“PRAKTIKUM I – IX”
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Anatomi Tumbuhan
Dosen Pengampu :
Sri Maryanti, S.Si., M.Pd
Mar’atus Sholikha M.Sc
Disusun Oleh :
Kelas B Praktikum
Disusun oleh :
Kelompok 1
Evi Lathifah (1202060025)
Fairus Nur Adawiyah (1202060026)
Fitri Febriani (1202060030)
Hana Rizki Majidah (1202060032)
Hilmawati Alamiah (1202060034)
Ine Refiana (1202060035)
2
DAFTAR ISI
E. Pembahasan ..................................................................................................9
F. Kesimpulan ...................................................................................................11
1
B. Alat dan Bahan
C. Langkah Kerja
Preparat Tomat,
paprika, cherry, akar
Sel dengan kromoplas
anggrek diamati
digambar
dengan mikroskop
perbesaran kecil
D. Hasil Pengamatan
Amiloplas pada kentang
Gambar 2.1 Dokumentasi amiloplas pada Ganbar 2.2 Anatomi amiloplas pada
kentang kentang
2
Gambar 2.3 Literatur amiloplas pada kentang Keterangan
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae
Sumber: Genus : Solanum
https://id.scribd.com/doc/188126538/Anatomi- Spesies : Solanum tuberosum
Tumbuhan
3
Sumber : Asam Basa. Prosiding Seminar Nasional
https://gambaridco.blogspot.com/2013/11/500 Penelitian, Pendidikan dan Penerapan
-gambar-daun-adam-hawa-gratis.html MIPA. Hal. 229
Diakses pada Minggu, 24 Juni 2022 Pukul Keterangan :
19.02 WIB. Sayatan : Melintang
Pembesaran : 10 x 10
Tipe Stomata : Anisositik
Daun Ficus elistica
Gambar 2.1. Dokumentasi
Daun Karet merah (Ficus Gambar 2.2. Anatomi Daun Karet merah (Ficus elistica)
elistica)
4
Kromoplas pada wortel
Gambar 2.1 Dokumentasi kromoplas Gambar 2.2 Anatomi kromoplas wortel
pada wortel
Diakses pada 24 Juni 2022 pukul 19.47 WIB Jenis : Daucus carota L.
Jenis Plastida : Kromoplas
5
Sel aerenkim eceng gondok
Gambar 2.1 Dokumentasi sel aerenkim eceng Gambar 1.2 Anatomi sel
gondok aerenkim eceng gondok
6
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas :Magnoliopsida
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae
Sumber:
Genus : Solanum
https://www.dosenpendidikan.co.id/plastida/
Spesies : Solanum lycopersicum
Diakses pada 21 Juni 2022 pukul 19.51 WIB Jenis Plastida : Kromoplas
Pigmen : Karotenoid (likopen)
Kromoplas pada paprika
Gambar 4.1 Dokumentasi kromoplas pada Gambar 4.2 Anatomi kromoplas
paprika pada paprika
Kloroplas
7
Kloroplas pada Cherry
Gambar 3.1 Dokumentasi kloroplas pada Gambar 3.2 Anatomi kloroplas pada
cherry cherry
Kloroplas
8
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophya
Kelas : Liliopsida
Ordo : Asparagales
Sumber : Famili : Orchidaceae
Genus : Phalaenopsis
https://id.scribd.com/document/34259333/
Spesies : Phalaenopsis amabilis
Akar-Anggrek-Tumb
Sayatan : Melintang
Diakses pada 21 Juni 2022 pukul 21.58 WIB
E. Pembahasan
Pada pengamatan tanaman kentang (Solanum tuberosum) ditemukan amiloplas.
Amiloplas ini merupakan bagian dari jenis plastida yang disebut leukoplas, fungsinya
sebagai tempat penyimpanan makanan. Di dalam amiloplas ini terdapat hilum dan lamela.
Menurut (Hidayat, 1995: 23) hilum bisa berada di tengah butir pati atau agak ke tepi.
Retakan yang sering terlihat berarah radial dari hilum nampaknya terjadi akibat dehidrasi
butir pati. Inilah yang disebut dengan lamela dimana lamela ini merupakan lapisan yang
mengeliling hilum. Terjadinya lapisan ini dianggap sebagai akibat letak molekul yang
padat di awal pembentukna lapisan dan secara bertahap menjadi lebih renggang di sebelah
luar.
Hasil pengamatan yang telah dilakukan pada anatomi penampang melintang daun
Rhoeo discolour ditemukan stomata jenis anisositik yang artinya sel penutup didampingi
tiga sel tetangga yang tidak sama (Hidayat, 1995:69). Tipe sel anisositik: sel penutup
dikelilingi oleh tiga sel tetangga yang tidak sama ukurannya (Rahmawati, 2015). Tipe
anisositik: sel penutup berbentuk ginjal, pada umumnya dikelilingi oleh tiga buah sel
tetangga, salah satu sel tetangga lebih kecil atau lebih besar dari dua sel tetangga lainnya
(Arianto).
Dari sayatan melintang daun Ficus elastica memperlihatkan adanya kutikula yang
terlalu pada bagian terluar daun. Kutikula biasanya ditutupi oleh bahan bersifat lilin
sehinggadapat mengurangi penguapan (evaporasi). Dibawah kutikula ditemukan adanya
jaringanepidermis. Pada sayatan Ficus elastica ditemukan adanya epidermis ganda yang
9
lebih tebaldari pada epidermis bawahnya. Epidermis ganda merupakan hasil pembelahan
dari \
periklinal protoderm . lapisan epidermis atas atau ganda ini disebut juga hidrodermis seb
ab bergunauntuk penyimpanan air. Pada epidermis bawahnya ditemukan
stomata.Dibawah jaringan epidermis, terletak jaringan mesofil. Jaringan mesofil
pada Ficuselastica mengalami diferensiasi menjadi jaringan palisade dan jaringan spons.
Jaringan palisade terletak diatas jaringan spons, melalui sayatan melintang Ficus elastica
terlihat jelasadanya jaringan pengangkut. Jaringan pengangkut terdiri dari xylem dan
floem.
Hasil pengamtatan, wortel yang diamati dibawah terlihat adanya kromoplas.
Kromoplas yang ditemukan pada sayatan wortel ini memiliki warna oranye dengan
bentuk yang beragam, ada yang berbentuk bulat dan ada pula yang memanjang).
Kromoplas adalah plastida sel tumbuhan yang berpigmen.
Kromoplas berwarna merah, kuning, atau oranye, misalnya buah tomat, akar wortel,
mengandung pigmen karotenoid. Bentuk sangat bervariasi, umumnya mempunyai bentuk
tak teratur, ada pula tipe granular, bersudut dan menggarpu (Susetyo,dkk. 2004)
Jaringan aerenkim pada tumbuhan air eceng gondok (Eichorniacrasipes) tersusun
atas sel-sel yang berbentuk polihedral dengan dinding sel yang tipis. Pada tumbuhan ini
terdapat zat ergastik yang dihasilkan berupa kristal
yang berbentuk rhapida dan juga kristal yang berbentuk jarum. noktah pada jaringan
ini tidak dapat teramati. Namun jika ditemukan, noktah akan berada pada pertemuan antar
dinding sel penyusun jaringan aerenkim.Pada umumnya, ruang antar sel pada tumbuhan
air terbentuk secara lisigen,dimana pembentukan ruang antar sel dilakukan dengan cara
merusak sel utuh.Begitupun pada tumbuhan air eceng gondok, ruang antar selnya
terbentuk secaralisigen. Ruang antar sel pada Eichornia crasipes tersusun atas banyak sel.
Dari tigasampel yang diambil, terdapat ruang antar sel yang tersusun atas 20 sel, 28 sel,
dan30 sel parenkim yang mengelilinginya. Fungsi ruang antar sel ini adalah
untukmenyimpan udara, hal ini dimaksudkan untuk menyangga tumbuhan agar
tidaktenggelam di dalam air.
Pada pengamatan tanaman Tomat (Solanum lycopersicum), ditemukan kromoplas
yang menyebabkan selnya berwarna. Hal ini karena kromoplas pada tomat mengandung
pigmen likopen sehingga tomat berwarna merah atau pigmen karoten sehingga berwarna
orange atau kuning. (Hidayat, 1995) Selain itu, pada buah tomat terdapat dua jenis pigmen
yang berupa kristal sempit dan globula. (Mulyani, 2006)
10
Pada tanaman paprika (Capsicum anuum) ditemukan kromoplas. Kromoplas ini
menyebabkan adanya warna. Warna tanaman paprika ini disebabkan karena adanya
pigmen karotenoid yang mungkin disimpan dalam benang protein. (Mulyani, 2006)
Pada tanaman cherry (Prunus sp) ditemukan kloroplas, dimana kloroplas pada
tanaman Cherry ini tersebar didalam sitoplasma. Kloroplas pada tanaman cherry ini
bentuknya bulat dan berwarna hijau. Kloroplas merupakan plastida yang mengandung
klorofil (Ramdhini, 2021: 36). Kloroplas ini befungsi dalam fotosintesis dan pada
kebanyakan tumbuhan berfungsi pula pembentukan pati dari karbohidrat terlarut hasil
fotosintesis. (Hidayat, 1995: 22)
F. Kesimpulan
11
leukoplas yang termasuk kedalam bagian organel tumbuhan yaitu plastida. Dimana
kloroplas ditemukan pada tanaman cherry, kromoplas pada tanaman paprika dan tomat.
