Anda di halaman 1dari 24

Makalah Evolusi

Evolusi
Dosen Pembina :
Dra. Qadriah, M.Pd

DISUSUN OLEH

SULHAN : 170207013

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN


UNIVERSITAS ISLAM NEGIRI AR-RANIRY
DARUSSALAM BANDA ACEH
2020/ 1440 H
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, dengan mengucapkan puji syukur kepada Allah

Subhannahuwata'ala, atas hidayah dan inayahNya, penulis dapat menyelesaikan

makalah ini yang berjudul Skala waktu (metode penentuan waktu), jam radioaktif,

jam DNA, penggunaan mikrofosil, dan pemisahan waktu geologi) Shalawat dan

salam saya ucapkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad

Salallahu'alaihiwasallam yang telah membawa manusia dari alam kejahilan

kepada alam terang benderang, yakni alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan.

Penulis menyadari bahwa sesungguhnya makalah ini masih jauh dari

kesempurnaan, maka penulis dengan terbuka menerima segala kritik dan saran

yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini. penulis sadar bahwa

tulisan ini dapat diselesaikan atas bantuan dari berbagai pihak, terutama dosen dan

teman-teman yang telah meluangkan waktu untuk membantu menyelesaikan

karya tulis ini. Semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua

Aamiin

Banda Aceh, 02 April 2020

Sulhan

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar....................................................................................i

Daftar Isi ............................................................................................ii

BAB I Pendahuluan............................................................................1

A. Latar Belakang Masalah.........................................................1


B. Rumusan Masalah...................................................................1
C. Tujuan ....................................................................................2

BAB II Pembahasan...........................................................................3

1. Adanya kemungkinan pembasuhan........................................3


2. Adanya kemungkinan transportasi.........................................3
3. Skala waktu relatif..................................................................4
4. Skala waktu absolut................................................................6
5. Jam radioaktif.........................................................................8
6. Jam DNA ...............................................................................10
7. Penggunaan mikrofosil...........................................................12
8. Pemisahan waktu geologi.......................................................13

BAB III Penutup...........................................................................20

A. Kesimpulan.............................................................................20
B. Saran.......................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA...................................................................21

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Suatu batuan atau fosil dapat terbentuk di suatu tempat. Namun sejalan

dengan waktu, benda tersebut dapat berpindah tempat. Dengan demikian, fosil

suatu organisme dapat ditemukan di tempat yang tidak semestinya. Kekuatan

utama yang mungkin dapat memindahkan fosil tersebut adalah aliran sungai.

Sungai akan membawa suatu fosil atau batu dari daerah hulu ke hilir.

Demikian pula sungai dapat membawa suatu fosil dari lapisan atas menuju

lapisan yang lebih tua, karena sungai dapat mengikis batuan sehingga akhirnya

batuan tersebut semakin lama menjadi makin dalam. Hal lain yang dapat

memindahkan suatu batuan atau fosil adalah adanya pelapukan dan pergeseran

tanah. Akibat adanya pelapukan, maka suatu fosil yang sebelumnya berada pada

lapisan yang dalam menjadi terdedahkan karena batuan di atasnya tersingkap oleh

kekuatan alam.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana metode penentuan waktu ?

2. Apa yang di maksud dengan jam radioaktif ?

3. Apa yang dimaksud dengan jam DNA ?

4. Bagaimana proses penggunaan mikrofosil ?

5. Bagaimana proses pemisahan waktu geologi ?

1
C. Tujuan

1. Untuk mengetahui metode penentuan waktu

2. Untuk mengetahui proses jam radioaktif

3. Untuk mengetahui proses jam DNA

4. Untuk mengetahui proses penggunaan mikrofosil

5. Untuk mengetahui proses pemisahan waktu geologi

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Metode Penentuan Waktu


1. Adanya Kemungkinan Pembasuhan

Akibat adanya pembasuhan, maka suatu batuan atau fosil berubah

kandungan kimianya. Dengan demikian penghitungannya tidak cukup akurat

2. Adanya Kemungkinan Transportasi

Suatu batuan atau fosil dapat terbentuk di suatu tempat. Namun sejalan

dengan waktu, benda tersebut dapat berpindah tempat. Dengan demikian, fosil

suatu organisme dapat ditemukan di tempat yang tidak semestinya. Kekuatan

utama yang mungkin dapat memindahkan fosil tersebut adalah aliran sungai.

