Berdasarkan pemikiran bahwa konsep atom Democritus sesuai dengan Hukum Kekekalan
Massa (berbunyi: massa zat sebelum dan sesudah reaksi sama) dan Hukum Perbandingan Tetap
(berbunyi: perbandingan massa unsur-unsur dalam suatu senyawa adalah tetap dan tertentu),
maka John Dalton tahun 1803 merumuskan teori atom sebagai berikut.
Salah satu hipotesis Dalton adalah reaksi kimia dapat terjadi karena penggabungan atom-atom
atau pemisahan gabungan atom. Misalnya, logam natrium bersifat netral dan reaktif dengan air
dan dapat menimbulkan ledakan. Jika logam natrium direaksikan dengan gas klorin yang
bersifat racun dan berbau merangsang, maka akan dihasilkan NaCl yang tidak reaktif terhadap
air, tidak beracun, dan tidak berbau merangsang seperti logam natrium dan gas klorin.
Karena ada banyak hal yang tidak dapat diterangkan oleh teori atom Dalton, maka para
ilmuwan terdorong untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut tentang rahasia atom.
Sebagian besar ruang dalam atom adalah ruang hampa; partikel diteruskan (panah a).
Di dalam atom terdapat suatu bagian yang sangat kecil dan padat yang disebut inti
atom; partikel dipantulkan kembali oleh inti atom (panah b).
Muatan inti atom dan partikel sejenis yaitu positif; sebagian kecil
partikel dibelokkan (panah b).
Teori atom Rutherford hanya mampu menjelas-lilingi inti atom berada dalam ruang hampa,
tetapi belum mampu menjelaskan distribusi elektron-elektron secara jelas. kan bahwa elektron-
elektron yang beredar menge-lilingi inti atom berada dalam ruang hampa, tetapi belum mampu
menjelaskan distribusi elektron-elektron secara jelas.
Kelemahan teori atom Rutherford:
a. Tidak dapat menjelaskan bahwa atom bersifat stabil.
Teori atom Rutherford bertentangan dengan Hukum Fisika Maxwell. Jika partikel bermuatan
negatif (elektron) bergerak mengelilingi partikel bermuatan berlawanan (inti atom bermuatan
positif), maka akan mengalami percepatan dan memancarkan energi berupa gelombang
elektromagnetik. Akibatnya energi elektron semakin berkurang. Jika demikian halnya maka
lintasan elektron akan berupa spiral. Pada suatu saat elektron tidak mampu mengimbangi gaya
tarik inti dan akhirnya elektron jatuh ke inti. Sehingga atom tidak stabil padahal kenyataannya
atom stabil.
b. Tidak dapat menjelaskan bahwa spektrum atom hidrogen berupa spektrum garis
(diskrit/diskontinu).
Jika elektron berputar mengelilingi inti atom sambil memancarkan energi, maka lintasan- nya
berbentuk spiral. Ini berarti spektrum gelombang elektromagnetik yang dipancarkan berupa
spektrum pita (kontinu) padahal kenyataannya dengan spektrometer atom hidrogen
menunjukkan spektrum garis.
Ilustrasi yang diperbesar dari partikel yang menembus dan yang dibelokkan inti atom
4. Teori Atom Bohr
Energi yang dibawa foton ini bersifat diskrit (catu). Jika suatu atom menyerap energi, maka
energi ini digunakan elektron untuk berpindah kulit dari tingkat energi rendah ke tingkat energi
tinggi. Pada saat elektron kembali ke posisi semula akan dipancarkan energi dengan besar yang
sama. Jadi, hanya elektron pada kulit tertentu dengan tingkat energi tertentu yang dapat
bergerak, sehingga frekuensi cahaya yang ditimbulkan juga tertentu. Hal inilah yang digunakan
untuk menjelaskan spektrum diskrit atom hidrogen.
Kelemahan teori atom Bohr:
Hanya mampu menjelaskan spektrum atom hidro- gen tetapi tidak mampu
menjelaskan spektrum atom yang lebih kompleks (dengan jumlah elektron yang
lebih banyak).
Bohr menganggap elektron hanya sebagai partikel bukan sebagai partikel dan
gelombang, sehingga kedudukan elektron dalam atom merupakan
kebolehjadian.