Kata nuklir berarti bagian dari atau yang berhubungan dengan nukleus atom (inti
atom). Dalam fisika nuklir, sebuah reaksi nuklir adalah sebuah proses di mana dua
nuklei ataupartikel nuklir bertubrukan, untuk memproduksi hasil yang berbeda
dari produk awal.
Atom helium
Ilustrasi atom helium yang memperlihatkan inti atom (merah muda) dan distribusi awan
elektron (hitam). Inti atom (kanan atas) berbentuk simetris bulat, walaupun untuk inti atom
yang lebih rumit ia tidaklah selalu demikian.
Klasifikasi
1
Sifat-sifat
1,67 × 10−27
kg
Komponen Elektron dan inti atom yang terdiri dari proton dan neutron
Portal Kimia
Atom adalah suatu satuan dasar materi, yang terdiri atas inti atom serta awan
elektron bermuatan negatif yang mengelilinginya. Inti atom terdiri atas proton
yang bermuatan positif, dan neutron yang bermuatan netral (kecuali pada inti
atom Hidrogen-1, yang tidak memiliki neutron). Elektron-elektron pada sebuah
atom terikat pada inti atom oleh gaya elektromagnetik. Sekumpulan atom
demikian pula dapat berikatan satu sama lainnya, dan membentuk sebuah
molekul. Atom yang mengandung jumlah proton dan elektron yang sama bersifat
netral, sedangkan yang mengandung jumlah proton dan elektron yang berbeda
bersifat positif atau negatif dan disebut sebagai ion. Atom dikelompokkan
berdasarkan jumlah proton dan neutron yang terdapat pada inti atom tersebut.
Jumlah proton pada atom menentukan unsur kimia atom tersebut, dan jumlah
neutron menentukan isotop unsur tersebut.
Istilah atom berasal dari Bahasa Yunani (ἄτομος/átomos, α-τεμνω), yang berarti
tidak dapat dipotong ataupun sesuatu yang tidak dapat dibagi-bagi lagi. Konsep
atom sebagai komponen yang tak dapat dibagi-bagi lagi pertama kali diajukan
oleh para filsuf India dan Yunani. Pada abad ke-17 dan ke-18, para kimiawan
meletakkan dasar-dasar pemikiran ini dengan menunjukkan bahwa zat-zat tertentu
tidak dapat dibagi-bagi lebih jauh lagi menggunakan metode-metode kimia.
Selama akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, para fisikawan berhasil
2
menemukan struktur dan komponen-komponen subatom di dalam atom,
membuktikan bahwa 'atom' tidaklah tak dapat dibagi-bagi lagi. Prinsip-prinsip
mekanika kuantum yang digunakan para fisikawan kemudian berhasil
memodelkan atom.[1]
Dalam pengamatan sehari-hari, secara relatif atom dianggap sebuah objek yang
sangat kecil yang memiliki massa yang secara proporsional kecil pula. Atom
hanya dapat dipantau dengan menggunakan peralatan khusus seperti mikroskop
gaya atom. Lebih dari 99,9% massa atom berpusat pada inti atom, [catatan 1] dengan
proton dan neutron yang bermassa hampir sama. Setiap unsur paling tidak
memiliki satu isotop dengan inti yang tidak stabil, yang dapat mengalami
peluruhan radioaktif. Hal ini dapat mengakibatkan transmutasi, yang mengubah
jumlah proton dan neutron pada inti.[2] Elektron yang terikat pada atom
mengandung sejumlah aras energi, ataupun orbital, yang stabil dan dapat
mengalami transisi di antara aras tersebut dengan menyerap ataupun
memancarkan foton yang sesuai dengan perbedaan energi antara aras. Elektron
pada atom menentukan sifat-sifat kimiawi sebuah unsur, dan memengaruhi sifat-
sifat magnetis atom tersebut.
3
Source : SlideShare
2. Pierre Gassendi (1592-1655 M)
Pemikiran tentang keberadaan atom muncul kembali. Sekitar tahun 1592 – 1655
Gasendi mengemukakan bahwa atom merupakan bagian terkecil suatu zat. Isaac
Newton (1642 – 1727), seorang ilmuwan yang sangat berpengaruh pada masa itu,
mengemukakan dukungannya tentang keberadaan atom.
