Anda di halaman 1dari 12

Resume aik 2

D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
NAMA : ANDI MUH FAIZ RAMADHAN
KELAS : 2D ELEKTRO
NIM : 105821110519

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MAKASSAR
2020

AL ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN II 1


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Islam adalah agama yang universal. Ajaran-ajaran Islam mengatur dan
membimbing semua aspek kehidupan manusia, baik yang berdimensi vertikal
(habl min al-Allah) maupun yang berdimensi horizontal (habl min al-nas). Al-
Qur’an sebagai sumber utama ajaran Islam yang di dalamnya berisi aqidah,
shari‘ah, sejarah dan etika (moral), mengatur tingkah laku dan tata cara kehidupan
manusia, baik sebagai makhluk individu maupun sebagai makhluk sosial.
Universalitas ini tampak jelas terutama dalam aspek muamalah yang sangat luas
medan geraknya, bersifat relatif dan fleksibel sesuai dengan situasi, kondisi dan
domisili. Ini berbeda secara diametral dengan aspek ibadah (formal) yang bersifat
absolut-permanen-konstan dan tak berubah-ubah sebagaimana yang telah
diajarkan Rasulullah.
Untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia sebagai makhluk individu,
telah disediakan Allah Swt, beragam benda yang dapat memenuhi kebutuhannya.
Dalam rangka pemenuhan kebutuhan yang beragam tersebut, tidak mungkin dapat

AL ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN II 1


diproduksi sendiri oleh individu yang bersangkutan. Dengan kata lain, ia harus
bekerja sama dengan orang lain. Hal itu bisa dilakukan, tentunya harus didukung
oleh suasana yang tentram. Ketentraman akan dapat dicapai apabila keseimbangan
kehidupan di dalam masyarakat tercapai. Untuk mencapai keseimbangan hidup di
dalam masyarakat diperlukan aturan-aturan yang dapat mempertemukan
kepentingan individu dengan kepentingan masyarakat.
Langkah perubahan perekonomian umat Islam, khususnya harus dimulai
dengan pemahaman bahwa kegiatan ekonomi dalam pandangan Islam merupakan
tuntutan kehidupan yang berdimensi ibadah. Hal ini tercantum dalam QS. Al–
A’raf : 10, yang artinya: “Sesungguhnya Kami telah menempatkan kamu sekalian
di muka bumi dan Kami adakan bagimu di muka bumi itu sumber penghidupan.
Amat sedikitlah kamu bersyukur”. Selain itu disebutkan juga dalam (QS. Al-Mulk
: 15, QS. An- Naba’: 11 dan QS. Jumu’ah : 10).
Dalam tataran praktik, terutama dewasa ini ditengah arus globalisasi
ekonomi, beberapa ide dan wacana memunculkan ekonomi islam sebagai solusi
atas permasalahan-permasalahan perekonomian global yang muncul. Namun
demikian, secara implementatif, beberapa praktik perekonomian yang dilabeli
dengan ekonomi islam masih mencari bentuknya, agar benar siap untuk
menyesuaikan dengan keniscayaan globalisasi di bidang ekonomi.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas yang menyebutkan bahwa kita dapat
mengetahui tentang :
1. Secara filosofis apa yang menjadi tujuan ekonomi islam?
2. Bagaimanakah prinsip ekonomi islam?
3. Bagaimana seharusnya pratik perekonomian menurut perspektif islam?

1.3 Tujuan Penulisan Makalah


Tujuan pembuatan makalah ini ialah untuk memenuhi tugas perkuliahan
yang diberikan oleh dosen pembimbing kami, mata kuliah Al Islam dan
Kemuhammadiyahan II. Disamping itu penulis juga ingin mengetahui lebih dalam
tentang prinsip ajaran islam dalam ilmu ekonomi.

AL ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN II 1


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi dan Pengertian Ekonomi Islam


Para pakar ekonomi Islam memberikan definisi ekonomi Islam yang
berbeda-beda, akan tetapi semuanya bermuara pada pengertian yang relative
sama. Menurut S.M. Hasanuzzaman “ilmu ekonomi Islam adalah pengetahuan
dan aplikasi ajaran-ajaran dan aturan-aturan syariah yang mencegah ketidakadilan
dalam pencarian dan pengeluaran sumber-sumber daya, guna memberikan
kepuasan bagi manusia dan memungkinkan mereka melaksanakan kewajiban-
kewajiban mereka terhadap Allah dan masyarakat.”
Sedang Menurut M.A. Mannan, “ilmu ekonomi Islam adalah suatu ilmu
pengetahuan social yang mempelajari permasalahan ekonomi dari orang-orang
memiliki nilai-nilai Islam.”
Berikut ini definisi Ekonomi dalam Islam menurut Para Ahli lainnya :
1. Ilmu ekonomi Islam adalah “suatu upaya sistematis untuk mencoba
memahami permasalahan ekonomi dan perilaku manusia dalam
hubungannya dengan permasalahan tersebut dari sudut pandang Islam.”
(Khursid Ahmad).

