Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH ANATOMI TUMBUHAN

JARINGAN PENGUAT (PENYOKONG)

Dosen Mata Kuliah: Erda Muhartati

Disusun oleh:
KELOMPOK 5/19A

1. Angga Hardika Saputra (190384205048)


2. Febbiyanti (190384205029)
3. Nur Haliza (190384205030)
4. Rismayuni (160384205044)
5. Syarifah Miftahuli Ulfah (190384205040)
6. Tri Yuliana Handayani (190384205019)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
TAHUN AJARAN
2020

i
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim,

Segala puji dan syukur untuk Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Jaringan
Penguat“. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan terdapat
kesalahan dalam penulisan maupun kata. Maka dari itu, kami memohon maaf dan juga
meminta bimbingan dari Dosen mata kuliah Anatomi Tumbuhan, Ibu Erda Muhartati agar
kami kedepannya bisa lebih baik lagi.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Erda Muhartati, selaku Dosen mata kuliah Anatomi Tumbuhan.


2. Teman-teman yang telah memberikan kontribusi besar dalam menyelesaikan
makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini, kami berharap semua pihak yang membaca dapat
menarik hikmah dan kebaikannya.

Tanjungpinang, Maret 31 2020

Tim Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................3
1.3 Tujuan.......................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................4
2.1. Pengertian Jaringan Kolenkim dan Jaringan Sklerenkim........................4
2.2 Ciri-Ciri Jaringan Kolenkim dan Jaringan Sklerenkim............................7
2.3 Stuktur Sel Jaringan Penguat....................................................................9
2.4 Fungsi Jaringan Penguat.........................................................................18
BAB III PENUTUP........................................................................................19
3.1 Kesimpulan.............................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................20

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jaringan adalah sekumpulan sel yang memiliki bentuk dan fungsi sama. Tumbuhan
tersusun atas berbagai jaringan. Banyak pengetahuan pengetahuan tentang struktur jaringan
menyebabakan kesulitan dalam memberikan definisi yang tepat suatu jaringan. Definisi
jaringan adalah sekelompok sel dengan asal usul, struktur, dan fungsi yang sama. Definisi
ini tidak tepat untuk semua kasus. Diperlukan definisi yang lebih lentur untuk jaringan
tumbuhan tingkat tinggi. Bentuk-bentuk peralihan menimbulkan kesulitan dalam
mengelompokkan jaringan.

Secara struktural, tubuh tumbuhan sama dengan tubuh hewan, yaitu tersusun oleh
berbagai jaringan dari organ yang saling mendukung untuk melangsungkan fungsi dan
aktifitas hidup. Jaringan merupakan sekumpulan sel yang mempunyai bentuk, fungsi, dan
sifat-sifat yang sama. (Edu, 2008).

Berdasar kemampuan sel membelah , jaringan pada tumbuhan dibedakan menjadi


dua macam, yaitu jaringan meristematik dan jaringan permanen. Jaringan meristematik
terdiri dari kumpulan sel muda yang terus membelah menghasilkan jaringan lain. Hasil
pembelahan meristematik disebut jaringan permanen, karena tidak mengalami diferensiasi
lagi. Berdasarkan struktur dan fungsinya, jaringan permanen diedakan menjadi: jaringan
parenkim, jaringan penguat, dan jaringan pengangkut (Anonim, 2008).

Jaringan penguat merupakan jaringan yang berperan untuk menunjang bentuk


tumbuhan agar dapat berdiri dengan kokoh. Disebut jaringan penguat karena memiliki
dinding sel yang tebal dan kuat serta sel-selnya yang telah mengalami spesialisasi. Jaringan
penyokong terdiri dari jaringan kolenkim dan jaringan sklerenkim.

1
Jaringan kolenkim yaitu jaringan penyokong atau penguat pada organ tubuh muda.
Kolenkim tersusun atas sel-sel hidup dengan protoplasma yang aktif. Sel kolenkim dapat
mengandung kloroplas, makin sederhana deferensiasinya makin banyak kloroplasnya,
sehingga menyerupai parenkim. Jaringan Sklerenkim merupakan jaringan penyokong yang
terdapat pada organ tubuh tumbuhan yang telah dewasa. Jaringan sklerenkim tersusun oleh
eel-sel mati yang seluruh bagian dindingnya mengalami penebalan sehingga kuat, sel-
selnya lebih kaku daripada sel kolenkim, sel sklerenkim tidak dapat memanjang. Sel
sklerenkim dibedakan menjadi dua bentuk yaitu serat (fiber) dan sklereida (Edu,2008).

