Disusun oleh :
191501080
IB Farmasi
FAKULTAS FARMASI
2019
MEDAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul jaringan dan organ pada
tumbuhan ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas ibu Dr.
Marline Nainggolan, M.S., Apt pada botani farmasi. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada ibu Dr. Marline Nainggolan, M.S., Apt selaku
dosen botani farmasi yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan
dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN..............................................................................................................4
1.1 Latar Belakang...........................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan........................................................................................................................5
BAB II
PEMBAHASAN.............................................................................................................................6
2.1 Jaringan Tumbuhan....................................................................................................................6
2.2.1 Batang............................................................................................................................28
2.2.2 Akar................................................................................................................................33
2.2.3. Daun..............................................................................................................................38
Kesimpulan....................................................................................................................................43
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................44
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Tumbuhan adalah makhluk hidup yang sangat penting dalam kehidupan. Tumbuhan
merupakan sumber makanan pokok bagi manusia dan hewan. Beragam jenis tumbuhan yang
terdapat di bumi dan memberikan manfaat yang berbeda-beda pula. Dengan demikian, kita juga
harus mengetahui kandungan- kandungan apa saja yang terdapat pada suatu tumbuhan.
Botani berasal dari ilmu herbalisme, ilmu yang mempelajari pemanfaatan tumbuhan untuk
khasiatnya secara medis, terdapat beberapa catatan kuno yang mengklasifikasikan tumbuhan
berdasarkan jenis dan manfaatnya di india (1100 SM) Avestan kuno, dan Cina (221 SM).
Penelitian tumbuhan sangat penting karena tumbuhan adalah bagian mendasar dari
kehidupan di Bumi, yang menghasilkan oksigen, makanan, serat, bahan bakar, dan obat-obatan
yang memungkinkan manusia dan bentuk kehidupan lainnya ada. Melalui fotosintesis, tumbuhan
menyerap karbon dioksida, sebuah gas rumah kaca yang dalam jumlah besar dapat
mempengaruhi iklim global.
4
1.2 Rumusan Masalah
1. Jaringan apa aja yang terdapat di tumbuhan?
5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Jaringan Tumbuhan
Jaringan adalah kumpulan sel-sel yang memiliki bentuk dan fungsi yang sama. Ilmu yang
mempelajari tentang jaringan disebut histologi. Klasifikasi Jaringan sebagai berikut :
6
dan vakuola kecil dan tersebar. Jaringan meristem menurut posisi meristem dalam tubuh
tumbuhan dibagi menjadi berikut :
a. Meristem apikal
Terbagi atas 2 yaitu tipe cycas dan tipe ginkgo. Tipe cycas,
terdapat meristem permukaan dengan bidang pembelahan anticlinal dan
periklinal. Tipe ginkgo, terdapat sel induk sentral, meristem tepi dan
meristem rusuk.
7
Teori Histogen dari Hanstein (1868) mengungkapkan bahwa ada 3
daerah di pucuk angiospermae yaitu daerah dermtogen pembentuk
epidermis, daerah pleuron pembentuk slinder pusat, daerah periblem
pembentuk korteks. Teori Tunica Corpus oleh Schmidt (19224)
mengungkapkan bahwa meristem apikal terbagi dua yaitu, Tunika, lapisan
terluar dari titik tumbuh, terdiri atas satu atau beberapa lapis sel, dengan
sel-sel yang relatif lebih kecil dan mengalami pembelahan ke samping.
Korpus, merupakan bagian pusat dari titik tumbuh, sel-sel membelah
secara tidak beraturan.
b. Meristem interkalar
Meristem yang merupakan turunan meristem apical yang terpisah sewaktu
pertumbuhan. Meristem ini terdapat di antara jaringan dewasa. Contohnya,
meristem pada pangkal ruas tumbuhan Gramineae. Meristem ini juga
menyebabkan pertumbuhan primer seperti meristem apical.
c. Meristem lateral
Meristem yang terletak sejajar permukaan organ tempat ditemukannya,
contohnya kambium dan kambium gabus (felogen). Meristem lateral berperan
sebagai pertumbuhan sekunder.
Berdasarkan asal-usulnya :
a. Meristem primer
b. Meristem sekunder
8
Meristem sekunder berasal dari sel-sel dewasa yang berubah keadaannya
menjadi merisstematik. Sel-sel meristem sekunder berbentuk pipih atau
prisma yang dibagian tengahnya terdapat vakuola yang besar. Contohnya,
kambium dan kambium gabus.
Ruang antarsel pada tumbuhan tingkat tinggi dapat terjadi dengan cara berikut.
9
Menurut asal meristem, jaringan dewassa dibedakan menjadi 1) jaringan primer,
apabila jaringan tersebut sel-selnya berasal dari meristem primer, dan 2) jaringan
sekunder, apabila jaringan tersebut sel-selnya berasal dari meristem sekunder.
