Anda di halaman 1dari 13

Makalah Jaringan Meristem

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Setiap makhluk hidup tentu mengalami proses tumbuh dan berkembang . Pada saat itu, sel-
sel yang menyusun tubuh menjadi terspesialisasi untuk menjalankan berbagai fungsi hidup.
Beberapa sel di antaranya bergabung menjadi satu kesatuan membentuk jaringan.
Jaringan merupakan sekelompok sel yang memiliki bentuk, susunan dan fungsi yang sama.
Pada umumnya, dikenal dua tipe jaringan, yaitu jaringan sederhana (tersusun dari satu tipe sel).
Berbagai macam jaringan dapat ditemukan pada organ tubuh makhluk hidup, baik tumbuhan
maupun hewan. Berikut ini kita akan membahas tentang macam jaringan yang dapat pada
tumbuhan dan hewan.
Pada dasarnya, tubuh tumbuhan multiseluler merupakan satu unit morfologi. Dikatakan
demikian karena tubuh tumbuhan tersusun dari sel-sel yang berlekatan dengan sel-sel lain
melalui dinding selnya. Penyatuan sel-sel terseb ut dimungkinkan karena adanya zat-zat
perekat antarsel. Beberapa tipe sel dengan ciri yang serupa membentuk suatu kelompok sel yang
dikenal sebagai jaringan tumbuhan. Berbagai jaringan tumbuhan. Berbagai jaringan tumbuhan
dapat ditemukan pada organ tumbuhan, misalnya pada akar,batang, dan daun.
Ahli botani membedakan jaringan tumbuhan atas beberapa macam, yaitu jaringan
meristem, epidermis,parenkim,kolenkim, sklerenkim, dan pengangkut.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan jaringan meristem?
2. Sebutkan ciri-ciri jaringan meristem?
3. Sebutkan dan jelaskan macam-macam jaringan meristem berdasarkan asal usul
pembentukannya?
4. Sebutkan dan Jelaskan macam – macam jaringan meristem berdasarkan posisi dalam tubuh
tumbuhan?

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Jaringan Meristem


Jaringan meristem adalah jaringan yang sel –selnya mampu membelah diri dengan cara
mitosis secara terus menerus ( bersifat embrional) untuk menambah jumlah sel – sel tubuh pada
tumbuhan. Meristem terdapat pada bagian – bagian tertentu saja pada tumbuh – tumbuhan.

2.2 Ciri – ciri Jaringan Meristem


a. Bentuk dan ukurannya selnya sama (kubus)
b. Dinding Selnya Tipis
c. Selnya penuh dengan protoplasma
d. Isi sel tidak mengandung zat makanan
e. Sel muda dan belum mengalami diferensiasi dan spesialisasi, berdinding tipis, protoplasma
banyak, vakuola kecil, inti besar, plastida belum matang dan berbentuk sama ke segala arah

2.3 Macam Jaringan Meristem berdasarkan asal usulnya


Jaringan meristem adalah jaringan yang terus-menerus membelah. Berdasarkan asal
usulnya, jaringan meristem dikelompokkan menjadi 3, yaitu promeristem, meristem primer dan
meristem sekunder
a. Promeristem
Jaringan meristem yang ada pada saat tumbuhan masih dalam tingkat embrio. Contohnya
pada lembaga biji tumbuhan.
Embrio/lembaga punya tiga bagian yaitu:
- Radikula (akar lembaga)
- Kotiledon (daun lembaga)
- Kaulikulus (batang lembaga)
Didalam biji ada beberapa bagian yaitu Plumula, Epikotil, Hipokotil, dan Kotiledon.
Bagian bawah pangkal (Aksis) yang melekat pada kotiledon dinamakan Hipokotil dan bagian
ujungnya (Terminal) disebut Radikula. Bagian atas pangkal adalah Epikotil dan bagian ujungnya
adalah Plumula yang terlihat sepasang daun dengan pucuknya.

Pada biji jagung (Tumbuhan Monokotil) hanya terdapat satu Kotiledon yang sering
dinamakan dengan sekutelum. Pada saat terjadinya proses perkecambahan, akar akan diselubungi
oleh Koleoriza dan pada ujung embrio diselubungi oleh Koleoptil.

