2. Proton
Jika massa elektron 0 berarti suatu partikel tidak mempunyai massa. Namun pada
kenyataannya partikel materi mempunyai massa yang dapat diukur dan atom
bersifat atom netral. Eugene Goldstein (1886) melakukan eksperimen dari tabung
gas yang memiliki katode, yang diberi lubang-lubang dan diberi muatan listrik.
Hasil eksperimen tersebut membuktikan bahwa pada saat terbentuk elektron yang
menuju anode, terbentuk pula sinar positif yang menuju arah berlawanan melalui
lubang pada katode. Setelah berbagai gas dicoba dalam tabung ini, ternyata gas
hidrogenlah yang menghasilkan sinar muatan positif yang paling kecil baik massa
maupun muatannya, sehingga partikel ini disebut proton. Massa proton terkecil
diperoleh pada atom Hidrogen yaitu Massa 1 proton = 1 sma = 1,66 × 10 -24gram
dengan muatan 1 proton = +1 = 1,6 × 10-19 C.
3. Inti Atom
Setelah penemuan proton dan elektron, Ernest Rutherford melakukan
penelitian penembakan lempang tipis emas. Jika atom terdiri dari partikel yang
bermuatan positif dan negatif maka sinar alfa yang ditembakkan seharusnya tidak
ada yang diteruskan/ menembus lempeng sehingga muncullah istilah inti atom.
Ernest Rutherford dibantu oleh Hans Geiger dan Ernest Marsden (1911)
menemukan konsep inti atom didukung oleh penemuan sinar X oleh WC. Rontgen
(1895) dan penemuan zat radioaktif (1896).
4. Neutron
Setelah ditemukan adanya proton di dalam inti atom, didapati bahwa ternyata
massa inti atom selalu lebih besar daripada proton. Dari sinilah kemudian para
peneliti berpendapat bahwa ada partikel lain di dalam inti (selain proton) yang
muatannya netral.
W. Bothe dan H. Becker pada tahun 1930 melakukan penembakan menggunakan
partikel alpha (α) ke inti atom berilium. Ditemukan adanya radiasi partikel yang
memiliki daya tembus besar. Dua tahun sesudahnya yaitu tahun 1932, James
Chadwick melakukan penelitian lebih lanjut dimana ditemukan bahwa partikel
tersebut bermuatan netral dan memiliki massa hampir sama dengan partikel
proton (bermuatan positif). Partikel ini kemudian dinamakan sebagai neutron
Suatu atom memiliki sifat dan massa yang khas satu sama lain. Dengan
penemuan partikel penyusun atom dikenal istilah nomor atom (Z) dan nomor
massa (A).
Jumlah proton dalam suatu atom disebut nomor atom yang diberikan lambang
Z. Nomor atom ini merupakan ciri khas suatu unsur, karena atom bersifat netral
maka jumlah proton sama dengan jumlah elektronnya. Sehingga nomor atom juga
menunjukan jumlah elektron. Elektron inilah yang nantinya paling menentukan
sifat suatu unsur. Nomor atom ditulis agak ke bawah sebelum lambang unsur.
Atom oksigen mempunyai 8 proton dan 8 elektron sehingga nomor atomnya 8.
1. Isotop
Atom yang mempunyai nomor atom yang sama tetapi memiliki nomor massa
yang berbeda disebut dengan isotop. Contoh Isotop :
Setiap isotop satu unsur memiliki sifat kimia yang sama karena jumlah
elektronnya sama. Isotop-isotop unsur ini dapat digunakan untuk menentukan
massa atom relatif (Ar), atom tersebut berdasarkan kelimpahan istop dan massa
atom semua isotop.
2. Isobar
Isobar adalah unsur-unsur yang memiliki nomor massa yang sama. Adanya isotop
yang membuat adanya isobar.
3. Isoton
Isoton adalah atom-atom yang memiliki jumlah netron sama tetapi jumlah
protonnya berbeda. Seperti yang sudah kita pelajari sebelumnya, bahwa neutron
adalah selisih antara nomor massa dengan nomor atom; maka isoton tidak dapat
terjadi untuk unsur yang sama.
Atom merupakan bagian terkecil dari materi yang sudah tidak dapat dibagi
lagi.
Atom digambarkan seperti bola pejal yang sangat kecil, suatu unsur
memiliki atom-atom yang identik dan akan berbeda untuk unsur yang
berbeda.
Atom-atom bergabung membentuk senyawa dengan perbandingan
bilangan bulat dan sederhana. Misalnya air yang terdiri dari atom-atom
hidrogen dan juga atom-atom oksigen.