Namun pada perkembangannya, terdapat kelemahan dari teori atom Dalton ini, di
antaranya :
5
Source:
wikipedia.org
Source: geoffneilsen.wordpress.com
6
5. Model Atom Thomson
Pada tahun 1910, Ernest Rutherford bersama dua orang asistennya, yaitu
Hans Geiger dan Ernest Marsden, melakukan serangkaian percobaan untuk
mengetahui lebih banyak tentang susunan atom. Mereka menembaki lempeng
emas yang sangat tipis dengan partikel sinar alfa berenergi tinggi.
7
Fakta ini tidak sesuai dengan model yang dikemukakan oleh J. J Thomson,
dimana atom digambarkan bersifat homogen pada seluruh bagiannya.
Namun, terdapat kelemahan pada teori atom Rutherford yakni tidak dapat
menjelaskan elektron itu tidak jatuh ke intinya. Menurut teori fisika klasik,
gerakan elektron mengitari inti akan disertai pemancaran energi berupa radiasi
elektromagnet. Dengan demikian, energi elektron semakin berkurang dan
gerakannya melambat sehingga membentuk lintasan spiral dan akhirnya jatuh ke
inti atom.
Pada tahun 1913, berdasarkan analisis spektrum atom dan teori kuantum
yang dikemukakan oleh Max Planck, Niels Bohr mengajukan model atom
8
hidrogen. Model atom hidrogen menurut Bohr menyerupai sistem tata surya.
Elektron dalam atom hanya dapat berada pada tingkat energi tertentu. Artinya,
elektron hanya dapat beredar pada lintasan tertentu saja. Elektron dapat berpindah
dari satu kulit ke kulit lain disertai pemancaran atau penyerapan sejumlah tertentu
energi.
Source : Bohr,SpektrumHidrogen
Teori atom Bohr hanya sesuai untuk atom hidrogen. Selain itu, pada
perkembangan selanjutnya diketahui bahwa gerakan elektron menyerupai
gelombang. Oleh karena itu, posisi elektron tidak mungkin dapat dipastikan.
Dengan kata lain, orbit elektron yang berbentuk lingkaran dengan jari-jari tertentu
seperti yang dikemukakan Niels Bohr tidak dapat diterima.
9
model atom matematis yang menggambarkan elektron sebagai gelombang tiga
dimensi daripada sebagai titik-titik partikel. Menurut teori atom mekanika
kuantum, meski elektron mempunyai tingkat energi tertentu, posisinya tidak dapat
dipastikan. Yang dikatakan tentang posisi elektron adalah peluang untuk
menemukannya. Daerah dengan peluang terbesar untuk menemukan elektron
tersebut disebut orbital.Orbital biasanya digambarkan berupa awan dengan
ketebalan yang bervariasi. Awan yang lebih tebal menyatakan peluang yang lebih
besar untuk menemukan elektron dan sebaliknya. Teori atom mekanika kuantum
dapat menjelaskan struktur atom yang lebih kompleks (atom multielektron).
b. Sejarah nuklir
10
yang melibatkan material radioaktif masih ada, seperti penggunaan garam
radium untuk membuat benda-benda yang berkilau.
Pada prinsipnya sebuah reaksi dapat melibatkan lebih dari dua partikel
yang bertubrukan, tetapi kejadian tersebut sangat jarang. Bila partikel-partikel
tersebut bertabrakan dan berpisah tanpa berubah (kecuali mungkin dalam level
energi), proses ini disebut tabrakan dan bukan sebuah reaksi.
Dikenal dua reaksi nuklir, yaitu reaksi fusi nuklir dan reaksi fisi nuklir.Reaksi fusi
nuklir adalah reaksi peleburan dua atau lebih inti atom menjadi atom baru dan
menghasilkan energi, juga dikenal sebagai reaksi yang bersih.Reaksi fisi nuklir
adalah reaksi pembelahan inti atom akibat tubrukan inti atom lainnya, dan
menghasilkan energi dan atom baru yang bermassa lebih kecil, serta radiasi
elektromagnetik.Reaksi fusi juga menghasilkan radiasi sinar alfa, beta dan gamma
yang sagat berbahaya bagi manusia.
Contoh reaksi fusi nuklir adalah reaksi yang terjadi di hampir semua inti
bintang di alam semesta.Senjata bom hidrogen juga memanfaatkan prinsip reaksi
fusi tak terkendali.Contoh reaksi fisi adalah ledakan senjata nuklir dan
pembangkit listrik tenaga nuklir.Unsur yang sering digunakan dalam reaksi fisi
nuklir adalah Plutonium dan Uranium (terutama Plutonium-239, Uranium-235),
sedangkan dalam reaksi fusi nuklir adalah Lithium dan Hidrogen(terutama
Lithium-6, Deuterium, Tritium).