1. Jaringan Epidermis
Jaringan epidermis adalah lapisan sel paling luar, pada permukaan organ-
organ tumbuhan primer seperti, akar, batang, daun, bunga, buah, dan biji. Jaringan
ini berfungsi untuk melindungi bagian dalam tumbuhan dari segala pengaruh luar
yang akan merungikan pertumbuhannya sehingga jaringan epidermis sering
disebut jaringan pelindung.
Epidermis biasanya terdiri dari satu lapis sel yang tersusun rapat tanpa
ruang antarsel. Pada beberapa jenis tumbuhan jaringan epidermis terdiri dari
beberapa lapis sel. Hal ini disebabkan karena sel-sel protoderm membelah
berkali-kali secara periklinal (sejajar pemukaan) sehingga terjadi epidermis
berlapis banyak. Contoh sel-sel epidermis velamen pada akar anggrek.
10
Ciri-ciri epidermis adalah
1. Stoma
Stoma (jamak :
stomata) adalah lubang atau celah yang terdapat pada epidermis organ tumbuhan
yang berwarna hijau yang dibatasi oleh sel khusus yang disebut sel penutup. Sel
11
penutup dikelilingi oleh sel-sel yang bentuknya sama atau berbeda dengan sel-sel
epidermis lainnya dan disebut sel tetangga. Sel tetangga berperan dalam
perubahan osmotikf yang menyebabkan gerakan sel penutup yang mengatur lebar
celah. Sel penutup dapat terletak sama tinggi dengan permukaan epidermis
(disebut panerofor), atau lebih rendah (disebut kriptofor), atau lebih tinggi dengan
permukaan epidermis (disebut tipe menonjol). Pada tumbuhan Dicotyledoneae,
sel penutup biasanya berbentuk seperti ginjal bila dilihat dari atas, sedangkan
pada tumbuhan suku rumput-rumputan (Poaceae) memiliki struktur khusus dan
sseragam dengan sel penutup berbentuk seperti halter dan dua sel tetangga
terdapat masing-masing di samping sebuah sel penutup.
12
Berdasarkan asalnya, sel tetangga dibedakan menjadi tiga kategori berikut.
1. Mesogen, apabila sel penutup dan sel tetangga memiliki asal yang sama.
2. Perigen, apabila sel penutup dan sel tetangga tidak memiliki asal yang
sama.
3. Mesoperigen, apabila sedikitnya satu sel tetangga memiliki asal yang sama
dengan sel penutup.
1. Bentuk Amarylidaecae
2. Bentuk Heliborus
3. Bentuk Gramineae
4. Bentuk Mnium
13
2. Trikoma
Trikoma (jamak : trikomata) berasal dari sel-sel epidermis, terdiri atas sel
tunggal atau banyak sel. Struktur yang menyerupai trikoma, tetapi lebih besar dan
terbentuk dari jaringan epidermis atau dibawah sepidermis disebut emergensia,
sedangkan apabila terbentuk dari jaringan stele disebut spina. Trikoma
mempunyai peranan yang sangat penting dalam taksonomi tumbuhan karena
kadang familia tertentu dapat dikenal dari jenis trikomanya.
Trikoma hidatoda, terdiri dari sel tangkai dan beberapa sel kepala
dan mengeluarkan larutan yang berisi senyawa organik dan
14
anorganik. Trikoma galandular yang terdapat pada daun muda dan
batang Cicer arietinum terdiri atas tangkai uniseriata dan kepala
oval yang multisel. Antara lapisan selulosa dinding dan kutikula
pada ujung kelenjar terdapat ruang subkutikula yang dibentuk
selama sekresi. Apabila tekanan meningkat sampai nilai tertentu,
lubang pada kutikula terbuka dan tetes tampak pada permukaan.
Trikoma yang menyekresikan madu, berupa rambut berel satu
atau lebih dengan plasma yang kental dan mampu mengeluarkan
madu ke permukaan sel. Misalnya pada kelopak bunga Abutilon,
mahkota bunga Lonicera japonica, dan Tropaelum majus. Pada
tahap sekresi, sitoplasmanya penuh dan terutama banyak
mengandung RE. Sel epidermis yang tidak berbentuk trikoma
dapat juga menjadi kelenjar, misalnya pada tepi daun Prunus
amigdales dan Ailanthus altissima.
Trikoma yang menghasilkan lendir, misalnya yang terdapat pada
selaput bumbung (ochrea) Rumex dan Rheum. Lendir yang
disekresikan terutama polisakarida. Gelembung golgi terlibat
dalam sekresi ini. Lendir yang dikeluarkan disimpan dalam
ruangan antara dinding sel dan kutikula. Apabila kutikula sobek,
lendir dapat keluar.
tumbuhan karnivora mempunyai organ penangkap yang biasanya
merupakan modifikasi daun. Serangga dan hewan kecil lain
tertarik organ penangkap ini karena warna, bau, dan sekresi nectar.