Reaksi kimia merupakan suatu pemisahan atau penggabungan atau
penyusunan kembali dari atom-atom, sehingga sebuah atom tidak dapat
diciptakan atau dimusnahkan.
Adapun kelebihan dan kelemahan dari teori atom Dalton yaitu sebagai berikut:
Kelebihan
Kelemahan
Teori Atom Thomson muncul setelah teori atom Dalton pada tahun 1803.
Teori ini merupakan penyempurnaan dari teori atom Dalton. J.J. Thomson
memperbaiki kelemahan dari teori atom Dalton dengan penemuannya yaitu
elektron pada tahun 1897. Elektron adalah partikel yang bermuatan negatif.
Penemuan elektron oleh J.J. Thomson diperoleh melalui percobaan tabung sinar
katode. Berdasarkan percobaan tabung sinar katode, J.J. Thomson menyimpulkan
bahwa sinar katode merupakan sebuah partikel, karena dapat memutar baling-
baling yang diletakkan diantara anode dan katode. Partikel tersebut merupakan
partikel penyususn atom yang bermuatan negatif yang kemudian disebut dengan
elektron. Isi dari teori atom Thomson yaitu atom merupakan bola pejal yang
bermuatan positif dan didalamya tersebar elektron yang bermuatan negatif. Teori
ini disebut juga sebagai teori roti kismis. Mengapa demikian? Karena roti
digambarkan sebagai atom yang bermuatan positif dengan melekatnya kismis
disekeliling roti yang digambarkan sebagai elektron yang bermuatan negatif.
Adapun kelebihan dan kelemahan dari teori atom Thomson yaitu sebagai
berikut:
Kelebihan
Kekurangan
Pada percobaan tersebut sinar alfa yang ditembakkan pada lempeng emas
ada yang dibelokkan, dipantulkan dan diteruskan. Tujuan sebenarnya dilakukan
percobaan tersebut yaitu untuk membuktikan kebenaran teori atom Thomson,
yaitu apakah benar atom merupakan bola pejal yang bermuatan positif yang jika
dikenai partikel alfa akan dipantulkan atau dibelokkan.
Adapun kelebihan dan kelemahan dari teori atom Dalton yaitu sebagai berikut:
Kelebihan
Elektron dapat berpindah dari orbit satu ke orbit yang lain berdasarkan
tingkatan energi. Elektron akan berpindah ke orbit yang memiliki energi
lebih tinggi jika elektron menyerap energi yang besarnya sama dengan
perbedaan energi antara kedua orbit yang bersangkutan. Sebaliknya,
elektron yang berpindah ke orbit yang memiliki energi lebih rendah akan
memancarkan energi radiasi yang teramati sebagai spektrum garis yang
besarnya sama dengan perbedaan energi antara kedua orbit yang
bersangkutan.
Selama dalam orbitnya, elektron dalam keadaan stationer dan tidak
memancarkan energi.
Jika elektron-elektron berpindah dan menempati orbit yang lebih tinggi,
maka atom dalam molekul berada dalam tingkat tereksitasi (excited state).
Jika elektron-elektron berpindah dan menempati orbit yang lebih rendah,
maka atom dalam molekul berada dalam tingkat dasar (ground state).
Elektron mengelilingi inti atom dalam orbit-orbit tertentu yang berbentuk
lingkaran yang sering disebut sebagai kulit-kulit elektron. Kulit-kulit
elektron dinyatakan dalam bentuk notasi K, L, M, N, ... dan seterusnya.
Energi yang dimiliki elektron pada masing-masing orbit dapat
mempengaruhi besar kecilnya lingkaran orbit. Semakin tinggi energi
elektron dalam orbit maka semakin besar pula lingkaran orbitnya dan
sebaliknya.
Teori atom Bohr dapat digambarkan seperti sebuah tata surya mini (seperti
gambar diatas), dimana elektron-elektron yang berada di lintasan beredar
mengelilingi inti atom yang bermuatan positif dan berukuran sangat kecil. Namun
bedanya, pada sistem tata surya setiap planet hanya menempati 1 lintasan (orbit)
saja, sedangkan pada atom setiap elekron bahkan lebih dapat menempati 1
lintasan (kulit atom).
