Anda di halaman 1dari 37

BAB I

NUKLIR DAN ATOM

Kata nuklir berarti bagian dari atau yang berhubungan dengan nukleus atom (inti
atom). Dalam fisika nuklir, sebuah reaksi nuklir adalah sebuah proses di mana dua
nuklei ataupartikel nuklir bertubrukan, untuk memproduksi hasil yang berbeda
dari produk awal.

Atom helium

Ilustrasi atom helium yang memperlihatkan inti atom (merah muda) dan distribusi awan
elektron (hitam). Inti atom (kanan atas) berbentuk simetris bulat, walaupun untuk inti atom
yang lebih rumit ia tidaklah selalu demikian.

Klasifikasi

Satuan terkecil unsur kimia

1
Sifat-sifat

1,67 × 10−27

Kisaran massa sampai dengan 4,52 × 10−25

 kg

Muatan listrik nol (netral) ataupun muatan ion

Kisaran diameter 62 pm (He) sampai dengan 520 pm (Cs)

Komponen Elektron dan inti atom yang terdiri dari proton dan neutron

Portal Kimia

Atom adalah suatu satuan dasar materi, yang terdiri atas inti atom serta awan
elektron bermuatan negatif yang mengelilinginya. Inti atom terdiri atas proton
yang bermuatan positif, dan neutron yang bermuatan netral (kecuali pada inti
atom Hidrogen-1, yang tidak memiliki neutron). Elektron-elektron pada sebuah
atom terikat pada inti atom oleh gaya elektromagnetik. Sekumpulan atom
demikian pula dapat berikatan satu sama lainnya, dan membentuk sebuah
molekul. Atom yang mengandung jumlah proton dan elektron yang sama bersifat
netral, sedangkan yang mengandung jumlah proton dan elektron yang berbeda
bersifat positif atau negatif dan disebut sebagai ion. Atom dikelompokkan
berdasarkan jumlah proton dan neutron yang terdapat pada inti atom tersebut.
Jumlah proton pada atom menentukan unsur kimia atom tersebut, dan jumlah
neutron menentukan isotop unsur tersebut.

Istilah atom berasal dari Bahasa Yunani (ἄτομος/átomos, α-τεμνω), yang berarti
tidak dapat dipotong ataupun sesuatu yang tidak dapat dibagi-bagi lagi. Konsep
atom sebagai komponen yang tak dapat dibagi-bagi lagi pertama kali diajukan
oleh para filsuf India dan Yunani. Pada abad ke-17 dan ke-18, para kimiawan
meletakkan dasar-dasar pemikiran ini dengan menunjukkan bahwa zat-zat tertentu
tidak dapat dibagi-bagi lebih jauh lagi menggunakan metode-metode kimia.
Selama akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, para fisikawan berhasil
2
menemukan struktur dan komponen-komponen subatom di dalam atom,
membuktikan bahwa 'atom' tidaklah tak dapat dibagi-bagi lagi. Prinsip-prinsip
mekanika kuantum yang digunakan para fisikawan kemudian berhasil
memodelkan atom.[1]

Dalam pengamatan sehari-hari, secara relatif atom dianggap sebuah objek yang
sangat kecil yang memiliki massa yang secara proporsional kecil pula. Atom
hanya dapat dipantau dengan menggunakan peralatan khusus seperti mikroskop
gaya atom. Lebih dari 99,9% massa atom berpusat pada inti atom, [catatan 1] dengan
proton dan neutron yang bermassa hampir sama. Setiap unsur paling tidak
memiliki satu isotop dengan inti yang tidak stabil, yang dapat mengalami
peluruhan radioaktif. Hal ini dapat mengakibatkan transmutasi, yang mengubah
jumlah proton dan neutron pada inti.[2] Elektron yang terikat pada atom
mengandung sejumlah aras energi, ataupun orbital, yang stabil dan dapat
mengalami transisi di antara aras tersebut dengan menyerap ataupun
memancarkan foton yang sesuai dengan perbedaan energi antara aras. Elektron
pada atom menentukan sifat-sifat kimiawi sebuah unsur, dan memengaruhi sifat-
sifat magnetis atom tersebut.

a. Sejarah teori atom

1. Leukippos dan Demokritus (460 – 380 SM)

Leukippos merupakan orang pertama yang mencetuskan tentang


keberadaan atom. Beliau bersama dengan Demokritus muridnya mengemukakan
bahwa materi terbentuk dari partikel yang sudah tidak terbagi lagi. Yang
kemudian mereka namai dengan sebutan atom (Yunani: atomos = tak terbagi).
Namun, Pendapat ini ditolak oleh Aristoteles, Dia berpendapat bahwa materi
bersifat kuntinu (materi dapat dibelah terus-menerus sampai tidak berhingga).
Oleh karena Aristosteles termasuk orang yang sangat berpengaruh pada masa itu,
gagasan tentang atom memudar dan tidak mengalami perkembangan selama
berabad-abad lamanya.

3
Source : SlideShare

2. Pierre Gassendi (1592-1655 M)

Pemikiran tentang keberadaan atom muncul kembali. Sekitar tahun 1592 – 1655
Gasendi mengemukakan bahwa atom merupakan bagian terkecil suatu zat. Isaac
Newton (1642 – 1727), seorang ilmuwan yang sangat berpengaruh pada masa itu,
mengemukakan dukungannya tentang keberadaan atom.

3. Teori atom Dalton (1808 M)

Berdasarkan berbagai penemuan pada masa itu, John Dalton merumuskan


teori atom yang pertama sekitar tahun 1803-1807, yang kita kenal sebagai teori
atom Dalton. Berikut adalah postulat-postulat dalam teori atom Dalton.
4
1. Setiap unsur terdiri atas partikel yang sudah tak terbagi yang dinamai
atom.
2. Atom-atom dari suatu unsur adalah identik. Atom-atom dari unsur yang
berbeda mempunyai sifat-sifat yang berbeda, teimasuk mempunyai massa
yang berbeda.
3. Atom dari suatu unsur tidak dapat diubah menjadi atom unsur lain, tidak
dapat dimusnahkan atau diciptakan. Reaksi kimia hanya merupakan
penataan ulang atom- atom.
4. Senyawa terbentuk ketika atom-atom dari dua jenis unsur atau lebih
bergabung dengan perbandingan tertentu.

Namun pada perkembangannya, terdapat kelemahan dari teori atom Dalton ini, di
antaranya :

1. Tidak dapat menjelaskan sifat listrik materi.


2. Tidak dapat menjelaskan cara atom-atom saling berikatan.
3. Tidak dapat menjelaskan perbedaan antara atom unsur yang satu dengan
unsur yang lain.

Meskipun demikian, Teori atom Dalton diterima karena dapat menjelaskan


dengan baik beberapa fakta eksperimen pada masa itu, di antaranya Hukum
Kekekalan Massa dan Hukum Perbandingan Tetap dengan baik.

5
Source:
wikipedia.org

4. Hipotesa Prout (1785-1855)

Hipotesis Prout adalah upaya yang dilakukan di awal abad kesembilan


belas untuk menjelaskan keberadaan beberapa unsur kimia melalui hipotesis
tentang struktur internal dari atom . Pada 1815 dan 1816 , kimiawan Inggris
William Prout menerbitkan dua artikel di mana ia mencatat bahwa berat atom
yang telah ditetapkan untuk unsur yang dikenal pada saat itu tampaknya menjadi
beberapa dari semua berat atom hidrogen . Akibatnya, hipotesis bahwa atom
hidrogen adalah satu-satunya benar-benar mendasar, dan bahwa atom elemen lain
sebenarnya kelompok dari beberapa atom hidrogen.