Hewan ditangkap oleh organ ini dengan berbagai cara, misalnya
dengan lendir yang dihasilkan trikoma khusus (Drossera,
Pinguicula) atau dengan penangkap yang rumit seperti dalam
Utricularia. Mangsa yang sudah ditangkap dihancurkan dengan
enzim proteolysis yang dihasilkan organ penangkap. Hal ini
dilakukan oleh trikoma glandular.
Trikoma yang menyekresikan terpen (minyak), trikoma
glandular yang menghasilkan minyak esensial dari Labiatae terdiri
15
atas sebuah sel basal, tangkai uniseriata yang terdiri atas satu atau
beberapa sel panjang, dan kepala yang terdiri atas satu atau
beberapa sel kelenjar. Dinding sel di sekeliling sel kelenjar
berdiferensiasi menjadi kutikula, lapisan kutikula, lapisan pektin,
dan selulosa.
Kolatera, adalah trikoma yang menghasilkan senyawa lengket.
Trikoma glandular ini biasanya terdiri atas kepala yang multisel
dan sebuah tangkai yang kadang tidak ada. Semua sel dibagian luar
dapat menghasilkan sekret berupa senyawa lengket, sering kali
merupakan senyawa campuran terpene dan lendir. Senyawa ini
mencapai permukaan kelenjar dengan cepat setelah kutikulanya
sobek. Sekresi terjadi secara terus-menerus dalam waktu lama.
Kolatera biasanya terdapat pada tunas.
Rambut gatal , merupakan trikoma glandular yang sangat khusus;
terdiri atas sel tunggal panjang, bagian dasarnya seperti
gelembung, dan bagian ujungnya sempit seperti jarum. Bagian
dasar trikoma membesar dikelilingi oleh epidermis. Dinding
bagian distal seperti jarum mengandung silica dan dibagian bawah
mengandung kalsium. bagian ujung membulat dan mudah pecah
jika tersentuh. Kebanyakan trikoma glandular mempunyai struktur
dinding sebagai berikut :
a) Lapisan dinding bagian dalam terdiri atas tonjolan dengan
berbagai bentuk dan rumit, yang berfungsi untuk pengangkutan
sekresi melalui dinding ke permukaan kelenjar.
b) Penebalan dinding seperti kaspari. Setiap sel tangkai dibagian
basal kelenjar, dindingnya mengandung kutin dan submerin.
16
Sel kipas dapat dijumpai pada epidermis atas daun tumbuhan suku
Gramineae atau Cyperaceae, tersusun dari beberapa sel berdinding tipis dengan
ukuran yang lebih besar dibanding sel-sel epidermis di sekitarnya. Sel kipas juga
memiliki vakuola yang besar, Sel kipas berfungsi untuk mengurangi penguapan
sebagai akibat menggulungnya daun.
Sel silica berisikan kristal silica (SiO2) yang berbentuk bulat, elips dan
halter yang terdapat pada tumbuhan Cyperaceae, Equisetinae, Ficus dan beberapa
monocotyledoneae, sedangkan sel gabus adalah sel yang mengandung endapan
suberin yang terdapat pada tulang daun Gramineae.
5. Velamen
6. Litokis
2. Jaringan Parenkim
17
yang kadang berdeferensiasi menjadi jaringan tiang dan jaringan bunga karang,
parenkim dijumpai sebagai parenkim penyimpan cadangan makanan pada buah
dan biji.
18
Parenkim lipatan, dinding selnya mengadakan lipatan ke arah
dalam serta mengandung kloroplas, dijumpai pada mesofil daun
pinus dan padi.
3. Jaringan Kolenkim
19
c) Kolenkim tubular (lakunar), penebalan terdapat pada bagian dinding
sel yang menghadap ruang antarsel. Contohnya pada tangkai daun
Salvia, Malva, dan Althaea.
d) Kolenkim tipe cincin, pada penampang lintang lumen sel berbentuk
lingkaran atau seperti lingkaran. Pada waktu menjelang dewasa terlihat
bahwa karena pada tipe sudut penebalan bersaambungan pada dinding
sel maka lumen tidak menyudut lagi.
4. Jaringan Sklerenkim
A. Serabut
20
B. Sklereid
21
xylem berfungsi juga sebagai jaringan penguat. Unsur-unsur xylem terdiri
dari unsur trakeal, serat xylem, dan parenkim xylem.
a) Unsur trakeal
b) Serat xylem
22
c) Parenkim xylem
Floem
a) Unsur-unsur tapis
Ciri khas dari unsur tapis adalah adanya daerah tapis di dindingnya
dan inti hilang dari protoplas. Daerah tapis diartikan sebagai daerah
noktah yang termodifikasi dan tampak sebagai daerah cekung di dinding
yang berpori-pori. Pori-pori tersebut dilalui oleh plasmodesmata yang
menghubungkan dua unsur tapis yang berdampingan. Sel-sel tapis
merupakan ssel panjang yang ujungnya meruncing di bidang tangensial
dan membulat di bidang radial. Dinding lateral banyak mengandung
23
daerah tapis yang berpori. Pada komponen bulu tapis, dinding ujungnya
saling berlekatan dengan dinding ujung sel di bawahnya atau di atas
sehingga membentuk deretan sel-sel memanjang yang disebut pembuluh
tapis.
b) Sel pengiring
c) Sel albumin
d) Serat-serat floem
e) Parenkim floem
24
Tipe-tipe berkas pengangkut
Berdasarkan posisi/letak xylem dan floemnya, berkas pengangkut
dapat dibedakan menjadi tiga tipe dasar, yakni kolateral, kosentris, dan
radial.
