Anda di halaman 1dari 18

Pancasila Dalam Arus

Sejarah Bangsa
INDONESIA
anggota kelompok i
02 04 06
Gede eka amerta saputra Luh Kade Deni Puryanti Katarina Ni Made Sonia Putri
(2103051002) (2111031068) Wulandari (2111031077)

08 10 12
Kadek Sugiarta Ni Nyoman putri
Ni Nyoman Triska
(2111031215) poniyanti
Novita Dewi
(2111031308)
(2111031098)
Pancasila
Pancasila merupakan hasil kesepakatan Bersama yang disebut sebagai
dasar filsafat, kemudian disebut sebagai perjanjian luhur bangsa
Indonesia. Di dalam Pancasila terkandung semangat kekeluargaan
sebagai inti dari ajaran Pancasila. Dasar filsafat Negara Indonesia yang
diberi nama Pancasila secara resmi dirumuskan dalam UUD 1945.
Konsep dan urgensi Pancasila dalam arus sejarah bangsa
indonesia
Periode Pengusulan Pancasila Pada Era
Kemerdekaan

Era Kemerdekaan
Era Orde Lama

Era Orde Baru


Era Reformasi

Periode Perumusan Pancasila dari


Era Kemerdekaan sampai dengan
Era Reformasi
Periode perumusan pancasila pada era kemerdekaan

10-16 Juli
Disetujuinya naskah awal “Pembukaan Hukum Dasar” yang kemudian dikenal
dengan nama Piagam Jakarta. Piagam Jakarta itu merupakan naskah awal
pernyataan kemerdekaan Indonesia. Pada alinea keempat Piagam Jakarta itulah
terdapat rumusan Pancasila

1945 Setelah peristiwa jauhnya bom atom di Kota Hiroshima pada 6 Agustus 1945. Pada 7
Agustus 1945 Pemerintah Pendudukan Jepang di Jakarta mengeluarkan maklumat yang
berisi:

7 Agustus 1. Pertengahan Agustus 1945 akan dibentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(PPKI).
2. Panitia itu rencananya akan dilantik pada 18 Agustus 1945 dan mulai bersidang pada 19
Agustus 1945.

1945 3. Direncanakan pada 24 Agustus 1945 Indonesia dimerdekakan.

 9 Agustus, Amerika menjatuhkan bom atom kedua di Kota Nagasaki.


 14 Agustus, kekuatan yang semakin melemah memaksa Jepang menyerah tanpa
syarat kepada sekutu.

9-18 


16 Agustus, terjadi penculikan atas diri Soekarno dan M. Hatta ke Rengas Dengklok.
17 Agustus, Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Teks Proklamasi didektekan oleh
Moh. Hatta dan ditulis oleh Soekarno pada dini hari.
18 Agustus, sidang PPKI untuk menentukan dan menegaskan posisi bangsa

Agustus Indonesia dari yang semula bangsa terjajah menjadi bangsa yang merdeka.
Pancasila pada era orde
lama
Terdapat dua pandangan besar terhadap Dasar Negara yang
berpengaruh terhadap munculnya Dekrit Presiden.

Mereka yang memenuhi “anjuran” Presiden/Pemerintah untuk ‘kembali ke Undang-Undang Dasar 1945”, tanpa cadangan, artinya
“kembali ke Undang-Undang Dasar 1945” dengan Pancasila dengan Pancasila seperti yang dirumuskan dalam Pembukaan
sebagaimana dirumuskan dalam Piagam Jakarta sebagai Undang-Undang Dasar yang disahkan PPKI tanggal 18 Agustus
Dasar Negara. 1945 sebagai Dasar Negara.

3 Juli Presiden Soekarno turun tangan dengan sebuah Dekrit


Presiden yang disetujui oleh kabinet
4 Juli
1959 Rumusan Dektrit Presiden di Istana Bogor
Dekrit Presiden resmi diumumkan di Istana Merdeka, yang
1959
5 Juli
berisi:
1. Pembubaran Konstituante
2. Penerapan kembali UUD 1945
3. Pembentukan MPR Sementara
Pancasila pada era orde baru
Presiden Soeharto mengatakan bahwa Pancasila sebagai pegangan hidup bangsa

1 Juni 1968 akan membuat bangsa Indonesia tidak loyo, bahkan jika ada pihak-pihak tertentu
mau mengganti, merubah Pancasila dan menyimpang dari Pancasila pasti
digagalkan.

