Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

TELAAH KURIKULUM SMA


“MATERI KELAS 10 SMA/SEDERAJAT”
Dosen pengampu,
Nur Asbirayani Limatahu S.Pd., M.Si

Oleh :

Nama : Saniyyah Suaib

NPM : 03292111003

Kelas/Semester : A/IV (Genap)

Tahun Pelajaran : 2022/2023

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNVERSITAS KHAIRUN

TERNATE

2023
RINGKASAN MATERI

1.1 Struktur Atom


A. Perkembangan Pemahaman Mengenai Struktur Atom
Atom merupakan partikel yang sangat kecil yang tersusun atas partikel
sub atom, yaitu proton, elektron, dan neutron. Perkembangan  model
atom dimulai dari yang hipotesis-hipotesis. Kemudian seiring dengan
berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi banyak teori-teori
atom yang baru dari hasil pemikiran para ilmuwan yang menghasilkan
fakta-fakta percobaan dan melengkapi bahkan memperbaharui dari
teori sebelumnya, hingga  akhirnya model atom mengalami modifikasi
menjadi model yang sekarang dikenal.

1. Model Atom Dalton


Teori atom Dalton dikemukakan berdasarkan dua hukum, yaitu
hukum kekekalan massa dan hukum perbandingan tetap. Teori
atom Dalton dikembangkan selama periode 1803-1808 dan
didasarkan atas tiga asumsi pokok, yaitu:
a. Setiap unsur kimia tersusun oleh partikel-partikel kecil yang
tidak dapat dihancurkan dan dipisahkan yang disebut atom.
Selama mengalami perubahan kimia, atom tidak bisa
diciptakan dan dimusnahkan.
b. Semua atom dari suatu unsur mempunyai massa dan sifat yang
sama, tetapi atom-atom dari suatu unsur berbeda dengan atom-
atom dari unsur yang lain, baik massa maupun sifat-sifatnya
yang berlainan.
c. Dalam senyawa kimiawi, atom-atom dari unsur yang berlainan
melakukan ikatan dengan perbandingan angka sederhana
2. Model Atom Thompson
Pada tahun 1897 J. J. Thompson menemukan elektron. Model atom
Thompson dianalogkan seperti sebuah roti kismis, di mana atom
terdiri atas materi bermuatan positif dan di dalamnya tersebar
elektron bagaikan kismis dalam roti kismis. Karena muatan positif
dan negatif bercampur jadi satu dengan jumlah yang sama, maka
secara keseluruhan atom menurut Thompson bersifat netral.

3. Model Atom Rutherford


Tahun 1911, Ernest Rutherford mengungkapkan teori atom modern
yang dikenal sebagai model atom Rutherford:
a. Atom tersusun dari:
1) Inti atom yang bermuatan positif.
2) Elektron-elektron yang bermuatan negatif dan mengelilingi
inti.
b. Semua proton terkumpul dalam inti atom, dan menyebabkan
inti atom bermuatan positif.
c. Sebagian besar volume atom merupakan ruang kosong. Hampir
semua massa atom terpusat pada inti atom yang sangat kecil.
Jari-jari atom sekitar 10–10 m, sedangkan jari-jari inti atom
sekitar 10–15 m.
d. Jumlah proton dalam inti sama dengan jumlah elektron yang
mengelilingi inti, sedangkan atom bersifat netral.

4. Model Atom Niels Bohr


Tahun 1913, seorang ilmuwan dari Denmark yang bernama Niels
Henrik David Bohr (1885- 1962) menyempurnakan model atom
Rutherford. Model atom yang diajukan Bohr dikenal sebagai
model atom Rutherford-Bohr, yang dapat diterangkan sebagai
berikut.
a. Elektron-elektron dalam atom hanya dapat melintasi lintasan-
lintasan tertentu yang disebut kulit-kulit atau tingkattingkat
energi, yaitu lintasan di mana elektron berada pada keadaan
stationer, artinya tidak memancarkan energi.
b. Kedudukan elektron dalam kulit-kulit, tingkat-tingkat energi
dapat disamakan dengan kedudukan seseorang yang berada
pada anak-anak tangga. Seseorang hanya dapat berada pada
anak tangga pertama, kedua, ketiga, dan seterusnya, tetapi ia
tidak mungkin berada di antara anak tangga-anak tangga
tersebut.

