Anda di halaman 1dari 21

M A K A L A H

JARINGAN PADA HEWAN DAN TUMBUHAN

Disusun Oleh :

DESIANA FITRIANI

YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM AL-BASHRY


SMA ISLAM AL-BASHRY
Jl. Palasari Girang No. 39 Kec. Kalapanunggal Kab. Sukabumi Provinsi Jawa
Barat 43354
Telp : (0266) 620309 E-mail : smaalbashry@yahoo.co.id
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang
Jaringan Sel Hewan dan Tumbuhan dengan baik meskipun banyak kekurangan
didalamnya.
Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai apa Jaringan Hewan dan Tumbuhan,
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan
dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan
usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun dari Anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan
datang.

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Halaman judul
Kata pengantar ................................................................................................ i
Daftar isi .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar belakang ..................................................................................... 1
1.2.Rumusan masalah ................................................................................ 1
1.3.Tujuan penulisan ................................................................................. 1
1.4.Manfaat ................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Jaringan tumbuhan ........................................................................... 3
2.2. Organ tumbuhan ................................................................................ 7
2.3. Kultur jaringan dan sifat totipotensi ................................................. 9
2.4. Jaringan hewan .................................................................................. 10
2.5. Organ Pada Hewan ........................................................................... 16
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan ........................................................................................ 17
3.2. Saran ................................................................................................. 17
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Setiap makhluk hidup tentu mengalami proses tumbuh dan berkembang.
Pada saat itu, sel – sel yang menyusun tubuh menjadi terspesialisasi untuk
menjalankan berbagai fungsi hidup. Beberapa sel di antaranya bergabung menjadi
satu kesatuan membentuk jaringan.
Jaringan merupakan sekelompok sel yang memiliki bentuk, susunan, dan
fungsi yang sama. Pada umumnya, dikenal dua tipe jaringan, yaitu jaringan
sederhana (tersusun dari satu tipe sel) dan jaringan kompleks (tersusun dari banyak
tipe sel). Berbagai macam jaringan dapat ditemukan pada organ tubuh makhluk
hidup, baik tumbuhan maupun hewan. Makalah ini akan membahas tentang macam
jaringan yang terdapat pada tumbuhan dan hewan.

1.2. Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari latar belakang di atas sebagai berikut:
1. Bagaimana jaringan yang terdapat pada tumbuhan?
2. Bagaimana organ yang terdapat pada tumbuhan?
3. Bagaimana kultur jaringan dan sifat totipotensi yang diterapkan pada tumbuhan?
4. Bagaimana jaringan yang terdapat pada hewan?
5. Bagaimana organ yang terdapat pada hewan?

1.3. Tujuan Penulisan


Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu :
1. Menjelaskan jaringan yang terdapat pada tumbuhan
2. Menjelaskan jaringan yang terdapat pada hewan

1
1.4. Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini sebagai berikut:
1. Menumbuhkan minat seseorang untuk mau belajar tentang jaringan pada
tumbuhan dan hewan.
2. Menumbuhkan minat seseorang untuk mau belajar tentang organ tumbuhan dan
hewan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Jaringan Tumbuhan