11
BAB II
BAHAN NUKLIR
Bahan bakar nuklir adalah semua jenis material yang dapat digunakan
untuk menghasilkan energi nuklir, demikian bila dianalogikan dengan bahan
bakar kimia yang dibakar untuk menghasilkan energi. Hingga saat ini, bahan
bakar nuklir yang umum dipakai adalah unsur berat fissil yang dapat
menghasilkan reaksi nuklir berantai di dalam reaktor nuklir; Bahan bakar nuklir
dapat juga berarti material atau objek fisik (sebagai contoh bundel bahan bakar
yang terdiri dari batang bahan bakar yang disusun oleh material bahan bakar, bisa
juga dicampur dengan material struktural, material moderator atau material
pemantul (reflector) neturon. Bahan bakar nuklir fissil yang sering digunakan
adalah U dan
235 239
Pu, dan kegiatan yang berkaitan dengan penambangan,
pemurnian, penggunaan dan pembuangan dari material-material ini termasuk
dalam siklus bahan bakar nuklir. Siklus bahan bakar nuklir penting adanya karena
terkait dengan PLTN dan senjata nuklir.
Tidak semua bahan bakar nuklir digunakan dalam reaksi fissi berantai.
Sebagai contoh, Pu dan beberapa unsur ringan lainnya digunakan untuk
238
12
digunakan sebagai bahan bakar fussi nuklir. Bila melihat pada energi ikat pada
isotop tertentu, terdapat sejumlah energi yang bisa diperoleh dengan memfusikan
unsur-unsur dengan nomor atom lebih kecil dari besi, dan memfisikan unsur-
unsur dengan nomor atom yang lebih besar dari besi.
adalah reaksi nuklir saat nukleus atom terbagi menjadi bagian-bagian yang
lebih kecil (nuklei yang lebih ringan), yang seringkali menghasilkan foton dan
neutron bebas (dalam bentuk sinar gamma), dan melepaskan energi yang sangat
besar. Dua nuklei yang dihasilkan biasanya ukurannya sebanding, dengan rasio
massa sekitar 3:2 untuk isotop fisil.[1][2] Fisi yang biasanya terjadi adalah fisi biner,
namun kadang-kadang (2 hingga 4 kali per 1000 peristiwa), tiga pecahan
bermuatan positif dihasilkan dalam fisi ternari. Bagian terkecil dari ketiga nuklei
ini ukurannya bervariasi antara sebesar proton hingga nukleus argon.
13
pecahan. Agar fisi dapat menghasilkan energi, jumlah energi pengikat dari unsur
yang dihasilkan harus lebih besar daripada unsur awal. Fisi merupakan salah satu
bentuk transmutasi nuklir karena pecahan yang dihasilkan tidak sama dengan
unsur atom awalnya.
Jumlah energi bebas yang dikandung dalam bahan bakar nuklir adalah
jutaan kali jumlah energi bebas dalam bahan bakar kimia dengan massa yang
sama (contohnya bensin), sehingga fisi nuklir merupakan sumber energi yang
sangat padat. Akan tetapi, hasil dari fisi nuklir memiliki sifat radioaktif yang jauh
lebih besar, sehingga menimbulkan masalah limbah nuklir. Kekhawatiran akan
limbah nuklir dan daya hancur senjata nuklir telah memicu perdebatan.
A. Deuterium
Inti deuterium, disebut deuteron, mengandung satu proton dan satu netron,
sementara inti hidrogen paling umum terdiri dari hanya satu proton dan tanpa
netron. Nama isotop berasal dari bahasa Yunani, deuteros yang berarti “dua”,
untuk menunjukkan 2 partikel sub-atomik yang menyusun inti.
15
digunakan.Perbedaan signifikan pada berat atom relatif dibandingkan dengan
protium murni (1H) mungkin adalah alasan mengapa lambang D, yang mirip
lambang sebuah unsur, digunakan.Berat atom dari deuterium adalah 2,014 amu,
sementara berat rata-rata hidrogen sebesar 1,007947 amu, dan protium 1,007825
amu. Pada unsur-unsur kimia yang lain, rasio berat isotop sangat tidak signifikan,
yang menjelaskan mengapa tidak ada simbol isotop yang unik digunakan di
tempat lain.
