Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tumbuhan tersusun dari berbagai organ yang terdiri dari akar, batang, daun dan organ
reproduksi. Berbagai jenis organ pada tumbuhan tersebut berperan dalam melaksanakan
fungsinya masing-masing dalam kehidupan tumbuh-tumbuhan. Organ-organ tersebut
tersusun dari berbagai jaringan, seperti jaringan meristem, parenkim, sklerenkim,
kolenkim, epidermis dan jaringan pengangkut.

Berdasarkan sifatnya, ada dua macam jaringan yang menyusun tubuh tumbuhan
yaitu jaringan muda dan jaringan dewasa. Jaringan muda mempunyai sifat membelah,
sehingga mempunyai fungsi menambah panjang akar maupun batang, karena biasanya
terdapat pada bagian ujung. Pertumbuhan yang diawali oleh jaringan yang letaknya
dibagian ujung dikenal sebagai pertumbuhan primer, dan semua jaringan yng terbentuk
disebut jaringan primer.

Semua sel yang menyusun tubuh tumbuhan dewasa berasal dari kegiatan sel-sel
jaringan muda. Pada proses pencapaian dewasa sel-sel tersebut tidak hanya bertambah
volumenya, tetapi strukturnya lebih termodifikasi untuk memenuhu fungsi fisiologis
tertentu pada tumbuhan dewasa.
Epidermis merupakan sistem sel-sel yang memiliki berbagai variasi struktur dan
fungsi, yang menutupi tubuh tumbuhan. Struktur yang demikian tersebut dapat
dihubungkan dengan peranan jaringan sebagai lapisan yang berhubungan dengan
lingkungan luar. Adanya bahan lemak, kutin dan kutikula dapat membatasi penguapan
pada dinding bagian luar sehingga menjadikannnya kompak dan keras dan dapat
dianggap sebagai penyokong mekanis. Di antara sel-sel epidermis terdapat derifatnya
antara lain yang disebut stomata, trikoma, sel kipas, sel silika dan sel gabus (Hidayat,
1995).
Stomata merupakan celah diantara epidermis yang diapit oleh 2 sel epidermis
khusus yang disebut sel penutup. Di dekat sel penutup terdapat sel-sel yang
mengelilinginya yang disebut sel tetangga. Sel penutup dapat membuka dan menutup
sesuai dengan kebutuhan tanaman akan transpirasinya, sedangkan sel-sel tetangga
berperan dalam perubahan osmotik yang berhubungan dengan pergerakan sel – sel
penutup. Stomata terdapat pada semua bagian tumbuhan yang terdedah ke udara, tetapi

1
lebih banyak terdapat pada daun (Pandey, 1982). Tipe stomata pada daun memiliki
berbagai variasi. Berdasarkan hubungan stomata dengan sel epidermis sel tetangga ada
banyak tipe stomata, walaupun tipe yang berbeda dapat terjadi pada satu famili yang
sama atau dapat juga pada daun dari spesies yang sama (Fahn, 1991).

B. Rumusan masalah
a. Apa yang dimaksud dengan jaringan meristem, parenkim, kolenkim, sklerenkim
dan epidermis?
b. Apa yang dimaksud dengan jaringan dewasa ?

C. Tujuan
c. Mengetahui pengertian dari jaringan meristem, parenkim, kolenkim, sklerenkim
dan epidermis?
a. Mengetahui pengertian dari jaringan dewasa

2
BAB II

KAJIAN TEORI

Jaringan embrionik dalam tubuh tumbuhan dinamakan meristem. Pembelahan sel


sebenarnya masih dapat terjadi di jaringan lain, namun dalam jumlah terbatas. Sebaliknya, sel
meristem senantiasa mempertahankan kemampuannya kemampuannya membelah sehingga
sel yang baru senantiasa ditemukan pada tubuh tumbuhan. Proses tumbuh dan terjadinya
perbedaan dalam morfologi serta fisiologi sel jaringan disebut diferensiasiasi. Menurut
tempatnya meristem dibedakan menjadi meristem apical, meristem interkalar, dan meristem
lateral. Menurut asalnya, dibedakan menjadi meristem primer dan meristem sekunder.