Presiden Soeharto mengeluarkan Instruksi Presiden Nomor 12 tahun 1968 yang menjadi
panduan dalam mengucapkan Pancasila sebagai dasar negara, yaitu:

Tahun 1968
Satu : Ke-Tuhan-an Yang Maha Esa
Dua : Kemanusiaan yang adil dan beradab
Tiga : Persatuan Indonesia
Empat : Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
Lima : Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Tahun 1994 Nilai-nilai Pancasila yang terdiri atas 36 butir tersebut,


disarikan/dijabarkan kembali oleh BP-7 Pusat menjadi 45 butir P4.
kemudian

Agustus
Pemerintahan Orde Baru menjalankan “Azas Tunggal” yaitu pengakuan
terhadap Pancasila sebagai Azas Tunggal, bahwa setiap partai politik
harus mengakui posisi Pancasila sebagai pemersatu bangsa.
Pancasila pada era reformasi

Pancasila yang seharusnya sebagai nilai dasar moral etika bagi negara dan aparat pelaksana Negara, dalam
kenyataannya digunakan sebagai alat legitimasi politik. Puncak dari keadaan tersebut ditandai dengan hancurnya
ekonomi nasional, maka timbullah berbagai gerakan masyarakat yang dipelopori oleh mahasiswa, cendekiawan dan
masyarakat sebagai gerakan moral politik yang menuntut adanya “reformasi” di segala bidang politik, ekonomi dan
hukum. Saat Orde Baru tumbang, muncul fobia terhadap Pancasila. Dasar Negara itu untuk sementara waktu seolah
dilupakan karena hampir selalu identik dengan rezim Orde Baru. Dasar negara itu berubah menjadi ideologi tunggal
dan satu-satunya sumber nilai serta kebenaran. Negara menjadi maha tahu mana yang benar dan mana yang salah.
Nilai-nilai itu selalu ditanam ke benak masyarakat melalui indoktrinasi. Dengan seolah-olah “dikesampingkannya”
Pancasila pada Era Reformasi ini, pada awalnya memang tidak nampak suatu dampak negatif yang berarti, namun
semakin hari dampaknya makin terasa dan berdampak sangat fatal terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara
Indonesia.
Alasan diperlukannya Pancasila dalam kajian sejarah
bangsa indonesia

Pancasila Sebagai Identitas Bangsa Indonesia

Pancasila Sebagai Kepribadian Bangsa Indonesia

Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa


Indonesia

Pancasila Sebagai Jiwa Bangsa

Pancasia Sebagai Perjanjian Luhur


Menggali Sumber Historis, Sosiologis, Politis tentang
Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia

Sumber Historis Pancasila Sumber Sosiologis Pancasila

Sumber Politis Pancasila


Dinamika dan Tantangan Pancasila dalam Kajian Sejarah
Bangsa Indonesia
Argumen tentang Dinamika Pancasila
dalam Sejarah Bangsa

Masa Awal Pra Proklamasi


Kemerdekaan

Zaman Orde Baru Zaman Orde Lama

Orde Reformasi
Argumen tentang Tantangan
terhadap Pancasila dalam Kehidupan
Berbangsa dan Bernegara
Argumen tentang Dinamika dan Perubahan Pancasila Sejak
Pra Proklamasi
Muhammad Yamin:

29 Mei 1. Peri Kebangsaan 4. Peri Kerakyatan


2. Peri Kemanusiaan 5. Kesejahteraan Rakyat
3. Peri Ketuhanan

1945
30 Mei
Prof. Dr. Soepomo:
1. Teori negara perseorangan atau individualis
2. Paham negara kelas
3. Paham negara integralistik

1945 Ir. Soekarno:

1 Juni
1. Nasionalisme (Kebangsaan Indonesia)
2. Internasionalisme (Peri Kemanusiaan)
3. Mufakat (Demokrasi)

1945
4. Kesejahteraan Sosial
5. Ketuhanan Yang Maha Esa (Berkebudayaan)
Dasar Negara berdasarkan Piagam Jakarta (Jakarta Charter):
1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-

22 Juni pemeluknya
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia

1945
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan
5. Keadilan social bagi rakyat Indonesia
Argumen tentang Dinamika dan Perubahan Pancasila Pada
Masa Awal Kemerdekaan

6-9 Agustus
6 Agustus 1945, Amerika Serikat menjatuhkan Bom Atom di Kota Hiroshima
• 7 Agustus 1945, BPUPKI berubah nama menjadi PPKI
• 9 Agustus 1945, Amerika Serikat menjatuhkan Bom Atom kedua di Kota
Nagasaki

1945
16 Agustus
Adanya perundingan antara golongan tua dan golongan muda untuk menyusun
teks proklamasi, kemudian diketik oleh Sayuti Melik dan ditandatangani oleh Ir.
Soekarno dan Moh. Hatta

