Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOLOGI DASAR
DIFUSI DAN OSMOSIS

Nama

: Angki Tri Agustina

NIM

: 150210103073

Kelas

:C

Kelompok

:4

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2015

I.

JUDUL

II.

III.

Difusi Dan Osmosis


TUJUAN
Untuk memahami permasalahan yang terjadi dalam percobaan mengenai difusi dan
osmosis
DASAR TEORI
Difusi
Difusi merupakan suatu proses penyebaran molekul molekul suatu zat yang
ditimbulkan oleh suatu gaya yang identik dengan energi kinetik. Gas, zat cair dan zat
padat molekul molekulnya ada kecendrungan untuk menyebar kesegala arah sampai
mencapai konsentrasi yang sama. Proses ini akan terus terjadi sampai semua zat tersebut
tersebar secara merata atau konsentrasi sudah seimbang, tidak ada lagi yang lebih tinggi
atau rendah Tiap molekul bergerak secara luas sampai ia bertabrakan dengan molekul
lainnya. Contoh molekul glukosa bertabrakan dengan molekul glukosa yang lainnya,
dengan molekul air atau dengan molekul selulosa. Pada saat tabrakan molekul terpental
dan menuju ke arah yang lain, hal inilah yang menyebabkan gerakan acak dari molekul
tersebut (Tim Dosen Pembina, 2015 : 17).
Difusi merupakan proses fisik yangdaat diamati dengan beberapa tipe molekul.
Sebagai contoh, ketika cat warna ditempatkan dalam air, molekul zat warna dan
molekul air bergerak dalam berbagai arah, yang arahnya dari daerah dengan konsentrasi
lebih rendah. Akhirnya zat warna larut dalam air, menghasilakn larutan yang berwarna.
Larutan berisi keduanya yaitu terlarut (solute), biasanya padat , dan pelarut
(solvent), biasanya cair. Pada kejadian ini, terlarut adalah zat warna, dan pelarut adalah
molekul air. Segera sesudah terlarut dan pelarut terjadi

penyebaran, mereka

melanjutkan gerakan (Rachmadiarti, 2007 : 69).


Kecepatan difusi zat melalui membran sel tidak hanya tergantung pada gradien
konsentrsi, tetapi juga pada besar, muatan dan daya larut dalam lipid dari pertikel
partikel tersebut. Pada umumnya zat zat yang larut dalm lipid , yaitu molekul
hidrofobik , lebih mudah berdifusi melalui membran daripada molekul hidraofilik
(Kimball, 1983 : 122)
Proses difusi terjadi akibat adanya pergerakan suatu partikel zat dari daerah yang
berkonsentrasi lebih tinggi menuju daerah yang berkonsentrasi lebih rendah melewati
suatu membran sel. Syarat agar partikel dapat melalui membran ketika berdifusi ialah
ukuran partikel tersebut sangat kecil dan partikel tersebut dapat larut di dalam air dan di
dalam lemak. Proses difusi dapat terjadi pada zat padat, zat cair ataupun zat gas. Proses
difusi tidak membutuhkan energi sehingga proses difusi juga disebut sistem transpot
pasif. pergerakan partikel pada proses difusi berasal dari gerakan acak partikel-partikel
zat yang berdifusi. Permeabilitas membran dalam proses difusi dibedakan menjadi :
1. Impermeabel (tidak permeabel)
1

