Disusun Oleh:
Kelompok 8/19A
1. Melini (1903842050
2. Syarifah Miftahuli Ulfah (190384205040)
3. Zakaria (1903842050
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Esa atas berkat dan rahmat-Nya, kami dapat
menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah Belajar dan
Pembelajaran dengan judul “Teori Belajar Humanistik” tepat pada waktu yang telah
ditentukan. Pada kesempatan ini, tim penulis juga ingin mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah memberikan dukungan,bantuan serta doa
dalam penulisan makalah ini, yaitu :
1. Ibu Elfa Oprasmani, S.Pd., M.Pd. selaku dosen mata kuliah Belajar dan
Pembelajaran FKIP UMRAH
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, maka dari itu
kami mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak demi
kesempurnaan makalah ini. Semoga dengan adanya makalah mata kuliah Belajar dan
Pembelajaran ini dapat menambah pengetahuan terkait dengan judul makalah dan juga
kami berharap semua pihak yang membaca dapat menarik hikmah dan kebaikannya
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................................2
DAFTAR ISI..................................................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN..............................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................6
2.2 Pandangan dari beberapa ahli atau tokoh Teori Humanistik terhadap Belajar.....................7
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................................15
3.2 Saran....................................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................16
BAB 1
PENDAHULUAN
Belajar bukan hanya menghafal dan bukan pula mengingat, tetapi belajar adalah
suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri peserta didik.
Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk,
seperti perubahan pengetahuanya, sikap dan tingkah laku ketrampilan, kecakapanya,
kemampuannya, daya reaksinya dan daya penerimaanya. Jadi, belajar adalah suatu
proses yang aktif, proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada pada peserta didik.
Belajar merupakan suatu proses yang diarahkan pada suatu tujuan, proses berbuat
melalui situasi yang ada pada peserta didik.
Belajar merupakan sebuah proses yang terjadi pada manusia dengan berpikir,
merasa, dan bergerak untuk memahami setiap kenyataan yang diinginkannya untuk
menghasilkan sebuah perilaku, pengetahuan, atau teknologi atau apapun yang berupa
karya dan karsa manusia tersebut. Belajar berarti sebuah pembaharuan menuju
pengembangan diri individu agar kehidupannya bisa lebih baik dari sebelumnya.
Belajar pula bisa berarti adaptasi terhadap lingkungan dan interaksi seorang manusia
dengan lingkungan tersebut.
Salah satu teori belajar yaitu humanistik yang menekankan perlunya sikap saling
menghargai dan tanpa prasangka (antara klien dan terapist) dalam membantu individu
mengatasi masalah-masalah kehidupannya. Teori ini menyakini bahwa klien
sebenarnya memiliki jawaban atas permasalahan yang dihadapinya dan tugas terapist
hanya membimbing klien menemukan jawaban yang benar. Menurut Rogers, dalam
Sudrajat bahwa teknik-teknik assessment dan pendapat para terapist bukanlah hal yang
penting dalam melakukan treatment kepada klien. Deskripsi di atas menunjukkan
betapa pentingnya mendeskripsikan dan mengkaji teori belajar humanistik dan
implikasinya dalam pembelajaran di tengah kegagalan pendidikan di Indonesia yang
lebih mementingkan dan hanya menjadikan aspek kognitif sebagai acuan terbesar
dalam mengukur kualitas pendidikan di Indonesia.
PEMBAHASAN
Ada beberapa ahli yang terkenal sebagai penganut dari teori ini. Para ahli ini
memiliki pandangan yang mengarah pada teori humanistik dan memberikan pendapat
terkait dengan tahapan pembelajaran, golongan orang yang belajar, tipe belajar, dan
tujuan dari pembelajaran itu sendiri. Beberapa ahli beserta pendapatannya mengenai
pembelajaran dari sudut padang teori Humanistik tersebut adalah:
A. David Kolb – Experiental Learning Theory
David Kolb yang berorientasi pada Teori Humanistik ini menelurkan satu teori
hasil pemikirannya, bahwa belajar merupakan sebuah proses saat pengetahuan
diciptakan melalui perubahan atau transformasi pengalaman. Pengetahuan adalah
kombinasi dari kemampuan untuk memahami dan mentransformasikan pengalaman.