Parenkim merupakan bagian utama system jaringan dasar dan terdapat pada berbagai
organ sebagai jaringan yang sinambung seperti pada korteks dan empulur batang, korteks
akar, serta jaringan dasar pada tangkai daun dan mesofil daun. Pada tubuh primer, parenkim
berkembang dari meristem dasar. Di samping itu, ada pula parenkim yang menjadi bagian
dari jaringan pembuluh dan berkembang dari prokambium, pada tubuh sekunder berkembang
dari kambium pembuluh serta kambium gabus. Parenkim terdiri dari sel hidup yang
bermacam-macam bentuk, sesuai dengan fungsinya berbeda-beda pula. Parenkim biasanya
berupa jaringan yang selnya tidak banyak menunjukkan spesialisasi dan dapat terlibat dalam
berbagai fungsi fisiologi tumbuhan.

Kolenkim, seperti halnya sklerenkim, merupakan jaringan mekanik yang bertugas


menyokong tumbuhan. Bagian tumbuhan yang tumbuh dengan lambat mengalami
partumbuhan sedikit saja sehingga dukungan oleh turgor dalam sel parenkim sudah cukup.
Namun, kebanyakan batang tumbuh dengan cepat dan bagian yang tumbuh itu sering menjadi
panjang dan ramping. Struktur seperti itu membutuhkan jaringan penyokong yang berfungsi
disaat organ bersangkutan tumbuh dan harus disusun oleh sel yang juga dapat memanjangkan
dirinya sendiri.

Sklerenkim adalah jaringan yang terdiri dari sel dengan dinding sel sekunder yang
tebal, yang dapat berlignin atau tidak. Fungsi utama sklerenkim adalah penyokong dan
kadang-kadang juga pelindung. Sel sklerenkim memiliki sifat kenyal (elastis), tidak seperti
kolenkim yang memliki sifat liat (plastis). Biasanya sklerenkim dibagi menjadi serat dan
sklereid.

3
Epidermis merupakan lapisan sel terluar pada daun, daun bunga, buah dan biji, serta
padabatang dan akar sebelum tumbuhan mengalami perkembangan sekunder. Epidermis
biasanya terdiri dari satu lapisan sel. Sebagian besar epidermis terdiri dari sel tak
terspesialisasi. Sel yang lebih terspesialisasi tersebar di dalamnya. Sel epidermis memiliki
protoplas hidup dan dapat menyimpan berbagai hasil metabolisme.

4
BAB III

PEMBAHASAN

I. MERISTEM DAN DIFERENSIASI


A. Pengertian
Meristem adalah jaringan yang bersifat embrionik dalam tubuh tumbuhan
yang tetap mempertahankan kemampuan untuk membelah. Diferensiasi adalah
proses tumbuh dan terjadinya perbedaan dalam morfologi serta fisiologi sel
jaringan.

B. Klasifikasi meristem
Klasifikasi meristem dibuat berdasarkan beberapa ciri, yakni :

a) Tempatnya dalam tubuh tumbuhan


 Meristem apikal
Meristem yang terdapat pada ujung batang dan ujung akar.

 Meristem intekalar
Meristem yang terdapat di antara jaringan dewasa seperti misalnya dipangkal
ruas batang rumput-rumputan

 Meristem lateral
Meristem yang terdapat sejajar dengan keliling organ tempat jaringan ini
ditemukan, misalnya kambium pembuluh dan kambium gabus.

b) Asalnya
 Meristem primer
Meristem yang berkembang langsung dari sel embrionik dan sebab itu
merupakan kesinambungan kegiatan embrio di tempat itu.

 Meristem sekunder
Meristem yang berkembang dari jaringan yang telah mengalami diferensiasi.

c) Jaringan yang dihasilkannya


d) Strukturnya
e) Stadium perkembangannya
f) Fungsi

5
C. Tahapan perkembangan meristem primer
Meristem seperti kambium pembuluh serta felogen (kambium gabus) adalah
jaringan homogen da di dalamnya tidak dikenali adanya tahapan. Dalam
meristem apikal dibedakan promeristem dari daerah meristematik di bawahnya,
tepat sel mengalami diferensiasi sampai taraf tertentu. Daerah meristematik di
bawahnya, yang selnya telah separuh terdiferensiasi, terdiri dari tiga meristem
berikut :

 Protoderm
 Prokambium
 Meristem dasar
Dalam meristem, sel membelah dan dengan demikian menambah sel baru
kepada tubuh tumbuhan dengan tetap menjadi bagian meristem tersebut.