Tipe kolateral
Tipe kolateral terbagi lagi menjadi kolateral terbuka, kolateral
tertutup, dan bikolateral. Berkas pengangkut tipe kolateral
didefenisikan sebagai berkas pengangkut dengan kondisi xylem
dan floem berdampingan. Apabila diantara xylem dan floem dapat
dijumpai adanya kambium maka berkas pengangkut ini
mempunyai tipe kolateral terbuka.
Selain berfungsi sebagai penghubung anatar xylem dan floem,
kambium juga berperan dalam pembentukan floem ke arah luar
dan xylem ke arah dalam sehingga dikenal pula dalam istilah
kambium fasikuler apabila kambium terletak diantara xylem dan
floem dan kambium interfassikuler apabila kambium terletak di
luar berkas pengangkut. Berkass pengangkut tupe ini dijumpai
padda tumbuhan golongan Dicotyledoneae dan Gymnospemae.
Apabila diantara xylem dan floem tidak dijumpai adanya kambium
dan dijumpai adanya parenkim sebagai penghubung maka berkas
pengangkut ini mempunyai tipe kolateral tertutup. Berkas
pengangkut tipe kolateral tertutup ini kadang dikelilingi jaringan
sklerenkim yang disebut sebagai seludang berkas pengangkut.
Berkas pengangkut tipe ini dijummpai pada tumbuhan tipe
Monocotyledoneae.
Berkas pengangkut bikolateral apabila dijumpai adanya floem luar
dan floem dalam. Diantara floem luar dan xylem dijumpai adanya
kambium. Di antara floem dalam dan xylem terdapat kambium
juga
25
Tipe konsentris
Konsentris terbagi-bagi menjadi konsentris amphikribal dan
konsentris amfivasal. Berkas pengangkut tipe konsentris
merupakan berkas pengangkut dengan kondisi xylem dikelilingi
floem ataupun sebaliknya. Apabila xylem berada di tengah dan
floem mengelilinginya maka disebut berkas pengangkut konsentris
amphikribal. Umum dijumpai pada tumbuhan paku-pakuan
(Pteridophyta), sedangkan apabila floem di tengah dan xylem
mengelilinginya maka disebut berkas pengangkut tipe konsentris
amphivasal. Contohnya, pada Cirdyline sp. Dan rizhoma Acorus
calamus.
Tipe radial
Berkas pengangkut tipe radial merupakan berkas pengangkut
dengan letak xylem dan floem bergantian menurut jari-jari
lingkaran. Dijumpai pada akar tumbuhan Monocotyledoneae dan
akar Primer Dicotyledoneae.
26
2.2 Organ Tumbuhan
Organ pada tumbuhan dapat dibedakan menjadi organ vegetative dan organ reproduksi.
Organ vegetative meliputi batang, akar, dan daun. Sementara organ reproduksi terdiri dari bunga,
buah, dan biji.
2.2.1 Batang
Bagian tumbuhan yang menopang daun dan organ reproduktif adalah batang. Secara umum
batang dan akar mempunyai struktur yang relative sama, eduanya memiliki stele dengan xylem
dan floem, perisikel, endodermis, korteks, dan epidermis. Perbedaannya adalah dalam hal
struktur berkass pengangkutnya. Pada akar, berkass xylem dan floem primer terletak dalam
radius yang berbeda dan terpisah, sedangkan pada batang berkas xylem dan floem terletak
berseblahan dan dalam radius yang sama. Dalam perkembangan sekunder, batang dan akar
mempunyai struktur yang relatif sama.
27
Epidermis pada tumbuhan Dicotyledoneae dan Monocotyledoneae
tersusun oleh satu lapis ssel. Sel epidermis biasanya berbentuk rektanguler
tersusun rapat tanpa adanya ruang antarsel, dinding luar mengalami penebalan
dari zat kutin. Susunan ini menyebabkan kurangnya transpirasi dan
melindungi jaringan di sebelah dalamnya dari kerusakan mekanik dan
serangan hama.
Derivat epidermis yang dapat dijumpai pada batang adalah, trikoma, sel
silica, sel gabus, dan lentisel.
b) Korteks
Daerah korteks terutama tersusun dari parenkim sebagaijaringan dasar,
didaerah perifer kadang dijumpai kolenkim yang berkelompok atau
membentuk lingkaran tertutup. Jaringan sklerenkim dapat berupa serabut yang
berkelompok dan sklereida yang soliter. Dijumpai pula adanya berbagai
macam idioblast. Pada beberapa tumbuhan, parenkim korteks bagian tepi
mengandung kloroplas sehingga mampu mengadakan proses fotosintesis,
parenkim ini disebut klorenkim.