AL ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN II 1


2. Ilmu ekonomi Islam adalah respon “para pemikir muslim terhadap
tantangan-tantangan ekonomi zaman mereka. Dalam upaya ini mereka
dibantu oleh Al Qur’an dan As Sunnah maupun akal dan pengalaman.”
(M.N. Siddiqi)
3. Ilmu ekonomi Islam bertujuan mempelajari kesejahteraan manusia (falah)
yang dicapai dengan mengorganisir sumber-sumber daya bumi atas dasar
kerjasama dan partisipasi.” (M. Akram Khan)
4. “Ilmu ekonomi Islam tidak lain merupakan upaya untuk merumuskan ilmu
ekonomi yang berorientasi manusia dan berorientasi masyarakat yang
menolak ekses individualisme dalam ilmu ekonomi klasik.” (Louis
Cantor).
Dari berbagai definisi tersebut, dapatlah disimpulkan bahwa, Ekonomi
Islam adalah suatu ilmu pengetahuan yang berupaya untuk memandang, meninjau,
meneliti, dan akhirnya menyelesaikan permasalahan-permasalahan ekonomi
dengan cara-cara yang Islami (berdasarkan ajaran-ajaran agama Islam).

2.2 Filosofi Ekonomi Islam


Ketentuan Tuhan yang harus ditaati bukan hanya yang bersifat mekanis,
juga dalam hal etika dan moral. Artinya, selain untuk memenuhi kepuasan
manusia yang tak terbatas, kegiatan ekonomi bertujuan untuk menciptakan
kesejahteraaan umat Islam keadilan dan keseimbangan mengandung pengertian
bahwa manusia bebas melakukan seluruh aktifitas ekonomi, sepanjang tidak ada
larangan Tuhan yang menetapkannya. Pertanggungjawaban maksudnya adalah
bahwa manusia sebagai pemegang amanat Tuhan mempunyai tanggungjawab atas
segala pilihan dan keputusannya.
Sistem Ekonomi Islam berbeda dengan sistem Ekonomi lainnya yaitu :
1. Asumsi dasar/norma pokok dalam proses maupun Interaksi kegiatan
Ekonomi yang diberlakukan. Dalam sistem Ekonomi Islam yang menjadi
asumsi dasarnya adalah Syari’at Islam, yang diberlakukan secara
menyeluruh baik terhadap Individu, keluarga, kelompok masyarakat,
penguasa dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
2. Prinsip Ekonomi Islam adalah penerapan asas efisiensi dan manfaat
dengan serta menjaga kelestarian lingkungan.

AL ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN II 1


3. Motif ekonomi Islam adalah mencari keberuntungan dunia dan akhirat.
Ilmu ekonomi Islam pada dasarnya merupakan perpaduan antara dua jenis
ilmu yaitu ilmu ekonomi dan ilmu agama Islam (fiqh muamalat). Ilmu ekonomi
Islam juga memiliki dua objek kegiatan yaitu objek formal dan objek material.
Objek formal dalam ilmu ekonomi Islam adalah seluruh sistem produksi dan
distribusi barang dan jasa yang dilakukan oleh pelaku bisnis baik dari aspek
prediksi tentang laba, rugi yang akan dihasilkan maupun dari aspek legalitas
sebuah transaksi. Sedangkan objek materialnya adalah seluruh ilmu yang terkait
dengan ilmu ekonomi Islam.
Fiqh muamalat diperoleh melalui penelusuran langsung terhadap Al
Qur’an dan Hadits oleh para fuqaha/penalaran yang bersifat kualitatif. Dari segi
tujuan, ilmu ekonomi bertujuan untuk membantu manusia dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya, sedangkan fiqh muamalat berfungsi untuk mengatur hukum
kontrak (aqad) baik yang bersifat sosial maupun komersil.
Secara singkat dapat dikatakan bahwa ilmu ekonomi lebih berorientasi
materialis, dengan kata lain ilmu ekonomi mempelajari teknik dan metode,
sedangkan fiqh muamalat lebih terfokus pada hal-hal yang bersifat normatif
/menentukan status hukum, boleh tidaknya sebuah transaksi bisnis.

