Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

EKOLOGI TUMBUHAN
(ABKC 2603)

“INTERAKSI POPULASI DALAM TUMBUHAN”

Disusun oleh:
Kelompok VII
Anita Handayani (1810119220017)
Erna Rahmawati (1810119120005)
Rahmah Fitriani (1810119220010)
Rania Rahima (1810119220024)
Siti Azkia Rahma (1810119220013)
Zainab (1810119120020)

Dosen Pengasuh:
Dr. Dharmono, M. Si.
Drs. H. Hardiansyah, M.Si.
Mahrudin, S. Pd., M. Pd.
Maulana Khalid Riefani, S. Si., M. Si., M. Pd.
Nurul Hidayati Utami, S. Pd., M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSANPENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
FEBRUARI 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat
taufik, rahmat dan hidayah-Nya jualah sehingga kami bisa menyelesaikan makalah
yang berjudul “Interaksi Populasi Dalam Komunitas” tepat pada waktunya. Shalawat
serta salam kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad saw yang telah
memberikan bimbingan dan tuntutan sehingga kita selalu berada dijalan-Nya yang
benar.
Dalam pembuatan makalah ini, penyusun mendapatkan dukungan dari
berbagai pihak. Sehingga, tidak lupa pula penyusun mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang terlibat dalam pembuatan makalah ini.
Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tidak terlepas dari
kesalahan dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang sifatnya membangun dari semua pihak demi sempurnanya makalah
ini. Penyusun berharap semoga makalah ini dapat digunakan sebagaimana mestinya
dan bisa memberikan manfaat bagi kita semua.

Banjarmasin, Februari 2021

Kelompok VII

i
Daftar Isi
KATA PENGANTAR..................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
1.1 Latar Belakang..............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan..........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................3
2.1 Pengertian Interaksi Populasi......................................................................3
2.2 Amensalisme..................................................................................................7
2.3 Protokoperasi................................................................................................8
2.4 Herbivori......................................................................................................10
BAB III PENUTUP...................................................................................................13
3.1 Kesimpulan..................................................................................................13
3.2 Saran............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme
denganlingkungannya. Berasal dari kata oikos (habitat) dan logos (ilmu).
Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari interaksi antara antar
makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya.
Istilah ekologi pertama kali dikemukakan oleh Ernest Haeckel. Dalam
ekologi dan makhluk hidup dipelajari sebagai kesatuan atau sistem dengan
lingkungannya. Lingkungan bagi hewan adalah semua factor biotic dan
abiotik yang ada disekitarnya dan dapat mempengaruhinya. Dalam konsep
rantai makanan, hewan ditempatkan sebagai konsumen dan tumbuhan
sebagai produsen. Hewan disebut sebagai makhluk hidup yang heterotrof.
Setiap organisme di muka bumi menempati habitatnya masing-masing.
Dalam satu habitat terdapat lebih dari satu jenis hewan dan semuanya
berada dalam suatu komunitas. Komunitas menyatu dengan lingkungan
abiotik dan membentuk suatu ekosistem.
Apabila ditinjau dari segi proses alam, sesungguhnya ekologi telah
dikenal oleh manusia sejak lama sesuai dengan sejarah peradaban manusia.
Manusia, seperti halnya makhluk-makhluk hidup lainnya selalu berinteraksi
dengan lingkungannya. Interaksi antara manusia dengan lingkungannya,
demikian juga interaksi antara setiap organisme dengan lingkungannya
merupakan proses yang tidak sederhana melainkan suatu proses yang
kompleks, karena di dalam lingkungan hidup terdapat banyak komponen
yang disebut komponen lingkungan hidup. Berdasarkan konsep dasar
pengetahuan ekologi, komponen lingkungan yang dimaksud tersebut juga
disebut komponen ekologi karena setiap komponen lingkungan tidak berdiri
sendiri, melainkan selalu berhubungan dan saling mempengaruhi baik
secara langsung maupun tidak langsung.