Dalam model atom Bohr ini dikenal istilah konfigurasi


elektron, yaitu susunan elektron pada masing-masing kulit.
Data yang digunakan untuk menuliskan konfigurasi elektron
adalah nomor atom suatu unsur, di mana nomor atom unsur
menyatakan jumlah elektron dalam atom unsur tersebut.
Sedangkan elektron pada kulit terluar dikenal dengan sebutan
elektron valensi. Susunan elektron valensi sangat menentukan
sifatsifat kimia suatu atom dan berperan penting dalam
membentuk ikatan dengan atom lain.

Untuk menentukan konfigurasi elektron suatu unsur, ada


beberapa patokan yang harus selalu diingat, yaitu:
a. Dimulai dari lintasan yang terdekat dengan inti, masing-
masing lintasan disebut kulit ke-1 (kulit K), kulit ke-2 (kulit
L), kulit ke-3 (kulit M), kulit ke-4 (kulit N), dan seterusnya.
b. Jumlah elektron maksimum (paling banyak) yang dapat
menempati masing-masing kulit adalah:
2n2
dengan n = nomor kulit
Kulit K dapat menampung maksimal 2 elektron.
Kulit L dapat menampung maksimal 8 elektron.
Kulit M dapat menampung maksimal 18 elektron, dan
seterusnya.
c. Kulit yang paling luar hanya boleh mengandung maksimal
8 elektron.

B. Susunan Atom
Henry Gwyn-Jeffreys Moseley (1887 – 1915) pada tahun 1913
menemukan bahwa jumlah muatan positif dalam inti atom merupakan
sifat khas masing-masing unsur. Atom-atom dari unsur yang sama
memiliki jumlah muatan positif yang sama. Moseley kemudian
mengusulkan agar istilah nomor atom diberi lambang Z, untuk
menyebutkan jumlah muatan positif dalam inti atom.

Nomor atom unsur menunjukkan jumlah proton dalam inti. Setelah


dilakukan percobaan, diketahui bahwa atom tidak bermuatan listrik
yang berarti dalam atom jumlah muatan positif sama dengan jumlah
muatan negatif, sehingga nomor atom juga menunjukkan jumlah
elektron dalam unsur.
Nomor atom (Z) = jumlah proton
= jumlah electron
Misalnya, unsur oksigen memiliki nomor atom 8 (Z = 8), berarti
dalam atom oksigen terdapat 8 proton dan 8 elektron.
Selain nomor atom, ada juga yang disebut dengan nomor massa yang
biasanya diberi lambang A. Nomor massa ini digunakan untuk
menentukan jumlah nukleon dalam atom suatu unsur. Nukleon sendiri
adalah partikel penyusun inti atom yang terdiri dari proton dan
neutron.
A(nomor massa) = jumlah proton (p) + jumlah neutron (n)
Dalam penulisan atom, nomor massa (A) ditulis di sebelah kiri atas,
sedangkan nomor atom (Z) ditulis di sebelah kiri bawah dari lambang
unsur.

Keterangan: X = lambang unsur A = nomor massa Z = nomor atom

Untuk ion (atom bermuatan positif atau negatif) maka notasi ion,
jumlah proton, neutron, dan elektron adalah:

Contoh:
a. 6C mempunyai jumlah proton, neutron, dan elektron sebagai
berikut.
p = Z = 6 n = A – Z = 12 – 6 = 6
Karena atom netral (tak bermuatan) maka e = p = 6.
b. Pada ion 9F− mempunyai jumlah proton, neutron, dan elektron
sebagai berikut.
p = Z = 9 n = A – Z = 19 – 9 = 10
Karena muatan F adalah –1 maka r = 1, sehingga: e = p + r = 9 + 1
= 10
c. 38 Sr2+ mempunyai jumlah proton, neutron, dan elektron sebagai
berikut.
p = Z = 38 n = A – Z = 88 – 38 = 50
Karena muatan Sr adalah 2+, maka q = 2 sehingga:
e = p – q = 38 – 2 = 36

