untuk mengetahui berbagai teori evolusi dari para ahlitentang penciptaan
makhluk hidup.
1.3.2  Untuk mengetahui pendapat para ahli Pro dan Kontra mengenai evolusi.

1.4  Manfaat
1.4.1  Manfaat teoritis, dari segi akademis sebagai saranapembanding bagi dunia ilmu
pengetahuan.
1.4.2  Menambah wawasan penulis dan pembaca.
1.4.3 Memberikan informasi tentang teori evolusi dan bantahannya sebagai wawasan
dan dapat menambah ilmu pengetahuan kepada pembaca.
BAB II
KAJIAN TEORI

2.1. Pengertian Evolusi

Teori evolusi sudah dikemukakan sejak zaman Aristoteles dimana teori


tersebut berusaha menjelaskan proses evolusi yang meliputi sumber variabilitas,
organisasi variasi genetic dalam populasi, diferensiasi populasi, isolasi reproduktif,
asal mula spesies dan hibridisasi. Biologi Evolusi ilmu yang lunak yang mempunyai
daya prediksi lemah. Teorinya tersusun atas data yang tidak lengkap atau yang belum
sempurna dipahami, meskipun ia tergolong ilmu hayat, bahasannya lebih cenderung
ke kutup humanika daripada ke kutup eksakta. Teori evolusi sendiri berevolusi sejak
zaman Aritoteles melalui Cuvier, lamarck, ke Erasmus Darwin dan Charles
Darwin/Alfred Wallace. Tokoh yang paling terkenal adalah Darwin. Darwin banyak
terpengaruh oleh Linnaeus dan Malthus. Teori evolusi sendiri lebih banyak
dipengaruhi oleh de Vries dan Mendel, Morgan dan Muller, lalu Mayr, Dobhansky.
Di jaman Darwin belum ada genetika, paleantropologi dan geokronologi, bahkan
ilmu-ilmu lain juga belum berkembang, seperti geologi, paleogeografi, dan
embriologi komparatif.

Sekarang evolusi adalah teori sintetis atau teori biologi yang memanfaatkan
segala disiplin yang relevan. Seperti paleontology, palaekologi, biostratigrafi,
paleogeografi, biologi molekuler, biokimia, biostatistik dan lain sebagainya. Teori
evolusi akan mudah dipelajari jika kita memahami prinsip-prinsip dari disiplin ilmu
tersebut.

Evolusi adalah suatu perubahan yang berlangsung sedikit demi sedikit dan
memakan waktu yang lama. Perubahan yang dimaksudkan disini adalah perubahan
struktur dan fungsi makhluk hidup dari yang sederhana menuju struktur dan fungsi
yang kompleks dan beragam. Perubahan yang terjadi dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu; perubahan progresif dan perubahan retrogresif. Perubahan progresif yaitu
perubahan struktur dan fungsi makhluk hidup dari kondisi sederhana menuju kondisi
yang maju atau modern untuk dapat bertahan hidup. Perubahan retrogresif yaitu
perubahan struktur dan fungsi yang menuju kepunahan. Kepunahan terjadi tidak
hanya karena mundurnya struktur dan fungsi tetapi juga dapat terjadi karena
perkembangan struktur dan fungsi yang melebihi proporsinya sehingga makhluk
hidup tersebut tidak mampu bertahan hidup.

Perubahan struktur dan fungsi makhluk hidup sangat tergantung pada struktur
DNA dari makhluk hidup tersebut, sehingga pengertian evolusi biologi adalah
perubahan frekuensi gena dalam suatu populasi karena faktor-faktor atau mekanisme
evolusi. Adapun faktor-faktor evolusi adalah  rekombinasi seksual, mutasi, seleksi
alam, arus gen / gen flow, dan genetic drift. Proses evolusi dapat berbeda dalam
skala, tempo dan moda. Evolusi juga dapat berlangsung lama untuk hewan besar
(makroevolusi), maka yang dapat diekplorasi adalah mikroevolusi pada makhluk
hidup dengan umur generasi yang pendek.