Plastida
1. Plastida merupakan salah satu organel yang terdapat pada
sel tumbuhan yang sangat berperan penting dalam proses
fotosintesis. Plastida dibentuk oleh dua lapis membran
yaitu membran luar dan membran dalam. Plastida sel
tumbuhan terdiri atas kromoplas dan kloroplas leukoplas.
Kromoplas
2. Kromoplas adalah plastida yang menghasilkan warna
selain hijau. Kromoplas mengandung pigmen karoten
(kuning), fikodanin (biru), fikosantin (kuning), dan
fikoeritin (merah)
Kloroplas
3. Kloroplas berfungsi sebagai tempat berlangsungnya proses
fotosintesis. Kloroplas berwarna hijau disebabkan oleh zat
klorofil. Jenis klorofil serta karotenoid dan xantofil
terdapat pada membran tilakoid.
Velamen
5. Velamen memiliki struktur tidak teratur dengan penebalan
dinding yang terdapat pada bagian teratur akar. (saputri,
2020:30)
12
3. Bagaimanakah bentuk sel-sel parenkim pada bagian korteks akar anggrek? Adakah
ruang antarselnya?
Jawab: Bentuknya segienam/polihedral yang dimana tersusun rapih. Terdapat juga
ruang antar sel
4. Apa yang dapat Anda simpulkan dari pengamatan tersebut?
Jawab: Organel yang khas pada tanaman yakni plastida, dimana yang terdiri dari
kloroplas, kromoplas dan leukoplas
I. Daftar Pustaka
Mulyanie, dkk. 2018. Pohon Aren Sebagai Tanaman Fungsi Konservasi. Jurnal
Geografi, Vol 14, No. 2 : 11-17
Nadia, dkk. 2020. Analisis dan Rekonstruksi Komponen Penyusun Lembar Kerja
Nisfi, Rizky, dkk. 2021. Anatomi Tumbuhan. Medan: Yayasan Kita Menulis
Peserta Didik Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan. Jurnal Ilmiah Pendidikan
Biologi, Vol 6, No. 2: 187-199
13
STEREOM
(Kolenkim dan Sklerenkim)
Disusun oleh :
Kelompok 2
Fakhri Attalah Tresna I (1202060027)
Firyal Rifdah Rachman (1202060029)
Fransisca Leisubun (1202060031)
Helfiyyan Hani Silmi (1202060033)
Intan Nurdiyanti (1202060036)
DAFTAR ISI
E. Pembahasan ..................................................................................................19
F. Kesimpulan ...................................................................................................20
Jaringan mekanik ini umumnya terdiri dari sel-sel yang berdinding tebal, mengandung
lignin dan zat-zat lainnya dan zat-zat tersebut memberi sifat keras pada dinding selnya.
Memperhatikan bentuk dan sifat dari jaringan mekanik ini, maka jaringan tersebut dapat dibagi
atas kolenkim (collenchym) dan sklerenkim (sclerenchyn), yang keseluruhannya oleh
Haberlandt dan Foster disebut stereome. (Sutrian, 2011 : 177-178)
Kolenkim terbentuk oleh sejumlah sel mamanjang yang menyerupai sel procambium
dan berkembang dalam stadium awal promeristem. Sel kolenkim adalah sel hidup bentuknya
sedikit memanjang, dan pada umumnya memiliki dinding yang tak teratur penebalannya.
Berbeda dengan sel sklerenkim yang memiliki dinding sekunder, sel kolenkim hanya memiliki
dinding primer, lunak, lentur tak berlignin. Sebaliknya dinding sekunder pada sklerenkim,
Bersama dengan dinding primernya, dapat berlignin ( mengandung zat kayu) dan karenanya
menjadi keras dan kaku. (Hidayat, Estiti B. 1995 : 58)
Sklerenkim adalah jaringan yang terdiri dari sel dengan dinding sekunder yang tebal,
yang dapat berlignin atau tidak. Fungsi utama sklerenkim adalah penyokong dan kadang-
kadang juga pelindung. Sel sklerenkim memiliki sifat kenyal (elastis), tidak seperti kolenkim
yang memiliki sifat liat (plastis). Biasanya sklerenkim dibagi menjadi serat dan sklereid. Sering
sklereid berhimpun menjadi kelompok sel keras di antara sel parenim sekelilingnya. Serat dapat
ditemukan sendiri-sendiri sebagai idioblas, misalnya dalam anak daun Cycas (pakis haji).
Namun, serat lebih sering ditemukan sebagai berkas, jalinan, atau berupa silinder berongga.
(Hidayat, Estiti B. 1995 : 62-63)
14
B. Alat dan Bahan
6 Mikroskop 1
C. Langkah Kerja
2. Letakkan salah satu sayatan tipis dari bagian tumbuhan di atas kaca objek
3. Kemudian teteskan air dengan menggunakan pipet tetess sedikit sajadi atas kaca objek
tersebut, lalu tutup dengan kaca penutup objek
4. Tempatkan kaca preparate tersebut di atas meja objek pada mikroskop, lalu atur
cermin untuk mendapatkan cahaya
15
D. Tabel Hasil Pengamatan
1. Sayatan Melintang Pelepah Pepaya
Gambar 1.1 Dokumentasi Sayatan Melintang Gambar 1.2 Anatomi Sayatan Melintang
Pelepah Pepaya (Carica pepaya) Pelepah Pepaya (Carica pepaya)
16
Gambar 2.3 Literatur Sayatan Melintang
Keterangan
Buah Pir (Pyrus communis)
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Ordo : Rosales
Family : Rosaceae
Genus : Pyrus
Spesies : Pyrus communis
Sumber : Ardiyanto, Intan. 2009. Pengaruh
Sumber : Lama Perendaman Gigi dengan Jus Buah
http://dnurningsih.blogspot.com/2012/04/jarin Pir terhadap Perubahan Warna pada Gigi,
gan-dasar-tumbuhan.html?m=1 (Diakses pada Hal 22
hari Selasa, 26 Juni 2022 pada pukul 22:42)
3. Sayatan Melintang Batok Kelapa
17
Genus : Cocos
Sumber : Spesies : Cocos nucifera L
http://dnurningsih.blogspot.com/2012/04/jarin Sumber : www.plantamor.com (Diakses
gan-dasar-tumbuhan.html?m=1 (Diakses pada pada minggu 26 June 2022 Pukul 21.12
hari Selasa, 26 Juni 2022 pada pukul 22:42) WIB)
4. Sayatan Melintang Batang Babadotan
18
E. Pembahasan
Pada praktikum yang dilakukan pada Senin, 04 April 2022 kami mengamati dan
mengidentifikasi 4 preparat sayatan, yaitu sebagai berikut :
Pada sayatan melintang tangkai daun pepaya (Carica papaya) kami menemukan
jaringan parenkim dan kolenkim. Parenkim yang dimiliki oleh tangkai daun pepaya yaitu
parenkim asimilasi. Pada sayatan terlihat adanya sel parenkim yang memiliki dinding sel, inti
sel atau nukleus, ruang antar sel. Bentuk sel parenkim pada sayatan ini berbentuk polihedral.
Hal ini sesuai dengan Muyani (2006: 112), bahwasanya parenkim asimilasi merupakan sel
parenkim yang berisi kloroplas dan berfungsi untuk fotosintesis. Sel ini biasanya mempunyai
sebuah atau beberapa vakuola. Kolenkim yang dimiliki oleh tangkai daun pepaya yaitu
kolenkim angular, karena penebalan yang terjadi hanya pada sudut-sudut selnya saja. Hal ini
sesuai dengan Mulyani (2006:128), bahwasanya penebalan yang terjadi hanya pada sudut-
sudut sel disebut dengan kolenkim angular.
Pada sayatan kulit buah pir (Pyrus communis) kami menemukan jaringan sklerenkim.
Sklerenkim pada kulit buah pir (Pyrus communis) berupa sklereid tipe brakisklereid, Pada
sayatan terlihat memiliki sel batu atau brakisklereid yang biasanya terdapat pada floem, korteks
dan kulit kayu batang serta daging buah pir. Hal ini sesuai dengan Mulyani, (2006:128)
bahwasanya pada jaringan sklerenkim berupa sklereid tipe brakisklereid yaitu sel batu yang
berbentuk isodiametris.
Pada sayatan melintang batok kelapa (Cocos nurifera) kami menemukan jaringan
sklerenkim. Menurut Hidayat, Estiti B (1995 : 62) bahwasannya biasanya sklerenkim dibagi
menjadi serat dan sklereid. Pada batok kelapa (Cocos nurifera) sklereid ditemukan di endocarp.
Sklereid berupa sel tunggal dan terdapat secara soliter. Dan pada batok atau tempurung kelapa
ditemukan sklereid tipe brakisklereid. Hal ini sesuai dengan Hidayat, Estiti B (1995 : 62)
bahwasannya brakisklereid atau sel batu yang bentuknya hamper isodiametric.