Membran yang tidak dapat dilalui oleh partikel zat yang terlarut dalm air. Contoh
membran karet.
2. Permeabel
Membran yang dapat dilalui partikel zat-zat terlarut dan air. Contoh membran sel
pada kentang.
3. Semipermeabel
Membran yang tidak dapat dilalui oleh partikel zat terlarut dan hanya dilalui oleh air.
Contoh membran sel pada sitoplasma
Setiap partikel zat akan terus bergerak lurus hingga ia bertumbukan dengan partikel
lainnya. Misalnya partikel glukosa yang larut di dalam air akan terus bergerak hingga ia
bertumbukan dengan partikel air atau partikel glukosa yang lainnya. Ketika
bertumbukan partikel molekul zat akan terpental ke arah lain sehingga menyebabkan
gerak acak molekul zat tersebut. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses difusi suatu
zat : Kecepatan difusi suatu partikel atau molekul suatu zat dipengaruhi oleh beberapa
faktor, diantaranya :
a. Ukuran Partikel
Semakin kecil ukuran partikel menyebabkan kecepatan partikel semakin besar.
b. Ketebalan membran
Semakin tipis membran sel menyebabkan kecepatan difusi semakin besar.
c. Luas suatu area
Semakin besar luas area menyebabkan kecepatan difusi semakin besar.
d. Jarak
Semakin dekat jarak antara dua konsentrasi menyebabkan kecepatan difusi semakin
besar.
e. Suhu
Ketika suhu semakin tinggi maka partikel akan mendapat energi yang lebih besar
untuk bergerak sehingga kecepatan difusinya semakin besar.
Contoh difusi dalam kehidupan sehari-hari, diantaranya :
1. Ikan air tawar yang diletakkan di dalam air laut menyebabkan volume tubuh ikan
akan menyusut karena air laut bersifat hypertonic terhadap sel tubuh mahluk hidup.
Mengkonsumsi air laut menyebabkan tubuh akan mengalami dehidrasi.
2. Parfum yang disemprotkan akan menyebar ke seluruh ruangan karena berdifusi
dengan udara.
3. Gula yang dimasukkan ke dalam minuman panas di dalam gelas akan menyebar ke
seluruh volume air gelas walaupun tanpa di aduk karena berdifusi di dalam zat cair.
(Agnezliuchan, 2013)
Osmosis
Osmosis adalah difusi melalui selaput/membran yang permeabel secara diferensial
dari satu tempat yang berkonsentrasi tinggi ke tempat yang berkonentrasi rendah.
Permeabel secara difrensial adalah memebram sel yang meloloskan molekul tertentu
tetapi menghalangi molekul lain (Tim Dosen Pembina, 2015 : 17).
2

Peristiwa osmosis merupakan suatu proses perpindahan zat pelarut melalui


membran semipermiabel dari larutan berkonsentrasi rendah (hipotonis) menuju larutan
dengan konsentrasi yang lebih tinggi (hipertonis) hingga larutan tersebut mencapai
konsentrasi seimbang. Pada proses osmosis suatu partikel molekul zat pelarut bergerak
dari larutan encer (konsentrasi rendah) menuju larutan yang lebih pekat (konsentrasi
tinggi). Peristiwa osmosis merupakan salah satu peristiwa yang berlangsung secara
alami. Peristiwa osmosis dapat dikurangi atau dihambat dengan cara meningkatkan
tekanan pada bagian yang lebih pekat (konsentrasi tinggi) melebihi konsentrasi yang
lebih encer. Tekanan yang diaplikasikan untuk menghambat atau menghentikan proses
osmosis dari pelarut murni atau larutan encer ke dalam larutan yang lebih pekat disebut
tekanan osmotik buatan (Isnaeni, 2006 : 56 57).
Seperti yang dikatakan diatas; pelarut universal adalah air. Secara sederhana dapat
dikatakan bahwa osmosis adalah difusi air melalui selaput yang permeabel secara
diferensial dari suatu tempat yang berkonsentrasi tinggi ke tempat yang berkonsentrasi
rendah. Perlu ditekankan bahwa konsentrasi disini adalah konsentrasi pelarutnya,
yaitu air dan bukan konsentrasi dari zat yang larut (molekul, ion) dalam air itu.
Pertukaran air antara sel dan lingkunganya adalah suatu faktor yang begitu penting
sehingga memerlukan suatu penamaan khusus yaitu osmosis (Kimball, 1983 : 123).
Osmosis Sel, Osmosis terjadi dalam sel dan tumbuhan dan hewan. Pada gambar
dibawah ada 3 gambar ilustrasi perbandingan sel hewan dan tumbuhan yang di
tempatkan pada larutan dengan tekanan osmotik yang berbeda beda.
1. Hipotonik (hipo = rendah dari) yaitu larutan dengan konsentrasi yang lebih rendah
dibandingkan konsentrasi di dalam sel. Larutan hipotonik memiliki banyak molekul
air bebas dibandingkan yang terdapat pada sel, maka pelarutnya akan berpindah ke
dalam sel dan menyebabkan sel menggembung.
2. Isotonik, memiliki konsentrasi seimbang antara air dan zat terlarut di dalam sel dan
di luar sel atau sekelilingnya.
3. Hipertonik (hiper = lebih dari) adalah larutan yang memiliki konsentrasi lebih tinggi
dari konsentrasi dalam sel. Larutan garam dan larutan gula adalah hipertonik
terhadap kebanyakan sel., sehingga sel berkerut karena kehilangan air (Campbell,
dkk., 2010:144).
Ada 3 kemungkinan yang akan dialami oleh sel akibat peristiwa osmosisi, yaitu :
a. Plasmolisis