Sungai akan membawa suatu fosil atau batu dari daerah hulu ke hilir.

Demikian pula sungai dapat membawa suatu fosil dari lapisan atas menuju

lapisan yang lebih tua, karena sungai dapat mengikis batuan sehingga akhirnya

batuan tersebut semakin lama menjadi makin dalam. Hal lain yang dapat

memindahkan suatu batuan atau fosil adalah adanya pelapukan dan pergeseran

tanah. Akibat adanya pelapukan, maka suatu fosil yang sebelumnya berada pada

lapisan yang dalam menjadi terdedahkan karena batuan di atasnya tersingkap oleh

kekuatan alam.

Setelah terdedahkan, maka ada faktor luar yang menyebabkan fosil yang

sudah terdedahkan tersebut berpindah tempat. Hal-hal tersebut dapat

menyebabkan penentuan umur suatu batuan atau fosil menjadi tidak akurat. Untuk

mendeteksi adanya transportasi biasanya dilakukan analisis geomagnetik.

3
Penentuan umur biasanya tidak pernah tepat, mengingat banyaknya faktor

luar yang dapat berperan. Oleh karena itu, simpangan baku umur suatu fosil

biasanya cukup lebar. Misalnya fosil Homo erectus dari Sangiran diduga berumur

250.000 tahun. Menurut penelitian di tahun 1997, salah satu fosil berumur sekitar

27.000 tahun dan paling tua berumur 54.000 tahun. Kisaran antara 27.000 tahun

ke 54.000 tahun maupun 250.000 tahun adalah sangat besar, sehingga sulitlah

kiranya membuat perkiraan umur rata-rata.

3. Skala Waktu Relatif


Sudah sejak lama sebelum para ahli geologi dapat menentukan umur

bebatuan berdasakan angka seperti saat ini, mereka mengembangkan skala waktu

geologi secara relatif. Skala waktu relatif dikembangkan pertamakalinya di eropa

sejak abad ke 18 hingga abad ke 19. Berdasarkan skala waktu relatif, sejarah bumi

dikelompokkan menjadi Eon (Masa) yang terbagi menjadi Era (kurun), era dibagi-

bagi kedalam period (Zaman), dan zaman dibagi menjadi dua Epoch (Kala).

Nama nama seperti palaezoikum atau kenozoikum tidak hanya sekedar

kata yang tidak memiliki arti, akan tetapi bagi para ahli geologi, kata tersebut

mempunyai arti terntentu dan dipakai sebagai kunci dalam membaca skala waktu

geologi. Sebagai contoh, kata zoikum merujuk pada kehidupan binatang dan kata

“Paleo” yang berarti purba. Maka arti kata paleozoikum merujuk pada kehidupan-

kehidupan binatang purba, “Meso” yang mempunyai arti tengah/pertengahan, dan

“Keno” yang berarti sekarang. Sehingga urutan relatif dari ketiga kurun tersebut

adalah sebagai berikut : Paleozoikum, Mesozoikum, dan kemudian disusul dengan

kenozoikum.

4
Sebagaimana diketahui fosil adalah sisa-sisa organisme yang masih dapat

dikenali, seperti tulang, cangkang, daun atau bukti lainnya seperti jejak-jejak

(track), lubang-lubang (burrow) atau kesan dari kehidupan masa lalu di atas bumi.

Para ahli kebumian yang khusus mempelajari tentang fosil dikenal sebagai

paleontolog, yaitu seseorang yang mempelajari bentuk-bentuk kehidupan purba.