Berdasarkan hal tersebut, penulis terdorong untuk lebih mengetahui apa saja hal
mendasar yang menjadi perbedaan antara jaringan penguat dengan jaringan tumbuhan yang
lain. Oleh karena itu, kami menyusun makalah ini guna menambah informasi dan
memperdalam pengetahuan mengenai jaringan penguat yang membahas kolenkim dan
sklerenkim.

2
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat diperoleh rumusan masalah seperti


berikut:

1. Bagaimanakah ciri khas jaringan penguat (kolenkim dan sklerenkim) pada


tumbuhan?
2. Bagaimanakah struktur sel jaringan penguat (kolenkim dan sklerenkim) pada
tumbuhan?
3. Bagaimanakah fungsi jaringan penguat (kolenkim dan sklerenkim) pada tumbuhan?

1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah diatas dapat dihasilkan tujuan sebagai


berikut:

1. Untuk mengetahui ciri-ciri sel penyusun jaringan penguat pada tumbuhan.


2. Untuk mengetahui macam-macam jaringan pengangkut pada tumbuhan.
3. Untuk mengetahui dan membandingkan struktur-struktur jaringan penguat pada
tumbuhan.
4. Untuk mendeskripsikan unsur penyusun jaringan penguat.
5. Untuk mengetahui fungsi jaringan penguat pada tumbuhan.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Jaringan Kolenkim dan Jaringan Sklerenkim


1. Jaringan Kolenkim

Gambar: Jaringan Kolenkim


Kolenkim merupakan jaringan penyokong pada tumbuhan. Secara ontogeni,
perkembangan kolenkim mirip prokambium dan tampak pada tahap yang sangat
awal dari diferensiasi meristem atau dari sel isodiametris meristem dasar.Kolenkim
terdiri atas sel hidup yang berbentuk agak memanjang dan biasanya berdinding
tebal.Kolenkim berfungsi sebagai jaringan penyokong pada organ muda yang
sedang tumbuh, pada tumbuhan herbal (herbaceus), dan bahkan pada organ
dewasa.Kolenkim bersifat plastis sehingga dapat meregang secara irreversibel
dengan adanya pertumbuhan organ.Kolenkim dewasa kurang plastis, lebih kuat,
tetapi lebih mudah rusak daripada kolenkim muda.
Ada hubungan fisiologi dan morfologi antara kolenkim dan parenkim.Pada
tempat kedua jaringan tersebut berdampingan terdapat bentuk peralihan antara tipe
kolenkim dan parenkim. Kolenkim seperti halnya parenkim dapat berisi kloroplas.
Kolenkim  yang mirip dengan parenkim berisi banyak kloroplas, sedangkan
kolenkim khusus yang terdiri atas sel yang sempit memanjang, hanya sedikit atau
tidak mengandung kloroplas sama sekali. Sel kolenkim dapat juga berisi tanin.
Pada irisan melintang kolenkim segar, dinding selnya tampak seperti nakre.
Dinding kolenkim tumbuhan yang terkena angin lebih tebal. Dinding sel terdiri atas

4
selulosa, sejumlah besar pektin, dan hemiselulosa, tetapi tidak mengandung lignin.
Senyawa pektinnya bersifat hidrofil sehingga dinding kolenkim banyak
mengandung air. Dinding kolenkim yang menebal sekunder dapat menjadi tipis dan
kemudian selnya menjadi meristematis lagi dan mulai membelah. Hal ini terdapat
pada jaringan kolenkim yang membentuk felogen. Noktah primer sering kali
terdapat dalam dinding kolenkim.
Kolenkim terdapat di dalam batang, daun, bunga, buah, dan akar. Kolenkim
berkembang terutama jika mendapat sinar. Kolenkim tidak terdapat dalam batang
dan daun Monokotil yang sklerenkimnya berkembang pada umur awal. Kolenkim
biasanya dibentuk tepat di bawah epidermis, tetapi dalam hal khusus terdapat satu
atau dua lapisan parenkim diantara  epidermis dan kolenkim. Apabila kolenkim
tepat berada di bawah epidermis, seringkali dinding epidermis menebal dengan cara
yang sama dengan dinding sel kolenkim. Pada batang, kolenkim terdapat sebagai
suatu silinder atau berbentuk pita memanjang (membujur).Pada daun, kolenkim
terdapat pada satu atau kedua sisi tulang daun, dan sepanjang tepi daun.
Ukuran dan bentuk sel kolenkim beragam.Ada yang berbentuk prisma
pendek, mirip sel parenkim, atau panjang seperti serabut dengan ujung meruncing.
Sel kolenkim yan terpanjang dijumpai di daerah pusat untaian kolenkim, dan yang
terpendek di daerah tepi. Hal ini dapat diterangkan sebagai berikut, untaian
kolenkim dibentuk oleh serangkaian sel yang membelah memanjang mulai dari
pusat untaian; setelah pembelahan, sel terus memanjang sehingga sel pusat menjadi
yang terpanjang karena yang pertama kali dibentuk dan meningkat sampai panjang
maksimum.Selama perkembangan untaian kolenkim ini juga terjadi pembelahan
mendatar (horisontal).