Perkecambahan adalah munculnya Plantula (Tanaman kecil) dari dalam biji yang
merupakan hasil pertumbuhan dan perkembanagn embrio. Plumula tumbuh dan berkembang
menjadi batang sedangkan Radikula menjadi akar.

Perkecambahan dibagi menjadi dua yaitu perkecambahan Hipogeal dan perkecambahan


Epigeal.
- Perkecambahan Hipogeal: Pertumbuhan memanjang dari epikotil sehingga menyebabkan
plumula keluar dan menembus pada kulit bijinya yang nantinya akan muncul di atas tanah,
sedangkan kotiledonnya masih tetap berada dalam tanah. Contoh pada kacang kapri.
- Perkecambahan Epigeal: Tumbuh memanjang yang mengakibatkan kotiledon dan plumula
sampai keluar kepermukaan tanah, sehingga kotiledon terdapat di atas tanah. Contoh: Kacang
Tanah, Kacang Hijau.

b. Jaringan meristem primer


Jaringan meristem primer merupakan perkembangan lebih lanjut dari pertumbuhan embrio.
Contoh jaringan meristem primer adalah ujung batang dan ujung akar. Meristem yang terdapat
diujung batang dan ujung akar disebut meristem apikal. Kegiatan jaringan meristem primer
menimbulkan batang dan akar semakin bertambah panjang. Pertumbuhan jaringan meristem
primer disebut pertumbuhan primer.

Pada meristem primer yang terletak pada ujung batang tumbuhan, terdapat beberapa teori
yang disebut dengan teori titik tumbuh, yaitu sebagai berikut:
1) Teori Sel Apikal–Hofmeister dan Nageli

Tidak ada perbedaan khusus pada asal-usul jaringan apikal pada pucuk tumbuhan. Karena
seluruh sel pada pucuk batang berawal dari satu sel tunggal.

2) Teori Histogen–Johannes Ludwig Emil Robert von Hanstein (15 Mei 1822 – 27 Agustus
1880)

Teori Histogen klasik yang diutarakan Hanstein pada 1868 menyatakan bahwa ada sejenis
stratifikasi (=pengelompokan, keadaan yang bertingkat–seperti pada kata “strata sosial“) pada
ujung batang tumbuhan angiospermae. Hanstein menyatakan adanya bagian pusat tanaman yang
diselimuti oleh beberapa lapisan yang tersusun rapi, yang saling menyelubungi dengan ketebalan
yang konstan (kamsud gw, kalo misalnya lapisan X setebal 1 mm, maka lapisan X itu akan dan
hanya akan setebal itu di seluruh bagian meristem apikal).

Masing-masing lapisan dipercaya terdiri dari beberapa sel meristematis yang saling
bertumpukan, yang terletak pada bagian paling pucuk dari batang. Beberapa tahun kemudian,
interpretasi teori Hanstein terhadap peran masing-masing lapisan sudah tidak digunakan lagi, tapi
konsep dasar tentang adanya lapisan meristem yang bertingkat pada ujung batang tetap
digunakan.

Berikut ringkasan teori histogennya Hanstein:

Meristem primer terdiri dari 3 lapisan sel pembentuk jaringan, yaitu


1) Dermatogen (pembentukan epidermis),
2) Periblem (pembentukan korteks), dan

3) Plerom (pembentukan silinder pusat).

3) Teori Tunika Korpus–Schmidt


Sebagai kelanjutan dari konsep yang dikemukakan Hanstein, Buder dan para muridnya
mengembangkan teori Tunika-Korpus.

Berbeda dengan Hanstein yang mengemukakan tiga lapisan, Buder hanya megemukakan
dua lapisan jaringan dalam teorinya, yaitu “tunika” yang terdiri dari satu atau lebih lapisan sel
yang menyelimuti “korpus” atau jaringan pusat.

Schmidt, muridnya Buder, mengembangkan kembali teori ini. Dia menitikberatkan pada
perbedaan dua lapisan ini. Dia menyampaikan ide bahwa perbedaan utama dari tunika dan
korpus adalah perbedaan antara pertumbuhan dan pembelahan sel.

