Anda di halaman 1dari 6

genetika

Jumat, 28 Desember 2012

LAPORANPRAKTIKUMGENETIKAPERSILANGAN
DIHIBRIT
LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA
PERSILANGAN DIHIBRIT
KIKY WIDYA LOKA
RRA1C410044

ABSTRAK
Suatu genotipe dihibrida adalah heterozigot pada dua lokus. Dihibrida membentuk
empat gamet yang secara genetik berbeda dengan frekuensi yang kira-kira sama karena
orientasi acak dari pasangan kromosom nonhomolog pada piringan metafase meiosis
pertama. Uji silang (test cross) adalah perkawinan genotipe yang tidak diketahui benar
dengan genotipe yang homozigot resesif pada semua lokus yang sedang dibicarakan.
Fenotipe-fenotipe tipe keturunan yang dihasilkan oleh suatu uji silang mengungkapkan
jumlah macam gamet yang dibentuk oleh genotipe parental yang diuji..Hal ini bertujuan
untuk mendapatkan gambaran mengenai persilangan dihibrida dsn menguji hasilnya dengan
menggunakan pengujian chi- square test yang di laksanakan pada hari sabtu 24 november ,
dengan menggunakan kertas karton yang berwarna merah hijau, merah kuning, putih hijau,
dan putih kuning. Dihibrid dominan dan intermediet hasil yang didapatkan bahwa rata-rata
dari data kelas dan data pribadi sesuai dengan hukum mendel yang ditandai dengan apabila
nilai hitung lebih kecil daripada nilai tabel pada df maka sesuai dengan hukum mendel dan
sebaliknya,pada persilangan data kelas monohibrid intermediet tidak sesuai dengan hukum
mendel,ketidaksesuaian ini dapat disebabkan karena dalam pengocokan sebelum mengambil
kancing tidak merata.
Kata kunci : persilangan, dua sifat bedadihibrid, mendel 2