Sebagai ilmu historis yang integratif, biologi evolusi masih banyak mempunyai
banyak kelemahan, sehingga dimungkinkan terjadi perbedaan pendapat di kalangan
para ahli. Pertentangan teori evolusi belum akan berakhir sampai sekarang. Saat ini,
di berbagai negara berlangsung upaya kolektif untuk mendorong sekolah-sekolah di
sana untuk mengajarkan tidak hanya teori evolusi di kelas-kelas biologi, tapi juga
teori alternatifnya, seperti apa yang disebut sebagai teori kreasionisme yaitu teori
penciptaan menurut kitap suci. Dalam pandangan pendukung kreasionisme, argumen
Darwin bahwa seluruh mahluk hidup ini berawal dari sebuah sel tunggal yang
kemudian berevolusi selama jutaan tahun menjadi beragam spesies dan sub-spesies
seperti yang kita kenal sekarang, tidak berdasarkan pada bukti yang tak terbantahkan.

Sebaliknya, mereka percaya – seperti juga yang diyakini Harun Yahya - keragaman
spesies ini terjadi karena dengan sengaja dirancang oleh Sang pencipta. Dengan kata
lain, sejak awal Tuhan menciptakan, manusia, gajah, monyet, ular dan beragam
mahluk lainnya secara unik. Yang satu tidak berhubungan dengan yang lain.

Ini bukan sekadar argumen ideologis. Yang menjadikan kalangan pendukung


teori kreasionisme  merasa layak membantah teori Darwin adalah karena, dalam
pandangan mereka,  teori-teori evolusi sendiri mengandung banyak kelemahan dan
cacat. Teori-teori ini memang berdasarkan pada bukti-bukti kesamaan yang terlihat di
antara fosil mahluk hidup dari jutaan tahun lalu dengan, misalnya, mahluk hidup
kontemporer. Bagi para pengecam teori evolusi, rangkaian kesamaan itu tidak dengan
sendirinya mengindikasikan adanya mata rantai yang berkesinambungan.

Bagi pendukung teori evolusi teori kreasionisme juga bukan tanpa cacat. Jacob
(2001) mengatakan bahwa Harun Yahya dengan bukunya Keruntuhan Teori Evolusi
dikritik sebagai karangan pamlet yang total menentang teori evolusi. Teori
Kreasionisme yang diajukan tidak terperinci dan tidak memberi keterangan alternatif
tentang bukti-bukti evolusi menurut teori kreasionisme. Harun Yahya tampak tidak
memahami makna survival of  the fittest sebagai bentuk transisi hubungan seleksi
alam dan arah evolusi. Ia heran bahwa teori evolusi hanya tambal sulam, padahal
seluruh ilmu alamiah adalah ilmu batu bata yang disusun satu persatu.

Jacob (2001) juga menulis bahwa Harun Yahya terlalu takjub oleh beberapa
spesies hewan seperti lebah mempunyai kemahiran membuat sarang yang tidak dapat
ditiru oleh manusia. Luput dari observasinya bahwa semua makhluk hidup
mempunyai keistimewaan masing-masing, yang tidak dapat ditiru oleh makhluk lain.
Mahasiswa yang benar-benar ingin mendalami biologi evolusi sebaiknya membaca
buku-buku ilmiah dengan sungguh-sungguh dan tidak mudah luntur imannya. Ilmu
pengetahuan adalah suatu sistem untuk mengetahui bagaimana alam bekerja dan di
belakang itu semua ada Tuhan Yang Maha Kuasa, yang tetap ada meskipun ada yang
mengatakan ia tidak ada.

2.2 Teori-teori evolusi

Beberapa teori-teori dari para ilmuwan tentang evolusi adalah sebagai berikut:

 Teori Fixisme
Diyakini oleh para pemikir pada masa-masa terdahulu. Teori ini meyakini
adanya eaneka ragam spesies makhluk yang bersifat independen, artinya
manusia berasal dari manusia dan seluruh binatang yang lain juga berasal dari
spesies mereka masing-masing.

 Teori Transformisme
Beranggapan bahwa penciptaan spesies-spesies yang ada sekarang ini berasal
dari makhluk dan spesies-spesies yang berbeda. Para ilmuwan berkeyakinan
bahwa teori evolusi alam natural paling tidak sesuai dengan masa para filosof
Yunani. Sebagai contoh, Heraclitus meyakini bahwa segala sesuatu senantiasa
mengalami proses dan evolusi. Jika manusia memiliki bentuk seperti yang
dapat kita lihat sekarang ini sejak dari permulaan, niscaya ia tidak akan dapat
bertahan hidup.