Bagian korteks yang paling dalam disebut floetherma. Pada bagian batang
Dicotyledoneae muda biasanya lapisan floetherma berisi buir-butir pati
sehingga sering disebut sarung tepung. Pada beberapa tumbuhan
Dicotyledoneae, ada pula yang floehermanya mengalami penebalan
membentuk pita kaspari sehingga lapisan ini disebut endodermis. Pada batang
yang telah tua biasanya endodermis telah rusak. Pada batang
Monocotyledoneae, korteks kadang terdeferensiasi secara baik atau kadang
sangat sempit bahkan tidak dapat dibedakan dengan stele.
beberapa tipe seperti berikut.
1) Prostele
Tipe stele ini dijumpai pada batang dengan berkas pengangkut konsentris
amfikribal, terdiri dari :
Prostele haplostele, apabila xylem berupa bangunan membulat di
tengah dan dikelilingi floem.
28
Prostele aktinostele apabila xylem berupa bangunan seperti bintang
di bagian tengah dan dikelilingi floem.
Prostele plektostele, apabila xylem merupakan lempengan-
lempengan yang saling berhubungan dan dikelilingi floem.
Prostele campuran, apabila xylem merupakan kelompok kecil-kcil
yang masing-masing dikelilingi floem.
2) Sifonostele
Tipe stele ini dijumpai pada batang dengan berkas pengangkut konsentris
amfikribal dan bagian tengah batang terdapat empelur, terdiri dari :
Sifonostele ektoflois apabila floem terdapat disebelah luar dari
xylem dan ditengah batang terdapat empelur.
Sifonostele amfiflois apabila floem terdapat di sebelah dalam dan
luar xylem dan ditengahnya terdapat empelur.
3) Diktiostele
Tipe stele ini dijumpai pada batang dan beberapa kelompok berkas
pengangkut yang masing-masing terdiri atas xylem yang dikelilingi floem,
di bagian tengahnya terdapat empelur dan jendela daun.
4) Eustele
Tipe stele ini dijumpai pada batang dengan tipe berkas pengangkut
kolateral terbuka dan bikolateral, di bagian tengahnya terdapat empelur
dan jari-jari empelur. Kambium pada stele tipe ini dibedakan menjadi
kambium faskuler (intrafaskuler) dan kambium interfaskuler.
5) Ataktostele
Tipe stele ini dijumpai pada batang dengan berkas pengangkut tipe
kolateral tertutup yang tersebar diseluruh penampang batang, baik
didaerah korteks maupun stele.
Jendela daun adalah bagian dari batang atau cabang yang tidak dapat
dijumpai adanya berkas pengangkut karena adanya percabangan kea rah
samping, yaitu ranting atau daun. Empelur merupakan daerah di sebelah
dalam dari berkas daun yang bersifat parenkimatis.
2. Pertumbuhan sekunder batang
29
Pertumbuhan menebal yang terjadi pada tumbuhan disebut pertumbuhan sekunder
akibat adanya penambahan jaringan sekunder. Jaringan sekunder dihasilkan oleh
meristem sekunder, yaitu kambium vaskuler dan kambium gabus (felogen).
30
Struktur anomali pada batang secara garis besar terjadi karena dua macem
penyebab, yaitu :
31
2.2.2 Akar
Berdasarkan asalnya, akar tumbuhan dibagi dalam dua katagori, yaitu akar primer dan
akar liar.
Akar primer (akar normal), tumbuh sejak tumbuhan masih berupa embrio dan
biasanya ada selama tumbuhan itu hidup. Akar primer berfungsi untuk
menegakkan tumbuhan agar bias berdiri tegak di atas tanah, di samping itu juga
mempunyai fungsi penyerapan air dan bahan-bahan anorganis dari tanah.
Akar liar, muncul dari batang, daun, dan jaringan yang mungkin secara permanen
atau hanya temporer. Akar liar mempunyai berbagai fungsi, kadang-kadang akar
ini akan mencapai tanah dan berfungsi seperti akar primer atau kadang mengalami
modifikasi sebagai organ untuk menyerap atau organ penopang ataupun haustoria.