Fosil dipakai sebagai dasar dari skala waktu geologi. Nama-nama dari semua Eon

(kurun) dan Era (Masa) diakhiri dengan kata zoikum, hal ini karena kisaran waktu

tersebut sering kali dikenal atas kehidupan binatangnya. Batuan yang terbentuk

selama masa Proterozoikum kemungkinan mengandung fosil dari organisme yang

sederhana, seperti bacteria dan algae. Batuan yang terbentuk selama Masa

Fanerozoikum kemungkinan mengandung fosil-fosil dari binatang yang komplek

seperti dinosaurus dan mamalia.1

Tabel 1.1 Skala Waktu Geologi Relatif

KURUN MASA ZAMAN KALA


F Kuarter Holosen
Plistosen
A Tersier Piosen
Kenozoikum Miosen
N Oligosen
Eosen
E Paleosen
Kapur Akhir
R Awal
Jura Akhir
O Mesozoikum Tengah
Awal
Z Trias Akhir
Awal
O Paleozoikum Perm Akhir

Djauhari Noor, Pengantar Geologi, (Yogyakarta: Depublish, 2012), h. 9.

5
I Awal
Karbon Atas Akhir
K Tengah
Awal
U Karbon Bawah Akhir
Awal
M Devon Akhir
Tengah
Awal
Silur Akhir
Tengah
Awal
Ordovisioum Akhir
Tengah
Awal
Kambrium Akhir
Tengah
Awal
Proterozoikum
Arkean

4. Skala Waktu Absolut

Sebagaimana telah diuraikan diatas bahwa skala waktu relatif didasarkan

atas kehidupan masa lalu (fosil). Bagaimana kita dapat menempatkan waktu

absolut (radiometrik) kedalam skala waktu relatif dan bagaimana pula para ahli

geologi dapa mengetahui bahwa : 1) bumi itu berumur 4,6 milyar tahun, 2) fosil

yang tertua yang diketahui berasal dari batuan yang diendapkan kurang lebih 3,5

milyar tahun lalu, 3) fosil yang memiliki cangkang dengan jumlah yang melimpah

diketahui bahwa pertama kali muncul pada batuan-batuan yang berumur 570 juta

tahun yang lalu, 4) umur gunung es yang terakhir terbentuk adalah 10.000 tahun

yang lalu.

6
Para ahli geologi abad ke 19 dan para paleontolog percaya bahwa umur

bumi cukup tua, dan mereka menentukan dengan cara penafsiran. Penentuan umur

batuan dalam ribuan, juta, atau milyaran tahun dapat dimungkinkan setelah

diketemukannya unsur radioaktif. Saat ini kita bisa menemukan mineral secara

alamiah mengandung unsur radioaktif dan dapat dipakai untuk menghitung umur

secara absolut dalam ukuran tahun dalam satu batuan.

Sebagaimana yang kita ketahui bahwa bagian terkecil dari semua unsur

kimia dan atom. Suatu atom tersusun dari inti atom yang terdiri dari proton dan

neutron yang dikelilingi oleh suatu kabut elektron. Isotop dari suatu unsur atom

dibedakan dengan lainya hanya dari jumlah neutron pada inti atomnya.

Sebagai contoh, atom radioaktif dari unsur pottasium memiliki 19 proton

dan 21 neutron pada inti atomnya (pottasium 40), atom pottasiumnya memiliki 19

proton dan 20 atau 22 neutron. (pottasium 39 dan pottasium 41). Isotop radioaktif

(the parent) dari unsur kimia secara alamiah akan berubah menjadi isotop yang

stabil (the daughter) dari unsur kimia lainnya melalui pertukaran didalam inti

atomnya.

Perubahan dari "parent" ke "daughter" terjadi pada kecepatan yang

konstan yang dikenal dengan "waktu paruh" (Hal Lief). Waktu paruh dari isotop

radioaktif adalah lamanya waktu yang diperlukan oleh suatu isotop radioaktif

berubah menjadi 1/2 nya dari atom parent Nya melalui proses peluruhan menjadi

atom daughter.