 Teori Katastropisme
Merupakan paham tentang keanekaragaman makhluk hidup dihasilkan oleh
nenek moyang yang umum, dan muncul atau punahnya makhluk hidup
disebabkan oleh bencana alam. Teori ini dikenalkan oleh George Cuvier (1796-
1832), seorang ahli Palentologi (ilmu fosil). Alasan Cuvier adalah karena ia
mengamati stiap sedimen bebatuan kuno yang ia temukan mengandung
beberapa jenis hewan dan tumbuhan yang berbeda. Karena itu, ia berpikir
bahwa sedimen mewakili tiap masa atau waktu evolusi. Tiap sedimen yang
mengandung jenis-jenis organisme hidup dan mati karena bencana.Ia
berkeyakinan bahwa makhluk hidup muncul selama masa yang beranekaragam
dalam tataran geologis. Teori ini dalam ilmu geologi dikenal dengan nama
Catastrophisme; yaitu evolusi besar di permukaan bumi. Ia mengingkari jenis
hubungan kefamilian antara makhluk hidup yang hidup pada masa kini dengan
makhluk hidup yang pernah hidup.

 Teori Kresionisme
Merupakan teori tentang penciptaan yang terjadi dalam sekali waktu
kehidupan sekaligus lengkap, kemudian selesai dan tak ada lagi evolusi atau
prubahan. Paham ini dianut berdasar keyakinan agama juga berdasarkan
keterangan Aristoteles (hidup pada masa 300 SM). Teori Kreasionisme
dianggap tidak valid karena kenyatannya banyak spesies yang hidupnya tidak
sekaligus ada pada satu zaman. Misalnya, masa hidup dinosaurus tidak
bersamaan dengan masa hidup manusia.

 Teori Gradualisme
Dikemukakan oleh ahli geologi Swedia bernama James Hutton (1795). Paham
tersebut menyatakan bahwa perubahan geologis berlangsung pelan-pelan tetapi
pasti. Teori ini tidak mampu dijelaskan dengan mekanisme yang meyakinkan.

 Teori Uiformitarianisme
Dinyatakan oleh Charles Lyell (1797-1875). Paham ini meyatakan bahwa
proses-proses geologis ternyata menuruti pola yang seragam sehingga kecepata
dan pengaruh perubahan selalu seimbang dalam kurun waktu. Misalnya,
terbentuknya gunung selalu diimbangi dengan erosi gunung. Teori ini tidak
dapat menjelaskan kejadian terbentuknya spesies.

 Teori Lammarck
Pada abad ke-18, sejumlah naturalis (termasuk kakek Darwin, Erasmus
Darwin) berpendapat bahwa makhluk hidup berevolusi seiring perubahan
lingkungan. Namun, hanya satu pendahulu Charles Darwin yang mengajukan
mekanisme bagaimana makhluk hidup berubah seiring waktu: ahli biologi
Prancis Jean-Baptiste de Lamarck (1744-1829). Lamarck menerbitkan
hipotesisnya pada 1809 tahun ketika Darwin dilahirkan. Dengan
membandingkan spesies hidup dan bentuk fosil. Lamarck menemukan sesuatu
yang tampaknya merupakan sejumlah garris keturunan. Masing-masing garis
keturunan merupakan rangkaian kronologis dari fosil yang lebih tua ke fosil
yang lebih muda dan mengarah ke spesies yang masih ada saat ini. Ia
menjelaskan temuannya menggunakan dua prinsip. Prinsip pertama adalah
digunakan atau dibuang (use ndisuse), gagasan bahwa bagian tubuh yang sering
digunakan menjadi lebih besar dan kuat, sementara yang jarang digunakan
menjadi lemah. Sebagai contoh, ia menyebutkan jerapah yang meregangkan
lehernya untuk mencapai dedaunan dicabang yang tinggi. Prinsip kedua,
pewarisan sifat dari karakteristik yang diperoleh (inheritance of aquired
characteristic), menyatakan bahwa suatu organisme dapat meneruskan
modifikasi-modifikasi karakteristik kepada keturunannya. Lamarck menalar
bahwa leher yang panjang dan berotot milik jerapah yang masih hidup saat ini
telah dievolusikan selama beberapa generasi seiring rentangan leher jerapah
yang semakin tinggi. Lamarck juga mengira bahwa evolusi terjadi karena
organisme memiliki dorongan bawaan untuk menjadi lebih kompleks. Darwin
menolak gagasan ini, namun ia juga menduga bahwa variasi muncul dalam
proses evolusi sebagian melalui pewarisan sifat yang diperoleh. Akan tetapi,
pemahaman kita sekarang mengenai genetika menggugurkan mekanisme ini:
tidak ada bukti bahwa karakteristik yang diperoleh dapat diwariskan memalui
cara yang diajukan oleh Lamarck.

