PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang diamaksud dengan Jaringan Meristem?
2. Apa saja klasifikasi meristem?
3. Apa yang dimaksud dengan teori histogen dan Tunika Korpus?
4. Apa yang dimaksud dengan Kambium?
1
C. Tujuan
1. Menjelaskan Pengertian Jaringan Meristem
2. Menguraikan Klasifikasi dari Meristem
3. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan teori Histogen dan Tunika
Korpus
4. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan Kambium
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Gambar 1. Bagian Meristem Apikal
4
pertumbuhan sekunder terjadi akibat adanya aktifitas pembelahan sel pada jaringan
meristem sekunder.
5
1. Promeristem, adalah meristem yang ada pada saat tumbuhan dalam tingkat
Embrio
2. Meristem primer, adalah meristem yang berkembang langsung dari sel
embrionik.
3. Meristem sekunder, adalah meristem yang berkembang dari jaringan yang
telah mengalami diferensiasi.
6
b) Perkecambahan Epigeal: Tumbuh memanjang yang mengakibatkan kotiledon
dan plumula sampai keluar kepermukaan tanah, sehingga kotiledon terdapat di atas
tanah. Contoh: Kacang Tanah, Kacang Hijau.
7
MERISTEM APIKAL
1. Meristem apeks pucuk : Apeks pucuk adalah bagian yang tepat di atas
primordium daun yang paling muda yang bersifat meristematis. Bentuk apeks
pucuk dari arah memanjang, pada umumnya sedikit cembung dan dapat
berubah- ubah Berbagai bentuk meristem apeks pucuk pada berbagai
kelompok tumbuhan adalah sebagai berikut :
a. Pteridophyta :
terdiri dari 1 sel disebut sel apical
terdiri dari lebih dari 1 sel disebut initial apikal
b. Gymnospermae :
Type Cycas : terdapat meristem permukaan dengan bidang
pembelahan antiklinal dan periklinal
Type Ginkgo : terdapat sel induk sentral, meristem tepi
(perifer) dan meristem rusuk ( meristem tengah)
c. Anggiospermae
Teori Histogen oleh Hanstain (1868), menyatakan bahwa terdapat tiga
daerah di apeks pucuk (Gambar 4), yaitu :
Dermatogen (I) menjadi epidermis
Pleurom (III) akan menjadi silinder pusat
Periblem (II) akan menjadi korteks
8
Gambar 4. meristem apeks pucuk pada anggiospermae
Teori yang dianut hingga sekarang adala Teori Tunica Corpus oleh Schmidt
(1924), yang menyatakan bahwa terdapat 2 daerah pada meristem apeks pucuk yaitu :
1. Tunika pada lapisan terluar yang membelah antiklinal akan berdiferensiasi
menjadi epidermis
2. Corpus dibawah tunica , membelah ke segala arah dan membentuk semua
jaringan selain epidermis
9
Gambar 5. Meristem apeks pucuk pada Coleus
2. Meristem apeks akar
a. Pteridophyta
terdiri dari satu atau lebih sel ( 3-5 sel)
berupa kumpulan sel
b. Anggiospermae dan Gymnospermae
seperti teori Hanstein pada apeks pucuk, meristem apeks akar terdiri
dari: Protoderm, meristem korteks, dan meristem silinder pembuluh
(Gambar 6 dan 7).
10
Gambar 7. Sayatan memanjang meristem apeks pucuk
MERISTEM LATERAL
Meristem ini termasuk kambium pembuluh dan kambium gabus yang .
menyebabkan pertumbuhan menebal dan melebar jauh dari apeks, umum ditemukan
pada Dicotyledoneae dan Gymnospermae. Pertumbuhan yang dihasilkannya disebut
pertumbuhan sekunder.