Source: geoffneilsen.wordpress.com

6
5. Model Atom Thomson

Pada Tahun 1900, J. J Thomson menemukan Elektron. Penemuan elektron


berkaitan dengan percobaan-percobaan tentang hantaran listrik melalui tabung
hampa. Melalui percobaan dapat ditunjukkan bahwa perpendaran itu disebabkan
oleh suatu radiasi yang memancar dari permukaan katode
menuju anode.Oleh karena berasal dari katode, maka radiasi ini disebutsinar
katode. Percobaan lebih lanjut menunujukan bahwa sinar  katode merupakan
radiasi partikel yang bermuatan listrik negatif. Selanjutnya, Thomson
menamakanya elektron. Berdasarkan hal itu, Thomson menyimpulkan bahwa
elektron merupakan partikel dasar penyusun atom.

Setelah penemuan elektron pada tahun 1900, J. J Thomson mengajukan


model atom yang menyerupai roti kismis. Menurut Thomson, atom terdiri dari
materi bermuatan positif dan di dalamnya tersebar elektron bagaikan kismis dalam
roti kismis.

6. Model Atom Rutherford

Pada tahun 1910, Ernest Rutherford bersama dua orang asistennya, yaitu
Hans Geiger dan Ernest Marsden, melakukan serangkaian percobaan untuk
mengetahui lebih banyak tentang susunan atom. Mereka menembaki lempeng
emas yang sangat tipis dengan partikel sinar alfa berenergi tinggi.

Mereka menemukan bahwa sebagian besar partikel alfa dapat menembus


lempeng emas tanpa pembelokkan berarti, seolah-olah lempeng emas itu tidak
ada. Akan tetapi, kemudian mereka menemukan bahwa sebagian kecil dari
partikel alfa mengalami pembelokan yang cukup besar, bahkan di antaranya
dipantulkan.

Adanya partikel alfa yang terpantul mengejutkan Rutherford. Partikel alfa


yang terpantul itu pastilah telah menabrak sesuatu yang sangat padat dalam atom.

7
Fakta ini tidak sesuai dengan model yang dikemukakan oleh J. J Thomson,
dimana atom digambarkan bersifat homogen pada seluruh bagiannya.

Pada tahun 1911, Rutherford menjelaskan penghamburan sinar  alfa


dengan mengajukan gagasan tentang inti atom. Menurut Rutherford, sebagian
besar dari massa dan muatan positif atom terkonsentrasi pada bagian pusat atom
yang selanjutnya disebut inti atom. Elektron beredar mengitari inti pada jarak
yang relatif sangat jauh. Lintasan elektron itu disebut kulit atom.

             Namun, terdapat kelemahan pada teori atom Rutherford yakni tidak dapat
menjelaskan elektron itu tidak jatuh ke intinya. Menurut teori fisika klasik,
gerakan elektron mengitari inti akan disertai pemancaran energi berupa radiasi
elektromagnet. Dengan demikian, energi elektron semakin berkurang dan
gerakannya melambat sehingga membentuk lintasan spiral dan akhirnya jatuh ke
inti atom.

Source : Rutherford Model, physics Info 

7. Model atom bohr (1913), Spektrum hidrogen

Pada tahun 1913, berdasarkan analisis spektrum atom dan teori kuantum
yang dikemukakan oleh Max Planck, Niels Bohr mengajukan model atom
8
hidrogen. Model atom hidrogen menurut Bohr menyerupai sistem tata surya.
Elektron dalam atom hanya dapat berada pada tingkat energi tertentu. Artinya,
elektron hanya dapat beredar pada lintasan tertentu saja. Elektron dapat berpindah
dari satu kulit ke kulit lain disertai pemancaran atau penyerapan sejumlah tertentu
energi.

Source : Bohr,SpektrumHidrogen 

8. Model Atom Mekanika Kuantum (1926), Hipotesa de


Broglie

Teori atom Bohr hanya sesuai untuk atom hidrogen. Selain itu, pada
perkembangan selanjutnya diketahui bahwa gerakan elektron menyerupai
gelombang. Oleh karena itu, posisi elektron tidak mungkin dapat dipastikan.
Dengan kata lain, orbit elektron yang berbentuk lingkaran dengan jari-jari tertentu
seperti yang dikemukakan Niels Bohr tidak dapat diterima.

Pada tahun 1926, dengan menggunakan pemikiran Louis de Broglie bahwa


partikel berperilaku seperti gelombang, Erwin Schrödinger mengembangkan suatu

9
model atom matematis yang menggambarkan elektron sebagai gelombang tiga
dimensi daripada sebagai titik-titik partikel. Menurut teori atom mekanika
kuantum, meski elektron mempunyai tingkat energi tertentu, posisinya tidak dapat
dipastikan. Yang dikatakan tentang posisi elektron adalah peluang untuk
menemukannya. Daerah dengan peluang terbesar untuk menemukan elektron
tersebut disebut orbital.Orbital biasanya digambarkan berupa awan dengan
ketebalan yang bervariasi. Awan yang lebih tebal menyatakan peluang yang lebih
besar untuk menemukan elektron dan sebaliknya. Teori atom mekanika kuantum
dapat menjelaskan struktur atom yang lebih kompleks (atom multielektron).

Source : Mekanika Kuantum

b. Sejarah nuklir

Henri Becquerel pada tahun 1896 meneliti fenomena fosforesensi pada


garam uranium ketika ia menemukan sesuatu yang akhirnya disebut
dengan radioaktivitas. Fenomena baru mengenai radioaktivitas diketahui sejak
adanya paten di dunia kedokteran yang melibatkan radioaktivitas. Secara
perlahan, diketahui bahwa radiasi yang diproduksi oleh peluruhan radioaktif
adalah radiasi terionisasi. Banya peneliti radioaktif pada masa lalu mati
karena kanker sebagai hasil dari pemaparan mereka terhadap radioaktif. Paten
kedokteran mengenai radioaktif kebanyakan telah terhapus, namun aplikasi lain

10
yang melibatkan material radioaktif masih ada, seperti penggunaan garam
radium untuk membuat benda-benda yang berkilau.

Pada prinsipnya sebuah reaksi dapat melibatkan lebih dari dua partikel
yang bertubrukan, tetapi kejadian tersebut sangat jarang. Bila partikel-partikel
tersebut bertabrakan dan berpisah tanpa berubah (kecuali mungkin dalam level
energi), proses ini disebut tabrakan dan bukan sebuah reaksi.

Dikenal dua reaksi nuklir, yaitu reaksi fusi nuklir dan reaksi fisi nuklir.Reaksi fusi
nuklir adalah reaksi peleburan dua atau lebih inti atom menjadi atom baru dan
menghasilkan energi, juga dikenal sebagai reaksi yang bersih.Reaksi fisi nuklir
adalah reaksi pembelahan inti atom akibat tubrukan inti atom lainnya, dan
menghasilkan energi dan atom baru yang bermassa lebih kecil, serta radiasi
elektromagnetik.Reaksi fusi juga menghasilkan radiasi sinar alfa, beta dan gamma
yang sagat berbahaya bagi manusia.

Contoh reaksi fusi nuklir adalah reaksi yang terjadi di hampir semua inti
bintang di alam semesta.Senjata bom hidrogen juga memanfaatkan prinsip reaksi
fusi tak terkendali.Contoh reaksi fisi adalah ledakan senjata nuklir dan
pembangkit listrik tenaga nuklir.Unsur yang sering digunakan dalam reaksi fisi
nuklir adalah Plutonium dan Uranium (terutama Plutonium-239, Uranium-235),
sedangkan dalam reaksi fusi nuklir adalah Lithium dan Hidrogen(terutama
Lithium-6, Deuterium, Tritium).

