Anda di halaman 1dari 16

BAB II

STRUKTUR ATOM

1. Pendahuluan
Struktur atom dalam ilmu kimia sangat penting artinya. Karena dalam struktur
atom akan dipelajari tentang tatanan atom yang merupakan bagian terkecil suatu materi
tersusun atas partikel proton, neutron dan elektron. Dimana partikel-partikel tersebut
menentukan sifat-sifat dari suatu materi.
Dalam perkembanganntya banyak teori-teori maupun eksperimen-eksperimen
yang dilakukan oleh para ahli untuk mempelajari ataupun mengetahui tentang struktur
atom ini. Dalam struktur atom ini akan dipelajari mengenai perkembangan teori atom,
partikel dasar penyusun atom, Konfigurasi elektron dan aturan penyusunan konfigurasi
elektron dan bilangan kuantum elektron .
Dengan mempelajari bab ini akan dipahami partikel penyusun atom, bagaimana
elektron terdistribusi disekitar inti atom, bagaimana cara penyusunan konfigurasi
elektron dan penentuan bilangan kuantum elektron .

II. 1. Perkembangan Teori Atom


Konsep tentang atom pertama sekali dikemukakan oleh 2 orang ahli filsafat
Yunani, Leucippus dan Democritos, pada tahun 500 – 400 SM, yang mengemukakan
jika suatu zat atau materi terus-menerus dipecah menjadi bagian-bagian yang makin
lama makin kecil, akan diperoleh partikel kecil yang tidak dapat dipecah lagi. Partikel
terkecil penyususn zat-zat ini dinamai “ atom ”
( bahasa Yunani : a= tidak ; tomos= terpecahkan ).
Kemudian para ahli bangsa Arab dan Persia, antara lain Abu Musa ibn Hayyan
(700-778) dengan nama Latinnya Geber, mengemukakan konsep bahwa semua materi
tersusun dari partikel-partikel yang disebut zarrah yang bersifat “ tidak terbagi”
(latajazza’u).
Akan tetapi semua konsep atom sebelum abad ke-19 lebih merupakan pemikiran
filsafat, yang tidak ditunjang oleh eksperimen ilmiah. Baru pada tahun 1803, John
Dalton mengemukakan Teori atom yang dapat menerangkan hukum-hukum perubahan
kimia.

1
Teori Atom yang dikemukakan Dalton adalah:
1. Zat terdiri dari partikel-partikel kecil yang disebut atom.
2. Atom suatu zat tidak dapat diuraikan menjadi partikel yang lebih kecil, dan tidak
dapat diubah menjadi atom zat lain.
3. Atom-atom setiap zat adalah identik, artinya mempunyai bentuk, ukuran, dan
massa yang sama.
4. Atom suatu zat berbeda sifat dengan atom zat lain.
5. Persekutuan antara dua atom atau lebih akan menghasilkan ”atom senyawa”.
Teori atom Dalton ini walaupun memiliki kelemahan yaitu pada pernyataan 2
dan 3. tetapi pada zamannya teori tersebut merupakan terobosan besar dalam
perkembangan ilmu kimia.
Akan tetapi kemajuan yang sangat pesat dalam bidang sains pada awal abad ke
19 membuat para ahli tidak sepenuhnya dapat menerima teori atom Dalto tersebut. Hal
ini ditandai dengan banyaknya eksperimen yang dilakukan terhadap materi. Dan
keyakinan bahwa atom tak dapat terbagipun mulai goyah.

