Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOLOGI DASAR
JARINGAN PADA TUMBUHAN

Nama

: Angki Tri Agustina

NIM

: 150210103073

Kelas

:C

Kelompok

:4

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2015

I.

JUDUL

II.
III.

Mempelajari Jaringan Pada Tumbuhan


TUJUAN
Mahasiswa dapat Menjelaskan Jaringan Penyusun pada Tumbuhan
DASAR TEORI
JARINGAN
Sel sel penyusun tubuh tumbuhan yang berasal dari pembelah sel embrional
akan berdiferensiasi menjadi bermacam macam susunan yang selanjutnya disebut
jaringan. Pada umumnya jaringan dinyatakan sebagai sekelompok sel yang mempunyai
asal , struktur dan fungsi yang sama. Definisi sederhana ini trkadang sulit diterapkan,
terutama pada tumbuhan tingkat tinggi karena adanya bentuk bentuk antara atau
adanya perubahan struktur. Jaringan juga ada yang terdiri dari sel sel yang bentuknya
berbeda , namun tetap disebut jaringan karena susunan sel sel selalu tetap. Jaringan
semacam ini disebut juga jaringan kompleks, untuk membedakannya dari jaringan
sederhana yang terdiri dari satu macam sel saja. Pengelompokan jaringan tubuh
tumbuhan didasarkan atas letakknya pada tubuh, tipe selnya , fungsinya , asalnya dan
tingkat perkembangannya (Soerodikoesoemo, 1987 : 2.2).
Berdasarkan umurnya, jaringan dibedakan menjadi jaringan muda yang masih
bersifat bersifat bisa membelah diri dan bisa berkembang menjadi bermacam macam
jaringan. Karena sifatnya ini, jaringan muda disebut jaringan meristem. Selan jaringan
meristem , pada tubuh tumbuhan terdapat jaringan dewasa. Jaringan ini mempunyai
bentuk yang bermacam macam sesuai letak dan fungsinya. Contoh jaringa dewasa
adalah epidermis , parenkim , kolenkim , sklerenkim , xyilem floem.
1. Jaringan Muda ( Meristem )
Meristem adalah jaringan yang sel selnya tetap bersifat embrional, artinya
mamapu terus menerus membelah diri tak terbatas untuk menambah jumlah sel
tubuh. Meristem hanya terdapat pada bagian bagian tertentu saja dari tubuh
tumbuhan , dan hal ini dipakai sebagai salah satu cara untuk membeda bedakannya.
Cara pembagian yang lain didasarkan atas asalnya, jenis jaringan dewasa yang
dihasilkannya, strukturnya , tingkat perkembangannya dan fungsinya.
Atas dasar letaknya pada tubuh , meristem dibedakan menjadi :
1. Meristem apikal ( meristem ujung ) , terdapat pada ujung ujung pokok dan
cabang batang serta akar.
2. Meristem interkalar ( meristem antara ) , terdapat di antara jaringan dewasa ,
misalnya di pangkal ruas batang rumput.
3. Meristem lateral ( meristem samping ) , letaknya sejajar dengan permukaan
organ misalnya kambium dan kambium gabus.
Atas dasar asalnya , meristem dibagi menjadi :

1. Meristem primer ; meristem yang sel selnya berkembang langsung dari sel sel
embrional sehingga merupakan lanjutan dari pertumbuhan embrio, misalnya
kuncup ujung batang.
2. Meristem sekunder ; meristem yang berkembang dari jaringan dewasa yang telah
mengadakan deferensiasi , misalnya kambium gabus yang terjadi dari parenkim
atau kolenkim, yang merupakan jaringan dewasa.
Perbedaan ini pada dasarnya bukan terletak pada asal sel selnya, karena
semuanya berasal dari sel embrio tetapi lebih pada sejauh mana tingkat
perkembangan sel tersebut waktu bersifat meristem ( masih embrional atau sudah
menjadi jaringan dewasa ) dan pada tipe jaringan yang terbentuk dari meristem
tersebut.
Pada umumnya sel sel penyusun meristem berdinding tipis , bentuknya
isodiametris dan relatif kaya akan protoplasma , dan isi sel itu tidak mengandung
cadangan makanan atau kristal , sedang plastidanya berupa protoplasma .
kemungkinan ada pula sel sel meristem yang mengandung benda benda ergastik,
misalnya pada kambium gabus yang merupakan meristem sekunder . Vakuola se
meristem sangat kecil dan tersebar di seluruh protoplasma , kecuali pada sel sel
meristem apikal Pteridophyta dan beberapa Spermatophyta tertentu yang vakuolanya
jelas terlihat. Ukuran sel meristem sangat bervariasi , demikian pula perbandingan
antara ukuran sel dan ukuran nukleus . jadi tidak mudah menentukan suatu jaringan
meristem hanya dengan melihat morfologi sel sel penyusunnya saja
(Soerodikoesoemo, 1987 : 2.2 2.4) .
2. Jaringan Dewasa
Jaringan dewasa adalah jaringan yang sudah berhenti membelah. Jaringan ini
juga disebut jaringan permanen karena telah mengalami diferensiasi dan spesialisasi
fungsi dari sel sel hasil pembelahan jaringan meristem. Jaringan dewasa meliputi
jaringan pelindung ( epidermis ) , jaringan dasar ( parenkim ) , jaringn penguat
( kolenkim dan sklerenkim ) dan jaringan pengangkut ( xylem dan floem ).
Berdasarkan komposisinya, jaringan pada tumbuhan dibedakan menjadi jaringan
sederhana yang terdiri dari satu macam sel. Misalnya jaringan parenkim dan jaringan
kolenkim. Dan yang kedua adalah jaringan majemuk yang terdiri atas lebih dari satu
macam sel. Misalnya jaringan pelindung dan jarinagn pengangkut.
Berdasarkan fungsinya, jaringan tumbuhan digolongkan menjadi jaringan dasar,
jaringan pelindung, jaringan pengangkut, jaringan penguat dan sekretori. Jaringan
jaringan tersebut bersama jaringan lain menyusun satu organ pada tumbuahn( Tim
Dosen Pembina, 2015:7)
Sistem Jaringan Tumbuhan
2

Sepertihalnya organisme yang lain, sel sel pada tumbuhan secara bersama sama
dikelompokkan menjadi beberapa jaringan. Jaringan tersebut dapat disusun oleh satu
jenis sel , atau lebih dari satu jenis sel. Disamping terssusun oleh jaringan tersebut ,
tumbuhan juga memiliki struktur pada tingkatan yang lebih tinggi yang disebut
sistem jaringan. Sistem jaringan tumbuhan terdiri dari;
Sistem Jaringan Dermal
Sistem jaringa dermal terdiri dari epidermis dan periderm. Epidermis adalah
kumpulan satu jenis sel. Epidermis dan periderm keduanya membungkus dan
melindungi tumbuhan. Keduannya dianggap sebagai kulit tubuh tumbuhan. Sistem
dermal tersebut dapat mengembangkan struktur tumbuhan tertentu. Sebagai contoh ,
epidermis dapat dilapisi kutikula yang membantu mencegah kehilangan air pada
tumbuhan.
Periderm , yang dikenal sebagai kulit kayu , menggantikan epidermis tumbuhan yang
mengalami pertumbuhan sekunder . Periderm melindungi tumbuhan dari bekteri dan
jamur pathogen , dan mencegah kehilangan air pada tumbuhan. Pembentukan
periderm ditunjukan melalui pembelahan periklinal pada sel sel parenkim di bawah
epidermis ( Rachmadiarti, 2007 : 170-171).
A. JARINGAN PELINDUNG
1. Epidermis
Epidermis merupakan lapisan sel sel paling luar dan menutupi permukaan
daun, bagian bagian bunga , buah , biji serta batang dan akar sebelum keduanya
melakukan penebaln sekunder. Bentuk morfologi maupun fungsi sel sel epidermis
tidak seragam , bahkan dari sel sel epidermis itu terbentuk bangunan bangunan
yang berbeda, misalnya rambut rambut , sel penutup stomata dan sel sel khusus
lain yang merupakan derivatnya.
Pada tahap awal perkembangannya , epidermis akar dan batang berbeda,
sehingga untuk akar diberi nama khusus epiblem atau rhizodermis . Tetapi bila
diperhatikan asalnya, semuanya dari protoderm, dapatlah disamakan antara
epidermis akar dan batang itu.
Pada kebanyakan tumbuhan tingakat tinggi , epidermis terdir dari selapis sel ,
tetapi ada pula yang dibawah lapisan itu masih ada satu atau lebih lapisan lagi yang
serupa epidermis dan berbeda denagn sel sel dibawahnya. Melihat asal
terbentuknya , lapisan lapisan ini dapat terjadi dari jaringan jaringan meristematik
yang berbeda. Bila asalnya dari protoderm, jaringan itu dinamakan epidermis ganda.
Sedangkan bila berasal dari meristem jaringan dasar dinamakan hipodermis.
Epidermis berganda banyak dijumpai di daun tumbuhan anggota Moraceae. Lapisan

lapisan berganda dalam epidermis biasanya berfungsi sebagai penyimpan air.


Sel epidermis
3

Bentuk, ukuran dan susunan sel epidermis berbeda beda pada berbagai jenis
tumbuhan dan organnya , tetapi semuanya menunjukakn tanda sama yaitu rapat satu
sama lain membentuk bangunan padat tanpa ruang antarsel. Meskipun ada kalanya
terdapat ruang antar sel , misalnya epidermis mahkota bungn , tetapi ruang itu
ditutup oleh kutikula. Bentuk sel epidermis biasanya melebar pada permukaan tubuh
yang ditutupi (daun dikotyledoneae), memanjang sejajar dengan permukaan (daun
Gramineae) atau bahakan berbentuk batang tegak lurus pada permukaan (kulit biji).
Pemukaan dinding sel epidermis yang menghadap keluar mengandung pektin.
Pada diding sel banyak terdapat saluran niktah yanh terisi plasmodesmata. Epidermis
yang terdapat pada permukaan organ di udara dindingnya yang menghadap keluar
mempunyai banyak ruang anatar fibril semacam noktah yang disebut ektodesma,
yaitu berfungsi sebagai jalan masuknya larutan dari luar ke dalam sel dan sebaliknya.
Dinding luar sel epidermis biasanya mengandung kutin yaitu senyawa lipid
yang mengendap di antara fibril selulosa penyusun dinding sel sehingga membentuk
lapisan khusus di permukaan luar sel yang disebut kutikula.
2. Endodermis
Jaringan ini tersusun atas sederet sel yang membentuk silinder dan terdapat
pada hampir semua tumbuhan tingkat tinggi. Silinder sel ini menjadi batas dalam dari
korteks akar serta melindungi bagian dari akar (stele). Pada awal perkembangan akar,
endodermis masih dapat tumbuh, terutama jelas dibagian tempat terbentuknya
cabang akar (yang terbentuk dari periskel yang letakknya disebelah dalam
endodermis ).
Pada tumbuhan yang mengadakan pertumbuhan sekunder, endodermis tetap
berstruktur denga pita caspray dan bersama korteks akan terlepas karena terdorong
oleh pertumbuhan dari dalam. Bila tidak ada pertumbuhan sekunder, sel endodermis
itu akan mengalami penebalan lebih lanjut dengan lignin dan suberin sedemikian
sehingga dindingnya tidak lagi dapat dilalui oleh air dan zat hara. Sel endodermis
yang berhadapan dengan xilem tidak segera mengalami penebalan sehingga hanya
memepunyai pita caspary.
3. Exodermis
Sebagai jaringan pelindung, exodermis terbentuk dari lapisan sel sel dibawah
epidermis . Dinding selnya mengalami penebalan dengan suberin dan kadang
kadang juga lignin. Struktur sel exodermis serupa endodermis yaitu terjadinya
perubahan di dinding sel sisi sebelah dalam dengan suberin yang diikuti lapisan
selulose. Sel sel exodermis tetap mengandung protoplas waktu dewasa.
4. Rambut akar
Rambut akar merupakan tonjolan sel epidermis akar , biasanya berdinding tipis
engan vakuola besar. Rambut akar terbentuk di daerah meristem akar, tempat
4