Pertumbuhan pada tunika, yang terjadi bersamaan dengan pertumbuhan melengkung


batang, mengakibatkan perluasan permukaan tumbuhan, namun tidak berpengaruh pada
ketebalan masing-masing lapisan. Bisa dilihat pada gambar di bawah. Pertumbuhan itu tidak
mengakibatkan bagian ujung (paling atas) menjadi tipis dan bagian tepi jadi tebal.

Model Tunika-Korpus dari “meristem apikal” (=pucuk tanaman–bagian atas–yang


mengalami pertumbuhan ke atas). Lapisan epidermis [L1] dan subepidermis [L2] disebut tunika.
[L3] disebut korpus. Sel-sel di L1 dan L2 membelah secara melengkung untuk menjaga lapisan-
lapisan ini tetap terpisah satu sama lain. Sedangkan sel-sel L3 membelah dengan arah yang lebih
random lagi.

Sedangkan, pertumbuhan silinder pusat (korpus) bertitik berat pada pertambahan massa
tumbuhan. Pertumbuhan pada jaringan ini cenderung tidak reguler, yang mengakibatkan
pertambahan massa tumbuhan tidak konstan. Kadang cepat, kadang pelan.

Kerjasama yang baik antara pertambahan luas permukaan oleh tunika dan pertambahan
volume tumbuhan oleh korpus menghasilkan keserasian pertumbuhan pada tanaman.

c. Jaringan meristem sekunder


Jaringan meristem sekunder adalah jaringan meristem yang berasal dari jaringan dewasa
dan selanjutnya berubah menjadi meristematis. Sel –sel meristem sekunder berbentuk pipih atau
prisma yang di bagian tengahnya terdapat vakuola. Contohnya, kambium dan kambium gabus.
Kambium dijumpai di dalam batang dan akar da tumbuhan golongan dikotil dan Gymnospermae,
serta beberapa tumbuhan dari golongan monokotil ( Agave,Aloe, Jucca, dan Draceana).
Kambium gabus terdapat pada kulit batang tumbuhan dan dapat membentuk jaringan gabus yang
sukar dilalui air.
Kambium biasa dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
- Kambium Vasikuler
Kambium Vasikuler adalah cambium yang berada di dalam berkas pengangkut, yaitu di antara
floem dan xylem.

- Kambium Intervasikuler
Kambium Intervasikuler adalah kambium yang berada di antara berkas pengangkut. Kesatuan
antara kambium vasikuler dengan cambium intervasikuler membentuk lingkaran cambium atau
lingkaran vaskuler.
Pada meristem apeks primer dapat dibedakan antara promeristem dan daerah meristematis
dibawahnya dimana sel telah mengalami diferensiasi sampai taraf tertentu. Promeristem terdiri
dari pemula-pemula apeks bersama dengan sel derivatnya yang masih berdekatan dengan
pemula.

Daerah meristematik di bawahnya yang telah sebagian terdiferensiasi terdiri dari :

a. protoderm yang menghasilkan epidermis


b. prokambium yang membentuk jaringan pembuluh primer

c. meristem dasar yang membentuk jaringan dasar seperti parenkim.

2.4 Macam Jaringan Meristem Berdasarkan Posisi dalam Tubuh Tumbuhan


a. Meristem apikal terdapat di ujung pucuk utama, pucuk lateral, serta ujung akar.
meristem apeks pucuk

Apeks pucuk adalah bagian yang tepat di atas primordium daun yang paling muda yang bersifat
meristematis. Bentuk apeks pucuk dari arah memanjang, pada umumnya sedikit cembung dan
dapat berubah-ubah Berbagai bentuk meristem apeks pucuk pada berbagai kelompok tumbuhan
adalah sebagai berikut :
 Pteridophyta :
 terdiri dari 1 sel disebut sel apical
 terdiri dari lebih dari 1 sel disebut initial apical
 Gymnospermae
 Type Cycas : terdapat meristem permukaan dengan bidang pembelahan antiklinal dan
periklinal
 Type Ginkgo : terdapat sel induk sentral, meristem tepi (perifer) dan meristem rusuk (
meristem tengah)