7
Untuk menentukan umur geologi, ada empat seri peluruhan

parent/daughter yang biasa di pakai dalam menentukan umur batuan, yaitu

carbon/nitrogen, (C/N), Pottasium/argon (k/Ar), rubidium/strotium (Rb/Sr), dan

uranium/lead (U/pb). Penentuan umur dengan menggunakan isotop radioaktif

adalah pengukuran yang memiliki kesalahan yang relatif kecil, namun demikian

kesalahan yang kelihatanya kecil tersebut dalam umur geologi memiliki tungkat

kisaran kesalahan beberapa tahun hingga jutaan tahun. (halaman 9).2

5. Jam Radioaktif

Penentuan umur suatu lapisan atau suatu fosil dapat juga didasarkan atas

perbedaan masuk dan keluarnya suatu senyawa radioaktif dari dalam tubuh. Di

alam terdapat sejumlah zat radioaktif yang kita hirup dan dikeluarkan sehari-hari

tanpa menyebabkan adanya gangguan. Karena zat radioaktif tersebut tidak

diakumulasi oleh tubuh, maka jumlah zat radioaktif di dalam maupun di luar

tubuh akan tetap. Namun apabila kita mati, maka tidak terdapat transpor zat

radioaktif tersebut baik masuk maupun keluar.

Akibatnya jumlah zat radioaktif tersebut akan menurun sejalan dengan

waktu paruh zat radioaktif tersebut. Ada zat radioaktif yang meluruh dalam skala

jam, hari, tahun, abad maupun yang memakan waktu berabad-abad. Mengingat

bahwa volume tubuh dibandingkan dengan volume alam, maka perubahan jumlah

zat radioaktif di alam relatif konstan tidak berubah. Dengan membandingkan

Campbell Reace, Biologi Edisi Kelima Jilid II, (Jakarta: Erlangga, 2003), h. 65.

8
jumlah yang terdapat di dalam tubuh dengan jumlah yang ada di alam per volume,

maka kita dapat memprediksi umur zat radioaktif tersebut.

Demikian pula halnya dengan zat radioaktif yang terdapat dalam lapisan

batuan, dapat diperlakukan serupa, meskipun ada faktor koreksi, mengingat

batuan tertentu dapat sudah lama berada di muka bumi dibandingkan dengan data

fosil. Selain itu haruslah kita perhatikan, zat radioaktif apa yang meluruh dan apa

yang dihasilkan. Jadi selain menghitung jumlah bahan yang meluruh, juga harus

dihitung perbandingan antara zat asal dengan zat yang dihasilkan.3

Adapun rumus untuk menghitung perkiraan umur suatu batuan/fosil adalah:

t=1/1 1nN+NR/N

Keterangan:
t = umur
1 = peluruhan
N0 = jumlah zat radioaktif waktu batuan dibentuk dan
N = jumlah zat radioaktif sekarang
NR = No-N

Contoh: apabila 3% 87Rb dalam batuan telah berubah menjadi 87Sr, maka
umur batuan tersebut adalah..

109 ln (1 + 3%) = 2,08  10–11 t = 1/1,42 tahun.


Tabel 1.2. Zat Radioaktif yang Digunakan dalam Menentukan Umur Batuan/Fosil

Campbell. (1992). Biology. Benyamin Cummings Publ. Co.

9
Isotop Peluruhan 10x11 th Waktu Paruh Radiogenik Isotop
14
C (Karbon) 1,2 x 107 5,73 x 103 14
N
40
K (Potasium) 5,81 + 47.2 1,3 x 109 40
Ar + 40Ca
87
Rb(Rubidium) 1,42 4,86 x 1010 86
Sr
147
Sm(Samarium) 0.654 1.06 x 1011 143
Nd
232
Th (Thorium) 4.95 1.39 x 1010 208
Pb
235
U (Uranium) 98.485 7 x 108 207
Pb
238
U (Uranium) 15.5125 4,4 x 109 206
Pb

6. Jam DNA
Karena suatu organisme yang sudah menjadi fosil hingga kini masih sulit

sekali diekstraksi DNA-nya, maka kita hanya dapat menggunakan organisme yang

masih hidup. Dari skala waktu geologi, maka kita dapat memperkirakan kapan

suatu organisme muncul dan kapan organisme lainnya muncul. Misalnya ikan

sudah berada jauh sebelum Amfibi apalagi Primata.