epidermis masih mampu membentang. Pemanjangan rambut akan terjadi di bagian


dinding yang tipis dan lunak. Hanya sel trikoblas yang dapat membentuk rambut
akar. Bila rambut akar itu mati tetapi selnya tidak terkelupas , dindingnya akan
mengalami penebalan suberin dan lignin.
5. Jaringan Gabus
Jaringan ini berasal dari hasil pembelahan kambium gabus. Sel selnya mati,
mempunyai penebalan dinding terdiri dari suberin. Sel yang tidak mengalami
penebalan dengan suberin tetapi terdapat dalam jaringan gabus disebut feloid. Bentuk
sel gabus umumnya dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu yang besar berdinding tipis
dan yang pipih berdinding tebal. Kedua bentuk itu dapat berada dalam jaringan gabus
yang sama atau berselang seling. Lapisan suberin tidak dapat ditembus air dan
udara serta tahan asam. Dinding sel gabus setelah mengalami penebalan terdiri dari
selulose, lignin dan suberin, sedang isi selnya dapat berupa kristal atau cairan tanin,
sehingga gabus ada yang lunak dan elastis, ada yang kaku.
Dengan adanya penebalan sekunder, jaringan gabus bersama jaringan lain yang
berlekatan membentuk ritidoma yang nanti akan terkelupas. Pada tumbuhan
monocotyledoneae yang tidak mengadakan penebalan sekunder, epidermis
digantikan oleh jaringan gabus yang dibentuk oleh meristem sekunder di lapisan
terluar korteks. Berbeda dengan gabus yang berasal dari felogen, jaringan gabus
disini tidak membentuk silinder tak terputus.
Umumnya bagian pucuk tumbuhan yang luka akan segera ditutup oleh jaringan
gabus luka. Gabus macam ini terjadi karena lapisan lapisan terluar ( karena kuka
itu ) akan terpisah dari jaringan di bawahnya oleh selapis sel yng mengalami
penebalan suberin. Dari jaringan yang hidup akn terbentuk felogen yang membentuk
gabus untuk melindungi tubuh dari kehilangan air dan serangan jamur atau bakteri.
Meskipun gabus terluka dapat terbentuk di semua bagian tubuh, tetapi bentuk dan
tebalnya berbeda tergantung pada jenis tumbuhan , organ dan lingkungan . Biasanya
tumbuhan berkayu lebih mudah membentuk gabus luka daripada tumbuhan lunak
atau minicotyledoneae ( Soerodikoesoemo, 1987 : 2.322.41 ) .
JARINGAN DASAR ( PARENKIM )
Parenkim dinamakan juga jaringan dasar karean terbentuknya juga dari
meristem dasar, sedang parenkim yang berada di berkas pengangkut dibentuk oleh
prokambium atau kambium. Parenkim juga dapat terbentuk dari felogen atau dari
proses dilatasi pada pertumbuhan sekunder batang. Parenkim terdiri dari kelompok
sel hidup yang bentuk , ukuran , maupun fungsi fisiologinya berbeda beda .
Parenkim ini meskipun fungsi fisiologinya berbeda , sel selnya tidak terlalu
banyak mengalami spesialisasi.
5

Selain berfungsi sebagai jaringan dasar , sel parenkim dapat mengumpul


membentuk jaringan parenkim atau dapat pula bergabung dengan sel sel lain
membentuk jaringan kompleks. Jaringn parenkim dijumpai terutama pada bagian
kulit ( korteks ) batang dan akar , mesofil daun , daging buah dan endosperm biji.
Yang tersebar misalnya , berupa parenkim xilem, parenkim floem, dan jari jari
empulur. Sel parenkim yang terdapat di jaringan floem atau xilem memegang
peranan penting pada arus air dari trakea dan trakeida yang merupakan sel mati serta
pada transport bahan organik pada sel sel buluh tapis karena sel sel itu tidak lagi
mempunyai nukleus.
Bentuk sel parenkim bermacam macam umumnya membulat, tetapi bentuk
memanjang, bertonjolan atau seperti bintang juga ditemukan. Jaringan perenkim
dewasa dapat tersusun atas sel sel yang rapat satu sama lain tanpa ruang antar sel ,
tetapi kebanyakan mempunyai ruang antar sel yang jelas, bahkan ruang ruang
antar sel itu teratur sedemikian sehingga membentuk suatu sistem tertentu.
Sel parenkim yang berfungsi pada fotosintesis mengandung kloroplas yang
jumlahnya tidak tentu. Karena sel sel semacam ini mengandung banyak kloroplas,
maka parenkimnya dinamakan klorenkim. Sel parenkim yang tidak berhubungan
dengan fotosintesis tidak mempunyai kloroplas, san sel semacam itu biasanya
mengandung leukoplas. Berbagai macam makanan cadangan disintesis dan
disimpan di dalam sel parenkim. Satu sel mungkin berisi beberapa jenis senyawa.
Makanan cadangan yang terdapat dalam jaringan parenkim terutama adalah amilum.
Protoplasama sel parenkim penyimpan makan cadangan menunjukkan aktivitas
yang berubah ubah. Sel parenkim yang sedang aktif dan bervakuoal mengandung
banyak air, sehingga parenkim dapat berfungsi sebagai penyimpan air. Sel parenkim
juga mampu menyimpan senyawa mineral dan mengendapkannya dalam berbagai
bentuk kristal (Soerodikoesoemo, 1987 : 2.22-1.23).
Sel sel Parenkim
Sel sel parenkim dewasa ini memiliki dinding primer yang relatif tipis dan
fleksibel , dan sebagian besar tidak memiliki dinding sekunder. Saat dewasa sel sel
parenkim umumnya memiliki vakuola tengah yang besar . diagram sel tumbuhan
yang khas seringkali menggambarkan sel sel parenkim , karena mereka paling
sedikit terspesialisasi secara struktural. Sel sel parenkim melaksanakan sebagian
besar fungsi metabolik tumbuhan , yaitu menyintesis dan menyimpan berbagai
produk organik. Misalnya , fotosintesis terjadi di dalam kloroplas kloroplas sel
parenkim pada daun. Sejumlah sel parenkim pada batang dan akar memiliki plastida
tak berwarna yang menyimpan pati. Jaringan berdaging pada kebanyakan buah
6

terutama tersusun atas sel sel parenkim. Sebagian besar sel sel parenkim
mempertahankan kemampuan untuk membelah dan berdeferensiasi menjadi tipe
tipe sel tumbuhan yang lain di bawah kondisi kondisi tertentu selama
penyembuhan luka , misalnya. Para saintis bahkan

mungkin menumbuhkan

tumbuhan yang utuh dari satu sel parenkim ( Campbell,dkk., 2010 : 322 ) .
a. Ruang antar sel
Ciri khas parenkim antara lain sel selnya banyak mempunyai ruang antar sel
karena bentuk sel selnya membulat, meskipun ada pula jaringan parenkim
yang sel selnya rapat satu sama lain tanpa ruang antar sel, misalnya parenkim
penyusun endosperm biji. Parenkim yang mempunyai ruang antar sel terbesar
adalah mesofil daun karena ruang antar sel itu berfungsi sebagai sarana
pertukaran gasa antara klorenkim dengan udara luar.
b. Struktur sel parenkim
Dinding sel parenkim umumnya tipis, terutama yang mengandung kloroplas dan
yang fungsinya sebagai menyimpan cadangan makanan. Yang dinding selnya
tebal dengan penebalan lignin misalnya terdapat pada parenkim xilem. Isi sel
parenkim bervariasi sesuai dengan fungsinya. Makanan cadangan yang terdapat
pada parenkim dapat berupa larutan dalam vakuola (misalnya gula terlarut),
cairan dalam plasma (misalnya protein , minyak , lemak) atau berupa kristal
(amilum).
Menurut bentuknya parenkim dapat dibagi menjadi beberapa kelompok misalnya;
1. Parenkim palisade, merupakan penyusun mesofil daun , kadang kadang pada
biji, dengan bentuk sel panjang , tegak , dan mengandung banyak kloroplas.
2. Parenkim bunga karang , penyusun mesofil daun, bentuk serta susunanya tidak
teratur, rung antar selnya relatif besar.
3. Pareankim bintang (aktinenkim), bentuknya seperti bintang, saling bersambung
di ujungnya sehingga banyak mempunyai ruang antar sel.
4. Parenkim lipatan , dinding selnya mengadakan lipatan ke arah dalam serta
banyak mengandung kloroplas , penyusun mesofil daun padi, daun pinus.
Menurut fungsinya parenkim dibagi menjadi beberapa jenis jaringan yaitu;
1. Parenkim asimilasi: biasanya terletak dibagian tepi suatu organ , misalnya daun,
batang yang berwarna hijau, buah dan sebagainya. Di dalam selnya terdapat
kloroplas.
2. Parenkim penimbun : biasanya terletak dibagian dalam tubuh , misalnya pada
empulur batang , akar , umbi , umbi lapis , akar rimpang atau biji. Di dalam
selnya terdapat makanan cadangan yang dapat berupa gula , tepung , lemak atau
protein.
3. Parenkim air : terdapat pada tumbuhan xerofit atau epifit sebagai penimbun air
untuk mengahadapi masa kering.
7

4. Parenkim udara : ruang antar selnya besar, sel sel penyusunnya dapat bulat
(misalnya pada alat pengapung tumbuhan air), atau berbentuk batang (misalnya
pada tangkai daun Canna)
5. Parenkim pengangkut : sel sel penyusunnya berbentuk memanjang menurut
arah pengangkutannya. Umumnya terdapat pada batang (Soerodikoesoemo,
1987 : 2.24-2.27).
JARINGAN PENGUAT
Jaringan penguat disebut pula stereom, terdiri dari kolenkim dan sklerenkim. Kedua
bentuk jaringan penguat ini merupakan jaringan sederhana karena sel sel penyusunnya
hanya terdiri dari satu tipe
A. Kolenkim
Kolenkim berasal dari sel sel memanjang serupa prokambium yang terbentuk pada
awal deferensiasi jaringan dasar. Jaringan ini berfungsi sebagai penguat pada organ
muda maupun tua. Kolenkim terdapat dibatang, daun , bagian bagian bunga , buah
dan akar. Kolenkim tidak terbentuk pada batang dan daun monocotyledoneae yang
sejak perkembangan awalnya telah langsung membentuk sklerenkim. Kolenkim
tersusun atas sel sel hidup yang bentuknya memanjang dengan penebalan dinding
yang tidak merata, sifatnya plastis artinya mampu mebentang tetapi tidak balik lagi
bila organnya tumbuh. Sel kolenkim tua lebih keras dan kaku serta kurang plastis
dibanding sel muda, karena berasal dari jaringan dasar. Strukturnya serupa parenkim
dan sel sel yang terletak antara parenkim dan kolenkim mempunyai bentuk antara
keduannaya. Sel kolenkim dapat mengandung kloroplas. Semakin sederhana
deferensisasinya , semkain menyerupai parenkim dan makin banyak kloroplasnya.
Sel sel kolenkim didndingnya dapat menebal dengan lignin sehingga menyerupai
sklerenkim .
Biasanya kolenkim terbentuk di bawah epidermis , tetapi ada pula yang
dipishakan dari epidermis oleh beberapa lapisan parenkim. Kolenkim dapat
membentuk silinder pada batang atau hanya membentuk deretan derean sel
terpisah. Di daun , kolenkim terdapat di atas dan bawah berkas pengangkut dan di
tepi daun.
Bentuk dan susunan sel kolenkim
Bentuk dan ukuran sel kolenkim bervariasi , sejak dari bentuk pendek
membulat sampai panjang seperti serabut dengan ujung tumpul. Dalam kumpulan sel
sel kolenkim, sel sel yang ditegah lebih panjang daripada yang di tepi.
Berdasarkan penebalan pada dinding selnya , kolenkim dibedaka atas:
1. Kolenkim angular (kolenkim sudut) : penebalan dindding terdapat pada sudut sel
dan memanjang mengikuti sembu sel. Pada irisan melintang , penebalan itu
terlihat di sudut sel tempat bertemunya 3 atau lebih sel.
8

2. Kolenkim lamelar (kolenkim lempeng) ; penebalan dinding sel terutama pada


dinding tangensial sehingga pada irisan melintang terlihat seperti papan berdere
deret.
3. Kolenkim lakunar : penebalan terdapat pada bagian dinding sel yang menghadap
ruang antarsel.
4. Kolenkim anular (kolenkim tubular) : penebalan dinding merata sehingga ruang

sel (lumen menjadi berbentuk pipa.


