Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aktivitas kehidupan di biosfer pada dasarnya digerakkan oleh tenaga dari cahaya matahari.
Secara sepintas memang tidak nampak hubungan cahaya matahari dengan hewan yang dapat
berlari dengan cepat. Namun apabila diteliti dengan cermat akan diketahui bahwa tenaga untuk
berlari itu berasal dari pemecahan karbohidrat yang terkandung di dalam daun rerumputan yang
dimakan oleh hewan tersebut, dan karbohidrat yang dipecah berasal dari suatu reaksi kimia
didalam daun yang berlangsung dengan menggunakan energi cahaya matahari. Reaksi
pembentukan karbohidrat ini dinamakan fotosintesis.
Proses fotosintesis hanya bisa dilakukan oleh tumbuhan yang mempunyai klorofil.
Proses ini hanya akan terjadi jika ada cahaya dan melalui perantara pigmen hijau daun
yaitu klorofil yang terdapat dalam kloroplas. Selain fotosintesis juga dipengaruhi oleh
beberapa faktor. Kurangnya pengetahuan tentang proses fotosintesis dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya baik faktor internal maupun faktor eksternal yang melatarbelakangi
dilakukannya percobaan tentang fotosintesis ini.

B.

Rumusan Masalah
1.
Bagaimanakah pengaruh cahaya matahari saat fotosintesis pada daun?
2.
Apakah pengaruh intensitas cahaya terhadap laju fotosintesis?

C.

Tujuan Penelitian
1.
Untuk mengetahui pengaruh cahaya matahari saat fotosintesis pada daun.
2.
Untuk mengetahui pengaruh intensitas cahaya terhadap laju fotosintesis.

D. Hipotesis
1. Daun akan berfotosintesis bila mendapat cahaya matahari. Karena klorofil hanya akan berfungsi
bila ada cahaya matahari.
2. Semakin tinggi intensitas cahaya maka akan semakin meningkat laju fotosintesis.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1

A. Pengertian Fotosintesis
Fotosintesis berasal dari kata foton yang berarti cahaya dan sintesis yang berarti
penyusunan. Jadi fotosintesis adalah proses penyusunan dari zat organik H 2O dan CO2
menjadi senyawa organik yang kompleks yang memerlukan cahaya. Fotosintesis hanya
dapat terjadi pada tumbuhan yang mempunyai klorofil, yaitu pigmen yang berfungsi
sebagai penangkap energi cahaya matahari. (Kimball, 2002)
Fotosintesis adalah suatu proses biokimia yang dilakukan tumbuhan, alga, dan
beberapa jenis bakteri untuk memproduksi energi terpakai (nutrisi) dengan memanfaatkan
energi cahaya. Hampir semua makhluk hidup bergantung dari energi yang dihasilkan
dalam fotosintesis. Akibatnya fotosintesis menjadi sangat penting bagi kehidupan di bumi.
Fotosintesis juga berjasa menghasilkan sebagian besar oksigen yang terdapat di atmosfer
bumi. Organisme yang menghasilkan energi melalui fotosintesis (photos berarti cahaya)
disebut sebagai fototrof. Fotosintesis merupakan salah satu cara asimilasi karbon karena
dalam fotosintesis karbon bebas dari CO2 diikat (difiksasi) menjadi gula sebagai molekul
penyimpan energi. Cara lain yang ditempuh organisme untuk mengasimilasi karbon adalah
melalui

kemosintesis,

yang

dilakukan

oleh

sejumlah

bakteri

belerang.