PENDAHULUAN
Bila semua gamet individu diketahui, maka genotipe individu itu juga akan diketahui.
Suatu uji silang monohibrida menghasilkan ratio fenotipe 1:1, menunjukkan bahwa ada satu
pasang faktor yang memisah. Suatu uji silang dihibrida menghasilkan ratio 1:1:1:1,
menunjukkan bahwa ada dua pasang faktor yang berpisah dan berpilih secara bebas
(johnson , 1983: 98).
Hukum pewarisan ini mengikuti pola yang teratur dan terulang dari generasi ke
generasi. Dengan mempelajari cara pewarisan gen tunggal akan dimengerti mekanisme
pewarisan suatu sifat dan bagaimana suatu sifat tetap ada dalam populasi. Demikian juga
akan dimengerti bagaimana pewarisan dua sifat atau lebih Banyak sifat pada tanaman,
binatang dan mikrobia yang diatur oleh satu gen. Gen-sgen. Gen-gen dalam individu diploid
berupa pasangan-pasangan alel dan masing-masing orang tua mewariskan satu alel dari satu
pasangan gen tadi kepada keturunannya. Pewarisan sifat yang dapat dikenal dari orang tua
kepada keturunannya secara genetik disebut hereditas (Crowder, 1990).
Mendel melakukan persilangan ini dan memanen 315 ercis bulat-kuning, 101 ercis
keriput-kuning, 108 bulat-hijau dan 32 ercis keriput-hijau. Hanyalah 32 ercis keriput-hijau
yang merupakan genotipe tunggal. Hasil-hasil ini membuat Mendel mendirikan hipotesisnya
yang terakhir (hukum Mendel kedua). Distribusi satu pasang faktor tidak bergantung pada
distribusi pasangan yang lain. Hal ini dikenal sebagai hukum pemilihan bebas . Ciri khas
karya Mendel yang cermat ialah bahwa ia lalu menanam semua ercis ini dan membuktikan
adanya genotipe terpisah di antara setiap ercis dengan kombinasi baru ciri-cirinya (Kimball,
1983).
Hukum Mendel II disebut juga hukum asortasi. Mendel menggunakan kacang ercis
untuk dihibrid, yang pada bijinya terdapat dua sifat beda, yaitu soal bentuk dan warna biji.
Persilangan dihibrid yaitu persilangan dengan dua sifat beda sangat berhubungan dengan
hukum Mendel II yang berbunyi independent assortment of genes. Atau pengelompokan
gen secara bebas. Hukum ini berlaku ketika pembentukan gamet, dimana gen sealel secara
bebas pergi ke masing-masing kutub ketika meiosis. B untuk biji bulat, b untuk biji kisut, K
untuk warna kuning dan k untuk warna hijau. Jika tanaman ercis biji bulat kuning
homozygote (BBKK) disilangkan dengan biji kisut hijau (bbkk), maka semua tanaman F1
berbiji bulat kuning. Apabila tanaman F1 ini dibiarkan menyerbuk kembali, maka tanaman ini
akan membentuk empat macam gamet baik jantan ataupun betina masing-masing dengan
kombinasi BK, Bk,Bk, bk. Akibatnya turunan F2 dihasilkan 16 kombinasi.yang terdiri dari
empat macam fenotip, yaitu 9/16 bulat kuning, 3/16 bulat hijau, 3/16 kisut kuning dan 1/16
kisut hijau. Dua diantara fenotip itu serupa dengan induknya semula dan dua lainnya
merupakan fariasi baru (Gooddenough,1984).
Hukum Mendel II yaitu pengelompokan gen secara bebas berlaku ketika pembuatan
gamet. Dimana gen sealel secara bebas pergi ke masing masing kutub meiosis. Pembuktian
hukum ini dipakai pada dihibrid atau polihibrid, yaitu persilangan dari dua individu yang
memiliki dua atau lebih karakter yang berdeba. Hukum ini juga disebut hukum
Asortasi.Hibrid adalah turunan dari suatu persilangan antara dua individu yang secara genetik
berbeda Persilangan dihibrid yaitu persilangan dengan dua sifat beda sangat berhubungan
dengan hukum Mendel II yang berbunyi Independent assortment of genes. Atau
pengelompokan gen secara bebasArti hibrid semacam itu juga dikemukakan oleh
GardnerRatio. Fenotipe klasik yang dihasilkan dari perkawinan dihibrida adalah 9:3:3:1, ratio
ini diperoleh oleh alel-alel pada kedua lokus memperlihatkan hubungan dominan dan resesif.
Ratio ini dapat dimodifikasi jika atau kedua lokus mempunyai alel-alel dominan dan alel
lethal (Crowder,1990: 43).
Persilangan dihibrid adalah persilangan antara individu untuk 2 gen yang berbeda.
Eksperimen Mendel dengan bentuk biji dan warna ercis adalah sebuah contoh dari
persilangan dihibrid. Metode Punnett kuadrat menentukan rasio fenotipe dan genotipenya.
Metode ini pada dasarnya sama dengan persilangan monohibrid. Perbedaan utamanya ialah
masing-masing gamet sekarang memiliki 1 alel dengan 1 atau 2 gen yang berbeda (Johnson,
1983:80 ). Sedangkan menurut Corebima (1997) hibrid adalah turunan dari suatu persilangan
antara dua individu yang secara genetik berbeda. Arti hibrid semacam itu juga dikemukakan
oleh Gardner. Hibrid dapat dibedakan menjadi monohibrid, dihibrid, trihibrid dan bahkan
polihibrid tergantung pada jumlah sifat yang diperhatikan pada persilangan itu.
Dua sifat beda yang dipelajari Mendel yaitu bentuk dan warna kapri. Pada penelitian
terdahulu diketahui bahwa biji bulat (W) dominan terhadap biji berkerut (w), dan
menghasilkan nisbah 3:1. Pada keturunan F2, Mendel juga mendapatkan bahwa warna biji
kuning (G) dominan terhadap biji hijau (g), dan segregasi dengan nisbah 3:1. Persilangan
kapri dihibrida berbiji kuning bulat dan berbiji hijau berkerut menghasilkan nisbah fenotipe
9:3:3:1. Nisbah genotipenya dapat diperoleh dengan menjumlahkan genotipe-genotipe yang
sama di antara 16 genotipe yang terlihat dalam segitiga Punnett (Crowder, 1999).
Menurut Goodenough (1984) mendel memperoleh hasil yang tetap sama dan tidak
berubah-ubah pada pengulangan dengan cara penyilangan dengan kombinasi sifat yang
berbeda. Prinsip segregasi berlaku untuk kromosom homolog. Pasangan-pasangan kromosom
homolog yang berbeda mengatur sendiri pada khatulistiwa metafase I dengan cara bebas dan
tetap bebas selama meiosis. Sebagai akibatnya, gen-gen yang terletak pada kromosom
nonhomolog, dengan kata lain, gen-gen yang tidak terpaut mengalami pemilihan bebas secara
meiosis Pengamatan ini menghasilkan formulasi hukum genetika Mendel kedua, yaitu hukum
pilihan acak, yang menyatakan bahwa gen-gen yang menentukan sifat-sifat yang berbeda
dipindahkan secara bebas satu dengan yang lain, dan sebab itu akan timbul lagi secara pilihan
acak pada keturunannya. Individu-individu demikian disebut dihibrida atau hibrida dengan 2
sifat beda .

