Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM BOTANI FARMASI

MODUL V
JARINGAN PENGANGKUT

KELOMPOK 3

SALSA APRILIA KHOERUNISA (7120018)

AGRIL BALQIST LILHGAITSHA (7120027)

NURBAITI FENTIANI SIAHAAN (7120028)

TINA MARLINA (7120035)

PROGGAM STUDI S1 FARMASI


FAKLTAS FARMASI
INSTITUT KESEHATAN RAJAWALI
DESEMBER-2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji dan syukur kami panjatkan ke khadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami kelompok 3 sebagai penyusun dapat menyelesaikan
tugas laporan praktikum yang berjudul “Jaringan Pengankut” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata
kuliah Botani Farmasi. Selain itu, laporan praktikum ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Dalam penyusunan laporan ini tentu tak lepas dari pengarahan dan bimbingan dari
berbagai pihak, terutama dari dosen pengampu mata kuliah ini yaitu ibu apt. Mutia
Fatmawati S., M.S.Farm. Maka dari itu kami sebagai penulis mengucapkan rasa
hormat dan terima kasih kepada semua pihak yang turut andil dalam penyusunan
laporan ini sehingga kami dapat menyelesaikan laporan praktikum ini. Kami sebagai
penyusun sangat menyadari bahwa laporan praktikum ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran para pembaca untuk
kesempurnaan laporan praktikum ini dengan baik. Sehingga laporan praktikum ini
dapat memberi informasi berguna bagi para pembaca dan khususnya bagi kami
kelompok 3 sebagai penyusun.

Penulis sangat berharap laporan praktikum ini dapat memberi manfaat bagi siapa saja
yang membaca dan menambah pengetahuan bagi kita semua. Atas perhatiannya
penulis ucapkan Terima Kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Bandung, 16 Desember 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................................i


DAFTAR ISI ..................................................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ......................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................. 5
1.1 LATAR BELAKANG............................................................................................................ 5

1.2 TUJUAN ............................................................................................................................... 5

BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................................................ 6


2.1 TEORI DASAR .................................................................................................................... 6

BAB III PERCOBAAN .............................................................................................................. 10


3.1 ALAT ................................................................................................................................... 10

3.2 BAHAN ............................................................................................................................... 10

3.3 PROSDUR KERJA ........................................................................................................... 10

3.4 HASIL PENGAMATAN .................................................................................................... 11

BAB IV PEMBAHASAN ........................................................................................................... 14


BAB V KESIMPULAN .............................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................. 16

ii
DAFTAR GAMBAR

1.1 Gambar Jaringan Xilem ...................................................................................................... 7


2.2 Gambar Jaringan Floem ..................................................................................................... 8
3.3 Gambar Contoh Jaringan xilem dan floem ...................................................................... 9

iii
DAFTAR TABEL

1.1 Tabel Hasil Pengamatan ....................................................................................................... 11

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Tumbuhan merupakan makhluk hidup yang tersusun dari banyak sel-sel. Sel-
sel tersebut nantinya akan membentuk satu kesatuan yang mempunyai struktur
(yang umumnya) sama dan memiliki fungsi yang sama. Berdasarkan tahap
perkembangannya jaringan penyususn tubuh tumbuhan dapat dibedakan menjadi
beberapa macam, diantaranya adalah jaringan pengangkut. Seperti yang kita
ketahui bersama bahwa floem dan xylem merupakan bagian dari jaringan
pengangkut.

Floem dan xylem adalah dua jaringan yang berbeda yang memiliki fungsinya
masing-masing. Xylem berperan sebagai pengangkut air dan zat hara dari akar
menuju daun.dalam proses pengangkutan sel pada xylem membentuk tabung yang
panjang untuk mangalirkan air serta nutrisi ke atas. Sedangkan floem merupakan
jaringan penyangkut untuk menyalurkan fotosintesis keseluruh bagian tumbuhan.
Dan pada xylem dan floem memiliki struktur yang berbeda salah satunya yaitu
floem terbuat dari sel yang masih hidup sedangkan xylem terbuat dari sel yang
sudah mati..