5
2. Jaringan Sklerenkim
Jaringan sklerenkim merupakan jaringan penyokong yang terdapat pada
organ tubuh tumbuhan yang telah dewasa. Jaringan sklerenkim tersusun oleh sel-sel
mati yang seluruh bagian  dindingnya mengalami penebalan sehingga kuat, sel-
selnya lebih kaku daripada sel kolenkim, sel sklerenkim tidak dapat  memanjang. 
Jaringan sklerenkim merupakan jaringan penguat dengan dinding sekunder yang
tebal. Umumnya, jaringan sklerenkim terdiri atas zat lignin dan tidak mengandung
protoplas. Sel-sel sklerenkim hanya dijumpai pada organ tumbuhan yang tidak lagi
mengadakan pertumbuhan dan perkembangan. Jaringan sklerenkim terdiri atas
serat-serat sklerenkim (fiber) dan sel-sel batu (sklereid).

Gambar: Jaringan Sklerenkim

6
2.2 Ciri-Ciri Jaringan Kolenkim dan Jaringan Sklerenkim

Gambar: jaringan kolenkim dan jaringan sklerenkim.

1. Ciri-Ciri Jaringan Kolenkim

Kolenkim terbentuk oleh sejumlah sel memanjang menurut sumbu panjang


organ tumbuhan dan berasal dari sel-sel memanjang serupa prokambiunm yang
terbentuk pada awal diferensiasi jaringan dasar. Kolenkim terdiri atas sel yang
hidup, ada yang mengandung kloroplas. Berbentuk kurang lebih memanjang dengan
penebalan dinding yang tidak merata. Kolenkim yang terdapat pada organ yang
sedang tumbuh menyebabkan sifat plastis dan lentur terdapat organ tersebut.
Kolenkim yang sudah dewasa kurang bersifat plastis, lebih keras dan mudah rapuh
dibandingkan dengan kolenkim yang masih muda (Setjo, dkk. 2004).

7
Gambar: Jaringan kolenkim

Ciri khas kolenkim ialah terdapat di tepi batang dan daun. Kolenkim terletak
langsung di bawah epidermis, tetapi pada beberapa kasus di antara kolenkim dan
epidermis terdapat satu atau dua lapis sel parenkim. Jika kolenkim terletak langsung
di bawah epidermis, dinding dalam sel epidermis atau kadang kadang seluruh
dinding sel epidermis akan menebal seperti pada dindin sel kolenkim. Pada batang,
kolenkim dapat membentuk lingkaran utuh atau berkas-berkas yang terpisah antara
yang satu dengan yang lain. Pada batang dan tangkai yang berusuk, kolenkim
berkembang dengan baik terutama di bagian rusuk. Pada daun, kolenkim terjadi
pada salah satu sisi vena atau kedua sisi vena dan sepanjang tepi daun (Setjo, dkk.
2004).
Pada bagian tumbuhan yang kuat, kolenkim menjadi keras atau dapat
berubah menjadi sklerenkim dengan pembentukan dinding sekunder yang berlignin.
Pada tumbuhan dikotil misalnya, tangkai dan batang Medicago sativa, Eryngium
maritimun, Viscum album dan Salvia officinalis kolenkim berubah menjadi skl
erenkim.