 Teori Darwin

Dalam teori ini menurut Darwin aneka spesies makhluk hidup tidak
diciptakan secara terpisah oleh Tuhan, tetapi berasal dari nenek moyang yang
sama dan menjadi berbeda satu sama lain akibat kondisi alam.contoh pada
halnya manusia bahwa darwin berpendapat kalau manusia itu berasal dari
monyet sebagai nenek moyangnya, Menurut mereka, selama proses evolusi
yang diperkirakan berawal 4-5 juta tahun lalu, terdapat beberapa “bentuk
transisi” antara manusia modern dan nenek moyangnya. Menurutnya sekenario
yang sepenuhnya rekaan ini, terdapat 4 kategori dasar:

1. Australopithecus (kera dari selatan), evolusionis menyatakan bahwa


Australopithecus memiliki anatomi kera. Akan tetapi mereka berjalan
dengan tegap seperti manusia
2. Homo habilis (kera yang dinyatakan sebagai manusia)
3. Homo erectus (susunan wajah yang salah)
4. Homo sapiens (mendekati bentuk manusia) Secara khusus diciptakan spesies
baru pengganti spesies yang punah. Spesies-spesies tersebut berevolusi dari
pendahuluannya yang tidak tersingkir bahwa spesies yang hidup sekarang ini
berasal dari spesies-spesies yang hidup di masa-masa silam yang mengalami
evolusi melalui seleksi alam.

Darwin mengatakan bahwa manusia itu berasal dari monyet yang mengalami
evolusi karna adanya seleksi alam,teori darwin ini sangat bertentangan dengan
teori penciptaan yakni teori ini mengatakan bahwa evolusi manusi itu berasal
dari sang pencipta,itu banyak di tantang oleh para ilmuwan salah satu
contohnya yaitu:

Francis crik, seorang evolusionis molekuler, pemenagng hadiah nobel


mengakuai bahwa molekul yang begitu rumit tidak mungkin muncul dengan
sendirinya secara tiba-tiba karena kebetulan sebagai hasil dari proses evolusi.
Teori darwin juga bertentangan dengan agama karna menyimpang dari ajaran
agama, atau kepercayaan-kepercayaan lain menyebabkan ilmu evolusi sulit
berkembang.

Alasan darwin manusia mirip kera yaitu:

1. Mata menghadap ke depan


2. Ibu jari tungkai depan dapat digerakkan ke segala arah, mempunyai kelenjar
susu (glandulla mammae) yang terletak di dada.
3. Rahim satu ruang simpleks.

3. Bukti-Bukti Evolusi

Kecaman dari berbagai pihak tentang teori evolusi, mendorong para


pendukung teori evolusi membuktikan kebenaran teori evolusi. Hal-hal yang perlu
dibuktikan dalam teori evolusi sebenarnya sudah dibahas dalam buku Drawin ”The
Origin of Species by Means Natural Selection”. Upaya untuk mencari bukti sampai
sekarang lebih mengarah pada petunjuk adanya evolusi daripada bukti adanya
evolusi. Pemaparan bukti evolusi harus dilakukan dengan pendekatan multidisipliner.
Adapun bukti evolusi yang sering dipakai adalah fosil, anatomi komparatif, struktur
sisa, embriologi komparatif, biokimia komparatif dan biogeografi.

 Petunjuk adanya evolusi dari segi palaentologi


Charles Darwin yang menyatakan bahwa fosil adalah bukti perkembangan
makhluk hidup masa lampau, yang menujukkan suatu perkembangan yang terus
menerus secara evolutif. Perkembangan evolusi kuda sering digunakan sebagai
contoh perkembangan makhluk hidup dari segi paleontologik.
Perkembangan kuda dimulai dari apa yang disebut Hyracotherium, termasuk
kelompok Eohippus, yang muncul dari Eocene awal di Amerika Utara dan Eropa.
Nenek moyang kuda ini hanya sekitar 11 inci, berleher pendek dan mempunyai kaki
depan yang berbeda dengan kaki belakang, kaki depan jumlah jari kakinya empat dan
kaki belakang jumlah jarinya hanya tiga; jari keempat dan kelima masih ada tapi kecil
sekali. Pada oligocene muncul Mesohippus yang lebih besar daripada Eohippus,
yakni sekitar 24 inci. Kaki depan dan kaki belakang semua berjari 3. Pada Miocene
dijumpai adanya Parahippus dan Merychippus, yang pertama adalah pemakan daun
dan yang kemudian adalah pemakan rumput. Baru pada Pleiocene muncul apa yang
disebut Pliohippus yang jari sampingnya sudah mereduksi. Pada akhir Pleiocene
akhir sudah muncul nenek moyang kuda  yang berjari satu, yang menyebar ke seluruh
dunia kecuali Australia.