Plasmolisis adalah peristiwa lepasnya membran sel dari dinding sel tumbuhan.
Plasmolisis terjadi apabila sel tumbuhan dimasukkan ke dalam suatu larutan
hipertonis.
b. Krenasi
Krenasi adalah peristiwa mengkerut sel. Krenasi terjadi apabila sel berada pada
larutan hipertonis.
c. Lisis
Lisis adalah peristiwa robeknya membran plasma sel. Lisis terjadi apabila sel
tersebut berada pada larutan hipotonis.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi osmosis, diantaranya:
a. Ukuran molekul
Molekul yang berukuran lebih kecil dari ukuran diameter membran sel akan lebih
mudah meresap atau melewati membran sel tersebut.
b. Keterlarutan lipid
Molekul yang memiliki kelarutan tinggi akan lebih cepat meresap atau melewati
membran sel
c. Luas permukaan membran
Permukaan membran yang luas menyebabkan proses penyerapan oleh membran
semakin besar.
d. Ketebalan membran
Membran yang tipis menyebabkan proses penyerapan di dalam membran menjadi
lebih cepat.
e. Suhu
Suhu yang tinggi menyebabkan proses penyerapan oleh membran sel berlangsung
lebih cepat dibandingkan dengan suhu yang rendah (Agnezliuchan, 2013).
IV.

METODE PRAKTIKUM
IV.1.
Alat
a. Cawan petri
b. Skalpel/pisau potong
c. Gelas ukur
IV.2.
Bahan
a. Kentang
b. Garam dapur halus
c. Air
IV.3.
Cara Kerja
a. Difusi
Mengisi air pada cawan petri

Memberi setetes tinta pada air

Mengamati dan mendiskusikan peristiwa yang terjadi dalam cawan petri

b. osmosis

Menyiapkan dua butir kentang, mengupas umbi kentang dan memotong sehingga
membentuk seperti kubus, atau bentuk lainnya yang penting bahan dapat berdiri
menumpu salah satu bidang sayatan tanpa bergulir.
Membuat cekungan yang cukup dalam pada sisi sayatan kentang yang mengadap ke
atas

Mengisi ke dalam salah satu cekungan kentang dengan garam dapur halus sebanyak
separuh cekungan, sedangkan yang lain dibiarkan kosong.

Meletakkan kedua kentang tersebut ke dalam cawan petri yang terlebih dahulu telah
diisi dengan air dan telah diketahui jumlahnya.

Membiarkan kurang lebih tiga puluh menit, kemudian adakan pengamatan dan ukur
kembali air dalam cawan petri setelah kentang dikeluarkan

Mendiskusikan gejala apakah yang terjadi pada cekungan kedua kentang tersebut, dan
mengamati apakah ada perbedaan.
V.

