Anda di halaman 1dari 110

Biofisika

AGUS SANTOSA
Definisi

 Biofisika
merupakan ilmu alam yang
mempelajari fenomena fisika pada
makhluk hidup
BIOELECTRIK BIOMEKANIKA

BIOFISIKA

BIOFLUIDA
BIOLISTRIK
Biolistrik
Biolistrik
Komponen Kelistirikan Dalam Tubuh
a. Sistem Saraf dan Neuron
 Sistem Saraf Pusat
- Otak
- Medulla Spinalis
 Sistem Saraf Perifer
- 12 Saraf Cranialis
-31 Saraf Perifer
Struktur
dasar sistem saraf disebut
neuron/sel saraf
Fungsi:
menerima, interpretasi dan
menghantarkan aliran listrik
Listrik otak
BIOFLUIDA
BIOFLUIDA
• Fluida adalah zat yang dapat mengalir, yang
terdiri dari zat cair dan gas. Ada fluida yang
tak mengalir dan ada fluida yang mengalir.
• Ilmu yang mempelajari fluida yang tak
mengalir disebut hidrostatika dan ilmu yang
mempelajari fluida yang mengalir disebut
hidrodinamika.
FLUIDA = zat alir

Zat cair GAS

- Molekul terikat secara longgar -Molekul bergerak bebas dan


tapi berdekatan saling bertumbukan
-Tekanan yang terjadi karena -Tekanan akibat tumbukan
gaya gravitasi antar molekul
-Tekanan terjadi tegak lurus -Tekanan terjadi tidak tegak
bidang lurus bidang
ALIRAN ZAT CAIR MELALUI PEMBULUH DARAH
P1 P2

A F

Hukum Poiseuille : Cairan yang mengalir melalui suatu pipa kecepatannya


berbanding langsung dengan penurunan tekanan sepanjang pipa dan
pangkat empat jari-jari pipa.

V= kecepatan (jumlah zat cair yg mengalir tiap detik)


ɳ= viskositas, satuan pascal:
r ( P1  P2 )
4 air: 10-3 pas pada 20°C
V darah: 3-4 x 10-3 pas tergantung
8L persentase sel darah merah dalam darah
(hematokrit)
r= jari-jari
L= panjang dalam meter
P1,P2 = tekanan
Hasil Rumus Poiseuille

600 cm2
30 cm/s

Kecepatan 5 cm/s

18 cm2
Luas
3 cm2
1 mm/sec
Aorta Kapiler Vena cava
Pertukaran O2 dan CO2
 Diagram tersebut menunjukkan hubungan kecepatan
aliran darah pada aorta, kapiler dan vena dengan luas
penampangnya.
 Rata-rata kecepatan aliran darah di aorta 30cm/detik.
 Rata-rata kecepatan aliran darah di vena cava
5cm/detik.
 Catatan:
pada kapiler kecepatan sangat kecil sekitar 1 mm/detik
namun mempunyai luas penampang keseluruhan sekitar
600 cm2 , (terjadi pertukaran O2 dan CO2 ).
Tahanan terhadap debit zat cair

• Tahanan tergantung pada:


1. Panjang pembuluh
2. Diameter pembuluh
3. Viskositas/kekentalan
4. Tekanan
 Efek panjang Pembuluh Terhadap debit
Makin panjang pembuluh, diameter sama, zat cair akan
mendapat tahanan semakin besar, maka debit zat cair
akan lebih besar pada pembuluh yang pendek.

Panjang = 3
1 ml/min
Panjang = 2
P = 100 mmHg 2 ml/min

Panjang = 1
3 ml/min
• Efek diameter pembuluh
Kecepatan aliran zat cair makin cepat pada
diameter yang pembuluhnya makin besar

d=1
1 ml/min
d=2
16 ml/min
P = 100 mmHg

d=3
256 ml/min
Efek kekentalan
Semakin kental zat cair semakin besar tahanan terhadap
dinding pembuluh, sehingga dapat ditentukan
konsentrasi sel darah merahnya.
Note :
1 cm
Pada darah normal kekentalan
air
3,5 kekentalan air.
Kekentalan 1 ½ kali diatas normal, kekentalan
2 kali air.
1,5 cm Kekentalan 70 kali di atas normal kekentalan
plasma 20 kali air

Aliran darah pada penderita anemia adalah


cepat karena konsentrasi sel darah merah
3,5 cm rendah.
darah
Pada penderita polycytemia aliran darah
lamban karena terjadi peningkatan kadar sel
darah merah.
Efek tekanan terhadap debit

Aliran air mengalir dari tekanan tinggi ke rendah.