Jaringan-jaringan pada tumbuhan ada yang bersifat meristematis, yaitu
jaringan muda yang masih aktif membelah dan ada juga yang bersifat permanen,
yaitu jaringan dewasa yang tidak membelah.
1. Jaringan Meristem
Jaringan meristem merupakan jaringan yang terdiri atas sekelompok sel
yang aktif membelah. Pembelahan sel tersebut berlangsung secara mitosis.
Setiap satu sel meristematik membelah dan menghasilkan sedikitnya satu anakan
sel. Setiap anakan sel dapat meneruskan pembelahan berikutnya.
Jaringan meristem mempunyai sifat-sifat antara lain, terdiri atas sel-sel
muda dalam fase pembelahan dan pertumbuhan. Pada jaringan meristem,
biasanya tidak ditemukan adanya ruang antarsel, di antaranya sel-sel meristem.
Sel-sel meristem berbentuk bulat, lonjong atau poligonal dengan dinding sel
yang tipis. Masing-masing selnya mengandung banyak sitoplasma dan
mengandung satu atau lebih inti sel. Vakuola sel pada sel-sel meristem sangat
kecil dan kadang-kadang tidak ada.
Meristem dikelompokkan berdasarkan berbagai kriteria, antara lain
berdasarkan letaknya dan terjadinya.
Berdasarkan letaknya, meristem dibedakan sebagai berikut.
a. Meristem ujung (apikal)
Meritem apikal merupakan meristem yang terdapat pada ujung – ujung
batang dan ujung akar tumbuhan. Pembelahan meristem apikal menyebabkan
pemanjangan pada batang dan akar tumbuhan. Pertumbuhan yang dihasilkan
oleh pembelahan meristem apikal disebut pertumbuhan primer dan jaringan
yang dihasilkannya disebut jaringan primer. Dengan adanya meristem ini,
tumbuhan dapat bertambah tinggi dan panjang
b. Meristem antara (interkalar)
Terdapat di antara jaringan dewasa, contohnya meristem pada pangkal
ruas tumbuhan anggota suku atau famili rumput – rumputan.

3
c. Meristem samping (lateral)
Meristem lateral merupakan meristem yang letaknya sejajar dengan
keliling organ tempat jaringan ini ditemukan. Misalnya, berupa kambium
pembuluh dan kambium gabus. Pembelahan meristem lateral menyebabkan
pembesaran pda akar dan batang tumbuhan. Pertumbuhan yang dihasilkan
oleh pembelahan meristem laterak dikenal sebagai pertumbuhan sekunder
dan jaringan yang dibentuk disebut jaringan sekunder. Akibat aktivitas
meristem ini tumbuhan akan mengalami penambahan besar ke samping.
Berdasarkan terjadinya, jaringan meristem dibedakan menjadi dua.
a. Meristem primer
Meristem primer adalah meristem yang berasal langsung dari
perkembangan sel – sel embrionik dan merupakan kelanjutan dari
perkemabangan embrio. Meristem primer bertanggung jawab terhadap
pertumbuhan sekunder
b. Meristem sekunder
Meristem sekunder adalah meristem yang berasala dari perkembangan
jaringan yang telah mengalami diferensiasi. Meristem sekunder bertanggung
jawab terhadapa pertumbuhan sekunder. Contoh meristem sekunder adalah
kambium.
2. Jaringan Permanen / Dewasa
a. Jaringan Pelindung (Epidermis)
Jaringan epidermis ini berada paling luar pada alat-alat tumbuhan
primer seperti akar, batang daun, bunga, buah, dan biji. Jaringan epidermis
terdiri atas dereta sel tunggal yang tersusun rapat. Jaringan epidermis
memiliki beberapa modifikasi, baik yang terdapat pada akar, batang,
maupun daun.
Pada umunya, jaringan epidermis berfungsi sebagai pelindung untuk
semua bagiandalam tumbuhan. Namun, fungsi demikian dapat menjadi
berkembang dengan ditemukannya beberapa modifikasi dari jaringan
epidermis.