C. Isotop, Isobar, dan Isoton


1. Isotop
Salah satu teori Dalton menyatakan bahwa atom-atom dari unsur
yang sama memiliki massa yang sama. Pendapat Dalton ini tidak
sepenuhnya benar. Kini diketahui bahwa atom-atom dari unsur
yang sama dapat memiliki massa yang berbeda. Fenomena
semacam ini disebut isotop.
Isotop adalah unsur-unsur sejenis yang memiliki nomor atom
sama, tetapi memiliki massa atom berbeda atau unsur-unsur sejenis
yang memiliki jumlah proton sama, tetapi jumlah neutron berbeda.
Sebagai contoh, atom oksigen memiliki tiga isotop, yaitu:

2. Isobar
Isobar adalah atom dari unsur yang berbeda (mempunyai nomor
atom berbeda), tetapi mempunyai nomor massa yang sama.
Sebagai contoh:

3. Isoton
Isoton adalah atom dari unsur yang berbeda (mempunyai nomor
atom berbeda), tetapi mempunyai jumlah neutron sama. Sebagai
contoh:

1.2 Sistem Periodik Unsur


A. Perkembangan Tabel Periodik Unsur
Pengelompokkan unsur-unsur kimia mengalami berbagai
perkembangan yaitu perkembangan berdasarkan sifat logam dan
nonlogam, Triad Dobereiner, Oktaf Newland, tabel periodik
Mendeleyew, dan tabel periodik modern.
1. Perkembangan Berdasarkan Sifat Logam dan Nonlogam
a. Unsur Logam
Beberapa sifat unsur logam antara lain :
1) Dapat menghantarkan listrik dan panas
2) Merupakan benda padat (kecuali air raksa)
3) Mengkilap
Contoh unsur-unsur logam antara lain besi (Fe), tembaga (Cu),
perak (Ag), dan Emas (Au).
b. Unsur Nonlogam
Beberapa sifat unsur nnlogam antara lain:
1) Sukar menghantarkan listrik/panas
2) Tidak mengkilap
Contoh unsur-unsur nonlogam antara lain belerang (S),
oksigen (O), klor (Cl), karbon (C), dan nitrogen (N). Ada
beberapa unsur yang mempunyai sifat antara sifat logam dan
nonlogam antara lain silikon (Si), arsenik (Ar), dan stibium
(antimoni).

2. Triad Dobereiner
Johann Wolfgang Dobereiner (1892) menggolongkan unsur-unsur
yang mempunyai sifat sama, dan masing-masing kelompok terdiri atas
tiga unsur yang disebut triad.

Dobereiner menyatakan bahwa “dalam satu triad nomor massa


relatif unsur yang terletak di tengah merupakan harga rata-rata nomor
massa relatif unsur pertama dan unsur ketiga.”
Contoh :
Unsur litium (Li), natrium (Na), dan kalium (K) dimasukkan dalam satu
triad. Unsur litium (Li) mempunyai Ar = 7 sedangkan kalium (K)
mempunyai Ar=39. Maka, Ar natrium dapat ditentukan dengan cara
sebagai berikut :
( Ar Li+ Ar K ) ( 7+39 )
Ar Na= = =23
2 2
Kelemahan hukum dobereiner ialah tidak dapat mengklasifikasikan
unsur-unsur yang jumlahnya banyak dan mirip.
3. Oktaf Newlands
John Alexander Reina Newlands (1838-1898) mengelompokkan
unsur berdasarkan kenaikkan nomor massa relatif.

Newlands menyatakan bahwa “unsur kedelapan mempunyai sifat


kimia yang mirip dengan unsur pertama, unsur kesembilan mirip dengan
unsur kedua, dan seterusnya.

Kelemahan hukum Oktaf ialah pengulangan setiap delapan unsur


tersebut hanya cocok dan sesuai untuk unsur-unsur yang nomor massa
relatifnya kecil dan pengelompokkannya terlalu dipaksakan.

4. Tabel Periodik Mendeleyev


Lothar Meyer dan Demitry Mendeleyev dari Rusia melakukan
penggolongan unsur berdasarkan massa atom dan sifat-sifat unsur. Lothar
Meyer cenderung lebih mengutamakan sifat kimia unsur sedangkan
Mendeleyev lebih mengutamakan sifat fisika yaitu kenaikkan massa
atom.