Aliran air sebanding terhadap perbedaan tekanan

1 ml/min 2 ml/min 3 ml/min


BUNYI JANTUNG
Stetoskop  vibrasi jantung dan pembuluh
darah besar Karena aliran laminer dan
turbulensi.
Tekanan Darah
 Tekanan darah diukur menggunakan spygmomanometer
(tensimeter) yang berisi air raksa dan biasanya dikalibrasi
dalam mmHg.

 Bagaimana Mengukur?
Dua nilai tekanan darah yang diukur, yaitu: tekanan
maksimum ketika jantung memompa (tekanan sistolik) dan
tekanan ketika jantung beristirahat (tekanan diastolik).
 Pada awalnya tekanan udara pada jaket
dinaikkan tinggi di atas tekanan sistolik dengan
pompa tangan, dan tekanan ini memompa
arteri utama (brachial) di lengan dan
memotong aliran darah.
 Tekanan udara kemudian diperkecil perlahan-
lahan sampai titik di mana darah kembali mulai
mengalir ke tangan, hal ini dideteksi dengan
mendengarkan karakteristik ketukan darah
yang kembali ke lengan bawah dengan
stetoskop. Pada saat ini tekanan sistolik sama
dengan tekanan udara pada jaket yang bisa
dibaca pada alat ukur.
 Tekanan udara kemudian
diperkecil lebih lanjut dan suara
ketukan menghilang ketika darah
dengan tekanan rendah dapat
memasuki arteri. Pada saat ini alat
ukur menunjukkan tekanan
diastolik. Tekanan sistolik normal
sekitar 120 mm-Hg, sementara
tekanan diastolik normal sekitar 80
mm-Hg.
Tekanan Darah
 Jumlah darah orang dewasa 4,5 liter
 Dlm 1 kali kontraksi jantung terpompa 80 ml darah permenit
beredar satu siklus dalam tubuh.
 Dalam sirkulasi darah

80 % sirkulasi sistemik 20 % sirkulasi paru-paru

20 % di 10 % di 7 % di 93 % di arteri
70 % di
arteri kapiler kapiler dan vena
vena
paru-paru paru-paru
Fluida Dinamik dalam
Respirasi
 Mekanisme masuknya udara dari luar ke dalam paru-paru
disebut inspirasi, sedang keluarnya udara dari dalam paru-
paru disebut ekspirasi.
 Keluar masuknya udara pernafasan ini melibatkan rongga
dada dan perut, sehingga keluar masuknya udara dapat
dibedakan menjadi pernafasan dada dan pernafasan perut.
Pernafasan Dada
 Inspirasi pernafasan dada terjadi pada saat otot
antar rusuk berkontraksi, tulang-tulang rusuk akan
naik dan rongga dada membesar. Akibatnya
tekanan udara di dalam rongga dada lebih kecil
dari pada tekanan udara di luar, sehingga udara
dari luar masuk ke paru-paru.
 Ekspirasi pernafasan dada terjadi pada saat otot
antara tulang rusuk berelaksasi atau mengendor,
tulang rusuk akan turun dan rongga dada
mengecil. Akibatnya tekanan udara di dalam
rongga dada lebih besar dari pada tekanan
udara di luar. Akibatnya udara dalam rongga
dada akan terdorong ke luar dari paru-paru
menuju hidung atau mulut.
Pernafasan Perut
 Inspirasi pernafasan perut terjadi pada saat otot rongga
diafragma berkontraksi, posisi diafragma menjadi mendatar.
 Akibatnya rongga dada membesar dan tekanan udara lebih
kecil, sehingga udara luar masuk ke paru-paru.
Ekspirasi pernafasan perut terjadi pada saat otot rongga
diafragma berelaksasi, rongga dada mengecil dan tekanan
udara menjadi lebih besar, sehingga udara ke luar dari paru-
paru.
 Pernafasan adalah suatu proses yang terjadi secara otomatis
walau dalam keadaaan tertidur sekalipun karena sistem
pernafasan dipengaruhi oleh susunan saraf otonom.
 Masuk keluarnya udara dalam paru-paru dipengaruhi oleh
perbedaan tekanan udara dalam rongga dada dengan
tekanan udara di luar tubuh. Jika tekanan udara di luar rongga
dada lebih besar, maka udara akan masuk ke paru-paru,
demikian jua sebaliknya jika tekanan di dalam rongga dada
lebih besar maka udara akan keluar dari paru-paru.
MEKANISME PARU-PARU
Terdapat pleura viseralis yang menjadi satu dgn jaringan
Paru-paru, diluarnya terdapat pleura parietalis. Ruang
pleura viseralis dan pleura parietalis adl ruang intrapleural