1. Kambium pembuluh
Ialah meristem sekunder yang berfungsi membentuk ikatan pembuluh
(xylem dan floem) sekunder. Bentuk selnya seperti pipa atau berkas-berkas
memanjang sejajar permukaaan batang atau akar. Meristem ini adalah
meristem lateral karena terdapat di daerah lateral akar dan batang. Ciri-ciri sel
nya agak berbeda dengan ciri sel meristem apeks. Dari segi morfologi dapat
dibedakan menjadi tipe sel kambium, yaitu :
a. Sel fusiform : bentuk memanjang dengan ujung meruncing, letak
memanjang sejajar dengan sumbu, fungsinya membentuk jaringan
pembuluh sekunder
b. Sel jari-jari empulur : bentuk sel membulat kecil, tersusun kearah radial
membentuk jari-jari empulur `
Berdasarkan susunan sel fusiform, dapat dibedakan :
11
a. Kambium bertingkat Sel initial tersusun berjajar letak ujung sel sama
tinggi
b. Kambium tidak bertingkat Sel initial saling tumpang tindih tidak
membentuk deretan
2. Kambium gabus
Kambium gabus atau felogen adalah meristem yang menghasilkan
periderm. Periderm adalah jaringan pelindung yang terbentuk secara sekunder
dan menggantikan epidermis pada batang dan akar yang menebal karena
pertumbuhan sekunder. Periderm mencakup felogen (cambium gabus) yaitu
meristem yang menghasilkan periderm, felem ( gabus) yaitu jaringan
pelindung yang dibentuk kea rah luar oleh felogen dan feloderm yaitu jaringan
parenkim hidup yang dibentuk oleh felogen ke arah dalam (Gambar 8).
Sel felogen terdiri dari satu macam sel saja. Pada penampang
melintang felogen terlihat seperti sel empat persegi panjang yang memipih
pada arah radial. Pada arah memanjang sel felogen berbentuk empat persegi
panjang atau bersegi banyak dan kadang-kadang agak tidak teratur.. Sel
felogen biasanya tersusun rapat tanpa ruang antar sel . Sel dewasa tidak hidup
dan dapat beroso zat padat ataiu cairan. Sel gabus ditandai oleh adanya zat
gabus (suberin) dalam dinding sel nya
12
Gambar 8. Kambium gabus
MERISTEM INTERKALAR
Meristem interkalar adalah bagian meristem apeks yang sewaktu tumbuhan
tumbuh terpisah dari apeks oleh daerah-daerah yang lebih dewasa. Pada batang yang
memiliki meristem interkalar, daerah buku akan menjadi dewasa lebih awal dan
meristem interkalar terdapat dalam ruas. Contoh paling dikenal untuk menunjukkan
meristem interkalar adalah yang terdapat pada batang rumput-rumputan (Gambar 9.).
Pada rumput, pemanjangan ruas dihasilkan oleh meristem interkalar yang membentuk
deretan sel sejajar sumbu. Mula-mula kegiatan meristem interkalar terjadi di seluruh
ruas namun setelah perkembangan ruang-ruang dalam batang yang biasa ditemukan
pada Poaceae, kegiatan itu terbatas pada aerah tepi dari dasar ruas yaitu terbatas pada
daerah tepi dari dasar ruas yaitu di dekat dan di atas buku.
13
Gambar 9. Meristem interkalar pada batang bambu
1. Teori Histogen–Johannes Ludwig Emil Robert von Hanstein (15 Mei 1822 –
27 Agustus 1880)
Teori Histogen klasik yang diutarakan Hanstein pada 1868 menyatakan bahwa
ada sejenis stratifikasi (=pengelompokan, keadaan yang bertingkat–seperti pada kata
“strata sosial“) pada ujung batang tumbuhan angiospermae. Hanstein menyatakan
adanya bagian pusat tanaman yang diselimuti oleh beberapa lapisan yang tersusun
rapi, yang saling menyelubungi dengan ketebalan yang konstan.
Masing-masing lapisan dipercaya terdiri dari beberapa sel meristematis yang
saling bertumpukan, yang terletak pada bagian paling pucuk dari batang. Beberapa
tahun kemudian, interpretasi teori Hanstein terhadap peran masing-masing lapisan
14
sudah tidak digunakan lagi, tapi konsep dasar tentang adanya lapisan meristem yang
bertingkat pada ujung batang tetap digunakan.
15
teorinya, yaitu “tunika” yang terdiri dari satu atau lebih lapisan sel yang menyelimuti
“korpus” atau jaringan pusat.
Schmidt, muridnya Buder, mengembangkan kembali teori ini. Dia
menitikberatkan pada perbedaan dua lapisan ini. Dia menyampaikan ide bahwa
perbedaan utama dari tunika dan korpus adalah perbedaan antara pertumbuhan dan
pembelahan sel.
Pertumbuhan pada tunika, yang terjadi bersamaan dengan pertumbuhan
melengkung batang, mengakibatkan perluasan permukaan tumbuhan, namun tidak
berpengaruh pada ketebalan masing-masing lapisan. Bisa dilihat pada gambar di
bawah. Pertumbuhan itu tidak mengakibatkan bagian ujung (paling atas) menjadi tipis
dan bagian tepi jadi tebal.