Penebalan dinding sel kolenkim
Penebalan didnding sel kolenkim terdiri dari lapisan lapisan yang bergantian

antara yang banyak mengandung selulose dan hanya sedikit mengandung pektin
dengan yang sedikit selulose dan banyak pektin. Dari penebalan, dinding sel
kolenkim tidak dapat dibedakan antara penebalan primer dan sekunder.
Dinding sel kolenkim dapat pula mengalami sklerifikasi (penebalan dengan
lignin), dengan cara mengendapkanya sacara sentripetal maupun sentrifugal. Dengan
terjadinya penebalan sentripetal lebih lanjut, lumen sel akan menyempit.
B. Sklerenkim
Sklerenkim sebagai jaringan penguat atau kadang kadang sebagai pelindung,
sel selnya mengalami penebalan sekunder dengan lignin atau senyawa lain dan
menunjukkan sifat elastis.
Bentuk sel penyusun sklerenkim bermacam macam karena asal dan
perkembangannya berbeda beda, tetapi pada dasarnya dapat dibagi atas 2
kelompok yaitu serabut dan sklereid. Serabut terdiri dari sel yang panjang sedang
sklereid pendek, meskipun bentuk sebaliknya juga dijumpai.
Serabut
Serabut sklerenkim terdapat di berbagai bagian tubuh tumbuhan. Dapat berupa sl
tunggal di antara jaringan dasar, tetapi pada umumnya bergerombol membentuk pita,
anyaman padat berbentuk silinder sejajar permukaan tubuh. Letak serabut pada
batang dan akar hampir serupa, terdapat baik pada jaringn primer maupun sekunder.
Serabut dapat berada di antara jaringan dasar, tetapi umumnya terdapat pada
berkas pengangkut, sehingga dibedakan menjadi serabut yang xilar dan ekstra xilar.
Serabut xilar terbentuk dari sel initial yang sama dengan xilem. Serabut ekstra xilar
asalnya bermacam macam, dari floem , dari sel parenkim korteks atau jaringan
dasar tempat terdapatnya.
Sklereid
Sklereid terdapat di berbagai bagian tubuh. Sel selnya dapat mengumpul
menjadi jaringan keras di antara jaringan lain yang lunak atau menyusun seluruh
bangunan keras, misalnya kulit biji. Sel sklereid dapat pula berbentuk idioblas, yaitu
sel yang jelas berbeda dari sel sel lain yang mengelilinginya baik bentuk, ukuran ,
maupun tebal dinding selnya.
9

Bentuk sklereid sebagai idioblas dapat bermacam macam , umumnya terdapat


pada mesofil daun. Kelompok besarnya yaitu:
1. Brakisklereid (sel batu), bentuknya membulat, biasanya terdapat di floem, kortek
dan kulit batang serta daging buah beberapa jenis tumbuhan misalnya Pyrus
communis.
2. Makrosklereid , berbentuk seperti batang
3. Osteosklereid, bentuknya seperti paha , ujungnya membesar , kadang kadang
bercabang , terdapat pada kulit biji dan mesofil beberapa daun.
4. Asterosklereid , seperti bintang atau bercabang cabang , terutama terdapat di
daun.
5. Trikosklereid , relatif panjang dan bercabang , terdapat di mesofil daun.
Sel sklereid umumnya terbentuk dari sel parenkim yang mengalami penebalan
dinding. Penebalannya sedemikian sehingga kelihatan berlapis lapis. Meskipun
umunnya dinyatakan bahwa sklereid merupakan sel mati waktu dewasa, tetapi dapat
ditunjukkan bahwa sklereid yang tetap mengandung protoplas selama organ yang
ditempatinya masih hidup (Soerodikoesoemo, 1987 : 3.23.7).
JARINGAN PENGANGKUT
Jaringan pengangkut pada tumbuhan terdiri dari xilem yang merupakan jaringan
pengangkut air dan floem sebagai jaringan pengangkut bahan organik. Xilem dan floem
bersama sama sering disebut sebagai berkas pengangkut. Tumbuhan yang mempunyai
jaringan pengangkut disebut tumbuhan vaskular, termasuk di dalamnya Pteridophyta
dan Spermatophyta. Dari kedua bagian berkas pengangkut itu, xilem mempunyai
struktur yang elbih tegar sehingga dapat utuh sewaktu berubah menjadi fosil dan dapat
dipakai sebagai bahan identifikasi bagi tumbuhan jenis vaskular.
A. Xilem
Pada dasarnya xilem merupakan jaringan kompleks karena terdiri dari beberapa tipe
sel yang berbeda, baik yang hidup maupun tidak hidup. Penyusun utamanya adalah
trakeid dan trakea sebagai saluran transpor air, dengan penebalan dinding yang cukup
tebal sekaligus berfungsi sebagai penguat / penyokong. Xilem juga dapat mempunyai
serabut sklerenkim sebagai jaringan penguat, serta sel sel parenkim yang hidup dan
berfungsi dalam berbagai kegiatan metabolisme.
Pada awalnya xilem merupakan hasil aktivitas meristem apikal lewat pembentukan
prokambium. Xilem yang terbentuk dari prokambium dinamakan xilem primer. Bila
tumbuhan ini setelah pertumbuhan primernya lengkap, kemudian membentuk jaringan
sekunder sebagai hasil aktivasi kambium, maka xilem yang terbentuk itu dinamakan
xilem sekunder.
Trakeid dan Trakea
Trakeid merupakan unsur xilem yang lebih primitif dibanding trakea karena
tumbuhan anggota Pteridophyta, Gymnospermae dan Spermatophyta fosil hanya
10

mempunyai trakeid. Trakea dianggap berasal dari trakeid. Keduanya daalm keadaan
dewasa berbentuk bulat panjang, berdinding sekunder terdiri dari lignin dan tidak
mengandung kloroplas. Perbedaan pokok antara keduannya adalah bahwa pada trakeid
tidak terdapat perforasi (lubang lubang ) sedang pada trakea ujung ujungnya penuh
lubang lubang. Transpor air dan zat hara dalam trakea dapat berlangsung antara sel
yang satu dengan sel lain secara bebas lewat perforasi, sedang dalam trakeid peristiwa
itu berlangsung lewat noktah antara sel selnya. Sel sel pembentuk trakea tersusun
sedemikian sehingga merupakan deretan memanjang dan performasi pada ujung sel itu
sangat sempurna atau bahkan dinding selnya hilang sehingga membentuk pipa panjang.
Serabut xilem
Serabut ini strukturnya serupa serabut sklerenkim meskipun asalnya dari trakeid
yang berdiferensiasi lebih lanjut dengan dinding yang tebal dan noktah sederhana.
Serabut dan trakeid saling melekat sehingga sulit dipisahkan, tetapi umumnya sel
serabut lebih panjang dari trakeid karena ujungnya yang runcing dapat masuk di antara
sel sel sewaktu memanjang. Serabut xilem ini terlihat jelas pada xilem yang unsurnya
terdiri dari trakeid dan trakea, sedang xilem yang hanya terdiri dari trakeid, serabut itu
tidak jelas adanya.
Parenkim xilem
Seperti halnya parenkim ditempat lain, sel sel ini merupakan sel hidup, terdapat
baik pada xilem primer maupun sekunder. Pada xilem sekunder, parenkim itu berasal
dari kambium yang berbentuk fusiform atau bentuk sel jari jari, sehingga diperoleh sel
sel yang sumbu panjangnya mengikuti arah jari jari organ. Sel sel parenkim ini
mengandung berbagai senyawa umumnya tepung atau lipid, karena parenkim berfungsi
sebagai penimbun cadangan makanan.
B. Floem
Floem juga merupakan jaringan kompleks, terdiri dari beberapa unsur dengan tipe
yang berbeda, yaitu buluh tapisan, sel pengiring , parenkim, serabut dan sklereid.
Kadang kadang ada sel atau jaringan sekretori yang bergabung di dalamnya, misalnya
kelenjar getah. Fungsi floem sebagai jaringan translokasi bahan organik (asimilat) yang
terutama berisi karbohidra. Dalam jumlah kecil ditemukan juga asam amino dan
hormon.
Floem berasal dari perkembangan kambium disebut floem primer dan yang
merupakan hasil perkembangan kambium disebut floem sekundeer.
Pembuluh
Unsur penyusun pembuluh terdiri dari dua bentuk yaitu sel tapisan yang merupakan
sel tunggal dan bentuknya memanjang dengan bidang tapisan terletak di samping atau
ujung sel, terdapat pada tumbuhan Pteridophyta dan Gymnospermae. Bentuk kedua
adalah buluh tapisan, terdapat pada Angiospermae, berupa berkas sel sel memanjang
11

yang masing masing merupakan bagian dari buluh itu dan dihubungkan oleh satu atau
lebih bidang tapisan biasanya terletak di ujung sel.
Sifat khas unsur pembuluh adalah adanya bidang tapisan pada dinding selnya, serta
terdapatnya modifikasi protoplas yaitu tanpa nukleus. Bidang tapisan itu merupakan
sekelompok lubang lubang yang membatasi dua sel yang berdampingan dan
dihubungkan oleh benang benang plasma yang terdapat di dalam lubang lubang
tapisan itu.
Jumlah bidang tapisan yang terdapat pada pembuluh berbeda beda tergantung pada
jenis tumbuhannya. Dinding sel unsur penyusun pembuluh adalah selulose, tidak pernah
dijumpai penebalan lignin. Nukleus tidak terdapat pada sel yang telah dewasa, dan
hilangnya nukleus itu terjadi pada saat diferensiasi.
Sel pengiring
Sel sel pembuluh pada Dicotyledoneae dan Monocotyledoneae biasanya diikuti
oleh sel parenkim khusus yang disebut sel pengiring. Sel itu terbentuk dari sel induk
yang sama dengan sel pembuluh. Sel induk itu membelah satu atau dua kali secara
memanjang serta tidak sama besar, menghasilkan sel pembuluh yang besar dan sel
pembuluh biasanya tipis., penuh dengan plasmodessmata. Berbeda dengan sel
pembuluh, sel parenkim ini tetap mempunyai nukleus pada waktu dewasa. Sel pengiring
tidak dijumpai pada tumbuhan Gymnospermae dan Pteridophyta dan juga tidak ada
pada protofloem Dicotyledoneae.
Parenkim floem
Floem juga mengandung sejumlah sel parenkim yang fungsinya serupa sel parenkim
lainnya, misalnya sebagai penimbun lemak dan tepung. Sel parenkim ini secara
fungsional berintegrasi dengan sel pengiring. Bentuk sel parenkim ini memanjang dan
sumbu panjangnya sejajar dengan sumbu berkas pengangkut.
Floem sekunder juga mempunyai dua macam bentuk parenkim sesuai dengan bentuk
sel kambium yang membentukknya. Pada saat floem masih aktif, sel parenkim ini tidak
mengalami penebalan dinding . Kemudian bila floem itu tidak berfungsi lagi, parenkim
ini akan berubah menjadi sklerenkim atau menjadi felogen.
Serabut
Serabut floem terdapat baik pada floem primer maupun sekunder. Serabut ini segera
membentuk dinding sekunder setelah selesai petumbuhan memanjangnya. Umumnya
penebalan itu berupa lignin, ada yang selulose. Noktah yang terdiri sederhana. Serabut
ini berfungsi sebagai penguat sejak awal, atau terjadi dari parenkim floem setelah sel
pembuluh tidak berfungsi lagi.
C. Berkas Pengangkut
Sifat khas jaringan pengangkut ialah bahawa jarang sekali xilem dan floem berada di
tempat terpisah. Biasanya keduanya membentuk gabungan yang disebut berkas
12