pleura parietalis

pleura viseralis

ruang intrapleural
 Pada saat inspirasi volume paru-paru meningkat, sedangkan
tekanan intrapleura mengalami penurunan.
 Pada waktu inspirasi jumlah volume udara dalam paru-paru
meningkat sedang pada waktu ekspirasi jumlah volume udara
paru-paru menurun
pleura viseralis pleura parietalis

ruang intrapleural
Jika Piston ditarik maka volume di ruang intrapleural meningkat sedang
Mengalami penurunan tekanan.

Pada penyakir fibrosis paru-paru ( pembentukan jaringan pada paru-paru )


Piston ditarik pernya lemah sehingga perubahan tekanan kecil  kompliansi
Komponen udara

Inspirasi ; 80 % N2, 19 % O2 dan 0,04 % CO2

Ekspirasi ; 80 % N2, 16 % O2 dan 4 % CO2

Udara yang dihirup sebanyak 10 kg, absorbsi udara lewat paru-paru 0,5 kg
CAIRAN DAN ELEKTROLIT
KOMPARTEMEN CAIRAN
 Seluruh cairan tubuh didistribusikan diantara dua kompartemen
utama, yaitu :
1. Cairan intraselular (CIS)
2. Cairan ekstra selular (CES)
3. Pada orang dewasa 60% dari berat badan adalah air (cairan
dan elektrolit).
BODY FLUID VOLUME
Body fluid
60% water

Intracelluler extracelluler
2/3(40%) 1/3(20%)
(28 lt in 70 kg (14 lt in 70 kg
young adult) young adult)

Transcelluler
Interstitial Plasma
1-3%
15% (10.5 lt in 70 kg 5% (3.5 lt in
(Cerebrospinal)
young adult) 70 kg young adult)
(aqueous humor)
PERSENTASE TOTAL CAIRAN TUBUH
DIBANDINGKAN BERAT BADAN

Umur Total cairan tubuh (%)


terhadap BB
Bayi BL 77
6 Bulan 72
2 Tahun 60
16 Tahun 60
20-39 Tahun:
Pria/Wanita 60/50
40-59 Tahun:
Pria/Wanita 55/47
Electrolyte Composition of Body Fluid
Electolyte Plasma(mEq/L Interstetiel Intracelluler
(mEq/KgH2o) (mEq/KgH2o)
Cation:
Na+ 142 145 10
K+ 4 4 159
Ca2+ 5 3 1
Mg2+ 2 2 40
Total 153 154 210
Anion:
Cl- 103 117 3

HCO3- 25 28 7
Protein 17 - 45
Others 8 9 155
Total 153 154 210
KOMPOSISI CAIRAN TUBUH

 Semua cairan tubuh adalah air larutan pelarut,


substansi terlarut (zat terlarut):
1. Air adalah senyawa utama dari tubuh
manusia. Rata-rata pria Dewasa hampir 60%
dari berat badannya adalah air dan rata-
rata wanita mengandung 55% air dari berat
badannya.
2. Solut (terlarut)
 Selain air, cairan tubuh mengandung dua jenis
substansi terlarut (zat terlarut): elektrolit dan
non-elektrolit.

 (a) Elektrolit: Substansi yang berdiasosiasi


(terpisah) di dalam larutan dan akan
menghantarkan arus listrik.
Kation : ion-ion yang mambentuk muatan
positif dalam larutan. Kation ekstraselular
utama adalah natrium (Na+), sedangkan
kation intraselular utama adalah kalium
(K+).
 Anion : ion-ion yang membentuk muatan negatif
dalam larutan. Anion ekstraselular utama adalah
klorida ( Clˉ ), sedangkan anion intraselular
utama adalah ion fosfat (PO4-).