11
BAB II

BAHAN NUKLIR

Bahan bakar nuklir adalah semua jenis material yang dapat digunakan
untuk menghasilkan energi nuklir, demikian bila dianalogikan dengan bahan
bakar kimia yang dibakar untuk menghasilkan energi. Hingga saat ini, bahan
bakar nuklir yang umum dipakai adalah unsur berat fissil yang dapat
menghasilkan reaksi nuklir berantai di dalam reaktor nuklir; Bahan bakar nuklir
dapat juga berarti material atau objek fisik (sebagai contoh bundel bahan bakar
yang terdiri dari batang bahan bakar yang disusun oleh material bahan bakar, bisa
juga dicampur dengan material struktural, material moderator atau material
pemantul (reflector) neturon. Bahan bakar nuklir fissil yang sering digunakan
adalah U dan
235 239
Pu, dan kegiatan yang berkaitan dengan penambangan,
pemurnian, penggunaan dan pembuangan dari material-material ini termasuk
dalam siklus bahan bakar nuklir. Siklus bahan bakar nuklir penting adanya karena
terkait dengan PLTN dan senjata nuklir.

Tidak semua bahan bakar nuklir digunakan dalam reaksi fissi berantai.
Sebagai contoh, Pu dan beberapa unsur ringan lainnya digunakan untuk
238

menghasilkan sejumlah daya nuklir melalui proses peluruhan radioaktif dalam


generator radiothermal, dan baterai atom. Isotop ringan seperti 3H (tritium)

12
digunakan sebagai bahan bakar fussi nuklir. Bila melihat pada energi ikat pada
isotop tertentu, terdapat sejumlah energi yang bisa diperoleh dengan memfusikan
unsur-unsur dengan nomor atom lebih kecil dari besi, dan memfisikan unsur-
unsur dengan nomor atom yang lebih besar dari besi.

Grafik yang membandingkan nomor nukleon dengan energi ikat.

adalah reaksi nuklir saat nukleus atom terbagi menjadi bagian-bagian yang
lebih kecil (nuklei yang lebih ringan), yang seringkali menghasilkan foton dan
neutron bebas (dalam bentuk sinar gamma), dan melepaskan energi yang sangat
besar. Dua nuklei yang dihasilkan biasanya ukurannya sebanding, dengan rasio
massa sekitar 3:2 untuk isotop fisil.[1][2] Fisi yang biasanya terjadi adalah fisi biner,
namun kadang-kadang (2 hingga 4 kali per 1000 peristiwa), tiga pecahan
bermuatan positif dihasilkan dalam fisi ternari. Bagian terkecil dari ketiga nuklei
ini ukurannya bervariasi antara sebesar proton hingga nukleus argon.

Reaksi nuklir energetik ini biasanya dipicu oleh neutron, meskipun


kadang-kadang fisi juga dianggap sebagai salah satu bentuk peluruhan radioaktif
spontan, terutama dalam isotop dengan nomor massa yang sangat besar.
Komposisi hasil yang tak dapat diprediksi (yang bervariasi dalam kemungkinan
yang beragam dan ketidakberaturan) membedakan fisi dari proses penerowongan
kuantum murni seperti emisi proton, peluruhan alfa, dan peluruhan kluster, yang
menghasilkan produk yang sama setiap saat.

Fisi elemen berat merupakan reaksi eksotermik yang dapat melepaskan


energi yang besar, baik sebagai radiasi elektromagnetik maupun energi kinetik

13
pecahan. Agar fisi dapat menghasilkan energi, jumlah energi pengikat dari unsur
yang dihasilkan harus lebih besar daripada unsur awal. Fisi merupakan salah satu
bentuk transmutasi nuklir karena pecahan yang dihasilkan tidak sama dengan
unsur atom awalnya.

Fisi nuklir menghasilkan energi listrik dan dimanfaatkan sebagai senjata.


Pemanfaatan tersebut mungkin dilakukan karena substansi tertentu yang disebut
bahan nuklir mengalami fisi saat terkena neutron fisi, dan lalu menghasilkan
neutron saat mereka terbagi. Hal ini memungkinkan reaksi berantai yang
melepaskan energi dalam tingkat yang terkontrol di reaktor nuklir atau dalam
tingkat yang sangat cepat dan tak terkontrol dalam senjata nuklir.

Jumlah energi bebas yang dikandung dalam bahan bakar nuklir adalah
jutaan kali jumlah energi bebas dalam bahan bakar kimia dengan massa yang
sama (contohnya bensin), sehingga fisi nuklir merupakan sumber energi yang
sangat padat. Akan tetapi, hasil dari fisi nuklir memiliki sifat radioaktif yang jauh
lebih besar, sehingga menimbulkan masalah limbah nuklir. Kekhawatiran akan
limbah nuklir dan daya hancur senjata nuklir telah memicu perdebatan.

Produk dari reaksi fisi uranium, bervariasi, menghasilkan atom-atom


yang bermassa lebih kecil, seperti: Ba, Kr, Zr, Te, Sr, Cs, I, La dan Xe,dengan
massa atom sekitar 95 dan 135. Sedangkan, produk dari reaksi fisi plutonium,
mempunyai massa atom sekitar 100 dan 135. Rata-rata reaksi fisi pada Uranium-
235 (U-235) dan Plutonium-239 (Pu-239) yang disebabkan oleh neutron.
neutron + U-235 -> (atom-atom yang lebih kecil) + 2.52 neutron + 180
MeV
neutron + Pu-239 -> (atom-atom yang lebih kecil) + 2.95 neutron + 200
MeV
Beberapa contoh:

n + U-235 -> Ba-144 + Kr-90 + 2n + 179.6 MeV


n + U-235 -> Ba-141 + Kr-92 + 3n + 173.3 MeV
14
n + U-235 -> Zr-94 + Te-139 + 3n + 172.9 MeV
n + U-235 -> Zr-94 + La-139 + 3n + 199.3 MeV

Isotop| massa (u)


_______|_____________
U-235: 235.0439299
n: 1.008665
Ba-144: 143.922953
Ba-141: 140.914411
Kr-90: 89.919517
Kr-92: 91.926156
Zr-94: 93.9063152
Te-139: 138.93473
La-139: 138.9063533

A. Deuterium

Deuterium disebut juga Hidrogen-2, atau hidrogen berat (simbol ditulis D


atau 2H) merupakan salah satu daripada tiga bentuk isotop hidrogen yang terdiri
daripada protium, deuterium, dan tritium.Deuterium merupakan isotop stabil
dengan kelimpahan alami di samudra Bumi kira-kira satu dari 6500 atom
hidrogen (~154 PPM).Dengan demikian deuterium merupakan 0.015% (0.030%
berat) dari semua hidrogen yang terbentuk secara alami.

Inti deuterium, disebut deuteron, mengandung satu proton dan satu netron,
sementara inti hidrogen paling umum terdiri dari hanya satu proton dan tanpa
netron. Nama isotop berasal dari bahasa Yunani, deuteros yang berarti “dua”,
untuk menunjukkan 2 partikel sub-atomik yang menyusun inti.

Sebagai sebuah isotop hidrogen, lambang kimia yang disetujui untuk


deuterium adalah 2H.Meskipun demikian, lambang tidak resmi, D, sering juga

15
digunakan.Perbedaan signifikan pada berat atom relatif dibandingkan dengan
protium murni (1H) mungkin adalah alasan mengapa lambang D, yang mirip
lambang sebuah unsur, digunakan.Berat atom dari deuterium adalah 2,014 amu,
sementara berat rata-rata hidrogen sebesar 1,007947 amu, dan protium 1,007825
amu. Pada unsur-unsur kimia yang lain, rasio berat isotop sangat tidak signifikan,
yang menjelaskan mengapa tidak ada simbol isotop yang unik digunakan di
tempat lain.