8
2. Ciri-Ciri Jaringan Sklerenkim
Sklerenkim merupakan jaringan yang terdiri atas sel dengan dinding yang
mengalami penebalan primer dan penebalan sekunder yang tebal dan keras, dengan
berlignin atau senyawa lain (selulosa) dan menunjukkan sifat elastis (kenyal). Sel-
sel sklerenkim yang selnya mati. Sel sklerenkim yang dewasa sering tidak
mengandung protoplas. Jaringan sklerenkim tersusun dari sel-sel sklerenkim,
jaringan ini terdapat terdapat padatubuh tumbuhan primer dan sekunder (Setjo, dkk.
2004).
Sel-sel sklerenkim beragam sehubungan bentuk, struktur, asl-usul dan
perkembangannya. Pada umumnya sel sklerenkim dibedakan menjadi dua
kelompok, yaitu serabut dan sklereida. Serabut sklerenkim biasanya untuk
menyebut sel sklerenkim yang panjang. Sedangkan sklereida untuk sel sklerenkim
yang pendek. Mesipun demikian ada serabut yang panjang dan ada pula yang
pendek, demikian pula pada sklereida (Setjo, dkk. 2004).

2.3 Stuktur Sel Jaringan Penguat


1. Kolenkim
a. Bangun Sel
Sel kolenkim mempunyai keragaman panjang, namun yan khas ialah sel
kolenkim cukup panjang dan mirip serabut dalam hal ujungnya yang
meruncing. Sel kolenkim yang berbangun prismatik. Pada irisan melintang,
baik sel kolenkim yang panjang maupun pendek tampak poligonal. Sel-sel
kolenkim beragam dalam bangun dan ukuran (Setjo, dkk. 2004).

9
b. Dinding Sel
Struktur diding sel menjadi tampilan sel kolenkim yang paling nyata.
Penebalan dinding sel terjadi tidak merata dengan pola yang agak bervariasi
pada kelompok tumbuhan yang berbeda. Jika penebalan dinding secara
umum menjadi padat maka penebalan disudut-sudut hilang dan lumen sel
pada penampang melintang tampak seperti lingkaran. Bentuk kolenkim
lainnya penebalan terjadi terutama pada dinding tangensial. Bentuk
kolenkim lainnya lagi ditandai oleh ruang-ruang antar seldan perkembangan
penebalan kolenkimatis pada dinding-dinding yang menghadap ruang antar
sel.

Gambar: Bentuk dan struktur sel jaringan kolenkim

10
Dengan demikian bedasarkan penebalan dindingnya dikenal ada tiga
bentuk utama kolenkim, yaitu:
1) Kolenkim tipe angular (kolenkim sudut):
Penebalan dinding sel kolenkim ini terjadi pada sudut sel. Pada
penampang melintangnya, penebalan ini nampak terjadi pada
tempat bertemunya tiga sel atau lebih, seperti yang terjadi pada
batang Solanum tuberosum, batang Salvia, Curcubita, Morus,
tangkai daun dan batang Dahlia.

2) Kolenkim tipe lamelar (kolenkim lempeng, kolenkim papan):


Penebalan dinding sel terutama pada dinding tangensial (sejajar
permukaan organ), dinding radial relatif tidak menebal, susunan sel
teratur menurut deretan tangensial, dan tidak tedapat ruang antar
sel. Contohnya pada batang Sambucus javanica, tangkai daun
selada air (Lactuca sativa), tangkai daun Tithonia diversifolia
(paitan).

11
3) Kolenkim tipe lakunar atau tubular:
Mirip pada kolenkim sudut, namun banya mengandung ruang
antar sel. Penebalan dinding terjadi disekitar ruang antar serl
tersebut. Contohnya pada batang Lavtuca sp., daun Rhium sp.,
batang Ambrosia, batang Ester sp.

4) Kolenkim Cincin
Istilah kolenkim cincin diberikan oleh Duchaige (1995) untuk
tipe kolenkim yang lumen selnya pada penampang melintang
tampak melingkar. Muller (1890) menyebutkan knorpel-
collencyma. Pengamatan terhadap kolenkim cincin dewasa tampak
adanya penebalan dinding sel secara terus menerus sehingga iumen
sel akan kehilangan bentuk sudutnya.

12
c. Isi sel
Sel kolenkim mempunyai protoplas hidup pada dewasanya. Jumlah
kloroplas bervariasi. Kolenkim terdiri atas sel-sel ramping panjang. Pada
yang paling terspesialisasi tinggi hanya sedikit kloroplas atau tidak sama
sekali (Setjo, dkk. 2004).

d. Fungsi
Kolenkim menjadi jaringan mekanik yang disesuaikan teristimewa
untuk mempetkuat organ yang sedang tumbuh. Dinding yang tebal dan
tertata erat membuatnya menjadi jaringan yang kuat. Pada saat yang sama
keistimewaan struktur dindingnya mampu menyesuaikan terhadap
pemanjangan organ tanpa kehilangan kekuatan (Setjo, dkk. 2004).