(http://id.wikipedia.org/wiki/fotosintesis)
Fotosintesis dikenal sebagai suatu proses sintesis makanan yang dimiliki oleh
tumbuhan hijau dan beberapa mikroorganisme fotosintetik. Organisme yang mampu
mensintesis makanannya sendiri disebut sebagai organisme autrotof. Autotrof dalam rantai
makanan menduduki sebagai produsen. Pada prinsinya komponen yang dibutuhkan dalam
reaksi fotosintesis adalah CO2 yang berasal dari udara dan H2O yang diserap dari dalam
tanah. Selain itu sesuai dengan namanya, foto cahaya reaksi ini membutuhkan cahaya
matari sebagai energi dalam pembuatan atau sintesis produk (senyawa gula dan oksigen).
Menurut Stone (2004), reaksi fotosintesis dapat diartikan bahwa enam molekul
karobondioksida dan enam molekul air bereaksi dengan bantuan energi cahaya matahari
untuk dirubah menjadi satu molekul glukosa dan enam molekul oksigen. Glukosa adalah
molekul yang dibentuk sebagai hasil dari proses fotosintesis yang di dalamnya tersimpan
hasil konversi energi cahaya matahari dalam bentuk ikatan-ikatan kimia penyusun molekul
tersebut. Glukosa merupakan senyawa karbon yang nantinya digunakan bersama elemen2

elemen lain di dalam sel untuk membentuk senyawa kimia lain yang sangat penting bagi
organisme tersebut, seperti DNA, protein, gula dan lemak. Selain itu, organisme dapat
memanfaatkan energi kimia yang tersimpan dalam ikatan kimia di antara atom-atom
penyusun glukosa sebagai sumber energi dalam proses-proses di dalam tubuh.
Seperti organisme lainnya, tanaman tersusun atas sel-sel sebagai unit dasar penyusun
kehidupan tanaman. Sel-sel tanaman mengandung struktur yang disebut kloroplas
(Chloroplast) yang merupakan tempat terjadinya fotosintesis. Kloroplas adalah organel
khusus yang dimiliki oleh tanaman, berbentuk oval dan mengandung klorofil (chlorophyll)
yang dikenal dengan zat hijau daun. Seluruh bagian tumbuhan yang merupakan struktur
berwarna hijau, termasuk batang dan buah memiliki kloroplas dalam setiap sel
penyusunnya. Namun secara umum aktifitas fotosintesis terjadi di dalam daun. Michael W.
Davidson dalam websetnya menyatakan bahwa kepadatan kloroplas di permukaan daun
suatu tanaman rata-rata sekitar satu setengah juta per milimeter persegi.
B. Macam-macam reaksi fotosintesis
Fotosintesis memiliki dua macam reaksi, yaitu reaksi terang dan reaksi gelap. Selama
reaksi terang, klorofil bersama dengan pigmen-pigmen lain di dalam kloroplas menyerap
energi cahaya matahari dan mengkonversinya menjadi energi kimia yang disimpan dalam
ikatan kimia penyusun glukosa. Energi yang diserap merupakan energi kaya elektron yang
nantinya akan terlibat dalam serangkaian rantai reaksi yang disebut transpot elektron.
Menurut Stone (2004), air melalui reaksi terang akan dipecah (fotolisis) menjadi proton,
elektron dan O2. Proton dan elektron yang dihasilkan dari pemecahan ini bergabung
dengan senyawa aseptor elektron NADP+ (nikotinamide adenosine dinucleotide
phosphate) membentuk NADPH. Beberapa proton bergerak melalui membran kloroplas ,
dan energi yang dibentuk berupa ATP (Adenosine triphospat). NADPH dan ATP adalah
komponen yang masuk ke dalam reaksi gelap (siklus Calvin), yang merubah molekul CO 2
menjadi molekul gula berantai karobon tiga. energi kimia hasil konversi dari energi cahaya
matahari tersimpan dalam senyawa karbon tersebut.
Karbohidrat merupakan senyawa karbon yang terdapat di alam sebagai molekul yang
kompleks dan besar. Karbohidrat sangat beraneka ragam contohnya seperti sukrosa,
monosakarida, dan polisakarida. Monosakarida adalah karbohidrat yang paling sederhana.
Monosakarida dapat diikat secara bersama-sama untuk membentuk dimer, trimer dan lain-