1. Anatomi akar
Apabila akar primer dipotong melintng maka dari potongan ini dapat dijumpai
adanya tudung akar, epidermis akar, korteks, endodermis, dan stele.
a) Tudung akar
Tudung akar tedapat pada ujung akar, berfungsi untuk melindungi
promeristem akar dan membantu penetrasi akar yang tumbuh ke dalam
tanah. Tudung akar tersusun oleh sel-sel parenkim hidup yang kadang
mengandung pati. Pada kebanyakan tumbuhan, tudung akar membentuk
struktur khusus dan tetap dissebut kolumela.
b) Epidermis
Epidermis akar juga dikenal sebagai eppiblem atau lapisan piliferous. Sel-
sel epidermis akar berdinding tipis dan biasanya tidak mengandung
kutikula, walaupun kadang dinding luarnya mengalami kutinisasi. Pada
hamper semua akar, rambut-rambut akar berkembang dari sel-sel
epidermis di daerah dekat ujung akar (meristem apikal). Rambut akar
terdiri dari satu sel yang memanjang yang mempunyai fungsi absorbsi dan
untuk pegangan akar pada tanah. Pada spesies tertentu, rambut akar
berkembang dari sel khusus di daerah epidermis. Sel ini disebut trikoblast.
32
c) Korteks
Korteks akar pada umumnya tersusun dari sel-sel parenkim yang kadang-
kadang mengandung karbohidrat dan kadang juga mengandung Kristal.
Lapisan sklerenkim umum dijumpai pada akar tumbuhan
Monocotyledoneae dibandingkan akar tumbuhan Dicotyledonae.
Kolenkim sangat jarang dijumpai pada akar. Lapisan terluar dari korteks
kadang sangat berdferensiasi menjadi lapisan eksodermis yang dinding
sel-selnya mengalami penebalan dengan zat suberin, sedangkan lapisan
terdalam dari korteks biasanya berdeferensiasi menjadi endodermis.
d) Endodermis
Endodermis tersusun oleh satu lapis sel yang berbeda secara fisiologi,
struktur, dan fungsi dengan lapisan sel sekitarnya. Berdasarkan
perkembangan dinding selnya, endodermis dapat dibedakan menjadi:
- Endodermis primer yang mengalami penebalan berupa titik-titik
Caspary dari suberin dan kutin,
- Endodermis sekunder, apabila penebalan berupa pita Caspary dari zat
lignin,
- Endodermis tersier apabila penebalan membentuk huruf U yang
mengandung lapisan suberin dan selulose pada dinding radial dan
tangensial bagian dalam. Di antara sel-sel endodermis terdapat
beberapa sel yang tidak mengalami menebalan dinding, yaitu sel-sel
yang terletak berhadapan dengan protoxilem. Sel-sel ini disebut sel
peresap.
e) Stele
Lapisan sel terluar dari stele adalah perisikel/perikambium sehingga
letaknya langsung berada di sebelah dalam dari lapisan endodermis dan di
sebelah luar dari berkas pengangkut, Periskel mempunyai kemampuan
untuk mengadakan pertumbuhan meristematic sebagai titik awal
tumbihnya primordia akar kea rah samping (cabang akar, akar
adventitious/lateral.
33
Sistem berkas pengangkut pada akar biasanya tersusun oleh jari-jari Xilem
(trakea) yang jumlahnya bervariasi berselang-seling dengan floem. Pada
akar, xilem, dan floem tidak terletak dalam radius yang sama. Xilem
mungkin membentuk sumbu sentral ataupun bagian tengan terisi oleh sel-
sel parenkim ataupun sklerenkim seperti apa yang terinat pada akar
beberapa jenis tumbuhan Monocoryledoneac. Akar dapat terdiri dari 1, 2,
3, 4, 5 atau banyak jari-jari xilem. Secara berurutan akan disebut
monarch, diarch, triarch, tetrach, pentarch atapun poliarch. Xilem pada
akar disebut xilem exarch karena protoxilem berada di sebelah luar dari
metaxilem (xilem akar selalu mengadakan pertumbuhan sentripetal).
Parenkim yang dijumpai di antara berkas xilem dan berkas floem disebut
jaringan conjunctive.
34
2. Karakteristik akar
35
Pertumbuhan sekunder pada akar sangat bervariasi. Akar
Monocotyledoneac dan akar Dicotyledoneae yang berbentuk perdu atau cabang
akar Dicotyledoneae yang berbentuk pohon atau Gymnospermae tidak
mengadakan pertumbuhan sekunder sehingga korteks mempunyai struktur yang
tetap. Akar dewasa membentuk eksodermis sebagai penguat dan endodermisnya
berada pada fase tersier.
36
2.2.3 Daun
Umunya ada dua tipe daun, yaitu daun dorsiventral dan daun isobilateral. Daun dikatakan
mempunyai dorsiventral apabila jaringan tiang (palisade) hanya terdapat di sisi atas daun,
sedangkan daun isobilateral adalah daun yang mempunyai jaringan tiang di sisi atas dan sisi
batang. Daun dorsiventral biasanya tumbuhan horizontal, permukaan atas tampak lebih cerah
dibandingkan permukaan bawah karena terdapat perbedaan struktur antara daun bagian atas dan
daun bagian bawah. Tipe daun ini dimiliki hampir semua anggota Dicotyledoneae, sedangkan
daun isobilateral tumbuh vertical sehingga kedua permukaan daun menerima sinar matahari
dengan intensitas yang sama. Daun isobilateral mempunyai struktur yang seragam antara
permukaan atas dan bawahnya. Tipe daun ini dapat dijumpai pada beberapa jenis tumbuhan
Dicotyledoneae dan hampir semua tumbuhan Monocotyledoneae.