1945
17 Agustus Deklarasi Proklamasi Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia

1945 Dasar Negara atau Pancasila disahkan menjadi dasar negara yang resmi yang
berbunyi:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa

18 Agustus 2. Kemanusiaan yang adil dan beradab


3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpim oleh hikmat kebijaksanaan dalam musyawarah

1945 perwakilan
5. Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia
Argumen tentang Dinamika dan Perubahan Pancasila Pada
Zaman Orde Lama
2 Pandangan besar yang berpengaruh terhadap dasar negara

Kembali ke UUD 1945 tanpa syarat, yaitu dengan


Anjuran presiden atau pemerintah untuk kembali ke UUD
Pancasila, sebagaimana dirumuskan dalam
1945 dengan Pancasila yang dirumuskan dalam Piagam
pembukaan UUD yang disahkan pada tanggal 18
Jakarta sebagai dasar negara Indonesia
Agustus 1945 oleh PPKI sebagai dasar negara

3 Juli Presiden Soekarno untuk turun tangan dengan suatu dekrit presiden
yang disetujui kabinet

1959
4 Juli Rumusan Dekrit Presiden dilakukan di Istana Bogor

1959
5 Juli
Dekrit Presiden resmi diumumkan di Istana Merdeka, yang berisi:
1. Pembubaran Konstituante
2. Penerapan kembali UUD 1945
3. Pembentukan MPR Sementara
Argumen tentang Dinamika dan Perubahan Pancasila Pada
Zaman Orde Baru
Terdapat 36 butir nilai dan norma-norma yang terkandung dalam
Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila

Ketuhanan Yang Maha Esa

Kemanusiaan yang adil dan beradab

Persatuan Indonesia

Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan


dalam permusyawaratan perwakilan

Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia


Argumen tentang Dinamika dan Perubahan Pancasila Pada
Orde Reformasi
Dalam tatanan reformasi, pancasila yang seharusnya menjadi nilai, landasan moral dan etika bagi
negara dan aparatur penegak negara, justru digunakan sebagai instrumen legitimasi politik.
Hancurnya perekonomian nasional, sehingga memunculkan beberapa gerakan masyarakat sebagai
gerakan moral-politik yang menyerukan reformasi di segala bidang politik, ekonomi dan politik
hukum. Dalam kehidupan bermasyarakat, masyarakat kehilangan kendali, sehingga menimbulkan
konflik horizontal dan vertikal yang masif dan akhirnya melemahkan persatuan dan kesatuan
bangsa dan negara Indonesia

Argumen tentang Tantangan terhadap Pancasila dalam Kehidupan


Berbangsa dan Bernegara
Tantangan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara adalah tidak menempatkan nilai-nilai
Pancasila pada posisinya sehingga nilai-nilai Pancasila menyimpang dari realitas kehidupan berbangsa
dan bernegara.
Untuk mengatasi keterpurukan bangsa dan negara, sebagai bangsa Indonesia perlu meningkatkan
ketahanan budaya dan ketahanan pangan bangsa dan mengintegrasikannya melalui tindakan-tindakan
komunikatif ke semua institusi, sehingga dengan ketahanan pangan, maka bangsa ini mampu
memenuhi kebutuhannya sendiri
Mendeskripsikan Esensi dan Urgensi Pancasila dalam
Kajian Sejarah Bangsa Indonesia untuk Masa Depan

Esensi Pancasila dalam kajian sejarah urgensi Pancasila dalam kajian


bangsa sejarah bangsa
• Pancasila dikatakan sebagai dasar filsafat negara • Pancasila dapat memberikan arah tentang hukum harus
(Philosofische Grondslag). menciptakan keadaan negara yang lebih baik dengan
berlandaskan pada nilai-nilai Ketuhanan, kemanusiaan,
• Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa
persatuan, kerakyatan dan keadilan.
(Weltanschauung). • Dengan Pancasila, perpecahan bangsa Indonesia akan lebih
• Pancasila dalam aspek ontology merupakan mudah dihindari karena pandangan Pancasila bertumpu pada
sesuatu hal yang nyata dan realistis. pola hidup yang berdasarkan keseimbangan, keselarasan dan
• Pancasila dilihat dari segi aksiologi. keserasian sehingga perbedaan yang ada dapat dibina menjadi
suatu pola kehidupan yang dinamis, penuh dengan
keanekaragaman yang berada dalam satu keseragaman yang
kokoh
Thank you

Anda mungkin juga menyukai