Secara kimia, kelakuan deuterium sama dengan hidrogen biasa, tetapi ada
perbedaan dalam energi ikat dan panjang senyawa isotop-isotop hidrogen berat
yang lebih besar daripada perbedaan isotopik di unsur mana pun. Ikatan yang
melibatkan deuterium dan tritium sedikit lebih kuat daripada ikatan serupa pada
16
hidrogen ringan, dan perbedaan ini cukup untuk membuat perubahan signifikan di
dalam reaksi-reaksi biologis (lihat air berat).
Organisme prokariota masih mampu untuk bertahan dalam air berat murni
(meskipun dengan pertumbuhan yang lambat).Konsumsi air berat bukan
merupakan ancaman bagi manusia kecuali dalam jumlah yang sangat besar
(melebihi 10 liter).Dosis kecil air berat (beberapa gram adalah jumlah yang
sebanding dengan yang ada di dalam tubuh) secara rutin digunakan sebagai
pelacak metabolis yang tak berbahaya bagi manusia dan binatang.
B. Plutonium(IV) oksida
17
senyawa bervariasi dari kuning sampai hijau zaitun tergantung pada metode
produksi, temperatur, dan ukuran partikel.
Kelarutan dalam air tak larut Struktur Struktur kristal Fluorit (kubik), cF12
Grup ruang Fm3m, No. 225 Geometrk koordinasi Tetrahedral (O2–); kubik
(PuIV) Bahaya Bahaya utama Radioaktif Titik nyala Tak terbakar Senyawa terkait
Senyawa terkait Uranium(IV) oksida Neptunium(IV) oksida Amerisium(IV)
oksida Kecuali dinyatakan sebaliknya, data di atas berlaku pada temperatur dan
tekanan standar (25°C, 100 kPa).
C. Plutonium-239
D. Plutonium-244
18
Pengukuran yang lebih akurat yang dimulai pada awal tahun 1970-an telah
mendeteksi adanya Pu-244 primordial. Mengingat usia Bumi adalah sekitar 50
waktu paruh, maka jumlah Pu-244 yang ada kini seharusnya sangatlah sedikit.
Namun karena Pu-244 tidak dengan mudah dapat dihasilkan dalam penangkapan
neutron alami yang terjadi pada lingkungan dengan aktivitas neutron rendah pada
bijih uranium (lihat di bawah), keberadaannya tersebut tidak dapat dijelaskan
secara masuk akal selain melalui penciptaan yang terjadi oleh proses r pada
nukleosintesis di supernova. Pu-244 dengan demikian demikian adalah isotop
primordial berusia terpendek dan terberat yang telah terdeteksi atau terprediksi
secara teoritis.
Tidak seperti Pu-238, Pu-239, Pu-240, Pu-241, dan Pu-242, 244Pu tidak
diproduksi dalam kuantitas banyak oleh siklus bahan bakar nuklir, karena
penangkapan neutron selanjutnya terhadap 242Pu menghasilkan 243Pu yang
memiliki paruh waktu singkat (5 jam) dan cepat mengalami peluruhan beta
menjadi Amerisium-243, sebelum memiliki cukup kesempatan untuk menangkap
lebih banyak neutron di lingkungan yang seharusnya memiliki fluks neutron yang
sangat tinggi. Namun demikian, suatu ledakan senjata nuklir dapat menghasilkan
sejumlah Pu-244 melalui penangkapan neutron secara pesat berturutan.
E. Uranium-235
19
F. UOX
G. MOX
Mixed oxide, atau Bahan bakar MOX, adalah campuran dari plutonium
dan uranium alam atau uranium depleted yang bersifat serupa (meskipun tidak
persis sama) dengan uranium dengan pengkayaan yang digunakan dalam sebagian
besar reaktor nuklir. Bahan bakar MOX adalah bahan bakar alternatif dari bahan
bakar uranium dengan pengkayaan rendah yang digunakan dalam reaktor air
ringan (light water reactor) yang mendominasi jenis PLTN.
20
H. uranium nutrida
Bahan bakar jenis ini sering menjadi pilihan reaktor yang didesain oleh
NASA. Uranium nitrida mempunyai konduktivitas panas yang lebih baik daripada
UO2 dan mempunyai titik lebur yang sangat tinggi. Kekurangan bahan bakar ini
adalah bahwa nitrogen yang digunakan, 15N (bukannya 14N yang lebih berlimpah
jumlahnya), akan menghasilkan C dari reaksi pn. Karena nitrogen yang
14
digunakan pada bahan bakar ini sangat mahal harganya, bahan bakar ini dapat
didaur ulang dengan metode pyro untuk mendapatkan 15N kembali.