HASIL PENGAMATAN
a. Difusi
Sebelum

Sesudah

Keterangan:
Keterangan:
Saat awal di beri setetes tinta, warna awal Setelah menunggu beberapa menit, tinta dan
tinta biru tua berada ditengah, dan belum air menyatu. Warna tinta menyebar menutupi
menyatu dengan air

air sehingga air berwarna biru laut.

b. Osmosis
Sebelum
Kentang

Kentang

Tekstur

Keras

garam
Keras

Warna

melunak
Warna kentang Warna kentang Warna kentang Warna

kentang

tetap

Air

kuning tetap

Sesudah
+ Kentang

Kentang + garam

Sedikit

kuning tetap

Lunak

kuning tetap kuning cerah

cerah
cerah
cerah
Tidak berair Tidak berair Sedikit
Banyak
Ukuran air 0,5 Ukuran air 0,5
terdapat air
air,
cm

kentang

cm

terdapat
hampir

memenuhi
cekungan
Air

meresap

pada

kentang sehingga

kentang

banyak

sehingga
banyak

Air meresap pada

air

diakhir

air

diakhir menjadi
0,4 cm

menjadi 0,4
cm

VI.

PEMBAHASAN
a. Pengertian difusi dan osmosis
Difusi
Difusi merupakan suatu proses penyebaran molekul molekul suatu zat yang
ditimbulkan oleh suatu gaya yang identik dengan energi kinetik. Gas, zat cair dan zat
padat molekul molekulnya ada kecendrungan untuk menyebar dari konsentrasi tinggi
ke konsentrasi lebih rendah dan menyebar kesegala arah sampai mencapai konsentrasi
yang sama. Proses ini akan terus terjadi sampai semua zat tersebut tersebar secara
merata atau konsentrasi sudah seimbang, tidak ada lagi yang lebih tinggi atau rendah.
Osmosis
Peristiwa osmosis merupakan suatu proses perpindahan zat pelarut melalui
membran semipermiabel dari larutan berkonsentrasi rendah (hipotonis) menuju larutan
dengan konsentrasi yang lebih tinggi (hipertonis) hingga larutan tersebut mencapai
konsentrasi seimbang. Pada proses osmosis suatu partikel molekul zat pelarut bergerak
dari larutan encer (konsentrasi rendah) menuju larutan yang lebih pekat (konsentrasi
tinggi). Peristiwa osmosis merupakan salah satu peristiwa yang berlangsung secara
alami. Peristiwa osmosis dapat dikurangi atau dihambat dengan cara meningkatkan
tekanan pada bagian yang lebih pekat (konsentrasi tinggi) melebihi konsentrasi yang
lebih encer. Tekanan yang diaplikasikan untuk menghambat atau menghentikan proses
osmosis dari pelarut murni atau larutan encer ke dalam larutan yang lebih pekat disebut
tekanan osmotik buatan
Seperti yang dikatakan diatas; pelarut universal adalah air. Secara sederhana dapat
dikatakan bahwa osmosis adalah difusi air melalui selaput yang permeabel secara
diferensial dari suatu tempat yang berkonsentrasi tinggi ke tempat yang berkonsentrasi
rendah. Perlu ditekankan bahwa konsentrasi disini adalah konsentrasi pelarutnya,
yaitu air dan bukan konsentrasi dari zat yang larut (molekul, ion) dalam air itu.
b. Perbedaan difusi dan osmosis
Difusi
Pada proses difusi yang berpindah adalah molekul-molekul terlarut. Molekulmolekul terlarut bergerak dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Difusi biasa
terjadi pada molekul-molekul gas, meski difusi juga dapat terjadi pada molekul padat
cair atau cairgas. Difusi dapat menyebar sampai jarak yang jauh.
Osmosis
Osmosis terjadi ketika terdapat membran semi permeable, membran ini tidak
dibutuhkan untuk terjadinya difusi. Pada osmosis yang berpindah adalah molekulmolekul pelarut, biasanya air. Osmosis hanya terjadi di antara dua larutan. Osmosis