pengangkut. Masing masing berkas pengangkut ini merupaka bagian dari seluruh
sistem jaringan pengangkut dan bukan merupakan satuan struktural saja. Pada sumbu
organ, berkas ini membentuk kolom / baris atau berletakan satu sama lain membentuk
silinder.
Dalam berkas pengangkut, letak xilem dan floem berdampingan sedemikian menurut
aturan tertentu. Atas dasar letak xilem terhadap floem dan sebaliknya, serta tidak adanya
kambium, berkas pengangkut dibagi menjadi beberapa tipe yaitu:
1. Berkas pengangkut kolateral : floem dan xilem letaknya berdampingan, umumnya
floem disebelah luar xilem.
Bentuk ini dibagi menjadi dua tipe yaitu;
a. Kolateral tertutup, bila xilem dam floem berdampingan langsung dan berkas itu
dikelilingi oleh serabut, misalnya pada batang Gramineae dan Monokotiledoneae.
b. Koleteral terbuka, bila diantara xilem dan floem terdapat kambium. Kambium ini
ke arah dalam membentuk xilem sekunder dan ke arah luar membentuk floem
sekunder, umum terdapat pada batang Dicotyledoneae.
2. Berkas pengangkut bikolateral : pada dasarnya serupa kolateral (xilem dan floem
berdampingan) tetapi disisi dalam xilem terdapat lagi floem, jadi urutannya: floem
dalam , xilem , kambium dan floem luar.
3. Berkas pengangkutan konsentris ; xilem mengelilingi / membungkus floem atau
sebaliknya. Bentuk ini juga dibagi 2 tipe yaitu;
a. Konsentris amfikribral , floem mengelilingi xilem
b. Konsentris amfivasal , xilem mengelilingi floem
4. Berkas pengangkut radial : xilem dan floem tidak membentuk berkas yang
sesungguhnya, xilem dan floem berada pada jari jari tubuh yang berbeda
dipisahkan oleh jaringan dasar.
(Soerodikoesoemo, 1987 : 3.123.18)
JARINGAN SEKRETORI
Proses sekresi yaitu pengeluaran senyawa senyawa dari dalam tubuh tumbuhan
merupakan proses yang wajar terjadi. Jaringan tempat berlangsungnya sekresi terdapat
pada berbagai jenis tumbuhan atau organnya. Jaringan sekretori dibagi menjadi tiga
kelompok atas dasar senyawa yang dikeluarkannya, yaitu:
a. Jaringan rekresi : senyawa yang dikeluarkan dari tubuh lewat jaringan ini belum
masuk kedalam proses metabolisme.
b. Jaringan ekskresi : senyawa yang dikeluarkan merupakan hasil akhir suatu proses
metabolisme.
c. Jaringan sekresi : senyawa yang dihasilkan itu masih ikut berperan dalam proses
metabolisme.
Suatu penggolongan jaringan sekretori dengan dasar yang agak berbeda dengan
yang diterangkan di atas, ialah yang diajukan oleh Frey Wyssling, yang menyatakan
bahwa pada jaringan rekresi senyawa yang dikeluarkan atau disisihkan adalah hasil
13

langsung dari proses resorpsi, sedang pada jaringan sekresi dari proses asmilasi pada
jaringan eksresi dari proses dissimilasi.
Karena dalam tubuh tumbuhan sulit dibedakan antara sekresi dan ekskresi, maka
sering

kedua

bentuk

itu

disatukan

saja

menjadi

sekresi dalam arti

luas

(Soerodikoesoemo, 1987 : 3.25).


Organ Vegetatif Tumbuhan
Organ adalah kumpulan beberapa macam jaringan yang bekerja sama untuk
melakukan tugas tertentu. Organ sering kali tersusun atas jaringan-jaringan yang
berbeda.Struktur organ pada organisme berbeda-berbeda.Semakin tinggi tingkat
organisme, semakin sempurna dan kompleks organnya. Organ vegetatif merupakan
bagian tumbuhan yang berfungsi sebagai organ pokok tubuh tumbuhan yang terdiri dari
batang, akar , dan daun. Berikut penjelasannya:
1. BATANG
Susunan anatomi batang dari luar kedalam scara berurutan yaitu epidermis, korteks,
dan siliinder pusat yang berisi berkas pengangkut . Batang dikotil mempunyai kambium
dalam berkas pengangkut , yaitu diantar xilem dan floem.

Kambium membentuk

jaringan sekunder ke arah dalam maupun luar sehingga batang semakin tebal (Mulyani,
2006 : 28).
Pada batang terdapat tiga daerah pokok, ialah epidermis , korteks , dan stele. Pada
batang paku pakuan, tumbuhan berbiji telanjang, serta tumbuhan dikotil, umumnya
ketiga daerah tersebut mempunyai batas batas yang jelas, sedang pada tumbuhan
monokotil batas antara koreteks dengan stele mungkin jelas mungkin jelas atau
mungkin tidak.
A. Epidermis
Epidermis pada batang umumnya disusun oleh selapis sel sel dan mempunyai
kutikula serta dinding sel yang berkutin. Epidermis adalah jaringn yang hidup, sel
selnya mempunyai daya untuk mebelah belah. Sifat ini penting karena epidermis
harus mengimbangi bertambah besarnya batang karean adanya pertumbuhan menebal
primer dan sekunder. Sel sel epidermis mengimbang pertumbuhan ini dengan
pembesaran ke arah tangensial dan pembelahan radial.
B. Korteks
Korteks batang tersusun terutama oleh parenkim, biasanya mengandung kloroplas.
Daerah perifer korteks sering kali tersusun oleh kolenkim , dalam susunan berkas
berkas atau sebagai lapisan yang bersinambungan. Bila tidak ada butir amilum dan tidak
ada penebalan dinding yang karateristik pada lapisan terdalam korteks, batas antara
korteks dengn daerah berkas pengangkut tidak tegas. Tetapi lepas dari apakah jaringan
vaskuler secara struktural dibatasi korteks atau tidak, jaringa tersebut dikelilingi oleh

14

batas fisiologis yang terjadi oleh adanya interaksi kimia antara bahan bahan yang
berasal dari jaringan vaskuler dan yang terdapat di dalam korteks.
C. Stele
Stele terdiri atas jaringan atau berkas berkas pengangkut , empulur , ditambah
dengan daerah perikambium dan jari jari empulur untuk golongan tumbuhan tertentu.
1. Berkas berkas pengangkut
Sistem vaskuler primer pada tumbuhan vaskuler terdiri atas berkas atau berkas
berkas yang bervariasi dalam ukurannya serta susunannya. Masing masing disebut
dengan berkas pengangkut. Letak floem terhadap xilem bervariasi.
2. Empulur
Empulur biasanya terdiri ats parenkim, yang mungkin juga mengandung kloroplas,
walaupun umumnya tidak demikian. Pada banyak batang bagian tengah empulur
rusak selama pertumbuhan batang tersebut. Karena empulur juga disebut medulla,
mak daerah perifer empulur yang berbeda dengan bagian tengah disebut daerah
perimedular atau sarung medular.
Empulur seperti halnya korteks, mungkin mengandung kristal, minyak, atau bahan
lain, dan juga sklereid. Jika batang mengandung saluran saluran getah , saluran
semacam itu juga mungkin terdapat di dalam empulur.
3. Perikambium
Perikambium disebut juga perisikel. Jaringan ini disusun oleh bebrapa lapisan sel ,
melingkungi jaringn vaskuler. Perikambium dibatasi di sebelah dalamnya oleh floem
primer, sedang di sebelah luarnya oleh endodermis.jika tidak etrdapat endodermis ,
perikambium dibatasi oleh korteks.
4. Jari jari empulur
Jari jari empulur adalah berupa pita radier, terdiri atas sel sel yang ebrderet
deret, mulai dari empulur sampai floem. Posisi serta sifatnya yang parenkimatik
menujukkan seakan akan merupakan bagian empulur yang meluas radial ; itulah
sebanya jaringan ini disebut jari jari empulur. Fungsinya adalah melangsungkan
pengaliran makanan ke arah radial.
5. Tipe tipe stele
a. Protostele. Ini adalah tipe primitif stele. Jaringan pengangkut berupa massa yang
utuh dan bagian sentral xylem secara menyeluruh dilingkungi oleh berkas floem.
Beberapa bentuknya protostele;
Haplostele
Aktinostele
Flektostele
Stele dengan empulur campuran
b. Sifonostele. Ini adalah modifikasi protostele, oleh adanya empulur dibagian
tengahnya yang terdiri atas sel sel parenkim.
Ektofloik
Amfifloik
15

c.
d.
e.
f.
g.
h.

Selenostele. Ini adalah modifikasi sifonostele dengan adanya jendela daun.