2. Partikel Dasar Atom


a. Elektron
Jika dua kawat diberi potensial listrik yang tinggi dan kemudian didekatkan,
akan terjadi bunga api ataupun loncatan busur listrik dari satu kawat ke kawat lainnya.
Bila ujung kawat itu di ditaruh tabung kaca yang dihampakan akan dihasilkan discas dari
kawat yang satu ke kawat lainnya yang lebih lembut, discas ini disebut sinar katoda,
menyebabkan tabung kaca memancarkan bara hijau kekuningan yang lemah.
Sinar katoda pertama kali dipelajari secara mendalam oleh J. Plucker tahun 1858,
yang mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
1. Sinar katoda dipancarkan oleh katoda dalam sebuah tabung hampa bila dilewati
arus listrik (aliran listrik adalah penting)
2. sinar ini merambat pada garis lurus dari katoda , kecuali jika dikenai gaya dari
luar.
3. Sinar katoda dibelokkan oleh medan listrik dan magnit; sehubungan dengan hal
itu diperkirakan partikelnya bermuatan negatif

2
4. Sinar ini terdiri dari partikel-partikel dengan massa pasti, massa elektron
9,1076 x 10-28 gram, kira-kira 1/1837 massa atom terringan atom hidrogen.
5. Sifat sinar katoda (elektron) adalah sama tak tergantung pada : dari bahan apa
katoda itu, macam gas yang ada pada tabung gas, macam kawat yang digunakan
sebagai penghantar arus listrik ke katoda dan bahan yang digunakan untuk
menghasilkan arus listrik.

Gbr 1. Pembelokan sinar katoda dalam medan magnit

Sinar katoda tidak tampak, hanya melalui pengaruh fluoresensi dari bahan sinar ini
dapat dilacak. Berkas sinar katoda dibelokkan oleh medan magnit. Pembelokkan ini
menunjukkan bahwa sinar katoda bermuatan negatif.
Sifat-sifat ini terutama sifat 5 menunjukkan bahwa partikel sinar katoda merupakan
partikel dasar setiap materi, yang sekarang dikenal dengan elektron. Istilah elektron
pertama kali dikemukakan oleh Stoney (1891) sebagai satuan listrik

b. Proton
Sebelum elektron diidentifikasi, Eugen Goldstein pada tahun 1886 melakukan
serangkaian percobaan dan ia menemukan partikel jenis baru yang disebut sinar kanal
(canal rays) atau sinar positif . Ia menyatakan bahwa suatu fluoresensi nampak pada
permukaan dalam dari suatu tabung sinar katoda di balik katoda yang dilubangi. Ini
menandakan bahwa ada sinar positif bergerak dalam tabung. Beberapa sinar melaju
lewat lubang-lubang dalam katoda dan menabrak ujung lain dari tabung.

3
Sinar katoda mengalir kearah anoda. Tumbukannya dengan sisa atom gas
melepaskan elektron dari atom gas, menghasilkan ion yang bermuatan listrik positif.
Ion-ion ini menuju ke katoda (-) tetapi sebagian dari ion ini lolos melewati lubang pada
katoda danmerupakan arus partikel mengarah kesisi lain. Berkas sinar positif ini disebut
sinar positif atau sinar kanal. Gambar 2

Gambar 2. sinar saluran, ion positif bergerak melewati lubang-lubang katoda


Setelah elektron ditemukan para ahli fisika mengerahkan usahanya untuk
mencari partikikel dasar yang bermuatan positif. Studi mengenai tabung sinar katoda
menyatakan bahwa banyak jenis partikel dapat terjadi, tergantung pada jenis gas yang
digunakan untuk membilas tabung sebelum penghampaan. Bila gas hidrogen yang
digunakan, maka akan diperoleh partilkel positif terringan. Partikel ini mempunyai
angka banding e/m sebesar 9,5791 x 104 C/g. Muatan partikel ini sama dengan muatan
elektron sebesar 1,6022 x10-19 C. Karena bermuatan positif, maka muatan relatifnya
adalah +1. Dari angka banding e/m dan harga e yang telah diketahui diperoleh massa
partikel sebesar 1,6726 x 10-24 gram, atau 1836 kali massa elektron. Partikel sub atom
yang massanya 1,6726 x 10-24 gram dengan muatan +1 disebut proton.
Moseley menyatakan, bahwa atom hidrogen terdiri dari satu proton, helium dua
proton dan litium tiga proton dalam intinya. Jadi nomor atom pastilah banyaknya proton.