16
mengakibatkan pertambahan massa tumbuhan tidak konstan. Kadang cepat, kadang
pelan.
Kerjasama yang baik antara pertambahan luas permukaan oleh tunika dan
pertambahan volume tumbuhan oleh korpus menghasilkan keserasian pertumbuhan
pada tanaman.
D. Kambium
a) Kambium pembuluh
Kambium Pembuluh ialah meristem sekunder yang berfungsi
membentuk ikatan pembuluh (xylem dan floem) sekunder.Bentuk selnya
seperti pipa atau berkas-berkas memanjang sejajar permukaaan batang
atau akar. Meristem ini adalah meristem lateral karena terdapat di daerah
lateral akar dan batang. Ciri-ciri sel nya agak berbeda dengan cirri sel
meristem apeks.
b) Struktur Kambium Pembuluh
Kambium merupakan meristem lateral karena berada di daerah lateral
akar dan batang. Pada kebanyakan pohon dan semak, daerah kambium
berupa silinder yang berlapis banyak dan pada penampang melintang
membentuk cincin yang kontinu. Pada saat aktif, kambium terdiri dari
banyak lapisan sel, namun pada saat istirahat (dorman) hanya ada satu
lapisan sel. Lapisan sel itu dianggap bermuka dua karena dapat
membentuk turunan ke dua arah.
Setelah membelah secara perikrinal, sel yang ada di sebelah dalam
berkembang menjadi sel xylem dan sel yang berada di luar tetap aktif
sebagai kambium atau sel luar berkembang menjadi sel floem dan sel
dalam tetap berlaku sebagai kambium. Inilah tafsiran yang dianut secara
luas. Bukti yang paling meyakinkan adalah bahwa floem sekunder dan
xylem sekunder seakan-akan merupakan gambar cermin dari sesamanya.
Pada saat-saat tertentu kambium membentuk jari-jari empulur baru
yang kemudian di temukan baik di xylem mapun di floem. Selanjutnya,
sementara kambium terdorong ke luar seiring dengan menebalnya silinder
xylem di sebelah dalamnya kambium membelah dengan bidang
17
pembelahan antiklinal sehingga dapat menambah luas tangensial. Dengan
demikian, luas cambium mengimbang perluasan silinder xylem yang
dikelilinginya.
c) Perkembangan Kambium Pembuluh
Pada tumbuhan monokotil dan sejumlah dikotil basah, prokambium
akan habis terdiferensiasi menjadi jaringan pembuluh. Pada tumbuhan
berkayu, sebagian prokambium dalam setiap ikatan pembuluh akan
berkembang menjadi cambium fasikuler. Perubahan antara pertumbuhan
primer dan sekunder tidaklah tajam karena jaringan primer diperoleh
akibat pembelahan pada daerah subapikal dan seluruh pertumbuhan lateral
merupakan proses yang sinambung dari mulai apeks sampai batang yang
dewasa. Pada umumnya dianggap bahwa transisi terjadi secara bertahap
dan biasanya lambat, meskipun kadang-kadang cepat, dan baik
prokambium maupun cambium merupakan dua stadium perkembangan
dari satu macam meristem.Kambium dapat pula terjadi pada beberapa
tempat yang sebelumnya tidak menampakkan kambium, seperti pada
kambium interfasikuler.
Pada sejumlah tumbuhan hanya cambium fasikuler yang berperan dan
setiap ikatan pembuluh membesar, diiringi oleh sedikit pertumbuhan
sekunder.Pembelan difus (tersebar) dan proliferasi sel pada jari-jari
empulur medulla sudah cukup mengimbangi produksi kayu yang sedikit
itu.Kerangka kayu tumbuhan seperti itu menunjukkan pola kerangka
berkas ikatan pembuluh asal.Pada pohon dan semak yang banyak
membentuk kayu, cambium interfasikuler berdiferensiasi pada jari-jari
empulur medulla baik secara serentak bersama dengan cambium fasikuler
atau beberapa saat sesudahnya.Kambium interfasikuler berdiferensiasi
sebagai panel yang meluas dari tepi cambium fasikuler. Kedua panel dari
tepi dua ikatan pembuluh yang berdampingan akan bertemu sehingga
membentuk kambium interfasikuler yang sinambung. Dengan demikian,
pula terjadi kesinambungan dari seluruh kambium.Setelah beberapa bulan
atau tahun, kedua macam cambium tak dapat dibedakan dan seluruh
dinamakan kambium pembuluh saja.
