Anda di halaman 1dari 4

INVESTASI

Informasi Intrinsik dan Ekstrinsik


ADLER HAYMANS MANURUNG

Siang | 13 September 2015 02:11 WIB 628 dibaca 0 komentar

Dalam investasi di bursa saham, informasi sangat dibutuhkan agar investasi tidak salah.
Pengawas bursa di seluruh dunia didirikan dalam rangka membuat aturan agar investor
melakukan investasi dengan benar dan tidak dicurangi oleh perusahaan yang membutuhkan dana.

Pengawas bursa seperti SEC di New York dan OJK (dulu Bapepam) untuk Bursa Efek Indonesia
berkewajiban membuat aturan agar investor mendapatkan informasi yang benar dan melakukan
investasi dengan baik. Oleh karena itu, pengawas bursa tersebut membuat aturan keterbukaan
yang wajar (fair disclosure). Aturan ini menyatakan bahwa perusahaan yang tercatat harus
menyebarkan informasi yang dimiliki apabila informasi tersebut memengaruhi harga sahamnya.
Informasi tersebut harus sudah disebarkan kepada publik paling lama 2 x 24 jam (dua hari bursa,
tidak termasuk Sabtu dan Minggu). Informasi yang diberikan perusahaan tersebut harus sudah
terdistribusi secara merata.

Pada sisi lain, sudah sangat dipahami oleh semua pihak bahwa antara investor dan perusahaan
(pengelola) ada perbedaan informasi atau asimetris. Para pengelola perusahaan (lebih sering
disebut agen) lebih memiliki informasi yang lengkap dibandingkan dengan investor karena
pengelola perusahaan setiap saat harus mempunyai informasi dalam mengoperasikan perusahaan,
bahkan mereka sendiri yang membuat informasi tersebut. Akibatnya, para pengelola perusahaan
lebih tahu harga wajar saham dari perusahaan yang dikelolanya, sementara investor hanya
melakukan perhitungan berdasarkan informasi yang dimilikinya.

Sering kali investor secara diam-diam mencari informasi dari agen (pengelola perusahaan) agar
bisa melakukan investasi atau transaksi (trading) atas saham tersebut. Jika investor melakukan
transaksi saham dengan menggunakan informasi orang dalam (insider information), investor
tersebut dikatakan bertransaksi dengan informasi orang dalam (insider trading) dan tindakan ini
melanggar hukum. Para pengawas bursa selalu mencari orang yang melakukan transaksi dengan
menggunakan orang dalam ini, dan jika ditemukan, orang tersebut dianggap melakukan pidana
dalam pasar modal.

Selanjutnya, Agarwal dan OHara (2007) memperkenalkan informasi intrinsik dan ekstrinsik
melalui tulisan berdasarkan penelitian empiris. Ketidaksesuaian informasi antara agen dan
investor disebut juga informasi intrinsik. Informasi intrinsik dipergunakan oleh agen dalam
mengelola perusahaan untuk struktur modal perusahaan. Struktur modal yang dimaksud ialah
besaran dari pinjaman yang harus membayar bunga dan ekuitas perusahaan.

Sinyal positif dan negatif


Pengelola perusahaan tidak mau menginformasikan struktur modal ini karena keterbukaan
struktur modal akan berdampak negatif pada perusahaan. Pesaing yang mengetahui struktur
modal bisa melakukan serangan dan berakibat pada citra perusahaan. Namun, perusahaan akan
menginformasikan jumlah pinjaman dalam rangka memberikan keterbukaan sebagai kewajiban
sesuai peraturan. Struktur modal ini akan memengaruhi harga saham perusahaan di bursa, jika
perusahaan mengumumkan pinjaman baru atau pelunasan pinjaman, pasar akan melakukan
penyesuaian terhadap harga saham di pasar.

Kemudian, informasi yang didistribusikan perusahaan kepada publik dipergunakan untuk


bertransaksi. Biasanya informasi yang didistribusikan kepada publik merupakan sinyal kepada
publik tentang perusahaan, walaupun demikian masih terjadi asimetris informasi antara investor
dan pengelola perusahaan. Sinyal yang diberikan perusahaan bisa berdampak positif atau negatif
pada harga saham.