Secara alami, deuterium ditemukan dalam jumlah kecil sebagai gas


deuterium, ditulis 2H2 atau D2, tetapi kebanyakan keberadaanya secara alami di
alam semesta terikat dengan atom 1H membentuk gas yang disebut hidrogen
deuterida (HD atau 1H2H).Deuteron memiliki spin +1, sehingga merupakan
sebuah boson. Frekuensi resonansi magnetik nuklir (NMR = Nuclear Magnetic
Resonance) dari deuterium berbeda secara signifikan dari hidrogen ringan yang
biasa.

Spektroskopi inframerah juga dengan mudah dapat membedakan banyak


senyawa yang bersifat deuterium, karena perbedaan besar dalam frekuensi serapan
inframerah dapat terlihat dalam vibrasi sebuah ikatan kimia yang mengandung
deuterium, dibandingkan dengan yang mengandung hidrogen ringan. Kedua
isotop stabil hidrogen tersebut juga bisa dibedakan dengan memakai spektrometri
massa.

Sifat-sifat fisik senyawa-senyawa deuterium dapat berbeda dari senyawa-


senyawa hidrogen yang analog dengannya; sebagai contoh, D2O lebih kental
daripada H2O.

Secara kimia, kelakuan deuterium sama dengan hidrogen biasa, tetapi ada
perbedaan dalam energi ikat dan panjang senyawa isotop-isotop hidrogen berat
yang lebih besar daripada perbedaan isotopik di unsur mana pun. Ikatan yang
melibatkan deuterium dan tritium sedikit lebih kuat daripada ikatan serupa pada

16
hidrogen ringan, dan perbedaan ini cukup untuk membuat perubahan signifikan di
dalam reaksi-reaksi biologis (lihat air berat).

Deuterium dapat menggantikan hidrogen normal dalam molekul air untuk


membentuk air berat, yang 10,6% lebih padat daripada air biasa (es yang terbuat
darinya akan tenggelam di air biasa). Air berat cukup beracun bagi organisme
eukariota, dimana penggantian 25% air di dalam tubuh dengan air berat dapat
menyebabkan masalah pembelahan sel dan kemandulan, 50% penggantian
menyebabkan kematian yang disebabkan oleh sindrom sitotoksik (kegagalan
sumsum tulang dan pelapisan gastrointestinal).

Organisme prokariota masih mampu untuk bertahan dalam air berat murni
(meskipun dengan pertumbuhan yang lambat).Konsumsi air berat bukan
merupakan ancaman bagi manusia kecuali dalam jumlah yang sangat besar
(melebihi 10 liter).Dosis kecil air berat (beberapa gram adalah jumlah yang
sebanding dengan yang ada di dalam tubuh) secara rutin digunakan sebagai
pelacak metabolis yang tak berbahaya bagi manusia dan binatang.

Keberadaan deuterium di Bumi, di Tata Surya (sebagaimana yang telah


dikonfirmasi oleh wahana-wahana keplanetan), dan pada spektrum bintang,
adalah sebuah fakta penting di dalam kosmologi. Reaksi fusi nuklir dalam bintang
yang menghancurkan deuterium, dan tidak ada proses alami penciptaan deuterium
yang diketahui selain nukleosintesis Big Bang, yang bisa jadi telah memproduksi
deuterium dalam kelimpahan yang teramati saat ini. Kelimpahan ini nampak
sebagai fraksi hidrogen yang tidak berubah banyak dimanapun hidrogen
ditemukan.Jadi, keberadaan deuterium adalah salah satu argumen yang
mendukung teori Big Bang.

B. Plutonium(IV) oksida

Plutonium(IV) oksida adalah senyawa kimia dengan rumus kimia PuO2.


Padatan bertitik lebur tinggi ini merupakan senyawa utama plutonium.Warna

17
senyawa bervariasi dari kuning sampai hijau zaitun tergantung pada metode
produksi, temperatur, dan ukuran partikel.

Plutonium(IV) oksida Nama IUPAC Plutonium(IV) oksida Nama lain


Plutonium dioksida Identifikasi Nomor CAS [12059-95-9] Sifat Rumus molekul
PuO2 Massa molar 276,06 g/mol Penampilan Padatan kuning kecoklatan.
Densitas 11,5 g/cm3 Titik leleh ~2400 °C Titik didih~2800 °C.

Kelarutan dalam air tak larut Struktur Struktur kristal Fluorit (kubik), cF12
Grup ruang Fm3m, No. 225 Geometrk koordinasi Tetrahedral (O2–); kubik
(PuIV) Bahaya Bahaya utama Radioaktif Titik nyala Tak terbakar Senyawa terkait
Senyawa terkait Uranium(IV) oksida Neptunium(IV) oksida Amerisium(IV)
oksida Kecuali dinyatakan sebaliknya, data di atas berlaku pada temperatur dan
tekanan standar (25°C, 100 kPa).

C. Plutonium-239

Plutonium-239 adalah isotop plutonium yang penting dan dihasilkan/ diproduksi


melalui reaktor nuklir, yang memiliki waktu paruh 24110 tahun (atau 2,411 x 104
tahun). Plutonium-239 dan uranium-235 , digunakan sebagai bahan bakar (fisi
nuklir), dalam reaktor nuklir dan bom nuklir.

D. Plutonium-244

Plutonium-244 memiliki waktu paruh selama 80 juta tahun.Ini berarti lebih


lama daripada berbagai isotop plutonium lainnya, dan lebih lama daripada
aktinida manapun kecuali tiga jenis alami yang dapat diperoleh secara berlimpah,
yaitu U-235 (700 juta tahun), U-238, dan Torium-232. Waktu peruh tersebut juga
lebih lama daripada isotop lainnya kecuali Samarium-146 (103 juta tahun),
Potasium-40 (1.25 miliar tahun), dan sejumlah isotop-isotop hampir stabil yang
memiliki waktu paruh lebih lama dari usia alam semesta.

18
Pengukuran yang lebih akurat yang dimulai pada awal tahun 1970-an telah
mendeteksi adanya Pu-244 primordial. Mengingat usia Bumi adalah sekitar 50
waktu paruh, maka jumlah Pu-244 yang ada kini seharusnya sangatlah sedikit.
Namun karena Pu-244 tidak dengan mudah dapat dihasilkan dalam penangkapan
neutron alami yang terjadi pada lingkungan dengan aktivitas neutron rendah pada
bijih uranium (lihat di bawah), keberadaannya tersebut tidak dapat dijelaskan
secara masuk akal selain melalui penciptaan yang terjadi oleh proses r pada
nukleosintesis di supernova. Pu-244 dengan demikian demikian adalah isotop
primordial berusia terpendek dan terberat yang telah terdeteksi atau terprediksi
secara teoritis.

Tidak seperti Pu-238, Pu-239, Pu-240, Pu-241, dan Pu-242, 244Pu tidak
diproduksi dalam kuantitas banyak oleh siklus bahan bakar nuklir, karena
penangkapan neutron selanjutnya terhadap 242Pu menghasilkan 243Pu yang
memiliki paruh waktu singkat (5 jam) dan cepat mengalami peluruhan beta
menjadi Amerisium-243, sebelum memiliki cukup kesempatan untuk menangkap
lebih banyak neutron di lingkungan yang seharusnya memiliki fluks neutron yang
sangat tinggi. Namun demikian, suatu ledakan senjata nuklir dapat menghasilkan
sejumlah Pu-244 melalui penangkapan neutron secara pesat berturutan.

E. Uranium-235

Uranium-235 adalah isotop uranium yang penting disamping uranium-238.