19
d. Sayatan Melintang Batang Babadotan
F. Kesimpulan
Pada praktikum STEREOM kali ini terdapat empat sayatan tumbuhan yang masing-
masing terdapat jaringan dan jenis/tipe yang berbeda-beda. Pada sayatan melintang pelepah papaya
(Carica papaya) terdapat jaringan permanen sederhana berupa jaringan parenkim yang berjenis
parenkim asimilasi dan jaringan kolenkim berjenis kolenkim angular. Pada sayatan melintang buah pir
(Pyrus communis) terdapat jaringan mekanik berupa jaringan sklerenkim bertipe brakisklereid.
Begitu pula pada sayatan melintang batok kelapa (Cocos nurifera) terdapat jaringan mekanik berupa
jaringan sklerenkim bertipe brakisklereid. Dan pada sayatan melintang babadotan (Ageratum
conyzoides) terdapat jaringan kolenkim berjenis kolenkim angular.
20
Jawab : Pada Carica papaya dan Ageratum conyzoides memiliki kolenkim angular (sudut)
dimana penebalan-penebalan berlangsung pada bagian sudut-sudutnya, tampak massif dan
terdapat ruang antar sel (lumen) sel yang agak sempit.
4. Dari setiap objek yang diamati pada kegiatan 2, apakah anda menemukan serabut dan
sklereidnya.? Bagaimana ciri yang dapat anda temukan (bentuk sel, lumen, penebalan
dinding, dan saluran noktahnya)?
Jawab : Ya, kami menemukan sklereid pada Cocos nurifera dan Pyrus communis. Bentuk sel
relative berat, tidak mempunyai bentuk yang ekstrim, lumen sel sangat sempit sehubungan
dengan terbentuknya penebalan-penebalan dinding selnya, dan mempunyai noktah-noktah
yang sempit yang celah-celahnya bundar sehingga merupakan saluran, disebut “pit canal” atau
saluran noktah, noktah-noktah ini dapat bercabang-cabang.
5. Pada jaringan apa anda menemukan serabut dan sklereid? Apakah serabut dan sklereid
yang anda temukan berupa sel tunggal atau berada dalam kelompok-kelompok
(bergerombol)?
Jawab : Pada jaringan sklerenki pada Cocos nurifera sklereid ditemukan di endocarp dan pada
Pyrus communis ditemukan di kulit buahnya. Pada Cocos nurifera sklereid beruppa sel tunggal
dan terdapat secara soliter dan pada Pyrus communis sklereid berupa sel tunggal pula dan
berkumpul.
6. Apakah serabut dan sklereid yang anda temukan berupa sel hidup atau sel mati?
Jelaskan ciri-ciri yang dapat anda temukan untuk menyatakan bahwa sel tersebut hidup
atau mati!
Jawab : Berupa sel mati karena dinding sel-selnya yang tebal karena memiliki penebalan-
penebalan sekunder yang terdiri dari zat-zat lignin (zat kayu). Namun ada pula yang masih
hidup selama organ yang ditempatnya masih hidup.
7. Berikan kesimpulan ?
Jawab : Pada praktikum kali ini, yang dapat disimpulkan bahwa STEREOM (Jaringan penguat
pada tumbuhan) terdiri dari kolenkim dan sklerenkim. Dimana jaringan kolenkim tersusun atas
sel-sel hidup mengadakan pertumbuhan dan perkembangan pada organ-organ tumbuhan yang
masih aktif (batang, daun, dll) , bentuk dan ukuran bervariasi dan terdapat jenis kolenkim
berdasarkan penebalan dindingnya. Pada sklerenkim terdiri dari serabut dan sklereid yang
terdapat pada sel-sel mati (umumnya), penebalan sekunder, sel tunggal atau berkumpul. Dan
pada pengamatan kali ini, pada Carica papaya dan Ageratum conyzoides ditemukan jarinan
kolenkim dan pada Cocos nurifera dan Pyrus communis ditemukan sklereid.
21
H. Daftar Pustaka
Mulyanie, dkk. 2017. Pohon Aren Sebagai Tanaman Fungsi Konservasi. Jurnal Geografi.
Sutrian, Yayan. 2011. Pengantar Anatomi Tumbu-tumbuhan Tentang Sel dan Jaringan.
22
Derivat Epidermis
Disusun oleh :
Kelompok 2
Fakhri Attalah Tresna I (1202060027)
Firyal Rifdah Rachman (1202060029)
Fransisca Leisubun (1202060031)
Helfiyyan Hani Silmi (1202060033)
Intan Nurdiyanti (1202060036)
DAFTAR ISI
E. Pembahasan ..................................................................................................28
F. Kesimpulan ...................................................................................................29
Epidermis merupakan suatu jaringan yang terdiri atas lapisan sel-sel paling luar yang
menutupi permukaan daun, bunga, biji serta batang dan akar yang belum mengalami
penebalan sekunder (Biologi, 2019 : 17). Setiap jenis tumbuhan mempunyai struktur sel
epidermis yang berbeda. Perbedaan struktur sel epidermis yang dimaksud dapat berupa bentuk
dan susunan sel epidermis, letak atau kedudukan stomata terhadap sel tetangga, arah
membukanya stomata, bentuk stomata, jumlah sel epidermis dan stomata, jarak antara
stomata, panjang sel epidermis dan stomata (Herkules, 2017).
Stoma (jamak: stomata) merupakan celah dalam epidermis yang dibatasi oleh dua sel
epidermis yang khusus, yakni sel penutup. Dengan mengubah bentuknya, sel penutup
mengatur pelebaran dan penyempitan celah. Sel yang mengelilingi stoma dapat berbentuk
sama atau berbeda dengan sel epidermis lainnya. Sel yang berbeda bentuk ini dinamakan sel
tetangga, yang kadang-kadang berbeda juga isinya. Sel tetangga berperan dalam perubahan
osmotik yang menyebabkan gerakan sel penutup yang mengatur lebar celah (Hidayat,
Anatomi Tumbuhan Berbiji, 1995 : 68). Istilah stoma dapat mengacu pada pori stomata atau
keseluruhan kompleks stomata yang terdiri dari sebuah pori yang diapit oleh dua sel penjaga,
yang meregulasi pembukaan dan penutupan pori (Neil A. Campbell dan Jane B. Reece, 2008).
Rambut atau trikoma (jamak: trikomata) merupakan rambut bersel satu atau bersel
banyak dibentuk dari sel epidermis. Struktur yang lebih besar dan padat seperti kutil dan duri
(seperti duri mawar) yang tersusun oleh jaringan epidermis maupun jaringan di bawah
23
B. Alat dan Bahan
No Alat Bahan
1. Pensil 2B Contoh 4 Gambar preparat
- Gambar preparat anatomi irisan membujur daun Jagung
(Zea mays) (Gambar 1)
- Gambar preparat anatomi irisan melintang daun Rhoe
discolour (Gambar 2)
- Gambar preparat anatomi irisan melintang daun Jagung
(Zea mays) (Gambar 3)
- Gambar preparat anatomi irisan melintang daun Durian
(Durio zibethinus) (Gambar 4)
2. Pensil warna
3. Buku Gambar
C. Langka Kerja
Dokumentasikan hasil
gambar Anda dan kirimkan
dalam bentuk pdf
24
D. Tabel Hasil Pengamatan
Gambar 1.1 Dokumentasi Anatomi Irisan
Gambar 1.2 GambarAnatomi Irisan
Membujur Daun Jagung (Zea mays)
Membujur Daun Jagung (Zea mays)
Melalui Mikroskop
25
Gambar 1.3 Literatur Anatomi Irisan
Keterangan
Melintang Daun Rhoe discolour
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Commelinales
Famili : Commelinaceae
Sumber : http://www.biologydiscussion.com Genus : Rhoeo
Diakses : Minggu, 26 Juni 2022 pukul 11.06 Spesies : Rhoeo discolour
WIB
Sayatan : Melintang
Perbesaran : 10 ⨯ 10
Tipe Stomata : Anisositik
26
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Sumber : Genus : Zea
https://journals.plos.org/plosgenetics/article?i Spesies : Zea mays
d=10.1371/journal.pgen.1008377
Diakses : Minggu, 26 Juni 2022 pukul 11.18 Sayatan : Melintang
WIB Perbesaran : 10 ⨯ 10
Tipe Trikoma : Non glandular (Tunggal)
Klasifikasi Kingdom :
Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malvales
Famili : Bombacaceae
Genus : Durio
Sumber : Spesies : Durio zibethinus
https://aulyarohmana16.wordpress.com
27
Diakses : Minggu, 26 Juni 2022 pukul 11.27 Sayatan : Melintang
WIB
Perbesaran : 10 ⨯ 10
Tipe Trikoma : Non glandular
(Bintang dan sisik)
E. Pembahasan
Dalam pengamatan pada penampang membujur daun Jagung (Zea mays) ditemukan susunan
anatomi pada daun seperti epidermis dan derivatnya, derivatnya terdiri atas stomata, bulliform cell,
xylem, upper epidermis, parenchyma with chloroplast, phloem, bundle sheats cells, dan lower
epidermis. Stomata pada daun Jagung (Zea mays) memiliki tipe stomata diasitik. Dalam dokumentasi
terlihat bahwa stomata dikelilingi oleh dua sel tetangga yang letaknya memotong stomata. Hal ini
disebutkan menurut (Mulyani, Anatomi Tumbuhan, 2006 : 146) menyatakan di dalam bukunya
bahwa tipe stomata diasit, setiap stomata dikelilingi oleh dua sel tetangga yang letaknya memotong
stomata.
