Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

PERKEMBANGAN JARINGAN XILEM DAN FLOEM

Disusun Guna Memenuhi Tugas


Mata Kuliah : Struktur dan Perkembangan Tumbuhan
Dosen Pengampu : Hafidha Asni Akmalia, M. Sc.

Oleh

1. Siti Haryani (1808086004)


2. Cika Anugrah S (1808086010)
3. Irda Dwi Fibriana (1808086019)
4. Dewi Masyitoh (1808086021)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tanpa pertolongan-Nya
tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita
yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat


sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis
mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas terstruktur dari
mata kuliah Struktur Perkembangan Tumbuhan dengan judul “Perkembangan
Jaringan Xilem dan Floem”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Semarang, 7 Oktober 2019

Penulis

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar................................................................................................1
Daftar Isi.........................................................................................................2
Bab I : PENDAHULUAN
Latar Belakang....................................................................................3
Rumusan Masalah...............................................................................3
Tujuan.................................................................................................4
Bab II : PEMBAHASAN
Jaringan Pengangkut...........................................................................5
Xylem.................................................................................................5
Floem..................................................................................................9
Tipe-Tipe Berkas Pengangkut..........................................................14
Bab III : ISI
Pendahuluan......................................................................................16
Metode Penelitian.............................................................................17
Hasil Dan Pembahasan.....................................................................17
Kesimpulan.......................................................................................19
Bab IV : PENUTUP
Simpulan...........................................................................................21
Saran.................................................................................................21

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tumbuhan merupakan makhluk hidup yang tersusun dari banyak sel-sel.
Sel-sel tersebut nantinya akan membentuk satu kesatuan yang mempunyai
struktur (yang umumnya) sama dan memiliki fungsi yang sama.
Berdasarkan tahap perkembangannya jaringan penyususn tubuh tumbuhan
dapat dibedakan menjadi beberapa macam, diantaranya adalah jaringan
pengangkut. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa floem dan xylem
merupakan bagian dari jaringan pengangkut.
Floem dan xylem tentunya memiliki asal-usul pembentukan, struktur,
fungsi dan perkembangan. Maka dari itu makalah ini kami buat untuk
menjelaskan mengenai asal-usul pembentukan, struktur, dan lain-lainnya yang
berkaitan dengan floem dan xylem.
Ayat al-Qur’an yang menjelaskan tentang floem dan xylem adalah al-
Qur’an surat al-An’am ayat 99, yang berbunyi:
ُ‫ض ثُ َّم ي ُْخ ِر ُج بِ ِه زَ رْ عًا ُم ْختَلِفًا أَ ْل َوانُهُ ثُ َّم يَ ِهي ُج فَتَ َراه‬
ِ ْ‫أَلَ ْم تَ َر أَ َّن هَّللا َ أَ ْن َز َل ِمنَ ال َّس َما ِء َما ًء فَ َسلَ َكهُ يَنَابِي َع فِي اأْل َر‬
َ ِ‫ُمصْ فَ ًّرا ثُ َّم يَجْ َعلُهُ ُحطَا ًما ۚ إِ َّن فِي ٰ َذل‬
ِ ‫ك لَ ِذ ْك َر ٰى أِل ُولِي اأْل َ ْلبَا‬
‫ب‬
Terjemahan ayat :
“Apakah engkau tidak memperhatikan, bahwa sesungguhnya Allah menurunkan
air dari langit, lalu diaturnya menjadi sumber-sumber air di bumi, kemudian
dengan air itu ditumbuhkan-Nya tanam-tanaman yang bermacam-macam
warnanya, kemudian menjadi kering, lalu engkau melihatnya kekuning-kuningan,
kemudian dijadikan-Nya hancur berderai-derai. Sungguh, pada yang demikian
itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal sehat”.

Dari ayat diatas dapat diakitkan dengan xilem karena sumber-sumber air
yang terdapat di bumi bisa diedarkan ke daun melalui pembuluh pengangkut ini
sehingga bisa memenuhi kebutuhan tumbuhan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari jaringan pengangkut?
2. Apa pengertian dari xylem dan bagaimana unsur-unsur xylem?