4
Sel – sel epidermis dapat berkembang menjadi alat tambahan atau
derivat epidermis, misalnya stoma, trikoma, sel kipas, sistolit, sel silika, dan
sel gabus.
b. Jaringan Dasar (Parenkim)
Jaringan parenkim merupakan suatu jaringan yang terbentuk dari sel –
sel hidup, dengan struktur morfologi serta fisiologi yang bervariasi dam
masih melakukan proses fidiologi.
Jaringan pernkim disebut jaringan dasar karena dijumpai hampir di
setiap bagian tumbuhan. Di dalam tubuh tumbuhan, sel – sel parenkim
melakukan berbagai fungsi. Misalnya, melakukan kegiatan fotosintesis,
sebagai tempat penimbunan (makanan, air, dan pigmen), transportasi,
mengganti, menyusun, dan memperbaiki jaringan – jaringan yang rusak,
dan membentu generasi baru bagi akar, batang, dan bagian lain dari
tumbuhan.
c. Jaringan Penguat
Jaringan penyokong merupakan jaringan yang menguatkan tumbuhan.
Berdasarkan bentuk dan sifatnya, jaringan penyokong dibedakan menjadi
jaringan kolenkim dan jaringan sklerenkim.
1) Jaringan Kolenkim
Jaringan kolenkim terdiri dari sel – sel hidup yang bagian sudut
dindingnya mengalami penebalan selulosa. Jaringan kolenkim terutama
terdapat pada organ – organ tumbuhan yang masih aktif mengadakan
pertumbuhan dan perkembangan. Sel – sel kolenkim dapat ditemukan di
dalam jaringan primer yang berfungsi untuk menyokong batang serta
daun yang sedang tumbuh. Pada tumbuhan tua, dinding sel kolenkim
akan mengeras atau berliginin sehingga dapat berubah menjadi sel
sklerenkim.
2) Jaringan Sklerenkim
Jaringan sklerenkim merupakan jaringan mekanik yang hanya
terdapat pada organ tumbuhan yang tidak lagi mengadakan
pertumbuhan dan perkembangan atau organ tumbuhan yang telah tetap.
Sklerenkim berfungsi untuk menghadapi segala tekanan sehingga dapat

5
melindungi jaringan-jaringan yang lebih lemah. Jaringan sklerenkim
merupakan jaringan dasar yang terdiri atas sel – sel dengan dinding
sekunder yang tebal. Dinding sekunder tersebut dapat tersusun dari
lignin sehingga lebih kuat dan keras dibandingkan kolenkim. Fungsi
utama sklerenkim adalah sebagai penyokong dan adakalanya berfungsi
sebagai pelindung.
d. Jaringan Pengangkut
Jaringan pengangkut pada tubuh tumbuhan terdiri atas xilem dan
floem. Jaringan ini merupakan jaringan khusus. Kegunaannya bagi
tumbuhtumbuhan, yaitu sebagai jaringan untuk mengangkut zat-zat mineral
yang diserap oleh akar dari tanah atau zat-zat makanan yang telah dihasilkan
pada daun untuk disalurkan ke bagian-bagian lainnya yang semuanya
memungkinkan tumbuhan untuk hidup dan berkembang. Jaringan
pengangkut hanya terdapat pada tumbuhan tingkat tinggi,
sedangkan pada tumbuhan tingkat rendah tidak ditemui jaringan ini.
Berdasarkan struktur dan fungsinya, jaringan ini dibedakan atas xilem (
pembuluh kayu ) dan floem ( pembuluh tapis ).
Fungsi xilem adalah sebagai tempat pengangkutan air dan zat-zat
mineral dari akar ke bagian daun. Susunan xilem ini merupakan suatu
jaringan pengangkut yang kompleks, terdiri atas berbagai bentuk sel. Selain
itu, sel-selnya ternyata ada yang telah mati dan ada pula yang masih hidup,
tetapi pada umumnya sel-sel penyusun xilem telah mati dengan membran
selnya yang tebal dan mengandung lignin sehingga fungsi xilem juga
sebagai jaringan penguat.
Floem berfungsi untuk mengangkut dan menyebarkan zat-zat
makanan yang merupakan hasil fotosintesis dari bagianbagian lain yang ada
di bawahnya. Floem mempunyai susunan jaringan yang sifatnya demikian
kompleks, terdiri atas beberapa macam bentuk sel dan di antaranya terdapat
sel-sel yang masih tetap hidup atau aktif dan sel-sel yang telah mati.