Kalau diikuti uraian tersebut di atas seakan-akan perkembangan kuda secara


evolusi seperti garis lurus. Dalam kenyataannya perkembangan tersebut bercabang-
cabang. Sebagai contoh adalah pada Miocene selain terdapat Parahippus dan
Merychippus seperti disebut di atas, juga ada Hypohippus, namun kemudian tidak
berkembang dan akhirnya punah

 Petunjuk adanya Evolsi berupa Anatomi Komparatif


Dikenal adanya keadaan yang disebut homologi dan analogi. Homologi adalah
adanya fungsi yang berbeda beragai hewan yang bila dianalisa secara cermat ternyata
mempunyai bentuk dasar yang sama, sedangkan analogi adalah adanya fungsi yang
sama pada beberapa makhluk hidup yang secara anatomik organ yang mengemban
fungsi tersebut tidak mempunyai struktur dasar yang sama. Para ahli berpendapat
bahwa peristiwa analogi ini adalah merupakan proses perkembangan evolusi
konvergen. Suatu peristiwa yang bertolak dari adaptasi anggota makhluk hidup dari
beberapa bentuk berbeda namun berada dalam lingkungan yang sama untuk jangka
waktu yang sangat lama. Yang biasa dipakai petunjuk evolusi adalah homologi
struktur ekstrimitas anterior beberapa hewan vertebrata

 Petunjuk Evolusi Embriologi Komparatif


Hubungan perkembangan embrio dengan evolusi dinyatakan dalam Ernst
Haeckel bahwa ontogeni adalah pilogeni yang dipersingkat. Ia menyebut sebagai teori
rekapitulasi atau teori biogenetik. Perkembangan embrio pada hewan vertebrata
dijumpai kenyataan bahwa perkembangan embrio dari zigot menujukkan struktur
yang sama, namun selanjutnya berkembang berbeda satu dengan yang lainnya
sehingga bentuk dewasanya mejadi sangat berbeda (gambar 3).
 Petunjuk dari Fisiologi Komparatif
Kemiripan faal tubuh dijumpai pada makhluk hidup mulai dari tingkat rendah
sampai tingkat tinggi meliputi:

1. kemiripan dalam faal respiratoria


2. kemiripan dalam metabolisme
3. proses sintesis protein
4. pembentukkan ATP sebagai molekul berenergi tinggi

 Petunjuk dari usaha domestifikasi


Hasil perjalanan Darwin menunjukkan bahwa spesiasi dapat terjadi karena
upaya domestifikasi oleh manusia, misalnya upaya pemuliaan tanaman maupun
hewan.

1. Petunjuk dari Alat Tubuh yang tersisa


Alat-alat sisa digunakan sebagai petunjuk adanya evolusi, karena dalam
kenyataanya meskipun alat tersebut tidak lagi menunjukkan suatu fungsi nyata tapi
tetap dijumpai secara nyata dan jumlahnya boleh dikatakan cukup banyak. Penganut
faham evolusi melihat adanya kelemahan dari penganut faham ciptaan khusus,
bertolak dari alat-alat tersisa yang tidak lagi ada gunanya itu. Adapun organ-organ
sisa antara lain: apendiks, selaput mata sebelah dalam, otot-otot penggerak telinga,
tulang ekor, gigi taring yang runcing, geraham ketiga, rambut didada, mammae pada
laki-laki, musculus piramidalis dan masih banyak lagi.