2.3 Prinsip Ekonomi Islam


Sedangkan prinsip-prinsip dasar ekonomi Islam menurut Umer Chapra
adalah sebagai berikut :
1. Prinsip Tauhid. Tauhid adalah fondasi keimanan Islam. Ini bermakna
bahwa segala apa yang di alam semesta ini didesain dan dicipta dengan
sengaja oleh Allah SWT, bukan kebetulan, dan semuanya pasti
memiliki tujuan. Tujuan inilah yang memberikan signifikansi dan
makna pada eksistensi jagat raya, termasuk manusia yang menjadi
salah satu penghuni di dalamnya.
2. Prinsip khalifah. Manusia adalah khalifah Allah SWT di muka bumi. Ia
dibekali dengan perangkat baik jasmaniah maupun rohaniah untuk
dapat berperan secara efektif sebagai khalifah-Nya. Implikasi dari
prinsip ini adalah :
(1) persaudaraan universal,

AL ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN II 1


(2) sumber daya adalah amanah,
(3) gaya hidup sederhana,
(4) kebebasan manusia.
3. Prinsip keadilan. Keadilan adalah salah satu misi utama ajaran Islam.
Implikasi dari prinsip ini adalah :
(1) pemenuhan kebutuhan pokok manusia,
(2) sumber-sumber pendapatan yang halal,
(3) distribusi pendapatan dan kekayaan yang merata,
(4) pertumbuhan dan stabilitas.

2.4 Tujuan Ekonomi Islam


Tujuan utama Syari‘at Islam adalah untuk mewujudkan kemaslahatan
umat manusia, baik di dunia maupun di akhirat. Ini sesuai dengan misi Islam
secara keseluruhan yang rahmatan lil‘alamin.
Ekonomi Islam yang merupakan salah satu bagian dari Syariat Islam,
tujuannya tentu tidak lepas dari tujuan utama Syariat Islam. Tujuan utama
ekonomi Islam adalah merealisasikan tujuan manusia untuk mencapai
kebahagiaan dunia dan akhirat (falah), serta kehidupan yang baik dan terhormat
(al-hayah altayyibah). Ini merupakan definisi kesejahteraan dalam pandangan
Islam, yang tentu saja berbeda secara mendasar dengan pengertian kesejahteraan
dalam ekonomi konvensional yang sekuler dan materialistik.
Secara terperinci, tujuan ekonomi Islam dapat dijelaskan sebagai berikut :
(1) Kesejahteraan ekonomi adalah tujuan ekonomi yang terpenting.
Kesejahteraan ini mencakup kesejahteraan individu, masyarakat dan negara.
(2) Tercukupinya kebutuhan dasar manusia, meliputi makan, minum,
pakaian, tempat tinggal, kesehatan, pendidikan, keamanan serta sistem negara
yang menjamin terlaksananya kecukupan kebutuhan dasar secara adil.
(3) Penggunaan sumber daya secara optimal, efisien, efektif, hemat dan
tidak membazir.
(4) Distribusi harta, kekayaan, pendapatan dan hasil pembangunan secara
adil dan merata.

AL ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN II 1


(5) Menjamin kebebasan individu.
(6) Kesamaman hak dan peluang.
(7) Kerjasama dan keadilan.

2.5 Ekonomi Islam dalam Praktik Perekonomian


Sebagaimana kita tahu, ekonomi konvensional yang merupakan pola
berekonomi masyarakat sangat dipengaruhi oleh dua kelompok besar yang saling
bertolak belakang dan tarik ulur dalam melihat dan memfungsikan indikator dan
variable ekonomi, yaitu kapitalis dan sosialis. Namun beberapa tahun terakhir,
sistem ekonomi Islam mulai dikenal dan dikembangkan. Minat dan
kecenderungan masyarakat terhadap wacana ekonomi Islam cukup beragam,
bahkan dapat dikatakan jika animo masyarakat terhadap jasa ekonomi Islam
semakin hari semakin tinggi. Hal ini dapat dilihat dari semakin menjamurnya
lembaga keuangan-bank maupun nonbank-berbasis syariah (wujud konkrit berikut
ikon utama ekonomi Islam) dan antusiasme masyarakat dalam menggunakan jasa
dari lembaga-lembaga tersebut.
Di samping kelompok yang menyambut baik dan mendukung ekonomi
Islam, tak dapat dipungkiri bahwa, akan selalu ada mereka yang cenderung
pesimis dan mempertanyakan kembali esensi dan prospek penerapan ekonomi
Islam dalam lini kehidupan masyarakat dewasa ini.
Saat ini, kita dihadapkan pada kenyataan bahwa minat masyarakat untuk
berekonomi syariah walau menunjukkan progres positif, namun belum sesuai
dengan harapan, bahkan dari kalangan akademisi, masih banyak yang
mengindikasikan keraguan mereka akan relevansi dan akurasi ekonomi Islam
untuk diterapkan.
Ada mendasar yang menjadi alasan penolakan/pesimisme sebagian
kalangan atas berlakunya sistem ekonomi Islam, antara lain :
1. Anggapan bahwa ekonomi Islam muncul karena emosi agama semata.
2. Ketidaktahuan akan landasan dan filosofi penerapan ekonomi Islam pada
tataran riil.
3. Ketidaktahuan akan perbedaan mendasar antara ekonomi Islam dan
ekonomi konvensional yang merupakan keistimewaan ekonomi Islam.