terjadi relatif lebih lambat dibandingkan dengan difusi. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa osmosis adalah tipe khusus dari difusi.
Hasil percobaan
Difusi
Pada percobaan difusi kami mengamati pergerakan tinta setelah diteteskan dalam
cawan petri. Pertama kali diteteskan, tinta masih menggumpal. Setelah menunggu
beberapa menit, tinta mulai menyebar dan menyatu dalam air. Penyebaran ini
dikarenakan konsentrasi tinta lebih tinggi dibandingkan konsentrasi air. Hal ini yang
membuat tinta menyebar kesegala arah. Percobaan ini sesuai dengan teori yang
menyatakan, difusi merupakan proses menyebarnya molekul molekul suatu zat dari
konsentrasi tinggi ke konsentrasi lebih rendah dan menyebar kesegala arah sampai
mencapai konsentrasi yang sama. Proses ini akan terus terjadi sampai semua zat tersebut
tersebar secara merata atau konsentrasi sudah seimbang, tidak ada lagi yang lebih tinggi
atau rendah.
Osmosis
Pada percobaan osmosis kami melekukan percobaan menggunakan kentang.
Pertama kami mengupas dua butir umbi kentang dan memotong sehingga membentuk
seperti kubus. Pada sisi kentang yang menghadap ke atas kami membuat cekungan yang
cukup dalam. Dan mengisi salah satu cekungan kentang dengan garam dapur halus,
sedangkan membiarkan cekungan kentang yang satunya tetap kosong untuk
perbandingannya. Selesai membuat cekungan dan mengisi salah satu cekunga dengan
garam, lalu menaruh kedua kentang kedalam cawa petri yang telah diisi dengan air
tingginya 0,5 cm dihitung dari dasar cawan petri. Selanjutnya, menunggu selama tiga
puluh menit untuk mengamati perubahan yang terjadi dalam kedua kentang. Hasil yang
diperoleh dari pengamatan yaitu:
Kelompok 4
Tekstur
Tekstur kentang yang cekungannya diberi garam, sebelum dimasukkan kedalam air
adalah keras setelah dimasukkan air selama tiga puluh menit menjadi lunak. Hal ini
karena pada saat kentang terendam air dan cekungannya diberi garam, maka garam
tersebut akan larut dalam air karena kentang tersebut mengalami peristiwa osmosis
dimana air yang ada dalam cawan petri merembes melalui membran yang dalam
menuju ke larutan garam yang ada dalam cekungan kentang . Dalam hal ini kentang
bertindak sebagai membran selektif permeabel yang memisahkan dua larutan dengan
konsentrasi yang berbeda dimana dia dapat dilalui oleh air dan zat yang larut di
dalamnya. Perpindahan air ini terjadi karena sel-sel kentang hipotonis terhadap larutan
garam yang hipertonis sehingga kentang menjadi lembek. Peristiwa ini berakibat pada,
8