6
2.2. Organ Tumbuhan
1. Akar
Akar merupakan organ tumbuhan yang umumnya berada di dalam
tanah, walaupun pada beberapa tumbuhan tertentu, ada akar yang menjulang di
atas tanah, misalnya pada tumbuhan anggrek epifit. Berdasarkan asalnya, akar
tumbuhan dibagi dalam dua kategori, yaitu akar primer dan akar liar. Akar
primer mulai tumbuh sejak tumbuhan masih dalam fase embrio dan tetap ada
selama tumbuhan itu hidup. Akar primer berfungsi untuk menegakkan
tumbuhan agar bisa berdiri tegak di atas tanah, menyerap bahan – bahan
organik dari tanah, dan menyimpan makanan.
Akar liar muncul dari batang, daun, dan jaringan lain dan dapat bersifat
permanen atau hanya temporer. Akar liar memiliki bermacam – macam fungsi.
Akar liar ada yang setelah mencapai tanah Struktur anatomi akar terdiriatas
beberapa jaringan. Pada penampang melintang akar muda, susunan lapisan
akar dari luar hingga ke dalam adalah epidermis, korteks, endodermis, dan
stele.
a. Epidermis
Epidermis merupakan lapisan penutup luar yang terdiri atas selapis
sel berdinding tipis yang berlapis kutikula dengan susunan yang rapat. Pada
lapisan ini, sel-sel berdiferensiasi membentuk rambut-rambut akar yang
tersusun dari satu sel yang memanjang yang berfungsi untuk memperluas
permukaan bagian penyerapan akar dan untuk pegangan akar pada tanah.
Epidermis akar biasanya dijumpai saat akar masih muda. Apabila akar
sudah dewasa, epidermisnya telah mengalami kerusakan dan fungsinya
digantikan oleh lapisan terluar dari korteks yang disebut eksodermis.
b. Korteks
Korteks dibangun oleh sel – sel parenkim berdinding tipis. Sel – sel
tersebut tidak tersusun rapat sehingga memungkinkan air dan garam mineral
bergerak melalui korteks tanpa masuk ke dalam sel. Sel – sel korteks
mengandung butir – butir pati sehingga fungsinya dikaitkan sebagai tempat
pnyimpanan makanan.
c. Endodermis

7
Endodermis adalah selapis sel yang membatasi korteks dengan stele
(perisikel). Endodermis berfungsi mengatur masuknya garam – garam
mineral ke dalam stele.
d. Stele ( Silinder Pusat )
Stele batang terletak di sebelah dalam batang. Lapisan terluar dari
stele disebut perisikel. Di dalam stele terdapat sel parenkim dan berkas
pengangkut berupa xilem dan floem. Pada tumbuhan dikotil, bagian tepi
stele dibatasi oleh kambium, sedangkang pada tumbuhan monokotil tida
terdapat kambium.
2. Batang
Batang merupakan organ tumbuhan yang berfungsi untuk menegakkan
tubuh serta menghubungkan bagian akar dan daun. Lapisan penyusun batang
dari luar ke dalam adalah epidermis, korteks, dan stele.
a. Epidermis
Jaringan epidermis batang tersusun oleh selapis sel yang tersusun
rapat tanpa ruang antarsel. Dinding sel sebelah luar dlengkapi dengan
kutikula yang berfungsi untuk melindungi batang dri kekeringan
b. Korteks
Korteks batang tersusun oleh sel – sel parenkim yang berdinding
tipis.
c. Stele ( Silinder Pusat )
Stele batang terletak di sebelah dalam batang. Lapisan terluar dari
stele di sebut perisikel. Di dalam stele terdapat sel parenkim dan berkas
pengangkut berupa xilem dan floem.

3. Daun
Daun dibangun oleh tiga jaringan utama. Ketiga jaringan tersebut
adalah jaringan dermal ( epidermis ), jaringan dasar ( mesofil ), dan jaringan
pembuluh ( berkas pembuluh ).

a. Epidermis

8
Epidermis daun terdapat di permukaan atas maupun bawah,
umumnya terdiri dari satu lapis sel yang dinding selnya mengalami
penebalan dari kitin ( kutikula ) atau lignin. Pada bagian bawah epidermis,
terdapat stomata dengan dua sel penutup yang mengatur membuka dan
menutupnya stomata.
b. Mesofil
Mesofil merupakan jaringan dasar yang berisi banyak kloroplas dan
banyak tuang – ruang antarsel.
c. Jaringan Pengangkut
Berkas pembuluh daun tersebar ke seluruh helaian daun. Berkas
pembuluh pada bagian tengah helaian daun membentuk tulang daun. Berkas
pembuluh pada daun ini merupakan lanjutan dari berkas pembuluh yang
tedapat pada batang.