1
Kehidupan sebagai dinamika yang mengandung pergeseran dan
perubahan secara terus-menerus. Oleh karena itu setiap manusia harus mampu
menyesuaikan dirinya dengan alam dan lingkungannya, serta sesama makhluk
hidup yang merupakan bagian dari alam. Dalamhal ini alam bagi manusia
adalah segala-galanya, bukan hanya sebagai tempat lahir, hidup, berkembang,
maupun mati. Akan tetapi juga mempunyai makna filosofis tersendiri. Alam
adalah guru bagi makhluk yang hidup di dalamnya. Dia dapat mempelajari apa
saja yang adadi sekelilingnya. Oleh karena itu lingkungan merupakan
laboratorium alam yang sangat baik dan lengkap, namun belum banyak yang
menyadari dan memanfaatkannya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud interaksi populasi?
2. Apa yang dimaksud dengan amensalisme?
3. Apa yang dimaksud dengan protokoperasi?
4. Apa yang dimaksud dengan herbivori?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mendeskripsikan interaksi populasi.
2. Mendeskripsikan yang dimaksud dengan amensalisme.
3. Mendeskripsikan yang dimaksud dengan protokoperasi.
4. Mendeskripsikan yang dimaksud dengan herbivori.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Interaksi Populasi
Menurut Krebs (1985) dalam ekologi dipelajari berbagai interaksi yang
menentukan distribusi dan kelimpahan makhluk hidup. Interaksi tersebut sangat
menentukakn jumlah dan distribusi atau keberadaan makhluk hidup di dalam
sisitem ekologinya.
Interaksi adalah hubungan antara organisme yang satu dengan lainnya.
Komponen biotik dengan abiotik yang saling berinteraksi membentuk
ekosistem. Interaksi antarkomponen yang terjadi di dalam ekosistem
menentukan pertumbuhan populasi setiap organisme dan berpengaruh terhadap
perubahan serta perkembangan struktur komunitas biotik. Interaksi
antarkomponen ekosistem dapat berupa interaksi antarorganisme, antarpopulasi,
dan antarkomunitas.
Bila  suatu populasi hidup bersama dengan populasi yang lain, maka
boleh jadi keduanya saling mempengaruhi atau bisa jadi tidak sama sekali.
Interaksi biasa terjadi diantara sesama individu dalam suatu populasi, yang
dikenal dengan istilah interaksi intraspesifik. Biasanya interaksi ini terjadi
dalam memperebutkan sumber daya sejenis yang keberadaannya terbatas.
Kompetisi ini sangat ketat dikarenakan kebutuhan sumber daya yang di
perebutkan diantara individu tersebut sama, dan tidak dapat di gantikan dengan
yang lainnya. Interaksi yang terjadi antara dua populasi yang berbeda disebut
sebagai interaksi interspesifik. Secara teoritik dapat dikatakan bahwa populasi
dua spesies dapat berinteraksi yang pengaruhnya dapat menguntungkan (+),
merugikan (-) atau populasi tersebut tidak berpengaruh (0). Antara populasi
yang satu dengan populasi lain selalu terjadi interaksi secara langsung atau
tidak langsung dalam komunitasnya. Contoh interaksi antarpopulasi adalah
sebagai berikut. Amensalisme/Alelopati merupakan interaksi antarpopulasi, bila
populasi yang satu menghasilkan zat yang dapat menghalangi tumbuhnya

3
populasi lain. Contohnya, di sekitar pohon walnut (juglans) jarang ditumbuhi
tumbuhan lain karena tumbuhan ini menghasilkan zat yang bersifat toksik. Pada
mikroorganisme istilah alelopati dikenal sebagai anabiosa. Contoh, jamur
Penicillium sp. dapat menghasilkan antibiotika yang dapat menghambat
pertumbuhan bakteri tertentu.
Interaksi antar populasi banyak di temukan di alam misalnya interaksi
populasi burung jalak dan populasi kerau di padang rumput, interaksi populasi
cacing tanah dan populasi kerbau di padang rumput. Bila suatu populasi hidup
bersama dengan populasi yang lain! maka boleh jadi keduanya saling
mempengaruhi atau bisa jadi keduanya saling mempengaruhi atau bisa jadi
tidak sama sekali.

Burkholder (dalam Barbour et al., 1986) menyusun berbagai


kemungkinan asosiasi, dimana interaksi diberikan oleh pengaruhnya pada dua
populasi atau organisme A dan B, bila mereka berhubungan (interaksi “on”)
dan mereka berpisah (interaksi “off”). Tabel 1.1 memperlihatkan kemungkinan
tipe tersebut. Dalam tabel 1.1 herbivora, parasitisme, dan predasi adalah
identik, perbedaannya tidak kentara, dan perbedaan penting untuk interaksi
lainnya adalah cukup nyata. Secara matematika, terdapat 81 kemungkinan
interaksi dengan simbol-simbol tersebut, tetapi Burkholder berkesimpulan
bahwa hanya sepuluh saja secara logis mungkin terjadi seperti terdapat dalam
tabel 1.1.