Sel-sel kentang kekurangan air (isi sel), akibatnya terjadi plasmolisis yang
mengakibatkan penurununan tekanan turgor. Jika tekanan turgor menurun akibatnya
kentang menjadi empuk dan lembek dan terjadi penurunan berat kentang akibat
perpindahan air dari sel-sel kentang ke larutan. Kelunakan kentang dan pengurangan
berat bergantung pada konsentrasi larutan. Semakin hipertonis larutannya, maka
semakin lembek kentangnya, juga semakin banyak pengurangan beratnya.
Perbedaan antara kentang yang diberi garam dengan yang tidak diberi garam hanya,
kentang yang berisi garam lebih lunak dibandingkan kentang tanpa garam. Sedangkan
kentang tanpa garam sedikit lunak. Hal ini karena kentang tanpa garam, larutan yang
ada diluar cekungan dengan yang berada dalam cekungan sama sama hipotonik yang
membuat air yang ada diluar hanya sedikit yang masuk ke dalam cekungan kentang.
Sebenarnya dalam teori, larutan yang sama sama hipotonik tidak akan mengalami
perpindahan larutan melewati membran, karena kedua larutan sudah mencapai
konsentrasi yang sama. Tetapi dalam pengamatan kami, ada perubahan tekstur dalam
kentang tanpa garam sebelum dan setelah 30 menit di masukkan dalam cawa peti. Kami
menyimpulkan penyebab melunaknya kentang tanpa garam ini karena kentang memiliki
kandungan air yang cukup banyak yang membuat kentang sedikit melunak.
Wana
Warna kentang sebelum dan sesudah dimasukkan tetap yaitu kuning cerah. Tidak
ada perubahan warna pada kentang.
Air
Tinggi air yang ada dalam cawan petri sebelum kentang dimasukkan yaitu 0,5 cm.
Setelah menunggu 30 menit, ketinggian air dalam cawan petri berkurang menjadi 0,4
cm. Hal ini terjadi karena proses osmosis berlangsung dari larutan hipotonik menuju
larutan yang hipertonik, maka air berpindah dari molekul larutan yang mempunyai
potensial air tinggi dimana dalam hal ini yang berperan adalah air di luar
kentang menuju larutan yang potensial airnya rendah yang dalam hal ini adalah larutan
garam yang ada dalam kentang. Berdasarkan peristiwa osmosis yang terjadi tersebut,
maka air yang ada dalam cawan petri menjadi berkurang karena masuk ke dalam larutan
garam di dalam cekungan kentang yang berkonsentrasi air rendah. Hal ini yang
membuat kentang yang diisi garam lebih banyak terdapat air.
Perbedaan antara kentang yang cekungannya diisi garam dengan tanpa garam
adalah pada kentang tanpa garam terdapat sedikit air dalam cekungan. Sebenarnya
dalam teori air tidak akan masuk ke dalam cekungan. Hal ini karena pada kentang tanpa
garam larutan diluar kentang dan yang ada dalam cekungan kentang sama-sama
hipotonik. Sehingga pelarut yang ada di luar membran tidak akan masuk ke dalam
cekungan karena mempunyai konsntrasi yang sudah sama. Mungkin air yang ada dalam
9

cekungan bukan berasal dari pelarut cawan petri, tetapi air itu berasal dari kentang.
Karena kentang memiliki kadar air cukup tinggi.
Kelompok 1
Tekstur
Pada pengamatan kelompok satu tekstur kentang yang cekungannya tanpa garam,
sebelum dimasukkan ke dalam air dan setelah direndam air selama 30 menit memiliki
tekstur yang sama yaitu kaku dan keras. Berbeda dengan pengamatan kelompok kami
yang menyimpulkan adanya perbedaan tekstur kentang sebelum dan setelah direndam
air. Perbedaan hasil pengamatan ini bisa disebabkan karena kita memakai kentang yang
berbeda yang mebuat hasil pengamatan kami juga berbeda. Pada kentang yang
cekungannya berisi garam, teksturnya lebih lunak. Hasil ini sama dengan kelompok
kami.
Air
Pada pengamatan volume air, kentang yang cekungannya tanpa garam volume air
dalam cawan petri tidak ada perubahan. Hal ini sesuai dengan teori jika air tidak
mengalami perpindahan ke dalam cekungan karena konsentrasi air yang ada di dalam
cekungan dan yang ada diluar cekungan memiliki konsentrasi yang sama. Ini yang
membuat volume air dalam cawan petri tetap sama setelah direndam kentang selama 30
menit. Pada kentang yang berisi garam dalam cekungannya mengalami pengurangan
jumlah volume dalam cawan petri. Hal ini disebabkan air berosmosi ke dalam cekungan
kentang karena terdapat perbedaan konsentrasi antara larutan yang ada di luar kentang
dengan larutan yang ada dalam cekungan kentang. Ini yang mebuat volume air dalam
cawan petri berkurang.
Kelompok 2
Tekstur
Pada pengamatan kelompok dua tekstur kentang yang cekungannya tanpa garam,
sebelum dimasukkan ke dalam air dan setelah direndam air selama 30 menit mengalami
perubahan tekstur. Perubahan tekstur ini bisa disebabkan karena kentang yang memiliki
kandungan air tinggi direndam dalam air membuat kentang sedikit melunak. Hasil
pengamatan ini sama dengan kelompok kami. Pada kentang yang cekungannya berisi
garam, teksturnya lebih lunak. Pengamatan ini sama dengan pengamatan kelompok
kami, bahwa pada saat kentang terendam air dan cekungannya diberi garam, maka
garam tersebut akan larut dalam air karena kentang tersebut mengalami peristiwa
osmosis dimana air yang ada dalam cawan petri merembes melalui membran yang
dalam menuju ke larutan garam yang ada dalam cekungan kentang . Perpindahan air ini
terjadi karena sel-sel kentang hipotonis terhadap larutan garam yang hipertonis sehingga
kentang menjadi lunak.
Air
10