4
Karena atom bermuatan netral maka jumlah elektron harus sama dengan jumlah elektron
dalam suatu atom.
c. Neutron
Dengan spektrograf massa telah diketahui bahwa isotop hidrogen yang paling
lazim mempunyai massa sebesar 1,0078 sma. Diketahui pula bahwa massa proton dan
–8
elektron masing-masing 1,0073 sma dan 4859 x 10 sma. Massa isotop hidrogen yang
paling lazim dianggap cocok dengan menggambarkan sebuah proton sebagai inti dan
sebuah elektron di luar inti.
1,0073 sma + 0,00054859 sma = 1,0078 sma
massa proton massa elektron massa isotop H yang biasa
Isotop nitrogen dengan massa 14,00 sma, dan 15,00 sma . Unsur ini mempunyai
nomor atom 7 yang berarti memiliki 7 proton dan 7 elektron.
Fakta menunjukkan bahwa massa proton dan massa elektron tidak cukup untuk
menjelaskan massa total atom, hal ini mendorong para ilmuan untuk mencari suatu
partikel tidak bermuatan yang kehadirannya dapat menjelaskan massa tambahan dari
atom tanpa mengganggu keseimbangan antara proton dan elektron. Tahun 1932 J.
Chadwick menemukan partikel tidak bermuatan, partikel ini disebut neutron. Neutron
adalah suatu partikel sub atom yang tidak bermuatan listrik dan mempunyai massa
1,0087 sma..
Dengan ditemukan neutron ahli kimia dapat mencocokkan sifat-sifat utama atom
dalam ketiga partikel dasar. Suatu atom dapat didefinisikan sebagai partikel netral yang
terdiri dari proton, elektron dan neutron.
Nomor atom = jumlah proton = jumlah elektron
Nomor massa = jumlah proton + jumlah neutron.

Tabel 1. Partikel Dasar

Nama Lambang massa (gr) massa sma Muatan


Proton p+ 1,6726 x 10-24 1,0078 1+
neutron n 1,6749 x 10-24 1,0087 0
elektron e- 9,1096 x 10-28 5,4859 x 10-4 1-

5
3. Model Atom
Setelah diketahui bahwa atom suatu unsur tersusun atas partikel dasar
elektron,proton dan neutron, perlu diketahui lebih lanjut susunan partikel dasar itu dalam
suatu atom unsur atau model suatu unsur. Banyak ahli yang telah mencoba untuk
mengemukakan pendapatnya seperti J.J. Thomson, WilliamThomson, E. Rutherford,
Niels Bohr, Werner Heisenberg dan Schodinger.
a. Model Atom Rutherford
Pada tahun 1900 telah diketahui bahwa atom bersifat elektronetral, yang berarti
memiliki jumlah muatan positif yang sama degan muatan negatif. Permasalahan utama
yang muncul pada waktu itu adalah bagaimana partikel bermuatan positif dan negatif itu
tersusun dalam suatu atom.
Pada tahun 1904 J.J. Thomson dan William Thomson secara terpisah
mengajukan rumusan mengenai gambaran suatu atom, yang selanjutnya dikenal sebagai
model atom Thomson. Dikatakan oleh Thomson bahwa atom merupakan suatu bola
padat bermuatan positif dan tersebar elektron-elektron bermuatan negatif secara acak.
Sekitar tahun 1911 Rutherford dan mahasiswanya Hans Geiger dan Ernest
Marsden melakukan percobaan penghamburan sinar  yang dijatuhkan pada lempeng
emas yang sangat tipis dan logam lain (tebal 10-4 s.d. 10-5 cm) sebagai sasaran partikel
 yang berasal dari radioaktif.