4
Diantara sepuluh tersebut, tiga cukup jarang terjadi atau paling tidak tak
teramati dan mereka tak bernama, misalnya netralisme sebagai perbandingan
dan kelengkapan saja, tetapi sesungguhnya terlalu jarang terjadi di alam.
Beberapa interaksi yang disimbolkan dalam Tabel 1.1 adalah bersifat negatif
(salah satu atau patner lainnya menjadi terhambat, seperti misalnya pada
kompetisi atau amensalisme), dan bentuk lain adalah bersifat positif.
Tabel 1.1 Kemungkinan tipe interaksi yang dikemukakan Burkholder

No On Off
Nama Interaksi
. A B A B

1. Netralisme 0 0 0 0

2. Kompetisi - - 0 0

3. Mutualisme + + - -

4. Tanpa Nama + + 0 -

5. Protokoperasi + + 0 0

6. Komensalisme + 0 - 0

7. Tanpa Nama + 0 0 0

8. Amensalisme 0/+ - 0 0

9. Parasitisme, Predasi, Herbivori + - - 0

Keterangan :
1 = netral/tidak berpengaruh
+ = berpengaruh positif/menguntungkan
- = berpengaruh negatif/merugikan
Kejadian interaksi hanya dapat disimpulkan dan ditunjukkan dengan
percobaan yang rinci. Sedang kalau hanya dengan sampling lapangan, hanya
dapat memberi tanda-tanda atau bukti awal adanya interaksi. Sampling di
lapangan berdasarkan pada premis bahwa interaksi positif akan menghasilkan

5
hubungan ruang (spatial) positif antara pasangan, kalau satu pasangan
didapatkan dalam sampling, maka kemungkinan besar akan ditemukan
pasangan lainnya tumbuh dekat.
Kompetisi merupakan interaksi antarpopulasi, bila antarpopulasi terdapat
kepentingan yang sama sehingga terjadi persaingan untuk mendapatkan apa
yang diperlukan. Contoh kompetisi antara tanaman jagung dengan rumput
dalam memenuhi unsur hara dalam tanah. Selain itu, kompetisi pada sebidang
tanah yang ditanami berbagai jenis tumbuhan, ia mengalami kompetisi untuk
mendapatkan air (Indriyanto.2006).

Gambar 1 Tumbuhan jagung dengan rumput


Sumber : Mumun, 2011

Kompenen mahluk hidup yang satu dengan yang lainya terjadi karena
hubungan yang saling mempengaruhi secara dinamis, mahluk hidup selalu
memiliki hubungan atau interaksi terhadap semuh mahluk hidup satu dengan
yang lain. Hal ini merupakan hubungan antara komponen-komponen satu
dengan yang lain tidaklah sederhana dan statis, tetapi mengalami perubahan
yang sangat variatif. Komunitas sendiri merupakan suatu populasi setiap
organisme yang menempati daerah tertentu dan berinteraksi antara satu dengan
yang lainnya, Interaksi antar populasi dapat dikategorikan dalam parasitisme,
parasitoidisme, dalam pengendalian biologis.

6
2.2 Amensalisme
Amensalisme adalah hubungan antara dua organisme yang salah satu dari
organisme dirugikan tetapi organisme yang lainya tidak diuntungkan maupun
tidak dirugikan.
Amensalisme/Alelopati, merupakan interaksi antar populasi, bila populasi
yang satu menghasilkan zat yang dapat menghalangi tumbuhnya populasi lain
serta dapat menghasilkan antibiotika yang dapat menghambat pertumbuhan
bakteri tertentu. Amensalisme merupakan suatu interaksi dengan pengaruh
negatif pada satu populasi dan tidak berpengaruh pada populasi yang lain,
keduanya sama-sama berjuang keras sehingga satu populasi akan
mengharapkan hasil pengaruh negatif dari populasi yang membutuhkan sumber
penghasilan. Dalam jangka panjang, tumbuhan tersebut untung (+) karena
dengan tertekannya tumbuhan tertentu di sekitarnya akhirnya akan menguasai
sumber daya di sekitarnya. Karena itu, interaksi amensalisme dapat dipandang
sebagai mekanisme kompetisi agresif. Contohnya, di sekitar pohon walnut
(juglans) jarang ditumbuhi tumbuhan lain karena tumbuhan ini menghasilkan
zat yang bersifat toksik. Pada mikroorganisme istilah alelopati dikenal sebagai
anabiosa. Contoh, jamur Penicillium sp. Contoh tumbuhan yang mengeluarkan
zat alelopati adalah: alang-alang, pinus, kamboja.