Mendeleyev menyatakan bahwa sifat-sifat unsur merupakan fungsi


periodik dari massa atom relatifnya. Unsur-unsur yang sifatnya serupa
ditempatkan pada satu lajur tegak yang dikenal dengan istilah golongan.

Kelemahan tabel periodik Mendeleyev ialah terdapat unsur dengan


massa atom relatif lebih besar terletak didepan unsur dengan massa atom
yang relatif lebih kecil padahal susunan unsur didasarkan pada kenaikkan
massa atom relatif.
5. Tabel Periodik Modern
Hukum periodik modern menjelaskan bahwa sifat-sifat unsur
merupakan fungsi periodik dari nomor atomnya. Tabel periodik terdiri
atas periode dan golongan.

B. Golongan dan Periode pada Tabel Periodik Unsur


1. Golongan
Golongan pada tabel periodik unsur dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu golongan utama (golongan A) dan golongan transisi (golongan B).
a. Golongan Utama (golongan A)
Golongan A terdiri atas delapan golongan yaitu
IA, IIA, IIIA, IVA, VA, VIA, VIIA, dan VIIIA.
1) Golongan IA (Alkali) terdiri dari bebeapa unsur, yaitu
Litium (Li), Natrium (Na), Kalium (K),
Rubidium (Rb), Sesium (Cs), dan Fransium (Fr).
2) Golongan IIA (Alkali Tanah) terdiri dari beberapa unsur,
yaitu Berium (Be), Magnesium (Mg), Kalsium

(Ca), Stronsium (Sr), Barium (Ba), dan Radium


(Ra).
3) Golongan IIIA (Boron) terdiri dari beberapa unsur, yaitu
Boron (B), Aluminium (Al), Galium (Ga),
Indium (In), Titanium (Ti), dan Ununtrium
(Uut).
4) Golongan IVA (Karbon) terdiri dari beberapa unsur yaitu
Karbon (C), Silikon (Si), Germanium (Ge),
Stannum/Timah (Sn), Plumbun/Timbal (Pb),
dan Ununquadium (Uuq).
5) Golongan VA (Nitrogen) terdiri dari beberapa unsur
yaitu Nitrogen (N), Fosfor (P), Arsenik (As),
Stibium/Antimon (Sb), Bismut (Bi), dan
Ununpentium (Uup).
6) Golongan VIA (Oksigen) terdiri dari beberapa unsur
yaitu Oksigen (O), belerang (S), Selenium (Se),
Telurium (Te), Polonium (Po), dan Ununhelium
(Uuh).
7) Golongan VIIA (Halogen) terdiri dari beberapa unsur
yaitu Flourin (F), Klorin (Cl), Bromin (Br),
Iodin (I), Astatin (At), dan Ununseptium (Uus).
8) Golongan VIIA (Gas Mulia) terdiri dari beberapa unsur
yaitu Helium (He), Neon (Ne), Argon (Ar),
Kripton (Kr), Xenon (Xe), Radon (Rn), dan
Ununoctium (Uuo).

b. Golongan Transisi (golongan B)


Golongan transisi terdiri atas delapan golongan
yaitu IB, IIB, IIB, IVB, VB, VIB, VIIB, dan VIIIB. Unsur-unsur
juga dapat dikelompokkan kedalam blok yaitu blok s, blok p,
blok d, dan blok f. Unsur-unsur blok s dan blok p masuk dalam
golongan utama (golongan A) sedangkan unsur-unsur blok d
dan blok f masuk dalam golongan transisi (golongan B).
a. Unsur-unsur blok s adalah unsur yang konfigurasi elektron
atomnya diakhiri dengan orbital s. Unsur-unsur yang
termasuk blok s adalah unsur-unsur golongan IA dan IIA.
b. Unsur-unsur blok p adalah unsur yang konfigurasi
elektronnya diakhiri dengan orbital p. Unsur yang termasuk
golongan p adalah unsur-unsur golongan IIIA sampai
golongan VIIIA.
c. Unsur-unsur blok d adalah unsur yang konfigurasi
elektronnya diakhiri dengan orbital d. Unsur yang termasuk
blok d adalah unsur-unsur golongan IB sampai dengan
golongan VIIIB.
d. Unsur-unsur blok f adalah unsur yang konfigurasi
elektronnya diakhiri dengan orbital f. Unsur yang termasuk
blok f adalah unsur-unsur golongan lantanida dan golongan
aktinida.

