Banjarmasin, / /2018
Dosen Pengasuh/Asisten, Praktikan,
…………………………. ...……………………...
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga Tim penyusun dapat
menyelesaikan penuntun praktikum Anatomi Fisiologi Manusia ini sesuai
dengan rencana dan waktu yang ditentukan.
Tim Penyusun
iii
TATA TERTIB PRAKTIKUM
iv
DAFTAR ISI
Halaman
Halamam Judul.................................................................................................... i
Kartu Kendali Praktikum .................................................................................... ii
Tata Tertib Praktikum ......................................................................................... iii
Daftar Isi.............................................................................................................. iv
PRAKTIKUM I : Panjang Tulang Tubuh Manusia ...................................... 1
PRAKTIKUM II : Proses Penelanan pada Pencernaan Manusia ................... 10
PRAKTIKUM III : Ekskresi ............................................................................ 14
PRAKTIKUM IV : Indera Penglihatan............................................................ 19
PRAKTIKUM V : Berat Badan, Tinggi Badan dan Denyut Nadi ................. 25
PRAKTIKUM VI : Lokasi dan Sensori Reseptor Pengecap ........................... 32
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 38
v
PRAKTIKUM I
1
III. Teori Dasar
Tulang adalah jaringan yang paling keras diantara jaringan ikat
lainnya pada tubuh. Terdiri atsa hampir 50 %. Struktur tulang yang dapat
dilihat dengan mata telanjang adalah struktur kasar dan dengan
pertolongan mikroskop dapat diperiksa struktur lainnya.
Tulang terdiri dari atas dua jenis jaringan: jaringan kompak (padat)
dan jaringan seperti spona. Tulang berkempang dari tulang rawan
maupun dari membran yang tersusun dari serabut jaringan tulang ikat.
Tulang pipih berkembang menjadi tulang dari membran dan disebut
tulang membran. Sedangkan tulang pipa berkembang dari tulang rawan
disebut tulang kartolago.
Perkembangan dan pertumbuhan tulang sebagai berikut :
1. Pertumbuhan tulang dari membran
Membran jaringan ikat yang menjadi asal tulang pipih, misal tulang
tengkorak mendapat persediaan darah sangat melimoah. Klasifikasi
atau pembentukan tulang misal dari pusat-pusat tertentu berlangsung
dengan cara pelipatgandaan sel dalam membran sampai terbentuk
sebuah jalinan halus dari tulang. Dengan demikian terbentuk tulang
pipih yang terdiri atas dua lapisan jaringan tulang yang padat dan
keras berlapis periosteum yang terpisah satu dengan lainnya oleh
sebuah lapisan tulang interstiil yang sirip jaringan tulang kansellus
bentuk jala.
2. Pembentukan tulang dari tulang rawan
Sewaktu embrio berkembang semula tulang pipa mulanya berupa batang-
batang tulang rawan yang diselubungi oleh perikondrium (membran yang
menutupi tulang rawan). Sebuah pusat osifikasi pertama yang disebut
diafisis tampak ditengah jaringan yang akan menjadi tulang-tulang pipa
itu. Kalsium ditimbun dalam matrik dan sel-sel tulang berkembang.
Perikardium menjadi periosteum dan dari sisi tulang-tulang dapat tumbu,
baik sirkumferens (melingkar) maupun memanjang.
2
Dalam proses perkembangan selanjutnya kemudia timbul sebuah
pusat osifikasikedum disetiap ujung atau epifisis. Ujung tulang tetap
tertutup oleh tulang rawan hialin yang menjadi tulang rawan sendi.
Diantara batang (diafisis) dan setiap ujung (epifisis) tetap ada selapis
tulang rawan. Lapisan ini disebut tulang rawan epifiseal yang tetap ada
sampai tulang menjadi dewasa.
3
IV. Hasil Pengamatan
1. Tabel Umum
4
Keterangan :
TT : Tinggi Tubuh
LK : Lingkar Kepala
PL : Panjang Lengan
TKS : Tinggi Kerangka Sumbu
PK : Panjang Kaki
X : LK
Y : PL
5
2. Tabel Perhitungan
No Nama X Y XY X2 Y2
6
No Nama X Y XY X2 Y2
Perhitungan :
Diket : n = 44
X = PL
Y = TKS
a. T Hitung
∑𝑥 .∑𝑦
1. JP = ∑xy – ( )
𝑛
∑𝑋
2. Jkx = ∑X2 – ( 𝑛 )2
∑𝑦
3. Jky = ∑y2 – ( 𝑛 )2
4. r xy = JP
√𝐽𝐾𝑥. 𝐽𝐾𝑦
5. T hitung
√(𝑛−2 )
T hitung = r xy 1−(𝑟 𝑥𝑦)2
7
Ha : diterima jika ada hubungan antara x dan y
Ho : diterima jika tidak ada hubungan antara x dan y
Ha : diterima jika t tabel < dari t hitung
V. Analisa Data
8
VI. Kesimpulan
9
PRAKTIKUM II
10
III. TEORI DASAR
Makanan harus dicerna agar menjadi molekul-molekul sederhana
yang siap diserap dari saluran pencernaan kedalam sistem sirkulasi, untuk
didistribusikan kedalam sel. Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal
( mulai dari mulut sampai keanus) adalah sistem organ dalam manusia yang
energi. Menyerap zat-zat gizi kedalam aliran serta membuang bagian
makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa proses tersebut dari
tubuh. (Pearce Evelin.C. 2009)
Proses pencernaan dimulai ketika makanan masuk kedalam organ
pencernaan dan berakhir sampai sisa-sisa zat makanan dikeluarkan dari
organ pencernaan melalui proses devekasi. Makanan masuk melalui rongga
oral (mulut).
Dalam proses pencernaan makanan ini, maka terdapat beberapa
langkah yaitu proses mestikasi (mengunyah), lalu terjadi proses
pemotongan, perobekan, penggilingan dan pencampuran makanan yang
dilakukan pleh gigi. (Pearce Evelin.C. 2009)
Proses menelan merupakan suatu proses yang kompleks, yang
memerlukan setiap organ yang berperan harus bekerja secara terintegrasi
dan berkesinambungan. Pada proses menelan terjadi pemindahan bolus
makanan dari rongga mulut kedalam lambung. Secara klinis terjadinya
gangguan pada deglutasi disebut disfagia yaitu terjadi kegagalan
memindahkan bolus makanan dari rongga mulut sampai kelambung.
11
IV. HASIL PENGAMATAN
A. Tabel Pengamatan
No. Perlakuan Kemampuan menelan
Laki-laki Perempuan
1. Menelan dengan bolus
kering (gabin)
2. Menelan dengan bolus
basah (gabin)
3. Menelan dengan posisi
terbalik (pisang)
4. Menelan dengan laring
terangkat (pisang+gabin)
V. ANALISIS DATA
12
VI. KESIMPULAN
13
PRAKTIKUM III
Topik : Ekskresi
Tujuan : Untuk mengetahui sifat fisik dan sifat kimia (pH) urine
Hari / Tanggal :
Tempat : Laboratorium Biologi PMIPA FKIP UNLAM Banjarmasin.
Bahan
Segelas air kopi hitam tanpa gula (250ml).
Segelas air kopi hitam dengan gula 2 sdn
Segelas air mineral
Segelas air teh tanpa gula
Segelas air teh dengan gula 1 sendok teh
14
8. Mengukur pH urine tersebut
9. Mencium bau urine tersebut
15
a. Menyaring dan membersihkan darah dari zat-zat sisa metabolism tubuh
b. Mengekskresikan zat yang jumlahnya berlebihan
c. Reabsorpsi (penyerapan kembali) elektrolit tertentu yang dilakukan oleh
bagian tubulus ginjal.
d. Menjaga keseimbangan asam basa dalam tubuh manusia
e. Menghasilkan zat hormon yang berperan membentuk dan mematangkan sel
darah merah disumsum tulang.
1 Air
miner
al
2 Teh +
gula
3 Teh
tanpa
gula
4 Kopi
+ gula
5 Kopi
tanpa
gula
16
V. ANALISIS DATA
17
VI. KESIMPULAN
18
PRAKTIKUM IV
19
4. Mengamati keadaan pupil sesudah disoroti cahaya, lalu mencatat hasil
pengamatan.
Visus (ketajaman)
1. Berdiri dihadapan peta snellen yang telah disediakan, lalu mundur
beberapa langkah.
2. Menutup salah satu mata dengan satu tangan.
3. Mencoba membaca huruf pada snellen
4. Mengulangi langkah 2-3 untuk mata sebelahnya
Diplopia (benda rangkap)
1. Mengamati objek (misalnya pulpen)
2. Dengan jari, menekan mata kanan / kiri (kelopak mata) dengan mata
melihat kearah pulpen.
3. Membandingkan bayangan yang dilihat sebelum dan sesudah ditekan.
Buta warna dengan uji stilling ishara I
1. Menyiapkan kartu / buku
2. Melihat sejenak kartu satu persatu
3. Menebak angka yang dilihat atau alur
4. Mencatat jumlah jawaban benar pertotal kartu
20
gelap, reflek ini terhambat sehingga mengakibatkan dilatasi pupil. Reaksi
pupil terhadap cahaya kemungkinan berasal dari jarak yang sama dengan
jarak rangsang cahaya yang ditangkap oleh sel kerucut dan batang, yang
menyebabkan sinyal visual ke korteks opspital jarak eferen pupilomotor,
di transmisikan melalui N.opticus dan melalui hemidekusatio di chiasma,
kemudian jarak pupilomotor mengikuti jarak visuosensorik melalui traktus
optikus dan keluar schalum mencapai korpos genekulatum lateral,
kemudian masuk batang otak melaui brachium dari colliculus superior.
2. Visus ketajaman
No Nama subjek uji Hasil normal / tidak
1
2
3
4
21
3. Visus ketajaman
No Nama subjek uji Hasil berbayang / tidak
1
2
3
4
V. ANALISIS DATA
22
23
VI. KESIMPULAN
24
PRAKTIKUM V
25
Bahan :
1. Air es dan es batu
2. Tissue
3. Praktikan Kelas A
B. Pada Axilla
1. Mengeringkan dan membersihkan termometer sebelum digunakan.
2. Menurunkan air raksa dalam termometer sampai suhu terendah.
Jika menggunakan termometer digital, hidupkan termometer
kemudian tunggu sampai muncul tulisan “L”.
26
3. Meminta praktikan untuk duduk tenang dan tegak, kemudian
meletakkan termometer di axilla dengan posisi tangan disilangkan
ke depan tubuh.
4. Mendiamkan selama 5 menit, kemudian membaca hasil
pengukuran dengan mata sejajar. Untuk termometer digital, tunggu
sampai termometer berbunyi.
5. Meminta praktikan untuk berolahraga kecil selama 10 menit.
6. Mengulangi langkah kerja pada nomor 1-4.
7. Mencatat hasil pengukuran pada tabel pengamatan.
27
3) Denyut Nadi
1. Meminta praktikan duduk dengan tenang.
2. Memegang pergelangan tangan praktikan untuk menentukan letak arteri
radialis dengan tepat.
3. Menggunakan dua atau tiga jari tangan selain jempol dan kelingking
untuk menekan dengan lembut hingga denyut nadi terasa.
4. Menghitung banyaknya denyut nadi selama 1 menit dan mencatatnya
dalam tabel pengamatan.
5. Meminta praktikan untuk berolahraga kecil selama 10 menit.
6. Melakukan pengukuran yang sama seperti langkah kerja nomor 2-4.
28
menentukan obesitas adalah mengukur berat badan relative (berat badan
subyek dibagi berat nadam standar untuk tinggi tertentu) dan Indeks Massa
Tubuh (IMT/BMI) berat badan dibagi kuadrat tinggi badan. (Ganong, 2001)
Denyut arteri adalah suatu gelombang yang teraba pada arteri bila
darah di pompa keluar jantung. Denyut ini mudah diraba disuatu tempat
dimana arteri melintasi sebuah tulang yang terlak dekat permukaan. Seperti
misalnya arteri radialis disebelah depan pergelangan tangan, arteri temporalis
diatas tulang temporal, atau arteri dorsalis pedis di belokan mata kaki. Yang
teraba bukan darah yang dipompa oleh jantung masuk ke dalam aorta,
melainkan gelombang tekanan yang dialihkan dari aorta dan merambat lebih
cepat daripada darah itu sendiri.
Denyut nadi adalah frekuensi irama denyut/detak jantung yang dapat
dipalpasi (diraba) dipermukaan kulit pada tempat-tempat tertentu. Frekuensi
denyut nadi pada umumnya sama dengan frekuensi denyut/detak jantung.
Normalnya denyut nadi normal pada orang dewasa adalah 60-100 kali
permenit. (Pearce, 2006).
29
B. Perhitungan
1) Kelompok VII (Perempuan)
BB Ideal = TB – 110
=
IMT = BB / TB / TB
=
IMT = BB / TB / TB
=
V. ANALISIS DATA
1. Suhu Badan
3. Denyut Nadi
30
VI. KESIMPULAN
31
PRAKTIKUM VI
Bahan :
4. Asam Jawa
5. Parasetamol (yang sudah dihaluskan)
6. Gula
7. Garam
8. Air mineral
32
4. Untuk mencari atau menghitung waktu sensasi, membersihkan mulut
dengan berkumur-kumur air tawar.
5. Menentukan waktu sensasi dengan bantuan stopwatch dengan cara
mengeringkan permukaan lidah dengan kertas tissue dan mempertahankan
lidah di luar mulut.
6. Meletakkan sedikit bubuk parasetamol pada lokasi yang sudah diketahui,
sambil menghidupkan stopwatch dan segera mematikan apabila sudah
terasa. Mencatat waktu sensasi kemudian berkumur dengan air tawar lagi
tetapi lidah tidak dikeringkan.
7. Mengerjakan langkah 2 sampai 6, tetapi kristalnya diganti dengan asam
jawa, garam dan gula.
8. Mencatat hasil pengamatan dalam tabel hasil pengamatan.
VII.TEORI DASAR
Sistem pengecap atau sistem gustatory terdapat di lidah. Pada lidah,
terdapat reseptor perasa yang dapat membedakan rasa yang disebut taste
buds. Reseptor pada lidah akan digantikan oleh reseptor yang baru setiap 10
hari sekali. Lidah mempunyai lapisan mukosa yang menutupi bagian atas
lidah, dan permukaanya tidak rata karena ada tonjolan-tonjolan yang disebut
papilla. Pada papilla ini terdapat reseptor untuk membedakan rasa makanan.
Di dalam papilla terdapat banyak putting pengecap (taste buds).
Setiap putting pengecap terdiri atas dua jenis sel seperti berikut :
1. Sel-sel pengecap
Sel pengecap memiliki tonjolan-tonjolan seperti rambut yang menonjol
keluar dari pengecap.
2. Sel-sel penunjang
Sel-sel penunjang berfungsi untuk menyokong sel-sel pengecap.
Sistem gustatory atau organon gustus adalah indera pengecap yang
terdapat pada lidah dan memiliki 4 modalitet, yaitu :
1. Manis, pada puncka lidah, dapat diselidiki dengan meletakkan gula pada
lidah.
33
2. Asin, pada puncak dan tepi lidah, dapat diselidiki dengan meletakkan
garam di lidah.
3. Asam, pada tepi lidah, dapat dibuktikan dengan meletakkan asam sitrun di
lidah.
4. Pahit, pada pangkal lidah, dapat dibuktikan dengan meletakkan kina di
lidah.
Beberapa ahli menambahkan modalitet yang kelima, yaitu rasa alkali.
Diluar kelima macam rasa tersebut, ada kombinasi antara keempat atau
kelima macam rasa itu yang akan menimbulkan rasa yang berbeda-beda.
Berbagai macam rasa tersebut masih dikombinasikan dengan tipe-tipe
rangsangan yang lain, seperti rangsang panas, dingin, lembut dan nyeri.
(Soewolo, 2005).
34
Samping tengah kiri
Samping tengah kanan
Tengah
Samping belakang kiri
Samping belakang kanan
Tengah belakang
Ujung
Samping depan kiri
Samping depan kanan
Tengah depan
Asam Samping tengah kiri
Jawa Samping tengah kanan
Tengah
Samping belakang kiri
Samping belakang kanan
Tengah belakang
Ujung
Samping depan kiri
Samping depan kanan
Tengah depan
Samping tengah kiri
Puyer
Samping tengah kanan
Tengah
Samping belakang kiri
Samping belakang kanan
Tengah belakang
Keterangan :
(+) = ada sensasi rasa
(-) = tidak ada sensasi rasa
t = waktu muncul sensasi rasa
35
OP 1 = Orang I
OP 2 = Orang II
OP 3 = Orang III
OP 4 = Orang IV
Ada sensasi rasa = beberapa waktu muncul sensasi rasa
Tidak ada sensasi rasa = tunggu beberapa menit
VII.ANALISIS DATA
36
VIII. KESIMPULAN
37
DAFTAR PUSTAKA
Bastian. 2010. Proses pembuatan urea. http:// bastianes sence. Blogspot.com
(diakses pada tanggal 26 Maret 2015)
Jalmo, Tri, 2007. Buku Ajar Fisiologi Hewan. Bandar Lampung, Unila.
diakses melalui http://www.akademia.edu/11217810/laporan-
praktikum-anfisman-reseptor-pengecap.html (diakses pada tanggal 3
Juni 2015)
Poluta, RS. 2010. Hubungan Tinggi Badan dan Panjang Lengan pada Etnis
Sangihe Dewasa di Madidir Ure. Universitas Sam Ratulangi:
Manado
38