1.2 TUJUAN
Mampu memahami dan menjelaskan mengenai jaringan pengangkut pada
tumbuhan beserta fungsi-fungsinya.

5
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 TEORI DASAR

Berkas jaringan pengangkut terdiri dari jaringan xilem dan floem. Fungsi
utama xilem adalah untuk proses pengangkutan air dan zat hara dari akar ke
bagian tubuh lain. Sedangkanfloem sebagai pengangkut hasil asimilasi/fotosintesis
dari daun ke tempat penyimpanan cadangan makanan dan organ lain.

Jaringan xilem berdinding keras dan tebal (ada penebalan oleh


lignin/lignifikasi), serta mudah diawetkan untuk fosil dan lebih mudah diidentifikasi,
sedangkan jaringan floem berdinding tipis meskipun telah mengalami penebalan
sekunder dan penebalan dinding oleh selulosa.

Menurut pertumbuhannya, xilem dan floem terbagi menjadi primer dan


sekunder. Xilem dan floem primer dihasilkan oleh titik meristematik (titik tumbuh)
sejak embrio hingga menjadi tumbuhan muda, sedangkan xilem dan floem
sekunder dihasilkan dari aktivitas kambium.

2.1.1 XILEM
Xilem merupakan jaringan campuran yang terdiri atas beberapa sel yang
mempunyai tipe tertentu yang paling khas. Xilem mempunyai dinding sel yang
tebal. Dindingnya menebal dalam pola-pola berkas (Kimball, 1991). Xilem dan
floem merupakan alat transportasi zat-zat pada tumbuhan berpembuluh. Floem
berfungsi sebagai alat transportasi bagi zat-zat hasil fotosintesis dari daun ke
seluruh tubuh tumbuhan (Kimball, 1991). Jaringan floem dibangun oleh beberapa
jenis sel yaitu pembuluh tapis, parenkim, dan serabut floem. Selnya berbentuk
tabung dan bagian ujung berlubang (Wilson, 1966). Jaringan ini dalam
melaksanakan fungsinya sebagai jaringan mekanik atau penguat tumbuhan
memegang peranan yang utama, terutama sekali pada organ-organ tumbuhan
yang masih aktif mengadakan pertumbuhan dan perkembangan.

Fungsi xylem yang merupakan bagian dari vascular tissue (jaringan pengangkut).
Hanya akan melangsungkan pengangkutan air dan zat-zat mineral (hara) dari
bagian bawah (akar) ke bagian atas (daun-daunan). Susunan xylem ini merupakan
suatu jaringan pengangkut yang serba kompleks,terdiri dari berbagai bentuk sel.
Selain itu, ternyata ada sel-sel yang mati dan adapula yang hidup. Akan tetapi
6
umumnya sel-sel penyusun xylem telah mati dangan dinding sel yang
tebal,mangandung lignin. Sehingga para ahli beranggapan bahwa fungsi xylem
adalah juga sebagai jaringan penguat (Sutrian, 2004).

Xilem merupakan jaringan kompleks karena terdiri dari beberapa sel, antara lain:
a. Trakeid, merupakan sel mati dengan dinding sel berlignin. Pada penampang
tangensial, ujung sel meruncing, dan pada penampang radial, ujung sel tampak
membulat (ujungnya pipih membulat tidak berperforasi). Pada dinding yang
menebal terdapat bagian tipis yang disebut noktah yang fungsinya menyalurkan
air.
b. Trakea (pembuluh kayu) merupakan sel mati dengan dinding berlignin, lebih
pendek dari trakeid, terdiri atas sel-sel berbasis vertikal dengan ujung masing-
masing sel berlubang atau berperforasi, sehingga membentuk suatu saluran.
Trakea merupakan bagian xilem yang utama dan berfungsi sebagai pengangkut
air dan penunjang.
c. Serat, seperti trakeid tetapi berukuran lebih panjang dengan diameter lebih kecil,
dinding lebih tebal dan noktah lebih sedikit. Berfungsi untuk memperkuat jaringan.
d. Parenkim xilem (parenkim kayu). Terdapat parenkim tegak dan datar (bagian dari
jari- jari empulur). Merupakan sel hidup dengan fungsi menyimpan cadangan
makanan