Gambar 3. Hamburan partikel α oleh lempeng logam emas

6
Gambar 4. Penyimpangan partikel α karena tolakan antar partikel α yang
bermuatan positif dengan inti

1. Sebagian besar dari partikel  menembus lempeng logam tanpa pembelokkan.


2. Sebagian (~1 dari tiap 20.000) mengalami pembelokkan setelah menembus
lempeng logam.
3. Dalam jumlah yang sama (poin 2) tidak menembus lempeng logam sama sekali
tetapi berbalik sesuai arah datangnya sinar.
Berdasarkan hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa massa elektron
sangat kecil dan yang menyebabkan pembelokan sinar  adalah bagian kecil dari
atom yang disebut dengan inti atom. Akhirnya Rutherford beranggapan bahwa
atom terdiri atas inti yang sangat kecil sebagai pusat massa dan bermuatan positif,
yang dikelilingi oleh elekton yang bermuatan negatif.

c. Model Atom Niels Bohr


Model atom Rutherford ternyata tidak stabil dan tidak dapat menjelaskan adanya
spektrum, Elektron merupakan partikel bermuatan yang melakukan gerak melingkar,
sehingga akan mengalami percepatan karena gaya tarik elektrostatis, dengan demikian
energi elektron akan makin berkurang atau jari-jari atom semakin kecil. Hal ini tidak
sesuai dengan kenyataan.

7
Untuk itu Niels Bohr (1913) berusaha memperbaiki model atom Rutherford
dengan menggunakan teori kuantum dari Planck yang menyatakan bahwa energi tidak
bersifat sinambung (kontinu) melainkan diskrit. Niels Bohr mengemukakan postulat-
postulatnya, yang selanjutnya dikenal dengan model atom Bohr. Bohr dalam postulatnya
berpendapat bahwa :
1. elektron mengelilingi inti dalam lintasan berbentuk lingkaran, yang disebut dengan
orbit.
2. elektron dalam keadaan stasioner tidak memancarkan energi sehingga energi elektron
tidak berubah dan lintasan elektron tidak makin mengecil, tetapi tertentu dangan
energi tertentu.
3. elektron memiliki momentum anguler tertentu, yang terkuantisasi dalam satuan h/2,
h adalah tetapan Planck = 6,63 x 10-34 Js.
4. perubahan energi dapat terjadi bila elektron berpindah dari lintasan yang satu ke
lintasan yang lain. Bila suatu elektron berada pada tingkat dasar (stasioner) menyerap
energi maka elektron akan berpindah ke tingkat energi yang lebih tinggi (elektron
dalam keadaan tereksitasi), bila elektron kembali ke tingkat energi lebih rendah,
kelebihan energinya dipancarkan dengan frekuensi spesifik, dengan energi E = h,
sesuai dengan perbedaan energi antara kedua tingkat energi.
Model atom Bohr hanya dapat menjelaskan atom Hidrogen dan atom yang mirip
hidrogen, yang terdiri atas inti dan satu elektron. Model atom Bohrn mampu
menjelaskan garis spektrum emisi dan absorpsi dari atom hidrogen dengan
menggunakan tingkat energi pada gambar 4 berikut ini.

8
Gambar 4. Diagram tingkat energi untuk Spektrum garis Hidrogen

Keberhasilan teori Bohr begitu menakjubkan, teori ini sangat baik


menggambarkan struktur atom hidrogen, dengan elektron berotasi mengelilingi inti
dalam orbit melingkar, setelah berbagai penyempurnaan teori ini mampu menerangkan
spektrum atom mirip hidrogen dengan satu elektron seperti ion He +. Namun, spektra
atom-atom poli-elektronik tidak dapat dijelaskan. Selain itu tidak ada penjelasan
persuasif tentang ikatan kimia dapat diperoleh. Pentingnya teori Bohr tidak dapat
diremehkan karena teori ini dengan jelas menunjukkan pentingnya teori kuantum untuk
memahami struktur atom dan secara lebih umum struktur materi.