3
3. Apa pengertian dari floem dan bagaimana unsur-unsur floem?
4. Bagaimana tipe-tipe berkas pengangkut?

C. Tujuan
1. Menjelaskan pengertian dari jaringan pengangkut.
2. Menjelaskan pengertian dari xylem dan bagaimana unsur-unsur xylem.
3. Menjelaskan pengertian dari floem dan bagaimana unsur-unsur floem.
4. Menjelaskan tipe-tipe berkas pengangkut.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Jaringan Pengangkut
Jaringan pengangkut pada tumbuhan tingkat tinggi terdiri dari
xilem dan floem. Xilem meliputi trakea dan trakeida serta unsur-unsur lain
seperti serabut dan parenkim xilem. Xilem, khususnya trakea dan trakeida,
berfungsi mengangkut mineral dan air dari akar sampai daun, sedangkam
floem berfungsi mengatur hasil fotosintesis dari daun ke bagian organ
yang lain, yaitu batang, akar, atau umbi. Floem terdiri dari buluh tapisan,
sel pengirim dan parenkim floem.1

B. Xylem
Xilem merupakan suatu jaringan pengangkut yang kompleks terdiri
dari berbagai macam bentuk sel. Pada umumnya sel-sel penyusun xilem
telah mati dengan dinding yang sangat tebal tersusun dari zat lignin
sehingga xilem berfungsi juga sebagai jaringan penguat. Unsur-unsur
Xilem terdiri dari trakeid, trakea/ pembuluh kayu, parenkim xilem, dan
serabu/ serat xilem. Berdasarkan asal terbentuknya , xilem terbagi
menjadi xilem primer dan xilem sekunder. Xilem primer berasal dri
prokambium sedangkan xilem sekunder berasal dari kambium.
Berdasarkan proses terbentuknya xilem primer dapat dibedakan menjadi
protoxilem dan metaxilem.2 Unsur-unsur xilem dapat dijelaskan, sebagai
berikut3:
1. Unsur trakeal
Unsur trakeal merupakan unsur yang bertugas dalam
pengangkutan air bersama zat terlarut di dalamnya, dengan sel-
sel yang memanjang, tidak mengandung protoplas (bersifat
1
.L. Hartanto Nugroho.dkk.Struktur dan Perkembangan Tumbuhan.(Jakarta.Penebar
Swadaya,2010) hal:95
2
Riza Sativani Hayati.Anatomi Tumbuhan.( Yogyakarta:Deepublish). hal:67-68
3
L. Hartanto Nugroho. dkk. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan… hal:95-97

5
mati), dinding sel berlignin, memuat macam-macam noktah.
Unsur rakeal terdiri dari dua macam sel yaitu trakea dan
trakeida. Trakea (pembuluh kayu) terdiri dari deretan sel yang
tersusun memanjang dengan ujung yang berlubang dan
bersambung pada ujung dan pangkalnya, sedangkan trakeida
merupakan sel panjang dengan ujung yang runcing tanpa
adanya lubang sehingga pengangkutan melalui pasangan
noktah pada dua ujung trakeida yang saling menimpa. Bagian
trakea yang berlubang disebut lubang perforasi. Pada
tumbuhan dikenal tiga macam lempeng perforasi, yaitu
lempeng perforasi sederhana dengan sebuah lubang yang
memenuhi seluruh dinding ujung sel yang ditempati, lempeng
perforasi skalariform degan lubang pipih dan sejajar lempeng
sehingga menunjukkan bentuk tangga, lempeng perforasi jala
dengan jalinan lubang gantung jala. Lempeng perforasi
skalariform dan jala disebur juga lempeng perforasi majemuk.
2. Serat xilem
Serat xilem merupakan sel dengan dinding sckunder yang
biasanya berlignin. Ada dua macam serat pada tumbuhan, yaitu
serat trakeid dan serat libriform. Serat libriform mempunyai
ukuran lebih dari panjang dan dinding selnya lebih tebal
dibandingkan serat trakeid. Dijumpai ada noktah sederhana
pada serat librifom, sedangkan serat trakeid. memiliki noktah
terlindung.
3. Parenkim xilem
Parenkim xilem biasanya tersusun dari sel-sel yang masih
hidup. Dijumpai pada xilem primer juga xilem sekunder. Pada
xilem sekunder dijumpai dua macam parenkim, yaitu parenkim
kayu dan parenkim jari-jari empulur. Parenkim kayu sel-selnya
dibuat oleh sel-sel pembentuk fusi unsur-unsur trakea yang
sering mengalami pencbalan sekunder pada dindingnya.