Dalam pengamatan pada penampang melintang daun Rhoeo discolour ditemukan susunan
anatomi pada daun seperti epidermis dan derivatnya, derivat ini terdiri atas celah stomata, sel tetangga
dan sel penjaga. Stomata pada daun Rhoeo discolour memiliki tipe stomata anisositik. Dalam
dokumentasi terlihat bahwa stomata dikelilingi oleh tiga sel tetangga yang tidak sama ukurannya.
Hal ini disebutkan menurut (Mulyani, Anatomi Tumbuhan, 2006 : 145) menyatakan di dalam
bukunya bahwa tipe stomata anisositik, setiap stomata dikelilingi oleh tiga sel tetangga yang tidak
sam ukurannya.
Dalam pengamatan pada penampang melintang daun Jagung (Zea mays) ditemukan susunan
anatomi pada daun seperti epidermis dan derivatnya, derivat ini terdiri atas celah stomata, sel tetangga
dan sel penjaga. Trikoma pada daun Jagung (Zea mays) memiliki tipe trikoma non glandular. Dalam
dokumentasi terlihat bahwa rambutnya tidak berkelenjar dan terdiri atas satu sel atau multisel yang
uniseriata. Hal ini disebutkan menurut (Mulyani, Anatomi Tumbuhan, 2006 : 149- 150) menyatakan
di dalam bukunya bahwa tipe trikoma non glandular tipe trikoma yang memiliki rambut tak
berkelenjar.
Dalam pengamatan pada penampang melintang daun Durian (Durio zibethinus) ditemukan
susunananatomi pada daun seperti epidermis dan derivatnya, derivat ini terdiri atas trikoma. Trikoma
pada daun durian (Durio zibethinus) memiliki tipe trikoma non glandular yang termasuk ke dalam
kelompok sisik dan bintang. Dalam dokumentasi terlihat bahwa rambutnya tidak berkelenjar dan
tidak bertangkai. Hal ini disebutkan menurut (Mulyani, Anatomi Tumbuhan, 2006 : 149- 150)
28
menyatakan di dalam bukunyabahwa tipe trikoma non glandular tipe trikoma rambut tak berkelenjar
dan trikoma berbentuk sisik tidak bertangkai.
F. Kesimpulan
Epidermis merupakan suatu jaringan yang terdiri atas lapisan sel-sel paling luar yang menutupi
permukaan daun, bunga, biji serta batang dan akar yang belum mengalami penebalan sekunder.
Stoma (jamak: stomata) merupakan celah dalamepidermis yang dibatasi oleh dua sel epidermis yang
khusus, yakni sel penutup.Rambut atau trikoma (jamak: trikomata) merupakan rambu bersel satu atau
bersel banyak dibentuk dari sel epidermis.
Pada pengamatan derivat epidermis juga dapat diketahui jenis stomata dan trikoma pada
tumbuhan yang kami amati yaitu pada Daun Jagung (Zea mays) memiliki tipe stomata diasitik dan
tipe trikoma non glandular (tunggal), daun Rhoe discolour memiliki tipe stomata anisositik, dan daun
Durian (Durio zibethinus) memiliki tipe trikoma non glandular (bintang dan sisik).
G. Tabel Isian
29
H. Daftar Pustaka
Biologi, T. D. (2019). Pedoman Praktikum Anatomi Tumbuhan. Bandung : UINSunan
Gunung Djati Bandung.
30
Anatomi Akar
Disusun oleh :
Kelompok 3
Irma Dela Agustin (1202060037)
Isna Ahsanu Nadya (1202060038)
Layalia Hurin Indallah (1202060044)
Mariyah Qurrotu’aini (1202060045)
Maya Kharisma (1202060046)
DAFTAR ISI
E. Pembahasan ..................................................................................................34
F. Kesimpulan ...................................................................................................35
31
Epidermis adalah lapisan terluar akar, sel-selnya tersusun rapat tanpa ruang antar sel.
di kebanyakan akar, epidermis berdinding tipis. Rambut-rambut akar berkembang serta sel-sel
epidermis yang spesifik, serta sel tesebut memiliki ukuran yang tidak sama dengan sel
epidermis, dinamakan trikoblas. Trikoblas sendiri berasal dari pembelahan protoderm.
Epidermis akar yang berfungsi untuk penyerapan serta bulu-bulu akar mempunyai kutikula
yang tipis (Kimball, JW., 1983).
Korteks
Pada kebanyakan akar korteks terdiri atas sel-sel parenkimatis. Selama
perkembangannya, ukuran sel-sel korteks yang mengalami diferensiasi bertambah, sebelum
terjadi vakuolisasi dalam sel tersebut. di beberapa akar beberapa tumbuhan air, sel-sel korteks
tersusun teratur. banyak dijumpai ruang-ruang udara, dan parenkim ini dianggap aerenkim. Sel-
sel korteks tak jarang mengandung tepung, kadang-kadang kristal. Dibawah epidermis
seringkali terdapat selapis atau dua lapis sel berdinding tebal dianggap hipodermis atau
eksodermis (Kimball, JW., 1983).
Endodermis
Lapisan terdalam dari korteks akar terdiferensiasi menjadi endodermis. Endodermis
terdiri dan selapis sel. di sel endodermis yang muda dijumpai adanya penebalan dinding suberin
yang berbentuk pita, mengelilingi dinding sel, diklaim pita Caspary. di akar yang tidak
mengalami pertumbuhan menebal sekunder, lamela suberin umumnya terbentuk pada seluruh
dinding bagian dalam sel endodermis. Penebalan selulosa seringkali terjadi. Penebalan lignin
terjadi pada dinding tangensial dan radial bagian pada. Penebalan dinding umumnya dimulai
dari bagian sel yang berdekatan dengan floem. Penebalan dinding endodermis ini mula-mula
sebagai titik disebut titik Caspary, kemudian menjadi bentuk pita akhimya berbentuk mirip
huruf U (Kimball, JW., 1983).
Stele (silinder berkas pengangkut)
Bagian ini dipisahkan dari koteks oleh endodermis. Lapisan terluar yang berbatasan
dengan korteks ialah perisikel. Perisikel berfungsi untuk membentuk primordia akar lateral,
serta sebagian serta kambium pembuluh (yang membentuk floem serta xilem sekunder). Sel-
sel perisikel seperti halnya meristem apikal, bersifat diploid. Pensikel kadang-kadang terdiri
lebih dari satu lapis sel, berdinding tebal.
Sistem pembuluh akar terdiri atas unsur trakeal yang berlignin, serta diselingi oleh
floem yang berdinding tipis tersusun radial, pada bagian tengah terdapat empulur yang terdiri
atas sel-sel parenkimatis atau sklerenkimatis, mirip di akar kebanyakan tumbuhan monokotil.
32
Akar mungkin mempunyai jari-jari xilem satu hingga banyak. sesuai jari-jari ini maka akar
dinamakan bersifat:
1. Monoarkh apabila memiliki 1 jari-jari xilem;
2. Diarkh, jika mempunyai 2 jari-jari xilem;
3. Triarkh bila memiliki 3 kani-jani xilem.
4. Apabila akar mempunyai lebih dari enam jari-jari xilem maka disebut poliarkh.
Xilem di akar terdapat dibagian luar atau mengumpul pada bagian tengah, membuat bangunan
mirip bintang pada irisan melintang. jika xilem ada di bagian luar maka bagian tengah terdapat
empulur (Kimball, JW., 1983).
Percabangan Akar
Pada Angiospermae, primordia cabang akar terbentuk dari sel-sel perisikel
(perikambium). Sel-sel tersebut mengadakan pembelahan periklinal serta antiklinal. Selain
perisikel, sel-sel parenkim di stele yang berdekatan dengan perisikel juga membelah, sebagai
akibatnya hasil pertumbuhannya dapat menembus korteks akar induk. pada beberapa
tumbuhan, endodermis akar induk ikut juga merogoh bagian dalam pembentukan cabang akar.
Jika primordia cabang akar telah mencapai permukaan akar induk, jaringan yang berasal dari
endodermis akan meninggal dan terkelupas (Kimball, JW., 1983).
B. Alat dan Bahan
Alat Bahan
Mikroskop
Silet
Akar jagung
Objek glasa
Akar labu
Cover glass
Air atau
C. Langkah Kerja
33
D. Table Hasil Pengamatan
E. Pembahasan
Pada preparateakar jagung terdapat protoxylem, epidermis, korteks, endodermis, dan
metaxylem dimana semua itu menjadi organel untuk keberlangsungan akar jagung tersebut
dengan tipe berkas pembuluh radial yang dimana letak xilem dan floemnya bergantian menurut
jari-jari lingkaran serta ditemukan pada akar monokotil dan akar primer dikotil. Sedangkan
pada preparate akar labu hanya terdapat metaxylem, floem, dan protoxylem dengan tipe berkas
pembuluh yang sama seperti pada akar jagung.
34
F. Kesimpulan
Akar merupakan bagian dari tanaman yang berada di dalam tanah Ketika tumbuh, dimana
pada akar terdapat organel-ogenale penyusun akar yaitu epidermis (organel terluar dari akar),
korteks, metaxylem, protoxylem, xylem, floem, dan memiliki tipe berkas pembuluh yaitu
berkas pembuluh radial. Dimana berkas pembuluh radial aialah tipe jaringan pengangkut yang
letak xilem dan floemnya bergantian menurut jari-jari lingkaran dengan tipe ini terdapat pada
akar monokotil dan akar primer dikotil.