Hanya 0,72% uranium alami adalah uranium-235, yang memiliki waktu paruh
7,038 x 108 tahun.Uranium-235 juga digunakan sebagai sumber utama penghasil
neutron dalam reaksi nuklir, yang mana neutron-neutron ditembakkan ke arah
uranium-238, dalam hal ini untuk membuat/ memproduksi plutonium.Uranium-
235 dan plutonium-239 digunakan sebagai bahan bakar (fisi nuklir), dalam reaktor
nuklir dan bom nuklir.

19
F. UOX

Uranium dioksida adalah padatan semikonduktor berwarna hitam. Bahan


ini dapat dibuat dengan mereaksikan uranil nitrat dengan "base" (amonia) untuk
membentuk padatan (ammonium uranat). Selanjutnya dipanaskan (calcined) untuk
membentuk U3O8 yang dapat diubah dengan memanaskannya dalam campuran
argon / hidrogen dengan suhu (700 oC) untuk membentuk UO2. UO2 kemudian
dicampur dengan pengikat organik dan ditekan menjadi pellet. Pellet ini kemudian
di bakar dalam suhu yang jauh lebih tinggi (dalam H2/Ar) kemudian menjalani
proses sintering guna menghasilkan padatan dengan sedikit pori.

Konduktivitas panas uranium dioksida tergolong rendah bila dibandingkan


dengan metal zirconium, dan terus terus menurun seiring dengan naiknya suhu.
Penting untuk dicatat bahwa penanganan karat (corrosion) pada uranium dioksida
pada lingkungan cair serupa dengan proses elektrokimia pada karat galvanik
(galvanic corrosion) dari permukaan metal.

G. MOX

Mixed oxide, atau Bahan bakar MOX, adalah campuran dari plutonium
dan uranium alam atau uranium depleted yang bersifat serupa (meskipun tidak
persis sama) dengan uranium dengan pengkayaan yang digunakan dalam sebagian
besar reaktor nuklir. Bahan bakar MOX adalah bahan bakar alternatif dari bahan
bakar uranium dengan pengkayaan rendah yang digunakan dalam reaktor air
ringan (light water reactor) yang mendominasi jenis PLTN.

Beberapa keprihatinan telah disampaikan berkaitan dengan penggunaan


MOX, bahwa penggunaan MOX akan menimbulkan masalah pembuangan limbah
baru, meskipun MOX itu sendiri merupakan salah satu cara penanganan kelebihan
produksi plutonium.

20
H. uranium nutrida

Bahan bakar jenis ini sering menjadi pilihan reaktor yang didesain oleh
NASA. Uranium nitrida mempunyai konduktivitas panas yang lebih baik daripada
UO2 dan mempunyai titik lebur yang sangat tinggi. Kekurangan bahan bakar ini
adalah bahwa nitrogen yang digunakan, 15N (bukannya 14N yang lebih berlimpah
jumlahnya), akan menghasilkan C dari reaksi pn. Karena nitrogen yang
14

digunakan pada bahan bakar ini sangat mahal harganya, bahan bakar ini dapat
didaur ulang dengan metode pyro untuk mendapatkan 15N kembali.

I. Uranium karbida

karbida uranium , adalah bahan keramik tahan api . Muncul dalam


beberapa stoikiometri ( U C x ), seperti uranium methanide ( UC , nomor CAS
12070-09-6), uranium sesquicarbide ( U 2 C 3 , nomor CAS 12076-62-9), [2]
dan
uranium asetilida ( UC 2 , nomor CAS 12071-33-9). [3]

uranium karbida dapat digunakan sebagai bahan bakar nuklir untuk reaktor
nuklir , biasanya dalam bentuk pelet atau tablet. Bahan bakar uranium karbida
digunakan dalam desain akhir dari roket termal nuklir .

Pelet uranium karbida digunakan sebagai kernel bahan bakar untuk reaktor
unggun kerikil versi AS; versi Jerman menggunakan uranium dioksida sebagai
gantinya. Sebagai bahan bakar nuklir, uranium karbida dapat digunakan sendiri,
atau dicampur dengan plutonium karbida (PuC dan Pu 2 C 3 ). Campuran ini juga
dilabeli sebagai uranium-plutonium karbida ((U, Pu) C).

Uranium karbida juga merupakan bahan target populer untuk akselerator


partikel . Sintesis amonia dari nitrogen dan hidrogen kadang-kadang dilakukan
dengan adanya uranium karbida yang bertindak sebagai katalis. [4]

21
J. Larutan garam anhydrous

Bahan bakar jenis ini dilarutkan dalan pendingin reaktor dan biasa
digunakan dalam reaktor molten salt percobaan dan sejumlah reaktor percobaan
dengan bahan bakar cair lainnya. Bahan bakar cair ini tersusun dari LiF-BeF 2-
ThF4-UF4 (72-16-12-0.4 mol%), yang mempunyai titik temperatur operasi
maksimum 705 °C pada saat percobaan, tapi sebenarnya bisa lebih tinggi lagi
karena titik didihnya lebih dari 1400 °C.

K. Larutan garam uranil

Reaktor homogen cair menggunakan uranyl sulfate atau garam uranium


lainnya dalam air. Reaktor homogen tidak pernah digunakan sebagai reaktor
pembangkit daya skala besar. Salah satu kekurangan reaktor ini adalah bentuk
bahan bakarnya yang cair, mudah menyebar bila terjadi kecelakaan.

22
BAB III

REAKSI FISI DAN REAKSI FUSI

A. Reaksi fisi

Pada radiasi nuklir alami, hasil sampingannya sangat kecil dibandingkan


dengan inti di mana mereka dihasilkan. Fisi nuklir adalah proses pembelahan inti
menjadi bagian-bagian yang hampir setara, dan melepaskan energi dan neutron
dalam prosesnya. Jika neutron ini ditangkap oleh inti lainnya yang tidak stabilm
inti tersebut akan membelah juga, memicu reaksi berantai.

Jika jumlah rata-rata neutron yang diepaskan per inti atom yang
melakukan fisi ke inti atom lain disimbolkan dengan k, maka nilai k yang lebih
besar dari 1 menunjukkan bahwa reaksi fisi melepaskan lebih banyak neutron dari
pada jumlah yang diserap, sehingga dapat dikatakan bahwa reaksi ini dapat berdiri
sendiri. Massa minimum dari suatu material fisi yang mampu melakukan reaksi
fisi berantai yang dapat berdiri sendiri dinamakan massa kritis.Ketika neutron
ditangkap oleh inti atom yang cocok, fisi akan terjadi dengan segera, atau inti
atom akan berada dalam kondisi yang tidak stabil dalam waktu yang singkat.

Ketika ditemukan pada masa Perang Dunia II, hal ini memicu beberapa
negara untuk memulai program penelitian mengenai kemungkinan membuat bom
atom, sebuah senjata yang menggunakan reaksi fisi untuk menghasilkan energi
yang sangat besar, jauh melebihi peledak kimiawi (TNT, dsb). Proyek Manhattan,
dijalankan oleh Amerika Serikat dengan bantuan Inggris dan Kanada,
mengembangkan senjata fisi bertingkat yang digunakan untuk melawan Jepang
pada tahun 1945. Selama proyek tersebut, reaktor fisi pertama dikembangkan,
meski awalnya digunakan hanya untuk pembuatan senjata dan bukan untuk
menghasilkan listrik untuk masyarakat.

23
Namun, jika neutron yang digunakan dalam reaksi fisi dapat dihambat,
misalnya dengan penyerap neutron, dan neutron tersebut masih menjadikan massa
material nuklir berstatus kritis, maka reaksi fisi dapat dikendalikan. Hal inilah
yang membuat reaktor nuklir dibangun. Neutron yang bergerak cepat tidak boleh
menabrak inti atom, mereka harus diperlambat, umumnya dengan menabrakkan
neutron dengan inti dari pengendali neutron sebelum akhirnya mereka bisa dengan
mudah ditangkap. Saat ini, metode seperti ini umum digunakan untuk
menghasilkan listrik.