Pada pengamatan jumlah air kentang tanpa garam, tidak ada perubahan jumlah air
dalam cawan petri serta tidak ada air dalam cekungan kentang. Air dalam cawan petri
tidak berosmosis ke dalam cekungan kentang. Hal ini karena larutan yang ada didalam
cekungan dengan larutan yanga ada dicawan petri memiliki kosentrasi yang sama
sehingga tidak terjadi perpindahan air yang mengisi cekungan. Pada kentang yang
cekungannya berisi garam, terjadi perubahn jumlah air dal cawan petri. Hal ini
disebakan karena air dalam cawan petri berosmosis ke dalam cekungan kentang.
Kelompok 3
Tekstur
Pada pengamatan kelompok tiga, tekstur kentang tanpa garam sedikit lebih lunak.
Sedangkan pada kentang dengan garam di dalam cekungannya lebih lunak. Hasil
pengamatan ini sama dengan kelompok kami.
Warna
Pada pengamatan perubahan warna, kentang tanpa garam setelah direndam selama 30
menit mengalami perubahan warna dai kuning menjadi sedikit lebih gelap. Dan pada
kentag dengan garam di dalam cekungannya juga mengalami perubahan warna dari
kuning menjadi kuning lebih matang.
Air
Pada kentang tanpa garam tidak terdapat air dalam cekungan kentang. Pada kentang
dengan garam, terdapat air di dalam cekungan kentang dan garam melebur menjadi air.
Hal ini karena pada saat kentang terendam air dan cekungannya diberi garam, maka
garam tersebut akan larut dalam air karena kentang tersebut mengalami peristiwa
osmosis dimana air yang ada dalam cawan petri merembes melalui membran yang
dalam menuju ke larutan garam yang ada dalam cekungan kentang.
Kelompok 5
Tekstur
Pada pengamatan kelompok lima tekstur kentang yang cekungannya tanpa garam,
sebelum dimasukkan ke dalam air dan setelah direndam air selama 30 menit memiliki
tekstur yang sama yaitu kaku dan keras. Pada kentang yang cekungannya berisi garam,
teksturnya lebih lunak. Pengamatan ini sama dengan pengamatan kelompok kami,
bahwa pada saat kentang terendam air dan cekungannya diberi garam, maka garam
tersebut akan larut dalam air karena kentang tersebut mengalami peristiwa osmosis
dimana air yang ada dalam cawan petri merembes melalui membran yang dalam
menuju ke larutan garam yang ada dalam cekungan kentang . Perpindahan air ini terjadi
karena sel-sel kentang hipotonis terhadap larutan garam yang hipertonis sehingga
kentang menjadi lunak.
Air
Pada pengamatan jumlah air, terjadi pengurangan jumlah volume dalam cawan petri
yang diamati dari kentang tanpa garam. Jumlah air awal sebelum cawan petri diberi
11

kentang adalah 20 ml, setelah direndam kentang selama 30 menit, volume air
berkurang. Pada pengamatan kentang yang cekungannya diberi garam jumlah air dalam
cawan petri juga berkurang. Peristiwa ini disebabkan karena air berosmosis ke dalam
larutan kentang yang memiliki konsentrasi larutan lebih rendah daripada larutan (air)
dalam cawan petri. Warna air juga mengalami perubahan. Sebelum kentang
dimasukkan, warna air dalm cawan petri jernih. Setalah kentang masuk dan direndam
VII.

selama 30 menit air berubah menjadi keruh.