I. Uranium karbida
uranium karbida dapat digunakan sebagai bahan bakar nuklir untuk reaktor
nuklir , biasanya dalam bentuk pelet atau tablet. Bahan bakar uranium karbida
digunakan dalam desain akhir dari roket termal nuklir .
Pelet uranium karbida digunakan sebagai kernel bahan bakar untuk reaktor
unggun kerikil versi AS; versi Jerman menggunakan uranium dioksida sebagai
gantinya. Sebagai bahan bakar nuklir, uranium karbida dapat digunakan sendiri,
atau dicampur dengan plutonium karbida (PuC dan Pu 2 C 3 ). Campuran ini juga
dilabeli sebagai uranium-plutonium karbida ((U, Pu) C).
21
J. Larutan garam anhydrous
Bahan bakar jenis ini dilarutkan dalan pendingin reaktor dan biasa
digunakan dalam reaktor molten salt percobaan dan sejumlah reaktor percobaan
dengan bahan bakar cair lainnya. Bahan bakar cair ini tersusun dari LiF-BeF 2-
ThF4-UF4 (72-16-12-0.4 mol%), yang mempunyai titik temperatur operasi
maksimum 705 °C pada saat percobaan, tapi sebenarnya bisa lebih tinggi lagi
karena titik didihnya lebih dari 1400 °C.
22
BAB III
A. Reaksi fisi
Jika jumlah rata-rata neutron yang diepaskan per inti atom yang
melakukan fisi ke inti atom lain disimbolkan dengan k, maka nilai k yang lebih
besar dari 1 menunjukkan bahwa reaksi fisi melepaskan lebih banyak neutron dari
pada jumlah yang diserap, sehingga dapat dikatakan bahwa reaksi ini dapat berdiri
sendiri. Massa minimum dari suatu material fisi yang mampu melakukan reaksi
fisi berantai yang dapat berdiri sendiri dinamakan massa kritis.Ketika neutron
ditangkap oleh inti atom yang cocok, fisi akan terjadi dengan segera, atau inti
atom akan berada dalam kondisi yang tidak stabil dalam waktu yang singkat.
Ketika ditemukan pada masa Perang Dunia II, hal ini memicu beberapa
negara untuk memulai program penelitian mengenai kemungkinan membuat bom
atom, sebuah senjata yang menggunakan reaksi fisi untuk menghasilkan energi
yang sangat besar, jauh melebihi peledak kimiawi (TNT, dsb). Proyek Manhattan,
dijalankan oleh Amerika Serikat dengan bantuan Inggris dan Kanada,
mengembangkan senjata fisi bertingkat yang digunakan untuk melawan Jepang
pada tahun 1945. Selama proyek tersebut, reaktor fisi pertama dikembangkan,
meski awalnya digunakan hanya untuk pembuatan senjata dan bukan untuk
menghasilkan listrik untuk masyarakat.
23
Namun, jika neutron yang digunakan dalam reaksi fisi dapat dihambat,
misalnya dengan penyerap neutron, dan neutron tersebut masih menjadikan massa
material nuklir berstatus kritis, maka reaksi fisi dapat dikendalikan. Hal inilah
yang membuat reaktor nuklir dibangun. Neutron yang bergerak cepat tidak boleh
menabrak inti atom, mereka harus diperlambat, umumnya dengan menabrakkan
neutron dengan inti dari pengendali neutron sebelum akhirnya mereka bisa dengan
mudah ditangkap. Saat ini, metode seperti ini umum digunakan untuk
menghasilkan listrik.
B. Reaktor fisi
Reaktor fisi kritis adalah jenis reaktor nuklir yang paling umum. Di dalam
reaktor fisi kritis, neutron yang diproduksi oleh fisi dari atom bahan bakar
digunakan untuk menginduksi reaksi fisi lainnya, sehingga untuk menjaga agar
energi yang dilepaskan bisa dikendalikan. Alat yang dapat melakukan reaksi fisi
tetapi tidak bisa mandiri disebut sebagai reaktor fisi subkritis. Beberapa alat
menggunakan peluruhan radioaktif atau akselerator partikel untuk menggerakkan
fisi.