G. Table Isian
Tipe berkas
Gambar Definisi Keterangan
pembuluh
H. Daftar Pustaka
Fahn, A. 1995. Anatomi Tumbuhan Edisi Ketiga. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Fahn. A. 1991. Anatomi Tumbuhan Edisi 3. Yogyakarta. Universitas Gajah Mada Perss
Kimball, JW., 1983. Biologi. IPB, Jakarta: Erlangga.
Much. Marjanin, Hadmadi. 1980. Botani I. Jakarta: CV. Yasaguna.
Rosanti, D. 2013. Morfologi Tumbuhan. Jakarta: Erlangga.
Saifullah. 2020. Modul Pembelajaran SMA Biologi. SMAN 1 Kota Bima.
Syafii, Wan. 2013. Anatomi Tumbuhan. Riau. Universitas Riau Perss
Tjitrosoepomo, G., 1987. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Van Steenis, C.G.G.J., 1975. Flora untuk Sekolah di Indonesia. Jakarta: Paramita.
35
Anatomi Batang
Disusun oleh :
Kelompok 3
Irma Dela Agustin (1202060037)
Isna Ahsanu Nadya (1202060038)
Layalia Hurin Indallah (1202060044)
Mariyah Qurrotu’aini (1202060045)
Maya Kharisma (1202060046)
DAFTAR ISI
E. Pembahasan ..................................................................................................41
F. Kesimpulan ...................................................................................................42
36
tampak lagi sebab telah rusak/mati, sebab diganti oleh jaringan lain dari daerah stele. (Akmalia
2021)
Berkas Pembuluh
Berkas pembuluh adalah penyebab keluarnya variasi struktur batang. pada dikotil
berkas pembuluh umumnya membentuk silinder diantara korteks dan empulur. berdasarkan
proses perkembangannya, bisa dibedakan jaringan pembuluh primer serta jaringan pembuluh
sekunder. Jaringan pembuluh utama berasal dari prokambium. Prokambium dibentuk terus
menerus pada dekat meristem apeks. Xilem utama terdiri dari protoxilem serta metaxilem.
Protoxilem dibuat lebih dulu, sedangkan pembentukan serta pendewasaan metaxilem terjadi
kemudian. di monokotil yang tidak mengalami pertumbuhan sekunder, prokambium
terdiferensiasi seluruhnya menjadi xilem serta floem utama. pada dikotil selain berdiferensiasi
menjadi xilem serta floem primer, sebagian prokambium menjadi cambium pembuluh yang
nantinya membuat jaringan pembuiluh sekunder, yaitu xilem sekunder atau kayu serta floem
sekunder atau kulit kayu. Berkas pembuluh mempunyai banyak sekali macam tipe, diantaranya
tipe bikolateral, dimana susunan berkas pembuluhnya terdiri dari dua butir floem, floem
internal serta floem eksternal, model di famili Solanaceae (Akmalia 2021).
Empulur (Parenkim)
Bagian batang paling pada, berkas pengangkutan tidak tersusun padat tetapi terdapat
bangunan jaringan dasar antara lain, yang disebut dengan empulur. pada tumbuhan Monokotil,
tidak dibedakan antara kortek dengan empulur, sehingga dianggap jaringan dasar. Sistem
pembuluhnya terdiri dari ikatan pembuluh yang tersebar dan di potongan melintang tidak
memberikan satu lingkaran. Kebanyakan tumbuhan Monokotil mempunyai sarung daun yang
melindungi, relative lama, karena ruas-ruas batang masih melanjutkan pertumbuhan interkalar.
batang pada Monokotil seringkali termodifikasi menjadi risoma (gladiolus) atau pucuk menjadi
bulbul (Allium) (Akmalia 2021).
B. Alat dan Bahan
Alat Bahan
Mikroskop
Batang segar Bayam
Silet
Preparate awetan
Objek glasa
Preparate awetan
Cover glass
Batang segar jagung
Air atau
37
C. Langkah Kerja
38
Gambar 3. Dokumentasi Anatomi
Gambar 3. Anatomi penampang melintang
penampang melintang
Batang/Sunflower/Dikotil/Heliantus annuus
Batang/Sunflower/Dikotil/Heliantus annuus
(4x10)
(4x10)
Batang 2
39
Gambar 1. Dokumentasi Anatomi
Gambar 1. Anatomi penampang melintang
penampang melintang
Batang/Sunflower/Dikotil/Heliantus annuus
Batang/Sunflower/Dikotil/Heliantus annuus
40
Gambar 4. Dokumentasi Anatomi
Gambar 4. Anatomi penampang melintang
penampang melintang
Batang/Dikotil/Amaranthus sp.
Batang/Dikotil/Amaranthus sp.
E. Pembahasan
Batang 1 dan 2
Pada preparat batang bayam terdapat kambium, xylem, floem, korteks, dan epidermis.
Lalu pada preparate batang labu terdapat xylem, floem, empulur, protoxylem, perisikel, dan
metaxylem. Lalu padabatang bunga matahari terdapat parenkim empulur, cambium
intervaskuler, epidermis, xylem, floem, kolenkim, dan parenkim. Lalu pada preparat batang
jagung terdapat floem,xylem, empulur, dan ruang antar sel. Dan pada preparate batang
Asplenium nidus terdapat epidermis, floem, xylem, korteks, dan kolenkim.
Terdapat organel yang berbeda dari setiap preparate karena ditentukan dari jenis tanaman
yaitu termasuk tanaman monokotil atau dikotil, serta kejelasan dalam preparat yang terlihat.
Anatomi batang monokotil sangat tidak sama dengan anatomi batang dikotil. dari Fahn (1992),
histologis batang tanaman monokotil secara umum tersusun dari jaringan epidermis, jaringan
parenkim, fiber, serta jaringan pembuluh. Anatomi batang monokotil tidak bercabang-cabang,
pembuluh angkut (xylem-floem) beredar, tidak punya jari-jari empelur, tidak terdapat
kambium vascular sebagai akibatnya tidak dapat membesar, empulur tak dapat dibedakan di
daerah korteks.
Pada batang Monokotil, epidermis terdiri dari satu lapis sel dan memiliki dinding sel yang
tebal. Di bawah epidermis terdapat jaringan tipis yang terdiri atas jaringan sklerenkim yang
merupakan kulit batang. Kulit batang berperan memperkuat dan mengeraskan bagian luar
batang. epidermis dilengkapi dengan stomata dan trikomata. Sistem pembuluh pada monokotil
biasanya dari berkas yang tersebar seolah tak berarturan dan hal ini jelas terlihat pada
penampang melintang. Pada penampang melintang batang seperti yang dapat dilihat pada
ikatan yang tidak membentuk lingkaran seperti yang ditemykan pada penampang melintang
kebanyakan dikotil (Fahn, 1992).
Pada batang dikotil muda ada 3 wilayah yaitu epidermis, korteks serta stele.Epidermis
terdiri asal selapis sel dan merupakan bagian terluar batang. pada epidermis terdapat stoma
serta majemuk tipe trikoma. Dinding luar menebal dan mengalami kutinisasi. Sel-sel epidermis
kedap dan tidak mempunyai ruang antara sel. Epidermis berperan dalam mencegah transpirasi
serta melindungi jaringan dalam dari kerusakan mekanis dan penyakit.wilayah di sebelah pada
epidermis merupakan korteks, dan di bagian dalam korteks dibatasi oleh perisikel. Korteks
41
terbagi menjadi dua daerah yaiatu daerah kolenkim dan daerah parenkim. Kolenkim
menempati posisi pada bawah epidermis, serta parenkim di sebelah dalam kolenkim. Stele
terdiri atas perisikel, berkas vaskuler serta empulur. Berkas vaskuler tersusun melingkar.
Masing-masing berkas terdiri atas xilem, kambium serta floem. pada bagian tengah batang
dikotil tersusun atas jaringan parenkim yang memiliki ruang antar sel dan dianggap empulur.
F. Kesimpulan
Batang merupakan bagian sumbu tumbuhan yang pada biasanya tegak, berada pada atas
tanah serta menjadi daerah melekatnya daun dan struktur reproduktif. dari Tjitrosomo (1985),
Struktur batang monokotil tidak sama dengan struktur batang konifer dan batang dikotil dalam
2 hal: 1. Jaringan-jaringan pembuluh umumnya tersusun dalam berkas-berkas terpisah 2.
Seluruh sel di untaian prokambium menjadi dewasa ke dalam xilem serta floem, karena itu
kambium tidak terdapat.
Berdasarkan pengamatan dari preparat segar batang Bayam, batang Jagung, serta preparat
awetan (Cucurbitaceae sp.) dan (Heliantus annuus) bahwasanya di dalam batang tumbuhan
terdapat xylem, floem. Protoxylem, metaxylem, kambium, epidermis, parenkim, korteks, serta
ruang atar sel, dimana organel yang ditemukan pada batang terseut berfungsi untuk
berlangsungnya proses fotosintesis, dengan menghasilkan energi bagi tumbuhan itu sendiri dan
lingkungan.