B. Reaktor fisi

Reaktor fisi kritis adalah jenis reaktor nuklir yang paling umum. Di dalam
reaktor fisi kritis, neutron yang diproduksi oleh fisi dari atom bahan bakar
digunakan untuk menginduksi reaksi fisi lainnya, sehingga untuk menjaga agar
energi yang dilepaskan bisa dikendalikan. Alat yang dapat melakukan reaksi fisi
tetapi tidak bisa mandiri disebut sebagai reaktor fisi subkritis. Beberapa alat
menggunakan peluruhan radioaktif atau akselerator partikel untuk menggerakkan
fisi.

Reaktor fisi kritis biasanya dibangun untuk 3 tujuan utama, yang dilihat
dari hasil panas yang bisa diambil atau neutron yang diproduksi dari reaksi rantai
nuklir:

 Pembangkit listrik adalah reaktor yang tujuannya untuk memproduksi


panas untuk daya nuklir, biasanya dipakai untuk memenuhi kebutuhan
listrik atau juga untuk sumber tenaga bagi kapal selam.

 Reaktor penelitian dibangun dengan tujuan untuk memproduksi neutron


dan/atau sumber radioaktif untuk keperluan ilmu, kedoketan, teknik, atau
tujuan penelitian lainnya.

 Reaktor peranakan dibangun dengan tujuan untuk memproduksi bahan


bakar nuklir dari isotop yang terabaikan. Reaktor peranakan cepat dapat

24
membuat 239
Pu (bahan bakar nuklir) dari bahan yang sebelumnya
terabaikan yaitu 238
U (bukan bahan bakar nuklir). Reaktor peranakan
termal sebelumnya telah dites menggunakan 232
Th untuk memperbanyak
isotop 233U yang dilanjutkan untuk dipelajari dan dikembangkan lebih jauh

Pada dasarnya, semua reaktor fisi dapat digunakan untuk ketiga fungsi di
atas. Tapi, karena tiap reaktor memiliki tujuan masing-masing maka biasanya
hanya satu tugas utama saja. Reaktor pembangkit listrik biasanya mengubah
energi kinetik dari hasil fisi menjadi panas yang nantinya akan digunakan untuk
memanaskan fluida kerja dan menjalankan sebuah mesin panas yang nantinya
menghasilkan listrik. Fluida kerja ini biasanya adalah air dengan turbin uap, tetapi
beberapa desain lainnya menggunakan gas helium. Reaktor-reaktor fisi ini
mengeluarkan limbah berupa limbah radioaktif yang sangat sulit dibuang dengan
aman, oleh karena itu biasanya limbah ini dibuang di tempat yang tahan
radioaktif, misalnya di bawah tanah. Reaktor penelitian memproduksi neutron
yang digunakan untuk berbagai macam keperluan, tetapi panas yang dihasilkan
fisi diperlakukan sebagai produk buangan yang tidak dapat dihindari. Reaktor
peranakan adalah bentuk khusus dari reaktor penelitian, sampel yang menjadi
penelitian biasanya adalah bahan bakarnya sendiri, yang merupakan sebuah
campuran dari 238U dan 235
U. Untuk deskripsi yang lebih jauh mengenai sifat-sifat
fisika dan pengoperasian dari reaktor fisi kritis, silahkan lihat fisika reaktor nuklir.
Untuk deskripsi mengenai aspek sosial, politik, dan lingkungan, silahkan lihat
daya nuklir.

C. Reaksi fusi

Pada radiasi nuklir alami, hasil sampingannya sangat kecil dibandingkan


dengan inti di mana mereka dihasilkan. Fisi nuklir adalah proses pembelahan inti
menjadi bagian-bagian yang hampir setara, dan melepaskan energi dan neutron
dalam prosesnya. Jika neutron ini ditangkap oleh inti lainnya yang tidak stabilm
inti tersebut akan membelah juga, memicu reaksi berantai.

25
Jika jumlah rata-rata neutron yang diepaskan per inti atom yang
melakukan fisi ke inti atom lain disimbolkan dengan k, maka nilai k yang lebih
besar dari 1 menunjukkan bahwa reaksi fisi melepaskan lebih banyak neutron dari
pada jumlah yang diserap, sehingga dapat dikatakan bahwa reaksi ini dapat berdiri
sendiri. Massa minimum dari suatu material fisi yang mampu melakukan reaksi
fisi berantai yang dapat berdiri sendiri dinamakan massa kritis.Ketika neutron
ditangkap oleh inti atom yang cocok, fisi akan terjadi dengan segera, atau inti
atom akan berada dalam kondisi yang tidak stabil dalam waktu yang singkat.

Ketika ditemukan pada masa Perang Dunia II, hal ini memicu beberapa
negara untuk memulai program penelitian mengenai kemungkinan membuat bom
atom, sebuah senjata yang menggunakan reaksi fisi untuk menghasilkan energi
yang sangat besar, jauh melebihi peledak kimiawi (TNT, dsb). Proyek Manhattan,
dijalankan oleh Amerika Serikat dengan bantuan Inggris dan Kanada,
mengembangkan senjata fisi bertingkat yang digunakan untuk melawan Jepang
pada tahun 1945. Selama proyek tersebut, reaktor fisi pertama dikembangkan,
meski awalnya digunakan hanya untuk pembuatan senjata dan bukan untuk
menghasilkan listrik untuk masyarakat.

Namun, jika neutron yang digunakan dalam reaksi fisi dapat dihambat,
misalnya dengan penyerap neutron, dan neutron tersebut masih menjadikan massa
material nuklir berstatus kritis, maka reaksi fisi dapat dikendalikan. Hal inilah
yang membuat reaktor nuklir dibangun. Neutron yang bergerak cepat tidak boleh
menabrak inti atom, mereka harus diperlambat, umumnya dengan menabrakkan
neutron dengan inti dari pengendali neutron sebelum akhirnya mereka bisa dengan
mudah ditangkap. Saat ini, metode seperti ini umum digunakan untuk
menghasilkan listrik.

26
Reaksi fusi deuterium-tritium (D-T) dipertimbangkan sebagai proses yang
paling menjanjikan dalam memproduksi tenaga fusi.

Jika inti atom bertabrakan, dapat terjadi fusi nuklir. Proses ini akan
melepas atau menyerap energi. Ketika inti atom hasil tabrakan lebih ringan dari
besi, maka pada umumnya fusi nuklir melepaskan energi. Ketika inti atom hasil
tabrakan lebih berat dari besi, maka pada umumnya fusi nuklir menyerap energi.
Proses fusi yang paling sering terjadi adalah pada bintang, yang mendapatkan
energi dari fusi hidrogen dan menghasilkan helium. Bintang-bintang juga
membentuk unsur ringan seperti lithium dan kalsium melalui stellar
nucleosynthesis. Sama halnya dengan pembentukan unsur yang lebih berat
(melalui proses-S) dan unsur yang lebih berat dari nikel hingga uranium, akibat
supernova nucleosynthesis, proses-R.

Tentu saja, proses alami dari astrofisika ini bukanlah contoh dari teknologi
nuklir. Karena daya dorong energi yang tinggi dari inti atom, fusi sulit untuk
dilakukan dalam keadaan terkendali (contoh: bom hidrogen). Fusi terkontrol bisa
dilakukan dalam akselerator partikel, yang merupakan cara bagaimana unsur
sintetis dibuat. Namun fusi nuklir konvensional tidak menghasilkan energi secara
keseluruhan, mempercepat partikel dalam jumlah sedikit membutuhkan energi
lebih banyak dari pada total energi yang dihasilkan dari fusi nuklir. Kesulitan
teknis dan teoritis menghalangi pengembangan teknologi fusi nuklir untuk

27
kepentingan sipil, meski penelitian mengenai teknologi ini di seluruh dunia terus
berlanjut sampai sekarang.