Reaktor fisi kritis biasanya dibangun untuk 3 tujuan utama, yang dilihat
dari hasil panas yang bisa diambil atau neutron yang diproduksi dari reaksi rantai
nuklir:
24
membuat 239
Pu (bahan bakar nuklir) dari bahan yang sebelumnya
terabaikan yaitu 238
U (bukan bahan bakar nuklir). Reaktor peranakan
termal sebelumnya telah dites menggunakan 232
Th untuk memperbanyak
isotop 233U yang dilanjutkan untuk dipelajari dan dikembangkan lebih jauh
Pada dasarnya, semua reaktor fisi dapat digunakan untuk ketiga fungsi di
atas. Tapi, karena tiap reaktor memiliki tujuan masing-masing maka biasanya
hanya satu tugas utama saja. Reaktor pembangkit listrik biasanya mengubah
energi kinetik dari hasil fisi menjadi panas yang nantinya akan digunakan untuk
memanaskan fluida kerja dan menjalankan sebuah mesin panas yang nantinya
menghasilkan listrik. Fluida kerja ini biasanya adalah air dengan turbin uap, tetapi
beberapa desain lainnya menggunakan gas helium. Reaktor-reaktor fisi ini
mengeluarkan limbah berupa limbah radioaktif yang sangat sulit dibuang dengan
aman, oleh karena itu biasanya limbah ini dibuang di tempat yang tahan
radioaktif, misalnya di bawah tanah. Reaktor penelitian memproduksi neutron
yang digunakan untuk berbagai macam keperluan, tetapi panas yang dihasilkan
fisi diperlakukan sebagai produk buangan yang tidak dapat dihindari. Reaktor
peranakan adalah bentuk khusus dari reaktor penelitian, sampel yang menjadi
penelitian biasanya adalah bahan bakarnya sendiri, yang merupakan sebuah
campuran dari 238U dan 235
U. Untuk deskripsi yang lebih jauh mengenai sifat-sifat
fisika dan pengoperasian dari reaktor fisi kritis, silahkan lihat fisika reaktor nuklir.
Untuk deskripsi mengenai aspek sosial, politik, dan lingkungan, silahkan lihat
daya nuklir.
C. Reaksi fusi
25
Jika jumlah rata-rata neutron yang diepaskan per inti atom yang
melakukan fisi ke inti atom lain disimbolkan dengan k, maka nilai k yang lebih
besar dari 1 menunjukkan bahwa reaksi fisi melepaskan lebih banyak neutron dari
pada jumlah yang diserap, sehingga dapat dikatakan bahwa reaksi ini dapat berdiri
sendiri. Massa minimum dari suatu material fisi yang mampu melakukan reaksi
fisi berantai yang dapat berdiri sendiri dinamakan massa kritis.Ketika neutron
ditangkap oleh inti atom yang cocok, fisi akan terjadi dengan segera, atau inti
atom akan berada dalam kondisi yang tidak stabil dalam waktu yang singkat.
Ketika ditemukan pada masa Perang Dunia II, hal ini memicu beberapa
negara untuk memulai program penelitian mengenai kemungkinan membuat bom
atom, sebuah senjata yang menggunakan reaksi fisi untuk menghasilkan energi
yang sangat besar, jauh melebihi peledak kimiawi (TNT, dsb). Proyek Manhattan,
dijalankan oleh Amerika Serikat dengan bantuan Inggris dan Kanada,
mengembangkan senjata fisi bertingkat yang digunakan untuk melawan Jepang
pada tahun 1945. Selama proyek tersebut, reaktor fisi pertama dikembangkan,
meski awalnya digunakan hanya untuk pembuatan senjata dan bukan untuk
menghasilkan listrik untuk masyarakat.
Namun, jika neutron yang digunakan dalam reaksi fisi dapat dihambat,
misalnya dengan penyerap neutron, dan neutron tersebut masih menjadikan massa
material nuklir berstatus kritis, maka reaksi fisi dapat dikendalikan. Hal inilah
yang membuat reaktor nuklir dibangun. Neutron yang bergerak cepat tidak boleh
menabrak inti atom, mereka harus diperlambat, umumnya dengan menabrakkan
neutron dengan inti dari pengendali neutron sebelum akhirnya mereka bisa dengan
mudah ditangkap. Saat ini, metode seperti ini umum digunakan untuk
menghasilkan listrik.
26
Reaksi fusi deuterium-tritium (D-T) dipertimbangkan sebagai proses yang
paling menjanjikan dalam memproduksi tenaga fusi.