2.3. Kultur Jaringan dan Sifat Totipotensi


Kultur jaringan merupakan terknik perbanyakan tanaman secara vegetatif.
Terknik perbanyakan ini dilakukan dengan cara mengisolasi bagian tanaman,
seperti daun dan mata tunas, kemudian menunmbuhkannya pada medium buatan
yang kayanutrisi dan zat pengatur tumbuh secara aseptik. Melalui terknik ini,
bagian – bagian tanaman yang berukuran kecil tersebut akan tumbuh menjadi
tanaman yang utuh sebagai suatu individu.
Pada dasarnya, teknik kultur jaringan dilakukan berdasarkan sifat totipotensi
yang terdapat pada jaringan tanaman. Totipotensi adalah kemampuan beberapa sel
yang dapat tumbuh membentuk suatu individu. Sifat totipotensi jaringan pertama
kali ditemukan oleh F.C Steward (1958). Saat itu, ia melihat sifat totipotensi pada
jaringan floem dari akar tanaman wortel.

9
2.4. Jaringan Hewan
1. Jaringan Epitelium
Jaringan epitelium adalah jaringan pembatas dan pelapis yang
menyelubungi atau melapisi permukaan organ, rongga, dan saluran, baik di luar
maupun di dalam tubuh. Jaringan epitel dibangun oleh sel – sel yang tersusun
rapat, tanpa ruang antarsel.
Jaringan epitel memiliki banyak fungsi. Kebanyakan berfungsi sebagai
proteksi ( misalnya, kulit yang melindungi lapisan di bawahnya terhadap luka
– luka mekanis, bahan – bahan kimia, mikrob, dan kekeringan ). Jaringan epitel
lainnya berfungsi untuk absorpsi ( misalnya, lapisan dalam usus halus ),
transportasi ( misalnya, tubulus ginjal ), ekskresi ( misalnya, kelenjar keringat
), sekresi ( misalnya, berupa lendir pada kelenjar buntu ), dan merespons
rangsangan( misalnya, kuncup pengecap pada lidah ).
Macam – macam jaringan epitel yang terdapat pada hewan :
a. Epitel Pipih Selapis
Terdiri atas selapis sel berbentuk pipih dan bersifat permeabel ( dapat
tembus ) untuk dilalui molekul atau ion terlalrut secara difusi. Perannya adalah
dalam proses difusi 02 maupun CO2 serta filtrasi darah pada porses
pembentukan urin.
b. Epitel Kubus Selapis
Terdiri atas selapis sel berbentuk kubus dan berperan dalam sekresi dan
absorpsi.
c. Epitel Batang Selapis
Terdiri atas selapis sel berbentuk memanjang dan berfungsi dalam gerakan
aktif molekul, seperti absorpsi, sekresi, dan transpor ion.
d. Epitel Batang Berlapis Semu
Semua sel melekat pada membran dasar, tetapi hanya sel yang tinggi yang
mencapai permukaan apikal epitelium. Sel ini terdapat misalnya pada bagian
dalam saluran pernafasan, dan berfungsi mengeluarkan debu yang terperangkat
pada lendir dari paru – paru.

10
e. Epitel Pipih Berlapis
Bentuk epitelium pipih berlapis banyak adalah pipih dengan inti berada di
tengah. Sel-selnya tersusun rapat dan berlapis-lapis. Fungsi epitelium ini untuk
melindungi jaringan-jaringan yang ada di bawahnya. Epitel ini terdapat pada
rongga mulut, permukaan kulit, esofagus, dan rongga hidung.
f. Epitel Kubus Berlapis
Bentuk sel epitelium kubus berlapis banyak seperti kubus, dengan inti
berada di tengah dan tersusun dari berlapis-lapis sel kubus. Epitelium ini
berfungsi dalam proses sekresi. Misalnya, terdapat pada kelenjar keringat,
kelenjar minyak, ovarium dan buah zakar.
g. Epitel Batang Berlapis
Jarang ditemukan. Dalam tubuh manusia, jaringan ini hanya ditemukan
pada selaput lendir mata dan saluran kelenjar air liur.
h. Epitel transisi
Epitelium transisi berbentuk tidak menentu. Di antara sel-selnya ada yang
berbentuk pipih, panjang, kubus. Jaringan ini terdapat pada ureter, kandung
kemih, eretra.
i. Epitel Kelenjar
Terdapat pada kelenjar. Ada dua jrenis kelenjar, yaitu kelenjar endokrin dan
kelenjar eksokrin
2. Jaringan Ikat
Jaringan ikat umumnya berupa jaringan penyokong tubuh. Jaringan ikat
meliputi tulang keras, tulang rawang, jaringan darah, dan jaringan limfa.
Jaringan ikat tersusun atas matriks dan sel-sel penyusun jaringan ikat. Matriks
adalah bahan dasar sesuatu melekat.
Sel-sel jaringan ikat:
- Fibroblas : berbentuk serat dan berfungsi untuk mensekresikan protein
untuk membentuk matriks
- Makrophag : tidak mempunyai bentuk tetap dan terspesialisasi menjadi
fagositosis