 (b).Non-elektrolit : Substansi seperti glokusa dan


urea yang tidak berdisosiasi dalam larutan. Non-
elektrolit lainnya yang secara klinis penting
mencakup kreatinin dan bilirubin.
FUNGSI CAIRAN TUBUH
 Sarana untuk mengangkut zat-zat
makanan ke sel-sel
 Mengeluarkan buangan-buangan sel
 Membantu dalam metabolisme sel
 Sebagai pelarut untuk elektrolit dan non
elektrolit
 Membantu memelihara suhu tubuh
 Membantu pencernaan
 Mempemudah eliminasi
 Mengangkut zat-zat seperti (hormon, enzim,
dll)
INTAKE DAN OUTPUT RATA-RATA HARIAN DARI
UNSUR TUBUH YANG UTAMA

Intake (Range) Output (range)


AIR (ml) 1.Urine = 1400 – 1.800
Air minum = 1400 – 1800 2.Faeces = 100
Airdalam makanan= 700 – 1000
3.Kulit = 300 - 500
Air hasil oksidasi = 300 - 400
4.Paru-paru = 600 - 800

TOTAL = 2400 -3200 TOTAL = 2400 – 3200


Intake (range) Output (range)

Natrium(mEq)=70 (50-100)  Urine = 65 (50-100)


 Faeces = 5 (2-20)

Kalium (mEq) = 100 (50-120) Urine = 90 (50-120)


 Faeces = 10 (2-40)

Magnesium (mEq) = 30 (5-60)  Urine = 10 (2-20)


 Faeces = 20 (2-50)

Kalsium (mEq) = 15 (2-50)  Urine = 3(0-10)


 Faeces = 12 (2-30)

Protein (g) = 55 (30-80)

Nitrogen (g) = 8 (4-12)

Kalori = 1800-3000
Insensible Water Loss (IWL)
 Merupakan Kehilangan cairan melalui kulit
(difusi) & paru
 Untuk mengetahui “Insensible Loss (IWL)”
dapat menggunakan penghitungan
sebagai berikut :
o DEWASA = 15 cc/kg BB/hari
o ANAK = (30 – usia (th)) cc/kg BB/hari
Jika ada kenaikan suhu :
o IWL= 200 (suhu badan sekarang – 36.8C)
Faktor-faktor yang mempengaruhi
kebutuhan cairan dan elektrolit

1. Usia
2. Jenis kelamin
3. Sel-sel lemak
4. Stres
5. Sakit
6. Temperatur lingkungan
7. Diet
PROSES PERGERAKAN /
TRANSPOR CAIRAN TUBUH
1. Difusi
Difusi adalah proses dimana partikel yang terdapat dalam cairan
bergerak dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah sampai
terjadi keseimbangan.
Faktor-faktor yang meningkatkan difusi
1. Peningkatan suhu
2. Peningkatan konsentrasi partikel
3.Penurunan ukuran atau berat molekul dari partikel
4.Peningkatan area permukaan yang tersedia untuk difusi
5.Penurunan jarak lintas dimana massa partikel harus berdifusi
2. Transport Aktif
1) Transport Aktif adalah bahan bergerak dari
konsentrasi rendah ke tinggi.
2) adanya daya aktif dari tubuh seperti pompa
jantung.
3) diperlukan Energi.
4) Banyak zat terlarut penting ditransport
secara aktif melewati membran sel meliputi:
natrium, kalium, hidrogen, glukosa dan
asam amino.
5) Tarnsport aktif adalah vital untuk
mempertahankan keunikan komposisi baik CES
dan CIS.
3. Filtrasi (penyaringan)

 Filtrasi adalah adalah


merembesnya suatu cairan
melalui selaput permeable.
 Arah perembesan adalah dari
daerah dengan tekanan yang
lebih tinggi ke daerah dengan
tekanan yang yang lebih
rendah.
4. Osmosis
 Osmosis adalah bergeraknya
pelarut bersih seperti air, melalui
membran semipermeabel dari
larutan yang berkonsentrasi
lebih rendah ke konsentrasi
yang lebih tinggi yang sifatnya
menarik.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
gerakan air dan zat terlarut
1. Membran
Membran semipermeabel tubuh meliputi :
a. membran sel : memisahkan CIS dan CIT dan terdiri
atas lipid dan protein
b.membran kapiler : memisahkan CIV dari CIT
c.membran epitelial : memisahkan CIT dan CIV dari CTS.
Contoh : epitelium mukosa dari lambung dan usus,
membran sinovial dan tubulus ginjal.
2. Proses transpor
3. Konsentrasi cairan tubuh
 Osmolalitas
 Tonisitas
1). Larutan isotonik  NaCl 0,9%
2). Larutan hipotonik NaCl 0.45%
3). Larutan hipertonik NaCL 3%, dekstrosa 50%
Pengaturan keseimbangan / volume vaskular dan
osmolalitas cairan ekstraselular (CES)