ALAT DAN BAHAN


Adapun alat dan bahan yang di gunakan pada praktikum ini yaitu. Kertas katrton yang
dibentuk seperti kancing genetika dangan warna `merah hijau, merah kuning, putih
hijau, putih kuning dan kantong baju praktikum serta alat tulis.

PROSEDUR KERJA
Langkah awal yang kami lakukan yaitu memasukkan kancing genetika kedalam
kantong dengan warna yang telah ditentukan, lalu Diambil kancing dari kantong kiri dengan
tangan kiri, dan pada waktu yang sama diambil kancing dari kantong kanan dengan tangan
kanan. Dilakukan tanpa melihat isi kantong dan kancing yang akan diambil, hingga kancing
dalam kantong diambil semuanya. Dua kombinasi yang bertemu di kedua tangan sat diambil
merupakan zigot perkawinan individu dihibrid. Dicatat hasil yang diperoleh, dan seterusnya,
kombinasi kancing yang telah diambil tersebut dikembalikan ke kantong asal, dan di kocok
lagi kantong tersebut agar kombinasi kancing tercampur kembali..Dicatat hasil yang
diperoleh dalam 5 kali pengulangan.

HASIL DAN PEMBAHSAN


A .Tabel hasil pengamatan perseorangan

Pengam bilan R-G R_gg RrG_ Rgg Jumlah


ke merah hijau merah kuning Putih hijau Putih kuning
1 IIIIIIIIII III 111 - 16
2 IIIIIIIII II 1III I 16
3 IIIIIIII 11I 1II II 16
4 IIIIIIII 111 11II I 16
5 IIIIIII 111 1II II 16
jumlah 43 14 17 80

B. tabel hasil kelompok

Nama R_G R_gg rrG_ rrgg Jumlah


mahsiswa Merah hijau Merah kuning putih hijau putih kuning

1. daryanto 47 14 11 7 80
2 . kiki 44 16 17 3 80
3. evi .r 44 17 18 1 80
4. fitria 43 14 17 6 80
5. puja 44 12 17 7 80
6. evi .s 36 21 15 8 80
Jumlah 259 94 95 32 480

C. tabel hasil kelas

Kelompo R_G R_gg rrG_ rrgg Jumlah


k Merah hijau Merah kuning Putih hijau putih kuning

1 313 109 102 36 560


2 310 712 105 33 560
3 308 114 97 41 560
4 259 94 95 32 480
5 217 71 87 25 400
6 269 92 88 31 480
Jumlah 1676 592 574 198 3040

