BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
Pada biji jagung (Tumbuhan Monokotil) hanya terdapat satu Kotiledon yang sering
dinamakan dengan sekutelum. Pada saat terjadinya proses perkecambahan, akar akan diselubungi
oleh Koleoriza dan pada ujung embrio diselubungi oleh Koleoptil.
Perkecambahan adalah munculnya Plantula (Tanaman kecil) dari dalam biji yang
merupakan hasil pertumbuhan dan perkembanagn embrio. Plumula tumbuh dan berkembang
menjadi batang sedangkan Radikula menjadi akar.
Pada meristem primer yang terletak pada ujung batang tumbuhan, terdapat beberapa teori
yang disebut dengan teori titik tumbuh, yaitu sebagai berikut:
1) Teori Sel Apikal–Hofmeister dan Nageli
Tidak ada perbedaan khusus pada asal-usul jaringan apikal pada pucuk tumbuhan. Karena
seluruh sel pada pucuk batang berawal dari satu sel tunggal.
2) Teori Histogen–Johannes Ludwig Emil Robert von Hanstein (15 Mei 1822 – 27 Agustus
1880)
Teori Histogen klasik yang diutarakan Hanstein pada 1868 menyatakan bahwa ada sejenis
stratifikasi (=pengelompokan, keadaan yang bertingkat–seperti pada kata “strata sosial“) pada
ujung batang tumbuhan angiospermae. Hanstein menyatakan adanya bagian pusat tanaman yang
diselimuti oleh beberapa lapisan yang tersusun rapi, yang saling menyelubungi dengan ketebalan
yang konstan (kamsud gw, kalo misalnya lapisan X setebal 1 mm, maka lapisan X itu akan dan
hanya akan setebal itu di seluruh bagian meristem apikal).
Masing-masing lapisan dipercaya terdiri dari beberapa sel meristematis yang saling
bertumpukan, yang terletak pada bagian paling pucuk dari batang. Beberapa tahun kemudian,
interpretasi teori Hanstein terhadap peran masing-masing lapisan sudah tidak digunakan lagi, tapi
konsep dasar tentang adanya lapisan meristem yang bertingkat pada ujung batang tetap
digunakan.
Berbeda dengan Hanstein yang mengemukakan tiga lapisan, Buder hanya megemukakan
dua lapisan jaringan dalam teorinya, yaitu “tunika” yang terdiri dari satu atau lebih lapisan sel
yang menyelimuti “korpus” atau jaringan pusat.
Schmidt, muridnya Buder, mengembangkan kembali teori ini. Dia menitikberatkan pada
perbedaan dua lapisan ini. Dia menyampaikan ide bahwa perbedaan utama dari tunika dan
korpus adalah perbedaan antara pertumbuhan dan pembelahan sel.
Sedangkan, pertumbuhan silinder pusat (korpus) bertitik berat pada pertambahan massa
tumbuhan. Pertumbuhan pada jaringan ini cenderung tidak reguler, yang mengakibatkan
pertambahan massa tumbuhan tidak konstan. Kadang cepat, kadang pelan.
Kerjasama yang baik antara pertambahan luas permukaan oleh tunika dan pertambahan
volume tumbuhan oleh korpus menghasilkan keserasian pertumbuhan pada tanaman.
- Kambium Intervasikuler
Kambium Intervasikuler adalah kambium yang berada di antara berkas pengangkut. Kesatuan
antara kambium vasikuler dengan cambium intervasikuler membentuk lingkaran cambium atau
lingkaran vaskuler.
Pada meristem apeks primer dapat dibedakan antara promeristem dan daerah meristematis
dibawahnya dimana sel telah mengalami diferensiasi sampai taraf tertentu. Promeristem terdiri
dari pemula-pemula apeks bersama dengan sel derivatnya yang masih berdekatan dengan
pemula.
Apeks pucuk adalah bagian yang tepat di atas primordium daun yang paling muda yang bersifat
meristematis. Bentuk apeks pucuk dari arah memanjang, pada umumnya sedikit cembung dan
dapat berubah-ubah Berbagai bentuk meristem apeks pucuk pada berbagai kelompok tumbuhan
adalah sebagai berikut :
Pteridophyta :
terdiri dari 1 sel disebut sel apical
terdiri dari lebih dari 1 sel disebut initial apical
Gymnospermae
Type Cycas : terdapat meristem permukaan dengan bidang pembelahan antiklinal dan
periklinal
Type Ginkgo : terdapat sel induk sentral, meristem tepi (perifer) dan meristem rusuk (
meristem tengah)
Anggiospermae
Teori Histogen oleh Hanstain (1868), menyatakan bahwa terdapat tiga daerah di apeks pucuk
(Gambar 1), yaitu :
Dermatogen (I) menjadi epidermis
Pleurom (III) akan menjadi silinder pusat
Periblem (II) akan menjadi korteks
Pteridophyta
terdiri dari satu atau lebih sel ( 3-5 sel)
berupa kumpulan sel
Anggiospermae dan Gymnospermae
Seperti teori Hanstein pada apeks pucuk, meristem apeks akar terdiri dari: Protoderm, meristem
korteks, dan meristem silinder pembuluh.
b. Meristem interkalar terdapat di antara jaringan dewasa, contoh pada pangkal ruas suku
rumput-rumputan.