lain. Dimer merupakan gabungan antara dua monosakarida dan trimer terdiri dari tiga
monosakarida (Kimball, 2002).
Tumbuhan terutama tumbuhan tingkat tinggi, untuk memperoleh makanan sebagai
kebutuhan pokoknya agar tetap bertahan hidup, tumbuhan tersebut harus melakukan suatu
proses yang dinamakan proses sintesis karbohidrat yang terjadi dibagian daun satu
tumbuhan yang memiliki klorofil, dengan menggunakan cahaya matahari. Cahaya
matahari merupakan sumber energi yang diperlukan tumbuhan untuk proses tersebut.
Tanpa adanya cahaya matahari tumbuhan tidak akan mampu melakukan proses
fotosintesis, hal ini disebabkan klorofil yang berada didalam daun tidak dapat
menggunakan cahaya matahari karena klorofil hanya akan berfungsi bila ada cahaya
matahari.(Dwidjoseputro,1986)
Pada tahun 1860, Sachs membuktikan bahwa fotosintesis menghasilkan amilum.
Dalam percobaannya tersebut ia menggunakan daun segar yang sebagian dibungkus
dengan kertas timah kemudian daun tersebut direbus, dimasukkan kedalam alkoholdan
ditetesi dengan iodium. Ia menyimpulkan bahwa warna biru kehitaman pada daun yang
tidak ditutupi kertas timah menandakan adanya amilum. (Malcome, 1990)
Organisasi dan fungsi suatu sel hidup bergantung pada persediaan energi yang tak
henti-hentinya. Sumber energi ini tersimpan dalam molekul-molekul organik seperti
karbohidrat. Untuk tujuan praktis, satu-satunya sumber molekul bahan bakar yang menjadi
tempat begantung seluruh kehidupan adalah fotosintesis. Fotosintesis merupakan salah
satu reaksi yang tergolong ke dalam reaksi anabolisme. Fotosintesis adalah proses
pembentukan bahan makanan (glukosa) yang berbahan baku karbondioksida dan air.
Fotosintesis hanya dapat dilakukan oleh tumbuhan dan ganggang hijau yang bersifat
autotrof. Artinya keduanya mampu menangkap energi matahari untuk menyintesis
molekul-molekul organik kaya energi dari precursor organik H2O dan CO2. Sementara itu,
hewan dan manusia tergolong heterotrof, yaitu memerlukan suplay senyawa-senyawa
organik dari lingkungan (tumbuhan) karena hewan dan manusia tidak dapat menyintesis
karbohidrat. Karena itu, hewan dan manusia bergantung pada organisme autotrof.
(http://metabolismelink.freehostia.com)
Fotosintesis terjadi di dalam kloroplas. Kloroplas merupakan organel plastid yang
mengandung pigmen hijau daun (klorofil). Sel yang mengandung kloroplas terdapat pada
mesofil daun tanaman, yaitu sel-sel jaringan tiang (palisade) dan sel-sel jaringan bunga
4

karang (spons). Di dalam kloroplas terdapat klorofil pada protein integral membrane
tilakoid. Klorofil dapat dibedakan menjadi klorofil a dan klorofil b. klorofil a merupakan
hijau rumput (green grass pigment) yang mampu menyerap cahaya merah dan birukeunguan. Klorofil a ini sangat berperan dalam reaksi gelap fotosintesis. Klorofil b
merupakan pigmen hijau-kebiruan yang mampu menyerap cahaya biru dan merah
kejinggaan. Klorofil b banyak terdapat pada tumbuhan, ganggang hijau dan beberapa
bakteri autotrof.
Klorofil terdapat sebagai butir-butir hijau di dalam kloroplas. Pada umumnya kloroplas
itu berbentuk oval, bahan dasarnya disebut stroma, sedang butir-butir yang terkandung di
dalamnya disebut grana. Pada tanaman tinggi ada dua macam klorofil, yaitu:
klorofil-a