7
Pohon pinus dengan gulma sekitarnya
Sumber : Kynanti, 2016

Pohon walnut dan tumbuhan sekitarnya


Sumber : Kaz, 2015

2.3 Protokoperasi
Protokoperasi, yaitu interaksi anatara dua spesies atau lebih yang masing-
masing saling memperoleh keuntungan adanya asosiasi, tetapi asosiasi yang
terjadi tidak merupakan keharusan. protocooperation (mutualisme fakultatif)
Interaksi antara organisme dari spesies berbeda yang menguntungkan kedua
organisme, tetapi keduanya tidak bergantung pada hubungan (Allaby, M. 1998).
Contoh, dalam proses penyerbukannya, bunga dibantu oleh serangga. Namun
selain serangga, bunga juga dibantu oleh beberapa faktor lain seperti jenis- jenis
angin, jenis- jenis air atau burung. Sehingga hal ini menyatakan bahwa interaksi
antara serangga dan bunga bukanlah interaksi yang mutlak.
Semua makhluk hidup selalu bergantung kepada makhluk hidup yang
lain. Tiap individu akan selalu berhubungan dengan individu lain yang sejenis
atau lain jenis, baik individu dalam satu populasinya atau individu-individu dari
populasi lain. Interaksi demikian banyak kita lihat di sekitar kita. Secara ringkas

8
dapat di kemukakan bahwa interaksi dapat berdampak positif (+), tidak
berpengaruh (0) atau berdampak negatif (-) bagi spesies atau salah satu spesies
yang berinteraksi (Utami, 2009). Interaksi yang menguntungkan kedua belah
pihak, tetapi asosiasi bukan merupakan keharusan. Lambang Interaksi ( + , + ).
Protokooperasi adalah interaksi yang memacu kedua pasangan, tetapi
tidak bersifat obligat karena tetap tumbuh tanpa adanya interaksi. Contoh
protokooperasi telah menempelnya akar antara dua anggota spesies yang sama
atau berbeda. Akar beberapa tumbuhan yang tumbuh dalam tanah dan saling
bertemu dan menempel sutu sama lain, merupakan graft alami atau union.
Nampaknya keadaan tersebut merupakan peristiwa lebih umum daripada yang
diduga semula. Lebih daripada 160 spesies pohon dikenal membentuk graft
alami, seperlima dari mereka merupakan graft bahkan intergenerik, misalnya
antara Santalum dengan Eugenia. Jika kedua pasangan sama-sama berhasil dan
mempunyai life form sama, hubungannya adalah protokooperasi, dengan
pertukaran fotosintat seimbang dan mutualis. Hormon juga ditransfer, sehingga
menghasilkan fenologi lebih seragam, seperti waktu berkuncup secara
berbarengan pada waktu spring. Jika satu pasangan lebih kecil dan tertekan,
maka hubungan menjadi parasitis, dimana fotosintat lebih bunyak ke pohon
yang lebih kecil. (Hardiansyah, 2018).

Gambar 2 Proses penyerbukannya, bunga dibantu oleh serangga

9
Sumber : David, 2018

Gambar 3 Grafting (penyambungan) alami antara pohon ek dan pohon beech.


Sumber : Bock, 2014

2.4 Herbivori
Herbivori adalah bentuk interaksi dimana hewan mengonsumsi seluruh
atau sebagian tumbuhan dari konsumen. Konsumen pemakan jaringan hidup
disebut biofag dan konsumen pemakan jaringan mati disebut saprofag. Hewan
yang bersifat saprofag disebut detritifor. Detritifor sesungguhnya adalah
konsumen yang biasanya memakan detritus, yaitu serpihan bahan-bahan
organik dari tumbuhan. Contoh: semut, cacing, serangga tanah dan sebagainya
(Ramlawati, 2017).
Herbivori adalah hewan yang makanannya berupa tumbuhan seperti
rumput, daun-daunan, biji-bijian dan buah-buahan. Contoh hewan yang
tergolong herbivora juga sangat mudah kita temui dalam kehidupan sehari-hari
seperti sapi, kerbau, kambing, kuda, rusa, dan domba. Selain hewan-hewan
tersebut, ada pula jenis burung yang tergolong herbivora misalnya merpati,
tekukur, dan burung gereja.
Pada umumnya, hewan pemakan tumbuhan ini tidak memiliki gigi taring
yang tajam seperti hewan pemakan daging. Hewan herbivora tersebar di seluruh
dunia yang umumnya memiliki habitat di daerah daratan sebab sumber

