MODUL V
JARINGAN PENGUAT/PENYOKONG
KELOMPOK 3
Puji dan syukur kami panjatkan ke khadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami kelompok 3 sebagai penyusun dapat menyelesaikan
tugas laporan praktikum yang berjudul “Jaringan Penguat/Penyokong” ini tepat pada
waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata
kuliah Botani Farmasi. Selain itu, laporan praktikum ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Dalam penyusunan laporan ini tentu tak lepas dari pengarahan dan bimbingan dari
berbagai pihak, terutama dari dosen pengampu mata kuliah ini yaitu ibu apt. Mutia
Fatmawati S., M.S.Farm. Maka dari itu kami sebagai penulis mengucapkan rasa
hormat dan terima kasih kepada semua pihak yang turut andil dalam penyusunan
laporan ini sehingga kami dapat menyelesaikan laporan praktikum ini. Kami sebagai
penyusun sangat menyadari bahwa laporan praktikum ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran para pembaca untuk
kesempurnaan laporan praktikum ini dengan baik. Sehingga laporan praktikum ini
dapat memberi informasi berguna bagi para pembaca dan khususnya bagi kami
kelompok 3 sebagai penyusun.
Penulis sangat berharap laporan praktikum ini dapat memberi manfaat bagi siapa saja
yang membaca dan menambah pengetahuan bagi kita semua. Atas perhatiannya
penulis ucapkan Terima Kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 TUJUAN
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan mengenai jaringan penguat pada
tumbuhan beserta bentuk-bentuknya.
4
BAB II
LANDASAN TEORI
Jaringan ini tersusun atas sel-sel hidup yang mengalami penebalan dinding primer
yang tersusun atas selulosa dan pektin. Selnya bersifat plastis (lentur), bentuk sel
memanjang, terkadang mengandung kloroplas dan tanin. Terdapat pada batang,
daun, bunga, buah, dan akar yang cukup tua. Biasanya terbentuk tepat di bawah
epidermis. Menurut tipe penebalan dinding sel, terdapat dua tipe jaringan kolenkim,
yaitu:
1. Kolenkim menyudut (Angular), yaitu dengan penebalan dinding pada sudut sel,
susunan sel tidak teratur dan tanpa adanya ruang antar sel. Contoh: tangkai daun
dan batang Cucurbita, Dahlia, Datura, dan Atropa belladona.
2. Kolenkim Lamellar, yaitu penebalan terjadi pada dinding tangensial, dinding radial
tidak menebal, dan tanpa ruang antar sel.
5
(herbaceous) dan bahkan pada organ dewasa. Kolenkim bersifat plastis sehingga
dapat meregang secara irreverssibbel dengan adanya pertumbuhan organ.
Kolenkim dewasa kurang plastis, lebih kuat, tetapi lebih mudah rusak daripada
kolenkim muda (Hidayat,1995).
7
Ciri ciri Jaringan Sklerenkim
Menurut Agustina (2010), ciri ciri jaringan sklerenkim yaitu : Selnya mati,
dindingnya berlignin (zat kayu) dan mengandung selulosa dinding sel. Sehingga
sel-selnya menjadi kuat dan keas. Penebalan lignin terletak pada dinding sel
primer dan sekunder, umumnya terdapat pada batang dan tulang daun, jaringan
sklerenkim tersusun dari sel sel dengan dinding yang keras, hanya ada sedikit
ruang untuk protoplas yang nantinya hilang jika sel dewasa
8
BAB III
PERCOBAAN
3.1 ALAT
1. Mikroskop
2. Object glass
3. Cover glass
4. Cutter / Silet
5. Pipet tetes
3.2 BAHAN
1. Preparat ( penampang melintang tangkai batang Solanum nigrum, kerokan
tempurung Cocos nucifera, penampang melintang batang Arachis hypogaea,
dan penampang membujur Cordyline fruticosa ).
2. Air
3. Anilin sulfat
Siapkan mikroskop
9
2.4 HASIL PENGAMATAN
1. Mengamati sel sklereid, lumen kecil yang membentuk noktah pada Cocos nucifera
(Tempurung kelapa)
Sklereid
Dinding sel
Jaringan kolenkim
Perbesaran Lensa :
Objektif : 4/0.10
Okuler kanan : 75
Okuler kiri : 70
Reagen : Aquadest
Jenis potongan : Sayatan tipis pada tempurung atau dengan cara pengerokan
Ditemukan : Jaringan Kolenkim, dinding sel, dan sklereid
Klasifikasi Ilmiah
Nama Lokal : Kelapa
Nama Latin : Cocos nucifera
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Monocotylenonae
Ordo : Palmales
Famili : Palmae
Genus : Cocos
Spesies : Cocos nucifera
10
2. Mengamati jaringan kolenkim angular dan kolenkim lamellar batang Solanum
nigrum ( Batang Leunca)
Kolenkim lamellar/
lempeng
Perbesaran Lensa :
Objektif : 4/0.10
Okuler kanan : 75
Okuler kiri : 70
Reagen : Aquadest
Jenis potongan : Sayatan tipis
Ditemukan : Kolenkim lamellar/ lempeng
Klasifikasi Ilmiah
Nama Lokal : Leunca
Nama Latin : Solanum nigrum
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae
Genus : Solanum
Spesies : Solanum nigrum L
11
3. Mengamati Jaringan kolenkim dan jaringan sklerenkim pada Arachis hypogaea
(Batang kacang tanah)
Sklerenkim
Epidermis
Emplur
Perbesaran Lensa :
Objektif : 4/0.10
Okuler kanan : 75
Okuler kiri : 70
Reagen : Aquadest
Jenis potongan : Sayatan tipis
Ditemukan : Sklerenkim, Epidermis, Emplur.