: C55H72O5N4Mg, berwarna hijau tua

klorofil-b

: C55H70O6N4Mg, berwarna hijau muda

Rumus bangunnya berupa suatu cincin yang terdiri atas 4 pirol dengan Mg sebagai inti.
Rumus bangun ini hamper serupa dengan rumus bangun haemin (zat darah), di mana
intinya bukan Mg melainkan Fe. Pada klorofil; terdapat suatu rangkaian yang disebut fitil
yang dapat terlepas menjadi fitol C2H39OH, jika kena air (hidrolisis) dan pengaruh enzim
klorofilase. Fitol itu lipofil (suka asam lemak), sedangkan biasanya disebut rangka porfin,
sifatnya hidrofil (suka akan air). (Dwidjoseputro, 1994:18)
C. Faktor-faktor yang berpengaruh dalam pembentukan klorofil
1.

Faktor pembawaan.
Pembentukan klorofil dibawakan oleh gen tertentu di dalam kromosom.

2.

Cahaya.
Terlalu banyak sinar berpengaruh buruk kepada klorofil. Larutan yang dihadapkan
kepada sinar kuat tampak berkurang hijaunya. Hal ini juag dapat kita lihat pada
daun-daun yang terus terkena kena sinar langsung warna mereka menjadi hijau
kekuning-kuningan.

3.

Oksigen

4.

Karbohidrat.
Dengan tiada pemberian gula, daun-daun tersebut tak mampu menghasilkan klorofil,
meskipun faktor-faktor lain cukup.

5.

Nitrogen Magnesium.
Besi yang menjadi bahan pembentuk klorofil merupakan suatu condition sinc qua
non (kehausan). Kekurangan akan salah satu dari zat-zat tersebut mengakibatkan
klorosis kepada tumbuhan.

6.

Air.
Air merupakan faktor keharusan pula, kekurangan air mengakibatkan desintegrasi
dari klorofil seperti terjadi pada rumput dan pohon-pohonan di musim kering.

7.

Unsur-unsur Mn, Cu, Zn, meskipun hanya di dalam jumlah yang sedikit sekali,
membantu pembentukan klorofil. Dengan tiada unsur-unsur itu, tanaman akan
mengalami klorosis juga.

8.

Temperatur antara 3o-48oC merupakan suatu kondisi yang baik untuk pembentukan
klorofil pada kebanyakan tanaman, akan tetapi yang paling baik ialah antara 26 o30oC.
Berikut adalah beberapa faktor utama yang menentukan laju fotosintesis:
1. Intensitas cahaya
Laju fotosintesis maksimum ketika banyak cahaya.
2. Konsentrasi karbon dioksida
Semakin banyak karbon dioksida di udara, makin banyak jumlah bahan yang dapt
digunakan tumbuhan untuk melangsungkan fotosintesis.
3. Suhu
Enzim-enzim yang bekerja dalam proses fotosintesis hanya dapat bekerja pada
suhu optimalnya. Umumnya laju fotosintensis meningkat seiring dengan
meningkatnya suhu hingga batas toleransi enzim.

4. Kadar air
Kekurangan air atau kekeringan menyebabkan stomata menutup, menghambat
penyerapan karbon dioksida sehingga mengurangi laju fotosintesis.
5. Kadar fotosintat (hasil fotosintesis)
Jika kadar fotosintat seperti karbohidrat berkurang, laju fotosintesis akan naik. Bila
kadar fotosintat bertambah atau bahkan sampai jenuh, laju fotosintesis akan
berkurang.
6. Tahap pertumbuhan
Penelitian menunjukkan bahwa laju fotosintesis jauh lebih tinggi pada tumbuhan
yang sedang berkecambah ketimbang tumbuhan dewasa. Hal ini mungkin
dikarenakan tumbuhan berkecambah memerlukan lebih banyak energi dan
makanan untuk tumbuh.