13
2. Sklerenkim

Gambar: Jaringan Sklerenkim


a. Bentuk Sel
Bentuk sel penyusun sklerenkim bermacam-macam karena asal dan
perkembangannya berbeda-beda, tetapi pada dasarnya dapat dibagi atas dua
kelompok, yaitu serabut atau serat dan sklereid.

14
1) Serabut sklerenkim
Serabut sklerenkim terdapat diberbagai bagian tubuh
tumbuhan, dapat berupa sel tunggal di antara jaringan dasar, tetapi
umumnya bergerombol membentuk pita, anyaman, atau anyaman
padat berbentuk silinder sejajar permukaan tubuh. Sel-sel serabut
sklerenkim memanjang dengan ujung meruncing. Ruang sel atau
lemennya sempit dan letaknya ditengah serabut. Noktah noktah
biasanya kecil berbentuk bulat atau seperti celah. Jika sel telah
dewasa tidak dan tidak mengandung protoplas, noktah itu tidak
berfungsi lagi (Setjo, dkk. 2004).

Gambar: Serabut sklerenkim

15
2) Sklereid

Sklereid sangat beragam dalam hal bangun, ukuran, dan ciri


khas dindingnya. Maka dari itu tipe sklereida dapat dibedakan
sebagai berikut:
(1) Brankisklereid
Pendek, kurang lebih isodiametris berbentuk mirip sel
parenkim, tersebar luas di korteks, floem, dan empulur batang,
dan pada daging buah (misalnya Pyrus communis).

(2) Makrosklereid
Sel-sel seperti tongkat panjang, sklereida tipe ini sering terdapat
sebagai lapisan berkesinambungan, misalnya sklereida yang
membentuk lapisan epidermis seperti palisade pada biji polong.

16
(3) Osteosklereid
Sel berbangun seperti tulang, yaitu sel ramping atau berbentuk
gelendongdengan ujung-ujungnya membengkak, berlekuk, dan
kadang bercabang, sebagai yang terdapat pada daun banyak
umbuhan dikotil dan dalam kulit biji.

(4) Sklereid Astrosklereid


Adalah sklereid berbentuk cabang-cabang seperti bintang yang
terdapat pada daun.

17
(5) Trikosklereid
Adalah sklereid berbentuk memanjang seperti benang dengan
satu percabangan yang teratur, contohnya pada daun atau batang
teratai.

2.4 Fungsi Jaringan Penguat


Serabut sklerenkim berperan pada bidang tekstil, serabut pokok yang
digunakan adalah kapas dan dalam jumlah sedikit flax (semacam rami halus),
rami, dan hemp (pisang tali). Tali dan pengikat diproduksi dari serabut keras
seperti Musa textilis (abaca), Agave, sisal dan sedikit katun dengan serabut
lunak. Sikat dan sapu dibuat dari serabut Agave, serabut batang dan daun
Palmae. Sebagai serabut pengisi digunakan serabut kapuk randu, kapas, jute,
dan serabut Tillnadsia usnoides dan beberapa serabut keras (Setjo, dkk. 2004).

18
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Jaringan penguat merupakan jaringan yang berperan untuk menunjang bentuk
tumbuhan agar dapat berdiri dengan kokoh.
2. Jaringan penguat karena memiliki dinding sel yang tebal dan kuat serta sel-selnya
yang telah mengalami spesialisasi.
3. Salah satu fungsi pada jaringan penguat, yaitu pada serabut sklerenkim berperan
pada bidang tekstil, serabut pokok yang digunakan adalah kapas.

19
DAFTAR PUSTAKA

Anonim .2008. (Online). (http:// filipded.file.wordpress.com/2008/06/jaringan.pdf).


Diakses 1 Maret 2020.
Edu, M. 2008. (Online). (http://www.e-
dukasi.net/mapok/mp_files/mp_303/materi08.html). Diakses 2 Maret 2020.
Isharmanto. 2010. Jaringan Penguat. (Online).
(http://biologigonz.blogspot.com/2010/02/jaringan-dewasa-tumbuhan.html).
Diakses 4 Maret 2020.
Kartini, E. 1996. Bentuk dan Letak Jaringan Penguat pada Beberapa Tumbuhan Sekitar.
Malang: IKIP Malang. Setjo, dkk. 2004. Anatomi Tumbuhan. Malang: Jica-
IMSTEP

20

Anda mungkin juga menyukai