2. Petunjuk dari struktur DNA dan Protein


Semua organisme hidup tersusun oleh kode genetik (DNA=
Dioksiribonukleotid Acid) yang sama. Kode genetik makhluk hidup tersusun oleh
gula ribosa, pospat, dan empat basa nitrogen yang saling berkombinasi menghasilkan
sifat-sifat fenotif yang berbeda. Kode genetik ini bersifat universal. Melalui proses
transkripsi dan tranlasi kode-kode genetik ini diterjemahkan menjadi asam amino-
asam amino yang menyusun protein. Secara universal protein seluruh makhluk hidup
tersusun oleh kombinasi 20 asam amino.   
2.2  Pendapat para ahli mengenai adanya evolusi

Berikut beberapa pendapat pro kontra teori evolusi.

1. Lamarck vs Weismann :
Pendapat Lamark pada tahun 1801 mengenai adanya evolusi pada makhluk
hidup : Lamarck percaya bahwa perubahan-perubahan yang terjadi pada suatu
organism semasa hidupnya sebagai konsekuensi dari adaptasinya dengan lingkungan
tertentu. Bagian-bagian yang digunakan cenderung akan menonjol, sedangkan yang
tidak digunakan akan cenderung menghilang (konsep guna-takguna,use-disuse
concept). Kemudian perubahan-perubahan yang terjadi pada suatu organisme semasa
hidupnya akan diteruskan pada keturunannya; dengan kata lain, keturunannya
mewakili karakteristik dapatan atau karakteristik perolehan (acquired characteristic)
tersebut. Ada sebuah konsep yang terintegrasi dengan teori Lamarck, yaitu bahwa ada
konsep dorongan tak sadar yang tertanam dalam diriorganisme untuk mengarah pada
tingkat kompleksitas yang lebih tinggi, seakan-akan setiap makhluk hidup diberkahhi
keinginan untuk mencari kedudukan yang lebih baik dalam hidup.
Kekurangan utama dalam teori Lamarck adalah pandangan bahwa
karakteristik perolehan suatu organism akan diwariskan. Dengan pemahaman kita
saat ini mengenai kendali pewarisan sifat secara genetis, kita menyadari bahwa hanya
perubahan susunan gen yang dapat mengarah pada terjadinya perubahan permanen
pada keturunan suatu organism. Akan tetapi, saat Lamarck merumuskan teorinya,
hanya sedikit yang telah diketahui mengenai mekanisme genetic.

Teori evolusi Lamarck tidak seharusnya dianggap sebagai sekedar kesalahan


konseptual. Lebih tepatnya, teorinya itu seharusnya dipandang sebagai langka penting
dalam perkembangan berkelanjutan kea rah ketepatan yang lebih tinggi dalam
deskripsi suatu proses alamiah. Weismann (biologiawan Jerman 1834-1912)
menentang pendapat Lamarck mengenai diturunkannya sifat-sifat yang diperoleh.
Percobaan yang dilakukan Weismann : Dia mengawinkan 2 ekor tikus yang dipotong
ekornya ternyata keturunannya tetap berekor panjang. Keadaan ini tetap berlangsung
meskipun dilakukan sampai 20 generasi.
2. Lamarck vs Darwin :

Mereka berbeda pendapat mengenai “munculnya” jerapah berleher panjang.


Menurut Lamarck : semula jerapah berleher pendek karena makanan yang berupa
daun makin berkurang maka dari generasi ke generasi leher jerapah semakin panjang
untuk menjangkau daun yang semakin tinggi letaknya.
Teori Lamarck tentang evolusi

1. Organ tubuh yang sering dipergunakan akan tumbuh sempurna, sedangkan


organ tubuh yang jarang/tidak dipergunakan akan menyusut (rudimeter) (Teori
Use and Disuse).
2. Perubahan-perubahan pada makhluk hidup disebabkan oleh perubahan
lingkungan. Setiap perubahan yang dialami oleh makhluk hidup
akanditurunkan.
Menurut Darwin : dalam populasi jerapah ada yang berleher panjang dan
berleher pendek. Dalam kompetisi mendapatkan makanan jerapah berleher panjang
tetap bertahan hidup jerapah berleher pendek lenyap secara perlahan-lahan.
Teori Darwin tentang Evolusi