Dalam kurun waktu yang begitu jauh berbeda, maka kita dapat

menghitung berapa besar perubahan dalam susunan DNA yang telah terjadi.

Karena kita dapat menghitung berapa kecepatan mutasi suatu organisme, maka

kita dapat menghitung berapa lama perbedaan umur antara dua organisme. Untuk

dapat menggunakan Jam DNA, ada suatu pengetahuan dasar yang diperlukan,

karena kecepatan mutasi suatu bagian DNA tidak sama.

Ada gen yang bermutasi sangat cepat dan ada gen yang bermutasi sangat

lambat. Dalam kaitan ini, pada dasarnya kita akan menggunakan suatu daerah

DNA yang konservatif. Gen yang sangat konservatif baik untuk menentukan

perbedaan umur dari dua organisme yang berkerabat jauh, misalnya antara kera

10
dengan manusia, sedangkan gen yang tidak terlalu konservatif baik untuk

menentukan perbedaan antarpopulasi.4

Dari beberapa rantai DNA homolog yang kita bandingkan, maka selain

adanya perbedaan, kita akan menjumpai kesamaan untuk sejumlah asam nukleat.

Jadi misalnya dari sekian banyak rantai DNA yang kita analisis terdapat asam

nukleat no 23, 45 dan seterusnya yang identik untuk semua. Hal ini memberikan

gambaran kepada kita, bahwa asam nukleat no 23, 45 dan seterusnya seharusnya

sama juga untuk nenek moyang.

Apabila ada satu 1.18 Evolusi rantai DNA yang berbeda untuk asam

nukleat no 23, maka kita dapat menduga bahwa pada rantai DNA itu mengalami

mutasi. Dengan demikian, kita dapat melakukan rekonstruksi mengenai

bagaimana rupa rantai DNA nenek moyang. Dari hasil tersebut, maka kita dapat

menentukan tiga hal, pertama adalah berapa banyak mutasi yang terjadi

dibandingkan dengan rantai DNA nenek moyang, dan kedua adalah berapa besar

perbedaan antara satu rantai dengan rantai yang lain.

Hal terakhir yang dapat segera kita tentukan adalah apakah ada mutasi

yang spesifik untuk suatu populasi. Dengan pengetahuan tersebut, data yang kita

miliki dapat dikalibrasikan dengan kecepatan mutasi gen tersebut. Kalibrasi dapat

kita lakukan dengan melihat data fosil. misalnya kapan burung mulai muncul dan

kapan organisme lain mulai muncul. Perbedaan waktu tersebut menunjukkan

rentang umur. Kalau ada 10 mutasi per rentang umur 10.000 tahun, maka

Smith, J.M. (1989). Evolutionary Genetics. Oxford, Oxford University Press.

11
kecepatan mutasi adalah 1 mutasi per 1000 tahun. Dari data yang kita analisis,

maka kita dapat menghitung berapa kecepatan evolusi dengan menggunakan data

DNA.

Catatan: Cara untuk menghitung kecepatan evolusi adalah dengan

membandingkan berapa banyak perbedaan yang ada antara dua spesies.

Banyaknya substitusi dibagi dengan waktu divergensi. Jadi kalau waktu katak

berevolusi sejak 360 juta tahun dan manusia 5 juta tahun yang lalu, jumlah

substitusi kita bagi dengan 360-5 juta atau 355 juta tahun adalah waktu divergensi.

Harus diingat bahwa cara penghitungan yang dilakukan para ahli tidak tepat dan

banyak mendapat tentangan, karena diasumsikan bahwa evolusi katak terhenti 360

tahun yang lalu. Hanya hingga kini, cara penghitungan ini masih tetap dipakai,

karena hanya dengan cara begitu dapat dilakukan estimasi meskipun tingkat

kesalahannya cukup besar.5

7. Penggunaan Mikrofosil

Penggunaan jasa palinologi untuk merekonstruksi keadaan masa lampau

banyak dilakukan orang. Apabila fosil sering ditemukan dalam keadaan tidak

utuh, maka tidak demikian halnya dengan pollen. Di daerah yang mempunyai 4

musim penggunaan pollen dapat memberikan data yang sangat akurat. Hal ini

disebabkan oleh suatu tumbuhan akan berbunga serempak pada periode yang

relatif singkat di musim semi dan panas. Akibatnya pollen menutupi seluruh

permukaan tanah. Saat berikutnya ada jenis tumbuhan lainnya yang berbunga.