Kolb terkenal dengan Teori Pembelajaran Eksperiental atau Experiental Learning
Theory, yaitu sebuah teori pembelajaran yang ditekankan
pada model holistik.
Tahapan belajar menurut teori Kolb adalah sebagai berikut:
• Reflection Observation
Di tahap ini, seseorang yang mengalami kejadian tadi mencoba untuk melakukan
observasi berupa pencarian jawaban, melaksanakan refleksi yang kemudian ditandai
dengan munculnya beberapa pertanyaan tentang kejadian terkait.
• Abstract Conceptualization
Tahap ini adalah kondisi di mana seseorang berusaha membuat abstraksi atau
mengembangkan teori dari obyek perhatian suatu kejadian.
• Active Experimentation
Tahap ini merupakan titik dimana seseorang secara aktif melakukan percobaan yang
merupakan hasil dari aplikasi konsep dan teori ke situasi kenyataan.
Gaya Pembelajaran oleh David Kolb :
Dari tahapan pembelajaran menurut pandangan Kolb, ia kemudian berpikir bahwa
gaya untuk menjalani setiap tahapan pembelajaran oleh satu orang dengan orang
lainnya akan berbeda. Kolb juga membagi beberapa gaya belajar tersebut menjadi
beberapa jenis, yaitu:
• Converger
yaitu tipe orang yang suka belajar dengan memiliki jawaban tertentu atau sudah
pasti. Mereka yang memiliki gaya belajar Converger biasanya ditandai dengan sifat
tidak emosional dan lebih suka menghadapi benda (mati) dibandingkan manusia.
• Diverger
yaitu tipe belajar seseorang yang hobi menelaah berbagai sisi dan mencobanya
menghubungkan semua sisi tersebut menjadi kesatuan utuh. Orang dengan tipe
Diverger biasanya memiliki preferensi untuk mendalami bahasa, sastra, sejarah,
atau ilmu sosial.
• Assimilation
yaitu tipe belajar seseorang yang cenderung tertarik pada konsep abstrak. Mereka
tidak akan terlalu memperhatikan penerapan atau praktik dari ide-ide mereka.
Biasanya, orang dengan gaya belajar ini cenderung tertarik dengan hal-hal ilmiah
dan matematika.
• Accomodator
yaitu tipe atau gaya belajar seseorang yang berusaha mengembangkan berbagai
konsep. Orang dengan gaya belajar ini cenderung menyukai hal-hal yang konkret
dan bisa dipraktikkan.
B. Honey dan Mumford
Pandangan Kolb sedikit banyak memengaruhi pandangan dari Honey dan
Mumford yang memiliki teori tersendiri mengenai pembelajaran dan berkiblat pada
teori humanistik. Menurut mereka, ada beberapa golongan orang belajar, yaitu:
• Kelompok Aktivis
Yaitu, tipe orang dengan golongan belajar ini adalah mereka yang tidak sungkan
untuk melibatkan diri dan berkontribusi dalam kegiatan. Mereka menginginkan
pengalaman baru. Sifat orang dengan gaya belajar ini biasanya mudah diajak
ngobrol, pemikirannya relatif terbuka, bisa menghargai pendapat dan pemikiran
orang lain, dan memberikan kepercayaan pada orang lain secara lebih mudah.
• Kelompok Reflektor
Yaitu, tipe orang dengan golongan belajar ini ditandai dengan karakteristik sifat
orang yang sangat berhati-hati, cenderung memiliki banyak pertimbangan sebelum
berani mengambil keputusan, mereka tidak mudah dipengaruhi oleh orang lain, dan
orang-orang ini
cenderung konservatif.
• Kelompok Teroris
Yaitu, orang yang tergabung dalam golongan belajar ini biasanya termasuk orang
yang kritis dan hobi menganalisis segala sesuatu dari segala sisi, pikirannya rasional
dan sangat menggunakan akal sehat, tidak suka dengan hal-hal yang spekulatif,
pendiriannya kuat, serta tidak mudah dipengaruhi oleh orang lain.
