Anda di halaman 1dari 8

1.

Teori Atom Dalton


Teori yang pertama mengenai atom dikemukakan oleh John Dalton pada tahun 1803.
Teori ini kemudian diyakini sebagai teori yang benar dan berlaku hingga tahun 1805.
Dalton kemudian dikenal sebagai ilmuwan pertama yang mengemukakan mengenai
teori atom dan kemudian sosoknya dikenal dunia hingga sekarang. Teori atom Dalton
didasarkan pada dua hukum, yaitu hukum Lavoisier atau hukum kekekalan massa dan
hukum Proust atau hukum susunan tetap. Kemunculan teori atom Dalton
membangkitkan rasa keingintahuan terkait dengan penelitian beragam jenis atom. Isi
teori atom John Dalton sebagai berikut:
 Atom adalah bagian terkecil dari suatu unsur-unsur dan tidak dapat dibagi lagi.
 Atom-atom sejenis mempunyai sifat yang sama, sedangkan atom-atom dengan unsur
tidak sejenis memiliki sifat yang berbeda.
 Dalam reaksi kimia, terjadi penggabungan atau pemisahan atom.
 Atom dapat bergabung dengan atom lainnya untuk membentuk molekul dengan
perbandingan bulat dan sederhana.

Teori atom Dalton memiliki beberapa kekurangan di antaranya:


 Tidak bisa menggambarkan bagaimana cara atom saling bergabung.
 Atom unsur yang satu dengan atom unsur lainnya tidak bisa dideskripsikan.
 Hubungan senyawa antara larutan senyawa dengan daya hantar arus listrik tidak bisa
dideskripsikan.
 Sifat listrik materi tidak bisa dideskripsikan.

2. Teori Atom Thomson


Pada tahun 1897, Thomson menemukan partikel yang bermuatan negatif dan
disebut dengan elektron. Elektron merupakan penemuan yang bertujuan untuk
memperbaiki kekurangan teori atom sebelumnya. Teori atom Thomson bisa disebut
dengan sebutan teori roti kismis. Dinamakan teori roti kismis karena muatan negatifnya
atau elektron (kismis) mengelilingi atom yang bermuatan positif (roti). Secara garis
besar teori atom J.J Thomson dapat disimpulkan menjadi beberapa garis besar. Berikut
inti dari teori atom Thomson.
 Atom bukanlah bagian terkecil dari suatu zat.
 Massa elektron atom lebih kecil dari massa atom.
 Secara keseluruhan atom bersifat netral. Hal ini dikarenakan muatan atom positif
dan negatif yang ada pada atom sama dan suatu atom tidak memiliki muatan positif
dan negatif yang berlebihan.
 Atom dengan muatan positif akan tersebar secara merata ke seluruh bagian atom,
kemudian atom itu dinetralkan oleh elektron-elektron yang tersebar diantara muatan
positif.
Teori atom Thomson juga memiliki kekurangan. Berikut beberapa kekurangan teori
atom Thomson.
 Teori atom Thomson tidak bisa menjelaskan bagaimana susunan muatan positif dan
jumlah elektron yang ada di dalam bola.
 Inti atom tidak dapat dijelaskan.