Strickberger M.W. (1990). Evolution. Jones and Bartlett Publishing Co.

12
Jadi setiap tahun, tumbuhan akan membentuk lapisan yang lebih kurang

sama dengan tahun sebelumnya. Pollen yang terkubur dalam tanah akan mati,

tetapi bagian luarnya sangat keras dan karena jumlahnya yang besar, banyak yang

menjadi fosil. Banyaknya polen merupakan fungsi langsung dari jenis tumbuh-

tumbuhan yang berbunga. Dengan perkataan lain, kadar polen dapat memberikan

informasi yang tepat mengenai tumbuhtumbuhan yang dominan pada suatu

periode.

Demikian pula apabila ada perubahan cuaca, habitat, angin dan lain-lain,

semuanya akan tercerminkan dari profil fosil tersebut. Dari keadaan tersebut,

maka orang dapat merekonstruksi apa yang terjadi pada masa lalu, ada jenis-jenis

apa saja dalam suatu masa dan bagaimana keadaan habitat di tempat tersebut pada

periode tertentu. Salah satu hal yang agak menyulitkan adalah cara untuk

menentukan jenis-jenis apa saja yang hidup pada masa itu. Dalam hal ini para ahli

menggunakan data tumbuh-tumbuhan aktual, dengan dugaan bahwa jenis yang

berkerabat mempunyai pollen yang serupa.6

8. Pemisah Waktu Geologi

Waktu geologi dipisah-pisahkan atas sejumlah Eon, Era (3-4), Periode,

Kurun atau epok dan Formasi atau Masa. Walaupun demikian, Kurun dan Formasi

tidak banyak dipakai dalam buku-buku, kecuali untuk Era Senosoik. Suatu Era

dapat menyangkut banyak Periode, dan satu Periode dapat terdiri dari beberapa

Kurun dan seterusnya.

Skelton. (1993). Evolution 1 st ed. Addison Wesley

13
Perhatikan profil fosil pada Tabel 1.3. Di sana dapat kita lihat bahwa

keberadaan fosil pada dasarnya menunjukkan kapan fosil suatu organisme mulai

ada dalam lapisan tanah. Namun keberadaan suatu organisme dalam

BIOL4317/MODUL 1 1.21 bentuk fosil tidak menjamin bahwa organisme

tersebut baru muncul. Hal ini disebabkan oleh individu yang menjadi fosil

jumlahnya sangat sedikit kalau dibandingkan dengan organisme yang ada. Dari 5

miliar manusia yang hidup di muka bumi sekarang, belum tentu ada satu orang

pun yang menjadi fosil. Selain itu, sudah didiskusikan di atas, bahwa dengan

adanya kemungkinan transportasi, menyebabkan suatu fosil dapat berada dalam

lapisan yang lain. Hal ini mungkin dapat ditelusuri dengan melihat profil fosil

kelompok tersebut.

Adanya celah dalam profil fosil dapat memberikan petunjuk adanya

transportasi, namun adanya celah pada awal keberadaan suatu kelompok dapat

mencerminkan sedikitnya anggota kelompok tersebut pada waktu itu. Meskipun

awal keberadaan suatu organisme dapat ditunjukkan oleh keberadaan fosilnya,

besar kemungkinan bahwa organisme tersebut sudah ada jauh sebelumnya, tetapi

tidak ada yang menjadi fosil.

Pembagian waktu Geologi umumnya didasarkan atas macam-macam fosil

dominan yang ditemukan, dan bukan atas lamanya suatu Eon, Era, atau Periode.