1.1 Gambar Jaringan Xilem

7
2.1.2 FLOEM

1. Floem merupakan jaringan kompleks yang terdiri atas:


2. Pembuluh tapis (sieve tube) merupakan sel hidup yang tersusun dalam barisan
vertikal, berfungsi dalam translokasi khususnya zat organik. Menjelang dewasa,
inti sel akan hilang dan pada dinding terdapat daerah tapis. Isi dari pori-pori
(berkas penghubung) menghubungkan protoplas pembuluh tapis yang berdekatan.
3. Sel pengantar, terdapat pada Angiospermae yang mengiringi pembuluh tapis. Satu
komponen pembuluh tapis dapat didampingi beberapa sel pengantar. Sel ini
mempunyai nukleus, tidak memiliki papan tapis dan sitoplasma lebih pekat.
4. Sel tapis, terdapat pada tumbuhan tingkat rendah dan Gymnospermae. Selnya
sangat panjang, berujung runcing dan pada sel dewasa tidak bernukleus. Memiliki
banyak daerah tapis tetapi tidak memiliki papan tapis.
5. Sel albumin yaitu sel pengantar pada Pinaceae tetapi mengandung komponen
albumin.
6. Parenkim floem merupakan jaringan pengisi berupa sel hidup dan berisi makanan
cadangan serta kristal.
7. Serat floem/sklereida, dindingnya berlignin dan berfungsi sebagai pengokoh.

2.2 Gambar Jaringan Floem

8
8. Berkas Pembuluh
9. Bila letak jaringan xilem dan floem berdekatan sehingga membentuk suatu
berkas, maka berkas ini disebut ikatan pembuluh atau berkas pengangkut.
Berdasarkan letaknya, ikatan pembuluh terdiri dari beberapa tipe:
10. Tipe Kolateral, yaitu bila xilem dan floem letaknya berdampingan dengan posisi
floem di lingkaran luar. Pada Dikotiledon, antara xilem dan floem terdapat
kambium yang disebut kolateral terbuka. Pada monokotil, tidak terdapat kambium
tetapi dikelilingi oleh jaringan sklerenkim, yang disebut kolateral tertutup.
11. Tipe Bikolateral, yaitu bila susunannya terdiri dari floem luar, kambium, xilem,
dan floem dalam. Terdapat pada Solanaceae, Cucurbitaceae, Convolvulaceae,
Compositae, dan Apocynaceae.
12. Tipe Amphivasal, yaitu bila floem ada di tengah dan dikelilingi xilem di bagian
luarnya seperti pada beberapa monokotil, misal Cordylin, Acorus, dan Liliflorae
(Agave, Dracaena, dsb.).
13. Tipe Amphicribal, yaitu bila xilem dikelilingi floem, misal pada tanaman
Pteridophyta.

3.3 Gambar Contoh Jaringan xilem dan floe

9
BAB III
PERCOBAAN
3.1 ALAT
1. Mikroskop
2. Object glass
3. Cover glass
4. Cutter / Silet
5. Pipet tetes

3.2 BAHAN
1. Preparat ( batang Cucurbita sp., batang tanaman paku (pteridophyta), batang
Zea mays).
2. Air
3. Anilin sulfat

3.1 PROSDUR KERJA

Siapkan mikroskop

Buatlah preparat melintang dari masing-


masing batang tanaman dengan cara
menyayat tipis bagian yang akan di amati

Letakkan bagian tersebut pada object glass, tetesi anilin sulfat secukupnya dan
tutuplah dengan cover glass.

Amati dibawah mikroskop letak xilem dan floem. Tunjukkan pula bagian-bagian
xilem dan floem (seperti trakeid, serat, parenkim, sel tapis, dll)

Gambarlah dan beri keterangan.