Diktiostele
Stele polisiklik
Eustele
Ataktostele
Polistele
(Soerodikoesoemo, 1987 :4.44.8)
STRUKTUR BATANG TUMBUHAN DIKOTIL
Struktur batang tumbuhan dikotil ada beraneka ragam tetapi ada kesamaan satu
sama lain. Epidermis terdiri atas selapis sel dan terdapat pada bagian terluar. Padanya
terdapat stomata dan berbagai macam trikomata. Dinding sel yang terluar sangat tebal
dan sangat berkutin. Pada penampang melintang sel sel itu berbentuk empat persegi
panjang.
Bagian terdalam pada korteks adalah endodermis, juga dikenal dengan nama
amlilum. Ini terdiri atas selapis sel yang mengelilingi stele dan sel selnya penuh
amilum. Daerah diantara epidermis dan endodermis biasanya terbagi dalam dua bagian,
bagian luar dengan jaringan kolenkim dan bagian dalam dengan jaringan parenkim.
Di sebelah dalam epidermis biasanya terdapat suatu daerah kolenkim. Sel sel
tersebut sebetulnya adalah parenkim yang mengalami modifikasi dengan adanya
penebalan setempat.
Parenkim pada batang biasanya mengandung kloroplas , kita kenal sebagai
klorenkim. Sklerenkim terdapat pada korteks berbagai tumbuhan, mungkin berupa
sklereid , mungkin serabut. Endodermis merupakan bagian terdalam korteks, biasanya
sel s elnya mengandun amilum. Stele terdiri atas tiga bagian, perikambium , jaringan
pengangkut , dan empulur.
Berkas pengangkut bertipe kolateral terbuka. Jadi dikotil mempunyai kambium
pada batangnya. Xilem terdiri atas protoxilem, metaxilem, dan xilem sekunder. Juga
floem terdiri atas protofloem, metafloem, dan floem sekunder.
STRUKTUR BATANG TUMBUHAN MONOKOTIL
Tumbuahan monokotil tersusun oleh epidemis , korteks , dan stele.
Epidermis umumnya dilengkapai dengan stomata dan trikomata. Stele terisi oleh berkas
berkas pengangkut yang tersebar dan bertipe kolateral tertutup atau konsentrik
ampivasal . Jumlah berkas pengangkut sangat banyak. Perikambium dan empulur tidak
nyata. Tidak ada kambium, kecuali pada beberapa genera tertentu dari ordo Liliales.
Biasanya tipa berkas pengangkut didampingi atau dilingkungi oleh sarung sklerenkim
(Soerodikoesoemo, 1987 : 4.15 4.23).
2. AKAR
Akar merupakan bagian tubuh tumbuhan sebelah bawah, biasanya berkembang di
bawah permukaan tanah meskipun ada pula akar yang tumbuh di udara. Susunan dan

16

perkembangan jaringan primer akar dan batang dapat dibedakan denagn jelas misalnya
perkembangan epidermisnya. Pada tumbuhan berbiji
Xilem akar primer bersifat exarch dan xilem batang bersifat endrch,
Xilem dan floem di akara tidak membentuk berkas pengangkut tetapi tersusun
berseling, sedang pada batang membentuk berkas pengangkut yang tersusun
berseling, sedang pada batang membentuk berkas pengangkut yang tersusun secara

kolateral, bikolateral atau ampivasal.


Pada akar tidak dijumpai bangunan yang serupa daun, cabang cabangny terbentuk

dari bagian yang telah dewasa.


Tidak mempunyai stomata tetapi mempunyai tudunga akar yang tidak ada
persamaannya pada batang.

1. Jaringan penyusun akar


Jaringan penyusun akar dapat dibedakan antara akar yang tidak mengadakan
pertumbuhan sekunder dan akar yang mengadakan pertumbuhan sekunder.
Susunan Akar dalam Keadaan Pertumbuhan Primer :
Irisan memanjang ujing akar muda menunjukkan 4 derah pertumbuhan
- Tudung akar
- Daerah pembelahan sel
- Derah pembetangan sel, dan
- Derah diferensiasi atau pemasakan sel
Irisan melintang akar muda, jaringan penyusun dari luar ke dalam :
- Epidermis
- Korteks, dan
- Stele yang masing masing mempunyai tanda tanda khas sesui dengan
fungsinya
a. Tudung akar
Tudung akar terletak di ujung akar, melindungi meristem akar dari kerusakan
mekanik dan membantu penembusan pertumbuhan akar ke dalam tanah. Tudung
akar terdiri dari sel sel parenkim yang hidup dan sering berisi amilum. Sel s el
tudung akar meneluarkan lendir terdiri dari polisakarida. Proses penegluaran
disertai dengan hipertropi dari diktiosoma yang mebentuk gelebung yang besar.
Tudung akar berkembang terus menerus. Sel paling luar mati, terpsah satu sam lin
dan hancur, dan sel s el ini diganti oleh sel sel baru yang diproduksi oleh sel
inisial.
b. Epidermis dan Bulu Akar
Di bagian ujung tempat terjadinya penyerapan, dinding sel epidermis trdiri dari
bahan selulose dan pektin. Permukaan sel epidermis sebelah luar membentuk
tonjolan yaitu rambut / bulu akar. Bulu akar biasanya tumbuh memanjang tegak

17

lurus pada sumbu akar, sehingga makin memperluas daerah penyerapan. Sel
epidermis tetentu yang mampu membentuk bulu akr disebut trikoblas.
c. Korteks air
Korteks akar terutama terdiri dari ajringan perenkim yang relatif renggang dan
ajringn penguatnya sedikit. Parenkim penyusun korteks akar tidak mengandung
klroplas kecuali beberapa jenis tumbuahn air dan epifit. Pada tumbuhan yang
akarnya tidak mengalami pertumbuahn sekunder, sel s el parenkim korteks
berumur panjang. Sebalinya pada tumbuhan yang akarnya mengalami pertumbuahn
sekunder, sel sel parenkim korteks akan mati dan terkelupas.
d. Endodermis
Pada awal perkembangannya , sel sel endodermis membentuk pita Caspray,
yaitu penebaln dari suberin dan lignin pada sisi radial dan antiklinal, bersamaan
dengan terbentuknya protoxilem di tempat tersebut.
e. Silinder berkas pengangkut
Bagian ini dipisahkan dari korteks ileh endodermis. Bagian terluar yang
berbatasan dengan endodermis adalah periskel, yang tersusun ats sel sel parenkim
berdinding tipis dan mempunyai potensi untuk menjadi meristem kembali
(Soerodikoesoemo, 1987 :5.2 5.22).
f. Xilem
Xilem terdiri atas trakeida dan elemen pembuluh, serabut , dan sel parenkim. Sel
trakeida dewasa merupakan sel memanjang dengan dinding tebal, , dan pada dinding
tempat terdapat bagian tepat yang tipis dilalui air dengan mudah. Serabut merupakan sel
yang memanjang dengan dinding sel yang tebal dan berfungsi sebagai penguat jaringan.
g. Floem
Floem terdiri atas sel tapisan , sel pengiring, serabut, dan parenkim. Sel tapisan terdiri
atas sel hidup yang tersusun vertikal yang berfungsi untuk mengangkut bahan organik.
Sel pengiring dan sel tapisan berkembang dari sel meristem yang sama. Sel meristem ini
membelah secara longitudinal dan mengahasilkan sel sel dengan ukuran yang berbeda.
sel yang besar akan berkembang menjadi sel tapisan, sedangkan sel yang kecil menjadi
sel pengiring (Mulyani, 2006 : 19-20)
Tabel perbedaan akar dikotil dan monokotil
Akar monokotil
Akar dikotil
Batas ujung akar dan kaliptra jelas
Batas ujung akar dan kaliptra tidak jelas
Perisikel terdiri dari beberapa lapis sel
Perisikel terdiri dari 1 lapis sel
Punya empulur yang luas sebagai pusat
Tidak punya empulur / empulurnya
akar
Tidak ada kambiumnya
Letak xilem dan floem berselang-seling

sempit
Mempunyai cambium
Letak xilem di dalam dan floem di luar
18

(dengan kambium sebagai pembatas)

Sistem perakaran pada monokotil disebut sistem akar serabut. Setiap akar pada
sistem serabut mempunyai ukuran yang hampir sama. Lain halnya dengan tumbuhan
dikotil. Tumbuhan dikotil mempunyai akar utama yang bercabang, dan akar cabang ini
dapat bercabang lagi. sistem perakaran ini disebut sistem akar tunggang.
Akar muda mempunyai rambut halus yang disebut rambut akar,

yang hanya

terdapat pada bagian yang dekat dengan ujungakar. Rambut akarterdapat dalam jumlah
yang besardan merupakan penonjolan epidermis akar (Mulyani, 2006 : 18).
3. DAUN
Daun berfungsi sebagai penerima cahaya matahari, maka umumnya berbentuk pipih,
permukaan bawah mungkin tidak sama dan ada yang permukan atas dan bawahnya
sama, terutama daun yang letaknya pada batang miring.
a. Epidermis dan Derivatnya
Epidermis daun terdapat di permukaan atas maupun bawah, umumnya terdiri
dari selapis sel, tetapi ada pula yang etrdiri dari beberapa lapis sel. Dinding sel
epidermis mengalami penebalan yang tidak merata. Dinding sel yang menghadap
keluar umumnya berdinding tebal, dapat terdiri dari lignin, tetapi penebalan itu
umumnya terdiri dari kutin. Penebalan kutin ini membentuk suatu lapisan kutikula
yang dapat tipis atau tebal tergantung pada jenis serta tempat hidupnya.
Stomata sebagai derivat epidermis terdapat di kedua permukaan daun atau
permukaan saja, umumnya di bagian bawah. Letak stomata dapat sejajar dengan
epidermis. Stomata dapat tersebar merata di seluruh permukaan daun.
Sel s el epidermis daun tidak mengandung kloroplas, kecuali pada sel
penutup. Stomata berfungsi sebagai jalan bagi pertukaran gas pada tubuh tumbuhan
dan sebagai pengatur besarnya transpirasi.
Trikoma , baik yang berfungsi sebagai rambut pelindung maupun sebagai
rambut kelenjar, banyak terdapatdi permukaan daun. Bentuknya bermacam macam.
Sel litoksis yang merupakan modifikasi dari epidermis, mengandung sistolit
yang terdiri dari kristal CaCO3. Bentuk sistolit tidak teratur, dapat mengisi seluruh
ruang sel litoksis.
Modifikasi epidermis yang lain ialah sel kipas, terdiri dari sederet sel yang
lebih besar dari epidermis normal dengan dinding tipis dan vakuol abesar.
b. Mesofil
Mesofil sebagai jaringan dasar terletak antara epidermis atas dan epidermis
bawah serta antara berkas pengangkut, dengan sel yang berdinding tipis,
berdiferensiasi menjadi 2 bentuk , yaitu palisade atau jaringan tiang dan jaringan
bunga karang. Sel s el penusun jaringan tiang bentuknya silindris, tegak pad
19

permukaan daun, selapis atau lebih, rapat satu sama lain dan mengandung banyak
kloroplas.
Jaringan bunga karang tersusun oleh sel s el yang tidak teratur, berdinding
tipis, lepas , mengandung kloroplas meskipun lebih sedikit daripada jaringn tiang,
ruang antar selnya besar sehingga terjadi pertukaran gas dengn mudah karena
berhubungan dengan lubang stomata. Karena jaringan tiang mengandung lebih
banyak kloroplas, warna daun sebelah atas lebih gelap daripada sebelah bawah.
c. Sistem Jaringan Berkas Pengangkut
Berkas pengangkut pada daun membentuk bangunan kompleks yang disebut
tulang daun. Tumbuhan Dikotyledoneae mempunyai satu ibu tulang daun dan
cabang cabang yang membentuk jala , sedang pada tumbuhan Monocotyledoneae
tulang daun berderet sejajar sumbu daun dan dihubngkan oleh berkas berkas kecil
di antaranya.
Fungsi tulang daun sangat penting karena menstranspor air serta zat hara dari
tanah dan menyebarkan hasil fotosintesis ke bagian tubuh yang lain sehingga
struktur jaringan pengangkut ini harus dapat mencapai semua sel mesofil yang
terlibat dalam fotosintesis.
d. Sistem Jaringan Penguat
Berbagai jaringan penyusun daun dapat berfungsi sebagai penguat. Pertama adalah
epidermis. Kolenkim terutama terdapat di bawah epidermis pada tulang daun dan
tepi daun.
e. Kelenjar
Struktur kelenjar yang berfungsi pada pengeluaran air serta senyawa senyawa lain
banyak dijumpai di daun. Sekret dapat dikeluarkan dari kelenjar atau terlepas
bersama hancurnya sel yang menghasilkannya. Kelenjar biasanya terdapat di ujung
berkas pengangkut, berupa sekelompok parenkim padat dikelilingi epitelium yang
IV.

bersifat kelenjar (Soerodikoesoemo, 1987 :5.22 5.30 ).