D. Ciri sitologi meristem


a) Dinding sel meristem tipis dan bentuk sel lebih isodiametrik dibandingkan
dengan sel dewasa.
b) Jumlah protoplasmanya lebih banyak.
c) Protoplas sel meristem tidak memiliki cadangan makanan dan kristal
d) Plastida masih dalam senyawa proplastida.
e) Sel meristem apikal pucuk dari sejumlah besar tumbuhan, terutama
Angiospermae, memiliki vakuola kecil yang tersebar di seluruh protoplas.
f) Ada pula yang bervakuola besar seperti sel kambium pembuluh.

E. Meristem apikal
Sejak tahun 1759 Wolff menyadari bahwa daun dan jaringan baru pada
batang dibentuk di bagian paling ujung dari batang yang merupakan titik
tumbuh. Apeks pucuk merupakan istilah yang menjelaskan daerah awal
pembentukan organisasi primer dalam pucuk, yaitu tempat terjadinya proses
tumbuh, yang tak terbatas pada ujung itu saja. Apeks pucuk adalah bagian yang
terdapat di atas primordium daun yang paling muda. Bentuk meristem apekd
pucuk, dilihat dalam penampang memanjang biasanya sedikit cembung.

Struktur apeks pucuk di berbagai kelompok tumbuhan adalah sebagai


berikut

 Apeks pucuk Pteridophyta

6
Terdapat beberapa sel pemula yang dapat dibedakan dengan mudah dari sel
di sekelilingnya, disebut sel apeks. Pada Psilotales, Equisetum, dan paku,
terdapat satu sel apeks. Sel apeks membelah sedemikian rupa sehingga sel baru
dibentuk di semua sisinya, kecuali permukaan luarnya.

Pada paku, sel apeks berisi empat.

 Apeks pucuk Gymnospermae


Ciri Apeks pucuk Gymnospermae :

 Arah bidang pembelahan sel di permukaan apeks pucuk yang antiklinal


dan periklinal disebut meristem permukaan.
 Adanya sel induk sentral karena di tengah apeks terdapat sel yang lebih
besar, memiliki vakuola besar, dan sering berdinding cukup tebal.
 Akibat pembelahan sel induk sentral dalama arah datar dan miring,
terjadi meristem tepi atau perifer.
 Di bagian dasar, pembelahan dengan bidang pembrlahan horizontal
secara berturut-turut menghasilkan meristem rusuk.
 Pembedaan wilayah berdasarkan diferensiasi sel di apeks pucuk disebut
zonasi.
 Apeks pucuk Angiospermae
Pada tahu 1868, Hanstein mengemukakan teori histogennya. Menurut
teori tersebut, apeks pucuk Angiospermae dibedakan menjadi 3 daerah:

 Dermatogen, daerah paling luar


 Plerom, daerah tengah
 Daerah silindris di antara dermatogen dengan plerom
 Apeks akar
Pada embrio biji hanya terlihat promeristem atau radikula embrionik di
dasar hipokotil. Setelah biji berkecambah dan akar primer berkembang,
dapat dilihat organisasi sel dalam promeristem. Untuk akar, banyak peneliti
memakai istilah dermatogen untuk meristem epidermis, periblem untuk
meristem korteks, dan plerom untuk meristem dari silinder pusat.

 Meristem interkalar
Meristem interkalar adalah turunan dari meristem apeks yang sewaktu
tumbuhan sedang tumbuh, dipisahkan dari apeks oleh daerah sel yang lebih
dewasa. Contoh dari meristem interkalar terdapat pada batang rumput-
rumputan. Mula-mula, kegiatan meristem interkalar terjadi di seluruh ruas,
namun setelah perkembangan ruang atau lakuna dalam batang yang sering

7
ditemukan pada Poaceae, kegiatan itu terbatas pada daerah tepi dasar ruas,
yakni di dekat dan di atas buku.

 Meristem lateral
Ke dalam meristem lateral tercakup kambium pembuluh dan kambium
gabus yang masing-masing menghasilkan jaringan pembuluh sekunder dan
periderm. Pada tahun 1924, teori tunika korpus diajukan oleh Schmidt.
Tunika terdiri dari lapisan terluar yang menyelubungi kelompok sel di
bawahnya, yakni korpus. Dalam korpus, pembelahan terjadi ke semua arah.