G. Table Isian
Batang 1
Namna preparate Tipe-tipe berkas pembuluh
Batang 2
Tipe berkas
Gambar Definisi Karakteristik
pembuluh
Heliantus sp. Dikatakan Kolateral terbuka Karakteristiknya tentu
Kolateral terbuka karena diantara xylem dan memiliki kambium yang
floem tersebut terdapat bersifat dipleurus dan
42
kambium yang bersifat terdapat pada batang
dipleury (Mulyai. 2019:177). dikotil (Mulyai.
2019:177).
Karakteristik yang
dimiliki yaitu tidak
Dikatakan kolateral tertutup
terdapat kambium, namun
karena dibatara xylem dan
terdapat parenkim
floem tidak terdapat
penghubung yang
Zea mays Kolateral tertutup kambium, melainkan
dikelilingi jaringan
terdapat parenkim sebagai
sklerenkim yang dapat
pemhubung (Mulyai.
dijumpai pada batang
2019:177).
monokotil (Mulyai.
2019:177)
Karakteristik yang
Dikatakan kosentrik dimiliki yaitu xylem yang
Konsentrik amfikribal karena xylem dikelilingi floem dan
Asplenium nidus
amfikribal dikelilingi floem (Mulyai. hanya terdapat pada
2019:178). ptherydophyta (Mulyai.
2019:178).
Karakteristik yang
Dikatakan kolateral terbuka
dimiliki yaitu terdapat
karwna dibtara xylem dan
kambium yang bersifat
Amaranthus sp. Kolateral terbuka floem terdaoat kambiun
dipleureus serta pada
yang versifat dipleureus
batang dikotiledon
(Mulyai. 2019:177).
(Mulyai. 2019:178).
43
2. Apa fubgsi dari kambium?
Jawab: fungsinya yaitu membentuk xylem dan floem, dimana mengangkat hasil
fotosintesis berupa glukosa oksigen dan uap air dari daun ke seluruh bagian tumbuhan,
serta mengangkut air dan unsur hara dari akar menuju daun untuk fotosintesis.
3. Bagaimana pembenbukan xylem dan floem primer dan sekunder?
Jawab: primer: pembentukan xylem dan floem primer diawalai dari pelebaran daun dan
pemanjangan batang dengan cara mengedarkan makanan ke seluruh bagian tubuh
Sekunder: pembentukan xylem dan floem sekunder di pengaruhi oleh aktivitas
kambium vaskuler dimana akan membelah ke dalam membentuk xylem sekunder, dan
pembelahan keluar membentuk floem sekunder dan membentuk batang tanaman.
I. Daftar Pustaka
Akmalia, Hafidha Asni dan Dwimei Ayu Dewandari P. 2021. Biologi Umum. Semarang.
CU. Alinca Media Dipantara.
Campbell, N.A., J.B. Reece., & M.L. Cain. 2011. Biology 9th edition. San Francisco:
Pearson Education, Inc.
Dendro Symposium 2007, May 3rd–6th 2007, Riga, Latvia. GFZ Potsdam. p: 118 -122.
Worbes, M. 1999. Annual Growth Rings, Rainfall-Dependent Growth And Long-
Term Growth Patterns Of Tropical Trees The Caparo Forest Reserve In
Venezuela. J. Ecol., 87: 391-403
Esau, K. 1965. Plant Anatomy. John Wiley & Sons, New York, Toronto.
Evert, Ray F. 2006. Esau’s Plant Anatomy Third Edition. Jersey. Published Simultaneously
in Canada.
Fritts, H.C. 1976. Tree Rings and Climate. Academic Press Inc. London
Hasanah. U. et al. 2021. Anatomi dan Fisiologi Tumbuhan. Bandung. eu Hedia Sains
Indonesia.
Mulyani Sri. 2019. Anatomi Tumbuhan Edisi Revisi. Yogyakarta. Kandius.
Nugroho L., Hartanto dkk. 2012. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan. Jakarta: Penebar
Swadaya.
Pandit, I.K.N. dan H. Ramdan. 2002. Anatomi Kayu: Pengantar Sifat Kayu Sebagai Bahan
Baku. Institut Pertanian Bogor. Bogor
Pratiwi, R. 2015. Anatomi Tumbuhan. Surabaya. Universitas Negeri Surabaya Press
44
Premyslovska, E., J. Slezingerova and L. Gandelova. 2008. Tree ring width and basic
density of wood in different forest types. TRACE-Tree Rings in Archaeology,
Climatology and Ecology, Vol. 6: Proceedings of the
Saktyowari, P. O. 2014. Organisasi Dalam Tumbuhan. Jakarta. PT Wadah Ilmu.
Wahyuni, Sri. dkk. 2019. Anatomi Fisiologi Tumbuhan. Malang. UMM. Press.
45
Anatomi Daun
Disusun oleh :
Kelompok 4
E. Pembahasan ..................................................................................................50
F. Kesimpulan ...................................................................................................51
A. Teori Dasar
Daun merupakan bagian dari tumbuh-tumbuhan yang mempunyai fungsi dan peran
penting untuk melangsungkan kelangsungan hidup tumbuh-tumbuhan itu sendiri. Ciri khas dari
daun, pada umumnya berwarna hijau bentuk dari daun sebagian besar adalah melebar, memiliki
zat klorofil yang berguna untuk membantu proses fotosintesis. Daun juga mempunyai bagian-
bagian yang berperan penting untuk membantu proses pertumbuhan pada tumbuhan, setelah di
pelajari dan di pahami secara mendalam, maka manusia akan menyadari betapa pentingnya
daun pada tumbuhan. Sehingga secara tidak langsung manusia juga dapat mengetahui batapa
penting dan gunanya tumbuh-tumbuhan dalam hidup.
Pada lingkungan informal manusia secara umum mengetahui bentuk dari daun, namun
pada lingkungan ini manusia tidak mengetahui dan mengenal daun secara spesifik (Fahn,
1991). Fungsi daun adalah menyintesis bahan organik dengan menggunakan sinar sebagai
sumber energi melalui proses fotosintesis. Struktur luar dan dalam daun berkaitan dengan
perannya dalam proses fotosintesis dan transpirasi. Di dalam helaian daun terdapat jaringan
pembuluh. Mesofil daun yang terdapat di antara epidermis atas dan bawah dibedakan menjadi
dua macam, yaitu parenkim palisade dan parenkim spon.
Pada epidermis terdapat stomata yang membantu pertukaran gas antara jaringan daun
dan atsmofer. Setiap stomata terdiri atas dua buah sel penutup yang mengelilingi lubang kecil
(Mulyani, 2006: 26). Daun umumnya organ berwarna hijau yang terletak diatas tanah. Daun
mengandung sejumlah besar klorofil, pigmen yang menyebabkan daun dapat mengabsorpsi
energi cahaya dan menggunakannya untuk menghasilkan gula melalui fotosintesis.
Morfologi daun sangat bervariasi, hasil adaptasi yang sering terjadi terhadap faktor
pembata lingkungan hidup tumbuhan. Daun melekat pada batang oleh bagian yang sempit yang
disebut tangkai daun. Bagian daun yang lebar disebut helaian daun. Helaian daun biasanya tipis
dan rata, dan memiliki sistem pertulangan yang menyebabkan daun lentur dan kuat (Hidayat,
1995)
46
B. Alat dan Bahan
No Alat Bahan
5. Senter Handphone
C. Langkah Kerja
47
D. Tabel Hasil Pengamatan
1. Anatomi Daun Ficus sp
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Urticales
Famili : Moraceae
Genus : Ficus
Spesies : Ficus sp
Sumber :
https://alponsin.wordpress.com/2018/10/09
/anatomi-daun/ Keterangan
Diakses pada 25 Juni 2022, pukul 17:05 Sayatan : Melintang
WIB
Pembesaran : 10 x 10
Gambar 2.1 Anatomi Preparat Daun Lilium Gambar 2.2 Gambar Anatomi
sp Preparat Daun Lilium sp
48
Gambar 2.3 Literatur Anatomi Preparat
Klasifikasi dan Keterangan
Daun Lilium sp
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Liliales
Famili : Liliaceae
Genus : Lilium
Spesies : Lilium sp
Sumber :
Keterangan
https://slideplayer.info/slide/17992819/
Sayatan : Melintang
Diakses pada 25 Juni 2022, pukul 16:20
Pembesaran : 6 x 10
Gambar 2.1 Anatomi Preparat Daun Zea Gambar 2.2 Gambar Anatomi
mays Preparat Daun Zea mays
49
Gambar 2.3 Literatur Anatomi Preparat
Klasifikasi dan Keterangan
Daun Zea mays
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Monocotyledone
Ordo : Graminae
Famili : Graminaceae
Genus : Zea
Sumber : Keterangan
https://alponsin.wordpress.com/2018/10/09/ana
tomi-daun/ Sayatan : Melintang
Pembesaran : 10 x 10
Diakses pada tanggal 25 Juni 2022, pukul
17:17 WIB
E. Pembahasan
Pada Lilium sp dapat dilihat terdapat susunan daun melintang mulai dari jaringan
epidermis yang terdiri dari epidermis atas dan bawah, palisade, mesofil, dan jaringan
pembuluh. Pada jaringan ini terdapat stomata yang terdapat diantara sel epidermis bawah.