1. Rasa Dahaga
2. Anti Diuretik Hormon (ADH)
3. Aldosteron
4. Prostaglandin
5. Glukokortikoid
KESEIMBANGAN AIR DAN ELEKTROLIT
DIPERTAHANKAN MELALUI INTEGRASI DARI FUNGSI :
 GINJAL
 HORMONAL
 SARAF
CARA PENGELUARAN CAIRAN

a.Ginjal
b. Kulit
c. Paru –paru
d. Gastrointestinal
Pengaturan Elektrolit

a. Natrium
 Terbanyak di Extra sel
 Mempengaruhi keseimbangan air, hantaran infuls dan kontraksi
otot
 Diatur oleh intake garam, aldosteron, dan pengeluaran urine
 Normal: 135-148 mEq/lt
Kalium

 Kation utama intra seluler


 Berfungsi sebagai exitabiliy neuromuskuler dan kontraksi otot
 Untuk pembentukan glikogen, sintesa protein, pengaturan
keseimbangan asam basa
 Normal: 3,5-5,5 mEq/lt
Kalsium
 Berguna untuk integritas kulit, struktur sel, konduksi
jantung, pe,beuan darah, pembentukan tulang
dan gigi.
 Diatur oleh parathyroid dan thyroid

Magnisium
 Kation terbanyak kedua di CIS
 Penting untuk aktifitas enzim, neurochemia,
muskular excibility
 Normal: 1,5-2,5 mEq/lt
Clorida
 Terdapat pada CIS dan CES
 Normal: 95-105 Eq/lt

Bicarbonat
 Sebagai buffer
 Teradapat pada CIS dan CES

Fosfat
 Anion buffer pada CIS dan CES
 Fungsi untuk meningkatkan kegiatan neuromuskuler, metab. KH, pengatur
As-Bs
MASALAHKESEIMBANGAN CAIRAN DAN
ELEKTROLIT
1. Hipovolemia
 Hipovolemia adalah suatu kondisi akibat kekurangan volume cairan
ekstraseluler (CES).
 Hipovolemia adalah penipisan volume cairan ekstraseluler (CES)

Hipovolemia adalah kekurangan cairan di


dalam bagian-bagian ekstraseluler (CES).
Penyebab

(1)Penurunan masukan
(2) Kehilangan cairan yang
abnormal melalui : kulit,
gastrointestinal, ginjal abnormal, dll.
(3) Perdarahan
Tanda-gejala Klinis

 Pusing, kelemahan, Keletihan


 Sinkope
 anoreksia,mual, muntah, haus,
 kekacauan mental
 Konstipasi dan oliguria.
 HR meningkat, suhu meningkat, turgor kulit menurun, lidah kering,
mukosa mulut kering, mata cekung.
Pengkajian Fisik
 Penurunan tekanan darah (TD), khususnya bila
berdiri (hipotensi ortostatik); peningkatan
frekwensi jantung (FJ); turgor kulit buruk; lidah
kering dan kasar; mata cekung; vena leher
kempes; peningkatan suhu dan penurunan berat
badan akut. Bayi dan anak-anak : penurunan air
mata, depresi fontanel anterior.
 Pada pasien syok akan tampak pucat dan
diaforetik dengan nadi cepat dan haus; hipotensi
terlentang dan oliguria.
indikator Penurunan berat badan

No Penurunan Keparahan Defisit


Berat Badan Akut
1 2– 5% Ringan
2 5 – 10 % Sedang
3 10 – 15 % Berat
4 15 – 20 % Fatal
Perubahan pada hipovolemia
Hipovolemia Ringan