Suatu Periode dan Kurun biasanya dibagi lagi atas bagian yaitu: atas, tengah dan

bawah, atau awal, tengah dan akhir, namun hal ini dapat dilakukan untuk setiap

pembagian waktu yang ada. Pembagian yang lebih kecil, pada dasarnya akan

sangat berbeda dari daerah ke daerah. Misalnya ada Formasi Trinil atau Formasi

14
Sampung dan lain-lain di Jawa Tengah. Penamaan suatu lapisan biasanya

dikaitkan pula dengan tempat fosil dan macam batuan tersebut ditemukan.

Selain fosil dan waktu (umur), Skala waktu Geologi dapat memberikan

gambaran yang cukup lengkap mengenai hal-hal lainnya. Tetapi apabila semuanya

digambarkan, maka dibutuhkan suatu lembaran yang relatif besar. Oleh karena itu,

hanya digambarkan hal-hal yang penting saja, misalnya kehidupan darat dan laut,

kepunahan, glasiasi dan cuaca secara umum serta sedikit mengenai pergeseran

benua.7

Tabel 1.3
7

Simpson, G.G., (1955). The Major Features of Evolution. New York:

Columbia University Press

15
Keterangan :

16
TS = Tetraspora IN = Insecta
SU = Spora organisme uniseluler KA = Kalajengking
CU = Kutikula LA = Laba-laba
JI = Jaringan Ikat TR = Trigonatarbidae
JA = Jamur Ascomycetes UL = Ular
OL = Olighochaeta AM = Amfibia
CH = Chilophoda RE = Reptilia
AC = Acarina VH = Vertebrata Herbivora
CO = Collembola

Gambar 1.4

17
Gambar 1.5

18
BAB III
PENUTUP

19
A. Kesimpulan

1. Akibat adanya pembasuhan, maka suatu batuan atau fosil berubah

kandungan kimianya. Dengan demikian penghitungannya tidak cukup

akurat

2. Kekuatan utama yang mungkin dapat memindahkan fosil tersebut

adalah aliran sungai. Sungai akan membawa suatu fosil atau batu dari

daerah hulu ke hilir.

3. Penentuan umur biasanya tidak pernah tepat, mengingat banyaknya

faktor luar yang dapat berperan. Oleh karena itu, simpangan baku

umur suatu fosil biasanya cukup lebar. Misalnya fosil Homo erectus

dari Sangiran yang diduga berumur 250.000 tahun.

4. Penentuan umur batuan dalam ribuan, juta, atau milyaran tahun dapat

dimungkinkan setelah diketemukannya unsur radioaktif.

5. Penentuan umur suatu lapisan atau suatu fosil dapat juga didasarkan

atas perbedaan masuk dan keluarnya suatu senyawa radioaktif dari

dalam tubuh.

B. Saran

1. Agar lebih mudah memahami semua materi yang ada dalam makalah

ini, maka lebih baiknya disertai dengan media buku dengan

menelusurinya lebih dalam lagi guna untuk mendapatkan ke

efektifitasan dari makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

20
Campbell. (1992). Biology. Benyamin Cummings Publ. Co.

Chaloner. (1994). Evolution and Extinction. 1 st ed. Cambridge University Press

Djauhari Noor. 2012. Pengantar Geologi. Yogyakarta: Depublish.

Futuyma, D.J. (1979). Evolutionary Biology. Sinauer Associates Inc.

Greenwood, P.J. P.H. Harvey & M. Slaktin, (eds.). (1985). Evolution. Cambridge,
Univ. Press.

Huston, M.A. (1994). Biological diversity 1 st ed. Cambridge Univ. Press.

Lewin, R. (1996). Patterns in Evolution 1 st ed. WH Freeman

Ridely, M. (1993). Evolution. Blackwell Scientific Publishing Inc.

Simpson, G.G., (1955). The Major Features of Evolution. New York: Columbia
University Press

Skelton. (1993). Evolution 1 st ed. Addison Wesley

Smith, J.M. (1989). Evolutionary Genetics. Oxford, Oxford University Press.

Strickberger M.W. (1990). Evolution. Jones and Bartlett Publishing Co.

Wilson, E.O. (1992). The Diversity of Life. Cambridge, The Belknap Press.

21

Anda mungkin juga menyukai