11
- Sel lemak : menyerupai fibroblas dan berfungsi untuk menimbun lemak
- Sel plasma : Berbentuk seperti eritrosit dan berfungsi utnuk meghasilkan
antibody.
- Sel tiang (mast cell) : berfungsi untuk heparin dan histamine
- Berdasarkan struktur dan fungsinya, jaringan ikat dapat dibedakan atas :
a. Jaringan Ikat Longgar
Pada jaringan ini susunan serabut selnya longgar. Jaringan ini mengisi
ruang di antara organ, juga membungkus saraf dan pembuluh darah yang
memberikan makanan pada jaringan-jaringan di sekitarnya. Pada jaringan ikat
longgar terdapat sel-sel dan serabut saraf, antara lain fibroblas dan
makrofag yang mengandung serabut kolagen dan elastis.
Fungsi jaringan ikat longgar antara lain:
a) mengelilingi berbagai organ;
b) menopang sel-sel saraf dan pembuluh darah yang mengangkut zat-
zatmakanan ke sel-sel dan zat buangan keluar dari sel-sel;
c) menyimpan glukosa, garam-garam dan air untuk sementara waktu;
d) menyokong jaringan dan organ.
b. Jaringan Ikat Padat
Jaringan ikat padat disebut juga sebagai jaringan serabut putih, karena
terbuat dari serabut kolagen yang putih. Serabut sel pada jaringan ikat padat
tersusun rapat dan kompak antara satu dengan yang lain. Jaringan ini tersusun
atas serabut-serabut kolagen yang tidak elastis. Contohnya terdapat pada
tendon, ujung otot yang melekat pada tulang, dermis kulit, ligamen (jaringan
pengikat yang menghubungkan tulang-tulang).
Jaringan ikat padat berfungsi untuk memberikan sokongan dan proteksi,
menghubungkan otot-otot pada tulang-tulang (pada tendon) dan
menghubungkan tulang ke tulang (pada ligamen).
1. Jaringan Tulang Rawan (kartilago)
Tulang rawan merupakan hasil spesialisasi jaringan ikat berserat dengan
matriks elastis. Pada manusia tulang rawan tedapat di hidung,telinga,laring,
trakea,lempeng intervertebral,permukaan hubungan tulang, an ujung tulang