6
Dijumpai ada noktah berhalaman dan noktah biasa. Sel-sel
parenkim xilem berfungsi sebagai tempat cadangan makanan.
Zat tepung biasanya tertimbun sampai pada saat-saat giatnya
pertumbuhan kemudian berkurang bersamaan dengan kegiatan
kambium. Parenkim jari-jari empulur tersusun dari sel-sel yang
pada umumnyamempunyai dua bentuk dasar, yakni sel-sel
yang bersumbu panjang kearah radial dan sel-sel bersumbu
panjang kearah ventral.
Berdasarkan proses terbentuknya xylem primer dapat dibedakan
menjadi protoxilem dan metaxilem Protoxilem adalah xilem primer
pertama kali terbentuk sedangkan metaxilem yang terbentuk kemudian.
Protoxilem berdiferensiasi dalam bagian tubuh primer yang belum selesai
pertumbuhan dan diferensiasinya. Protoxilem dapat mencapai taraf
dewasa dari jaringan- jaringan yang aktif memanjang dan akan mendapat
beban tekanan, sehingga sel ini dapat rusak. Metaxilem biasanya dibentuk
dalam tubuh primer yang sedang tumbuh namun sebagian besar selnya
menjadi dewasa setelah pemanjangan selesai. Berdasarkan hal itu, jaringan
ini kurang dipengaruhi oleh perluasan yang dialami oleh sel-selnya
dibandingkan dengan protoxilem.4
Parenkim pada xilem sekunder terdiri dari parenkim xilem yang
berdiri tegak sejajar sumbu batang dan parenkim jari-jari empulur. Kedua
macam sel dapat berbeda dalam struktur maupun isinya. Sel parenkim
menyimpan pati, minyak dan zat ergastik. Parenkim jari-jari empulur
dapat dibedakan menjadi sel yang berbaring (procumbent) dan sel tegak
(upright). Pada sel baring garis tengah terpanjang ke arah radial, pada sel
tegak garis tengah terpanjang adalah tegak (vertikal).5
Xilem primer mengandung elemen yang sama seperti xilem
sekunder yaitu trakeid, trakea, dan sel parenkim, tetapi sel-sel itu tidak
tersusun dalam sistem aksial dan radial dan tidak ada jari-jari empulur.

4
Sativani Hayati.Anatomi Tumbuhan… hal:68
5
Sativani Hayati.Anatomi Tumbuhan... hal:70

7
Protoxilem biasanya mengandung elemen trakeal yang dikelilingi parenki.
Jika elemen trakeal rusak maka sel parenkim dapat menutupinya. Sel-sel
yang terdapat dalam metaxilem mencakup elemen trakeal, sel parenkim,
dan serat. Elemen trakeal pada metaxilem akan tetap bertahan setelah
pertumuhan primer selesai, namun kehilangan fungsi setelah sejumlah
xilem sekunder terbentuk. Sel atau elemen trakeal primer menunjukkan
bermacam-macam penebalan dinding sekunder. Dinding sekunder pada
sel trakeal yang paling awal dibentuk dapat berbentuk cincin. Sel yang
berdiferensiasi setelah itu dapat berpenebalan spiral dan skalariform,
kemudian jala, dan akhirnya noktah.6
Tabel 1. Komponen penyusun Xilem
Jenis Sel Fungsi Utama
Sistem Aksial
1. Unsur trakea Translokasi air dan
a. Komponen trakea mineral
b. Trakeid
2. Serat Penyokong/penyimpan
a. Serat trakeid cadangan makanan
b. Serat libiform
3. Sel parenkim Penyimpan cadangan
makanan
Sistem Radial
1. Sel parenkim Penyimpan cadangan
2. Trakeid jari-jari empulur makanan
(hanya pada Gymnospremae)