Pada umumnya sel fotosintesis mengandung satu atau lebih pigmen klorofil yang
berwarna hijau. Berbagai sel fotosintesis lainnya seperti pada ganggang dan bacteria,
berwarna coklat, merah dan ungu. Hal ini disebabkan oleh adanya pigmen lain di samping
klorofil, yaitu pigmen pelengkap, seperti karotenoid yang berwarna kuning, merah atau
ungu dan fikobilin yang berwarna biru atau merah (Muhammad Wirahadikusumah, 1985:
99)
Pada tahun 1962, Gustav Julius Von Sachs, membuktikan bahwa pada fotosintesis
terbentuk karbohidrat amilum. Adanya amilum dapat dibuktikan dengan pengujian dengan
yodium, amilum dengan yodium memberikan warna hitam. Amilum hanya terdapat pada
bagian daun yang hijau dan terkena sinar.
Pada percobaaan Sachs, A daun yang sebagian tertutup x, terkena sinar sepanjang hari.
B daun tersebut setelah dipetik, direbus, direndam dalam alcohol untuk melarutkan
klorofilnya dan setelah itu dicelup dalam larutan yodium. Bagian yang tertutup tampak
putih (berarti tanpa amilum), sedang daerah sekitarnya berwarna hitam yang menunjukkan
adanya amilum.
Jan Ingenhousz merupakan orang yang pertama kali melakukan penelitian tentang
fotosintesis adalah Jan Ingenhousz (1730-1799). Ingenhousz memasukkan tumbuhan air
7

Hydrilla verticillata ke dalam bejana yang diisi air. Bejana gelas itu ditutup denagn corong
terbalik dan diatasnya di beri tabung reaksi yang diisi air hingga penuh. Bejana itu
diletakkan di terik matahari. Tak lama kemudian muncul gelembung udara dari tumbuhan
air tersebut. Gelembung udara tersebut menandakan adanya gas. Setelah diuji ternyata
adalah

oksigen.

Ingenhousz

menyimpulkan

fotosintesis

menghasilkan

oksigen.

(id.yahoo.answers.org)
Fotosintesis terjadi hanya di bagian hijau tanaman. Untuk efisiensi fotosintesis harus
daun tipis dan memiliki luas permukaan besar. Ini membantu dalam penyerapan cahaya
dan difusi gas, dan sarana untuk mencegah kehilangan air yang berlebihan melalui stomata
dan epidermis. Jumlah besar kloroplas dalam sel-sel mesofil palisade menyediakan
jaringan fotosintetik utama. Ruang antara spons berbentuk tidak teratur di dalam sel-sel
mesofil daun izin difusi gas gratis. Turgor sel penjaga berubah menjadi gas mengizinkan
pertukaran dengan atmosfer. Kutikula pada berlapis tunggal transparan epidermis atas dan
bawah melindungi daun dari pengeringan dan infeksi.

BAB II
METODE PENELITIAN
A. Uji fotosintesis Sachs
Alat dan Bahan :
1. Gelas kimia 250 cc, 1 buah
2. Kaki tiga, lampu spiritus, kasa (masing-masing 1 buah)
3. Larutan lugol, 1 botol kecil
4. Cawan petri, 1 buah
5. Pinset, 1 buah
6. Penjepit tabung reaksi, 1 buah
7. Daun yang telah di tutupi kertas timah/karbon
8. Larutan alkohol 70%
9. Tabung reaksi 2 buah + raknya
Cara Kerja :
1. Bukalah kertas timah/karbon yang menutupi daun, yang telah dipasang sehari
sebelumnya
2. Masukkan daun-daun itu kedalam gelas kimia yang berisi air mendidih selama
beberapa menit
3. Masukkan daun yang telah direbus itu kedalam tabung reaksi yang telah diisi
alkohol sebanyak tabung reaksi
4. Panaskan tabung reaksi yang berisi alkohol itu dalam air panas yang ada di gelas
kimia. Sampai daun berwarna putih/pucat (alkohol mendidih pada 70C)
5. Daun yang telah pucat itu diangkat dari tabung reaksi dan dicuci dengan air.
6. Masukkan daun yang telah dicuci itu ke dalam cawan petri dan tetesi dengan
larutan lugol
7. Bagaimanakah warna daun setelah ditetesi larutan lugol.
B. Uji Fotosintesis Ingenhousz
Alat dan bahan :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Corong kaca 1 buah