Pada anatomi penampang melintang daun Lilium sp. Dapat diidentifikasi bahwa daun ini
50
memiliki jenis daun tipe dorsiventral/bifacial. Menurut (Hidayat,1995: 207) bahwa tipe
bifacial memiliki permukaan atas (adaxial) dan bawah (abaxial) yang berbeda. Pada tipe ini
daun yang memiliki parenkim palisade hanya di salah satu sisi daun.
Daun karet kebo (Ficus elastic) Dari preparat daun Ficus elastica memperlihatkan
adanya kutikula yang terlalu pada bagian terluar daun. Kutikula biasanya ditutupi oleh
bahan bersifat lilin sehingga dapat mengurangi penguapan (evaporasi). Dibawah kutikula
ditemukan adanya jaringan epidermis. Pada sayatan Ficus elastica ditemukan adanya
epidermis ganda yang lebih tebal dari pada epidermis bawahnya. Epidermis ganda
merupakan hasil pembelahan dari periklinal protoderm. lapisan epidermis atas atau ganda
ini disebut juga hidrodermis sebab berguna untuk penyimpanan air. Pada epidermis
bawahnya ditemukan stomata, Dibawah jaringan epidermis, terletak jaringan mesofil.
Jaringan mesofil pada Ficus elastica mengalami diferensiasi menjadi jaringan palisade dan
jaringan spons. Jaringan palisade terletak diatas jaringan spons, melalui sayatan melintang
Ficus elastica terlihat jelas adanya jaringan pengangkut. Jaringan pengangkut terdiri dari
xylem dan floem.
Preparat awetan daun dari jagung Zea mays Jagung merupkan tumbuhan monokotil
atau Liliopsida yang sering digunakan sebagai bahan untuk mengamati struktur anatomi
daun. Hal tersebut berhubungan sayatan melintang daun daun Zea mays mudah dibedakan
antara jaringan epidermis, jaringan dasar dan jaringan pengankutnya. Jaringan eidermis atas
dan bawah daun jagung relatif sama, naman pada sisi adaksial (atas) sering ditemukan sel
buliform. Sel buliform memiliki fungsi untuk pengaturan membuka atau menggulungnya
daun ketika sumber air kurang atau kekeringan. Jaringan mesofil (bagian tengah) memiliki
struktur relatif sama sehingga tidak bisa dibedakan antara jaringan palisade dan jaringan
unga karang. Struktur daun yang demikian pada umumnya dimiliki oleh tumbuhan dari
famili Poaceae, sehingga sering digunakan sebagai salah satu identifikasi dari takson
tersebut. Pada bagian mesofil juga mudah ditemukan jaringan pengangkut yang ditandai
dengan adanya sel besar yang dikelilingi dengan sel-sel yang kecil sehingga sangat berbeda
strukturnya dengan jaringan disekelilingnya.
F. Kesimpulan
Daun merupakan organ tumbuhan yang sangat beragam, akan tetapi ciri penting
yang dimiliki organ tersebut adalah pertumbuhan apeksnya yang segera terhenti. Daun pada
seluruh tanaman memiliki istilah phyllum, yang sebagian besat berwarna hijau. Daun hijau
berfungsi khusus dalam proses fotosintesis sehingga biasa berbentuk pipih mendatar
51
sehingga mudah memperoleh sinar matahari dan karbondioksida. Letak stomata pada daun
monokotil terletak berderet, sedangkan stomata pada daun dikotil umumnya berderet, dan
pada daun ficus elestica memiliki tipe dosiventral, sedangkan pada daun zea mays dan lilium
sp tipe isobilateral (unifacial).
Pertanyaan 9.1
Pertanyaan 9.2
1. Dapatkah anda menemukan jaringan tiang pada mesofil? Terdiri dari apakah mesofil
pada daun jagung?
Jawab : Ya, saya dapat menemukannya,jaringan mesofil pada daun jagung itu terdiri
dari sel-sel parenkim yang memiliki ruang antar sel,itu biasanya sel-sel parenkim pada
daun jagung tidak berdiferensiasi menjadi jaringan.palisade dan spons, akan tetapi
tersusun oelh sel-sel parenkim yang tersetruktur dan ukurannya juga beragam.
2. Bagaimanakah letak ikatan pembuluhnya?
Jawab : Pada daun jagung (Zea mays), terletak secara tersebar atau berpisah dan tidak
beratur
3. Bagaimanakah letak stomata pada jagung, termasuk pada tipe apa?
Jawab : Stomata pada jagung memiliki bentuk yang memanjang dengan bagian ujung
membesar, berdinding tipis, dan berbentuk kecil di bagian tengah, yang membuktikan
bahwa pada daun jagung terdapat mofifikasi epidermis berupa stomata yang berbentuk
diasitik.
4. Dimana anda dapat menemukan selubung berkas pengangkut?
Jawab : Berkas pengangkut dapat ditemukan pada meosif dan skelerenkim pada daun
jagung ditemukan dekat epidermis.
5. Setelah anda mengamati kedua preparate di atas, bagaimanakah kesimpulan anda tentang
daun monokotil dan dikotil?
52
Jawab : Daun pada tumbuhan dikotil dan monokotil memiliki 3 sistem jaringan, yaitu
jaringan epidermis, jaringan mesofil dan jaringan pembuluh. Jaringan mesofil pada daun
monokotil tidak mengalami differensiasi menjadi palisade dan spons. Letak berkas
pengangkut pada monokotil terletak tersebar dan tidak beraturan, sedangkan pada dikotil
susunan berkas pembuluhnya terletak rapi. Stomata pada monokotil berderet diantara
urat daun sedangkan dikotil terletak melapisi permukaan dari bawah daun.
Pertanyaan 9.3
53
H. Daftar Pustaka
Mulyani, Sri. 2019. Anatomi Tumbuhan Edisi Revisi. Yogyakarta. PT. Konsins
54
Anatomi Bunga
Disusun oleh :
Kelompok 4
E. Pembahasan ..................................................................................................61
F. Kesimpulan ...................................................................................................62
A. Teori Dasar
Bunga merupakan alat perkembangbiakan generatif, tempat terjadinya peristiwa
penyerbukan dan pembuahan.Pada bagian bunga, terdapat dua organ reproduksi yaitu putik
dan benang sari. Bunga terdiri atas bagian yang fertil, yaitu benang sari dan daun buah, serta
bagian yang steril yaitu daun kelopak dan daun mahkota. Tumbuhan dapat memperbanyak
diri atau berkembang biak. Bunga yang demikian disebut bunga banci atau hermafrodit.
Suatu bunga dikatakan bunga lengkap apabila memiliki semua bagian utama bunga (Machin
dan Scopes, 2005).
Berdasarkan tipenya, bunga dibagi menjadi bunga tunggal dan bunga majemuk.
Tipe bunga majemuk (suatu bunga majemuk yang dapat dibedakan dari cabang yang
mendukung sejumlah bunga di ketiaknya ) dan bunga tunggal (satu tangkai mendukung satu
bunga), bunga yang terdapat di ketiak daun (Flos axillaris) bunga pada ujung batang (Flos
terminalis) (Tjitrosoepomo, 2013). Bagian-bagian bunga tunggal terdiri atas tangkai bunga
(pedicel), dasar bunga (receptacle), kelopak (calyx), mahkota (corolla), benang sari
(stamen), dan putik (pistil). Bagian-bagian bunga majemuk terdiri atas ibu tangkai bunga
(peduncle), daun pelindung (bract), daun tangkai (bracteola), tangkai daun dan bunga
(Stace, 1980 : 32)
Bunga memiliki beberapa fungsi yaitu sebagai tempat berlangsungnya
penyerbukan dan pembuahan. Serta dapat terjadi perkembangbiakan tanaman. Beberapa
tanaman bahkan memiliki bunga yang berfungsi sebagai mekanisme pertahanan yang alami.
Misalnya beberapa teman yang akan langsung membentuk bunga bila kekurangan air atau
suhu yang terlalu rendah. Selain berfungsi sebagai alat perkembangbiakan, bunga juga
memiliki banyak manfaat bagi kehidupan manusia, antara lain sebagai sumber makanan,
minuman, penghias, bahan parfum, bahan obat, untuk keperluan budaya, dan lain-lain
(Harry, 1994).
55
B. Alat dan Bahan
Alat
No Alat Jumlah
1 Mikroskop 1 Buah
2 Kaca Preparat 1 Buah
3 Kaca Objek 1 Buah
4 Pinset 1 Buah
5 Pipet 1 Buah
6 Silet 1 Buah
7 Botol Aquades 1 Buah
Bahan
No Bahan Jumlah
1 Bunga Sepatu (Hibiscus rosa sinensis) 1 Buah
2 Bunga Pepaya (Carica papaya) 1 Buah
3 Bunga Kupu-kupu (Bauhinia purpurea) 1 Buah
4 Bunga Mawar (Rosa damascene) 1 Buah
C. Langkah Kerja
56
D. Tabel Hasil Pengamatan
Gambar 1.1 Dokumentasi Anatomi Polen Gambar 1.2 Gambar Anatomi Polen &
& Ovarium Bunga sepatu ((Hibiscus rosa Ovarium Bunga sepatu ((Hibiscus rosa
sinensis)) sinensis))
Pollen Polen
Ovarium Ovarium
Divisi : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Ordo : Malvales
Famili : Malvaceae
Sumber: https://pdfcoffee.com/mikroteknik- Genus : Hibicus
asetolisis-pdf-free.html. Diakses pada 26
Juni 2022 Pukul 5.55 WIB Spesies : Hibicus rosa
Ovarium sinensis
Sumber : (Reny,2021)
57
Sumber :
https://www.google.com/search?q=+preparat
+bagian-bagian+ovarium+bunga.