1. Mahluk hidup yang ada sekarang berasal dari mahluk hidup dimasa silam
dengan mengalami perubahan secara perlahan-lahan.
2. Proses perubahah dari mahluk hidup dimasa silam (sederhana) menjadi
mahluk hidup dimasa sekarang (lebih sempurna) berlangsung secara bertahap
dan dalam kurun waktu yang sangat lama.
3. Setiap mahluk hidup harus berjuang untuk melangsungkan kehidupannya
(teori seleksi alam).
3. Darwin vs Weisman
Sebenarnya Weisman tidaklah menentang teori Darwin tetapi hanya
menegaskan bahwa sifat-sifat hasil dari seleksi alam tidaklah dapat di turunkan
kepada keturunannya. Menurutnya Evolusi adalah menyangkut maslah bagaimana
pewarisan genetika melalui sel-sel kelamin, dengan kata lain evolusi adalah gejala
seleksi alam terhadap faktor-faktor genetika.
Hubungan hal tersebut dengan teori Darwin adalah bahwa jerapah-jerapah leher
pendek gennya bersifat resesif. sedangka, jerapah leher panjang bersifat dominan.
Jerapah yang ber-gen resesif jumlah nya akan lebih sedikit dari pada jerapah yang
berleher panjang dan tidak mampu untuk beradaptasi dengan lingkungan. oleh karena
itu jerapah yang berleher pendek pun punah.

4. Harun Yahya vs Darwin

Harun yahya kontra terhadap adanya teori evolusi yang menyatakan manusia
berasal dari kera. Ia berpendapat bahwa manusia pertama yang terlahir di bumi adalah
Nabi Adam a.s.

Teori Charles Darwin :


1. Spesies tidak diciptakan dalam bentuknya yang sekarang ini, tetapi berevolusi
dari spesies nenek moyangnya.
2. Jika seluruh individu spesies berhasil bereproduksi, populasi spesies tersebut
akan meningkat secara tidak terkendali.
3. Spesies pada dasarnya memiliki fertilitas yang sangat tinggi, dan jumlah
keturunan yang dilahirkan lebih banyak dari jumlah keturunan yang bisa
mencapai usia dewasa.
4. Populasi cenderung tetap dari tahun ke tahun.
5. Sumber makanan yang ada terbatas.
6. Terjadi perjuangan secara implisit di antara spesies untuk bertahan hidup.
7. Tiada dua individu organisme suatu spesis yang persis mirip satu sama lainnya.
8. Beberapa variasi dalam spesies secara langsung memengaruhi kemampuan
individu untuk bertahan dalam kondisi alam tertentu.
9. Kebanyakan variasi dalam suatu populasi dapat diwariskan kepada keturunan
selanjutnya.
10. Individu yang kurang sesuai dengan lingkungan tempat tinggalnya memiliki
kemungkinan bertahan hidup yang lebih kecil dan kemungkinan akan lebih
banyak melakukan reproduksi.
11. Individu yang selamat kemungkinan besar akan menurunkan ciri-ciri yang
dimilikinya kepada generasi berikutnya.
12. Proses ini menghasilkan populasi yang perlahan-lahan bisa beradaptasi dengan
lingkungan, dan pada akhirnya, setelah berlangsung secara terus-menerus akan
terbentuk keragaman yang baru, dan akhirnya spesies baru.

Teori Harun Yahya :


1. Jenis-jenis makhluk hidup tak bisa berubah. Tidak mungkin terjadi perubahan
dari satu bentuk makhluk hidup ke bentuk lainnya, misalnya dari ikan menjadi
amfibi dan reptil, reptil ke burung, atau mamalia darat ke paus.
2. Tiap jenis makhluk hidup tidak berkerabat satu sama lain dan tidak diturunkan
dari leluhur yang sama. Masing-masing merupakan hasil dari suatu tindakan
penciptaan tersendiri.
3. Seleksi alam adalah kaidah yang berlaku di alam, tapi tidak pernah
menghasilkan spesies baru.
4. Tidak ada mutasi yang memberikan keuntungan berupa peningkatan kelestarian
makhluk hidup. Selain itu, mutasi tak menambah kandungan informasi dalam
materi genetis makhluk hidup.
5. Catatan fosil tak menunjukkan adanya bentuk transisional, tapi menunjukkan
penciptaan tiap kelompok makhluk hidup secara terpisah.
6. Abiogenesis (kemunculan makhluk hidup dari materi tak hidup) tak mungkin
terjadi.
7. Kerumitan dan kesempurnaan yang ditemukan pada tubuh dan DNA makhluk
hidup tak timbul karena kebetulan, tapi merupakan bukti ada yang merancang
kerumitan tersebut.
8. Materi dan persepsi kita adalah ilusi, sedangkan yang nyata adalah Allah, Yang
Meliputi segalanya.