Tabung 1 buah
Gelas kimia 1 L
Kawat penahan 1 buah
Tumbuhan air
Penjepit tabung reaksi 1 buah

Cara kerja :

1. Potonglah beberapa cabang tumbuhan air di dalam air, dan masukkan potongan itu
kedalam corong kaca, bagian batang yang terpotong menghadap keatas
2. Isilah gelas kimia dengan air sampai habis penuh
3. Masukan corong kaca dan tumbuhan air kedalam gelas kimia berisi air sampai
corong kaca terbenam dalam air
4. Isilah tabung reaksi dengan air sampai penuh dan tutup mulut tabung reaksi
tdengan jempol
5. Masukkan tabung reaksi itu kedalam air pada gelas kimia (terbalik, jempol
dibawah)
6. Letakkan tabung reaksi yang berisi air itu diatas corong kaca dan tahan dengan
penjepit tabung reaksi
7. Letakkan perangkat percobaan ditempat yang langsung kena sinar matahari
8. Tunggu sampai keluar gelembung-gelembung pada tabung reaksi
9. Setelah perangkat alat diletakkan selama 18 menit ditempet yang langsung ena
sinar matahari, pindahkan perangkat alat itu kedalam ruangan dan tunggu selama
10 menit
C. Tempat dan Waktu Penelitian:
Tempat
: laboratorium biologi SMAN 1 Sidayu
Waktu
: 19 September 2013

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Data Hasil Pengamatan
1. Hasil percobaan uji sachs
a. Sebelum daun direbus warnanya hijau, setelah daun direbus dalam alkohol
mendidih, warna daun menjadi coklat pucat dan warna alkohol menjadi hijau
b. Setelah daun ditetesi larutan lugol, warna daun yang tadinya tertutup kertas timah/
karbon mejadi lebih pucat sedangkan warna daun yang tadinya tidak tertutup
kertas timah/karbon menjadi agak kehitaman
c. Perbedaan tersebut karena perbedaan kandungan amilum. Daun yang terkena
sinar matahari lebih banyak mengandung amilum dari pada daun yang ditutupi
dengan kertas timah

10

2. Hasil percobaan uji Ingenhousz


a. Waktu alat diletakkan ditempat yang langsung kena cahaya matahari, selama 18
menit terjadi 8.031 (banyak) gelembung, sedangkan waktu alat diletakkan dalam
ruangan selama 10 menit terjadi 27 (sedikit) gelembung.
b. Adakah perbedaan banyaknya gelembung yang terjadi waktu alat di letakka di
tempat yang langsung kena cahaya di bandingkan dengan waktu alat diletakkan
dalam ruangan? Ada
c. Perbedaan banyak gelembung yang terjadi disebabkan intensitas cahaya

B. Pembahasan dari Data Hasil Penelitian


Praktikum kali ini berjudul fotosintesis. Fotosintesis berasal dari kata foton yang
berarti cahaya dan sintesis yang berarti penyusunan. Jadi fotosintesis adalah proses
penyusunan dari zat organik H2O dan CO2 menjadi senyawa organik yang kompleks
yang memerlukan cahaya. Fotosintesis hanya dapat terjadi pada tumbuhan yang
mempunyai klorofil, yaitu pigmen yang berfungsi sebagai penangkap energi cahaya
matahari. (Kimball, 2002)

Di dalam praktikum fotosintesis ini terdapat dua kegiatan yaitu uji Sachs dan uji
Ingenhousz.
1.