d. Model Atom Mekanika Gelombang


Di paruh abad 20, mulai diketahui bahwa gelombang elektromagnetik, yang
sebelumnya dianggap gelombang murni, berprilaku seperti partikel (foton).Fisikawan
Perancis Louis Victor De Broglie (1892-1987) mengasumsikan bahwa gelombang
bersifat sebagai materi sebaliknya materi juga berprilaku seperti gelombang. Berawal
dari persamaan Einstein,E = cp dimana p adalah momentum foton, c kecepatan cahaya
dan E adalah energi, ia mendapatkan hubungan :

9
E = h,  = c/ atau hc/ = E, maka h/ = p
De Broglie menganggap setiap partikel dengan momentum p = mv disertai
dengan gelombang (gelombang materi) dengan panjang gelombang .
Dengan meningkatnya ukuran partikel, panjang gelombangnya menjadi pendek . Jadi
untuk partikel makroskopik, tidak dimungkinkan mengamati difraksi dan fenomena lain
yang berkaitan dengan gelombang. Untuk partikel mikroskopik, seperti elektron,
panjang gelombang materi dapat diamati. Faktanya,pola difraksi elektron diamati (1927)
dan membuktikan teori de Broglie.
Fisikawan Jerman Werner Karl Heisenberg (1901-1976) menyatakan tidak
mungkin menentukan secara akurat posisi dan momentum secara simultan partikel yang
sangat kecil semacam elektron. Untuk mengamati partikel seseorang harus meradiasi
partikel dengan cahaya. Tumbukan antara partikel dengan foton akan mengubah posisi
dan momentum partikel. Heisenberg menjelaskan bahwa hasil kali antara ketidakpastian
posisi, x dan ketidakpastian momentum, p akan bernilai sekitar konstanta Planck :
xp = h
Hubungan ini disebut dengan prinsip ketidakpastian Heisenberg.

Gambar 6. Ilustrasi dari prinsip ketidakpastian Heisenberg


Erwin Schödinger (1887-1961) Fisikawan Austria, mengusulkan ide bahwa
persamaan De Broglie dapat diterapkan tidak hanya untuk gerakan bebas partikel, tetapi
juga pada gerakan yang terikat seperti elektron dalam atom. Dengan memperluas ide ini,
ia merumuskan sistem mekanika gelombang. Pada saat yang sama Heisenberg
mengembangkan sisitem mekanika matriks. Kemudian dari kedua sisitem ini disatukan
dalam mekanika kuantum. Dalam mekanika kuantum , keadaan sistem dideskripsikan
dengan fungsi gelombang. Schödinger mendasarkan teorinya pada ide bahwa energi
total sistem, E dapat diperkirakan dengan menyelesaikan persamaan. Karena persamaan

10
ini memiliki kemiripan dengan persamaan yang mengungkapkan gelombang di fisika
klasik, maka persamaan ini disebut dengan persamaan gelombang Schödinger.
Persamaan gelombang partikel (misalnya elektron) yang bergerak dalam satu arah
(misalnya arah x) diberikan oleh :
(-h2/82m)(d2/dx2) + V = E
m adalah massa elektron, V adalah energi potensial sistem sebagai fungsi koordinat, dan
 adalah fungsi gelombang.