AL ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN II 1


4. Ketidaktahuan akan perhitungan matematis yang digunakan dalam
penerapan ekonomi Islam.
5. Ketidaktahuan akan strategi pengembangan ekonomi Islam.
Lima hal di atas, tanpa menafikan faktor lainnya, menghasilkan beberapa
pertanyaan, baik yang merupakan wujud keingintahuan maupun bentuk
pesimisme akan diterapkannnya prinsip ekonomi Islam dalam kehidupan
berekonomi masyarakat. Sehingga, ketika seorang individu maupun kalangan
ingin menjawab pertanyaan yang muncul, maka ia sangat perlu melakukan
pengkajian ulang mengenai apa yang ia paparkan–dalam hal ini ekonomi Islam,
dimulai dengan menelusuri sejarah muncul dan perkembangannya, mengupas
sistem yang diberlakukan–baik secara teoretis maupun aplikatif, untuk kemudian
menelaah kembali relevansi dari penerapannya dan respon masyarakat
terhadapnya, sehingga fungsi dan dampak dari sistem tersebut dapat dinikmati
secara nyata, tak sekedar teori yang hanya berlaku sebatas kajian tanpa ada
sumbangsih praktis, baik bagi individu maupun masyarakat secara umum.

2.6 Praktik Perekonomian Dalam Perspektif Islam


Seiring perkembangan zaman dan pengetahuan, pola hidup manusia
sedikit banyak mengalami perubahan, yang berpengaruh pada aturan yang
dijadikan standar norma dan etika bersosial masyarakat. Hal ini berlaku karena
secara teori, segala bentuk perilaku dalam Islam berikut perubahannya harus
memiliki status hukum yang jelas, karena dalam Islam, segala sesuatu tak lepas
dari pengawasan syari’at (dalam hal ini pembuat syari’at; Allah SWT.).
Oleh karena itu, Islam memberikan landasan pokok untuk dapat
dikembangkan dan diterapkan sesuai masa dan kondisi yang dijalani oleh
manusia, yaitu ijtihad berkenaan dengan pemahaman atas al-Qur’an dan hadits.
Adapun pemahaman dan penerapannya, harus selalu disesuaikan dengan indikasi
yang berlaku, sehingga relevansi pokok agama tetap berlaku.
Pada prinsipnya, hukum awal segala sesuatu–termasuk dalam bidang
mu’amalat/transaksi adalah mubah, yang dapat dipahami sebagai penundaan
status hukum terhadap fenomena yang baru dan akan muncul sehingga dilakukan
kajian intensif dan mendalam untuk dapat diputuskan hukumnya, baik wajib
mandub-makuh-haram, maupun kembali pada hukum asalnya yaitu mubah (boleh