 Apeks reproduktif
Apeks reproduktif yang menghasilkan bunga dan brakte biasanya
berkembang dari apeks vegetatif, yakni yang menghasilkan daun dan tunas
vegetatif. Apeks vegetatif berfungsi menghasilkan pertumbuhan sumbu
dalam arah panjang. Apeks reproduktif berfungsi membentuk daerah
meristematik yang lebih luas, tempat berkembangnya berbagai bagian
bunga.

F. Diferensiasi
Diferensiasi diartikan sebagai perkembangan turunan meristem ke dalam
unsur berbagai sistem jaringan tubuh tumbuhan dewasa. Pada saat diferensiasi
jaringan, keanekaragaman histologis terjadi karena adanya perubahan dalam
sifat sel dan penyesuaian dalam hubungan antarsel. Perbedaan besar yang
tampak di antara sel yang berkembang adalah pertambahan ukuran yang tak
sama dan merupakan akibat dari pembelahan yang tak sama.

G. Penyebab diferensiasi
Diferensiasi pada masa ontogeni (perkembangan individu) diatur dengan
cara tertentu sehingga memperoleh bentuk yang khas. Tumbuhan yang
berkembang menunjukan peristiwa morfogenesis. Menurut para ahli, penyebab
diferensiasi terjadi melalui faktor eksternal dan faktor internal.

H. Potensi meristematik pada sel


Dalam tumbuhan, sel meristematik dan sel dewasa tersebar menurut pola
yang khas. Beberapa sel dapat terspesialisasi sehingga kemampuannya untuk
tumbuh hilang. Contohnya adalah sel yang di waktu dewasa kehilangan
protoplas nya sehingga tidak akan mengalami perubahan. Hal tersebut
merupakan bukti batas kemampuan, menunjukan aktivitas meristematik.

8
I. Faktor diferensiasi internal
Faktor diferensiasi internal adalah sebagai berikut :

 Polaritas
Membahas arah kegiatan dalam ruang.
 Tahapan
 Efek induktif
Dijabarkan dari pola perkembangan yang menunjukan struktur yang sama
tampak berdampingan, namun yang satu dibentuk lebih dulu dari yang lain.
 Inkompatibilitas mutual dari daerah dengan pertumbuhan yang baik yang
menentukan penyebaran sel dan kumpulan sel dalam pola khusus.

II. PARENKIM
A. Pengertian jaringan parenkim

 Merupakan bagian utama sistem jaringan dasar dan terdapat pada berbagai
organ sebagai jaringan yang sinambung seperti pada korteks dan empulur
batang.
 Pada tubuh primer, parenkim berkembang dari meristem dasar. Sementara
pada tubuh sekunder, parenkim berkembang dari kambium pembuluh serta
kambium gabus.
 Parenkim merupakan sel hidup, oleh karena itu sel parenkim masih dapat
membelah meskipun telah dewasa. Sebab itu selparenkim berperan penting
dalam penyembuhan luka serta regenerasi.

B. Bentuk dan susunan sel parenkim

 Sel parenkim yang panjang terdapat di sel palisade pada daun, yang
berbentuk benang terdapat pada batang tumbuhan yang memiliki ruang
antarsel yang mencolok, seperti Scirpus dan Juncus
 Ruang antarsel dapat terjadi secara sizogen atau lisigen. Pembentukan ruang
antarsel sizogen terjadi: pada saat dinding primer dibentuk di antara dua sel

9
anak yang baru, lamela tengah di antara kedua dinding baru berhubungan
hanya dengan dinding primer sel induk dan tidak menyentuh lamela tengah
antara dinding sel induk dan sel di sebelahnya. (kasih penjelasan lebih
lanjut)

C. Struktur dan isi sel parenkim

 Kebanyakan sel parenkim berdinding tipis, namun ada pula yang berdinding
sangat tebal seperti sel endosperm pada korma dan kopi. Dalam dinding
tebal tersebut terhimpun hemiselulosa sebagai cadangan makanan.
 Struktur sel parenkim beragam menurut fungsinya, sel parenkim yang
berfungsi dalam fotosintesis berisi klorofil (jaringannya disebut klorenkim)
 Banyak sel parenkim juga berisi tanin, dan sel seperti itu letaknya tersebar
atau merupakan sistem sel yang sinambung. Garam mineral dapat pula
ditemukan dalam sel parenkim berbentuk kristal yang bermacam-macam.
Sel yang memiliki isi yang berbeda dari sel sekelilingnya acapkali disebut
idioblas. Sel idioblas mengandung berbagai senyawa seperti enzim yang
disebut mirosin (Capparidaceae, Cruciferae, Resedaceae.), zat berminyak
(Lauraceae, Simarubaceae), zat bersifat lendir (Cactaceae, Portulacaceae)
dan zat serupa harsa (Meliaceae, beberapa Rutaceae).