Fusi nuklir mulai diteliti pada tahap teoritis ketika Perang Dunia II, ketika
para peneliti Proyek Manhattan yang dipimpin oleh Edward Teller menelitinya
sebagai metode pembuatan bom. Proyek ini ditinggalkan setelah menyimpulkan
bahwa hal ini memerlukan reaksi fisi untuk menyalakan bom. Hal ini terus terjadi
hingga pada tahun 1952, peledakkan bom hidrogen pertama dilakukan. Disebut
bom hidrogen karena memanfaatkan reaksi antara deuterium dan tritium, isotop
dari hidrogen. Reaksi fusi menghasilkan energi lebih besar per satuan massa
material dibandingkan reaksi fisi, namun lebih sulit menjadikannya bereaksi
secara berantai.Dalam fisika nuklir, fusi nuklir (reaksi termonuklir) adalah
sebuah reaksi di mana dua inti atom bergabung membentuk satu atau lebih inti
atom yang lebih besar dan partikel subatom (neutron atau proton). Perbedaan
dalam massa antara reaktan dan produk dimanifestasikan sebagai pelepasan energi
dalam jumlah besar. Perbedaan dalam massa ini muncul akibat perbedaan dalam
energi ikatan inti atom antara sebelum dan setelah reaksi. Fusi nuklir adalah
proses yang memberikan daya bagi bintang untuk bersinar.

Proses fusi yang menghasilkan nukleus lebih ringan dari besi-56 atau
nikel-62 secara umum tidak akan melepaskan sejumlah energi bersih. Elemen-
elemen ini memiliki massa per nukleon terendah dan energi ikatan per nukleon
tertinggi. Fusi elemen-elemen ringan akan melepas energi (eksotermis),
sedangkan fusi yang menghasilkan inti lebih berat dari elemen ini, akan
menghasilkan energi yang ditahan oleh nukleon yang dihasilkan (reaksi
endotermis). Kebalikannya ini benar untuk proses yang berkebalikan, fisi nuklir.
Hal ini berarti untuk elemen ringan, seperti hidrogen dan helium secara umum
lebih mudah fusi; sedangkan untuk elemen yang lebih berat, seperti uranium dan
plutonium, lebih mudah fisi.

Proses fusi membutuhkan energi yang besar untuk menggabungkan inti


nuklir, bahkan elemen yang paling ringan, hidrogen. Tetapi fusi inti atom yang

28
membentuk inti atom yang lebih berat dan neutron bebas, akan menghasilkan
energi yang lebih besar lagi dari energi yang dibutuhkan untuk menggabungkan
mereka—sebuah reaksi eksotermis yang dapat menciptakan reaksi yang terjadi
sendirinya.

Energi yang dilepas di banyak reaksi nuklir lebih besar dari reaksi kimia,
karena energi pengikat yang mengelem kedua inti atom jauh lebih besar dari
energi yang menahan elektron ke inti atom. Contoh, energi ionisasi yang diperoleh
dari penambahan elektron ke hidrogen adalah 13.6 elektronvolt—lebih kecil satu
per sejuta dari 17 MeV yang dilepas oleh reaksi D-T

D. Reaktor fusi

Reaktor fusi pertama kali diwujudkan di Uni Soviet pada tahun 1950.
Reaktor fusi ini dinamai reaktor Tokamak singkatan dari Toroidal’naya kamera s
magnitnymi katushkami yang artinya lebih kurang ruang toroidal dengan koil
magnetik. Reaktor fusi Tokamak ditemukan pada tahun 1950 oleh ilmuwan Soviet
Igor Yevgenyevich Tamm dan Andrei Sakharov. Penemuan mereka didasari oleh
ide dari Oleg Lavrentyev. Baru pada tahun 1968 reaktor ini dinyatakan berhasil
mendemonstrasikan terjadinya reaksi fusi di dalamnya.

Reaktor Tokamak bekerja berdasarkan reaksi fusi antara deuterium dan


tritium (reaksi D-T) yang menghasilkan helium, neutron dan energi. Temperatur
reaksi fusi dapat mencapai 100 juta derajat celcius. Karena tingginya temperatur
reaksi fusi, maka hingga sampai saat ini belum ada material yang bisa dijadikan
sebagai bejana untuk menampung reaksi fusi. Oleh karena itu, dalam Tokamak
digunakan medan magnet untuk menyangga plasma campuran bahan bakar
deuterium dan tritium yang berfusi.

29
BAB IV

MANFAAT DAN BAHAYA NUKLIR

A. Manfaat

Manfaat dari Nuklir bukan hanya untuk membuat senjata pemusnah


massal. Teknologi ini bekerja dengan reaksi inti Atom yang banyak di pergunakan
pada berbagai bidang seperti bidang medis, industri, pertanian, listrik dan bahkan
senjata nuklir. Tahukan Anda alat pendeteksi asap yang ada di gedung-gedung
perkantoran atau di rumah banyak dirancang dengan memanfaatkan teknologi
nuklir. 

Secara tidak sadar manfaat nuklir bagi kehidupan manusia begitu banyak
diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, padahal banyak sekali orang takut
akan teknologi nuklir ini karena kebanyakan secara umum orang hanya 
mengetahui teknologi ini adalah suatu teknologi yang amat berbahaya bagi
kehidupan.

Pada tahu 1954 di Indonesia sendiri sudah dicetuskan tentang gagasan


untuk pemanfaatan dan pengembangan pada teknologi Nuklir ini. Dan pada
akhirnya terbentuklah suatu lembaga pemerintahan non kementrian yaitu Badan
Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) yang berfungsi untuk mengeksplorasi manfaat
tenaga Nuklir untuk penelitian, pengembangan serta pemanfaatannya.  Penelitian
yang dilakukan BATAN itu sendiri membuahkan hasil untuk banyak bidang
terkecuali pada bidang senjata pemusnah massal.

30
Adapun manfaat dari teknologi nuklir selain penggunaan untuk senjata
adalah sebagai berikut :

(1) Manfaat nuklir di bidang kesehatan

Hanya Ilustrasi sumber google.com

Pemanfaatan teknologi Nuklir salah satunya adalah dengan cara


mengaplikasikannya pada bidang kesehatan, pada umumnya dibagi menjadi dua
bidang yakni pada bidang diagnosa dan  terapi radiasi. Pemanfaatan yang umum
yang digunakan untuk pengaplikasian perawatan penyakit kanker bagi penderita
kanker.

Salah satu hasil dari pengembangan teknologi ini di bidang kesehatan


adalah penciptaan Sinar X yang merupakan buah dari hasil teknologi Nuklir
selama ini. Selain itu juga diaplikasikan pula pada penggunaan Teknesium yang
diberikan pada molekul organik, kemudian melakukan pencarian jejak radioaktif
pada tubuh manusia sebelum diekspresikan oleh ginjal, dan berbagai aplikasi
lainnya.

Di bidang pemanfaatan teknologi ini sering disebut dengan istilah


Kedokteran Nuklir. Hingga saat ini pemanfaatan teknologi ini pada bidang medis
diakui sangat efektif .  Pada ibu hamil dan menyusui kemungkinan terjadi

31
kontraindikasi absolut pada pemanfaatan terapi Kedokteran Nuklir.  Selain itu,
untuk kontraindikasi yang relatif umumnya tergantung pada kondisi penderita.

Pada akhirnya dapat disimpulkan, bahwa pemanfaatan nuklir itu sangat


bermanfaat sekali, bukan hanya untuk pemusnah massal tetapi juga untuk
pemusnah untuk suatu penyakit.