C. Floem

6
Sativani Hayati.Anatomi Tumbuhan… hal:70-71

8
Floem adalah jaringan pengangkut makanan dalam tubuh
tumbuhan. Ciri khas floem adalah adanya daerah tapis dalam dinding dan
protoplasmanya tidak bernukleus7.
Floem terdiri dari unsur tapis (sel tapis dan komponen pembuluh
tapis), sel pengiring / sel pengantar, parenkim, dan serabut/serat floem.
Berdasarkan asal terbentuknya terbagi menjadi floem primer dan floem
sekunder. Floem primer berasal dari prokambium sedangkan floem
sekunder berasal dari kambium. Berdasarkan proses terbentuknya floem
primer terdiri dari protofloem dan metafloem. Protofloem adalah floem
primer yang pertama kali terbentuk sedangkan metafloem terbentuk
kemudian. Protofloem menjadi dewasa di dalam bagian tumbuhan yang
masih mengalami pembentangan. Elemen tapis membentang dan segera
kehilangan fungsinya. Elemen floem primer pada Anggiospermae
biasanya sempit. Sel pengantar tidak selalu ada8.
Floem merupakan jaringan pengangkut yang berfungsi
mengangkut dan mendistribusikan zat-zat makanan hasil fotosintesis dari
daun ke bagian tumbuhan yang lain. Floem tersusun dari berbagai macam
bentuk sel-sel yang bersifat hidup dan mati. Unsur-unsur floem meliputi
unsur tapis, sel pengiring, sel albumin (pada Gymnospermae), serat-serat
floem, dan parenkim floem9, berikut penjelasan dari masing-masing unsur
antara lain:
1. Unsur-unsur Tapis
Ciri khas dari unsur tapis adalah adanya daerah tapis di
dindingnya dan inti hilang dari protoplas. Daerah tapis diartikan
sebagai daerah noktah.

7
Dian Triastari Armanda. Anatomi Tumbuhan berbasis Unity of Sciences. (Semarang: CV.
Karya Abadi Jaya, 2015). Hal: 56.
8
Riza Sativani Hayati. Anatomi Tumbuhan… hal: 72.
9
L. Hartanto Nugroho. dkk. Struktur dan Perkembangan… Hal: 97.

9
yang termodifikasi dan tampak sebagai daerah cekung di dinding
yang berpori-pori. Pori-pori tersebut dilalui oleh plasmodesmata
yang dipindahkan hubungkan dua tapis yang berdampingan. Sel-
sel tapis merupakan sel panjang yang ujungnya meruncing di
bidang tangensial dan membulat di bidang radial. Dinding lateral
banyak mengandung daerah tapis yang berpori. Pada komponen
bulu tapis, dinding ujungnya saling berlekatan dengan dinding
ujung sel di bawahnya atau di atas sehingga membentuk deretan
sel-sel memanjang yang disebut pembuluh tapis.
2. Sel Pengiring atau Pengantar
Sel pengiring berhubungan erat dengan pembuluh tapis.
Sel-sel pengiring biasanya merupakan untaian atau deretan yang
menyerupai sel parenkim dengan sel-sel yang bersifat hidup. Sel
pengiring diduga berperan dalam keluar masuknya zat-zat
makanan melalui pembuluh tapis.
3. Sel Albumin
Sel albumin merupakan sel-sel jari-jari empulur dan sel-sel
parenkim buluh tapis yang mengandung banyak zat putih telur dan
terletak dekat dengan sel-sel tapis pada tanaman Gymnospermae.
Diduga sel-sel albumin mempunyai fungsi serupa dengan sel
pengiring.