10
makanannya berada di daratan. Bahkan jenis hewan herbivora kebanyakan
dipelihara oleh manusia karena tidak buas. Ada banyak hal yang perlu kamu
ketahui mengenai hewan herbivora agar tidak ada kekeliruan saat
mengenalinya.
Herbivori merupakan pola interaksi antara hewan pemakan vegetasi
dengan tumbuhan dimana interaksi yang paling sering terjadi adalah grazing
dan browsing. Grazing adalah interaksi yang melibatkan hewan pemakan
rumput-rumputan seperti sapi, kuda, dan kambing. Sedangkan browsing
merupakan interaksi yang melibatkan hewan pemakan pucuk atau bagian
tanaman lainnya. Browsing kerap kali terjadi misalnya antara jerapa atau gajah
dengan tanaman Accacia auricuriformis atau biji tanaman yang dikonsumsi
oleh burung. Pengaruh yang disebabkan oleh interaksi tersebut meliputi :
A. Bagi Tumbuhan
1) Kotoran hewan dapat membantu menyuburkan tanah sehingga
pertumbuhan dan perkembangan tanaman tidak terhambat.
2) Perumputan oleh herbivora mempengaruhi ketinggian dan kerapatan
vegetasi serta kelembaban relatif mikrohabitat. Pada areayang dikelola
dengan baik masih banyak tersedia ruang untuk herbivora sehingga
tidak terjadi konsentrasi mamalia,tetapi pada lahan pertanian dimana
lanskap mengalami fragmentasi ke dalam beberapa padang rumput,
akan terjadi pengelompokan mamalia herbivora yang tidak hanya
meningkatkan konsentrasi kotoran tetapi juga meningkatkan peluang
rusaknya kotoran dan vegetasi yangada.
3) Adanya hewan pemakan biji menjadi salah satu cara tumbuhan untuk
menyebarkan bijinya sehingga tumbuhan tersebut dapat
memperbanyak keturunannya di wilayah lain. Namun, Biji suatu jenis
tanaman yang terbawa oleh hewan bisa saja terjatuh atau ditempatkan
pada lahan/wilayah yang tidak kondusif seperti laut atau rawa-rawa

11
sehingga penyebaran biji tidak berhasil dan eksistensi tanaman tersebut
berkurang.
4) Hewan pemakan pucuk kerap kali merobohkan tumbuhan, terutama
tumbuhan dengan habitus pohon. Perobohan tersebut dapat
mengurangi dominansinya terhadap tumbuhan kecil/semak. Semakin
banyak perobohan tumbuhan berhabitus pohon oleh hewan maka
semakin besar kemungkinan tumbuhan tersebut menjadi langka hingga
akhirnya mengalami kepunahan.

12
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Interaksi populasi merupakan interaksi yang biasa terjadi di antara sesama
individu dalam suatu populasi.
2. Amensalisme adalah hubungan antara dua organisme yang salah satu dari
organisme dirugikan tetapi organisme yang lainya tidak diuntungkan
maupun tidak dirugikan.
3. Protokooperasi, yaitu interaksi anatara dua spesies atau lebih yang masing-
masing saling memperoleh keuntungan adanya asosiasi, tetapi asosiasi yang
terjadi tidak merupakan keharusan.
4. Herbivori adalah bentuk interaksi dimana hewan mengonsumsi seluruh atau
sebagian tumbuhan dari konsumen.

3.2 Saran
Saran dan harapan kami, dengan mempelajari tentang interaksi populasi
dalam komunitas ini kita dapat lebih memahami tentang ekologi tumbuhan
baik dari segi aplikasinya dalam pembelajaran sehingga dapat memudahkan
ketika kita dalam proses pembelajaran.

13
DAFTAR PUSTAKA

Budi Arifitama, Ade Syahputra. 2016. Aplikasi Mobile Edutainment Pengenalan


Hewan Berdasarkan Pengelompokan Jenis Makanan Untuk Anak Usia Dini.
Vol. 8, No. 2. Jurnal Integrasi : Jakarta.

Allaby, M. 1998. A dictionary of ecology. Page 440. Oxford University Press,


Oxford.

Bock, Ralph. 2014. Making new species without sex. Diakses melalui
https://www.mpg.de/ pada 28 Februari 2021

David. 2018.  Pollination, Flower, Pollen, Flight, Pollen, Nectar, Insect, Bee,
Nature, Lavender. Diakses melalui https://pixnio.com/ pada 28 Februari
2021

Hardiansyah. 2021. Ekologi Tumbuhan. Banjarmasin : FKIP ULM

Utami, S. 2009. Kemelimpahan jenis gulma tanaman wortel pada sistem pertanian
organik. BIOMA, 11(2), 54-58

Ramlawati, dkk. 2017. Ekologi. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat


Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan.

14

Anda mungkin juga menyukai