PENUTUP
VII.1. Kesimpulan
Difusi merupakan suatu proses penyebaran molekul molekul suatu zat yang
kecendrungan untuk menyebar dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi lebih rendah.
Proses ini akan terus terjadi sampai semua zat tersebut tersebar secara merata atau
konsentrasi sudah seimbang, tidak ada lagi yang lebih tinggi atau rendah. Pada proses
difusi yang berpindah adalah molekul-molekul terlarut. Osmosis adalah difusi melalui
selaput/membran yang permeabel secara diferensial dari satu tempat yang
berkonsentrasi

tinggi

ke

tempat

yang

berkonentrasi

rendah.

Proses

osmosis berlangsung dari larutan hipotonik menuju larutan yang hipertonik.Pada


osmosis yang berpindah adalah molekul-molekul pelarut, biasanya air. Osmosis hanya
terjadi di antara dua larutan. Osmosis terjadi relatif lebih lambat dibandingkan dengan
difusi.
Kentang yang semula berstruktur kaku karena adanya peristiwa osmosis akan
berubah menjadi lembek. Hal itu disebabkan karena pelarut dari cawan petri yang
hipotonik atau dari luar kentang akan merembes ke dalam kentang yang bersifat
hipertonik tersebut. Volume air dalam cawan petri juga sedikit berkurang, hal ini karena
air masuk ke dalam larutan garam di dalam cekungan kentang yang berkonsentrasi air
rendah. Sedangkan pada kentang tanpa garam yang sama sama hipertonik, struktur
kentang tetap keras dan volume air sebelum dan sesudah di letakkan pada cawan tidak
banyak mengalami perubahan.
VII.2. Saran
Saran yang ingin saya sampaikan dalam praktikum difusi dan osmosi yaitu sebaiknya
sebelum melakukan praktikum alat dan bahan harus sudah siap sebelum praktikum
dimulai sehingga praktikum bisa dimulai sesuai jam.

DAFTAR PUSTAKA
12

Agnezliuchan. 2013. Pengertian Osmosis dan Aplikasinya.


http://www.informasi-pendidikan.com/2015/03/pengertian-osmosis-danaplikasinya-dalam.html [diakses tanggal 01 November 2015]
Agnezliuchan. 2013. Pengertian Difusi dan Aplikasinya.
http://www.informasi-pendidikan.com/2015/03/pengertian-difusi-danaplikasinya-dalam.html [diakses tanggal 01 November 2015]
Campbell, Neil A dkk. 2010. Biologi Jilid 1. Jakarta:Erlangga
Isnaeni, Wiwi. 2006. Fisiologi Hewan. Yogyakarta:Kasinus
Kimball, Jhon. 1983. Biologi Edisi Kelima. Bogor: Erlangga
Rachmadiarti, Fida. 2007. Biologi Umum. Surabaya:Unesa Universiti Press
Tim Dosen Pembina. 2015. Petunjuk Praktikum Biologi Umum. Jember:Universitas
Jember

LAMPIRAN
A. Cover buku reverensi praktikum difusi dan osmosis

13

B. Foto hasil pengamatan


1. Difusi
Akan ditetesi tinta

Tinta berada di tengah


dan mulai menyebar

Setelah beberapa menit


tinta menyebar menutupi air

2. Osmosis
14

Kentang sebelum didiamkan

Kentang setelah didiamkan 30 menit

15

Anda mungkin juga menyukai