10
4. Serat-Serat Floem
Letak serat-serat floem pada berkas floem bervarisi. Pada
floem primer ada di bagian jaringan sebelah luar yang awalnya
berkelompok membentuk suatu klaster atau masa kemudian dalam
perkembangannya akan menjadi homogen. Sedang pada floem
sekunder leletak serat mengikuti berbagai pola. Serat dewasa dapat
bersifat hidup maupun mati. Serat hidup dapat juga berfungsi
sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan.
5. Parenkim Floem
Parenkim floem merupakan jaringan parenkim biasa yang
terletak di bagian buluh tapis, merupakan sel hidup yang berfungsi
sebagai tempat penyimpan zat-zat tepung, lemak, dan zat-zat
organik lainnya10.
Tabel 2. Komponen Penyusun Floem
Jenis Sel Fungsi Utama
Sistem aksial Konduksi fotosintat
1. Unsur tapis
a. Sel tapis
b. Komponen pembuluh
tapis
c. Sel pengantar
2. Sel-sel sklerenkim Pengokoh
a. Serat
b. Sklereid
3. Sel parenkim Penyimpan cadangan
makanan
Sistem radial jari-jari Empelur
1. Sel parenkim Penyimpan cadangan
2. Sel albumin Gymnospermae makanan

10
L. Hartanto Nugroho. dkk. Struktur dan Perkembangan… Hal: 97-98.

11
Perkembangan filogenetik pada floem. Unsur tapis merupakan
salah satu sel paling labil dalam tumbuhan. Dinding dan isi sel yang lunak
tak dapat bertahan lama dan mengakibatkan tak ditemukannya floem
sebagai fosil. Filogeni floem harus disimpulkan dari tumbuhan yang masih
ada dewasa ini.
Pada tumbuhan paku, selapis tapis merupakan sel panjang ramping
dan tak berbinti, daerah tapis kurang berkembang dan berupa lapangan
noktah yang hanya sedikit termodifikasi. Pada dinding tyang membatasi
sel tapis dari sel mesofil disampingnya banyak terdapat zat penghubung
plasmodesmata. Sel parenkim floem dan sel mesofil didekatnya memiliki
penonjolan dinding yang luas.11
Perkembangan Ontogenik Pemula unsur tapis berkembang dari sel
prokambium atau sel kambium pembuluh. Protoplas unsur tapis
mengalami banyak perubahan selama ontogeninya.

Mula-mula, sel penuh dengan sitoplasma. Pada waktu sel menjadi


dewasa, suatu lapisan dinding baru terbentuk di atas dinding primer.
Lapisan ini disebut lapisan kulit-dalam kerang Pada waktu sel sudah lebih
tua, lapisan ini mengerut dan menjadi jauh lebih tipis. Baik pada Cucurbita
maupun Pinus, lapisan tersebut dibangun oleh sejumlah besar lapisan
mikrofibril yang amat rapat. Fungsi lapisan tersebut belum diketahui.
Pada angiospermae, inti berdegenerasi dan bernyawa, sedangkan
pada gymnospermae menjadi piknotis (mengerut dan warnanya amat
gelap). Pada angyospermae, inti terus berdegenerasi, namun pada
11
Estiti B Hidayat. Anatomi Tumbuhan Berbiji. (Bandung: ITB, 1995). Hal : 107.

12
gymnospermae hanya cenderung berdegenerasi sebab ada pula inti Yng
tetap utuh, misalnya pada taxaceae.
Ketika sel berdiferensiasi, RE termodifikasi sehingga membentuk
lempengan sejajar sepanjang tepid an sudut sel. Tonoplas rusak sehingga
memungkinkan cairan vakuola bercampur dengan hialplasma. Campuran
ini kadang-kadang disebut miktoplasma. Organel yang masih ada (plastid,
mitokondria, dan RE) pterdapat langsung disebelah plasmalema, dan
miktoplasma menempati seluruh bagian tengah sel serta sinambung dari
sel ke sel melalui daerah tapis. Plastid menyimpan protein (Plastida jenis
P) atau pati (plastid jenis S). struktur ultra plastid itu telah menjadi sifat
taksonomi yang penting.
Sel mensintetis pula protein P dalam jumlah besar. Sifat protein P
beragam, dan dapat berbentuk fibril, tubul, berbulir, atau seperti Kristal.
Protein ini tersebar sepanjang tepi sel, biasanya sebagai agregat atau
kelompok. Setelah tonoplas terdegenerasi, protein P terdapat sebagai
filament pada sisa sitoplasma parietal yang tipis. Protein P membantu
mekanisme penyumbatan unsur tapis jika unsur ini rusak. Isi unsur tapis
berada dibawah tekanan, jika floem dipotong, maka miktoplasma akan
mengalir keluar. Penurunan tekanan secara cepat menyebabkan protein P
terbawa dan berkumpul pada daerah tapis sebagai filament panjang.
Filament itu membentuk tudung yang disebut sumbat protein P atau
sumbat lender.
Unsur tapi utuh mengandung sejumlah besar kalosa yang
berbentuk benang yang juga peka terhadap tekanan. Jika unsur itu luka da
nisi mengalir keluar, maka kalosa mengendap dan membantu
penyumbatan pori tapis. Karena terbentuk sebagai respon terhadap luka,
maka disebut kalosa luka. Kalosa dan protein P sebenarnya peka terhadap
kondisi sekelilingnya sehingga hamper setiap gangguan dapat
menyebabkannya mengendap. Hal itu berakibat terjadinya banyak sekali
artefak, yaitu sesuatu yang sebenarnya tidak ada, namun tampak karena
pemrosesan bahan. Dengan penanganan yang sangat berhati-hati, dapat