12
rusuk. Tulang rawan bersifat kuat dan lentur karena memiliki serat kolagen dan
kondirin
Berfungsi untuk memperkuat yang bersifat fleksibel pada rangka baik
pada embrio maupun pada saat dewasa. Berdasarkan susunan dan matriksnya,
kartilago dibedakan menjadi tiga, yaitu :
- Kartilago Hyalin: Matriksnya berwarna putih kebiruan dan transparan,
dengan konsentrasi serat elastis yang tinggi. Berperan sebagai rangka pada
saat embrio, pada orang dewasa terdapat melapisi permukaan sendi
antartulang persendian, saluran pernafasan dan ujung tulang rusuk yang
melekat pada tulang dada.
- Kartilago fibrosa: Matriksnya berwarna gelap dan keruh, dengan serabut
kolagen yang tersusun sejajar dan membentuk satu berkas sehingga bersifat
keras.
- Kartilago elastis: Matriksnya berwarna kuning dengan serabut kolagen yang
berbentuk seperti jala.
2. Jaringan Tulang Keras (osteon)
Jaringan tulang sejati ini tersusun oleh sel-sel tulang yang
disebut osteosit. Matriksnya padat dan banyak terjadi pengapuran, antara lain
kalsium karbonat dan kalsium fosfat. Proses pengapuran ini disebut kalsifikasi.
Jaringan tulang ini banyak terdapat di dalam tubuh menyusun rangka.
Fungsinya adalah melindungi organ-organ tubuh dalam yang lemah, sebagai
penyokong tubuh, alat gerak, dan mengikat otot-otot.
3. Jaringan Darah
Berfungsi untuk pengangkutan CO2 dan O2, sari-sari makanan,
hormon, sisa metabolisme dan alat pertahanan tubuh. Komponen penyusunnya
adalah eritrosit (sel darah merah), leukosit (sel darah puith), dan trombosit
(keping darah).
- Eritrosit: Tidak mempunyai inti sel dan sitoplasmanya mengandung
hemoglobin.
- Leukosit: Mengandung inti sel dan dapat bergerak. Terbagi menjadi dua,
yaitu leukosit agranuler dan leukosit granuler.

13
- Trombosit: Tidak memiliki inti dan mudah pecah apabila menyentuh
permukaan yang kasar. Dapat melepaskan enzim tromboplastin yang
berperan dalam pembekuan darah.
4. Limfe (Jaringan Getah Bening)
Tersusun atas sel-sel limfosit dan makrophag serta serat-serat retikuler
yang menjadi rangka untuk menahan timbunan lim[posit dan macrophage.

3. Jaringan Otot
Sel otot disebut juga serat – serat otot. Serat otot mengandng filamen
(benang) aktin dan miosin yang merupakan protein kontraktil sehingga
memungkinkan otot memendek dan memanjang. Otot berfungsi sebagai alat
gerak aktif.
Otot dibedakan menjadi 3 jenis, sebagai berikut :
a. Otot Lurik
Disebut otot lurik, karena memiliki lurik dan dapat disebut juga otot
kerangka karena melekat pada kerangka, misalnya tendon, otot bisep, dan
triseps. Otot ini memiliki bentuk silindris panjang dan memiliki
karakteristik antara lain berinti banyak di tepi, kontraksinya di bawah
kesadaran, memiliki gerakan cepat dan kuat, mudah lelah.
b. Otot Polos
Otot ini tersusun dari sel yang berbentuk gelendong, kumparan, dan
memiliki inti satu di tengah. Otot polos berukuran antara 30-200
milimikron. Otot polos, mempunyai pola permukaan yang polos, tanpa
adanya pola lurik melintang. Otot ini juga dilengkapi dengan saraf yang
berasal dari sistem saraf tak sadar. Karakteristik otot ini antara lain,
kontraksinya spontan, tetapi kerja lambat, bekerja terus-menerus tanpa
disadari (involunter) dan tidak mudah lelah. Untuk berkontraksi otot polos
memerlukan waktu antara 3 detik sampai 3 menit. Otot polos terdapat pada
organ dalam, isalnya, usus, lambung, ginjal,pembuluh darah.
c. Otot Jantung