Informasi yang didistribusikan perusahaan kepada publik ditangkap oleh investor dengan dua
jenis. Pertama, investor yang mempelajari informasi dan menghubungkan atau menghitung
kembali kepada harga saham sehingga menimbulkan keputusan menjual atau membeli atau
menahan saham. Kedua, informasi diterima dan tidak melakukan tindakan atas saham. Artinya,
terjadi keragaman pada investor karena asimetris informasi tersebut dan dikenal dengan
informasi ekstrinsik.

Investor yang melakukan pengolahan atas informasi publik dari perusahaan umumnya tindakan
investor yang pintar. Investor ini akan melakukan tindakan atas informasi tersebut dalam rangka
kepentingan saham atau juga melakukan investasi baru. Informasi yang memberi sinyal negatif
akan membuat harga saham turun, dan investor langsung menjual sahamnya dan kemudian
membeli kembali pada harga yang lebih murah. Jika investor berpandangan jangka panjang dan
ditambah informasi lain, maka investor mempunyai pikiran untuk berinvestasi dan membeli
saham tersebut. Sebaliknya, investor yang berpandangan bahwa perusahaan agak sulit bangkit,
dan tidak akan memberikan keuntungan yang besar di masa mendatang, maka dia akan menjual
dan tidak membeli saham tersebut.

Pada sisi lain, investor pintar akan secepatnya mencari informasi dengan menghubungi analis
perusahaan sekuritas untuk mendapatkan hasil analisis atas informasi yang dipublikasikan
perusahaan. Sudah sangat dipahami bahwa setiap analis langsung memperbaiki analisisnya
apabila mendapatkan informasi tersebut. Perbaikan analisis adalah harga estimasi terbaru dari
harga saham tersebut. Jika sinyal negatif, harga saham akan turun, walaupun secara cepat pasar
sudah bereaksi atas informasi tersebut, bahkan reaksinya bisa besar dan harga drop tajam.
Namun, harga tersebut mengalami penyesuaian setelah ada hasil analisis yang lebih lengkap.
Sebaliknya, sinyal positif akan membuat harga saham mengalami kenaikan dan tidak mungkin
naik tajam.

Investor yang tidak melakukan tindakan apa-apa dengan informasi tersebut karena tidak
memahami sinyal atas informasi tersebut. Akibatnya, investor diam saja dan ketika harga saham
drop baru tahu telah terjadi sesuatu atau ada informasi publik yang beredar mengakibatkan harga
saham berfluktuasi dan kemudian berpikir melakukan tindakan. Investor mengalami kerugian
dan kembali membeli setelah harga mengalami kenaikan. Artinya, investor yang pintar
mengambil uang dari investor yang tidak pintar di bursa. Timbul pertanyaan, di manakah
investor saat ini? Apakah tindakan pengawas bursa atas situasi ini agar terjadi keseimbangan di
investor?