METODE PRAKTIKUM
IV.1.
Alat
Mikroskop
IV.2.
Bahan
- Preparat awetan batang Zea mays
- Preparat awetan akar Zea mays
- Preparat awetan akar Amaranthus spinosus
- Preparat awetan daun Oryza sativa
- Preparat awetan Zea mays
- Irisan melintang batang Amaranthus spinosus
- Irisan melintang batang Cucurbita moscata
IV.3.
Cara Kerja
a. Pengamatan pada batang Zea mays menggunakan perbesaran 400 kali
Meletakkan preparat awetan batang Zea mays pada meja preparat
20

Mengamati dari perbesaran lemah ke kuat

Menggambar dan memberi keterangan bagian bagian dari preparat yang dilihat
b. Pengamatan pada preparat awetan akar Zea mays menggunakan
perbesaran 100 kali

Meletakkan preparat awetan akar Zea mays pada meja preparat preparat

Mengamati dari perbesaran lemah ke kuat

Menggambar
dan memberi
keterangan
bagian
bagian
preparatmenggunkaan
yang dilihat
c. Pengamatan
pada preparat
awetan
akar
Archisdari
hypogaea
perbesaran 40 kali
Meletakkan preparat awetan akar Archis hypogaea pada meja preparat

Mengamati dari perbesaran lemah ke kuat

Menggambar dan memberi keterangan bagian bagian dari preparat yang dilihat
d. Pengamatan pada preparat awetan daun Oryza sativa menggunakan
perbesaran 400 kali
Meletakkan preparat awetan daun Oryza sativa pada meja preparat

Mengamati dari perbesaran lemah ke kuat

Menggambar dan memberi keterangan bagian bagian dari preparat yang dilihat
e. Pengamatan pada preparat awetan daun Zea mays menggunkan
perbesaran 400 kali

Meletakkan preparat awetan daun Zea mays pada meja preparat preparat
Mengamati dari perbesaran lemah ke kuat
21

Menggambar dan memberi keterangan bagian bagian dari preparat yang dilihat

f. Pengamatan pada preparat awetan batang

Amaranthus spinosus

menggunakan perbesaran 40 kali.

Meletakkan preparat awetan batang Amaranthus spinosus di meja preparat


preparat
Mengamati dari perbesaran lemah ke kuat
g. Pengamatan pada preparat awetan batang Cucurbita moscata
Menggambar
dan memberi
keterangan
menggunakan
perbesaran
40 kali.bagian bagian dari preparat yang dilihat

Meletakkan preparat awetan batang Cucurbita moscata di meja preparat

Mengamati dari perbesaran lemah ke kuat

Menggambar dan memberi keterangan bagian bagian dari preparat yang dilihat

V.

HASIL PENGAMATAN
a. Hasil pengamatan preparat awetan batang Zea mays . Menggunakan perbesaran 400
kali
Keterangan :
1. Xilem
2. Floem
3. Epidermis
Monokotil
Berkas pembuluh tidak teratur

b. Hasil pengamatan preparat awetan akar Zea mays. Menggunakan perbesaran 100 kali

22

Keterangan :
1. Epidermis
2. Korteks
3. Endodermis
4. Jaringan vaskular
5. Silinder pusat empulur
Monokotil

c. Hasil pengamatan preparat awetan akar Archis hypogaea. Menggunakan perbesaran


40 kali
Keterangan :
1. Epidermis
2. Floem
3. Xylem
4. Silinder pusat (empulur)
5. Kambium

d. Hasil pengamatan preparat awetan daun Oryza sativa. Menggunakan perbesaran 400
kali
Keterangan :
1. Xylem
2. Epidermis bawah
3. Parenkim palisade
4. Epidermis atas
5. Floem
6. Jaringan spons

23

e. Hasil pengamatan preparat awetan daun Zea mays. Menggunakan perbesaran 400
kali
Keterangan :
1. Epidermis atas
2. Epidermis bawah
3. Jaringan pengangkut
4. Jaringan spons
5. Jaringan parenkim palisade
Monokotil
Stomata tidak terlihat karena
disayat melintang

f. Hasil pengamatan batang Amaranthus spinosus. Menggunakan perbesaran 40 kali


Keterangan :
1. Epidermis
2. Korteks
3. Jaringan pengangkut
4. Stele

g. Hasil pengamatan batang Cucurbita moscata. Menggunakan perbesaran 100 kali


Keterangan :
1. Epidermis
2. Stele
3. Berkas pengangkut
4. Korteks
5. Trikoma

VI.

PEMBAHASAN
24

Pengertian jaringan
Sel sel penyusun tubuh tumbuhan yang berasal dari pembelah sel embrional akan
berdiferensiasi menjadi bermacam macam susunan yang selanjutnya disebut jaringan.
Pada umumnya jaringan dinyatakan sebagai sekelompok sel yang mempunyai asal ,
struktur dan fungsi yang sama. Definisi sederhana ini terkadang sulit diterapkan,
terutama pada tumbuhan tingkat tinggi karena adanya bentuk bentuk antara atau
adanya perubahan struktur. Jaringan juga ada yang terdiri dari sel sel yang bentuknya
berbeda , namun tetap disebut jaringan karena susunan sel sel selalu tetap. Jaringan
semacam ini disebut juga jaringan kompleks, untuk membedakannya dari jaringan
sederhana yang terdiri dari satu macam sel saja. Pengelompokan jaringan tubuh
tumbuhan didasarkan atas letakknya pada tubuh, tipe selnya , fungsinya , asalnya dan
tingkat perkembangannya
1. BATANG
Susunan anatomi batang dari luar kedalam scara berurutan yaitu epidermis, korteks,
dan siliinder pusat yang berisi berkas pengangkut . Batang dikotil mempunyai kambium
dalam berkas pengangkut , yaitu diantar xilem dan floem.

Kambium membentuk

jaringan sekunder ke arah dalam maupun luar sehingga batang semakin tebal.
Pada batang terdapat tiga daerah pokok, ialah epidermis , korteks , dan stele. Pada
batang paku pakuan, tumbuhan berbiji telanjang, serta tumbuhan dikotil, umumnya
ketiga daerah tersebut mempunyai batas batas yang jelas, sedang pada tumbuhan
monokotil batas antara koreteks dengan stele mungkin jelas mungkin jelas atau
mungkin tidak.
A. Epidermis
Epidermis pada batang umumnya disusun oleh selapis sel sel dan mempunyai
kutikula serta dinding sel yang berkutin. Sel sel epidermis mengimbang pertumbuhan
ini dengan pembesaran ke arah tangensial dan pembelahan radial.
B. Korteks
Korteks batang tersusun terutama oleh parenkim, biasanya mengandung kloroplas.
Daerah perifer korteks sering kali tersusun oleh kolenkim , dalam susunan berkas
berkas atau sebagai lapisan yang bersinambungan.
C. Stele
Stele terdiri atas jaringan atau berkas berkas pengangkut , empulur , ditambah
dengan daerah perikambium dan jari jari empulur untuk golongan tumbuhan tertentu.
1. Berkas berkas pengangkut
Sistem vaskuler primer pada tumbuhan vaskuler terdiri atas berkas atau berkas
berkas yang bervariasi dalam ukurannya serta susunannya. Masing masing disebut
dengan berkas pengangkut. Letak floem terhadap xilem bervariasi.
2. Empulur

25

Empulur biasanya terdiri atas parenkim, yang mungkin juga mengandung kloroplas,
walaupun umumnya tidak demikian. Pada banyak batang bagian tengah empulur
rusak selama pertumbuhan batang tersebut. Karena empulur juga disebut medulla,
mak daerah perifer empulur yang berbeda dengan bagian tengah disebut daerah
perimedular atau sarung medular.
Empulur seperti halnya korteks, mungkin mengandung kristal, minyak, atau bahan
lain, dan juga sklereid. Jika batang mengandung saluran saluran getah , saluran
semacam itu juga mungkin terdapat di dalam empulur.
3. Perikambium
Perikambium disebut juga perisikel. Jaringan ini disusun oleh bebrapa lapisan sel ,
melingkungi jaringn vaskuler. Perikambium dibatasi di sebelah dalamnya oleh floem
primer, sedang di sebelah luarnya oleh endodermis.jika tidak etrdapat endodermis ,
perikambium dibatasi oleh korteks.
4. Jari jari empulur
Jari jari empulur adalah berupa pita radier, terdiri atas sel sel yang ebrderet
deret, mulai dari empulur sampai floem. Posisi serta sifatnya yang parenkimatik
menujukkan seakan akan merupakan bagian empulur yang meluas radial ; itulah
sebanya jaringan ini disebut jari jari empulur. Fungsinya adalah melangsungkan
pengaliran makanan ke arah radial.
STRUKTUR BATANG TUMBUHAN DIKOTIL
Struktur batang tumbuhan dikotil ada beraneka ragam tetapi ada kesamaan satu
sama lain. Epidermis terdiri atas selapis sel dan terdapat pada bagian terluar. Padanya
terdapat stomata dan berbagai macam trikomata. Dinding sel yang terluar sangat tebal
dan sangat berkutin. Pada penampang melintang sel sel itu berbentuk empat persegi
panjang.
Bagian terdalam pada korteks adalah endodermis, juga dikenal dengan nama
amlilum. Ini terdiri atas selapis sel yang mengelilingi stele dan sel selnya penuh
amilum. Daerah diantara epidermis dan endodermis biasanya terbagi dalam dua bagian,
bagian luar dengan jaringan kolenkim dan bagian dalam dengan jaringan parenkim.
Di sebelah dalam epidermis biasanya terdapat suatu daerah kolenkim. Sel sel
tersebut sebetulnya adalah parenkim yang mengalami modifikasi dengan adanya
penebalan setempat.
Parenkim pada batang biasanya mengandung kloroplas , kita kenal sebagai
klorenkim. Sklerenkim terdapat pada korteks berbagai tumbuhan, mungkin berupa
sklereid , mungkin serabut. Endodermis merupakan bagian terdalam korteks, biasanya
sel s elnya mengandun amilum. Stele terdiri atas tiga bagian, perikambium , jaringan
pengangkut , dan empulur.

26

Tipe Berkas Pengangkut pada Batang Tumbuahan Dikotil


Tipe berkas pengangkut pada batang tumbuhan dikotil bertipe kolateral terbuka.
Jadi dikotil mempunyai kambium pada batangnya. Xilem terdiri atas protoxilem,
metaxilem, dan xilem sekunder. Juga floem terdiri atas protofloem, metafloem, dan
floem sekunder.
STRUKTUR BATANG TUMBUHAN MONOKOTIL
Tumbuahan monokotil tersusun oleh epidemis , korteks , dan stele. Epidermis
umumnya dilengkapai dengan stomata dan trikomata. Stele terisi oleh berkas berkas
pengangkut yang tersebar. Perikambium dan empulur tidak nyata. Tidak ada kambium,
kecuali pada beberapa genera tertentu dari ordo Liliales. Biasanya tipa berkas
pengangkut didampingi atau dilingkungi oleh sarung sklerenkim.
Tipe Berkas Pengangkut pada Batang Tumbuhan Monokotil
Tipe berkas pengangkut pada batang monokotil bertipe kolateral tertutup. Pada
batang monokotil xilem dan floem tidak terdapat kambium, tetapi parenkim kadang
dikellingi jaringan sklerenkim. Pada berkas pengangkut kolateral tertutup, ditandai
dengan berkas pengangkutnya yang tersebar pada empulur dan letaknya berdekatan
dengan kulit batang.
2. AKAR
Akar merupakan bagian tubuh tumbuhan sebelah bawah, biasanya berkembang di
bawah permukaan tanah meskipun ada pula akar yang tumbuh di udara. Susunan dan
perkembangan jaringan primer akar dan batang dapat dibedakan denagn jelas misalnya
perkembangan epidermisnya. Pada tumbuhan berbiji
Jaringan penyusun akar
Irisan melintang akar muda, jaringan penyusun dari luar ke dalam :
- Epidermis
- Korteks, dan
- Stele yang masing masing mempunyai tanda tanda khas sesui dengan
fungsinya
a. Epidermis dan Bulu Akar
Di bagian ujung tempat terjadinya penyerapan, dinding sel epidermis trdiri dari
bahan selulose dan pektin. Permukaan sel epidermis sebelah luar membentuk
tonjolan yaitu rambut / bulu akar. Bulu akar biasanya tumbuh memanjang tegak lurus
pada sumbu akar, sehingga makin memperluas daerah penyerapan. Sel epidermis
tetentu yang mampu membentuk bulu akr disebut trikoblas.
b. Korteks air
Korteks akar terutama terdiri dari ajringan perenkim yang relatif renggang dan
ajringn penguatnya sedikit. Parenkim penyusun korteks akar tidak mengandung
klroplas kecuali beberapa jenis tumbuahn air dan epifit. Pada tumbuhan yang
akarnya tidak mengalami pertumbuahn sekunder, sel s el parenkim korteks berumur
27