2) Manfaat nuklir di bidang Industri

Hanya Ilustrasi sumber google.com

Tentu saja pengembangan teknologi Nuklir tidak hanya terbatas pada satu
bidang saja, pada bidang industri adalah suatu bidang yang dijadikan prioritas
utama. Dan hasilnya begitu banyak perusahaan-perusahaan memanfaatkan
teknologi ini  untuk kegiatan perindustriannya. 

Salah satu contoh pada saat melakukan eksplorasi minyak dan gas,
manfaat dari teknologi nuklir sangat penting yang berfungsi sebagai teknologi
yang mampu menentukan sifat dari bebatuan yang ada di sekitar eksplorasi seperti
berbatuan Porositas ataupun Litografi.  Pemanfaatan Nuklir dalam hal ini yakni
dengan cara menggunakan neutron maupun sumber sinar gamma serta detektor
radiasi yang di tanamkan pada batuan yang diteliti tersebut.

32
Kemampuan paparan radiasi Nuklir adalah memiliki daya tembus yang tinggi
sehingga efektif apabila digunakan melakukan pemeriksaan bahan tanpa merusak
bahan ataupun tekstur yang bahan yang diteliti.

Dalam bidang konstruksi jalan, teknologi Nuklir sangat membantu dalam


perancangan konstruksi jalan, seperti dalam hal mengukur kelembaban serta
kepadatan. Penggunaan teknologi ini dengan cara mengukur kepadatan tanah,
aspal, ataupun beton menggunakan cesium-137 sebagai sumber energi nuklirnya.

3) Manfaat nuklir di bidang pertanian

Hanya Ilustrasi sumber google.com

Radiasi Nuklir sangatlah berbahaya bagi makhluk hidup, namun


bagaimana dengan pemanfaatan nuklir di bidang pertanian? Kalau begitu apakah
makanan yang kita konsumsi terkontaminasi radiasi? Dalam hal penelitian Nuklir
bidang pertanian ada istilah Irradiasi makanan.

Irradiasi makanan adalah suatu proses memaparkan bahan makanan dengan sistem

33
ionisasi radiasi, mungkin ini terdengar berbahaya yang membuat makanan itu
menjadi beracun untuk di konsumsi. Namun jangan khawatir bahwa proses ini
aman bagi kesehatan. Proses ini bertujuan untuk menghancurkan berbagai macam
jenis mikroorganisme, virus, bakteri bahkan serangga yang diperkirkan ada
di pada makanan.

Efeknya membuat mikroorganisme tidak mampu berkembang biak lagi


pada bahan makanan dan akhirnya akan menguntungkan para konsumen, petani
dan industri makanan tersebut. Melalui proses Irradiasi makanan ini
memanfaatkan teknik radiasi sinar X, sinar gamma, serta elektron yang dihasilkan
oleh pemercepat elektron.

Teknologi Nuklir juga bermanfaat untuk pencegahan proses pertunasan,


peningkatan hasil buah, menghambat pemasakan buah serta mampu meningkatkan
rehidrasi pada tumbuhan.  Pemanfaatan teknologi Nuklir dibidang pertanian masih
banyak masyarakat yang belum mengetahuinya, dari waktu ke waktu
penggunaannya pun dalam kehidupan semakin meningkat.

Di Indonesia sendiri, pemanfaatan teknologi Nuklir di bidang pertanian


masih sedikit masyarakat yang mengetahuinya dan BATAN pun menghimbau
agar masyarakat tidak perlu cemas akan hal-hal yang negatif. 

34
4) Manfaat nuklir di bidang Listrik

Hanya Ilustrasi sumber google.com

Nuklir sudah lama di manfaatkan untuk pembangkit listrik. Pembangkit


Listrik Tenaga Nuklir merupakan pembangkit listrik yang bekerja memanfaatkan
panas yang di hasilkan dari satu atau lebih dari reaktor nuklir pembangkit listrik.
Ada banyak sekali keuntungan PLTN dibanding pembangkit listrik lain,
diantaranya adalah tidak akan menghasilkan emisi gas rumah kaca pada operasi
normal.

Sebenarnya banyak sekali keuntungan dari Pembangkit Listrik Tenaga


Nuklir dibandingkan dengan pembangkit listrik lainnya, seperti tidak akan
menghasilkan emisi gas rumah kaca.  Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir juga
tidak akan menghasilkan gas yang berbahaya seperti Mercury, Karbon
Monoksida, Sulfur Dioksida, Nitrogen Oksida, aerosol dan lain sebagainya

B. bahaya nuklir

1. Hancurnya sel-sel tubuh

Energi radiasi nuklir dosis tinggi dapat menyebabkan sel-sel tubuh rusak,
sehingga menimbulkan berbagai komplikasi. Daerah tubuh yang paling rentan
mengalami kerusakan akibat paparan radiasi nuklir dosis tinggi adalah lambung,

35
usus, mulut, pembuluh darah, dan sel-sel yang memproduksi darah di sumsum
tulang.

Kerusakan yang terjadi di sumsum tulang akan mengakibatkan tubuh tak


mampu melawan infeksi atau penyakit. Ketika hal ini terjadi, maka radiasi nuklir
berisiko tinggi untuk merenggut nyawa.

2. kanker

Banyak studi yang menunjukkan bahwa orang yang sering terpapar radiasi
nuklir, terutama anak-anak dan orang dewasa muda, berisiko besar terkena
kanker. Beberapa penyakit kanker tersebut adalah kanker darah, kanker paru-paru,
kanker kulit, kanker tulang, kanker payudara, kanker tiroid, dan kanker otak.

  3. Gangguan tumbuh kembang anak

Efek radiasi nuklir juga berdampak buruk bagi tumbuh kembang anak,
terutama perkembangan otak dan sarafnya. Paparan radiasi nuklir pada janin dapat
menyebabkan bayi terlahir cacat, baik cacat fisik maupun cacat mental.

 4. Kerusakan jaringan kulit

Dampak buruk radiasi nuklir juga bisa menyebabkan kerusakan pada


jaringan kulit. Orang yang terpapar radiasi nuklir dosis tinggi akan mengalami
kulit terbakar, lecet dan luka, bahkan kanker kulit.Radiasi nuklir juga dapat
merusak sel-sel kulit di kepala hingga menyebabkan kerontokan rambut dan
kebotakan permanen.

C.Penanganan Penyakit Radiasi Nuklir

Tujuan pengobatan penyakit radiasi nuklir adalah untuk mencegah


kontaminasi radioaktif lebih lanjut dan meringankan gejala-gejala yang muncul,
seperti luka, cedera, dan rasa nyeri di tubuh penderita penyakit radiasi
nuklir.Setelah terpapar radiasi nuklir, pastikan untuk melepaskan seluruh pakaian

36
yang menempel di tubuh untuk mencegah kontaminasi tambahan, dan segera cuci
bagian tubuh atau kulit yang terkena radiasi dengan air dan sabun.

Untuk mengobati sumsum tulang yang rusak, dokter akan memberikan


obat-obatan yang bekerja dengan cara menstimulasi dan meningkatkan jumlah sel
darah putih untuk melawan efek dari radiasi pada sumsum tulang.Selain itu,
dokter juga mungkin akan memberikan transfusi darah untuk menggantikan sel-
sel darah yang hilang, atau bahkan melakukan transplantasi sumsum tulang.

Dampak paparan radiasi nuklir dalam dosis tinggi memang sangat


mematikan. Namun hal tersebut jarang terjadi di daerah atau negara yang tidak
banyak menggunakan tenaga nuklir sebagai sumber listriknya. Jika Anda merasa
terkena paparan radiasi nuklir dalam jumlah besar, segeralah cari pertolongan
medis di rumah sakit terdekat.

37

Anda mungkin juga menyukai