2. Periode
Periode dalam tabel periodik modern sebagai berikut:
Didalam sistem periodik modern terdapat 7 lajur mendatar yang
disebut periode.
Periode 1 : terdiri dari 2 unsur, hidrogen dan helium. periode ini
disebut periode sangat pendek.
Periode 2 : terdiri dari 8 unsur yaitu litium, berilium, boron,
karbon, nitrogen, oksigen, flour, dan neon. Periode ini disebut
periode pendek.
Periode 3 : terdiri dari 8 unsur yaitu natrium, magnesium,
aluminium, silikon, fosfor, belerang, klor, dan argon. Periode ini
juga disebut periode pendek.
Periode 4 dan 5 : masing-masing terdiri dari 18 unsur. Periode
ini disebut periode panjang.
Periode 6 : berisi 32 unsur disebut periode sangat panjang.
Dalam periode ini terdapat 14 unsur yang dikenal dengan unsur-
unsur lantanida karena satu kotak dengan unsur lantanium
(57La). Unsur lantanida mempunyai nomor atom 57 sampai
dengan 70. Keempat belas unsur lantanida ditempatkan di
bagian bawah tabel periodik.
Periode 7 : merupakan periode sangat panjang tetapi belum
berisi penuh disebut periode belum lengkap. Pada periode ini
terdapat unsur-unsur aktinida karena terletak satu kotak dengan
unsur aktinium (89Ac). Unsur aktinida mempunyai nomor atom
89 sampai dengan 102. Keempat belas unsur aktinida
ditempatkan di bagian bawah tabel periodik.

C. Sifat-Sifat Periodik Unsur


1. Jari-jari Atom
Jari-jari atom adalah jarak dari inti hingga kulit elektron
terluar. Jari-jari unsur logam diartikan sebagai setengah jarak
terpendek antara dua inti dalam padatan.

Pada unsur logam, jari-jari kovalen diartikan sebagai


panjang ikatan kovalen tunggal antara dua inti atom yang identik.
Jari-jari atom dipengaruhi oleh beberapa hal sebagai berikut:

a. Perubahan jumlah kulit


Semakin banyak kulit yang dimiliki, semakin
jauh jarak elektron terluar dari atom, sehingga jari-jari
atom semakin besar.
b. Perubahan muatan inti
Dalam satu golongan dari atas ke bawah
jari-jari atom semakin besar, sehingga tarikan muatan
inti terhadap elektron terluar semakin lemah.

Dalam satu periode dari kiri ke kanan jari-


jari atom berkurang, sehingga gaya tarik muatan inti
dengan elektron terluar semakin besar.

2. Energi Ionisasi (Potensial Ionisasi)


Energi ionisasi adalah energi minimum yang
dipergunakan untuk melepaskan suatu elektron dari suatu atom
netral dalam wujud gas, sehingga terbentuk ion berwujud gas
dengan muatan +1.
a. Dalam satu golongan dari atas ke bawah, energi
ionisasi semakin berkurang
b. Dalam satu periode dari kiri ke kanan energi
ionisasi semakin bertambah.

3. Afinitas Elektron
Afinitas elektron adalah energi yang terlibat (diserap atau
dilepas) jika suatu atom atau ion dalam fase gas menerima satu
elektron dan membentuk ion negatif.
a. Dalam satu golongan, afinitas elektron cenderung
berkurang dari atas ke bawah.
b. Dalam satu periode, afinitas elektron cenderung
bertambah dari kiri ke kanan.
4. Keelektonegatifan
Keelektronegatifan adalah suatu bilangan yang
menyatakan kecenderungan dari suatu unsur menarik elektron
dalam suatu ikatan kimia.
a. Dalam satu golongan, keelektronegatifan cenderung
berkurang dari atas ke bawah
b. Dalam satu periode, kelektronegatifan cenderung
bertambah dari kiri ke kanan.
DAFTAR PUSTAKA

Budi Utami, Agung Nugroho Catur Saputro, Lina Mahardiani, Sri Yamtinah, &
Bakti Mulyani (2009). Kimia untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional

Anda mungkin juga menyukai