13
dipastikan bahwa dalam floem yang berfungsi tidak ada sumbat protein
dan hanya ada lapisan tipis kalosa yang terdapat dekat pori tapis. Unsur
tapis biasanya aktif mengankut selama kurang dari 4-5 bulan. Setelah
selesai berfungsi, sel rebah dan kalosa mengendap secara alami,
menyumbat seluruh daerah tapis12.

D. Tipe-Tipe Berkas Pengangkut


Secara umum, jaringan sistem pengangkutan pada tumbuhan dibagi
ke dalam beberapa tipe berkas pengangkut. Diantaranya:
1. Tipe kolateral
Tipe kolateral adalah dimana xylem dan floem terletak
berdampingan. Floem berada dibagian luar dari xylem.
a. Tipe kolateral terbuka, jika antara xylem dan floem terdapat
kambium. Dijumpai pada Dycotiledoneae dan
Gymnospermae.
b. Tipe kolateral tertutup, jika antara xylem dan floem tidak
dijumpai kambium. Terdapat pada Monocotyledoneae.

2. Tipe konsentris

12
Estiti B Hidayat. Anatomi Tumbuhan Berbiji… Hal : 108.

14
Tipe konsentris adalah dimana xylem dikelilingi oleh floem
atau sebaliknya. Terbagi menjadi dua tipe, yaitu:
a. Tipe amfikibral, apabila xylem berada ditengah dan floem
mengelilingi xylem, dijumpai pada tumbuhan paku.
b. Tipe amfivasal, apabila floem ditengah dan xilem
mengelilingi floem. Dijumpai pada Cyrdiline Sp. dan
rizoma Acorus calamus.
3. Tipe Radial, berkas pengangkut dimana xylem dan floem letaknya
bergantian menurut jari-jari lingkaran, dijumpai pada akar
tumbuhan.

Arah pengangkutan xylem dan floem adalah berbeda. Xylem selalu


mengangkut dari bagian akar ke bagian atas tumbuhan (menjauhi sumber air dari
dalam tanah), sedangkan arah pengangkutan floem adalah ke segala arah yang
membutuhkan.

Tipe konsentris

radial

Arah pengangkutan xylem dan


floem

15
BAB III
ISI
Analisis Perbandingan Bentuk Jaringan Pembuluh Trakea Pada Preparat Maserasi
Berbagai Genus Piper Sebagai Sumber Belajar Biologi.
Feby Kurniawati, Siti Zaenab,Sri Wahyuni