3. Teori Atom Rutherford


Rutherford dan kedua asistennya menemukan inti atom pada tahun 1910. Inti
atom memiliki jari-jari yang lebih kecil dari jari-jari atomnya. Teori yang ditemukan
oleh Rutherford berasal dari eksperimen penembakan inti atom lempengan emas dengan
partikel alfa (sebuah partikel dengan massa empat kali massa atom hidrogen dan muatan
positif sebesar dua kali muatan elektron). Eksperimen ini dinamakan Geiger-Marsden.
Penamaan eksperimen ini diambil dari dua murid Rutherford yaitu Hans Geiger dan
Ernest Marsden). Berikut beberapa inti atau garis besar dari teori atom Rutherford.
 Atom terdiri atas inti atom yang bermuatan positif dan dikelilingi elektron-elektron
yang bermuatan nehatif seperti model tata surya.
 Atom bersifat netral karena muatan positif sebanding dengan muatan negatif.
 Selama mengitari inti, gaya sentripetal pada elektron terbentuk oleh gaya tarik
menarik antara elektron dengan gaya inti atom (gaya Coulomb).
 Sebagian besar volume atom adalah ruang kosong (bukan pejal). Hal itu disebabkan
oleh Jari-jari inti atom jauh lebih kecil dari jari-jari atom.
Meskipun teori atom Rutherford sudah menggugurkan gagasan teori atom Thomson,
tetapi teori Rutherford masih memiliki kekurangan, yaitu.
 Teori atom ini tidak bisa mendeskripsikan cara rotasi dari inti atom dan letak dari
elektron.
 Teori atom ini tidak bisa mendeskripsikan spektrum garis yang ada pada atom
hidrogen.
 Energi atom menjadi tidak stabil karena elektron yang bergerak akan memancarkan
energi.

4. Teori Atom Bohr


Bentuk dari teori atom Bohr bisa dikatakan seperti peredaran planet saat mengitari tata
surya. Beberapa ahli mengatakan teori ini dengan sebutan Teori Atom Rutherford-Bohr.
Penamaan ini terjadi karena model atom Bohr merupakan modifikasi dari model atom
Rutherford. Inti dari teori atom Bohr dapat disimpulkan menjadi empat inti, yaitu
 Elektron mengelilingi atom pada orbit tertentu.
 Selama berada dalam lintasan, energi elektron tetap sehingga tidak ada energi yang
diserap atau dipancarkan.
 Elektron hanya bisa berpindah dari satu kulit ke kulit lainnya dengan menyerap atau
memancarkan energi.
 Lintasan-lintasan yang diperbolehkan elektron adalah lintasan-lintasan yang
mempunyai momentum sudut kelipatan bulat dari h2π (π=3,14)
Teori atom Bohr memiliki beberapa kelemahan yaitu
 Teori atom ini tidak dapat menerangkan spektrum atom yang lebih besar daripada
hidrogen.
 Teori atom ini tidak bisa menjelaskan efek Zeeman.

5. Teori Atom Mekanika Kuantum


Alasan teori mekanika kuantum dikembangkan adalah untuk menyempurnakan
teori atom Bohr. Teori mekanika kuantum disempurnakan oleh Erwin Schrödinger yang
merupakan fisikawan dari Austria dan peraih Nobel Fisika pada tahun 1933.
Pengembangan teori atom modern berdasarkan hipotesis de Broglie. Menurut Louis de
Broglie, berlaku sifat dualisme pada elektron, yaitu elektron bukan hanya sekadar
sebagai partikel, tetapi juga sebagai gelombang. Dengan kata lain, elektron akan
bergerak seperti gelombang dan memiliki lintasan yang juga merupakan gelombang.
Bukan hanya Schrödinger yang mengembangkan teori atom modern, tetapi ada peneliti
yang bernama Werner Heisenberg. Heisenberg dan Schrödinger bekerja sama untuk
mengembangkan teori atom modern. Teori yang sudah dikembangkan oleh dua peneliti
ini saat ini disebut dengan teori atom mekanika kuantum. Jika penelitian yang dilakukan
Schrödinger berdasarkan hipotesis de Broglie maka penelitian Heisenberg berdasarkan
pada asas ketidakpastian Werner Heisenberg. Dari asas ini Heisenberg menyimpulkan
bahwa terdapat suatu keterbatasan dalam menentukan posisi dan momentum elektron.
STRUKTUR ATOM

1. Partikel Dasar Penyusun Atom


Atom ialah partikel terkecil dari suatu materi hidup ataupun tidak hidup. Atom
tersusun atas partikel-partikel sub atom tertentu dan tidak tergantung pada jenis
unsurnya. Partikel-partikel tersebut di antaranya adalah elektron, proton, dan neutron
yang terletak di inti atom atau nukleus. Inti atom terdiri dari proton yang bermuatan
positif dan neutron yang tidak bermuatan (netral). Jumlah proton didalam inti atom
inilah yang nantinya menentukan muatan inti atom dan massa inti atom ditentukan oleh
banyaknya jumlah proton dan neutron. Sedangkan, kulit atom diisi oleh partikel negatif
(elektron) yang mengelilingi inti atom. Berikut penjelasan tentang elektron, proton, dan
neutron.
a. Proton merupakan partikel pembentuk atom yang mempunyai massa sama dengan
satu sma (amu) dan bermuatan +1. Proton ditemukan oleh Eugene Goldstein melalui
percobaan sinar katode yang telah di modifikasi. Setelah melakukan percobaan pada
berbagai gas, ditemukanlah bahwa gas hidrogen menghasilkan sinar bermuatan
positif paling kecil baik massanya maupun muatan muatannya, sehingga partikel ini
disebut proton.
b. Elektron merupakan partikel pembentuk atom yang tidak mempunyai massa
danbermuatan -1. Penemu dari elektron adalah JJ Thomson melalui percobaan sinar
katode, sedangkan untuk muatan elektron sendiri ditemukan oleh Robert Milikan,
melalui percobaan tetesan halus minyak. Berdasarkan hasil percobaan Thomson dan
Milikan, didapatkan muatan elektron -1 dan massa elektron sama dengan 0,
sehingga elektron di lambangkan Materi Kimia: Struktur Atom 114.
c. Neutron merupakan partikel pembentuk atom yang bermassa satu sma (amu) dan
netral. Penemu neutron adalah James Chadwick melalui percobaannya menembaki
atom berilium dengan sinar alpha (𝛼), dari percobaan ini didapatkan bahwa partikel
yang menimbulkan radiasi berdaya tembus tinggi memiliki sifat netral, atau bisa
dikatakan tidak bermuatan, serta memiliki massa yang hampir sama dengan proton
yaitu 1. Oleh karena itu partikel ini disebut dengan neutron dengan muatannya sama
dengan 0 (nol).

2. Bilangan Kuantum
Untuk menentukan kedudukan suatu elektron dalam atom, digunakan 4 bilangan
kuantum.
a. Bilangan Kuantum Utama ( n )
Bilangan kuantum utama (n) adalah bilangan kuantum yang menyatakan kulit
elektron dan tingkat energinya. Bilangan kuantum utama bergantung pada jarak
antara elektron dan nukleus (inti atom). Bilangan kuantum utama dituliskan dengan
bilangan bulat 1, 2, 3, 4, 5, dan seterusnya. Karena n menyatakan tingkat energi,
maka tidak ada kulit ke 0 (tidak ada enelktron yang tidak memiliki energi). Jika
suatu elektron berada pada n=1, maka ia berada paling dekat dengan nukleus yaitu
pada kulit pertama (kulit paling dalam) dengan tingkat energi dasar. Semakin tinggi
tingkat energinya, maka akan semakin besar bilangan kuantum utama elektron
tersebut.
b. Bilangan Kuantum Azimuth ( l )
Bilangan kuantum azimuth atau bilangan kuantum momentum sudut orbital
menyatakan bentuk orbital. Bilangan kuantum azimuth ditulis dengan bilangan bulat
0, 1, 2, 3, 4, dan seterusnya. l=0 disebut dengan orbital s dan memiliki bentuk
seperti bola, l=1 disebut dengan orbital p dan memiliki bentuk seperti kutub, l=3
disebut dengan orbital d dan memiliki bentuk semanggi, serta l=4 disebut dengan
orbital f dengan bentuk semanggi berdaun lima.
c. Bilangan Kuantum Magnetik ( m )
Bilangan kuantum magnetik adalah bilangan kuantum yang menyatakan orientasi
orbital dalam ruang tiga dimensi. Bilangan kuatum magnetik bergantung pada
bilangan kuantum azimuth, sehingga dituliskan dengan m= -l, …, 0, …, l. Misalnya
suatu elektron mamiliki bilangan azimuth l=2 dan berada pada orbital d, maka
bilangan kuantum magnetiknya adalah m= -2, -1, 0, 1, 2.
d. Bilangan Kuantum Spin (s)
Bilangan kuantum spin (s) menunjukkan arah putaran elektron dan tidak bergantung
pada bilangan kuantum lainnya. Bilangan kuantum spin dilambangkan dengan +1/2
dan -1/2, ketika positif maka elektron memiliki arah putaran ke atas (spin up) dan
ketika negatif berarti elektron memiliki arah putaran ke bawah.

3. Konfigurasi Elektron
a. Prinsip Aufbau
Prinsip Aufbau dikemukaan oleh fisikawan Denmark bernama Niels Bohr
pada tahun 1920. Baca juga: Model Atom Bohr Prinsip Aufbau menyatakan
bahwa pada kondisi dasar, elektron akan menempati kulit elektron dengan
energi yang lebih rendah menuju energi yang lebih tinggi. Pada gambar
terlihat bahwa konfigurasi elektron dengan Prinsip Aufbau bergantung pada
penjumlahan bilangan kuantum utama (n) dan bilangan kuantum azimuth (l).
Urutan energi orbital atom dari yang paling rendah ke yang paling tinggi
adalah 1s, 2s, 2p, 3s, 3p, 4s, 3d, 4p, 5s, 4d, 5p, 6s, 4f, dan seterusnya. Maka
elektron akan menempati sub kulit 1s terlebih dahulu baru menempati sub
kulit 2s. Pada subkulit s hanya dapat ditempati oleh 2 elektron. Pada subkulit
p hanya dapat ditempati 6 elektron. Pada sub kulit d hanya dapat ditempati
10 elektron, dan pada kulit f hanya dapat ditempati 14 elektron.
b. Asas Larangan Pauli
Menurut Asas Larangan Pauli, “tidak boleh ada dua elektron dalam suatu
atom yang memiliki keempat bilangan kuantum yang sama. Orbital yang
sama akan memiliki bilangan kuantum n, l, dan m yang sama. Yang
membedakannya hanya bilangan kuantum spin (s).” Hal ini berarti bahwa
setiap orbital maksimum berisi dua elektron dengan arah spin yang
berlawanan. Misalnya suatu atom memiliki 2 elektron yang menghuni orbital
1s, maka diagram orbital yang benar menurut Larangan Pauli ditunjukkan
oleh gambar c.
c. Aturan Hund
Menurut Aturan Hund, “orbital-orbital dengan energi yang sama, masing-
masing diisi terlebih dahulu oleh satu elektron dengan arah (spin) yang sama,
kemudian elektron akan memasuki orbital-orbital secara urut dengan arah
(spin) berlawanan, atau dengan kata lain, dalam subkulit yang sama, masing-
masing orbital terisi satu elektron dengan arah panah yang sama, kemudian
elektron yang tersisa diisikan sebagai elektron pasangannya dengan arah
panah yang berlawanan”. Diagram orbital unsur S pada konfigurasi 3p4, tiga
elektron ditempatkan terlebih dahulu dengan gambar tanda panah ke atas,
kemudian 1 elektron yang tersisa digambarkan dengan tanda panah ke
bawah. Hal ini dilakukan mengikuti aturan Hund.

SISTEM PERIODIK UNSUR

Sistem periodik unsur kimia adalah susunan unsur-unsur berdasarkan nomor


atom dan kemiripan sifat-sifatnya. Sistem periodik unsur kimia yang disusun oleh
Moseley berkembang dengan baik hingga sampai pada bentuk yang sekarang ini.
Perkembangan sistem periodik unsur kimia mengikuti hukum periodik bahwa bila
unsur-unsur disusun berdasarkan kenaikan nomor atom, maka sifat unsur akan berulang
secara periodik. Telah disebutkan di atas bahwa sistem periodik unsur kimia terdiri dari
dua kelompok yakni golongan (lajur vertical) dan periode (lajur horizontal). Golongan
ditempatkan pada lajur vertikal dalam tabel periodik unsur modern. Penentuan golongan
berkaitan dengan sifat-sifat yang dimiliki unsur tersebut. Unsur-unsur dalam satu
golongan memiliki sifat-sifat yang mirip. Sedangkan, periode ditempatkan pada lajur
horizontal dalam tabel periodik unsur kimia. Periode suatu unsur menunjukkan nomor
kulit yang sudah terisi elektron (n terbesar) berdasarkan konfigurasi elektron.

A. Perkembangan Sistem Periodik Unsur


I. Robert Boyle
Dalam sejarah perkembangannya, sistem periodik unsur kimia yang digunakan
saat ini adalah sistem periodik unsur kimia modern yang dipublikasikan oleh
Dimitri Mendeleev pada tahun 1869. Namun menurut sejarahnya, Robert Boyle
adalah orang pertama yang memberikan definisi mengenai unsur. Menurut Boyle,
unsur merupakan zat yang tidak dapat dibagi menjadi dua zat atau lebih secara
kimiawi.
II. Antonie Lavoiser
Setelah Boyle memberikan penjelasan mengenai hal tersebut, pada tahun 1769
Lavoiser pun menerbitkan daftar unsur-unsur dan membaginya pada unsur logam
maupun unsur non logam. Menurut Lavoiser, terdapat perbedaan antara logam dan
non logam yakni;
Logam berwujud padat pada suhu kamar kecuali raksa, mengkilap saat di gosok-
gosokan, merupakan konduktor yang baik, dapat ditempa atau direnggangkan dan
adalah penghantar panas yang baik. Sementara itu, non logam ada yang berupa zat
padat, cair atau gas pada suhu kamar, tidak mengkilap jika digosok, kecuali intan
atau karbon, bukan konduktor yang baik, umumnya rapuh terutama berwujud
padat dan bukan penghantar panas yang baik.
III. Johann Wolfgang Dobereiner
Johann Wolfgang Dobereiner kemudian menemukan hubungan antara massa atom
dengan sifat unsur, yang kemudian dikenal dengan Hukum Triade dan
penemuannya di kenal dengan Triade Dobereiner. Dobereiner mengelompokkan
unsur-unsur dimana dalam satu triade yang disusun berdasarkan massa atomnya,
di mana massa atom relatif unsur ke-2 setiap triade merupakan rata-rata dari massa
atom relatif unsur pertama dan ketiga.

IV. John Newlands


John Newlands, seorang kimiawan asal Inggris, mengelompokkan unsur-unsur
berdasarkan kenaikan massa atom, dimana Newlands menyimpulkan bahwa sifat
kimia dan fisika suatu unsur akan berulang setiap interval kedelapan, contohnya
unsur kedelapan, akan memiliki sifat yang mirip dengan unsur pertama, unsur ke
sembilan akan memiliki sifat yang mirip dengan unsur kedua, dan seterusnya.
Hukum ini disebut dengan Hukum Oktaf, karena Newlands menyerupai
periodistas oktaf musik.
V. Dmitri Mendeleev
Dmitri Mendeleev merupakan ahli kimia asal rusia yang melakukan
pengelompokkan unsur-unsur berdasarkan susunan massa atom relatifnya, dimana
Mendeleev menempatkan unsur-unsur yang memiliki kemiripan sifat secara
veritikal dan kemudian disebut golongan dan menempatkan unsur-unsur yang
disusun berdasarkan kenaikan massa atom relatifnya secara horizontal yang
kemudian disebut periode.
VI. Henry Moseley
Setelah ditemukan adanya struktur atom yaitu partikel penyusun atom yang terdiri
dari proton, elektron, dan neutron, dimana elektron mengitari neutron dan proton
yang berada di inti atom, Henry Moseley mengemukakan pentingnya nomor atom,
dalam penempatan unsur-unsur pada tabel periodik, dan kemudian Moseley
memperbaharui tabel periodik menurut mendeleev. Tabel periodik menurut
Moseley ini lah yang kemudian dikembangkan hingga menjadi tabel sistem
periodik modern.
VII. Sistem Periodik Modern
a. Didasarkan pada tabel periodik bentuk panjang milik Henry Moseley.
b. Disusun berdasarkan kenaikan nomor atom dan kemiripan sifat.
c. Lajur horizontal disebut periode, tersusun berdasarkan kenaikan nomor atom.
Sedangkan, lajur vertikal disebut golongan, tersusun berdasarkan kemiripan sifat.
d. Versi Amerika → Unsur golongan A disebut golongan utama, sedangkan
golongan B disebut golongan transisi.
e. Versi IUPAC → Golongan dapat diberi tanda nomor 1-18 berurutan dari kiri ke
kanan. Berdasarkan penomoran ini, golongan transisi mempunyai nomor 3-12.
f. Sistem periodik unsur modern tersusun atas 7 periode dan 18 golongan yang
terbagi menjadi 8 golongan utama (golongan A) dan 8 golongan transisi (golongan
B).

B. Sifat Periodik Unsur

1. Sifat Unsur, Berdasarkan sifat unsur-unsur, sistem periodik unsur kimia terbagi
dalam 3 jenis yaitu logam, non logam dan juga metalloid. Logam memiliki sifat
yang cenderung melepaskan elektron dari non logam untuk membentuk ion
positif. Sedangkan non logam cenderung menerima elektron dari logam. Laiin
halnya dengan unsur metalloid, yang memiliki kedua sifat seperti logam dan non
logam.

2. Jari-Jari Atom, Jari-jari atom adalah jarak dari inti atom ke orbital elektron
terluar yang stabil dalam suatu atom dalam keadaan setimbang. Jarak tersebut
dapat diukur dalam satuan pikometer atau angstrom. Dalam satu golongan dari
atas ke bawah, jari-jari atom cenderung untuk membesar setara dengan
pertambahan dapa kulit elektron.

3. Energi Ionisasi, Energi ionisasi adalah energi yang dibutuhkan untuk


melepaskan satu elektron pada atom netral dalam wujud gas. Dalam satu
periode, semakin ke kanan maka energi ionisasi akan semakin besar. Sementara
itu, dalam satu golongan, semakin ke bawah maka energi ionisasi semakin kecil.
Namun, ketentuan tersebut tidak berlaku untuk unsur periode 3 seperti Mg, Al,
P, dan S. Adapun untuk besar kecilnya energi ionisasi bergantung pada besar
gaya tarik inti terhadap elektron kulit terluar, yaitu elektron yang akan
dilepaskan. Semakin kuat gaya tarik inti maka semakin besar energi ionisasi.
Dimana dalam satu golongan, dari atas ke bawah, jari-jari atom bertambah besar,
sehingga gaya tarik inti terhadap elektron terluar semakin lemah. Oleh karena
itu, energi ionisasi berkurang. Sementara, dalam satu periode, dari kiri ke kanan,
jari-jari atom berkurang, sehingga gaya tarik inti terhadap elektron semakin kuat.
Oleh karena itu energi ionisasi bertambah.

4. Afinitas Elektron, Afinitas elektron adalah besarnya energi yang dihasilkan


atau dilepaskan apabila suatu atom menarik sebuah elektron. Dimana dalam satu
periode, semakin ke kanan maka afinitas elektron semakin besar. Sementara,
dalam satu golongan, semakin ke bawah maka afinitas elektron semakin kecil.
Kecuali unsur alkali tanah dan gas mulia, semua unsur golongan utama
mempunyai afinitas elektronn bertanda negatif. Yang mana afinitas elektron
terbesar dimiliki oleh golongan halogen. Afinitas elektron adalah kuantitas
perubahan energi ketika sebuah atom atau ion dalam fase gas menerima sebuah
elektron. Jika kuantitas perubahan energi bertanda positif maka terjadi
penyerapan energi, sedangkan jika bertanda negatif maka terjadi pelepasan
energi. Semakin negatif nilai afinitas elektron, maka semakin besar
kecenderungan atom atau ion menerima elektron (afinitas terhadap elektron
semakin besar). Dalam satu golongan, dari atas ke bawah maka afinitas elektron
cenderung semakin kecil (dengan banyak pengecualian). Dalam satu periode,
dari kiri ke kanan, sampai golongan 7A maka afinitas elektron cenderung
semakin besar (dengan banyak pengecualian).
5. Keelektronegatifan, Keelektronegatifan adalah kecenderungan suatu atom
dalam menarik pasangan elektron yang digunakan bersama dalam membentuk
ikatan. Dimana dalam satu periode, semakin ke kanan maka
keelektronegatifannya semakin besar. Sementara, dalam satu golongan, semakin
ke bawah maka keelektronegatifannya semakin kecil. Adapun unsur yang
mempunyai energi ionisasi dan afinitas elektron yang besar tentu akan
mempunyai keelektronegatifan yang besar pula. Elektronegativitas adalah
ukuran kemampuan suatu atom dalam sebuah molekul (keadaan berikatan)
untuk menarik elektron kepadanya. Semakin besar elektronegativitas maka
semakin mudah atom tersebut menarik elektron kepadanya sendiri. Dalam satu
golongan, dari atas ke bawah maka elektronegativitas cenderung semakin kecil.
Dalam satu periode, dari kiri ke kanan maka elektronegativitas cenderung
semakin besar.
6. Sifat Logam dan Non-Logam, Sifat logam bergantung pada energi ionisasi.
Semakin besar energi ionisasi maka semakin sukar bagi atom untuk melepas
elektron dan semakin berkurang sifat logamnya. Secara kimia, sifat logam
dikaitkan dengan keelektronegatifan, yaitu kecenderungan melepas elektron
membentuk ion positif. Ditinjau dari konfigurasi elektron, unsur-unsur logam
cenderung melepaskan elektron (memiliki energi ionisasi yang kecil), sedangkan
unsur-unsur bukan logam cenderung menangkap elektron (memiliki
keelektronegatifan yang besar). Sesuai dengan kecenderungan energi ionisasi
dan keelektronegatifan, maka sifat logam dan non-logam dalam periodik unsur
adalah:
a. Dari kiri ke kanan dalam satu periode, sifat logam berkurang, sedangkan sifat
non-logam bertambah.
b. Dari atas ke bawah dalam satu golongan, sifat logam bertambah, sedangkan
sifat non-logam berkurang.
7. Titik Leleh dan Titik Didih, Berdasarkan titik leleh dan titik didih dapat
disimpulkan sebagai berikut:
a. Dalam satu periode, titik cair dan titik didih naik dari kiri ke kanan sampai golongan
IVA, kemudian turun drastis. Titik leleh dan titik didih terendah dimiliki oleh unsur
golongan VIIIA.
b. Dalam satu golongan, ternyata ada dua jenis kecenderungan yaitu unsur-unsur
golongan IA–IVA, titik leleh dan titik didih makin rendah dari atas ke bawah,
sedangkan unsur-unsur golongan VA–VIIIA, titik leleh dan titik didihnya makin tinggi.

Anda mungkin juga menyukai