• Kelompok Pragmatis
Yaitu, golongan belajar ini didominasi oleh orang-orang dengan karakteristik yang
praktis, menyukai hal-hal yang ringkas dan tidak bertele-tele, dan berpikir bahwa
sesuatu dianggap berguna ketika bisa dilaksanakan atau dipraktikkan dalam
kehidupan.
C. Habermas
Habermas memiliki pendapat bahwa jika belajar baru akan terjadi ketika
seseorang melakukan interaksi dengan lingkungannya. Lingkungan belajar yang
dimaksud Habermas adalah lingkungan alam dan lingkungan sosial. Keduanya
merupakan lingkungan yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan manusia.
Jika Honey dan Mumford menyatakan adanya kelompok-kelompok belajar
dalam teori pembelajaran mereka, lain halnya dengan pandangan teori belajar dari
Habermas yang menelurkan hasil pemikiran berupa klasifikasi tipe belajar
seseorang, yaitu:
• Technical Learning
adalah teknik belajar di mana seseorang berinteraksi dengan sekitarnya, terutama
lingkungan alam, secara benar. Mereka belajar tentang pengetahuan dan
keterampilan apa yang dibutuhkan agar mereka bisa mengelola lingkungan alam
secara baik dan juga benar.
• Practival Learning
adalah teknik di mana seseorang mampu berinteraksi dengan lingkungan sosial.
Mereka belajar bagaimana caranya berinteraksi dengan manusia lain secara
harmonis. Interaksi yang terjadi secara benar pada individu yang belajar dengan
lingkungan alam akan tampak dari relevansinya dengan kepentingan manusia.
• Emancipatory Learning
adalah teknik di mana seseorang mencapai pemahaman dan kesadaran tinggi pada
perubahan budaya sosial. Peserta didik membutuhkan pengetahuan dan
keterampilan yang benar guna mendukung transformasi kultur yang terjadi. Ketika
seorang peserta didik sudah memiliki pemahaman serta kesadaran terhadap
kondisi perubahan kultural ini, maka peserta didik dianggap sudah mampu
mencapai tahap belajar yang paling tinggi.
E. Arthur Combs
Memiliki pendapat bahwa belajar merupakan hal yang bisa terjadi tatkala bagi
seseorang ada artinya. Guru tidak bisa memaksa seseorang untuk mempelajari hal
yang tidak disukai atau dianggap tidak relevan. Ketika muncul perlawanan, hal itu
sebenarnya merupakan bentuk perilaku buruk yang mencerminkan ketidakmauan
seseorang untuk mempelajari hal yang bukan minatnya, karena sama saja dengan
melakukan sesuatu yang baginya tidak mendatangkan kepuasan.
F. Abraham Maslow
Memiliki pandangan yang berbeda terkait dengan teori belajar humanistik ini.
Maslow berpendapat bahwa proses belajar pada manusia merupakan proses yang
dilaluinya untuk mengaktualisasikan dirinya. Belajar adalah proses untuk mengerti
sekaligus memahami siapa diri kita sendiri, bagaimana kita menjadi diri kita sendiri,
sampai potensi apa yang ada pada diri kita untuk kita kembangkan ke arah tertentu.
G. Carl Rogers
Baginya, pengalaman individu merupakan fenomena logika yang dialami
oleh individu itu sendiri. Rogers juga berpendapat bahwa setiap manusia memiliki
kecenderungan untuk mencapai kesempurnaan hidup, membentuk konsep hidup
yang unik, dan tingkah lakunya selaras dengan konsep kehidupan yang
dimilikinya. Menurut Rogers, pembelajaran terjadi melalui fenomena hidup atau
pengalaman yang dialami setiap orang.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kami selaku
penyusun mohon diberi saran dan kritik yang membangun guna terciptanya makalah
yang lebih baik di waktu yang akan dating.
DAFTAR PUSTAKA
Ardy Wiyani, Novan. & Irham, Muhammad. 2013. Psikologi Pendidikan: Teori dan
Harianto. & Sugiyono. 2011. Belajar dan Pembelajaran Teori dan Konsep Dasar.
Slameto. (1995). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Dra. Eveline Siregar, M.Pd. ; Hartini Nara, M.Si. Teori Belajar dan Pembelajaran.
Prof. Dr. Mukhlas Sumani, M.Pd. Belajar dan Pembelajaran ; Teori dan Konsep Dasar.