Daun biasanya tersusun oleh berbagai macam jaringan, tetapi secara garis besar daun
tersusun atas jaringan pelindung (epidermis dan derivat-derivatnya), jaringan dasar (mesofil),
jaringan pengangkut, jaringan penguat, dan jaringan sekretori.
1. Epidermis
Epidermis daun terdapat di permukaan atas maupun bawah, umumnya terdiri dari selapis
sel, tetapi ada pula yang terdiri dari beberapa lapis sel (epidermis ganda), misalnya Fcus,
Nerium, Piper sebagai haril pembelahan periklinal protoderm. Jumlah lapisan sel epidermis
antara 2-16, tergantung pada jenisnya. Jumlah lapisan epidermis bagian atas biasanya lebih
37
banyak daripada permukaan bawah. Bila epidermis bawah berlapis banyak maka akan
terdapat ruang substomata yang besar antara sel penutup dan jaringan mesofil.
Dinding sel epidermis mengalami penebalan yang tidak merata. Dinding sel yang
menghadap keluar umumnya berdinding lebih tebal, dapat terdiri dari lignin, tetapi penebalan
itu umumnya terdiri dari kutin. Penebalan kutin ini membentuk suatu lapisan kutikula yang
dapat tipis atau tebal tergantung jenis tempat hidupnya. Tumbuhan xerofit umumnya
berkutikula tebal. Pada beberapa jenis tumbuhan, selain kutin masih terdapat lapisan lilin di
atasnya.
Stomata sebagai derivate epidermis dapat berada di kedua permukaan daun (amfisomatik)
atau salah satu permukaan saja, umumnya dibagian bawah (hiposomatik). Namun, pada daun
terapung, stomata hanya terdapat di bagian atas (episomatik). Letak stomata dapat sejajar
dengan epidermis lainnya (daun paneoropor), atau kadang-kadang diatas permukaan sel-sel
epidermis seperti pada daun terapung.
Sel-sel epidermis daun tidak mengandung kloroplas, kecuali pada sel penutup. Namun =,
daun tumbuhan yang tenggelam dalam air, epidermisnya mengandung kloroplas.stomata
berfungsi sebagai jaln pertukaran gas pada tubuh tumbuhan dan sebagai pengatur besarnya
transpirasi.
Trikomata, baik yang berfungsi sebagai pelindung maupun sebagai rambut kelenjar,
banyak terdapat di permukaan daun. Bentuknya bermacam-macam.
Sel litokis yang merupakan modifikasi dari epidermis, mengandung sistolit yang terdiri
dari kalsium karbonat, bentuk-bentuk sistolit tidak teratur, dapat mengisi seluruh isi sel
litokis.
Modifikasi epidermis yang lain adalah sel kipas, terdiri dari sederet sel yang lebih besar
dari epppidermis normal dengan dinding tipis dan vakuola tebal, terdapat di permukaan atas
38
daun tumbuhan suku rumput-rumputan dan berfungsi mengurangi penguapan pada peristiwa
mengggulung daun.
2. Mesofil
Mesofil sebagai jaringan dasar terletak diatara epidermis atas dan epidermis bawah. Pada
kebanyakan tumbuhan Dicotyledoneae, mesofil berdeferensiasi menjadi jaringan tiang
(palisade) dan jaringan bunga karang (spons).
Sel-sel penyusun jaringan tiang berbentuk slindris, tegak pada permukaan dalam daun,
selapis atau lebih, rapat satu sama lain, dan mengandung banyak kloroplas. Karea fungsinya
menangkap cahaya maka kepadatan jaringan tiang tergantung pada intensitas cahaya, yaitu
yang menerima cahaya langsung lebih padat daripada dalam teduh.
Jaringan bunga karang tersusun oleh sel-sel tidak teratur, berdinding tipis, lepas, dan
mengandung kloroplas meskipun jumlah kloroplasnya lebih sedikit disbanding di jaringan
palisade. Ruang antar sel besar sehingga memudahkan terjadinya pertukaran gas karena
lubang antar sel ini berhubungan dengan lubang stomata. Karena jaringan tiang mengandung
banyak kloroplas maka warna daun yang memiliki jaringan tiang di atas saja. Sementara,
permukaan atasnya akan berwarna lebih gelap dibandingkan permukaan bawah. Selain lebih
banyak mengandung kloroplas, jaringan tiang juga lebih efisien dalam fotosintesis
dibandingkan jaringan bunga karang karena permukaan bebas antar selnya lebih besar.
3. Jaringan pengangkut
Berkas pengangkut pada daun membentuk bangunan kompleks yang disebut tulang daun.