Meristem interkalar adalah bagian meristem apeks yang sewaktu tumbuhan tumbuh terpisah dari
apeks oleh daerah-daerah yang lebih dewasa. Pada batang yang memiliki meristem interkalar,
daerah buku akan menjadi dewasa lebih awal dan meristem interkalar terdapat dalam ruas.
Contoh paling dikenal untuk menunjukkan meristem interkalar adalah yang terdapat pada batang
rumput-rumputan. Pada rumput, pemanjangan ruas dihasilkan oleh meristem interkalar yang
membentuk deretan sel sejajar sumbu. Mula-mula kegiatan meristem interkalar terjadi di seluruh
ruas namun setelah perkembangan ruang-ruang dalam batang yang biasa ditemukan pada
Poaceae, kegiatan itu terbatas pada aerah tepi dari dasar ruas yaitu terbatas pada daerah tepi dari
dasar ruas yaitu di dekat dan di atas buku.
- Kambium pembuluh
Ialah meristem sekunder yang berfungsi membentuk ikatan pembuluh (xylem dan floem)
sekunder. Bentuk selnya seperti pipa atau berkas-berkas memanjang sejajar permukaaan batang
atau akar. Meristem ini adalah meristem lateral karena terdapat di daerah lateral akar dan batang.
Ciri-ciri sel nya agak berbeda dengan cirri sel meristem apeks.
Pada saat-saat tertentu kambium membentuk jari-jari empulur baru yang kemudian di temukan
baik di xylem mapun di floem. Selanjutnya, sementara kambium terdorong ke luar seiring
dengan menebalnya silinder xylem di sebelah dalamnya kambium membelah dengan bidang
pembelahan antiklinal sehingga dapat menambah luas tangensial. Dengan demikian, luas
cambium mengimbang perluasan silinder xylem yang dikelilinginya.
Pada sejumlah tumbuhan hanya cambium fasikuler yang berperan dan setiap ikatan pembuluh
membesar, diiringi oleh sedikit pertumbuhan sekunder. Pembelan difus (tersebar) dan proliferasi
sel pada jari-jari empulur medulla sudah cukup mengimbangi produksi kayu yang sedikit itu.
Kerangka kayu tumbuhan seperti itu menunjukkan pola kerangka berkas ikatan pembuluh asal.
Pada pohon dan semak yang banyak membentuk kayu, cambium interfasikuler berdiferensiasi
pada jari-jari empulur medulla baik secara serentak bersama dengan cambium fasikuler atau
beberapa saat sesudahnya. Kambium interfasikuler berdiferensiasi sebagai panel yang meluas
dari tepi cambium fasikuler. Kedua panel dari tepi dua ikatan pembuluh yang berdampingan
akan bertemu sehingga membentuk kambium interfasikuler yang sinambung. Dengan demikian,
pula terjadi kesinambungan dari seluruh kambium. Setelah beberapa bulan atau tahun, kedua
macam cambium tak dapat dibedakan dan seluruh dinamakan kambium pembuluh saja.
a. Pemula Fusiform
Sel yang berbentuk kumparan ini panjangnya berkisar 140 – 462 µm pada dikotil dan 700 –
4500 µm pada pinus. Panjang sel dapat beragam dalam setahun, bergantung pada keseimbangan
antara pembelahan sel dan ekspansi sel. Pada sayatan radial, dindig ujung tampak datar, namun
pada sayatan tangensial berbentuk lancip, atau meruncing secara bertahap atau langsung. Pada
sayatan melintang sel ini tampak seperti segi empat atau agak pipih.
Panjang pemula fusiform adalah penting karena sedikit banyak mempengaruhi panjang
turunannya. Namun, pengukuran xylem tidak menunjukan panjang yang sama dengan cambium
karena terjadi pemanjangan sel sewaktu xylem tumbuh menjadi dewasa.
Dari makalah diatas dapat kami simpulkan, Jaringan meristem adalah jaringan yang sel –
selnya mampu membelah diri dengan cara mitosis secara terus menerus ( bersifat embrional)
untuk menambah jumlah sel – sel tubuh pada tumbuhan.
Jaringan meristem memiliki ciri-ciri sebagai berikut, Bentuk dan ukurannya selnya sama
(kubus), Dinding Selnya Tipis, Selnya penuh dengan protoplasma, Isi sel tidak mengandung zat
makanan, Sel muda dan belum mengalami diferensiasi dan spesialisasi, berdinding tipis,
protoplasma banyak, vakuola kecil, inti besar, plastida belum matang dan berbentuk sama ke
segala arah.
3.2 Saran
Sebaiknya kepada para pembaca memahami isi makalah tersebut, sehingga para pembaca
dapat mengerti apa isi makalah tersebut, tapi tidak hanya mengerti akan isi makalah ini tetapi
pembaca juga akan mendapatkan suatu ilmu yang sangat bermanfaat yang nantinya dapat
digunakan dalam proses balajar mengajar.
DAFTAR PUSTAKA
Jati, W.2007.Aktif Biologi Pelajaran Biologi untuk SMA/MA Kelas XI.Jakarta:Ganeca Exact
Ridhawati.2009.Biologi Umum.Universitas Cokroaminoto Palopo
Campbell,N.A.,J.B.Reece & L.G.Mitchell.2002.Biologi.Jakarta:Erlangga
Wahyu S,I.2006.Biologi untuk SMA/MA Kelas XI.Bogor:CV Duta Grafika