panjang. Sebalinya pada tumbuhan yang akarnya mengalami pertumbuahn sekunder,


sel sel parenkim korteks akan mati dan terkelupas.
c. Endodermis
Pada awal perkembangannya , sel sel endodermis membentuk pita Caspray,
yaitu penebaln dari suberin dan lignin pada sisi radial dan antiklinal, bersamaan
dengan terbentuknya protoxilem di tempat tersebut.
d. Silinder berkas pengangkut
Bagian ini dipisahkan dari korteks ileh endodermis. Bagian terluar yang
berbatasan dengan endodermis adalah periskel, yang tersusun ats sel sel parenkim
berdinding tipis dan mempunyai potensi untuk menjadi meristem kembali.
e. Xilem
Xilem terdiri atas trakeida dan elemen pembuluh, serabut , dan sel parenkim. Sel
trakeida dewasa merupakan sel memanjang dengan dinding tebal, , dan pada dinding
tempat terdapat bagian tepat yang tipis dilalui air dengan mudah. Serabut merupakan
sel yang memanjang dengan dinding sel yang tebal dan berfungsi sebagai penguat
jaringan.
f. Floem
Floem terdiri atas sel tapisan , sel pengiring, serabut, dan parenkim. Sel tapisan
terdiri atas sel hidup yang tersusun vertikal yang berfungsi untuk mengangkut bahan
organik. Sel pengiring dan sel tapisan berkembang dari sel meristem yang sama. Sel
meristem ini membelah secara longitudinal dan mengahasilkan sel sel dengan
ukuran yang berbeda. sel yang besar akan berkembang menjadi sel tapisan,
sedangkan sel yang kecil menjadi sel pengiring.
Struktur Akar Tumbuhan Dikotil
Tumbuhan dikotil mempunyai akar utama yang bercabang, dan akar cabang ini
dapat bercabang lagi. sistem perakaran ini disebut sistem akar tunggang. Susunan akar
dikotil dari luar ke dalam dengan irisan melintang yaitu, epidermis, akar rambut,
korteks, endodermis dan periskel. Periskel adalah sel tempat terbentuknya cabang akar.
Di dalm periskel akar muda terdapat jaringan xilem, floem dan parenkim. Sedangkan
pada akar tua terdapat kambium diantara jaringan xilem dan floem. Kambium ini
melakukan mitosis ke arah luar membentuk floem baru (sekunder) dan ke dalam
membentuk xilem (baru) sekunder.
Tipe Berkas Pengangkut pada Akar Tumbuhan Dikotil
Tipe berkas pengangkut pada akar tumbuhan monokotil adalah kolateral terbuka.
Koleteral terbuka, bila diantara xilem dan floem terdapat kambium. Kambium ini ke
arah dalam membentuk xilem sekunder dan ke arah luar membentuk floem sekunder
Struktur Akar Tumbuhan Monokotil
Akar monokotil adalah akar adventif seperti rambut, yang tidak memiliki akar
tunggang.

Akar memiliki tiga daerah yang berbeda yaitu epidermis, korteks, dan
28

jaringan pengangkut. Akar monokotil tidak memiliki empulur pusat. Epidermis adalah
apisan terluar, yang terdiri daris el s el parenkimatik. Rambut akar dimulai pada
lapisan ini,. Korteks yang lebuh tebal dibandingkan dengan korteks pada tumbuhan
dikotil. Jaringan pembuluh angkut xilem dan floem disusun secara bergantian seperti
cincin.
Tipe Berkas Pengangkut pada Akar Tumbuhan Monokotil
Tipe berkas pengangkut pada akar tumbuhan monokotil adalah radial. Pada berkas
pengangkut tipe radial, xilem dan floem tidak membentuk berkas yang sesungguhnya,
xilem dan floem berada pada jari jari tubuh yang berbeda dipisahkan oleh jaringan
dasar.
3. DAUN
Daun berfungsi sebagai penerima cahaya matahari, maka umumnya berbentuk
pipih, permukaan bawah mungkin tidak sama dan ada yang permukan atas dan
bawahnya sama, terutama daun yang letaknya pada batang miring.
a. Epidermis dan Derivatnya
Epidermis daun terdapat di permukaan atas maupun bawah, umumnya terdiri
dari selapis sel, tetapi ada pula yang etrdiri dari beberapa lapis sel. Dinding sel
epidermis mengalami penebalan yang tidak merata. Dinding sel yang menghadap
keluar umumnya berdinding tebal, dapat terdiri dari lignin, tetapi penebalan itu
umumnya terdiri dari kutin. Penebalan kutin ini membentuk suatu lapisan kutikula
yang dapat tipis atau tebal tergantung pada jenis serta tempat hidupnya.
Stomata sebagai derivat epidermis terdapat di kedua permukaan daun atau
permukaan saja, umumnya di bagian bawah. Letak stomata dapat sejajar dengan
epidermis. Stomata dapat tersebar merata di seluruh permukaan daun.
Sel s el epidermis daun tidak mengandung kloroplas, kecuali pada sel
penutup. Stomata berfungsi sebagai jalan bagi pertukaran gas pada tubuh tumbuhan
dan sebagai pengatur besarnya transpirasi.
Trikoma , baik yang berfungsi sebagai rambut pelindung maupun sebagai
rambut kelenjar, banyak terdapatdi permukaan daun. Bentuknya bermacam macam.
Sel litoksis yang merupakan modifikasi dari epidermis, mengandung sistolit
yang terdiri dari kristal CaCO3. Bentuk sistolit tidak teratur, dapat mengisi seluruh
ruang sel litoksis.
Modifikasi epidermis yang lain ialah sel kipas, terdiri dari sederet sel yang
lebih besar dari epidermis normal dengan dinding tipis dan vakuol abesar.
b. Mesofil
Mesofil sebagai jaringan dasar terletak antara epidermis atas dan epidermis
bawah serta antara berkas pengangkut, dengan sel yang berdinding tipis,
berdiferensiasi menjadi 2 bentuk , yaitu palisade atau jaringan tiang dan jaringan
bunga karang. Sel s el penusun jaringan tiang bentuknya silindris, tegak pad
29

permukaan daun, selapis atau lebih, rapat satu sama lain dan mengandung banyak
kloroplas.
Jaringan bunga karang tersusun oleh sel s el yang tidak teratur, berdinding
tipis, lepas , mengandung kloroplas meskipun lebih sedikit daripada jaringn tiang,
ruang antar selnya besar sehingga terjadi pertukaran gas dengn mudah karena
berhubungan dengan lubang stomata. Karena jaringan tiang mengandung lebih
banyak kloroplas, warna daun sebelah atas lebih gelap daripada sebelah bawah.
c. Sistem Jaringan Berkas Pengangkut
Berkas pengangkut pada daun membentuk bangunan kompleks yang disebut
tulang daun. Tumbuhan Dikotyledoneae mempunyai satu ibu tulang daun dan
cabang cabang yang membentuk jala , sedang pada tumbuhan Monocotyledoneae
tulang daun berderet sejajar sumbu daun dan dihubngkan oleh berkas berkas kecil
di antaranya.
Fungsi tulang daun sangat penting karena menstranspor air serta zat hara dari
tanah dan menyebarkan hasil fotosintesis ke bagian tubuh yang lain sehingga
struktur jaringan pengangkut ini harus dapat mencapai semua sel mesofil yang
terlibat dalam fotosintesis.

d. Sistem Jaringan Penguat


Berbagai jaringan penyusun daun dapat berfungsi sebagai penguat. Pertama adalah
epidermis. Kolenkim terutama terdapat di bawah epidermis pada tulang daun dan
tepi daun.
Struktur Daun Tumbuhan Dikotil
Bentuk daun dikotil bermacam macam, bertangkai daun, dan urat daunnya
menyirip atau menjari. Daun dikotil memiliki jaringan epidermis. Jaringan kutikula
yang merupakan penebalan dari zat kutin, letaknya melapisi permukaan atas dan bawah
daun. Stomata yang berfungsi sebagai jalan masuk keluarnya udara. Rambut dan
kelenjar, yang terletak di permukaan atas dan bawah daun. Mmesofil yang terletak
diantara lapisan epidermis atas dan epidermis bawah, berfungsi sebagai tempat
berlangsungnya fotosintesis. Urat daun yang terletak paa helai daun dan berfungsi untuk
transportasi zat.
Tipe Berkas Pengangkut pada Daun Tumbuhan Dikotil
Tipe berkas pengangkut pada daun tumbuhan dikotil yaitu tipe radial. Tipe radial
terjadi bila xilem dan floem bergantian (selang seling) menurut arah jari jari
lingkaran.
Struktur Daun Tumbuhan Monokotil
Daun monokotil berbentuk seperti pita dan pada pangkalnya terdapat lembaran
yang membugkus batang, serta urat daunnya sejajar. Struktur daun monokotil terdiri
30

atas, epidermis dan kutikula, terletak pada lapisan permukaan atas dan bawah daun.
Stomata, terletak berderet diantara urat daun. Mesofil, terletak pada cekungan di antara
urat daun. Dan urat daun yang terletak pada helai daun. Urat daun berfungsi sebagai
transportasi zat.
Tipe Berkas Pengangkut pada Daun Tumbuhan Monokotil
Tipe berkas pengangku pada daun tumbuhan monokotil adalah tipe konsentris. Tipe
kolateral jika jaringan pengangkut yang terletak di tengah-tengah, sedangkan unsur
jaringan pengangkut lainnya mengelilingi unsur yang berada di tengah tersebut. Bentuk
ini juga dibagi menjadi 2 jenis:
a. Konsentris amfikribral , floem mengelilingi xilem
b. Konsentris amfivasal , xilem mengelilingi floem

HASIL PENGAMATAN
a. Pengamatan pada batang Zea mays menggunakan perbesaran 400 kali
Pada pengamatan batang Zea mays menggunakan perbesaran 400 kali terlihat
berkas pembuluh atau pembuluh angkut tersebar seperti tidak beraturan. Pembuluh
angkut adalah jaringan yang berfungsi sebagai alat transport materi dalam tubuh
tumbuhan. Pembuluh angkut atau jaringan vaskuler terdiri atas xilem dan floem.
Xilem dan floem berkembang dengan deferensiasi dari prokambium. Xilem adalah
bagian jaringan vaskuler yang berfungsi untk mengangkut air dan garam garam
mineral tanah. Xilem terdiri dari trakeid, unsur pembuluh, serabut dan serat xilem,
dan parenkim xilem. Floem adalah bagian jaringan vaskuler yang berfungsi
mengedarkan hasil fotosintesis dari daun ke bagian tubuh tumbuhan yang
membutuhkan. Floem terdiri dari anggota pembuluh tapis, sel pendamping, serabut
floem, dan parenkim floem.
Letak pembuluh anggkut yang tidak beraturan ini menunjukakn bahwa Zea
mays masuk dalam tumbuhan monokotil. Lapisan terluar batang jagung disusun oleh
satu lapis epidermis. Daerah korteks pada batang Zea mays terlihat sanggat sempit.
Berkas penggangkut yang bertipe kolateral tertutup fibrovaskuler tersebar di antara
sel sel. Ciri khas pada berkas penggangkut batang jagung, xilem terdiri dari dua
trakea besar. Dalam penggamatan xilem ditandai dengan bagai yang terlihat lebih
besar, sedagkan floem lebih kecil.
b. Pengamatan pada preparat awetan akar Zea mays menggunakan perbesaran
100 kali