Tumbuhan Dicotyledoneae mempunya satu ibu tulang dan cabang-cabang membentuk jala,
sedangkan pada tumbuhan Monocotyledoneae tulang daun berderet sejajar sumbu daun dan
dihubungkan oleh berkas-berkas pengangkut kecil di antaranya.
39
Fungsi tulang daun sangat penting karena mengangkut air serta zat hara dari tanah dan
menyebarkan hasil foto sintesis ke bagian tubuh yang lain sehingga struktur jaringan
pengangkut ini harus dapat mencapai semua sel mesofil yang terlibaat dalam fotosintesis.
Hasil fotosintesis dari mesofil masuk ke floem tulang daun yang kecil. Sel khusus yang
berfungsi sbagai pengatur senyawa-senyawa organic dari sel mesofil ke floem disebut sel
transfer.
Dalam berkas pengangkut, xylem selalu berada di sebelah atas floem karena tulang daun
merupakan kelanjutan dari tangkai daun yang berasal dari batang. Dalam hal ini, xylem di
sebelah dalam dan floem di luar. Susunan silem seperti pada batang, terutama di ibu tulang
daun terdiri dari trakea, trakeid, serabut, dan parenkim. Semakin kecil berkas pengangkut
semakin sederhana susunannya. Floem juga terditi dari pembuluh tapis, sel pengiring, dan
parenkim floem, kecuali pada Pterydophyta dan Gymnospermae floem tanpa sel pengiring.
Selubung berkas pengangkut pada tumbuhan anggota rumput-rumputan ada dua macam,
yaitu berlapis satu dan berlapis dua. Bila dua lapis selubung luar terdiri dari sel parenkim
yang berdinding tipis, dapat mengandung kloroplas atau tidak. Selubung dalam disebut juga
sarung mestom, terdiri dari parenkim yang lebih kecil dengan dinding lebih tebal.
4. Jaringan penguat
Jaringan penguat pada daun dapat berupa kolenkim dan sklerenkim. Kolenkim biasanya
terdapat dekat tulang daun yang besar tepat di bawah epidermis, dan pada tepi daun
tumbuhan Dicotyledoneae. Pada tumbuhan Monocotyledoneae serat banyak dijumpai pada
berkas pengangkut sedang pada anggota Gramineae serat membentuk balok panjang pada
salah satu sisi ataupun kedua sisi pengangkut. Epidermis dengan susunan sel yang kompak
tanpa adanya ruang antar sel dapat terdapat kutikula pada permukaan luarnya akan berfungsi
sebagai jaringan penguat daun.
5. Jaringan sekretori
40
Jaringan sekretori berupa kelenjar dapat dijumpai pada daun-daun lebar dengan struktur
berupa masa sel-sel parenkim padat dan terdapat di ujung berkas-berkas pembuluh.
Selain kelenjar, pada mesofil daun, contohnya daun Citrus sp., dapat dijumpai rongga
minyak essensial. Pada daun, substansi sekretori dapat pula dijumpai dalam idioblast, sel-
sel sekretori ini diklasifikasikan menurut subtansi yang disekresikan, walaupun
kenyataannya isi sel dapat berupa campuran substansi, contohnya sel resin dijumpai pada
anggota tumbuhan Rubiceae dan Euphorbiaceae, sel tannin pada Anacardiaceae dan sel
mirosin terdapat pada Cruciferae dan Capparidaceae.
41
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1) Jaringan penyusun tumbuhan meliputi jaringan epidermis, jaringan parenkim, jaringan
kolenkim, jaringan sklerenkim, jaringan pengangkut.
2) Organ vegetatif tumbuhan meliputi batang, akar, dan daun.
3) Pada organ batang terdapat tiga bagian pokok yang berkembang dari jaringan protoderm,
prokambium, dan meristem dasar, yaitu epidermis dan derivatnya, korteks, dan stele.
4) Akar mempunya anatomi yang lebih sederhana daripada anatomi batang dan mempunyai
keragaman yang rendah dibandingkan batang. Hal ini sebagai akibat dari adanya
lingkungan yang relatif seragam di dalam tanah.
42
5) Daun dikatakan mempunyai dorsiventral apabila jaringan tiang (palisade) hanya terdapat
di sisi atas daun, sedangkan daun isobilateral adalah daun yang mempunyai jaringan tiang
di sisi atas dan sisi batang.
6) Daun biasanya tersusun oleh berbagai macam jaringan, tetapi secara garis besar daun
tersusun atas jaringan pelindung (epidermis dan derivat-derivatnya), jaringan dasar
(mesofil), jaringan pengangkut, jaringan penguat, dan jaringan sekretori.
DAFTAR PUSTAKA
Nugroho, Hartanto, purnomo, sumardi, Issirep.2012.Struktur & Perkembangan Tumbuhan.
Depok: Penebar Swadaya
https://slideplayer.info/slide/3749622/
https://dosenbiologi.com/tumbuhan/jenis-jenis-sel-pada-xilem-dan-floem
43