3. Investor (Calon Penanam Modal)


Suatu perusahaan yang akan berdiri atau ingin menambah modalnya memerlukan para investor yang
nantinya akan membeli saham perusahaan. Sebelum menanamkan modalnya di perusahaan tersebut
para investor atau pihak yang ingin menanamkan/menginvestasikan modalnya memerlukan informasi
mengenai kondisi keuangan perusahaan tersebut. Informasi keuangan yang dibutuhkan dapat dilihat
dari laporan keuangan yang dikeluarkan oleh perusahaan yang bersangkutan.
Investor memerlukan informasi tersebut untuk menilai kondisi keuangan perusahaan dan mengetahui
atau memperkirakan prospek perusahaan itu di masa yang akan datang. Apabila kondisi keuangan
perusahaan cukup baik, investor akan tertarik untuk menginvestasikan uangnya di perusahaan tersebut.
Sebaliknya, jika kondisi keuangannya tidak baik investor tidak akan menginvestasikan uangnya di
perusahaan itu, karena jika kondisi keuangannya buruk maka kemungkinan besar investor tidak akan
memperoleh keuntungan dari investasinya, bahkan mungkin justru akan rugi. Tetapi bila kondisi
keuangan perusahaan baik, hal ini menunjukkan bahwa perusahaan mempunyai prospek yang baik pula
di masa yang akan datang sehingga investor
akan memperoleh keuntungan dari investasinya.
Untuk mengetahui kondisi sebenarnya dari suatu perusahaan tidak cukup hanya melihat dari laporan
keuangan pada tahun tertentu saja tetapi harus dilihat pula laporan keuangan pada tahun-tahun yang
lalu sehingga dapat dilihat perkembangannya.
Informasi Akuntansi Keuangan
Informasi akuntansi keuangan adalah informasi bertujuan umum (general purposes) yang disajikan
sesuai dengan Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU). Informasi ini digunakan untuk pihak internal
dan eksternal. Informasi Akuntansi Keuangan disajikan dengan asumsi bahwa informasi yang dibutuhkan
investor, kreditor, calon investor dan kreditor, manajemen, pemerintah, dan sebagainya dapat mewakili
kebutuhan informasi pihak lain selain investor dan kreditor. Dengan demikian dibutuhkan satu informasi
seragam untuk semua pihak yang berkepentingan dengan bisnis perusahaan. Pada umumnya, Informasi
Akuntansi Keuangan disusun dan dilaporkan secara periodik sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan
manajemen terhadap informasi yang tepat waktu. Selain itu, Informasi Akuntansi Keuangan disajikan
dengan format yang terlalu kaku sehingga kurang mampu memenuhi informasi yang dibutuhkan
manajemen. Menurut Statement of Financial Accounting (SFAC) No. 2 karakteristik kualitatif dari
informasi keuangan adalah sebagai berikut :
1. Relevan maksudnya adalah kapasitas informasi yang dapat mendorong suatu keputusan apabila
dimanfaatkan oleh pemakai untuk kepentingan memprediksi hasil di masa depan yang berdasarkan
kejadian waktu lalu dan sekarang. Ada tiga karakteristik utama, yaitu:
Ketepatan waktu (timeliness), yaitu informasi yang siap digunakan para pemakai sebelum kehilangan
makna dan kapasitas dalam pengambilan keputusan.
Nilai prediktif (predictive value), yaitu informasi dapat membantu pemakai dalam membuat prediksi
tentang hasil akhir dari kejadian yang lalu, sekarang dan masa depan.
Umpan balik (feedback value), yaitu kualitas informasi yang memngkinkan pemakai dapat
mengkonfirmasikan ekspektasinya yang telah terjadi di masa lalu.
2. Reliable, maksudnya adalah kualitas informasi yang dijamin bebas dari kesalahan dan penyimpangan
atau bias serta telah dinilai dan disajikan secara layak sesuai dengan tujuannya. Reliable mempunyai tiga
karakteristik utama, yaitu:
Dapat diperiksa (veriviability), yaitu konsensus dalam pilihan pengukuran akuntansi yang dapat dinilai
melalui kemampuannya untuk meyakinkan bahwa apakah informasi yang disajikan berdasarkan metode
tertentu memberikan hasil yang sama apabila diverivikasi dengan metode yang sama oleh pihak
independen.
Kejujuran penyajian (representation faithfulness), yaitu adanya kecocokan antara angka dan diskripsi
akunatnsi serta sumber-sumbernya.
Netralitas (neutrality), informasi keuangan yang netral diperuntukkan bagi kebutuhan umum para
pemakai dan terlepas dari anggapan mengenai kebutuhan tertentu dan keinginan tertrentu para
pemakai khusus informasi.

3. Daya Banding (comparability), informasi keuangan yang dapat dibandingkan menyajikan kesamaan
dan perbedaan yang timbul dari kesamaan dasar dan perbedaan dasar dalam perusahaan dan
transaksinya dan tidak semata-mata dari perbedaan perlakuan akuntansinya.
4. Konsistensi (consistency), yaitu keseragaman dalam penetapan kebijaksanaan dan prosedur akuntansi
yang tidak berubah dari periode ke periode.

Anda mungkin juga menyukai