Anggiospermae

Teori Histogen oleh Hanstain (1868), menyatakan bahwa terdapat tiga daerah di apeks pucuk
(Gambar 1), yaitu :
 Dermatogen (I) menjadi epidermis
 Pleurom (III) akan menjadi silinder pusat
 Periblem (II) akan menjadi korteks

- Meristem apeks akar

 Pteridophyta
 terdiri dari satu atau lebih sel ( 3-5 sel)
 berupa kumpulan sel
 Anggiospermae dan Gymnospermae
Seperti teori Hanstein pada apeks pucuk, meristem apeks akar terdiri dari: Protoderm, meristem
korteks, dan meristem silinder pembuluh.
b. Meristem interkalar terdapat di antara jaringan dewasa, contoh pada pangkal ruas suku
rumput-rumputan.

Meristem interkalar adalah bagian meristem apeks yang sewaktu tumbuhan tumbuh terpisah dari
apeks oleh daerah-daerah yang lebih dewasa. Pada batang yang memiliki meristem interkalar,
daerah buku akan menjadi dewasa lebih awal dan meristem interkalar terdapat dalam ruas.
Contoh paling dikenal untuk menunjukkan meristem interkalar adalah yang terdapat pada batang
rumput-rumputan. Pada rumput, pemanjangan ruas dihasilkan oleh meristem interkalar yang
membentuk deretan sel sejajar sumbu. Mula-mula kegiatan meristem interkalar terjadi di seluruh
ruas namun setelah perkembangan ruang-ruang dalam batang yang biasa ditemukan pada
Poaceae, kegiatan itu terbatas pada aerah tepi dari dasar ruas yaitu terbatas pada daerah tepi dari
dasar ruas yaitu di dekat dan di atas buku.

c. Meristem lateral terletak sejajar dengan permukaan organ tempat ditemukannya.


Meristem ini termasuk kambium pembuluh dan kambium gabus yang menyebabkan
pertumbuhan menebal dan melebar jauh dari apeks, umum ditemukan pada Dicotyledoneae dan
Gymnospermae. Pertumbuhan yang dihasilkannya disebut pertumbuhan sekunder.

- Kambium pembuluh
Ialah meristem sekunder yang berfungsi membentuk ikatan pembuluh (xylem dan floem)
sekunder. Bentuk selnya seperti pipa atau berkas-berkas memanjang sejajar permukaaan batang
atau akar. Meristem ini adalah meristem lateral karena terdapat di daerah lateral akar dan batang.
Ciri-ciri sel nya agak berbeda dengan cirri sel meristem apeks.

 - Struktur Kambium Pembuluh


Kambium merupakan meristem lateral karena berada di daerah lateral akar dan batang. Pada
kebanyakan pohon dan semak, daerah kambium berupa silinder yang berlapis banyak dan pada
penampang melintang membentuk cincin yang kontinu. Pada saat aktif, kambium terdiri dari
banyak lapisan sel, namun pada saat istirahat (dorman) hanya ada satu lapisan sel. Lapisan sel itu
dianggap bermuka dua karena dapat membentuk turunan ke dua arah.
Setelah membelah secara perikrinal, sel yang ada di sebelah dalam berkembang menjadi sel
xylem dan sel yang berada di luar tetap aktif sebagai kambium atau sel luar berkembang menjadi
sel floem dan sel dalam tetap berlaku sebagai kambium. Inilah tafsiran yang dianut secara luas.
Bukti yang paling meyakinkan adalah bahwa floem sekunder dan xylem sekunder seakan-akan
merupakan gambar cermin dari sesamanya.

Pada saat-saat tertentu kambium membentuk jari-jari empulur baru yang kemudian di temukan
baik di xylem mapun di floem. Selanjutnya, sementara kambium terdorong ke luar seiring
dengan menebalnya silinder xylem di sebelah dalamnya kambium membelah dengan bidang
pembelahan antiklinal sehingga dapat menambah luas tangensial. Dengan demikian, luas
cambium mengimbang perluasan silinder xylem yang dikelilinginya.