Jika inti atom bertabrakan, dapat terjadi fusi nuklir. Proses ini akan
melepas atau menyerap energi. Ketika inti atom hasil tabrakan lebih ringan dari
besi, maka pada umumnya fusi nuklir melepaskan energi. Ketika inti atom hasil
tabrakan lebih berat dari besi, maka pada umumnya fusi nuklir menyerap energi.
Proses fusi yang paling sering terjadi adalah pada bintang, yang mendapatkan
energi dari fusi hidrogen dan menghasilkan helium. Bintang-bintang juga
membentuk unsur ringan seperti lithium dan kalsium melalui stellar
nucleosynthesis. Sama halnya dengan pembentukan unsur yang lebih berat
(melalui proses-S) dan unsur yang lebih berat dari nikel hingga uranium, akibat
supernova nucleosynthesis, proses-R.
Tentu saja, proses alami dari astrofisika ini bukanlah contoh dari teknologi
nuklir. Karena daya dorong energi yang tinggi dari inti atom, fusi sulit untuk
dilakukan dalam keadaan terkendali (contoh: bom hidrogen). Fusi terkontrol bisa
dilakukan dalam akselerator partikel, yang merupakan cara bagaimana unsur
sintetis dibuat. Namun fusi nuklir konvensional tidak menghasilkan energi secara
keseluruhan, mempercepat partikel dalam jumlah sedikit membutuhkan energi
lebih banyak dari pada total energi yang dihasilkan dari fusi nuklir. Kesulitan
teknis dan teoritis menghalangi pengembangan teknologi fusi nuklir untuk
27
kepentingan sipil, meski penelitian mengenai teknologi ini di seluruh dunia terus
berlanjut sampai sekarang.
Fusi nuklir mulai diteliti pada tahap teoritis ketika Perang Dunia II, ketika
para peneliti Proyek Manhattan yang dipimpin oleh Edward Teller menelitinya
sebagai metode pembuatan bom. Proyek ini ditinggalkan setelah menyimpulkan
bahwa hal ini memerlukan reaksi fisi untuk menyalakan bom. Hal ini terus terjadi
hingga pada tahun 1952, peledakkan bom hidrogen pertama dilakukan. Disebut
bom hidrogen karena memanfaatkan reaksi antara deuterium dan tritium, isotop
dari hidrogen. Reaksi fusi menghasilkan energi lebih besar per satuan massa
material dibandingkan reaksi fisi, namun lebih sulit menjadikannya bereaksi
secara berantai.Dalam fisika nuklir, fusi nuklir (reaksi termonuklir) adalah
sebuah reaksi di mana dua inti atom bergabung membentuk satu atau lebih inti
atom yang lebih besar dan partikel subatom (neutron atau proton). Perbedaan
dalam massa antara reaktan dan produk dimanifestasikan sebagai pelepasan energi
dalam jumlah besar. Perbedaan dalam massa ini muncul akibat perbedaan dalam
energi ikatan inti atom antara sebelum dan setelah reaksi. Fusi nuklir adalah
proses yang memberikan daya bagi bintang untuk bersinar.
Proses fusi yang menghasilkan nukleus lebih ringan dari besi-56 atau
nikel-62 secara umum tidak akan melepaskan sejumlah energi bersih. Elemen-
elemen ini memiliki massa per nukleon terendah dan energi ikatan per nukleon
tertinggi. Fusi elemen-elemen ringan akan melepas energi (eksotermis),
sedangkan fusi yang menghasilkan inti lebih berat dari elemen ini, akan
menghasilkan energi yang ditahan oleh nukleon yang dihasilkan (reaksi
endotermis). Kebalikannya ini benar untuk proses yang berkebalikan, fisi nuklir.
Hal ini berarti untuk elemen ringan, seperti hidrogen dan helium secara umum
lebih mudah fusi; sedangkan untuk elemen yang lebih berat, seperti uranium dan
plutonium, lebih mudah fisi.
28
membentuk inti atom yang lebih berat dan neutron bebas, akan menghasilkan
energi yang lebih besar lagi dari energi yang dibutuhkan untuk menggabungkan
mereka—sebuah reaksi eksotermis yang dapat menciptakan reaksi yang terjadi
sendirinya.