Uji Sachs
Pada uji Sachs ini bertujuan melakukan uji apakah tanpa cahaya daun tidak
berfotosintesis. Adapun alat dan bahan yang digunakan diantaranya adalah beker
gelas 500 ml, beker gelas 250 ml, pinset, pemanas, penjepit kertas (klip), alkohol
70 %, air/aquades, Yod KI/lugol, tanaman berdaun lebar, dan kertas timah. Pada
pagi hari sebelum praktikum, sebagian daun tanaman yang sehat ditutup dengan
kertas timah, dan dijepit dengan sebuah klip. Setelah terdedah cahaya matahari
selama satu hari, daun itu kemudian dipetik. Kemudian daun dimasukkan dalam
pada beker gelas yang berisi larutan alcohol 100ml-150 ml yang dipanaskan di alat
pemanas di sekitar air yang mendidih selama beberapa saat (5menit). Daun
11

dimasukkan dalam alcohol agar klorofil larut sehingga daun menjadi pucat. Daun
yang digunakan kelompok untuk percobaan sulit larut klorofilnya. Hal ini
disebabkan ketebalan daun dan larutan yang digunakan hanya alcohol yang
kadarnya kurang keras untuk dapat melarutkan klorofil pada daun yang tebal.
Seharusnya semakin tebal daun maka semakin keras pelarutnya, contoh pelarut
yang keras adalah aseton. Setelah beberapa menit, daun tersebut ditiriskan dan
ditempatkan pada sebuah cawan. Daun tersebut lalu ditetesi dengan larutan Yod-KI
atau lugol sehingga terjadi perubahan warna seperti yang terlihat pada gambar
berikut:

Pada percobaan digunakan larutan lugol yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya
amilum pada daun tersebut. Jika terdapat amilum maka pada bagian daun yang ditetesi
lugol akan berubah warna menjadi biru kehitaman. Pada saat daun ditetesi dengan iodin
bagian yang sebelumnya tertutup oleh kertas timah tetap pucat, sedangkan yang tidak
tertutup warnanya menjadi biru kehitaman. Sehingga dapat dikatakan bahwa pada bagian
daun yang tidak ditutupi kertas timah terdapat amilum, sedangkan pada bagian daun yang
ditutupi kertas timah tidak terdapat amilum. Amilum merupakan salah satu hasil dari
proses fotosintesis, yang berarti pada bagian daun yang terkena cahaya matahari terjadi
proses fotosintesis, sedangkan pada daun yang tidak terkena cahaya matahari tidak terjadi
proses fotosintesis. Hal ini sesuai dengan percobaan yang dilakukan oleh Sachs pada
tahun 1860. Sachs membuktikan bahwa fotosintesis menghasilkan amilum. Dalam
percobaannya tersebut ia menggunakan daun segar yang sebagian dibungkus dengan kertas
timah kemudian daun tersebut direbus, lalu dimasukkan kedalam alkohol dan ditetesi

12

dengan iodium. Ia menyimpulkan bahwa warna biru kehitaman pada daun yang tidak
ditutupi kertas timah menandakan adanya amilum (Malcome, 1990).
Fotosintesis adalah proses sintesis untuk menghasilkan makanan yang dilakukan
oleh tumbuhan hijau dengan bantuan cahaya matahari. Dari percobaan ini juga dibuktikan
bahwa hanya pada daun yang berklorofil dan terkena cahaya yang dapat melakukan
memasak atau fotosintesis. Hal ini sesuai dengan literatur tentang fotosintesis oleh
Dwidjoseputro(1986) : bahwa tumbuhan terutama tumbuhan tingkat tinggi, untuk
memperoleh makanan sebagai kebutuhan pokoknya agar tetap bertahan hidup, tumbuhan
tersebut harus melakukan suatu proses yang dinamakan proses sintesis karbohidrat yang
terjadi di bagian daun satu tumbuhan yang memiliki klorofil, dengan menggunakan cahaya
matahari. Cahaya matahari merupakan sumber energi yang diperlukan tumbuhan untuk
proses tersebut. Tanpa adanya cahaya matahari tumbuhan tidak akan mampu melakukan
proses fotosintesis, hal ini disebabkan klorofil yang berada didalam daun tidak dapat
menggunakan cahaya matahari karena klorofil hanya akan berfungsi bila ada cahaya
matahari. (Dwidjoseputro, 1986)

2.