d) Jenis Sel Kambium
Dari segi morfologi dapat dibedakan dua macam pemula sebagai
berikut: (1) Pemula yang meruncing di kedua ujungnya sehingga
berbantuk kumparan, disebut pemula kumparan atau pemula fusiform,
menghasilkan unsurbyang memanjang atau aksial (vertical)npada kayu
18
(xylem) dan bagian dalam kayu (floem); (2) pemula jari-jari empulur yang
tumbuh kea rah radial.
1) Pemula Fusiform
Sel yang berbentuk kumparan ini panjangnya berkisar 140 –
462 µm pada dikotil dan 700 – 4500 µm pada pinus. Panjang sel dapat
beragam dalam setahun, bergantung pada keseimbangan antara
pembelahan sel dan ekspansi sel. Pada sayatan radial, dindig ujung
tampak datar, namun pada sayatan tangensial berbentuk lancip, atau
meruncing secara bertahap atau langsung. Pada sayatan melintang sel
ini tampak seperti segi empat atau agak pipih.
Panjang pemula fusiform adalah penting karena sedikit banyak
mempengaruhi panjang turunannya. Namun, pengukuran xylem tidak
menunjukan panjang yang sama dengan cambium karena terjadi
pemanjangan sel sewaktu xylem tumbuh menjadi dewasa.
2) Pemula Jari-jari Empulur
Pemula jari-jari empulur lebih kecil daripada pemula fusirorm,
yakni pendek dan isodiametris, atau 2 – 3 kali lebih tinggi dri pada
lebarnya.Pada coniferae, pemula jari-jari empulur senantiasa tersusun
sebagai deretan sel kea rah vertical yang terdiri dari satu baris sel,
dinamakan berseri satu atau unisertiat.Kelompok pemula jari-jari
empulur dapat menjadi lebih panjang dengan hilangnya pemula
fusiform diantara dua kelompok pemula jari-jari empulur, sehingga
keduanya dapat menyatu.Atau pemula fusiform mengubah dirinya
dengan membelah melintang beberapa kali menjadi sederetan pemula
jari-jari empulur.Jika salah satu mekanisme tersebut mengakibatkan
jari-jari empulur menjadi berseri banyak atau multiseriat, maka pemula
segera hilang sehingga kondisi uniseriat diperoleh kembali.Pada
dikotil sering terdapat jari-jari empuluruniseriat maupun multiseriat
dan hal itu tercermin dalam pemula jari-jari empulurnya.Pada setiap
jenis, kelompok pemula dapat hanya mengandung pemula panjang
saja, isodiametris saja, atau campuran keduanya.Jika keduanya
ditemukan, maka pemula panjang hamper selalu bertempat di bagian
paling atas atau paling bawah jari-jari empulur atau di kedua tempat
itu; selebihnya terdiri dari pemula berbentuk isodiametris.
e) Susunan Sel Fusiform
Berdasarkan susunan sel fusiform, dapat dibedakan :
19
1) Kambium bertingkat Sel initial tersusun berjajar letak ujung sel sama
tinggi
2) Kambium tidak bertingkat Sel initial saling tumpang tindih tidak
membentuk deretan
Kambium Gabus
20
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari makalah diatas dapat kami simpulkan, Jaringan meristem adalah jaringan
yang sel –selnya mampu membelah diri dengan cara mitosis secara terus menerus
( bersifat embrional) untuk menambah jumlah sel – sel tubuh pada tumbuhan.
Jaringan meristem memiliki ciri-ciri sebagai berikut, Bentuk dan ukurannya
selnya sama (kubus), Dinding Selnya Tipis, Selnya penuh dengan protoplasma, Isi sel
tidak mengandung zat makanan, Sel muda dan belum mengalami diferensiasi dan
spesialisasi, berdinding tipis, protoplasma banyak, vakuola kecil, inti besar, plastida
belum matang dan berbentuk sama ke segala arah.
Jaringan meristem bermacam-macam, yaitu jaringan Promeristem,
Jaringanmeristem primer, Jaringan meristem sekunder. Jika dilihat dari posisi
jaringan meristem dalam tubuh tumbuhan maka jaringan meristem dibagi menjadi
jaringan meristem apikal, intekalar, dan lateral.
21
22