Perbedaan utama antara teori Charles Darwin dan teori Harun Yahya terletak
pada tesisnya mengenai asal-usul suatu spesies. Darwin menyebut spesies saat ini
berasal dari spesies sebelumnya. Adapun Yahya menyebut tiap spesies berbeda dan
memang dengan sengaja diciptakan masing-masing oleh Tuhan.
Jika didalami secara saksama dan disimpulkan secara singkat, Yahya tidak sudi
dengan anggapan bahwa manusia berasal dari kera. Begitulah kira-kira pendapat
Yahya sebagai salah seorang yang kontra terhadap teori Darwin.
Yahya hanyalah salah seorang yang menentang teori Darwin, dan bukan pula yang
pertama.
Sejak awal kemunculannya tahun 1859, teori evolusi Darwin sebenarnya telah
menimbulkan polemik di berbagai kalangan ilmuwan, akademisi, maupun agamawan.
Ketidaksepakatan terhadap konsep evolusi Darwin muncul pertama kali melalui
pernyataan Uskup Samuel Wilberforce dalam pertemuan British Association for the
Advancement of Science di Oxford University Museum pada 1860. Kalangan yang
kontra menganggap teori evolusi merupakan ajaran atau paham sesat, karena tidak
sesuai dan menyimpang dari ajaran-ajaran agama samawi. Teori itu dianggap
berseberangan ketika dikorelasikan dengan isi teks-teks kitab suci agama samawi,
yakni Yahudi, Kristen, dan Islam.
Pada tahun 1871 Darwin menambah minyak pada api perdebatan yang masih
berkobar dengan menerbitkan buku berjudul The Descent of Man, and Selection in
Relation to Sex. Buku itu berisi penjelasan yang mendukung teori evolusi dan
pemikiran bahwa manusia merupakan keturunan makhluk mirip kera. Secara tersurat,
sebetulnya Darwin tidak pernah menyatakan ataupun mengungkapkan bahwa
manusia berasal dari kera. Namun, ia mengklasifikasikan kera ke dalam ordo yang
sama dengan manusia, yakni Primates. Pengklasifikasian ini telah memicu
kesimpulan bahwa manusia merupakan keturunan kera.
Ketidaksepakatan bersama terhadap teori Darwin itulah yang kemudian
melahirkan gagasan kreasionisme atau teori penciptaan yang menjadi antitesis
terhadapnya. Salah satu orang gencar membantah teori Darwin pada masa ini adalah
Harun Yahya.
BAB III
PENUTUP

1.Kesimpulan

            Evolusi adalah suatu perubahan yang berlangsung sedikit demi sedikit dan
memakan waktu yang lama. Perubahan yang dimaksudkan disini adalah perubahan
struktur dan fungsi makhluk hidup dari yang sederhana menuju struktur dan fungsi
yang kompleks dan beragam. Teori-teori evolusi yaitu Teori Fixisme,
Katastrophisme, Transformisme, Gradualisme, Kreasionisme, Uiformitanianisme,
Lamarck, Darwin. Perbedaan dari teori Lamarck dengan Darwin yaitu Lamarck
mengatakan evolusi terjadi Karenaadanya perubahan individu sebagai mekanisme
adaptasi terhadap lingkungan, dan perubahan ini diwariskan. Sedangkan Darwin
mengatakan evolusi terjadi karena seleksi alam, individu yang mampu beradaptasi
dengan lingkungannya yang mampu bertahan hidup. Adapun bukti-bukti terjadinya
evolusi yaitu biogeografi, catatan fosil, anatomi perbandigan, dan embriologi
perbandingan. Pandangan baru mengenai evolusi yaitu dari pihak yang tidak setuju
dengan pendapat Darwin mengemukakan bahwa mahluk hidup tercipta dengan betuk
yang ada seperti saat ini. Ini disebut teori penciptaan dan berkembang menjadi teori-
teori yang pada intinya mendukung teori penciptaan (creationism). Salah satu teori
penciptaan adalah teori Intelligent Design. Menurut teori ini, semua mahluk hidup
dan alam semesta diciptakan oleh Tuhan secara terencana dan bukannya dengan
ketidak sengajaan.
DAFTAR PUSTAKA

Fried, George. 2006. Biologi Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga.


numpuktugas.blogspot.com 
tugaskita.mlhttp://www.tugaskita.ml/search/label/Kewirausahaan
Gian. 2011. Makalah Biologi.
Recee, Campblee dan Mitchell.2002.Biologi.Jakarta:Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai