Anda di halaman 1dari 25

Rangkuman Materi Kimia

Kelas 10
SMAN 4 BOJONEGORO
Semester 1 Tahun pelajaran 2015-2016

Nama : Miftah Aulil Amril Sugiantara


Kelas : X MIA 4
No. Absen : 17
Bab 2
A. PERKEMBANGAN TEORI ATOM
Dikemukakan oleh filsuf Yunani Democritus (460-370 SM) bahwa materi tidak dapat
dibelah secara terus menerus. Maksudnya, pembelahan materi akan sampai pada
satu tingkat yang tidak dapat dibagi lagi. Dan bagian tersebut adalah atom. Berasal
dari kata Yunani atomos: a = tidak dan tomos = terbagi
1. Teori atom Dalton
Pada tahun 1803, John Dalton mengemukakan mengemukakan pendapatnaya
tentang atom. Teori atom Dalton didasarkan pada dua hukum, yaitu hukum
kekekalan massa (hukum Lavoisier) dan hukum susunan tetap (hukum prouts).
Lavosier mennyatakan bahwa Massa total zat-zat sebelum reaksi akan selalu
sama dengan massa total zat-zat hasil reaksi. Sedangkan Prouts menyatakan
bahwa Perbandingan massa unsur-unsur dalam suatu senyawa selalu tetap. Dari
kedua hukum tersebut Dalton mengemukakan pendapatnya tentang atom sebagai
berikut:

Atom merupakan bagian terkecil dari materi yang sudah tidak dapat dibagi lagi
Atom digambarkan sebagai bola pejal yang sangat kecil, suatu unsur memiliki
atom-atom yang identik dan berbeda untuk unsur yang berbeda
Atom-atom bergabung membentuk senyawa dengan perbandingan bilangan bulat
dan sederhana. Misalnya air terdiri atom-atom hidrogen dan atom-atom oksigen
Reaksi kimia merupakan pemisahan atau penggabungan atau penyusunan kembali
dari atom-atom, sehingga atom tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan.
Hipotesa Dalton digambarkan dengan model atom sebagai bola pejal seperti pada
tolak peluru. Seperti gambar berikut ini:
Kelemahan:
Teori dalton tidak menerangkan hubungan antara larutan senyawa dan daya hantar
arus listrik.

2. Teori atom Tomshon


Berdasarkan penemuan tabung katode yang lebih baik oleh William Crookers,
maka J.J. Thomson meneliti lebih lanjut tentang sinar katode dan dapat dipastikan
bahwa sinar katode merupakan partikel, sebab dapat memutar baling-baling yang
diletakkan diantara katode dan anode. Dari hasil percobaan ini, Thomson
menyatakan bahwa sinar katode merupakan partikel penyusun atom (partikel
subatom) yang bermuatan negatif dan selanjutnya disebut elektron.
Atom merupakan partikel yang bersifat netral, oleh karena elektron bermuatan
negatif, maka harus ada partikel lain yang bermuatan positifuntuk menetrallkan
muatan negatif elektron tersebut. Dari penemuannya tersebut, Thomson
memperbaiki kelemahan dari teori atom dalton dan mengemukakan teori atomnya
yang dikenal sebagai Teori Atom Thomson. Yang menyatakan bahwa:

Atom merupakan bola pejal yang bermuatan positif dan didalamya tersebar
muatan negatif elektron

Model atomini dapat digambarkan sebagai jambu biji yang sudah dikelupas
kulitnya. biji jambu menggambarkan elektron yang tersebar marata dalam bola
daging jambu yang pejal, yang pada model atom Thomson dianalogikan sebagai
bola positif yang pejal. Model atom Thomson dapat digambarkan sebagai berikut:
Kelemahan:
Kelemahan model atom Thomson ini tidak dapat menjelaskan susunan muatan
positif dan negatif dalam bola atom tersebut.

3. Teori atom Rutherford

Rutherford bersama dua orang muridnya (Hans Geigerdan Erners Masreden)


melakukan percobaan yang dikenal dengan hamburan sinar alfa () terhadap
lempeng tipis emas. Sebelumya telah ditemukan adanya partikel alfa, yaitu
partikel yang bermuatan positif dan bergerak lurus, berdaya tembus besar
sehingga dapat menembus lembaran tipis kertas. Percobaan tersebut sebenarnya
bertujuan untuk menguji pendapat Thomson, yakni apakah atom itu betul-betul
merupakan bola pejal yang positif yang bila dikenai partikel alfa akan dipantulkan
atau dibelokkan. Dari pengamatan mereka, didapatkan fakta bahwa apabila
partikel alfa ditembakkan pada lempeng emas yang sangat tipis, maka sebagian
besar partikel alfa diteruskan (ada penyimpangan sudut kurang dari 1), tetapi dari
pengamatan Marsden diperoleh fakta bahwa satu diantara 20.000 partikel alfa
akan membelok sudut 90 bahkan lebih.
Berdasarkan gejala-gejala yang terjadi, diperoleh beberapa kesipulan beberapa
berikut:

Atom bukan merupakan bola pejal, karena hampir semua partikel alfa diteruskan
Jika lempeng emas tersebut dianggap sebagai satu lapisanatom-atom emas, maka
didalam atom emas terdapat partikel yang sangat kecil yang bermuatan positif.
Partikel tersebut merupakan partikelyang menyusun suatu inti atom, berdasarkan
fakta bahwa 1 dari 20.000 partikel alfa akan dibelokkan. Bila perbandingan
1:20.000 merupakan perbandingan diameter, maka didapatkan ukuran inti atom
kira-kira 10.000 lebih kecil daripada ukuran atom keseluruhan.
Berdasarkan fakta-fakta yang didapatkan dari percobaan tersebut, Rutherford
mengusulkan model atom yang dikenal dengan Model Atom Rutherford yang
menyatakan bahwa Atom terdiri dari inti atom yang sangat kecil dan bermuatan
positif, dikelilingi oleh elektron yang bermuatan negatif. Rutherford menduga
bahwa didalam inti atom terdapat partikel netral yang berfungsi mengikat partikel-
partikel positif agar tidak saling tolak menolak.

Model atom Rutherford dapat digambarkan sebagai beriukut:


Kelemahan:

Tidak dapat menjelaskan mengapa elektron tidak jatuh ke dalam inti atom.
4. Teori atom Bohr
Pada tahun 1913, pakar fisika Denmark bernama Neils Bohr memperbaiki
kegagalan atom Rutherford melalui percobaannya tentang spektrum atom
hidrogen. Percobaannya ini berhasil memberikan gambaran keadaan elektron
dalam menempati daerah disekitar inti atom. Penjelasan Bohr tentang atom
hidrogen melibatkan gabungan antara teori klasik dari Rutherford dan teori
kuantum dari Planck, diungkapkan dengan empat postulat, sebagai berikut:

Hanya ada seperangkat orbit tertentu yang diperbolehkan bagi satu elektron dalam
atom hidrogen. Orbit ini dikenal sebagai keadaan gerak stasioner (menetap)
elektron dan merupakan lintasan melingkar disekeliling inti.
Selama elektron berada dalam lintasan stasioner, energi elektron tetap sehingga
tidak ada energi dalam bentuk radiasi yang dipancarkan maupun diserap.
Elektron hanya dapat berpindah dari satu lintasan stasioner ke lintasan stasioner
lain. Pada peralihan ini, sejumlah energi tertentu terlibat, besarnya sesuai dengan
persamaan planck, E = hv.
Lintasan stasioner yang dibolehkan memilki besaran dengan sifat-sifat tertentu,
terutama sifat yang disebut momentum sudut. Besarnya momentum sudut
merupakan kelipatan dari h/2 atau nh/2, dengan n adalah bilangan bulat dan h
tetapan planck.
Menurut model atom bohr, elektron-elektron mengelilingi inti pada lintasan-
lintasan tertentu yang disebut kulit elektron atau tingkat energi. Tingkat energi
paling rendah adalah kulit elektron yang terletak paling dalam, semakin keluar
semakin besar nomor kulitnya dan semakin tinggi tingkat energinya.
Kelemahan:
Model atom ini tidak bisa menjelaskan spektrum warna dari atom berelektron
banyak

5. Teori atom mekanika kuantum

Model atom mekanika kuantum dikembangkan oleh Erwin Schrodinger (1926).Sebelum


Erwin Schrodinger, seorang ahli dari Jerman Werner Heisenberg mengembangkan teori
mekanika kuantum yang dikenal dengan prinsip ketidakpastian yaitu Tidak mungkin dapat
ditentukan kedudukan dan momentum suatu benda secara seksama pada saat bersamaan,
yang dapat ditentukan adalah kebolehjadian menemukan elektron pada jarak tertentu dari inti
atom.

Daerah ruang di sekitar inti dengan kebolehjadian untuk mendapatkan elektron disebut
orbital. Bentuk dan tingkat energi orbital dirumuskan oleh Erwin Schrodinger.Erwin
Schrodinger memecahkan suatu persamaan untuk mendapatkan fungsi gelombang untuk
menggambarkan batas kemungkinan ditemukannya elektron dalam tiga dimensi.

Persamaan Schrodinger.
x,y dan z : Posisi dalam tiga dimensi
Y : Fungsi gelombang
m : Massa
: h/2p dimana h = konstanta plank dan p = 3,14
E : Energi total
V : Energi potensial

Model atom dengan orbital lintasan elektron ini disebut model atom modern atau model atom
mekanika kuantum yang berlaku sampai saat ini, seperti terlihat pada gambar berikut ini.

Awan elektron disekitar inti menunjukan tempat kebolehjadian elektron. Orbital


menggambarkan tingkat energi elektron. Orbital-orbital dengan tingkat energi yang sama atau
hampir sama akan membentuk sub kulit. Beberapa sub kulit bergabung membentuk
kulit.Dengan demikian kulit terdiri dari beberapa sub kulit dan subkulit terdiri dari beberapa
orbital. Walaupun posisi kulitnya sama tetapi posisi orbitalnya belum tentu sama.

Ciri khas model atom mekanika gelombang

Gerakan elektron memiliki sifat gelombang, sehingga lintasannya (orbitnya) tidak stasioner
seperti model Bohr, tetapi mengikuti penyelesaian kuadrat fungsi gelombang yang disebut
orbital (bentuk tiga dimensi darikebolehjadian paling besar ditemukannya elektron dengan
keadaan tertentu dalam suatu atom)
Bentuk dan ukuran orbital bergantung pada harga dari ketiga bilangan kuantumnya. (Elektron
yang menempati orbital dinyatakan dalam bilangan kuantum tersebut)
Posisi elektron sejauh 0,529 Amstrong dari inti H menurut Bohr bukannya sesuatu yang pasti,
tetapi bolehjadi merupakan peluang terbesar ditemukannya elektron.

B. STRUKTUR ATOM

Percobaan tabung sinar katode pertama kali dilakukan oleh William Crookes (1875).
Hasil ekperimennya yaitu ditemukannya seberkas sinar yang muncul dari arah katode
menuju ke anode yang disebut sinar katode.

George Johnstone Stoney (1891) yand mengusulkan nama sinar katode disebut
elektron. Kelemahan dari stoney tidak dapat menjelaskan pengaruh elektron
terhadap perbedaan sifat antara atom suatu unsur dengan atom dalam unsur lainya.
Antonine Henri

Beecquerel (1896) menemukan sinar yang dipancarkan dari unsur-unsur radioaktof


yang sifatnya mirip dengan elektron.

Joseph John Thomson (1897) melanjutkan eksperimen William Crookes yaitu


pengaruh medan listrik dan medan magnet dalam tabung sinar katode.
Hasil percobaan J.J Thomson menujukkan bahwa sinar katode dapat dibelokkan ke arah
kutub positif medan listrik. Hal ini membuktikan terdapat partikel bermuatan negatif dalam
suatu atom.

Besarnya muatan dalam eletron ditemukan oleh Robert Andreww miliki (1908) melalui
percobaan tetes Minyak Milikan seperti gambar berikut.

Minyak disemprotkan kedalam tabung yang bermuatan litrik. Akibat gaya tarik grafitasi akan
mengendapkan tetesan minyak yang turun. Apabila tetesan minyak diberi muatan negatif
maka akan tertarik ke kutub positif medan listrik. Dari hasil percobaan Milikan dan Thomson
diperoleh muatan elektron-1 dan massa elektron 0.

2. Proton

Jika massa elektron 0 bearti suatu partikel tidak mempunyai massa. Namun pada
kenyataan nya partikel materi mempunyai massa yang dapat diukur dan atom bersifat atom
netral. Eugene Goldstein (1886) melakukan eksperimen dari tabung gas yang memiliki
katode, yang diberi lubang-lubang dan diberi muatan listrik.

Hasil eksperimen tersebut membuktikan bahwa pada saat terbentuk elektron yang menuju
anode, terbentuk pula sinar positif yang menuju arah berlawanan melalui lubang pada katode.
Setelah berbagai gas dicoba dalam tabung ini, ternyata gas hidrogenlah yang menghasilkan
sinar muatan positif yang paling kecil baik massa maupun muatanya, sehingga partikel ini
disebut proton. Massa proton = 1 sma (satuan massa atom) dan muatan proton = +1

3. Inti atom
Setelah penemuan proton dan elektron, Ernest Rutherford melakukan penelitian penembakan
lempang tipis emas. Jika atom terdiri dari partikel yang bermuatan positif dan negatif maka
sinar alfa yang ditembakkan seharusnya tidak ada yang diteruskan/ menembus lempeng
sehingga mincullah istilah inti atom. Ernest Rutherford dibantu oleh Hans Geiger dan Ernest
Marsden (1911) menemukan konsep inti atom didukung oleh penemuan sinar X oleh WC.
Rontgen (1895) dan penemuan zat radioaktif (1896). Percobaan Rutherford dapat

digambarkan sebagai berikut.

Hasil percobaan ini membuat Rutherford menyatakan hipotesisnya bahwa atom tersusun dari
inti atom yang bermuatan positif dan dikelilingi elektron yang bermuatan negatif, sehingga
atom bersifat netral. Massa inti atom tidak seimbang dengan massa proton yang ada dalam
inti atom, sehingga dapt diprediksi bahwa ada partikel lain dalam inti atom.

4. Neutron

Prediksi dari Rutherford memicu W. Bothe dan H. Becker (1930) melakukan eksperimen
penembakan partikel pada inti atom berilium (Be) dan dihasilkan radiasi partikel berdaya
tembus tinggi.

James Chadwick (1932). Ternyata partikel yang menimbulkan radiasi berdaya tembus tinggi
itu bersifat nertal atau tidak bermuatan dan massanya hampir sama dengan proton. Partikel ini
disebut neutron dan dilambangkan

C. BEBERAPA SIFAT UNSUR


Logam:
1. Penghantar listrik yang baik
2. Penghantar panas yang baik
3. Permukaan logam mengilap
4. Dapat ditempa menjadi lembaran yang sangat tipis
5. Meregang jika ditarik

Nonlogam :

1. Umumnya logam tidak memantulkan sinar (tidakmengkilap)


2. umumnya memiliki titik didih dan titik lebur rendah
3. Memiliki meabilitas rendahsehingga tidak dapat ditempa dan rapuh
4. Sukar menghantarkan panas atau arus listrik.

Metaloid :

Elektronegativitas antara logam dan nonlogam


Energi ionisasi antara logam dan nonlogam
Memiliki beberapa karakteristik logam / beberapa non-logam
Reaktivitas tergantung pada sifat-sifat unsur-unsur lain dalam reaksi
Sering menjadi semikonduktor yang baik

D. NOMOR ATOM, NOMOR MASSA, DAN ISOTOP

Suatu atom memiliki sifat dan massa yang khas satu sama lain. Dengan penemuan
partikel penyusun atom dikenal istilah nomor atom (Z) dan nomor massa (A)

Penulisan lombang atom unsur menyetarakan nomor atom dan nomor massa.

Dimana :

A = nomor massa

Z = nomor atom

X = lambang unsur

Nomor Massa (A) = Jumlah proton + Jumlah Neutron

Atau

Jumlah Neutron = Nomor massa Nomor atom

Nomor Atom (Z) = Jumlah proton

1. Nomor Atom (Z)

Nomor atom (Z) menujukkan jumlah proton (muatan positif) atau jumlah
elektrondalam atom tersebut. Nomor atom ini merupakan ciri khas suatu unsur. Oleh
karena atom bersifat netral maka jumlah proton sama dengan jumlah elektronya,
sehingga nomor atom juga menujukkan jumlah elektron. Elektron inilah yang
nantinya paling menentukan sifat suatu unsur. Nomor atom ditulis agak ke bawah
sebelum lambang unsur

2. Nomor Massa (A)


Massa elektron sangat kecil dan dianggap nol sehingga massa atom ditentukan oleh inti
atom yaitu proton dan neutron. Nomor massa (A) menyatakan banyaknya proton dan
neutron yang menyusun inti atom suatu unsur. Nomor massa ditulis agak ke atas sebelum
lambang unsur.

1. Isotop

Isotop adalah atom yang mempunyai nomor sama tetapi memiliki nomor massa berbeda

Setiap isotop satu unsur memiliki sifat kimia yang sama karena jumlah elektron valensinya
sama.

Isotop-isotop unsur ini dapat digunakan untuk menetukan massa atom relatif (Ar) atom
tersebut berdasarkan kelimpahan isotop dan massa atom semua isotop

2. Isobar

Isobar adalah unsur-unsur yang memiliki nomor atom berbeda tetapi nomor massa sama.

3. Isoton

Atom-atom yang berbeda tetapi mempunyai jumlah neutron yang sama

E. BILANGAN KUANTUM
Definisi bilangan kuantum. Bilangan kuantum adalah bilangan yang menunjukkan
orbit electron mengelilingi inti pada kulit tertentu. Bilangan ini juga menentukan
jumlah electron yang mengelilingi inti atom itu. Ada empat bilangan kuantum dalam
orbit electron sebagai berikut :
1. Bilangan kuantum utama (n) yaitu bilangan yang menunjukkan besar lintasan
elektron
2. Bilangan kuantum orbital atau azimuth (I) yaitu bilangan yang menunjukkan di
subkulit 9sub lintasan) mana electron itu bergerak.
3. Bilangan kuantum magnetic (m) yaitu bilangan yang menentukan orientasi dari
orbit electron dalam medan magnet.
4. Bilangan kuantum spin yaitu bilangan yang memberikan gambaran tentang arah
putaran electron pada sumbunya sendiri.

Untuk menentukan kedudukan suatu elektron dalam atom, digunakan 4 bilangan


kuantum.

1. Bilangan kuantum utama (n): mewujudkan lintasan elektron dalam atom.

n mempunyai harga 1, 2, 3, ..

n = 1 sesuai dengan kulit K


n = 2 sesuai dengan kulit L
n = 3 sesuai dengan kulit M
dan seterusnya

Tiap kulit atau setiap tingkat energi ditempati oleh sejumlah elektron. Jumlah
elektron maksimmm yang dapat menempati tingkat energi itu harus memenuhi
rumus Pauli = 2n2.

Contoh:

kulit ke-4 (n=4) dapat ditempati maksimum= 2 x 42 elektron = 32 elektron

2. Bilangan kuantum azimuth (l) : menunjukkan sub kulit dimana elektron itu
bergerak sekaligus menunjukkan sub kulit yang merupakan penyusun suatu kulit.

Bilangan kuantum azimuth mempunyai harga dari 0 sampai dengan (n-1).


n = 1 ; l = 0 ; sesuai kulit K
n = 2 ; l = 0, 1 ; sesuai kulit L
n = 3 ; l = 0, 1, 2 ; sesuai kulit M
n = 4 ; l = 0, 1, 2, 3 ; sesuai kulit N
dan seterusnya

Sub kulit yang harganya berbeda-beda ini diberi nama khusus:

l = 0 ; sesuai sub kulit s (s = sharp)


l = 1 ; sesuai sub kulit p (p = principle)
l = 2 ; sesuai sub kulit d (d = diffuse)
l = 3 ; sesuai sub kulit f (f = fundamental)

Bilangan kuantum magnetik (m): mewujudkan adanya satu atau beberapa


tingkatan energi di dalam satu sub kulit. Bilangan kuantum magnetik (m)
mempunyai harga (-l) sampai harga (+l).

Untuk:

l = 0 (sub kulit s), harga m = 0 (mempunyai 1 orbital)


l = 1 (sub kulit p), harga m = -1, O, +1 (mempunyai 3 orbital)
l = 2 (sub kulit d), harga m = -2, -1, O, +1, +2 (mempunyai 5 orbital)
l = 3 (sub kwit f) , harga m = -3, -2, O, +1, +2, +3 (mempunyai 7 orbital)

4. Bilangan kuantum spin (s): menunjukkan arah perputaran elektron pada


sumbunya.
Dalam satu orbital, maksimum dapat beredar 2 elektron dan kedua elektron ini
berputar melalui sumbu dengan arah yang berlawanan, dan masing-masing diberi
harga spin +1/2 atau -1/2.

Pertanyaan:

Bagaimana menyatakan keempat bilangan kuantum dari elektron 3s1 ?

Jawab:

Keempat bilangan kuantum dari kedudukan elektron 3s1 dapat dinyatakan sebagai,
n= 3 ; l = 0 ; m = 0 ; s = +1/2 ; atau -1/2
MISALKAN PADA UNSUR

0Zr

1. Buat dulu konfigurasi elektronnya

40Zr = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d2

2. Keempat bilangan kuantum ditentukan dari konfigurasi elektron terakhir, yaitu 4d2

3. Karena Tingkat energi pada konfigurasi terakhir adalah 4, maka bil.kuantum utama
(n) = 4

4. Karena konfigurasi berakhir di blok d, maka harga bilangan kuantum azimut (l) = 2 (
Jika berakhir di sub kulit s l=0, p l=1, d l=2, f l=3, dst..)

5. Karena berakhir pada blok d, maka jumlah orbital pada sub kulit d ada 5, yaitu dari l,
sampai dengan +l, termasuk 0, yaitu -2, -1, 0, +1, +2, dan karena jumlah elektron pada
konfigurasi terakhir sebanyak 2, maka panah elektron diisi dari magnetik -2, dan -1, (yang
lain kosong karena jumlah elektronnya hanya ada 2) maka harga bilangan kuantum
magnetik (m) = 1

6. karena arah panahnya ke atas, maka harga bilangan kuantum spin (s) = +

KESIMPULAN : dari unsur 40Zr didapat n = 4, l = 2, m = 1, s = +

PERIODE didapat dari tingkat energi tertinggi pada konfigurasi elektron, yaitu 5 pada 5s2,
sehingga 40Zr akan berada pada Periode 5.

Sedangkan GOLONGAN, karena berakhir di blok d, maka pasti Golongan B, jumlah


elektron pada 5s2 dan 4d2 kemudian di jumlah, yaitu 2 + 2 = 4 ditulis dengan angka romawi
(IV), sehingga 40Zr akan berada pada Golongan IVB

CATATAN UNTUK MENENTUKAN GOLONGAN :

Jika berakhir di sub kulit s atau p, maka golongan A,

Jika berakhir di sub kulit d, maka golongan B

Jika berakhir di sub kulit f, maka golongan lantanida / aktinida (jika periode 6 maka
lantanida, dan jika periode 7 aktinida)

KESIMPULAN :

40Zr Periode 5, Golongan IVB


Bilangan Kuantum

Ada empat bilangan kuantum yang akan kita kenal, yaitu bilangan kuantum utama (n),
bilangn kuantum Azimut (l), bilangan kuantum magnetic (m) dan bilangan kuantum spin
(s).

A. Bilangan Kuantum Utama (n)

Lambang dari bilangan kuantum utama adalah n (en kecil). Bilangan kuantum utama
menyatakan kulit tempat ditemukannya elektron yang dinyatakan dalam bilangan bulat
positif. Nilai bilangan itu di mulai dari 1, 2, 3 dan seterusnya.

Jenis kulit-kulit dalam konfigurasi elektron dilambagkan dengan huruf K, L, M, N dan


seterusnnya. Kulit yang paling dekat dengan inti adalah kulit K dan bilangan kuantum kulit
ini = 1. Kulit berikutnya adalah L yang mempunyai bilangan kuantum utama = 2 dan
demikian seterusnya untuk kulit-kulit berikutnya. Untuk lebih jelasnya coba perhatikan
tabel di bawah ini

Bilangan kuantum utama berhubungan dengan kulit atom sehingga bilangan kuantum utama
dapat Anda gunakan untuk menentukan ukuran orbit (jari-jari) berdasarkan jarak orbit
elektron dengan inti atom. Kegunaan lainnya, Anda dapat mengetahui besarnya energi
potensial elektron. Semakin dekat jarak orbit dengan inti atom maka kekuatan ikatan
elektron dengan inti atom semakin besar, sehingga energi potensial elektron tersebut
semakin besar.

B. Bilangan Kuantum Azimut (l)

Bilangan kuantum azimut menyatakan subkulit tempat elektron berada dan bentuk orbital,
serta menentukan besarnya momentum sudut elektron terhadap inti. Bilangan kuantum ini
berhubungan dengan subkulit atom. Lambang subkulit ini adalah s, p, d, f dan seterusnya.
Nilai bilangan kuantum azimut dimulai dari angka nol (0). Jadi secara urut subkulit s
mempunyai bilangan kuantum azimut = 0, subkulit p mempunyai bilangan kuantum azimut
= 1, subkulit d mempunyai bilangan kuantum azimut = 2 dan demikian seterusnya.

Besarnya bilangan kuantum azimut yang mungkin tergantung pada nilai bilangan kuantum
utama (n). Bila n=1, maka hanya ada satu kemungkinan nilai bilangan kuantum azimut
yaitu l = 0 karena pada kulit pertama (K) hanya terdiri dari satu subkulit yaitu subkulit s.
Sedangkan n=2, maka ada dua subkulit yang mungkin yaitu l = 0 dan l = 1 karena pada kulit
kedua (L) ada dua subkulit yaitu sub kulit s dan p.
Bagaimana dengan kulit berikutnya?

Kulit M, maka nilai n = 3 dan l = 0, 1, dan 2 karena mempunyai subkulit s, p, dan d.

Kulit N, maka nilai n = 4 dan l = 0, 1, 2, dan 3 karena mempunyai subkulit s, p, d, dan f.

Jadi nilai bilangan kuantum azimut tidak mungkin sama atau lebih besar dari bilangan
kuantum utamanya. Maksimal nilai l = n 1.

C. Bilangan Kuantum Magnetik (m)

Bilangan kuantum magnetik menyatakan orbital tempat ditemukannya elektron pada


subkulit tertentu dan arah momentum sudut elektron terhadap inti. Sehingga nilai bilangan
kuantum magnetik berhubungan dengan bilangan kuantum azimut dan bernilai dari l
hingga + l (l = nilai bilangan kuantum azimutnya).

Misalnya subkulit s mempunyai nilai l = 0 maka bilangan kuantum magnetiknya (m) = 0.


Angka nol ini melambangkan satu-satunya orbital yang ada pada subkulit s. Sub kulit p
mempunyai nilai l = 1 maka bilangan kuantum magnetiknya = 1, 0, +1. Angka-angka
tersebut melambangkan 3 orbital yang ada pada subkulit p. Subkulit d mempunyai nilai l =
2 maka bilangan kuantum magnetiknya = 2, 1, 0, + 1, + 2. Angka-angka tersebut
melambangkan 5 orbital yang ada pada subkulit d dan demikian seterusnya.

Nilai magnetik (m) diantara l sampai + l (l = bilangan kuantum azimut). Nilai bilangan
kuantum magnetik suatu elektron tergantung pada letak elektron tersebut dalam orbital.
Nama-nama kotak di atas sesuai dengan bilangan kuantum magnetiknya. Dan perlu diingat
juga dengan mengabaikan tanda -/+ maka nilai m tidak mungkin lebih besar dari nilai l.

D. Bilangan Kuantum Spin (s)

Bilangan kuantum spin menyatakan arah rotasi elektron pada porosnya. Dalam satu orbital
dapat berisi elektron tunggal atau sepasang elektron. Ada dua kemungkinan arah rotasi yaitu
searah jarum jam atau berlawanan arah jarum jam. Begitulah elektron yang berotasi, bila
searah jarum jam maka memiliki nilai s = + dan dalam orbital dituliskan dengan tanda
panah ke atas. Sebaliknya untuk elektron yang berotasi berlawanan arah jarum jam maka
memiliki nilai s = dan dalam orbital dituliskan dengan tanda panah ke bawah.

Dari uraian arah rotasi maka kita dapat mengetahui bahwa dalam satu orbital atau kotak
maksimum memiliki 2 elektron. Bila dalam orbital terdiri dari satu elektron maka nilai s = +
karena elektron tersebut berputar searah jarum jam. Dan bila dalam orbital terdiri dari 2
elektron maka nilai s = karena menunjukkan elektron tersebut merupakan pasangan
elektron sebelumnya yang berputar searah jarum jam sehingga mempunyai perputaran
sebaliknya yaitu berlawanan dengan arah jarum jam.
Azas Larangan Pauli

W. Pauli (1924) mengemukakan Azas Larangan Pauli Tidak boleh ada elektron dalam satu
atom yang memiliki ke empat bilangan kuantum yang sama.

Fungsi Bilangan Kuantum

Keempat bilangan kuantum tersebut digunakan untuk menunjukkan letak elektron terakhir
(terluar) dari suatu atom. Dimulai dari letak kulit atom (bilangan kuantum utama), subkulit
atom (bilangan kuantum azimut), letak orbital (bilangan kuantum magnetik) hingga
perputaran elektronnya (bilangan kuantum spin). Sehingga bilangan kuantum ini bersifat
spesifik sesuai dengan azas larangan pauli. Selanjutnya kita gabungkan keempat bilangan
kuantum tersebut untuk menentukan identitas suatu elektron. Agar dapat menentukan
dengan tepat maka kita harus paham dengan konfigurasi elektron dan diagram orbital
terlebih dahulu.

Penggambaran elektron terakhir yang diberi tanda merah. Elektron tersebut terletak pada
kulit 3 berarti bilangan kuantum utamanya (n) = 3. Terletak di subkulit p berarti bilangan
kuantum azimutnya (l) = 1. Sedangkan untuk menentukan bilangan kuantum magnetiknya
kita perlu menamai tiap-tiap orbital dalam subkulit 3p tersebut yakni angka yang berwarna
hijau. Sesuai dengan diagram di atas maka nilai bilangan kuantum magnetiknya (m) = 1.
Dan karena tanda panahnya ke bawah maka bilangan kuantum spinnya (s) = .

F. BENTUK ORBITAL ATOM

Orbital-s

Orbital-s memiliki bilangan kuantum azimut, l= 0 dan m= 0. Oleh karena nilai m sesungguhnya suatu
tetapan (tidak mengandung trigonometri) maka orbital-s tidak memiliki orientasi dalam ruang
sehingga orbital-s ditetapkan berupa bola simetris di sekeliling inti. Permukaan bola menyatakan
peluang terbesar ditemukannya elektron dalam orbital-s. Hal ini bukan berarti semua elektron dalam
orbital-s berada di permukaan bola, tetapi pada permukaan bola itu peluangnya tertinggi ( 99,99%),
sisanya boleh jadi tersebar di dalam bola.

Orbital-p
Orbital-p memiliki bilangan kuantum azimut, l= 1 dan m= 0, l. Oleh karena itu, orbital-p memiliki
tiga orientasi dalam ruang sesuai dengan bilangan kuantum magnetiknya. Oleh karena nilai m
sesungguhnya mengandung sinus maka bentuk orbital-p menyerupai bentuk sinus dalam ruang,
seperti ditunjukkan pada gambar berikut.
Ketiga orbital-p memiliki bentuk yang sama, tetapi berbeda dalam orientasinya. Orbital-px memiliki
orientasi ruang pada sumbu-x, orbital-py memiliki orientasi pada sumbu-y, dan orbital-pz memiliki
orientasi pada sumbu-z. Makna dari bentuk orbital-p adalah peluang terbesar ditemukannya
elektron dalam ruang berada di sekitar sumbu x, y, dan z. Adapun pada bidang xy, xz, dan yz,
peluangnya terkecil.

Orbital-d
Orbital-d memiliki bilangan kuantum azimut l = 2 dan m = 0, 1, 2. Akibatnya, terdapat lima orbital-
d yang melibatkan sumbu dan bidang, sesuai dengan jumlah bilangan kuantum magnetiknya.
Orbital-d terdiri atas orbital-dx2, orbital-dxz , orbital-dxy , orbital-dyz , dan orbital-dx2-y2.

Orbital dxy, dxz, dyz, dan dx2 y2 memiliki bentuk yang sama, tetapi orientasi dalam ruang berbeda.
Orientasi orbital-dxy berada dalam bidang xy, demikian juga orientasi orbital-orbital lainnya sesuai
dengan tandanya. Orbital dx2 y2 memiliki orientasi pada sumbu x dan sumbu y. Adapun orbital dz2
memiliki bentuk berbeda dari keempat orbital yang lain. Orientasi orbital ini berada pada sumbu z
dan terdapat donat kecil pada bidang-xy.

Makna dari orbital-d adalah, pada daerah-daerah sesuai tanda dalam orbital (xy, xz, yz, x2y2, z2)
menunjukkan peluang terbesar ditemukannya elektron, sedangkan pada simpul-simpul di luar
bidang memiliki peluang paling kecil.

Bentuk orbital-f dan yang lebih tinggi dapat dihitung secara matematika, tetapi sukar untuk
digambarkan atau diungkapkan kebolehjadiannya sebagaimana orbital-s, p, dan d. Kesimpulan
umum dari hasil penyelesaian persamaan Schrodinger dapat dirangkum sebagai berikut.

Setiap orbital dicirikan oleh tiga bilangan kuantum n, l , dan m yang memiliki ukuran,
bentuk, dan orientasi tertentu dalam ruang kebolehjadian. Elektron-elektron yang
menghuni orbital memiliki spin berlawanan sesuai temuan Stern-Gerlach.

G. KONFIGURASI ELEKTRON
1. Konfigurasi Elektron

Konfigurasi (susunan) elektron suatu atom berdasarkan kulit-kulit atom tersebut.


Setiap atom dapat terisi eletron maksimum 2n2, dimana n merupakan letak
kulit.Lambang kulit dimulai dari K, L, M, N dan seterusnya dimulai dari yang
terdekat dengan inti atom.Elektron disusun sedemikian rupa pada masing-masing kulit
dan diisi maksimum sesuai daya tampung kulit tersebut. Jadi masing ada sisa elektron
yang tidak dapat ditampung pada kulit tersebut maka diletakkan pada kulit
selanjutnya.

2. Elektron Valensi

Elektron yang berperan dalam reaksi pembentukan ikatan kimia dan reaksi kimia
adalah elektron pada kulit terluar atau elektron valensi.

Jumlah elektron valensi suatu atom ditentukan berdasarkan elektron yang terdapat
pada kulit terakhir dari konfigurasi elektron atom tersebut. Perhatikan Tabel untuk
menentukan jumlah elektron valensi

Unsur unsur yang mempunyai jumlah elektron valensi yang sama akan memiliki
sifat kimia yang sama pula

H. TABEL PERIODIK UNSUR

Pengelompokan unsur-unsur berdasarkan kemiripan sifat mengalami perkembangan dari


yang paling sederhana hingga modren. Sejarah perkembangan tersebut diuraikan pada materi
berikut

A. Perkembangan Dasar Pengelompokan Unsur-unsur

1. Pemgelompokan Unsur Berdasarkan Logam dan Non Logam


Para ilmua arab dan persia membagi unsur-unsur mejadi dua kelompok, yaitu lugham
(logam) dan Laysa Lugham (bukan logam) pengelompokan unsur-unsur menjadi logam dan
bukan logam berlangsung sampai abad 19.

2. Hukum Triade Dobereiner

Pada tahun 1829, Johan Wolfgang Dobereiner melihat adanya kemiripan sifat yang ada.
Ternyata tiap kelompok terdiri atas tiga unsur, sehingga disebut Triade.

Jika unsur-unsur dalam satu triade tersebut disusun menurut kenaikan massa atom-atomnya,
terutama massa atom maupun sifat-sifat unsur yang kedua merupakan rata-rata dari massa
atom unsur pertama dan ketiga. Penemuan ini memperlihatkan adanya hubungan antara
massa atom dengan sifat-sifat unsur.

Kelemahan pengelompokan ini terletak pada kenyataan bahwa jumlah unsur yang memiliki
kemiripan sifat tidak hanya 3 buah.

Tabel Daftar Triade Doberreiner

3. Hukum Oktaf Newlands

Tahun 1864, A.R. Newlands mengunakan penemuannya yang disebut hukum oktaf. Unsur-
unsur tersebut disusun berdasarkan kanaikan massa atom relatifnya. Ternyata unsur-unsur
yang berselisih 1 oktaf (unsur nomor 1 dengan 8, unsur nomor 2 dengan 9, dst) menujukkan
kemiripan sifat atau bisa dikatakan terjadi perubahan sifat unsur yang teratur

Kecendrungan tersebut dinyatakan sebagai hukum Oktaf Nweland, yaitu : jika unsur disusun
berdasarkan kenaikan massa atom maka sifat unsur tersebut akan berulang setelah unsur
kedelapan.

Tabel pengelompokan unsur dalam Oktaf Newlands

Pada daftar Oktaf Newlands disusun, unsur-unsur gas mulia belum ditemukan ternyata
pengelompokan ini hanya sesuai untuk unsur-unsur ringan (Ar rendah).

4. Hukum Mendeleyev

Tahun 1869. Sarjana bangsa Rusia Dmitri Ivanovich Mendeleyev berdasarkan pengamatan
terhadap 63 unsur yang sudah dikenal saat itu, menyimpulkan bahwa sifat-sifat unsur fungsi
periodik dari massa atom relatifnya. Hal itu berarti jika unsur-unsur disusun menurut
kanaikan massa atom relatif, sifat-sifat tertentu akan berulang secara periodik.

Mendeleyev juga membuat suatu daftar periodik unsur. Unsur-unsur yang mempunyai
persamaan sifat ditempatkan dalam satu lajur vertikal yang disebut golongan. Dalam
mengelompokkan unsur unsur yang mempunyai persamaan sifat ditempatkan dalam satu
lajur vertikal yang disebut golongan.

Dalam mengelompokan unsur-unsur, medeleyev lebih menekakankan pada persamaan sifat


unsur dibandingkan dengan kenaikan massa atom relatif, sehingga terdapat tempat-temat
kosong dalam tabel periodik tersebut. Tempat-tempat kosong ini yang kemudian diramalkan
akan diisi unsur-unsur yang waktu itu belum ditemukan. Dikemudian hari ramalan itu
terbukti dengan menenukan unsur-unsur yang mempunyai sifat-sifat yang mirip sesuai
ramalanya.

Kelemahan Tabel Periodik Mendeleyev sebagai berikut.

1. Penempatan unsur tidak sesuai dengan kenaikan massa atom relatif karena
mempertahankan kemiripan sifat unsur dalam satu golongannya.
2. Masih banyak unsur yang belum dikenal pada massa itu sehingga dalam tabel terdapat
banyak tempat kosong.

Tabel Periodik Mendeleyev

5. Tabel Periodik Modren

Tahun 1914, Henry G. J. Moseley menemukan bahwa unsur dalam tabel periodik sesuai
kenaikan nomor atom. Tabel periodik modren yang disebut juga tabel periodik bentuk
panjang, disusun menurut kenaikan nomor atom dan kemiripan sifat. Tabel periodik modren
ini dapat dikatakan sebagai penyempurnaan Tabel Perodik Mendeleyev.

Tabel Periodik bentuk panjang terdiri atas lajur vertikal (golongan) yang disusun menurut
kemiripan sifat dan lajur horizontal (periode) yang disusun berdasarkan kenaikan nomor
atomnya.

1. Lajur vertikal (golongan) ditulis dengan angka Romawi terdiri atas 18 golongan.

1) Golongan A (Golongan Utama)

1. IA : Alkali

IIA : Alkali Tanah

IIIA : Aliminium

IVA : Karbon

1. VA : Nitrogen

VIA : Kalkogen

VIIA : Haologen
VIIIA (o) : gas mulia

2) Golongan Transisi/Golongan Tambahan Golongan B), terbagi atas:

a) Golongan Transisi (Gol.B), yaitu : IIB, IVB, VB, VIB, VIIB, VIIIB (VIII), IB, dan IIB.

b) Golongan Transisi Dalam, ada dua deret yaitu :

1) Deret Lantanida (unsur dalam deret ini mempunyai kemiripan sifat dengan

2) Deret Aktinida (unsur dalam deret ini mempunyai kemiripan sifat dengan

Pada periode 6 golongan IIIB terdapat 14 unsur yang sangat mirip sifatnya, yaitu unsur-unsur
Lantanida. Demikian juga pada periode 7 yaitu unsur-unsur Aktinida. Supaya tabel ini tidak
terlalu panjang, unsur-unsur tersebut ditempatkan tersendiri pada bagian bawah sistem
periodik

Golongan B terletak di antara Golongan IIA dan IIIA.

Unsur-unsur yang berada dalam satu golongan mempunyai persamaan sifat karena
mempunyai elektron valensi (elekron di kulit terluar) yang sama.

1. Lajur Horizontal (Periode) ditulis dengan angka Arab terdiri atas 7 periode

Periode 1 berisi 2 unsur

Periode 2 berisi 8 unsur

Periode 3 birisi 8 unsur

Periode 4 berisi 18 unsur

Periode 15 berisi 18 unsur

Periode 6 berisi 32 unsur

Periode 7 berisi 23 unsur (belum lengkap)

Tabel Periodik Unsur

B. Hubungan Sistem Konfigurasi Elektron dengan Letak Unsur dalam Tabel Periodik Unsur

Perhatikan konfigurasi elektron Golongan IA berikut.


Golongan IA

Perhatikan juga konvogurasi elektron periode berikut

Periode dua

Berdasarkan konfigurasi elektron unsur-unsur tersebut dapat ditarik hubungan antara


konfigurasi elektron dengan letak unsur (nomor golongandan periode) dalam tabel periodik
sebagai berikut.

1. Jumlah elektron valensi : nomor golongan


2. Jumlah kulit elektron : nomor Periode

Pengecualian terjadi pada helium, elektron valensinya 2 tetapi terletak pada golonga gas
mulia (VIIIA).

C. Sifat sifat Unsur dan Mass Atom Relatif (Ar)

1. Sifat-sifat Unsur

Dengan mengetahui letak periode dan golongan suatu unsur dalam tabel periodik, kita dapat
mengetui sifat-sifat unsur tersebut. Nomor atom menentukan jumlah elektron dan jumlah
elektron menentukan konfogurasi elektron yang menentukan periode dan golongan unsur.
Sementara itu, periode dan golongan mentukan sifat-sifat unsur

Sifat-sifat unsur dibedakan menjadi dua, yaitu unsur logm dan nonlogam. Unsur logam dan
nonlogam menempati posisi yang khas didalam tabel periodik. Unsur-unsur logam terdapt di
sebelah kanan tabel periodik.

Ditinjau dari konfigurasi elektron, unsur logam cendrung melepaskan elektron (energi
ionisasi kecil), sedangkan unsur nonlogam menangkap elektron (keelektronegatifan besar).
Pada tabel periodik. Sifat-sifat logam semakin ke bawah semakin bertambah sedangkan
semakin ke kanan semakin berkurang.

Unsur bagian kiri tabel periodik (IA dan IIA) memiliki sifat logam paling kuat, sedangkan
unsur-unsur paling kenan (VIIA) mempunyai sifat nonlogam paling kuat. Antara unsur logam
dan nonlogam sekaligus.

2. Massa Aeom Relatif

Massa satu atom atau massa satu molekul zat memiliki satuan massa atom (sma). Penentuan
massa atom dilakukan dengan cara membandingkan massa atom yang akan ditentukan
terhadapa massa atom unsur yang massanya telah ditetapkan (massa atom acuan). Dengan
cara ini massa setiap atom dapat ditentukan.
Pada tahun 1825, Jons Jacob Berzelius mendifinisikan massa atom suatu unsur sebagai
perbandingan massa satu unsur tersebut terhadap massa satu atom hidrogen. Jika ada
pertanyaan bahwa massa atom karbon = 12, maka bisa diartikan bahwa satu atom katbon 12
kali lebih besar daripada massa satu atom hidrogen.

D. Sifat Keperiodikan Unsur

Sifat keperiodikan unsur adalah sifat-sifat yang berubah secara beraturan sesuai dengan
kenaikan nomor atom unsur.

1. Jari-jari Atom

Jari-jari atom adalah jarak dari inti atom sampai kulit elektron terluar.

1. Dalam satu golongan dari atas kebawah jari jari atom semakin besar.
2. Dalam satu periode dari kiri ke kanan, jari-jari atom semakin kecil

Penjelasan :

1. Dalam satu golongan dari atas ke bawah, kulit atom bertambah (ingat jumlah
kulit=nomo periodik), sehingga jari-jari atom juga bertambah besar.
2. Dari kiri ke kanan, jumlah kulit tetap tetapi muatan inti (nomor atom) dan jumlah
elektron pada kulit bertambah. Hal tersebut mengakibatkan gaya tarik-menarik antara
inti dengan kulit elektron semakin besar sehingga jari-jari atom makin kecil.

Tabel jari-jari Atom Beberapa Unsur

2. Energi Ionisasi

Energi ionisasi adalah energi minimum yang diperlukan untuk melepaskan elektron dari
suatu atom netral dalam wujud gas. Energi yang diperlukan untuk melepaskan elektron kedua
disebut energi ionisasi adalah energi ionisasi pertama

Dapat disimpulkan keperiodikan energi ionisasi sebagai berikut.

1. Dalam satu golongan dari atas ke bawah energi ionisasi semakin berkurang
2. Dalam satu golongan dari kiri kekanan energi ionisasi cendrung bertambah.

Kecendrungan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut

1. Dari atas kebawah dalam satu golongan jari-jari atom bertambah sehingga daya tarik
inti terhadap elektron terluar semakin kecil. Elektron semakin mudah dilepaskan dan
energi yang diperlukan untuk melepaskan makin kecil.
2. Dari kiri kekanan dalam satu periode, daya tarik inti terhadap elektron semakin besar
sehingga elektron semakin sukar dilepas. Energi yang diperlukan untuk melepaskan
elektron tentunya semakin besar.
Tabel energi Ionisasi Pertama Unsur-Unsur dalam Tabel Periodik Unsur (Kj/mol)

3. Afinitas Elektron

Afinitas elektron adalah besarnya energi yang dibebaskan satu atom netral dalam wujud gas
pada waktu menerima satu elektron sehingga terbentuk ion negatif.

1. Dalam satu golongan dari atas kebawah afinitas elektron semakin kecil.
2. Dalam satu periode dari kiri ke kanak afinitas elektron semakin besar.

Penjelasan.

Apabila ion negatif yang terbentuk stabil, energi dibebaskan dinyatakan dengan tanda negatif
(-). Apa bila ion negatif yang terbentuk tidak stabil, energi diperlukan / diserap dinyatakan
dengan tanda positif (+).

Kecendrungan dalam afinitas elektron lebih bervariasi dibandingan dengan energi ionisasi

Tabel Harga afinitas Elektron Beberapa Unsur (Kj/mol)

Unsur-unsur halogen (Gol. VIIA) mempunyai afinitas elektron paling besar/paling negatif
yang bearti paling mudah menerima elektron.

Kecendrungan afinitas elektron menujukkan pola yang sama dengan pola kecendrungan
energi ionisasi.

Grafik kecenderungan afinitas elektron 20 unsur pertama dalam TPU

4. Kelektronegatifan

Adalah suatu bilangan yang menyatakan kecendrungan suatu unsur menarik elektron dalam
suatu molekul senyawa.

1. Dalam sat golongan dari atas kebawah ke elektronegatifan semakin berkurang


2. Dalam satu periodik dari kiri ke kanan ke elektronegtifan unsur-unsur.

Penjelasan :

Tidak ada sifat tertentu yang dapat diukur untuk menentukan / membandingakan
kelektronegatifan unsur-unsur.
Energi ionisasi dan afinitas eletron berkaitan dengan besarnya daya tarik elektron. Semakin
besar gaya tarik menarik elektron semaikn besar energi ionisasi, juga semakin besar (semakin
negatif) afinitas elektron. Jadi, suatu unsur (misalnya Fluor) yang mempunyai energi ionisasi
dan afinitas elektron yang besar akan mempunyai keelektroniegatifan yang besar.

Semakin besar keelektronegatifan, unsur cendrung makin mudah membentuk ion negatif.
Semakin kecil keelektronegatifan, unsur cendrung makin sulit membentuk ion negatif, dan
cendrung semakin mudah membentuk ion positif.

Tabel Skala Elektronegativan Unsur-unsur dalam Tabel Periodik Unsur.

I. HUBUNGAN KONFIGURASI ELEKTRON DENGAN LETAK UNSUR DALAM TABEL


PERIODIK UNSUR

Konfigurasi elektron sangat erat hubungannya dengan system periodik unsur. Seperti telah
kalian ketahui bahwa sifat-sifat unsure sangat tergantung pada jumlah elektron valensinya.
Jika jumlah elektron luar yang mengisi orbital dalam subkulit sama dengan bilangan
kuantum utama (n), maka atom unsur tersebut pasti terletak pada golongan yang sama
(selain yang berbentuk ion). Sedangkan nilai n (bilangan kuantum utama) yang terbesar
menunjuk nomor periode unsur tersebut dalam sistem periodic unsur. Misal konfigurasi
elektron unsur K sebagai berikut:

19K : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1.

Nilai n terbesar adalah 4, maka K menempati periode 4.

Untuk menentukan golongan unsur dalam sistem periodic berdasarkan konfigurasi elektron,
perlu dilihat pada jenis dan jumlah elektron terluar yang menempati kulit yang sama.

Golongan utama (Golongan A), pada golongan ini electron valensi menempati subkulit
s atau subkulit s dan p.

Golongan transisi (Golongan B), pada golongan ini electron valensi menempati subkulit
s dan d.

Untuk lantanida dan aktinida, elektron valensi menempati subkulit s dan f. Tapi
jumlahnya tidak menentukan golongan, karena lantanida dan aktinida tidak mempunyai
golongan.

Jika pengamatan kalian pada kegiatan mandiri benar, maka akan diketahui adanya
hubungan antara konfigurasi electron atom unsur-unsur dengan sistem periodik, baik
mengenai golongan maupun periodenya. Sehingga dapat dikatakan bahwa sistem periodik
dapat digunakan untuk meramalkan konfigurasi elektron atom unsur-unsur.

Pembagian unsur-unsur menurut blok s , p, d, dan f


Tabel : Hubungan antara Elektron Valensi dan Golongan dalamSistem Periodik

Berdasarkan kesamaan konfigurasi elektron, terluar dapat dikelompokan unsur-unsur


tersebut dalam blok berikut.

Blok s. Unsur yang mempunyai konfigurasi elektron terluar pada orbital s terletak pada
golongan IA dan IIA, kecuali unsure H dan He. Unsur-unsur ini merupakan logam yang
reaktif. Misal konfigurasi elektron terluar adalah nsx, maka unsure tersebut terletak pada
golongan xA.

Blok p. Unsur yang mempunyai konfigurasi elektron terluar pada orbital p, terdapat
dalam golongan IIIA, IVA, VA, VIA, VIIA, dan VIII. Golongan unsur-unsur ini meliputi
logam, metaloid, dan non logam. Misal konfigurasi elektron terluar adalah npy, maka
unsure tersebut terletak pada golongan (2 + y)A.

Blok d. Konfigurasi elektron terluar d terdapat dalam unsurunsur transisi, yaitu


golongan IIIB, IVB, VB, VIB, VIIB, VIIIB, IB, dan IIB. Misal konfigurasi elektron terluar
adalah nsx (nd)z, maka unsur tersebut terletak pada golongan (x + z)B. Jika:

a. x + z = 8, x + z = 9, dan x + z = 10, maka unsur terletak pada golongan VIIIB;

b. x + z = 11, maka unsur terletak pada golongan IB;

c. x + z = 12, maka unsur terletak pada golongan IIB.

Blok f . Blok f merupakan golongan unsur lantanida dan aktinida. Golongan ini disebut
juga golongan transisi dalam

J. SIFAT PERIODIK UNSUR


1. Jari-Jari Atom
Jari-Jari Atom yaitu jarak dari inti atom sampai kulit terluar.
Sifat dalam satu golongan : semakin besar (dari atas ke bawah).
Sifat dalam satu periode : semakin kecil (dari kiri ke kanan).

2. Energi Ionisasi
Energi Ionisasi yaitu energi yang diperlukan untuk melepaskan elektron terluar dari suatu
atom.
Sifat dalam satu golongan : semakin kecil (dari atas ke bawah).
Sifat dalam satu periode : semakin besar (dari kiri ke kanan).

3. Afinitas Elektron
Afinitas Elektron yaitu energi yang menyertai proses penambahan satu elektorn pada satu
atom netral dalam wujud gas, sehingga terbentuk ion bermuatan -1.
Sifat dalam satu golongan : semakin berkurang (dari atas ke bawah).
Sifat dalam satu periode : semakin bertambah (dari kiri ke kanan).

4. Kelektronegatifan
Keelektronegatifan yaitu kemampuan atau kecenderungan suatu atom untuk menangkap atau
menarik elektron dari atom lain.
Sifat dalam satu golongan : semakin kecil (dari atas ke bawah).
Sifat dalam satu periode : semakin besar (dari kiri ke kanan).

5. Sifat Logam
Sifat logam yaitu kecenderungan melepas elektron membentuk ion positif.
Sifat dalam satu golongan : sifat logam bertambah sedangkan non logam berkurang.
Sifat dalam satu periode : sifat logam berkurang dan sifat non logam bertambah.

6. Kereaktifan
Kereaktifan yaitu skala yang dapat menjelaskan kecenderungan atom suatu unsur untuk
menarik elektron menuju kepada nya dalam suatu ikatan.
Sidat dalam satu golongan : semakin kecil (dari atas ke bawah).
Sifat dalam satu periode : semakin besar (dari kiri ke kanan).

7. Titik didih dan Titik Leleh


Sifat dalam satu golongan : semakin besar (dari atas ke bawah).
Sifat dalam satu periode : semakin kecil (dari kiri ke kanan)

Anda mungkin juga menyukai