10
2.4 HASIL PENGAMATAN

1.1 Tabel Hasil Pengamatan

NO Nama Tanaman Gambar Secara Keterangan Gambar


Mikroskopik
1. Labu Kuning (Batang)
Klasifikasi Ilmiah 1. Floem
- Nama Lokal : Labu kuning 1 2. Xilem
- Nama Latin : Cucurbita sp
- Kingdom : Plantae
- Divisi : Spermatophyta
- Kelas : Dicotyledone
- Ordo : Cucurbitales
- Famili : Cucurbita
- Genus : Cucurbita
- Spesies : Cucurbita

Gambar xilem dan floem


Perbesaran Lensa :
2
Objektif : 4/0.10
Okuler kanan : 75
Okuler kiri : 70
Reagen : Aquadest
Potongan : Sayatan tipis

2. Paku (Batang )
Klasifikasi Ilmiah 1. Xilem
3
- Nama Lokal : Paku 2. Floem
- Nama Latin : Pteridophyta 3. Sel serat
- Kingdom : Plantae
- Divisi : Tracheophyta
- Kelas : Monocotylenonae
- Spesies : Pteridophyta

Gambar xilem dan floem


Perbesaran Lensa : 2 1
Objektif : 4/0.10

11
Okuler kanan : 75
Okuler kiri : 70
Reagen : Aquadest
Potongan : Sayatan tipis

3. Jagung (Batang)
Klasifikasi Ilmiah 1. Xilem
- Nama Lokal : Jagung 2. Floem
- Nama Latin : Zea mays 3. Sel serat
- Kingdom : Plantae 2
1
- Divisi : Tracheophyta
- Ordo : Poales
- Famili : Poaceae
- Genus : Zea
- Spesies : Zea mays

Gambar xilem dan floem


Perbesaran Lensa :
Objektif : 4/0.10 3
Okuler kanan : 75
Okuler kiri : 70
Reagen : Aquadest
Potongan : Sayatan tipis

4. Hanjuang (Batang)
Klasifikasi Ilmiah 2 1. Xilem
- Nama Lokal : Hanjuang 2. Floem
- Nama Latin : Cordyline fruticosa 3. Parenkim korteks
- Kingdom : Plantae
- Divisi : Angiospermae
- Kelas : Monocotylenoneae
- Ordo : Liliflorae
- Famili : Liliaceae
- Genus : Cordyline 3
- Spesies : Cordyline fruticosa 1

Gambar xilem dan floem

12
Perbesaran Lensa :
Objektif : 4/0.10
Okuler kanan : 75
Okuler kiri : 70
Reagen : Aquadest
Potongan : Sayatan tipis
Ditemukan :

13
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada praktikum ini bertujuan untuk melihat jaringan pengangkut pada


tumbuhan. Adapun spesimen yang digunakan pada pengamatan jaringan
pengangkut adalah yaitu Labu kuning (Cucurbita sp), Paku (Pteridophyta), Jagung
(Zea mays), Hanjuang (Cordyline fruticosa).

Untuk pengamatai jaringan pengangkut pada batang diamati xylem dan floem.
Xylem merupakan bagian dari jaringan pengangkut yang berfungsi mengangkut air
dan garam-garam tanah dari akar ke daun, sedangkan floem berfungsi mengangkut
dan menyebarkan zat-zat makanan yang merupakan hasil fotosintesis dari daun ke
bagian-bagian lain yang ada di bawahnya atau di atasnya. Xylem dan floem di dalam
organ tumbuhan berdekatan, bahkan membentuk suatu ikatan atau pembuluh.

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan pada praktikum Botani


Farmasi mengenai jaringan pengankut pada tumbuhan, sebelum dilakukan
pengamatan pada mikroskop dibuat preparat terlebih dahulu. Dalam pembuatan
preparat pengirisan harus tipis agar jaringan yang diamati dapat terlihat pada saat
pengamatan dimikroskop serta dalam pemberian reagen sekucupnya agar tidak
menghalangi bagian sel pada saat pengamatan di mikroskop. Setelah selesai
pembuatan preparat dilakukan pengamatan menggunakan mikroskop. Adapun
bagian yang diamati adalah sebagai berikut :
1 Labu kuning (Cucurbita sp) dilakukan pengamatan dengan mencari jaringan
xilem dan floemnya dalam pengamatan ditemukan keduanya.
2 Paku (Pteridophyta) dilakukan pengamatan dengan mencari jaringan xilem dan
floemnya, dalam pengamatan ditemukan serat yang merupakan salah satu
bagian dari floem. Pada saat pemotongan preparat terlalu tebal sehingga ada
beberapa bagian yang tidak terlihat dengan jelas hal ini dikarenakan tekstur dari
batang paku yang keras dan tipis.
3 Jagung (Zea mays) dilakukan pengamatan dengan mencari jaringan xilem dan
floemnya, dalam pengamatan ditemukan xilem, floem, dan sel serat, semua sel
terlihat karena tekstur dari batang jagung yang tidak mengandung kambium
membuat preparat dapat dipotong dengan baik dan sel atau jaringan dapat
terlihat jelas
4 Hanjuang (Cordyline fruticosa) dilakukan pengamatan ditemukan xilem, floem
hingga jaringan parenkim korteks, hal ini dikarenakan pemotongan preparat yang
tepat pada tengah batang membuat sel sel tersusun jelas.