Adapun kelebihan dan kelemahan dari teori atom Bohr yaitu sebagai berikut:
Kelebihan
Kekurangan
Teori atom modern berkembang setelah teori atom Bohr. Pada tahun 1924,
seorang ahli fisika prancis yang bernama Louis de Broglie menyempurnakan
kelemahan dari teori atom Bohr yang tidak mampu menerangkan model atom
selain atom hidrogen serta gejala atom dalam medan magnet. Menurut Broglie,
elektron tidak hanya bersifat partikel, elektron juga bisa bersifat gelombang.
Sedangkan menurut Neils Bohr, elektron adalah partikel.
Teori ini digunakan untuk menjelaskan sifat atom dan molekul. Berdasarkan
teori mekanika kuantum, kedudukan dan momentum suatu benda tidak mungkin
dapat ditentukan secara seksama pada saat bersamaan, yang dapat diketahui hanya
kebolehjadian menemukan elektron pada jarak tertentu dari inti atom. Teori
tersebut dinamakan prinsip ketidakpastian Heinsenberg yang dikemukakan oleh
Werner Heinsenberg, seorang ahli fisika dari Jerman.
1. Prisip Aufbau
Subkulit atau orbital-orbital elektron mempunyai tingkat energi yang berbeda.
Menurut Aufbau, elektron dalam atom sedapat mungkin memiliki energi yang
terendah maka berdasarkan urutan tingkat energi orbital, pengisian konfigurasi
elektron dimulai dari tingkat energi yang paling rendah ke tingkat energi yang
tertinggi. Cara pengisian elektron pada subkulit dapat digambarkan seperti
berikut:
Gambar I : Tingkat Energi yang Paling Rendah ke Tingkat Energi Tertinggi
Prinsip Aufbau adalah:
3. Aturan Hund
Konfigurasi elektron dapat pula ditulis dalam bentuk diagram orbital. Elektron-
elektron di dalam orbital-orbital suatu subkulit cenderung untuk tidak
berpasangan. Elektron-elektron pada subkulit akan berpasangan setelah semua
orbital terisi satu elektron.
Aturan Hund menyatakan: Pada subkulit yang orbitalnya lebih dari satu, elektron-
elektron akan mengisi dulu semua orbital, sisanya baru berpasangan.
2. Bentuk Orbital
Elektron-elektron bergerak pada setiap orbitalnya. Orbital-orbital mempunyai
bentuk yang berbeda-beda sesuai dengan arah gerakan elektron di dalam atom.
a. Orbital s
Orbital s digambarkan berbentuk bola dengan inti sebagai pusat.
Gambar VI : Orbital 1s dan 2s
b. Orbital P
Orbital p terdiri atas 3 orbital, masing-masing berbentuk balon terpilin
dengan arah dalam ruang sesuai dengan sumbu x, y, dan z.
Gambar VII : Orbital Px, Py dan Pz
c. Orbital d
Bentuk orbital d terdiri atas lima orbital yaitu dx2 –y2 , dxz, dz2 , dxy, dan
dyz
Gambar VIII : Orbital dxy, dyz, dxz, d x . y , d z
2 2 2
Setiap unsur memiliki massa dan sifat yang berbeda. Penelitian lebih
lanjut terhadap sifat-sifat unsur menunjukkan bahwa terhadap kemiripan sifat
suatu unsur dengan unsur yang lainnya. Pengelompokkan unsur-unsur kimia
tersebut dikenal dengan nama sistem periodik dan bertujuan untuk memudahkan
penentuan sifat setiap unsur dalam membentuk suatu senywa.
Kelompok Unsur
Gas Cahaya, kalor, oksigen dan nitrogen
Non logam Sulfur, fosfor, karbon, asam klorida, asam fluorida,
dan asam boraks
Logam Antiman, perak, arsenik, bismuth, platina, mangan,
raksa, nikel emas, tungsten, tembaga, kobalt, dan
seng.
Tanah Kapur, magnesium oksida, barium oksida,
aluminium oksida, dan silikon oksida.
d. Hukum Mendelev
Diantara para ahli kimia, Dmitri Mendelev dianggap paling
berhasil dalam mengelompokkan unsur-unsur. Dia juga berani
menduga adanya unsur-unsur yang pada saat itu belum ditemukan.
Mendeleev mengelompokkan unsur-unsur berdasarkan kenaikan
massa atom relatifnya.
Alternarif pengelompokkan usnur lebih ditekankan pada sifat-sifat kimia
atom tersebut dari pada kenaikan massa atom relatifnya. Akibatnya ada
tempat kosong dalam tabel periodik tersebut. Tempat kosong inilah yang
diduga mendelev akan diisi unsur –unsur yang ketika itu belum ditemukan.