31

Pada penggamatan akar Zea mays menggunakan perbesaran 100 kali, bagian
terluar adalah epidermis. Epidermis akar terdiri dari selapis sel yang tersusun rapat.
Dinding sel epidermis tipis dan mudah dilalui oleh air. Pada lapisan kedua terdapat
korteks. Korteks akar terdiri dari beberapa lapis sel yang berdinding tipis. Di dalam
korteks akar terdapat ruang ruang antar sel. Ruang atarsel berperan dalam
pertukaran gas. Korteks berfungsi sebagai tempat menyimpan cadangan makanan.
Lapisan selanjutnya adalah endodermis akar. Endodermis akar terdiri dari selapis sel
yang tebal. Bentuk dan susunan sel s el endodermis berbeda dengan bentuk dan
susunan sel sel sekitarnya. Endodermis berperan sebagai pengatur jalannya larutan
yang diserap dari tanah masuk ke silinder pusat. Pada akar juga ditemukan jaringan
vaskular. Jaringan vaskular atau pembuluh angkut adalah jaringan yang berfungsi
sebagai alat transport materi dalam tubuh tumbuhan. Pembuluh angkut atau jaringan
vaskuler terdiri atas xilem dan floem. Tipe jaringan pengangkut pada akar Zea mays
adalah radial. Hal ini sesuai pengamatan bahwa xilem dan floem berada pada jari
jari tubuh yang berbeda dipisahkan oleh jaringan dasar. Akar Zea mays juga
mempunyai silinder pusat. Silinder pusat atau stele pada akar tersusun atas
perikambium, xilem, dam floem. Perikambium atau perisikel merupakan lapisan
terluar dari silinder pusat yang terdiri dari satu atau beberapa lapisan sel. Xilem dan
floem yang merupakan berkas pengangkut terletak disebelah dalam perisikel. Akar
Zea mays adalah serabut.
c. Pengamatan pada preparat awetan akar Archis hypogaea menggunkaan
perbesaran 40 kali
Pada pengamatan akar Archis hypogaea menggunakan perbesaran 40 kali,
bagian terluar adalah epidermis. Archis hypogeae masuk dalam tumbuhan dikotil.
Hai ini diketahui dari susunan berkas pengangkut dikotil tersusun teratur dalam
lingkaran, meliputi xilem, floem, dan kambium pembuluh. Xilem terletak dibagian
dalam sedangkan floem terletak dibagian luar. Dan kambium pembuluh terletak
diantara keduanya. Kambium adalah sebuah lapisan meristematik yang terdapat pada
tumbuhan dimana sel s el pada kambium tersebut aktif membelah dan bertanggung
jawab atas pertumbuhan sekunder tanaman. Secara umun kambium dijumpai pada
tanaman dikotil. Apabila kabium tumbuh kearah daalm maka ia akan membentuk
xilem atau yang dikenal juga dengan nama pembuluh kayu. Sementara, apabila
kambium tumbuh kearah luar maka ia akan membentuk kulit kayu atau floem atau
yang kita kenal dengan nama pembuluh tapis.
d. Pengamatan pada preparat awetan daun Oryza sativa menggunakan perbesaran
400 kali
32

Pada pengamatan daun Oryza sativa menggunkan perbesran 400 kali terlihat
struktur dari jaringan pada daun. Lapisan terluar yaitu epidermis. Epidermis berupa
satu lapis sel yang dindingnya mengalami penebalan dari zat kutin (kutikula) atau
kadang dari lignin. Parenkim palisade terletak di bawah epidermis atas. Jaringan
palisade banyak mengandung kloroplas untuk melakukan fotosintesis. Yang
membedakan antara epidermis dengan jaringan palisade yaitu, bentuk jaringan
palisade yang lebih memanjang dan lurus. Selnya tersusun agak rapat namaun masih
ada cela. Pada daun Oryza sativa juga ditemukan xilem dan floem. Berkas
pengangkut pada daun Oryza sativa adalah tipe kolateral. Hal ini sesuai pengamatan
dengan letak jaringan pengangkut yang berada di tengah tengah, sedangkan unsur
jaringan pengangkut yang lain mengelilingi unsur yang berada di tengah. Xilem
ditandai dengan bulatan yang sedikit lebih besar. Xilem dikelilingi oleh floem.
Dengan melihat berkas pengangkutnya daun Oryza sativa masuk dalam kelompok
tumbuhan monokotil. Pada mesofil daun juga terdapat jaringan spons / bunga karang.
Jaringan spons berada dibawah jaringan palisade. Jaringan spons memiliki ruang
antar sel. Selain itu pada jaringan spons juga ditemukan kloroplas. Jumlah kloroplas
pada ajaringan palisade lebih banyak dibandingkan jaringan spons.
e. Pengamatan pada preparat awetan daun Zea mays menggunkan perbesaran 400
kali
Pada pengamatan daun Zea mays menggunkan perbesran 400 kali terlihat
jaringan penyusun daun Zea mays paling luar yaitu epidermis. Stomata (mulut daun)
tidak terlihat karena penyayatan secara melintang. Jaringan penyusun daun Zea mays
yaitu epidermis atas, epidermis bawah, jaringan parenkim palisade, jaringan spons,
jaringan pengangkut yang terdiri dari xilem dan floem. Berkas pengakut pada daun
Zea mays adalah radial. Hal ini sesuai pengamatan dengan letak jaringan pengangkut
yang berada di tengah tengah. Jaringan spons pada daun Zea mays terlihat lebih
jelas daripada yang terlihat pada daun Oryza sativa.
f. Pengamatan pada batang Amaranthus spinosus menggunakan perbesaran 40
kali.
Pada pengamatan batang Amaranthus spinosus menggunakan perbesaran 40
kali. Penyayatan pada batang Amaranthus spinosus tidak penuh. Hal ini membuat
pembuluh pengangkut hanya terlihat sebagaian. Struktur jaringan yang terlihat yaitu
epidermis, korteks , jaringan pengankut dan stele. Amaranthus spinosos masuk
dalam tumbuhan dikotil. Pada tumbuhan dikotil, stele terletak di sebelah dalam
korteks. Disebelah dalam korteks terdapat empulur dan berkas pengangkut . Pada
berkas pengangkut ini terdapat xilem dan floem. Dan ditengah stele terdapat
33

empulur. Namun dalam pengamatan kita tidak melihat adanya empulur. Selain itu
diantar xilem dan floem terdapat kambium. Pada batang Amaranthus spinosos yang
kami amati kambiumnya masih tipis dan belum berkembang. Karena dianatara
xilem dan floem terdapat kambium, berkas pengangkutnya disebut berkas kolateral
terbuka.
g. Pengamatan pada batang Cucurbita moscata menggunakan perbesaran 100 kali.
Pada pengamatan batang Cucurbita moscata menggunakan perbesaran 100 kali.
Terlihat struktur jaringan penyusun batang Cucurbita moscata yaitu bagian paling
luar ada epidermis. Selain itu juga ditemukan trikoma. Trikoma adalah tonjolan
epidermis yang terdiri dari satu atau lebih sel. Trikoma merupakan derivat epidermis
yang membentuk struktur beragam seperti rambut, sisik, tonjolan. Dibawah
epidermis terdapat korteks. Terdapat juga stele dan berkas pengangkut. Cucurbita
moscata masuk dalam kelompok tumbuhan dikotil. Hal ini dibuktikan dengan letak
pembuluh angkutnya yang tersusun rapi meskipun tidak terlihat seluruhnya. Tipe
berkas pengangkut pada Cucurbita moscata adalah bertipe kolateral terbuka. Tapi
dalam pengamatan tidak terlihat adanya kambium, hal ini bisa disebabkan saat
VII.

menyayat tidak utuh.


PENUTUP
VII.1. Kesimpulan
Sel sel penyusun tubuh tumbuhan yang berasal dari pembelah sel embrional
akan berdiferensiasi menjadi bermacam macam susunan yang selanjutnya disebut
jaringan. Pada umumnya jaringan dinyatakan sebagai sekelompok sel yang
mempunyai asal , struktur dan fungsi yang sama. Berdasarkan umurnya, jaringan
dibedakan menjadi jaringan muda yang masih bersifat bersifat bisa membelah diri
dan bisa berkembang menjadi bermacam macam jaringan. Karena sifatnya ini,
jaringan muda disebut jaringan meristem. Selan jaringan meristem , pada tubuh
tumbuhan terdapat jaringan dewasa. Jaringan ini mempunyai bentuk yang bermacam
macam sesuai letak dan fungsinya. Contoh jaringa dewasa adalah epidermis ,
parenkim , kolenkim , sklerenkim , xyilem floem. Berdasarkan komposisinya,
jaringan pada tumbuhan dibedakan menjadi jaringan sederhana yang terdiri dari satu
macam sel. Misalnya jaringan parenkim dan jaringan kolenkim. Dan yang kedua
adalah jaringan majemuk yang terdiri atas lebih dari satu macam sel. Misalnya
jaringan pelindung dan jarinagn pengangkut Berdasarkan fungsinya, jaringan
tumbuhan digolongkan menjadi jaringan dasar, jaringan pelindung, jaringan
pengangkut, jaringan penguat dan sekretori. Jaringan jaringan tersebut bersama
jaringan lain menyusun satu organ pada tumbuahan.
34

Organ vegetatif merupakan bagian tumbuhan yang berfungsi sebagai organ


pokok tubuh tumbuhan yang terdiri dari batang, akar , dan daun. Tumbuah dikotil
dan monokotil memiliki beberapa perbedaan dalam susunan jaringnnya baik pada
batang, akar, maupun daun.
VII.2. Saran
Saran yang ingin saya sampaikan dalam praktikum kali ini yaitu sebaiknya jika
memungkinkan ditambah lagi

preparat awetan dalam pengamatan jaringan

tumbuhan. Karena saat pengamatan jaringan pada daun, hanya ada preparat awetan
daun dari tumbuhan monokoti, sedangkan dari tumbuhan dikotil masih tidak
disediakan.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, Neil A. dkk. 2008. Biologi. Jakarta:Erlangga
Mulyani, Sri. 2006. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta:Kanisius
Rachmadiarti , Fida. 2007. Biologi Umum. Surabaya. Unesa University
Soerodikoesoemo, Wibisono. 1987. Anatomi Tumbuhan. Jakarta.
Karunia Jakarta Universitas Terbuka
Tim Dosen Pembina. 2015. Petunjuk Praktikum Biologi Umum. Jember:Universitas
Jember

35

LAMPIRAN

A. Cover Buku Reverensi Laporan Praktikum Jaringan pada Tumbuhan

36

B. Foto Jaringan pada Tumbuhan

Batang Jagung (Zea mays)

Akar Zea mays

Akar Arachis hypogeae

Daun Zea mays

Daun Oryza sativa

Cucurbita moschata

Batang Amaranthus spinosus

37

Anda mungkin juga menyukai