Energi yang dilepas di banyak reaksi nuklir lebih besar dari reaksi kimia,
karena energi pengikat yang mengelem kedua inti atom jauh lebih besar dari
energi yang menahan elektron ke inti atom. Contoh, energi ionisasi yang diperoleh
dari penambahan elektron ke hidrogen adalah 13.6 elektronvolt—lebih kecil satu
per sejuta dari 17 MeV yang dilepas oleh reaksi D-T
D. Reaktor fusi
Reaktor fusi pertama kali diwujudkan di Uni Soviet pada tahun 1950.
Reaktor fusi ini dinamai reaktor Tokamak singkatan dari Toroidal’naya kamera s
magnitnymi katushkami yang artinya lebih kurang ruang toroidal dengan koil
magnetik. Reaktor fusi Tokamak ditemukan pada tahun 1950 oleh ilmuwan Soviet
Igor Yevgenyevich Tamm dan Andrei Sakharov. Penemuan mereka didasari oleh
ide dari Oleg Lavrentyev. Baru pada tahun 1968 reaktor ini dinyatakan berhasil
mendemonstrasikan terjadinya reaksi fusi di dalamnya.
29
BAB IV
A. Manfaat
Secara tidak sadar manfaat nuklir bagi kehidupan manusia begitu banyak
diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, padahal banyak sekali orang takut
akan teknologi nuklir ini karena kebanyakan secara umum orang hanya
mengetahui teknologi ini adalah suatu teknologi yang amat berbahaya bagi
kehidupan.
30
Adapun manfaat dari teknologi nuklir selain penggunaan untuk senjata
adalah sebagai berikut :
31
kontraindikasi absolut pada pemanfaatan terapi Kedokteran Nuklir. Selain itu,
untuk kontraindikasi yang relatif umumnya tergantung pada kondisi penderita.
Tentu saja pengembangan teknologi Nuklir tidak hanya terbatas pada satu
bidang saja, pada bidang industri adalah suatu bidang yang dijadikan prioritas
utama. Dan hasilnya begitu banyak perusahaan-perusahaan memanfaatkan
teknologi ini untuk kegiatan perindustriannya.
Salah satu contoh pada saat melakukan eksplorasi minyak dan gas,
manfaat dari teknologi nuklir sangat penting yang berfungsi sebagai teknologi
yang mampu menentukan sifat dari bebatuan yang ada di sekitar eksplorasi seperti
berbatuan Porositas ataupun Litografi. Pemanfaatan Nuklir dalam hal ini yakni
dengan cara menggunakan neutron maupun sumber sinar gamma serta detektor
radiasi yang di tanamkan pada batuan yang diteliti tersebut.
32
Kemampuan paparan radiasi Nuklir adalah memiliki daya tembus yang tinggi
sehingga efektif apabila digunakan melakukan pemeriksaan bahan tanpa merusak
bahan ataupun tekstur yang bahan yang diteliti.
Irradiasi makanan adalah suatu proses memaparkan bahan makanan dengan sistem
33
ionisasi radiasi, mungkin ini terdengar berbahaya yang membuat makanan itu
menjadi beracun untuk di konsumsi. Namun jangan khawatir bahwa proses ini
aman bagi kesehatan. Proses ini bertujuan untuk menghancurkan berbagai macam
jenis mikroorganisme, virus, bakteri bahkan serangga yang diperkirkan ada
di pada makanan.
34
4) Manfaat nuklir di bidang Listrik
B. bahaya nuklir
Energi radiasi nuklir dosis tinggi dapat menyebabkan sel-sel tubuh rusak,
sehingga menimbulkan berbagai komplikasi. Daerah tubuh yang paling rentan
mengalami kerusakan akibat paparan radiasi nuklir dosis tinggi adalah lambung,
35
usus, mulut, pembuluh darah, dan sel-sel yang memproduksi darah di sumsum
tulang.
2. kanker
Banyak studi yang menunjukkan bahwa orang yang sering terpapar radiasi
nuklir, terutama anak-anak dan orang dewasa muda, berisiko besar terkena
kanker. Beberapa penyakit kanker tersebut adalah kanker darah, kanker paru-paru,
kanker kulit, kanker tulang, kanker payudara, kanker tiroid, dan kanker otak.
Efek radiasi nuklir juga berdampak buruk bagi tumbuh kembang anak,
terutama perkembangan otak dan sarafnya. Paparan radiasi nuklir pada janin dapat
menyebabkan bayi terlahir cacat, baik cacat fisik maupun cacat mental.
36
yang menempel di tubuh untuk mencegah kontaminasi tambahan, dan segera cuci
bagian tubuh atau kulit yang terkena radiasi dengan air dan sabun.
37