Ternyata dugaan itu terbukti yaitu dengan ditemukannya unsur-unsur yang
memiliki sifat yang mirip.
e. Sistem periodik Modern
Pada 1913, seorang kimiawan inggris bernama Henry Moseley
melakukan eksperimen pengukuran panjang gelombang unsur
menggunakan sinar X. Berdasarkan hasil eksperimennya tersebut,
diperoleh kesimpulan bahwa sifat dasar atom bukan didasari oleh
massa atom relatif, melainkan berdasarkan kenaikan jumlah proton.
2. Susunan unsur dalam sistem periodik unsur
a. Golongan
Golongan ditempatkan pada lajur vertikal dalam sistem periodik
modern. Penentuan golongan berkaitan dengan sifat-sifat yang
dimiliki unsur tersebut. Unsur-unsur dalam satu golongan memiliki
sifat-sifat yang mirip. Beberapa golongan diberi nama khusus,
yaitu:
1. golongan IA (kecuali H) disebut golongan alkali;
2. golongan IIA disebut golongan alkali tanah
3. golongan VIIA disebut golongan halogen
4. golongan VIIIA disebut golongan gas mulia
5. golongan IIIA, IVA, VA, dan VIA disebut sesuai dengan unsur
yang terdapat dalam golongan tersebut, yaitu:
a) golongan IIIA disebut golongan boron-aluminium;
b) golongan IVA disebut golongan karbon-silikon;
c)golongan VA disebut golongan nitrogen-fosforus;
d) golongan VIA disebut golongan oksigen-belerang
b. Periode
H. Sifat-sifat periodik
unsur adalah sifat-sifat yang ada hubunganya dengan letak unsur pada
sistem periodik. Sifat-sifat tersebut berubah dan berulang secara periodik sesuai
dengan perubahan nomor atom dan konfigurasi elektron.
1. Jari-jari atom
Dalam seperiode, (dari kiri ke kanan) berjumlah kulit sama tetapi jumlah proton
bertambah sehingga jari-jari atom juga berubah. Karena jumlah proton bertambah
maka muatan inti juga bertambah yang mengakibatkan gaya tarik menarik antara
inti dengan elektron pada kulit terluar semakin kuat. Kekuatan gaya tarik yang
semakin meningkat menyebabkan jari-jari atom semakin kecil. Sehingga untuk
unsur dalam satu periode, jari-jari atom semakin kecil dari kiri ke kanan.
2. Energi ionisasi
3. Keelektronegatifan
4. Sifat Logam
Batas unsur-unsur logam yang terletak di sebelah kiri dengan batas unsur-unsur
bukan logam di sebelah kanan pada system periodic sering digambarkan dengan
tangga diagonal bergaris tebal.
Unsur-unsur yang berada pada batas antara logam dengan bukan logam
menunjukkan sifat ganda.
5. Kereaktifan
Reaktif artinya mudah bereaksi. Unsur-unsur logam pada system periodik, makin
ke bawah makin reaktif, karena makin mudah melepaskan elektron. Unsur-unsur
bukan logam pada sistem periodik, makin ke bawah makin kurang reakatif, karena
makin sukar menangkap electron.
6. Afinitas Elektron
Afinitas elektron ialah energi yang dibebaskan atau yang diserap apabila suatu
atom menerima elektron.
Jika ion negatif yeng terbentuk bersifat stabil, maka proses penyerapan elektron
itu disertai pelepasan energi dan afinitas elektronnya dinyatakan dengan tanda
negative. Akan tetapi jika ion negative yang terbentuk tidak stabil, maka proses
penyerapan elektron akan membutuhkan energi dan afinitas elektronnya
dinyatakan dengan tanda positif. Jadi, unsur yang mempunyai afinitas elektron
bertanda negatif mempunyai kecenderungan lebih besar menyerap elektron
daripada unsur yang afinitas elektronnya bertanda positif. Makin negative nilai
afinitas elektron berarti makin besar kecenderungan menyerap elktron.
Dalam satu periode dari kiri ke kanan, jari-jari semkain kecil dan gaya tarik inti
terhadap elektron semakin besar, maka atom semakin mudah menarik elektron
dari luar sehingga afinitas elektron semakin besar.
Pada satu golongan dari atas ke bawah, jari-jari atom makin besar, sehingga gaya
tarik inti terhadap elektron makin kecil, maka atom semakin sulit menarik
elektron dari luar, sehingga afinitas elektron semakin kecil.