- Perkembangan Kambium Pembuluh


Pada tumbuhan monokotil dan sejumlah dikotil basah, prokambium akan habis terdiferensiasi
menjadi jaringan pembuluh. Pada tumbuhan berkayu, sebagian prokambium dalam setiap ikatan
pembuluh akan berkembang menjadi cambium fasikuler. Perubahan antara pertumbuhan primer
dan sekunder tidaklah tajam karena jaringan primer diperoleh akibat pembelahan pada daerah
subapikal dan seluruh pertumbuhan lateral merupakan proses yang sinambung dari mulai apeks
sampai batang yang dewasa. Pada umumnya dianggap bahwa transisi terjadi secara bertahap dan
biasanya lambat, meskipun kadang-kadang cepat, dan baik prokambium maupun cambium
merupakan dua stadium perkembangan dari satu macam meristem. Kambium dapat pula terjadi
pada beberapa tempat yang sebelumnya tidak menampakkan kambium, seperti pada kambium
interfasikuler.

Pada sejumlah tumbuhan hanya cambium fasikuler yang berperan dan setiap ikatan pembuluh
membesar, diiringi oleh sedikit pertumbuhan sekunder. Pembelan difus (tersebar) dan proliferasi
sel pada jari-jari empulur medulla sudah cukup mengimbangi produksi kayu yang sedikit itu.
Kerangka kayu tumbuhan seperti itu menunjukkan pola kerangka berkas ikatan pembuluh asal.
Pada pohon dan semak yang banyak membentuk kayu, cambium interfasikuler berdiferensiasi
pada jari-jari empulur medulla baik secara serentak bersama dengan cambium fasikuler atau
beberapa saat sesudahnya. Kambium interfasikuler berdiferensiasi sebagai panel yang meluas
dari tepi cambium fasikuler. Kedua panel dari tepi dua ikatan pembuluh yang berdampingan
akan bertemu sehingga membentuk kambium interfasikuler yang sinambung. Dengan demikian,
pula terjadi kesinambungan dari seluruh kambium. Setelah beberapa bulan atau tahun, kedua
macam cambium tak dapat dibedakan dan seluruh dinamakan kambium pembuluh saja.

- Jenis Sel Kambium


Dari segi morfologi dapat dibedakan dua macam pemula sebagai berikut: (1) Pemula yang
meruncing di kedua ujungnya sehingga berbantuk kumparan, disebut pemula kumparan atau
pemula fusiform, menghasilkan unsurbyang memanjang atau aksial (vertical)npada kayu (xylem)
dan bagian dalam kayu (floem); (2) pemula jari-jari empulur yang tumbuh kea rah radial.

a. Pemula Fusiform
Sel yang berbentuk kumparan ini panjangnya berkisar 140 – 462 µm pada dikotil dan 700 –
4500 µm pada pinus. Panjang sel dapat beragam dalam setahun, bergantung pada keseimbangan
antara pembelahan sel dan ekspansi sel. Pada sayatan radial, dindig ujung tampak datar, namun
pada sayatan tangensial berbentuk lancip, atau meruncing secara bertahap atau langsung. Pada
sayatan melintang sel ini tampak seperti segi empat atau agak pipih.

Panjang pemula fusiform adalah penting karena sedikit banyak mempengaruhi panjang
turunannya. Namun, pengukuran xylem tidak menunjukan panjang yang sama dengan cambium
karena terjadi pemanjangan sel sewaktu xylem tumbuh menjadi dewasa.