3. Bilangan Kuantum
Untuk mengetahui posisi yang tepat dari susunan elektron dalam atom maka
kepada setiap elektron diberikan empat harga bilangan kuantum.

a. Bilangan kuantum utama


Bilangan kuantum utama (n) menunjukkan angka tingkat energi utama yang
mungkin ditempati elektron pada keadaan dasar. Suatu atom berada dalam keadaan
dasar jika elektron-elektronnya menempati tingkat energi terendah yang mungkin. Ada
tujuh tingkat energi utama, ini sesuai dengan jumlah periode yang ada dalam sistem
periodik.
Elektron pada kulit ke 1 memiliki harga n =1. Elektron pada kulit ke 2 memiliki
harga n = 2 dan seterusnya.

b. Bilangan kuantum azimut


Bilangan kuantum azimut (l) menyatakan sub tingkat energi yang mungkin
ditempati oleh elektron dalam suatu tingkat energi tertentu. Bilangan kuantum azimut
menyatakan bentuk orbital suatu atom.
Elektron di sub kulit s memiliki harga l = 0, sub kulit p memiliki l =1, sub kulit d
memiliki l = 2 dan sub kulit f memiliki harga l = 3.

c. Bilangan kuantum magnetik


Bilangan kuatum magnetik (m) menyatakan orbital yang mungkin ditempati
elektron. Sub kulit s memiliki satu orbital, sub kulit p memiliki 3 orbital sub kulit d
memiliki 5 orbital dan sub kulit f memiliki 7 orbital.

11
Harga bilangan kuantum magnetik adalah –l s/d +l.
Jika l = 0 maka m =0
l = 1 maka m = -1, 0, +1
l = 2 maka m = -2, -1, 0, +1, +2 dan seterusnya.
Contoh :
Berapa nilai l yang diijinkan jika n = 3 ?. Berapa banyak orbial yang mungkin jika n=3
Penyelesaian:
a. Harga yang diijinkan untuk l adalah 0 sampai n-1, sehingga
jika n=3, maka l dapat : 0 ; 1; 2
b. Harga l menunjukkan bentuk orbital.
Sebagaimana jawaban (a), jika n=3, l berharga : 0 ; 1; 2Masing-masing harga l itu
mempunyai m1 berharga : 0 untuk l=0
+1 ; 0 dan -1 untuk l = 1
+2; +1; 0 ;-1 dan -2 untuk l =2
Jadi jumlah total orbital jika n=3 adalah 9

d. Bilangan kuantum spin


Bilangan kuantum spin (s) menyatakan arah rotasi dari elektron dalam orbital.
Dua buah elektron yang mengisi setiap orbital memiliki harga s = +1/2 dan s = -1/2.

4. Konfigurasi Elektron
Pembicaraan konfigurasi elektron tidak terlepas dari sub kulit dan jumlah orbital
sub kulit yang dapat ditempati oleh elektron. Berdasarkan garis-garis spektrum dari hasil
eksperimen terdapat 4 macam bentuk orbital yaitu :
a. s (sharp = tajam)
b. p (principal = dasar, cukup jelas)
c. d (diffuse = kabur)
d. f (fundamental = mendasar)
Istilah ini diambil dari tanda spektroskopi. Setiap sub kulit memiliki sejumlah orbital
tertentu serta setiap orbital maksimum ditempati oleh dua elektron. Orbital yang berisi 2
elektron disebut orbital penuh, berisi 1 elektron disebut orbital setengah penuh dan jika
tidak mengandung elektron disebut orbital kosong.

12
Tabel 2. Hubungan Jumlah Orbital dan Elektron Maksimum Setiap Sub Kulit

Sub kulit Jumlah Orbital Elektron maksimum


S 1 2
p 3 6
d 5 10
f 7 14

Pengisian elektron pada setiap orbital untuk setiap sub kulit tidaklah
sembarangan, melainkan mengikuti hukum- hukum yang bersifat periodik. Untuk
pengisian elektron –elektron pada setiap orbital berlaku hukum :

a. Aturan Aufbau
Aturan Aufbau menjelaskan bahwa elektron mulai mengisi orbital dari tingkat energi
terendah ke tingkat energi yang lebih tinggi. Urutan pengisian orbital pada setiap sub
kulit adalah sebagai berikut :

1s
2s 2p
3s 3p 3d
4s 4p 4d 4f
5s 5p 5d 5f
6s 6p 6d
7s 7p

Urutan tersebut disusun berdasarkan kenaikan tingkat energi. Jadi salah jika orbital sub
kulit 3d terlebih dahulu diisi baru 4s, karena tingkat energi 3d lebih tinggi dari 4s.