Diakses pada 26 Juli 2022,Pukul 6.09 WIB
Ovarium Ovarium
58
Gambar 3.1 Anatomi Polen & Ovarium Gambar 3.2 Anatomi Polen & Ovarium
Mawar (Rosa damascene) Bunga Mawar (Rosa damascene)
Polen Polen
Ovarium Ovariu
59
Gambar 4.1 Dokumentasi Gambar 4.2 Gambar Anatomi Polen &
Anatomi Polen & Ovarium Kupu- Ovarium Kupu-kupu (Bauhinia
kupu (Bauhinia purpurea) purpurea)
Polen Polen
Ovarium Ovarium
Sumber : (Widiyantoro,2010).
60
Sumber:www.biologysosial.com. Diakses
26 Juni 2022. Pukul 7.19
E. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan pada pollen Hibiscus sp. ditemukan adanya serbuk
sari (pollen), yang terdiri dari Exine, sitoplasma, intine, dan nucleus. pada preparat polen
Hibsicus sp memiliki struktur yang terlihat jelas dengan adanya seperti duri-duri di bagian
luar yaitu echin (ornamen), exine dan intine. Serbuk sari pada Hibiscus sp. ini berbentuk
bulat dengan dindingnya yang terdiri dari lapisan yang lunak dan eksin. Menurut Hidayat
(1995:225) bahwa, dinding butir sari terdiri dari dua lapisan utama yaitu yang lunak di
bagian dalam dan eksin yang keras di bagian luar. Eksin terbagi lagi menjadi bagian yang
tidak berlekuk di sebelah dalam yakni neksidon bagian yang menunjukkan pola lekukan
khas disebelah luar yakni seksin. Pada hasil pengamatan ovarium Hibiscus sp ditemukan
bakal buah yang terdiri dari integument luar, integument dalam, dinding ovule, ovule,
embrio, funiculus, placenta, psilitim, dan locule. Ovulum melekat pada dinding ovarium
dengan adanya tangkai bakal biji (funikulus) yang mengandung satu berkas pembuluh.
Bakal biji terdiri dari jaringan tengah atau nuselus, dilingkari dengan integumen dalam dan
integumen luar.
Carica papaya ditemukan adanya ovarium saja, ovarium menunjukkan adanya
funiculus, perisikarp, plasenta, dan ovule (bakal biji). Hal ini sesuai dengan yang dikatakan
oleh Noflindawati (2019), yaitu bagian yang paling dominan pada bunga pepaya adalah
bakal buah (ovarium) yang di dalamnya terdapat bakal biji (ovulum) yang melekat pada
dinding ovarium melalui plasenta. Pada bunga kupu-kupu (Bauhinia purpurea) ditemukan
Sperm nuclel,ovary dan ovale.
Berdasarkan hasil pengamatan pada bunga kupu-kupu (Bauhinia purpurea)
ditemukan polen dan ovarium, polen Bauhinia purpurea kurang detail tetapi dalam literatur
menunjukkan adanya struktur exine, intine, ornamen, dan juga apertura. Menurut
Kumaladita (2014) dalam jurnalnya disebutkan hasil pengamatan mengenai Bauhinia
purpurea ini menunjukkan struktur apertura yang merupakan celah permukaan butir serbuk
61
sari dengan tipe apertura yaitu trikolporat. Pollen pada Bauhinia purpurea ini berbentuk
sedikit memanjang berwarna Coklar. Menurut Hidayat (1995: 224) bahwa, serbuk sari
berupa tubuh yang bersimetri radial atau bilateral pada dindingnya terdapat bagian yang
kurang kuat yang disebut aperatur. Ada yang bulat dan ada yang memanjang (kolpi). Benang
sarinya berbekas dua atau benang sari bertukal dua (diadelphus), yaitu jika benang sari
'terbagi meqjadi dua kelompok 9 dengan tangkai yang berdekatan dalam masing-masing
kelompok, jumlahnya dalam masing-masing kelompok tidak perlu sama.
Pada bunga mawar (Rosa damascene) di temukan polen dan ovarium. Polen pada
mawar terdiri Nukleus dan sitoplma, sedang untuk ovariumnya sendiri hasil dari
pengamatan kurang detail, pada pengamatan mawar hanya ditemukan ovule.
F. Kesimpulan
Bunga merupakan alat perkembangbiakan generatif, tempat terjadinya peristiwa
penyerbukan dan pembuahan.Pada bagian bunga, terdapat dua organ reproduksi yaitu putik
dan benang sari. Berdasarkan hasil pengamatan tersebut dapat disimpulkan bahwa pollen
pada Hibiscus sp. dan Bauhinia purpurea memiliki bentuk dan struktur anatomi yang
berbeda, pada pollen Hibiscus sp. berbentuk bulat dan berduri dengan dindingnya yang
terdiri dari dua lapisan dan ditemukan adanya eksin, ornamen eksin, sitoplasma, intine, dan
nucleus. Sedangkan pada Bauhinia purpurea, pollen berbentuk bulat memanjang dan adanya
eksin, pigmen warna, dan sitoplasma. Pada ovarium Carica papaya = dapat ditemukan
struktur anatomi ovarium Carica papaya yang terdiri dari pericarp, endocarp, placenta,
ovule, locule, funiculus, dan embrio. Sedangkan pada ovarium Hibiscus sp. ditemukan bakal
buah yang terdiri dari integument luar, integument dalam, dinding ovule, ovule, embrio,
funiculus, placenta, psilitim, dan locule.
G. Pertanyaan dan Jawaban
1. Bagaimanakah perbedaan struktur bunga hibiscus Rosa sinensis dan Bauhinia puspurea
Jawaban :
Bunga hibiscus Rosa sinensis merupakan tanaman perdu tahunan dengan tinggi lebih
kurang 3 m. Batangnya bulat, berkayu, keras dan diameter lebih kurang 9 cm memiliki
warna bunga yang bervariasi. Daun tunggal, tapi bergerigi, ujung runcing, pangkal
tumpul, panjangnya 10-16 cm, lebar 0,5-1 cm. Hijau muda. Bunga tunggal berbentuk
terompet, di ketiak daun, kelopak bentuk lonceng, mahkota terdiri 15-20 daun mahkota
berwarna merah muda, benangsari merah, kepala kuning dan putih berbentuk tabung.(Tia
Mutiara,2006). Sedangkan Bauhinia puspura. Bauhinia purpunae merupakan bunga
kupu-kupu. Bunga kupu-kupu termasuk kelompok bunga tunggal yang hanya terdapat
62
sekuntum bunga. Bunganya berwarna merah, bunga berumah 1 (berkelamin dua, panjang
pangkal bunga lebih kurang 2 cm, memiliki mahkota bunga berbentuk bulat telur, tinggi
tabung kelopak bunga sekitar 0,5 cm, panjang tepi kelopak bunga sekitar 3 cm. benang
sari sempurna berjumlah 10. (Khairwal.2017)
2. Berikan fungsi masing-masing ?
Jawab:
Dalam suatu bunga bagian peta maupun sepal merupakan bagian parianth (perhiasan
bunga) atau disebut juga bagian steril
▪ Petal berfungsi sebagai pelindung (Melinda) alat-alat kelamin pada bunga sebelum
terjadi proses penyerbukan.
▪ Sepal berfungsi memberikan perlindungan pada tunas bunga yang sedang
berkembang
Bagian fertil merupakan bagian reproduksi pada bunga yang terdiri dari stamen dan
karpel
▪ Stamen(Mikrosporofil) fungsi sebagai sel gamet jantan yang menghasilkan dan
filamen, serta menyusun andresium.
▪ Karpel(Megasporofil) fungsi sebagai reproduksi bunga betina di mana menjadi proses
pembuahan.
63
H. Daftar Pustaka
Erica, D. 2012. Pengaruh CaCl2 terhadap Warna dan Cita Rasa Buah Pepaya Kupas
Menggunakan Edible Coating Pada Penyimpanan Suhu Kamar. Padang : Teknik
Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian (TPPHP).
Harry, N. R. 1994. Usaha tani bunga potong. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian. Jakarta.
Hidayat, B Estiti. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung: ITB
Machin, B., Scopes, N. 1978. Chrysanthemums Year-Round Growing. London: Blandford
Press.
Mulyani, S. (2006). Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta: Kanisius.
Ramdhini,Rizki Nisfi. 2021. Anatomi Tumbuhan. Jakarta : Erlangga
Rukmana, R. 2005. Budi Daya Rumput Unggul. Yogyakarta : Kanisius.
Sarah, Solifa, dkk. 2017. Ciri Morfologi Polen Dan Spora Tumbuhan Dari Sedimen Rawa
Jombor Klaten. Bioma, 19 (1)
Steenis, C.G.G.J. 1980. Flora. Jakarta: PT Pradya Paramita.
Tjitrosoepomo, G. 2005. Morfologi Tumbuhan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
64