b. Pemula Jari-jari Empulur


Pemula jari-jari empulur lebih kecil daripada pemula fusirorm, yakni pendek dan
isodiametris, atau 2 – 3 kali lebih tinggi dri pada lebarnya. Pada coniferae, pemula jari-jari
empulur senantiasa tersusun sebagai deretan sel kea rah vertical yang terdiri dari satu baris sel,
dinamakan berseri satu atau unisertiat. Kelompok pemula jari-jari empulur dapat menjadi lebih
panjang dengan hilangnya pemula fusiform diantara dua kelompok pemula jari-jari empulur,
sehingga keduanya dapat menyatu. Atau pemula fusiform mengubah dirinya dengan membelah
melintang beberapa kali menjadi sederetan pemula jari-jari empulur. Jika salah satu mekanisme
tersebut mengakibatkan jari-jari empulur menjadi berseri banyak atau multiseriat, maka pemula
segera hilang sehingga kondisi uniseriat diperoleh kembali. Pada dikotil sering terdapat jari-jari
empuluruniseriat maupun multiseriat dan hal itu tercermin dalam pemula jari-jari empulurnya.
Pada setiap jenis, kelompok pemula dapat hanya mengandung pemula panjang saja, isodiametris
saja, atau campuran keduanya. Jika keduanya ditemukan, maka pemula panjang hamper selalu
bertempat di bagian paling atas atau paling bawah jari-jari empulur atau di kedua tempat itu;
selebihnya terdiri dari pemula berbentuk isodiametris.

Berdasarkan susunan sel fusiform, dapat dibedakan :


 Kambium bertingkat
Sel initial tersusun berjajar letak ujung sel sama tinggi
 Kambium tidak bertingkat
Sel initial saling tumpang tindih tidak membentuk deretan
 Kambium gabus
Kambium gabus atau felogen adalah meristem yang menghasilkan periderm. Periderm adalah
jaringan pelindung yang terbentuk secara sekunder dan menggantikan epidermis pada batang dan
akar yang menebal karena pertumbuhan sekunder. Periderm mencakup felogen (cambium gabus)
yaitu meristem yang menghasilkan periderm, felem ( gabus) yaitu jaringan pelindung yang
dibentuk kea rah luar oleh felogen dan feloderm yaitu jaringan parenkim hidup yang dibentuk
olehfelogenkearahdalam.Sel felogen terdiri dari satu macam sel saja. Pada penampang melintang
felogen terlihat seperti sel empat persegi panjang yang memipih pada arah radial. Pada arah
memanjang sel felogen berbentuk empat persegi panjang atau bersegi banyak dan kadang-
kadang agak tidak teratur.. Sel felogen biasanya tersusun rapat tanpa ruang antar sel . Sel dewasa
tidak hidup dan dapat beroso zat padat ataiu cairan. Sel gabus ditandai oleh adanya zat gabus
(suberin) dalam dinding sel nya
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Dari makalah diatas dapat kami simpulkan, Jaringan meristem adalah jaringan yang sel –
selnya mampu membelah diri dengan cara mitosis secara terus menerus ( bersifat embrional)
untuk menambah jumlah sel – sel tubuh pada tumbuhan.
Jaringan meristem memiliki ciri-ciri sebagai berikut, Bentuk dan ukurannya selnya sama
(kubus), Dinding Selnya Tipis, Selnya penuh dengan protoplasma, Isi sel tidak mengandung zat
makanan, Sel muda dan belum mengalami diferensiasi dan spesialisasi, berdinding tipis,
protoplasma banyak, vakuola kecil, inti besar, plastida belum matang dan berbentuk sama ke
segala arah.

Jaringan meristem bermacam-macam, yaitu jaringan Promeristem, Jaringan meristem


primer, Jaringan meristem sekunder. Jika dilihat dari posisi jaringan meristem dalam tubuh
tumbuhan maka jaringan meristem dibagi menjadi jaringan meristem apikal, intekalar, dan
lateral.

3.2 Saran
Sebaiknya kepada para pembaca memahami isi makalah tersebut, sehingga para pembaca
dapat mengerti apa isi makalah tersebut, tapi tidak hanya mengerti akan isi makalah ini tetapi
pembaca juga akan mendapatkan suatu ilmu yang sangat bermanfaat yang nantinya dapat
digunakan dalam proses balajar mengajar.
DAFTAR PUSTAKA

Jati, W.2007.Aktif Biologi Pelajaran Biologi untuk SMA/MA Kelas XI.Jakarta:Ganeca Exact
Ridhawati.2009.Biologi Umum.Universitas Cokroaminoto Palopo
Campbell,N.A.,J.B.Reece & L.G.Mitchell.2002.Biologi.Jakarta:Erlangga
Wahyu S,I.2006.Biologi untuk SMA/MA Kelas XI.Bogor:CV Duta Grafika

Anda mungkin juga menyukai