14
Disebut otot jantung karena memang letaknya hanya pada jantung
saja. Otot ini memiliki struktur seperti pada otot lurik, yaitu memiliki pola
lurik melintang tetapi miofibrilnya bercabang-cabang. Sel-sel otot jantung
membentuk rantai dan sering bercabang dua atau lebih membentuk
sinsitium. Cara kerja otot jantung seperti ototpolos yaitu di luar kesadaran
(involunter), terus-menerus, dan tidak mudah lelah.
4. Jaringan Saraf
a. Struktur Sel Saraf (Neuron)
Badan sel mengandung inti sel. Setiap rangsangan akan dibawa ke
badan sel oleh dendrit. Dendrit merupakan kumpulan serabut sitoplasma.
Dendrit berfungsi membawa rangsangan menuju ke badan sel. Akson
merupakan serabur sitoplasma tungga. Akson berfungsi membawa
rangsangan meninggalkan badan sel. Akson dari beberapa vertebrata
diselubungi oleh sel penyokong yang disebut sel Schwann.
b. Jenis Sel Saraf
a) Saraf Sensorik (Neuron Aferen)
Saraf sensorik bertugas menghantarkan rangsang dari organ
penerima rangsang (reseptor) ke pusat susunan saraf yaitu otak dan
sumsum tulang belakang. Sekelompok badan sel neuron sensorik
berkumpul membentuk ganglion yang berlanjut ke sumsum tulang
belakang. Akson euron sensori membawa rangsangan menuju ke
jaringan saraf pusat.
b) Saraf Motorik (Neuron Eferen)
Tugas saraf motorik adalah menghantarkan rangsang dari
pusat susunan saraf ke bagian efektor. Bagian efektor berupa otot
dan kelenjar. Setelah bagian efektor menerima rangsang maka akan
melakukan respon tubuh.
c) Saraf Konektor (Asosiasi)
Saraf konektor bertugas menghubungkan antara saraf sensorik
dan motorik. Antara saraf satu dengan yang lain saling berhubungan.
Antara saraf yang satu dengan lainnya di hubungkan oleh akson.

15
Hubungan antara sesama saraf melalui titik temu antara ujung akson
neuron yang satu dengan dendrit neuron yang lain, yang disebut
dengan sinaps. Fugsi sinaps adalah meneruskan rangsang dari sel
saraf yang satu ke sel saraf yang lain. Sinaps mengeluarkan zat
untuk empermudah meneruskan rangsang yang disebut
neurotransmitter.

2.5. Organ Pada Hewan


Tubuh kita terdiri atas berbagai macam bagian-bagian yang mempunyai
fungsi dan tugas berbeda-beda, antara lain mulut, hidung, kulit yang merupakan
bagian-bagian luar, sedangkan bagian dalam yaitu jantung, paruparu, hati, ginjal,
dan lain-lain. Semua bagian-bagian tersebut dinamakan organ.
Organ merupakan kumpulan dari berbagai jaringan yang bekerja sama
menjalankan satu fungsi yang sama. Misalnya, usus, merupakan organ dalam yang
tersusun dari berbagai macam jaringan, antara lain jaringan epitel, jaringan ikat,
jaringan otot, dan saraf. Jaringanjaringan tersebut bekerja sama dalam rangka
menjalankan fungsi usus sebagai alat penyerapan.
Sistem organ merupakan kumpulan dari berbagai organ yang bekerja sama
untuk melakukan suatu fungsi tertentu. Sistem organ selanjutnya akan membentuk
individu.

16
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah diuraikan diatas dapat disimpulkan bahwa
jaringan yang terdapat pada tumbuhan dan hewan mempunyai ruang lingkup yang
berbeda. jaringan tumbuhan dan hewan merupakan penyusun dari makhluk hidup
itu sendiri. Bermula dari sel sebagai unit terkecil penyusun makhluk hidup. Lalu,
kumpulan sel yang berbentuk dan berfungsi sama itu akan membentuk jaringan.
Kemudian, jaringan-jaringan tersebut akan membentuk organ yang nantinya akan
menghasilkan organisme. Begitu seterusnya secara kontunitas. Setiap penyusun
dari jaringan baik pada tumbuhan dan hewan memiliki fungsi yang dijalankan
sesuai dengan organel yang telah tersedia sesuai dengan fungsi dan bentuknya
masing-masing.

3.2. Saran
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah biologi umum ini
masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan
saran yang sifetnya membangun demi kesempurnaan makalah ini, dan semoga
bermanfaat bagi para pembaca

17
DAFTAR PUSTAKA

Pratiwi,D.A.dkk. 2006. Biologi untuk SMA Kelas IX.Jakarta:Erlangga


Sudjadi,Bagod & Laila,Siti. 2007. Biologi Sains dalam Kehidupan. Surabaya:
Yudhistira 2008. Biologi SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional

Anda mungkin juga menyukai