 Anoreksia
 Keletihan
 Kelemahan

Hipovolemia Sedang

 Hipotensi ortostatik
 Takikardia
 Penurunan CVP
 Penurunan haluaran urine
Hipovolemia Berat
 Hipotensi berbaring
 Nadi cepat dan lemah
 Dingin, kulit kusam
 Oliguria
 Kacau mental, stupor, koma
Tindakan
 Pemulihan volume cairan normal dan koreksi gangguan penyerta
asam-basa dan elektrolit
 Perbaikan perfusi jaringan pada syok hipovolemik
 Rehidrasi oral pada diare pediatrik
 Tindakan terhadap penyebab dasar
Riwayat dan faktor-faktor resiko
 Kehilangan GI abnormal : muntah, penghisapan NG, diare,
drainase intestinal
 Kehilangan kulit abnormal : diaforesis berlebihan sekunder
terhadap demam atau latihan, luka bakar, fibrosis sistik
 Kehilangan ginjal abnormal : terapi diuretik, diabetes insipidus,
diuresis osmotik (bentuk poliurik), insufisiensi adrenal, diuresis
osmotik (DM takterkontrol, pasca penggunaan zat kontras
 Spasium ketiga atau perpindahan cairan plasma ke interstisial :
peritonitis, obtruksi usus, luka bakar, acites
 Hemorragia
 Perubahan masukan : koma, kekurangan cairan.
2. Hipervolemia

 Hipervolemia adalah penambahan / kelebihan


volume (CES)
 Hipervolemia adalah kelebihan cairan di dalam
bagian-bagian ekstraseluler (CES).
Penyebab
1. Stimulus kronis pada ginjal untuk menahan
natrium dan air
2. Fungsi ginjal abnormal, dengan penurunan
ekskresi natrium & air
3. Kelebihan pemberian cairan intra vena
4. Perpindahan cairan interstisial ke plasma
Tanda-gejala Klinis
sesak nafas, ortopnea, odema
Penyebab edema extraselular
1. peningkatan tekanan kapiler
 kelebihan retensi ginjal
 tekanan vena yang tinggi
 penurunan resistensi arteriol
2. penurunan protein plasma
 hilangnya protein melalui hidung
 hilangnya protein melalui kulit yang lepas
 kagagalan produksi protein
3. Peningkatan permiabilitas kapiler
 reaksi imun
 toksin
 infeksi bakteri

4. Blockage of lymph return


 Cancer
 Pembuluh limphatik yang abnormal atau kelainan konginital
Pengkajian Fisik
 Oedema, peningkatan berat badan,
peningkatan TD (penurunan TD saat
jantung gagal) nadi kuat, asites, krekles
(rales). Ronkhi, mengi, distensi vena
leher, kulit lembab, takikardia.
Odema Pitting
 +1: Setelah dipalpasi oleh pemeriksa (dengan jari
telunjuk)
maka daerah yang odema akan
menampakkan/memperlihatkan cekungan sedalam 2
mm

 +2: Setelah dipalpasi oleh pemeriksa (dengan jari


telunjuk) maka daerah yang odema akan
menampakkan/memperlihatkan cekungan sedalam 4
mm

 +3: Setelah dipalpasi oleh pemeriksa (dengan jari


telunjuk) maka daerah yang odema akan
menampakkan/memperlihatkan cekungan sedalam 6
mm