14
BAB V
KESIMPULAN

Dari praktikum ini dapat ditarik kesimpulan bahwa:

Jaringan pengangkut merupakan jaringan yang digunakan untuk transportasi hasil


asimilasi dari daun ke seuruh bagian tumbuhan dan pengangkutan air serta garam
garam mineral. Jaringan pengangkut dibagi menjadi dua yaitu xilem dan floem, xilem
merupakan jaringan kompleks yang terdiri dari sel mati maupun hidup. Floem
merupakan jaringan kompleks yang tediri dari berbagai unsur dengan tipe berbeda
yaitu pembuluh lapisan, parenkim serabut, dan kloroid. Sel-sel terpenting di dalam
floem adalah tabung tapis.

1. Xilem merupakan jaringan campuran yang terdiri atas beberapa sel yang mempunyai
tipe tertentu yang paling khas. Xilem mempunyai dinding sel yang tebal. Dindingnya
menebal dalam pola-pola berkas. Fungsi xylem yang merupakan bagian dari vascular
tissue (jaringan pengangkut). Hanya akan melangsungkan pengangkutan air dan zat-
zat mineral (hara) dari bagian bawah (akar) ke bagian atas (daun-daunan). Susunan
xylem ini merupakan suatu jaringan pengangkut yang serba kompleks,terdiri dari
berbagai bentuk sel. Selain itu, ternyata ada sel-sel yang mati dan adapula yang
hidup. Akan tetapi umumnya sel-sel penyusun xylem telah mati dangan dinding sel
yang tebal,mangandung lignin. Sehingga para ahli beranggapan bahwa fungsi xylem
adalah juga sebagai jaringan penguat
2. Floem merupakan jaringan kompleks yang tediri dari berbagai unsur dengan tipe
berbeda yaitu pembuluh lapisan, parenkim serabut, dan kloroid. Sel-sel terpenting di
dalam floem adalah tabung tapis Floem berfungsi sebagai alat transportasi bagi zat-
zat hasil fotosintesis dari daun ke seluruh tubuh tumbuhan (Kimball, 1991). Jaringan
floem dibangun oleh beberapajenis sel yaitu pembuluh tapis, parenkim, dan serabut
floem. Selnya berbentuk tabung dan bagian ujung berlubang (Wilson, 1966). Jaringan
ini dalam melaksanakan fungsinya sebagai jaringan mekanik atau penguat tumbuhan
memegang peranan yang utama, terutama sekali pada organ-organ tumbuhan yang
masih aktif mengadakan pertumbuhan dan perkembangan.

15
DAFTAR PUSTAKA

Kimball, J.W. 1991. Biologi. Jakarta: Erlangga.


Maryati. 2004. Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: Phibeta.
Mulyani,Sri. 1980. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta: Kanisius
Sutrian, Yayan.2004. Pengantar Anatomi Tumbuh-tumbuhan (tentang sel dan jaringan).
Jakarta: Rineka Cipta.
Wilson. 1966. Biology. Amerika, USA : Botang Rhinchar and Wington.

16
LAMPIRAN

Lampiran 1.Laporan Hasil Sementara

(Lampiran 2. Sampel yang sudah siap di amati )

(Lampiran 3. Pengamatan Sampel)

Anda mungkin juga menyukai