PENDAHULUAN
Piperaceae (sirih-sirihan) merupakan salah satu famili dalam ordo
Piperales yang memiliki ciri-ciri semak atau perdu, juga ditemukan dalam bentuk
memanjat dengan akar lekat dan jarang berbentuk pohon. Daun duduknya
berbeda, tunggal, tepi rata, bertulang daun menyirip atau menjari dan berbau
aromatis atau rasa pedas. Bunga kecil, dalam bulir, yang terakhir kadangkadang
keseluruhannya berbentuk payung, masing-masing dalam ketiak daun pelindung,
tanpa perhiasan bunga, berkelamin 2 atau 1. Benangsari berjumlah 1 sampai 10,
ruang sari 2. Bakal buah beruang 1. Kepala putik 1-5, duduk atau dengan tangkai
putik yang pendek kemudian buah buni berbiji 1 (Steenis, 1981).
Ciri khas masing-masing Piper ini mengindikasikan adanya perbedaan
pula dalam struktur anatomi jaringan pembuluhnya. Jaringan pembuluh tumbuhan
terdiri dari xilem dan floem. Xilem dan floem memiliki fungsi yang berbeda dan
spesifik. Xilem berfungsi mengangkut air dan mineral dari dalam tanah melalui
akar, sedangkan floem berfungsi mengangkut hasil fotosintesis ke seluruh organ
tumbuhan. Xilem mempunyai struktur yang lebih kuat sehingga dapat utuh
sewaktu berubah menjadi fosil dan dapat dipakai sebagai bahan identifikasi. Oleh
karena itu dipilihlah xilem untuk dapat mengetahui perbedaan struktur anatomi
jaringan pembuluh tersebut. Menurut Essau (1964), struktur anatomi batang setiap
jenis tumbuhan sangat bervariasi sehingga dapat digunakan untuk kunci
identifikasi. Salah satu cara untuk mengidentifikasi penampakan anatomi unsur
pengangkut berupa xilem ini adalah dengan pengamatan preparat dengan bantuan
mikroskop.

16
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang
bermaksud untuk membuat pencandraan secara sistematis, faktual, dan akurat
mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu (Suryabrata,
1989). Penelitian deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat.
Adakalanya peneliti mengadakan klasifikasi, serta penelitian terhadap fenomena-
fenomena dengan menetapkan suatu standar atau suatu norma tertentu (Nazir,
2009). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah batang dan tangkai
dari Piper betle, Piper crocatum, Piper betle var nigra, Piper nigrum dan Piper
retrofacum.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 1. Penebalan dinding sekunder pada trakea a. dinding primer, b. dinding


sekunder dengan bentuk penebalan (I) cincin, (II) spiral 1, (III) spiral 2, (IV) jala
1, (V) jala 2.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, sirih hijau (Piper betle)
dan sirih hitam (Piper betle var nigra) memiliki panjang unsur ± 0,1 cm atau 1
mm, sirih merah (Piper crocatum) memiliki panjang unsur ± 0,2 cm atau 2 mm,
sedangkan lada (Piper nigrum) dan cabe jawa (Piper retrofacum) memiliki
panjang unsur trakea ± 0,05 cm atau 0,5 mm. Menurut Fahn (1992) semakin
pendek anggota pembuluh maka semakin dianggap maju, sehingga filogenetik
lada (Piper nigrum) dan cabe jawa (Piper retrofacum) dianggap lebih maju
daripada sirih hijau (Piper betle) dan sirih hitam (Piper betle var nigra).
Selanjutnya sirih hijau (Piper betle) dan sirih hitam (Piper betle var nigra)
dianggap lebih maju lagi daripada sirih merah (Piper crocatum).

17
Adapun ukuran dari diameter unsur pembuluh dari angka yang paling kecil
ke angka terbesar yaitu Piper retrofacum (Cabe jawa) sebesar 16,9 μm, Piper
betle var nigra (Sirih hitam) sebesar 22,8 – 23,3 μm, Piper betle (Sirih hijau)
sebesar 31,4 – 38,2 μm, Piper crocatum (Sirih merah) sebesar 36,6 – 44,7 μm dan
Piper nigrum (Lada) sebesar 73,9 – 93,5 μm.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menggunakan Scanning


Electron Microscope (SEM), didapatkan hasil bahwa semua bentuk unsur pada
irisan melintang berbentuk bundar atau hampir bundar. Menurut Fahn (1992)
bentuk unsur pada irisan melintang menunjukkan bahwa anggota pembuluh
semakin maju atau tidak lagi primitif.

Gambar 2. Perbandingan Hasil Preparat Maserasi dari Batang Tanaman (a) Piper
betle, (b) Piper crocatum, (c) Piper betle var nigra, (d) Piper nigrum dan (e)
Piper retrofacum.