III. KOLENKIM
A. Pengertian jaringan kolenkim
 Kolenkim, seperti halnya sklerenkim, merupakan jaringan mekanik yang
bertugas menyokong tumbuhan
 Kolenkim terbentuk oleh sejumlah sel memanjang yang menyerupai sel
prokambiun dan berkembang dalam stadium awal promeristem. Sel
kolenkim adalah sel hidup, bentuknya sedikit memanjang, dan pada
umumnya memiliki dinding yang tak teratur penebalannya. Berbeda dengan
sel sklerenkim yang memiliki dinding sekunder kolenkim hanya memiliki
dinding primer, lunak, lentur tak berlignin. Sebaliknya dinding sekunder
pada sklerenkim, bersama dengan dinding primernya, dapat berlignin
(mengandung zat kayu) dan karenanya menjadi keras dan kaku.
 Kolenkim bertugas sebagai jaringan penyokong pada bagian tumbuhan
muda yang sedang tumbuh dan pada tumbuhan basah, bahkan terdapat pada
organ yang telah dewasa. Kolenkim bersifat plastis dan dapat merenggang
secara permanen bersama dengan pertumbuhan organ tempatnya berada.
 Kolenkim, seperti parenkim, dapat mengandung kloroplas dan dapat pula
berisi tanin. Dinding sel kolenkim dapat berlignin atau menjadi lebih tebal
seperti pada sklerenkim. Namun, karena kolenkim terdiri dari sel hidup

10
maka dinding sel kolenkim dapat menjadi tipis lagi dan sel bersifat
meristematik.

B. Lokasi kolenkim pada tumbuhan

 Kolenkim dapat ditemukan pada batang, daun, serta pada bagian bunga dan
buah. Pada akar, kolenkim bisa dibentuk, terutama bila akar didedahkan
kepada cahaya. Di banyak monokotil tak ditemukan kolenkim jika
sklerenkim dibentuk sejak tanaman muda. Biasanya kolenkim terdapat
langsung di bawah epidermis. Pada batang, rolenkim bisa membentuk
silinder penuh atau tersusun menjadi berkas yang memanjang sejajar sumbu
batang. Pada daun, kolenkim terdapat di kedua sisi tulang daun utama atau
pada satu sisi saja, sertaterdapat pula sepanjang tepi daun.

C. Struktur dan susunan sel kolenkim

 Ukuran dan bentuk sel kolenkim beragam. Sel dapat berupa prisma pendek
atau bisa pula panjang seperti serat dengan ujung meruncing, namun antara
kedua bentuk sersebut terdapat bentuk peralihan.
 Menurut penebalan dindingnya, dibedakan tiga jenis utama:
1. Kolenkim sudut, dengan penebalan memanjang pada sudut sel. Pada
penampang melintang, penebalan sudut terlihat di tempat pertemuan
tiga sel atau lebih. Contohnya pada batang Solanum tuberosum dan
pada Salvia
2. Kolenkim papan, dengan penebalan terutama pada dinding tangensial.
Contohnya pada korteks batang Sambucus nigra.
3. Kolenkim lakuna, yang mirip kolenkim sudut, namun banyak
mengandung ruang antarsel. Penebalan dinding terjadi di sekitar ruang
antarsel itu. Contohnya pada batang Ambrosia.
 Dinding sel kolenkim merupakan contoh dinding primer yang amat
menebal, sebab penebalan terjadi pada saat sel masih tumbuh membesar.
Dengan perkataan lain, dinding sel meluas dan sekaligus menebal pula.
Dinding kolenkim terdiri dari lapisan yang kaya selulosa dan miskin pektin,
bergantian dengan lapisan yang miskin selulosa dan kaya pektin. Dalam
bahan segar, kandungan air dari seluruh dinding sekitar 67%. Hal itu
disebabkan pula karena pektin yang bersifat hidrofil. Pada preparat yang
dibuat dari sayatan segar dan dilihat dalam air, kandungan air menyebabkan
dinding membengkak sehingga tampak amat jelas, berkilauan seperti
dinding sebelah dalam cangkang kerang (nacre).