 +4: Setelah dipalpasi oleh pemeriksa (dengan jari


telunjuk) maka daerah yang odema akan
menampakkan/memperlihatkan cekungan sedalam 8
mm
Tindakan
 Pembatasan natrium dan air
 Diuretik
 Dialisi atau hemofiltrasi arteriovena kontinue : pada gagal ginjal
atau kelebihan beban cairan yang mengancam hidup
Tanggung jawab Keperawatan
 Memantau haluaran urine dengan cermat
 Mempertahankan pembatasan pemberian cairan
 Mempertahankan masukan dan haluaran cairan akurat
 Memantau tanda-tanda gagal jantung kongestif (GJK) dan oedema
pulmoner
Riwayat dan faktor-faktor resiko
 Retensi natrium dan air : gagal jantung, sirosis,
sindrom nefrotik, kelebihan pemberian
glukokortikosteroid
 Fungsi ginjal abnormal : gagal ginjal akut atau
kronis dengan oliguria
 Kelebihan pemberian cairan intravena (IV)
 Perpindahan cairan intertisial ke plasma :
remobilisasi cairan setelah pengobatan luka bakar,
kelebihan pemberian larutan hipertonik (mis;
manitol, salin hipertonik) atau larutan onkotik kolid
(mis; albumin)
BIOMEKANIKA
introduction
 Biomekanik adalah ilmu tentang gerak makhluk hidup dengan
menggunakan ilmu mekanika. Ilmu mekanika merupakan cabang
dari fisika yang mempelajari deskripsi dari gerakan
 Mekanika tubuh (Body Mechanic) adalah usaha untuk
mengkordinasi sistem musculoskeletal dan saraf, sehingga individu
dapat bergerak, mengangkat, membungkuk, berdiri, duduk,
berbaring dan melakukan aktivitas sehari-hari dengan sempurna.
 Elemen Body Mechanic
1. Body Alignment (Postur Tubuh)
2. Balance / Keseimbangan
3. Koordinated body movement (Gerakan tubuh yang terkoordinir)
why Body Mechanic its
importance..?
 Konsekuensi body mekanik yang buruk adalah resiko jatuh atau
cidera pada pasien maupun perawat itu sendiri
 daftar penyebab cidera pasien di rumah sakit akibat kesalahan
dalam mekanika tubuh :
1. Mengangkat pasien ke atas tempat tidur (48%)
2. Membantu pasien turun dari tempat tidur (30%)
3. Memindahkan bed (27%)
4. Mengangkat pasien keatas brankat (22%)
Body Mechanic in nursing
 Membantu pasien berdiri
Pengertian:Suatu tindakan keperawatan yang dilakukan pada klien yang imobilisasi atau
klien lemah untuk memberikan bantuan berdiri.
 Membantu pasien duduk
Pengertian:Suatu tindakan keperawatan yang dilakukan pada klien yang imobilisasi atau
klien lemah untuk memberikan bantuan duduk ditempat tidur.
 Memindahkan pasien
Pengertian:Suatu tindakan keperawatan yang dilakukan pada klien yang imobilisasi atau
klien lemah dari satu tempat ke tempat yang lain.
 Mengatur berbagai posisi klien
Pengertian:Suatu tindakan keperawatan yang dilakukan mengatur berbagai posisi yang
menunjang kesembuhan pasien.
Contoh dalam membantu pasien berdiri dengan memperhatikan
ekanika tubuh
Contoh dalam membantu pasien berjalan dengan memperhatikan
Balance/Kesimbangan
Contoh memindahkan pasien dari atau ke tempat tidur yang benar
dengan memperhatikan postur, kesimbangan dan gerak
Fowler : 45 – 90o dan Semi fowler : 15 – 45o
Posisi fowler/semi fowler
Tujuan da Fungsi:
 Tekanan gravitasi berkurang sehingga expansi paru meningkat,sesak napas berkurang
 Mengurangi resiko aspirasi/tersedak saat pemberian nutrisi
Posisi Sims
Tujuan dan fungsi
 Mempermudah pemeriksaan rectum dan anus
 Mempermudah pemberian obat supositoria
 Mengurangi resiko aspirasi pada pasien tidak sadar
Posisi trendelenburg
Membaringkan pasien dengan posisi kepala lebih rendah
Tujuan dan fungsi
 Pada pasien shock, untuk meningkatkan aliran darah ke otak
 Mengurangi pembengkakan pada exstrimitas bawah
Posisi Dorsal recumbent
Tujuan dan fungsi
 Mempermudah pemeriksaan dan perawatan daerah genetalia
 Mempermudah dalam pemasangan kateter
 Mempermudah dalam proses persalinan
Posisi litotomi
Tujuan dan fungsi
 Mempermudah pemeriksaan daerah genetalia
 Mempermudah dalam proses persalinan
 Mempermudah dalam tindakan operasi hemoroid
 Mempermudah dalam pemasangan alat kontrasepsi dalam rahim
Posisi genu pectoral
Tujuan dan fungsi
 Mempermudah pemeriksaan anus dan sigmoid
 Membantu dalam merubah letak janin pada kehmilan sugsang
disebut berbaring telentang, datar dengan kepala dan bahu
sedikit elevasi dengan menggunakan bantal

Posisi supinasi
Tujuan dan fungsi
 Memperlancar predaran darah ke otak
 Penting digunakan pada pasien pasca operasi dengan anestesi total

Anda mungkin juga menyukai