Contoh :
Tentukan konfigurasi elektron : a. 19K, b. 17Cl-, c. 19K+, d. 29Cu

13
Jawab :

a. Untuk 19K : 1s2, 2s2, 2p6, 3s2, 3p6, 4s1


-
b. Untuk 17Cl karena jumlah elektron bertambah satu dari atom netralnya, maka
konfigurasi elektronnya adalah : 1s2, 2s2, 2p6, 3s2, 3p6
+
c. Untuk 19K karena elektronya lepas satu maka konfigurasi elektronnya adalah :
1s2, 2s2, 2p6, 3s2, 3p6
d. Untuk 29Cu : 1s2, 2s2, 2p6, 3s2, 3p6, 4s2, 3d9, karena konfigurasi elektron 4s23d9
kurang stabil maka 1 elektron dari 4s ditarik ke 3d sehingga kofigurasi
elektronnya menjadi 1s2, 2s2, 2p6, 3s2, 3p6, 4s1, 3d10, namun karena tingkat
energi pada unsur transisi sub kulit 4s lebih tinggi daripada 3d sehingga
penulisan konfigurasi elektronnya adalah 1s2, 2s2, 2p6, 3s2, 3p6, 3d10, 4s1.

b. Aturan Hunt
Hunt menyatakan bahwa pengisian elektron dalam orbital pada sub kulit (tingkat
energi) yang sama tidak akan berpasangan sebelum semua orbital setingkat diisi oleh
sebuah elektron.

c. Larangan Pauli
Wolfgang Pauli menyatakan bahwa tidak mungkin terdapat dua elektron dalam
satu atom yang memiliki 4 bilangan kuantum yang sama. Dua elektron dapat memiliki
bilangan kuantum utama, bilangan kuantum azimut dan bilangan kuantum magnetik
yang sama, namun bilangan kuantum spinnya akan berbeda. Hal ini terjadi karena arah
perputaran pada sumbu saling berlawanan.

14
Tabel 3. Penulisan susunan elektron pada suatu atom unsur

Soal-soal latihan.
1. Apakah sumbangan tiap orang berikut ini terhadap struktur atom
a. Thomson b. Rutherford c. Bohr d. de Broglie
2. Bagaimana perbedaan model atom Rutherford dengan Niels Bohr.
3. Hitung panjang gelombang seberkas proton yang kecepatannya 1,3 x 107 m s-1,
massa proton adalah 1,67 x 10 -24 g.
4. Mengapa jumlah proton dan jumlah jumlah elektron harus sama dalam suatu
atom.
23 39
5. Tentukan jumlah proton, elektron dan neuton dari : 11 Na , 19 K

15
6. Sebutkan bilangan kuantum orbital 2p
7. Sebutkan berapa set kemungkinan keempat bilangan kuantum untuk
a. n=5 l=0, b. n=4 l=1
8. Tentukan harga bilangan kuantum elektron terakhir untuk 11Na, 16S dan 28Ni.
9. Tentukan konfigurasi elektron dari 20Ca, 35 Br, 47Ag, 58Ce, 86 Rn dan 91Pa.
10. Berapakah jumlah elektron yang dapat dipunyai atom dengan bilangan kuantum
a. n=2 , l=1 b. n=3 , l=0 c. N=3 , l=2, m1=-1
11. Tentukan susunan electron pada keadaan dasar dari atom unsure berikut:
8O , 11Na, 12Mg , 20Ca, 24Cr
12. Berapakah jumlah elektron tidak berpasangan pada atom dalam keadaan dasar
berikut : a. 14Si b. 29Cu

16

Anda mungkin juga menyukai