Klasifikasi Ilmiah
Nama Lokal : Kacang tanah
Nama Latin : Arachis hypogaea
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Arachis
Spesies : Arachis hypogaea L
12
4. Mengamati jaringan parenkim pada Cordyline fruticosa (Batang Hanjuang)
Jaringan Parenkim
Perbesaran Lensa :
Objektif : 4/0.10
Okuler kanan : 75
Okuler kiri : 70
Reagen : Aquadest
Jenis potongan : Sayatan tipis
Ditemukan :
Klasifikasi Ilmiah
Nama Lokal : Hanjuang
Nama Latin : Cordyline fruticosa
Kingdom : Plantae
Divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotylenoneae
Ordo : Liliflorae
Famili : Liliaceae
Genus : Cordyline
Spesies : Cordyline fruticosa
13
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada praktikum ini bertujuan untuk melihat jaringan penguat dan pengangkut
pada tumbuhan. Adapun spesimen yang digunakan pada pengamatan jaringan
penyokong adalah yaitu Cocos nucifera (Tempurung kelapa), Solanum nigrum
(Batang Leunca), Arachis hypogaea (Batang kacang tanah), Cordyline fruticosa
(Batang Hanjuang).
Telah kita pelajari mengenai jaringan penyokong/penguat bahwa jaringan
penyokong/penguat merupakan jaringan yang berfungsi untuk menyokong agar
tanaman dapat berdiri dengan kokoh dan kuat. Jaringan penyokong dibagi menjadi
dua yaitu jaringan kolenkim dan sklerenkim. Jaringan kolenkim adalah jaringan
penyokong yang masih muda, jaringan yang berdinding tebal terutama pada sudut-
sudutnya. Jaringan sklerenkim adalah jaringan yang terdiri dari sel-sel yang sudah
mati, dinding sel yang tidak elastis tetapi kuat. Dinding-dinding sel ini sangat tebal
dan dibangun dalam lapis yang sama di sekitar batas sel. Jaringan sklerenkim
merupakan sel penunjang yang lebih umum, dinding sel sangat tebal.
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan pada praktikum Botani
Farmasi mengenai jaringan penguat/penyokong pada tumbuhan, sebelum dilakukan
pengamatan pada mikroskop dibuat preparat terlebih dahulu. Dalam pembuatan
preparat pengirisan harus tipis agar jaringan yang diamati dapat terlihat pada saat
pengamatan dimikroskop serta dalam pemberian reagen sekucupnya agar tidak
menghalangi bagian sel pada saat pengamatan di mikroskop. Setelah selesai
pembuatan preparat dilakukan pengamatan menggunakan mikroskop. Adapun
bagian yang diamati adalah sebagai berikut :
1. Pada Cocos nucifera (Tempurung kelapa) diamati sel sklereid, lumen kecil yang
membentuk noktah, setelah diamati ditemukan jaringan kolenkim, dinding sel, dan
sklereid didalamnya. Pada saat pengambilan preparat terjadi sedikit kesulitan karena
tekstur tempurung yang lumayan keras sehingga harus di lakukan pengerokan pada
bagian dalam, lalu diberikan reagen aquadest untuk mempermudah pelekatan pada
kaca preparat.
2. Pada Solanum nigrum (Batang Leunca) diamati dan dicari jaringan kolenkim angular
dan kolenkim lamellar saat pengamatan ditemukan Kolenkim lamellar/ lempen
didalamnya tetapi tidak ditemukan kolenkim agular, hal ini diduga karena kurang
tipisnya penyayatan pada preparat karena kerasnya organ batang.
14
3. Arachis hypogaea (Batang kacang tanah) diamati dan dicari Jaringan kolenkim dan
jaringan sklerenkim saat pengamatan didapatkan jaringan kolenkim, epidermis dan
empelur didalamnya.
4. Cordyline fruticosa (Batang Hanjuang) diamati terdapat jaringan parenkim
didalamnya, pada saat pemotongan preparat lebih mudah dari batang lainnya, karena
batang hanjuang tidak memiliki kambium sehingga lebih mudah untuk melakukan
pemotongan dengan sayatan tipis.
15
BAB V
KESIMPULAN
16
DAFTAR PUSTAKA
17
LAMPIRAN