Uji Ingenhousz

13

Pada uji Ingenhousz ini bertujuan untuk mengetahui hubungan intensitas cahaya
dengan laju fotosintesis. Adapun alat dan bahan yang digunakan diantaranya adalah beker
gelas 1 liter, tabung reaksi, corong gelas, tanaman Hydrilla, air, dan kawat. Pada percobaan
ini digunakan 5 batang tanaman Hydrilla dengan panjang yang sama. Daun-daun Hydrilla
tersebut diikat menjadi satu kemudian bagian atasnya ditutup dengan tabung reaksi.
Setelah rakitan alat telah siap, satu rakitan alat tersebut ditempatkan di tempat yang
terkena sinar matahari sedangkan satu rakitan lagi ditempatkan di tempat yang tidak
terkena sinar atau gelap. Hal ini bertujuan untuk membandingkan laju fotosintesis pada
tanaman yag terkena sinar matahari dan tidak terkena sinar matahari.
Percobaan ini dilakukan dengan memasukkan Hydrilla ke dalam gelas beaker yang
dilengkapi dengan corong penutup dan tabung reaksi, kemudian memasukkan air hingga
memenuhi gelas beaker dan tabung reaksi, hal ini dimaksudkan agar tidak ada gelembung
dari luar yang dapat mempengaruhi jumlah gelembung yang nantinya akan dihitung.
Dalam hal ini praktikan membuat dua perlakuan berbeda yaitu meletakkan gelas beaker
berisi air dan Hydrilla pada dua tempat yang berbeda. Gelas beaker pertama diletakkan di
tempat yang terkena sinar matahari, sedangkan gelas beaker kedua diletakkan di tempat
yang tidak terkena sinar matahari atau gelap. Hal ini bertujuan untuk membandingkan laju
fotosintesis pada kedua tempat tersebut. Perbedaan yang tampak dari keduanya adalah
jumlah gelembung yang dihasilkan.
Adapun variabel pada percobaan ini antara lain:
Variabel bebas

: tempat meletakkan Hydrilla

Variabel kontrol

:volume air pada gelas beaker, jenis Hydrilla, ukuran


Hydrilla

Variabel terikat

: banyaknya gelembung udara

14

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan:
Berdasarkan hasil percobaan sachs dan ingenhousz, dapat ditarik beberapa kesimpulan
sebagai berikut:
1. KEGIATAN 1 (UJI SACHS)
Tanpa cahaya daun tidak melakukan fotosintesis.
Hal ini ditandai dengan bagian daun yang ditutup tidak mengandung zat
karbohidrat.Zat karbohidrat hanya dihasilkan pada bagian daun yang terkena

15

cahaya matahari karena bagian daun yang terkena cahaya matahari dapat
melakukan fotosintesis.
2. KEGIATAN 2 (INGENHOUSZ)
Ternyata intensitas cahaya matahari berpengaruh terhadap laju fotosintesis.
Hal ini ditandai dengan jumlah produksi gelembung yang dihasilkan oleh hidrilla
yang terkena cahaya matahari langsung lebih banyak jika dibandingkan dengan
yang tidak terkena cahaya matahari langsung..Beberapa faktor utama yang
mempengaruhi laju fotosintesis adalah intensitas cahaya, konsentrasi karbon
dioksida, suhu, kadar air. . Dalam proses fotosintesis diperlukan air, cahaya
matahari, dan karbon dioksida. Pada proses fotosintesis menghasilkan oksigen (O2).

Daftar Pustaka
http://biologi.blogsome.com/2011/09/08/uji-sach/
http://ayosinauonline.blogspot.com/2010/05/laporan-praktikum-fotosintesis-sachs.html
http://wahyusae.blogspot.com/2012/12/laporan-praktikum-percobaan-ingenhousz.html

16

17

Anda mungkin juga menyukai