11
D. Struktur sehubungan dengan fungsi

 Dinding sel menebal amat dini ketika pucuk berkembang, namun penebalan
itu bersifat elastis dan mampu meluas. Sebab itu, penebalannya tidak
menghalangi pemanjangan batang atau daun.
 Pada perkembangan selanjutnya, kolenkim tetap bertahan sebagai jaringan
penyokong
 Kolenkim dewasa merupakan jaringan yang kuat dan lentur, terdiri dari sel
panjang saling timpa(dapat mencapai 2mm)dengan dinding tebal tidak
berlignin. Pada tanaman tua, dinding sel kolenkim mengeras atau berlignin
dan berubah menjadi sklerenkim.

IV. SKLERENKIM
A. Pengertian jaringan skelerenkim
Sklerenkim merupakan jaringan penguat / pelindung mekanik. Jaringan ini
terdiri dari sel hidup atau sudah mati, bersifat elastis/kenyal, dinding sel merupakan
dinding sekunder yang tersusun dari lignin yang tebal, sehingga dapat membentuk
noktah sederhana yang bercabang.

Sklerenkim ada dua jenis, yaitu berbentuk fiber (serat) misalnya rami, dan
slereida pada kulit kacang atau kulit biji. Fungsi jaringan sklerenkim adalah sebagai
alat penyokong dan pelindung. Jaringan ini berasal dari meristem primer atau dari
parenkim. Sklerenkim terdiri dari serabut dan sklereid. Serabut berasal dari meristem
primer, bentuk sel panjang dengan ujung runcing. Sel dapat berupa sel tunggal atau
berkelompok. Jika terdapat dalam xylem disebut serabut xilar sedangkan jika diluar
xylem disebut serabut ekstra xilar.

B. Ciri jaringan sklerenkim


Berikut ini terdapat beberapa ciri-ciri jaringan sklerenkim, diantaranya
adalah:

 Memiliki dinding sel yang tebal dan keras


 Dinding sel kenyal (elastis), bersifat primer, sekunder bahkan tertier
 Sel-sel dewasa mati dan tidak mengandung protoplas
 Mengandung lignin
 Kadar air rendahTerdapat di berbagai tempat dalam tubuh tumbuhan

12
C. Letak jaringan sklerenkim
Jaringan sklerenkim terdiri atas sel-sel yang bersifat mati dan seluruh
bagian dinding selnya mengalami penebalan. Letaknya adalah di bagian korteks,
perisikel, serta di antara xilem dan floem. Jaringan sklerenkim pada bagian keras
biji dan buah berupa sklereida.

Sklereid juga terdapat di berbagai bagian tubuh. Sel-selnya membentuk


jaringan yang keras, misalnya pada tempurung kelapa, kulit biji dan mesofil
daun. Serabut berbentuk pita dengan anyaman menurut a yang khas. Serabut
sklerenkim banyak menyusun jaringan pengangkut.

D. Macam sel sklerenkim


Sel sklerenkim terdiri dari :

a) Sklereid
Sklereid berasal dari parenkim, bentuk sel pendek dengan ujung tumpul
atau runcing dapat sebagi idioblas atau berkelompok. Berdasarkan bentuk
dapat dibagi menjadi brakisklereid atau sel batu, bentuk isodiametris;
makrosklereid, berbentuk seperti batang; osteosklereid, seperti tulang,;
asterosklereid, seperti bintang , dan trikosklereid.

Umumnya sklereid digambarkan sebagai sel yang mati pada waktu


dewasa tetapi telah ditemukan ada protoplas yang tetap mampu bertahan
sepanjang hidup organ tempat sklereid berada. (Setjo, dkk: 2004).

b) Serat

E. Serat yang bernilai ekonomi


F. Perkembangan sklereid dan serat

V. EPIDERMIS
A. Pengertian sel epidermis
 Epidermis merupakan lapisan sel terluar pada daun, daun bunga, buah dan
biji, serta pada batang dan akar sebelum tumbuhan mengalami
perkembangan sekunder.
 Epidermis biasanya terdiri dari satu lapisan sel.