PEMBAHASAN
Sebelum melakukan percobaan, harus diketahui cara pewarisan sifat. Dua pasang
yang diawasi oleh pasangan gen yang terletak pada kromosom yang berlainan. Sebagai
contoh Mendel melakukan percobaan dengan menanam kacang ercis yang memiliki dua sifat
beda. Mula-mula tanaman galur murni yang memiliki biji bulat berwarna kuning disilangkan
dengan tanaman galur murni yang memiliki biji keriput berwarna hijau, maka F1 seluruhnya
berupa tanaman yang berbiji bulat berwarna kuning. Biji-biji dari tanaman F1 ini kemudian
ditanam lagi dan tanaman yang tumbuh dibiarkan mengadakan penyerbukan sesamanya
untuk memperoleh keturunan F2 dengan 16 kombinasi yang memperlihatkan perbandingan
9/16 tanaman berbiji bulat warna kuning : 3/16 berbiji bulat warna hijau : 3/16 berbiji keriput
berwarna kuning : 1/16 berbiji keriput berwarna hijau atau dikatakan perbandingannya adalah
( 3 : 3 : 1 ).
Dihibrida membentuk empat gamet yang secara genetik berbeda dengan frekuensi
yang kira-kira sama karena orientasi secara acak dari pasangan kromosom nonhomolog pada
piringan metafase meiosis pertama. Bila dua dihibrida disilangkan, akan dihasilkan 4 macam
gamet dalam frekuensi yang sama baik pada jantan maupun betina. Suatu papan-periksa
genetik 4 x 4 dapat digunakan untuk memperlihatkan ke-16 gamet yang dimungkinkan. Rasio
fenotipe klasik yang dihasilkan dari perkawinan genotipe dihibrida adalah 9:3:3:1. Rasio ini
diperoleh bila alel-alel pada kedua lokus memperlihatkan hubungan dominan dan resesif .
Fenotipe-fenotipe tipe keturunan yang dihasilkan oleh suatu uji silang mengungkapkan
jumlah macam gamet yang dibentuk oleh genotipe parental yang diuji. Bila semua gamet
individu diketahui, maka genotipe individu itu juga akan diketahui. Suatu uji silang
monohibrida menghasilkan ratio fenotipe 1:1, menunjukkan bahwa ada satu pasang faktor
yang memisah. Suatu uji silang dihibrida menghasilkan ratio 1:1:1:1, menunjukkan bahwa
ada dua pasang faktor yang berpisah dan berpilih secara bebas .Suatu genotipe dihibrida
adalah heterozigot pada dua lokus. Dihibrida membentuk empatssgamet yang secara genetik
berbeda dengan frekuensi yang kira-kira sama karena orientasi acak dari pasangan kromosom
nonhomolog pada piringan metafase meiosis pertama. Uji silang (test cross) adalah
perkawinan genotipe yang tidak diketahui benar dengan genotipe yang homozigot resesif
pada semua lokus yang sedang dibicarakan.
Apabila dua pasang gen yang tidak bertaut terdapat dalam hibrida, nisbah fenotipe pada F2
adalah 9:3:3:1. uji silang tanaman dihibrida menghasilkan nisbah 1:1:1:1;. Makin banyak
jumlah gen (pasangan alele) makin banyak jumlah kelas fenotipe dan genotipe pada F2.
Metode garis cabang dalam analisa genetik menyederhanakan penentuan kelas-kelas fenotipe
dan genotipe.Dan dapat dilihat bahwa kemungkinan peluang antar gen-gen tersebut adalah 9:
3: 3: 1. dan kemungkinan yang terjadi jika dalam percobaan tidak menunjukkan hasil seperti
tersebut, berarti mempunyai sifat epistasif. Faktor (alel) yang mengatur karakter yang
berbeda (dua atau lebih sifat yang dikenal) memisah secara bebas ketika terbentuk gamet.
Menurut Suryo (1990), dalam percobaan biologis tidak mungkin didapat data yang
segera dapat dipertanggung jawabkan seperti halnya matematika. Sehubungan dengan itu,
adanya penyimpangan atau deviasi antara hasil yang didapat dengan hasil yang diharapkan
secara teorotis harus dievaluasi. Evaluasi tersebut dilakukan dengan cara chi-square test. Dari
pengamatan ini menunjuk kan bahwa, untuk X hitung : Mh =0,65, Mk= 0,81, Ph=0,02, Pk-
0,29 , jika di bandingkan dengan x tabel = 7,81, maka hipotesis di terima.

KESIMPULAN
Dari praktikum mengenai persilangan dihibrid diperoleh kesimpulan
sepertiPersilangan dihibrid atau dihibridisasi adalah suatu persilangan (pembastaran) dengan
dua sifat beda.Percobaan yang telah dilakukan adalah merpakan Hukum Pemilihan Bebas
:Dimana segregasi suatu pasangan gen tidak bergantung kepada segregasi pasangan gen
lainnya, sehingga di dalam gamet-gamet yang terbentuk akan terjadi pemilihan kombinasi
gen-gen secara bebas serta Persilangan dihibrid, selalu menghasilkan fenotip normal 9: 3: 3:
1.

DAFTAR PUSTAKA
crowder, L.V., 1999. Genetika Tumbuhan. Diterjemahkan oleh L. Kusdiarti.
Gadjah Mada Uiversity Press, Yogyakarta.
Goodenough, U., 1984. Genetika. Diterjemahkan oleh Sumartono Adisoemarto.
Erlangga, Jakarta
Suryo. 1990. Genetika. Yogyakarta: UGM Press.
Johnson, L.G., 1983. Biology. Wm. C. Brown Company Publishers, Iowa.
Kimball, J.W., 1983. Biologi. Jilid I Edisi Kelima. Diterjemahkan oleh
S.S. Tjitrosomo dan N. Sugiri. Erlangga, Jakarta.

Diposkan oleh kiky widya loka di 04.29


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
1komentar:
1.

adi setiawan4 April 2015 02.07

Tankyouu kiki
Balas

Posting LamaBeranda

Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Arsip Blog

2012 (4)
o Desember (4)
LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA PERSILANGAN DIHIBRIT
LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA SIKLUS HIDUP Drosophila...
LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA PERANAN GEN YANG DIPENG...
LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA PEMBUATAN MEDIA DAN TA...

Mengenai Saya

kiky widya loka


ak hanya seorang hamba allah yg sedang menuntut ilmu dan insya'allah akan ku bagi ilmu yg
ak punya kpd siapapun yg mau menerimanya :)
Lihat profil lengkapku

Tema Kelembutan. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai