Pengertian Serta Contoh Isotop, Isobar dan Isoton – Dalam ilmu kimia dasar, kita akan
menjumpai tiga istilah yakni isotop, isobar dan isoton. Apa itu? Apa maknanya?. Nah, di
halaman ini kita akan membahas ketiga istilah tersebut beserta contoh dan fungsinya.
A. Isotop
Pengertian isotop: Atom-ataom yang memiliki nomor atom yang sama namun memiliki nomor
massa yang berbeda. Dengan kata lain sebuah unsur yang memiliki jumlah proton dan elektron
sama dapat memiliki jumlah neutron yang berbeda, itulah yang dinamakan dengan isotop.
Contoh isotop dalam atom:
Natrium dan Magnesium dapat mempunyai nomor massa yang sama yaitu 24Na11 dan 24Mg12
Hidrogen dan Helium dapat mempunyai nomor massa yang sama yaitu 3H1 dan 3He2
Karbon dan Nitrogen dapat mempunyai nomor massa yang sama yaitu 14C6 dan 14N7
C. Isoton
Pengertian Isoton: Unsur berbeda namun memiliki jumlah neutron yang sama.
Contoh Isoton
Hidrogen (3H1) dan Helium (3He2) mempunyai jumlah neutron sama yaitu 2.
Argon (40Ar18) dan Kalsium (42Ca20) mempunyai jumlah neutron sama yaitu 22.
Nitrogen(14N7) dan Karbon (13C6) mempunyai jumlah neutron sama yaitu 7.
Natrium (23Na11) dan Magnesium (24Mg12) mempunyai jumlah neutron sama yaitu 12.
Kalium (39K19) dan Kalsium (40Ca20) mempunyai jumlah neutron sama yaitu 20.
Konfigurasi Elektron adalah | Pengertian dan Definisi
Pengertian dan Definisi Konfigurasi Elektron. Konfigurasi Elektron adalah susunan
elektron-elektron pada sebuah atom. Susunan elektron pada sebuah atom
tidak sembarangan tetapi mengikuti pola atau rumus atau kaidah tertentu
yang telah di tetapkan oleh para ahli kimia yang khusus mempelajari
tentang konfigurasi elektron. Pada Ilmu Kimia, diterapkan tiga aturan dasar
atau azas penting yang menjadi dasar penyusunan konfigurasi elektron suatu
atom yaitu prinsip Aufbau, kaidah Hund dan larangan Pauli. Masing-masing prinsip
ini menjelaskan tentang konfigurasi elektron yang mungkin terjadi pada
suatu atom dengan peraturan-peraturan yang mengikat dan harus
terpenuhi.
Konfigurasi elektron pertama kali muncul saat Niels Bohr, pada tahun 1923
mengajukan teori bahwa periodisitas pada sifat-sifat unsur kimia dapat
dijelaskan oleh struktur elektronik atom yang bersangkutan. Teori ini didasarkan
pada model atom Bohr. Pada saat itu, Bohr telah mencetuskan teori konfigurasi
elektronyang memang sangat berbeda dengan yang ada sekarang. Banyak
sekali kelemahan yang menyebabkan konfigurasi elektron Bohr tidak di
gunakan salahsatunya adalah sistem konfigurasi atom Bohr tidak dapat
menjelaskan perubahan spektra atom dalam medan magnet. Sistem
konfigurasi elektron Bohr kemudian di kaji ulang oleh Wolfgang Pauli hingga
kemudian tercetuslah teori larangan pauli.
Sistem periodik unsur adalah susunan unsur-unsur berdasarkan urutan nomor atom dan
kemiripan sifat unsur-unsur tersebut. Disebut “periodik”, sebagaimana terdapat pola
kemiripan sifat unsur dalam susunan tersebut. Sistem periodik unsur (tabel periodik)
modern yang saat ini digunakan didasarkan pada tabel yang dipublikasikan oleh Dmitri
Mendeleev pada tahun 1869.
Lihat juga materi lainnya:
Teori Atom
Struktur Atom
Tabel Sistem Periodik Unsur
Tabel
periodik unsur modern
(Sumber: Silberberg, Martin S. 2009. Chemistry: The Molecular Nature of Matter and
Change (5th edition). New York: McGraw Hill)
Format tabel periodik:
Mau dapat diskon hingga Rp200rb utk pembelian Quipper Video? ( Klik Di Sini )
1. Masing-masing unsur terdapat dalam satu kotak yang berisi nomor atom, lambang
unsur, dan nomor massa. Kotak-kotak tersebut berurut dari kiri ke kanan
berdasarkan kenaikan nomor atom.
2. Kotak-kotak tersebut tersusun membentuk barisan horizontal (periode) dan barisan
vertikal (golongan). Setiap periode diberi nomor dari 1 hingga 7. Setiap golongan
diberi nomor dari 1 hingga 8 dengan huruf A atau B. Pada sistem IUPAC baru,
setiap golongan diberi nomor dari 1 hingga 18 tanpa huruf A atau B. Unsur-unsur
dalam satu golongan yang sama pada tabel periodik akan memiliki kemiripan sifat.
3. Unsur-unsur golongan 1A−8A (golongan 1−2, 13−18) merupakan unsur golongan
utama. Unsur-unsur golongan 1B−8B (golongan 3−12) merupakan unsur logam
transisi. Dua deret unsur di bagian bawah, yakni lanthanida dan aktinida, disebut
unsur logam transisi dalam.
Sifat-sifat pada sistem periodik unsur:
Sifat logam
Berdasarkan sifat, unsur-unsur dapat dikelompokkan menjadi logam, nonlogam, dan
metalloid. Unsur-unsur logam memiliki sifat-sifat: konduktor panas dan listrik yang baik,
dapat ditempa dan ductile, titik leleh relatif tinggi, cenderung
melepaskan elektron kepada unsur nonlogam. Unsur-unsur nonlogam memiliki sifat-
sifat: nonkonduktor panas dan listrik, tidak dapat ditempa dan rapuh/getas, kebanyakan
berwujud gas pada temperatur kamar, cenderung menerima elektron dari unsur logam.
Unsur-unsur metalloid memiliki sifat-sifat seperti logam dan juga nonlogam. Sifat logam
semakin berkurang dari kiri ke kanan dan dari bawah ke atas sistem periodik unsur,
kecuali hidrogen. Unsur-unsur metalloid berada pada “tangga” yang membatasi unsur-
unsur logam dan nonlogam.
Jari-jari atom
Jari-jari atom adalah setengah dari jarak antara dua inti dari dua atom logam yang
sejajar atau dalam sebuah molekul diatomik. Dalam satu golongan, dari atas ke bawah,
jari-jari atom cenderung semakin besar, sebagaimana pertambahan kulit elektron.
Dalam satu periode, dari kiri ke kanan, jari-jari atom cenderung semakin kecil,
sebagaimana pertambahan muatan inti efektif.
Energi ionisasi
Energi ionisasi adalah energi yang dibutuhkan oleh sebuah atom atau ion dalam fase
gas untuk melepaskan sebuah elektronnya. Dalam satu golongan, dari atas ke bawah,
energi ionisasi pertama cenderung semakin kecil, sebagaimana jarak dari inti ke
elektron terluar bertambah sehingga tarikan elektron terluar oleh inti berkurang. Dalam
satu periode, dari kiri ke kanan, energi ionisasi pertama cenderung semakin besar,
sebagaimana pertambahan muatan inti efektif sehingga tarikan oleh inti bertambah.
Afinitas elektron
Afinitas elektron adalah kuantitas perubahan energi ketika sebuah atom atau ion dalam
fase gas menerima sebuah elektron. Jika kuantitas perubahan energibertanda positif,
terjadi penyerapan energi, sedangkan jika bertanda negatif, terjadi pelepasan energi.
Semakin negatif nilai afinitas elektron, semakin besar kecenderungan atom atau ion
menerima elektron (afinitas terhadap elektron semakin besar). Dalam satu golongan
pada tabel periodik unsur, dari atas ke bawah, afinitas elektron cenderung semakin
kecil, dengan banyak pengecualian. Dalam satu periode, dari kiri ke kanan, sampai
golongan 7A, afinitas elektron cenderung semakin besar, dengan banyak pengecualian.