Gambar 3 Perbandingan Hasil Preparat Maserasi dari Tangkai Tanaman (a) Piper
betle, (b) Piper crocatum, (c) Piper betle var nigra, (d) Piper nigrum dan (e)
Piper retrofacum.

18
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian mengenai analisis perbandingan bentuk
jaringan pembuluh trakea pada preparat maserasi berbagai genus piper sebagai
sumber belajar biologi dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
Ciri-ciri jaringan pembuluh trakea pada berbagai spesies anggota genus
Piper berbeda-beda diantaranya yaitu:
1. Piper betle yaitu memiliki jaringan pembuluh trakea yang
mengalami penebalan dinding sekunder dengan bentuk spiral 1 dan
spiral 2; panjang unsur ± 0,1 cm atau 1 mm; diameter unsur
pembuluh 31,4 – 38,2 μm; bentuk unsur pada irisan melintang
berbentuk bundar atau hampir bundar;
2. Piper crocatum yaitu memiliki jaringan pembuluh trakea yang
mengalami penebalan dinding sekunder dengan bentuk spiral 1,
spiral 2 dan cincin; panjang unsur ± 0,2 cm atau 2 mm; diameter
unsur pembuluh 36,6 – 44,7 μm; bentuk unsur pada irisan
melintang berbentuk bundar atau hampir bundar.
3. Piper betle var nigra yaitu memiliki jaringan pembuluh trakea
yang mengalami penebalan dinding sekunder dengan bentuk spiral
1 dan spiral 2; panjang unsur ± 0,1 cm atau 1 mm; diameter unsur
pembuluh 22,8 – 23,3 μm; bentuk unsur pada irisan melintang
berbentuk bundar atau hampir bundar.

19
4. Piper nigrum yaitu memiliki jaringan pembuluh trakea yang
mengalami penebalan dinding sekunder dengan bentuk spiral 1,
spiral 2, cincin dan jala; panjang unsur trakea ± 0,05 cm atau 0,5
mm; diameter unsur pembuluh 73,9 – 93,5 μm; bentuk unsur pada
irisan melintang berbentuk bundar atau hampir bundar.
5. Piper retrofacum yaitu memiliki jaringan pembuluh trakea yang
mengalami penebalan dinding sekunder dengan bentuk spiral 1 dan
spiral 2; panjang unsur trakea ± 0,05 cm atau 0,5 mm; diameter
unsur pembuluh 16,9 μm; bentuk unsur pada irisan melintang
berbentuk bundar atau hampir bundar.

20
BAB IV
PENUTUP

A. SIMPULAN
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan, sebagai berikut:
1. Jaringan pengangkut pada tumbuhan tingkat tinggi terdiri dari
xilem dan floem;
2. Xilem merupakan suatu jaringan pengangkut yang kompleks terdiri
dari berbagai macam bentuk sel. Pada umumnya sel-sel penyusun
xilem telah mati dengan dinding yang sangat tebal tersusun dari zat
lignin sehingga xilem berfungsi juga sebagai jaringan penguat.
Unsur-unsur Xilem terdiri dari trakeid, trakea/ pembuluh kayu,
parenkim xilem, dan serabu/ serat xilem.
3. Floem adalah jaringan pengangkut makanan dalam tubuh
tumbuhan. Ciri khas floem adalah adanya daerah tapis dalam
dinding dan protoplasmanya tidak bernukleus. Floem terdiri dari
unsur tapis (sel tapis dan komponen pembuluh tapis), sel
pengiring / sel pengantar, parenkim, dan serabut/serat floem.
4. Tipe-tipe berkas pengangkut yaitu, antara lain:
a. Tipe Kolateral, terdapat tipe kolateral terbuka dan tipe
kolateral tertutup;
b. Tipe Konsentris, terdapat Tipe amfikibral dan tipe
amfivasal;
c. Tipe radial
B. SARAN
Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan tentang
perkembangan jaringan xylem dan floem. Dari makalah diatas penulis
menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Untuk itu kritik dan saran sangat diharapkan untuk perbaikan
selanjutnya.

21

Anda mungkin juga menyukai