B. Susunan sel epidermis

13
 Sebagian besar epidermis terdiri dari sel tak terspesialisasi. Sel yang lebih
terspesialisasi tersebar di dalamnya. Sel epidermis memiliki protoplas hidup
dan dapat menyimpan berbagai hasil metabolisme.
 Dinding sel
 Dinding sel epidermis memiliki tebal yang beragam.
 Terdapat lapangan noktah terutama pada dinding radial dan dinding
sebelah dalam
 Pada dinding luar terkadang terlihat daerah dengan ruang antarfibril
lebar yang juga disebut ektodesmata
 Kutin, suatu senyawa bersifat lemak, merembes ke dinding sebelah luar
dan membentuk lapisan terpisah, yakni kutikula dipermukaan luar
epidermis.
 Kutikula, bagian dinding yang berkutikula, serta lapisan lilin, berperan
mengurangi penguapan air.
 Protoplas
 Protoplas pada epidermis kebanyakan tumbuhan mengandung
leukoplas dan tidak memiliki kloroplas.
 Antonsian terdapat di vakuola sel epidermis sejumlah besar tumbuhan
 Terdapat tanin, lendir, dan kristal.

C. Stomata

 Stoma (jamak: stomata) merupakan celah dalam epidermis yang dibatasi


oleh dua sel epidermis khusus, yakni sel penutup.
 Sel penutup berfungsi mengatur pelebaran dan penyempitan celah.
 Sel yang mengelilingi stoma yang memiliki bentuk berbeda disebut sel
tetangga.
 Sel tetangga berperan dalam perubahan osmotik yang menyebabkan gerakan
sel penutup yang mengatur lebar celah
 Pada dikotil , sel penutup biasanya berbentuk lengkung seperti kacang merah
atau ginjal jika dilihat dari atas.
 Pada bagian atas dan bawah dinding yang berhadapan dengan celah, terdapat
tonjolan yang terdiri dari senyawa yang ada di dinding. Di sebelah luar, sel
dilapisi oleh kutikula yang membatasi celah stoma serta ruang stoma di
bawahnya.
 Pada monokotil, sel penutup Poaceae memiliki struktur yang khusus dan
seragam. Bila dilihat dari permukaan daun, sel penutup ramping di tengah
dan menggembung di ujungnya.

14
 Inti memanjang di sepanjang sel penutup, membulat di ujungnya dan
membentuk benang di tengah. Dua sel tetangga terdapat masing-masing di
samping sebuah sel penutup.
 Pada Gymnospermae, sel penutup biasanya terdapat jauh lebih rendah dari
permukaan daun. Dinding sel penutup dan sel tetangga berlignin namun
daerah sempit pada dinding yang menghadap celah tidak berlignin.
 Pada dikotil dapat dibedakan 4 jenis stomata berdasarkan susunan sel
epidermis yang ada di samping sel penutup:
1) Jenis anomositik atau jenis Ranunculaceae.
Sel penutup dikelilingi oleh sejumlah sel yang tidak berbeda ukuran
dan bentuknyadari sel epidermis lainnya.

Contoh : Ranunculaceae, Capparidaceae, Cucurbitaceae dan Malvaceae

2) Jenis anisositik atau jenis Cruciferae.

Sel penutup dikelilingi tiga buah sel tetangga yang tak sama besar.

Contoh: Cruciferae, Nicotiana, dan Solanum

3) Jenis parasitik atau jenis Rubiaceae.

Setiap sel penutup diiringi sebuah sel tetangga atau lebih dengan sumbu
panjang sel tetangga itu sejajar sumbu sel penutup celah.

Contoh: Rubiaceae,Magnoliaceae, Convol vulaceae, Mimosaceae.

4) Jenis diasitik atu jenis Caryophyllaceae.

Setiap stoma dikelilingi dua sel tetangga. Dinding bersama dari kedua
sel

Contoh: Caryophyllaceae, Acanthaceae.

 Pada perkembangan stomata di Angiospermae, sel induk dari sel penutup


biasanya dibentuk dengan pembelahan sel protoderm yang menghasilkan
anak sel yang tak sama besar. Sel anak yang kecil membelah menjadi dua
sel sama besar dan setiap sel anaknya berkembang menjadi sel penutup.
 Zat antar sel di antara kedua sel penutup membengkak dan hubungan antara
kedua sel itu melemah.
 Celah stoma terbentuk pada saat kedua sel itu memisah di bagian tengah.
 Sel tetangga atau sel lain di dekat stomadapat dibentuk oleh sel prazat yang
sama seperti stoma.
 Sel tetangga dapat dibedakan menjadi tiga yaitu:

15
1) Mesogen, sel penutup dan sel di dekatnya yang dapat berkembang atau
tidak berkembang menjadi sel tetangga, memiliki sel yang sama.
2) Perigen, sel tetangga atau sel di dekat stoma yang tidak memiliki asal
yang sama dengan sel penutup.
3) Mesoperigen, sedikitnya satu sel tetangga atau sel di sebelahnya yang
memiliki hubungan langsung dengan stoma, sementara sel lain tidak
D. Rambut atau trikoma

 Rambut bersel satu atau bersel banyak dibentuk dari sel epidermis. Struktur
yang lebih besar dan padat seperti kutil dan duri yang tersusun oleh jaringan
epidermis maupun jaringan di bawah epidermis disebut emergens.
 Trikoma dapat dibagi menjadi beberapa jenis:
1) Trikoma yang tidak menghasilkan sekret
 Rambut bersel satu atau bersel banyak dan tidak pipih, misalnya
pada Lauraceae, Moraceae, Triticum, Pelargonium dan Gossypium
 Rambut sisik yang memipih dan bersel banyak, ditemukan tanpa
tangkai (sesil) pada daun duren (Durio zibethinus) atau bertangkai
pada Olea
 Rambut bercabang, bersel banyak. Bentuknya dapat seperti
bintang, misalnya rambut di bagian bawah daun waru (Hibiscus)
atau seperti tempat lilin pada Verbascum.
 Rambut akar merupakan pemanjangan sel epidermis dalam bidang
yang tegak lurus permukaan akar.
2) Trikoma sekresi (yang menghasilkan sekret) atau kelenjar
 Trikoma sekresi dapat bersel satu, bersel banyak, atau berupa sisik.
Contoh trikoma pada daun tembaka.
 Trikoma kelenjar yang menghasilkan sekret yang kental dan
lengket, dan yang biasanya terdiri dari tangkai dan kepala bersel
banyak dinamakan koleter.
 Trikomal lain yang juga terspesialisasi adlah rambut gatal pada
Urtica
 Rambut sekresi bersel satu dan bersel banyak yang menghasilkan
nektar terdapat pada bunga atau di bagian lain di luar bunga.
Misalnya pada Hibiscus dan Abutilon.

16
BAB IV

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

A. MERISTEM DAN DIFERENSIASI


- MERISTEM
Meristem adalah jaringan yang bersifat embrionik dalam tubuh tumbuhan yang tetap
mempertahankan kemampuan untuk membelah. Diferensiasi adalah proses tumbuh
dan terjadinya perbedaan dalam morfologi serta fisiologi sel jaringan. Meristem
dibuat berdasarkan beberapa ciri, yaitu:
 Tempatnya dalam tubuh tumbuhan
 Asalnya
 Jaringan yang dihasilkannya
 Strukturnya
 Stadium perkembangannya
 Fungsi

- DIFERENSIASI
Diferensiasi diartikan sebagai perkembangan turunan meristem ke dalam unsur
berbagai sistem jaringan tubuh tumbuhan dewasa. Menurut para ahli, penyebab
diferensiasi terjadi melalui faktor eksternal dan faktor internal (polaritas, tahapan,
efek induktif).

B. PARENKIM
Merupakan bagian utama sistem jaringan dasar dan terdapat pada berbagai organ
sebagai jaringan yang sinambung seperti pada korteks dan empulur batang. Sel
parenkim yang panjang terdapat di sel palisade pada daun, yang berbentuk benang
terdapat pada batang tumbuhan yang memiliki ruang antarsel yang mencolok.

C. KOLENKIM
Kolenkim, seperti halnya sklerenkim, merupakan jaringan mekanik yang bertugas
menyokong tumbuhan. Kolenkim bertugas sebagai jaringan penyokong pada bagian
tumbuhan muda yang sedang tumbuh dan pada tumbuhan basah, bahkan terdapat pada
organ yang telah dewasa

D. SKELERENKIM

17
Sklerenkim merupakan jaringan penguat / pelindung mekanik. Jaringan ini terdiri dari
sel hidup atau sudah mati, bersifat elastis/kenyal, dinding sel merupakan dinding
sekunder yang tersusun dari lignin yang tebal, sehingga dapat membentuk noktah
sederhana yang bercabang.

E. EPIDERMIS
Epidermis merupakan lapisan sel terluar pada daun, daun bunga, buah dan biji, serta pada
batang dan akar sebelum tumbuhan mengalami perkembangan sekunder.

DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, estiti b.(1995). Anatomi tumbuhan berbiji. Bandung.

18

Anda mungkin juga menyukai