AL ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN II 1


dan netral, tidak condong pada salah satu hukum yang empat). Mubah sebagai
konsep adalah hukum yang paling membutuhkan kejelasan yang sejalan dengan
penegasan mengenai keharusan untuk melakukan adaptasi dan juga untuk
merespon perubahan kehidupan sehingga selalu ditemukan relevansinya.
Secara konseptual, sebagai sebuah sistem, ekonomi Islam merupakan
bagian dari tata kehidupan yang lengkap berdasarkan empat bagian nyata dari
pengetahuan yaitu; yang diwahyukan (al-Qur’an), tauladan Nabi (sunah), deduksi
analogik (qiyas), dan penafsiran masyarakat berdasrakan kesepakatan para ulama
(Ijma’). Sehingga, dalam penerapannya, ekonomi Islam tidak bisa terlepas dari
keempat hal diatas.
Dalam aplikasinya, praktik ekonomi Islam terimplementasi dalam lembaga
keuangan dan perbankan berbasis syari’ah yang tidak menjadikan bunga sebagai
salah satu aset transaksi, lembaga pengelolaan zakat, dan praktik bisnis Islami.
Pun diadakannya kajian ekonomi Islam, baik formal maupun nonformal untuk
menghindari simbolisasi syariah semata karena pelaku di dalamnya tidak
memahami landasan, filosofi dan aturan yang berlaku.
Pengembangan ekonomi Islam di bidang akademik dapat kita lihat dengan
dibukanya program studi khusus di beberapa perguruan tinggi berkenaan dengan
ekonomi Islam. Upaya ini tentunya bertujuan untuk menghasilkan tenaga ahli
yang diharapkan mampu mengembangkan sistem ekonomi Islam di masa
mendatang baik secara konseptual maupun penerapannya di dunia kerja.

2.7 Praktik Ekonomi Islam di Indonesia


Praktik ekonomi Islam di bidang lembaga perekonomian mengalami
akselerasi yang signifikan, baik di dunia maupun di Indonesia. Pada era modern
ini, perbankan syariah sebagai salah satu lembaga perekonomian telah menjadi
fenomena global, termasuk di negara-negara yang tidak berpenduduk mayoritas
muslim.
Selain Bank Syari’ah dan Penggadaian Syariah, Praktik ekonomi Islam di
Indonesia selanjutnya dapat dijumpai pada lembaga perekonomian Islam lainnya
dan lembaga bisnis syariah seperti lembaga pembiayaan syariah dan lembaga
keuangan publik Islam seperti lembaga pengelola zakat dan lembaga wakaf.

AL ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN II 1


Pertumbuhan lembaga perekonomian Islam di Indonesia tersebut, juga
dibarengi dengan dikeluarkannya regulasi atau hukum yang mengatur
operasionalnya. Berturut turut sejak berdirinya Bank Muamalat Indonesia sebagai
lembaga perekonomian Islam pertama, pemerintah telah mengeluarkan beberapa
peraturan perundang-undangan seperti, UU No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan,
yang telah direvisi dalam UU No. 10 tahun 1998. Dalam UU tersebut diatur
dengan rinci landasan hukum dan jenis-jenis usaha yang dapat dioperasikan dan
diimplementasikan oleh perbankan syari’ah. Selain itu juga memberikan arahan
bagi perbankan konvensional untuk membuka cabang syari’ah (dual banking
sistem) atau bahkan melakukan konversi.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Masalah ekonomi senantiasa menarik perhatian berbagai macam lapisan
masyarakat dan individu. Berbagai penelitian telah dibuat untuk menyelesaikan
permasalahan ekonomi tersebut. Walaupun begitu, usaha mencari penyelesaian
yang tepat dan akurat dalam mengatasi masalah ini secara keseluruhan menemui
kegagalan yang berujung pada krisis ekonomi.
Dari berbagai sistem ekonomi yang ada, dengan segala kelebihan dan
kekurangan yang dimiliki, sistem ekonomi Islam dianggap sebagai smart solution
dari berbagai sistem ekonomi yang ada karena secara etimologi maupun secara
empiris, terbukti sistem ekonomi Islam menjadi sistem ekonomi yang mampu
memberikan kemakmuran dan kesejahteraan yang nyata dalam penerapannya
pada saat zaman Rasulullah Muhammad SAW dan pada masa khulafa’ rasyidun
karena sistem ekonomi Islam adalah sistem ekonomi yang berdasarkan pada nilai
keadilan dan kejujuran yang merupakan refleksi dari hubungan vertikal antara
manusia dengan Allah SWT.

AL ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN II 1


3.2 Saran
Demikianlah makalah singkat ini, kami menyadari banyaknya kekurangan
didalam penyusunannya. Maka dari pada itu kami meminta maaf dan
mengharapkan kepada para pembaca, teman-teman dan Dosen Pengampu untuk
memberikan kritik dan saran. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

DAFTAR PUSTAKA

http://master.islamic.uii.ac.id/index.php?
option=com_content&task=view&id=52&Itemid=76 di akses pada tanggal 22
Mei 2015
http://putracenter.net/2009/01/22/definisi-ekonomi-dalam-islam-menurut-para-
ahli/ di akses pada tanggal 22 Mei 2015

AL ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN II 1

Anda mungkin juga menyukai