Oleh :
Kelompok 4
Fakultas Ekonomi
2020
PEMBAHASAN
Monopoli berasal dari bahasa Yunani, yaitu “monos” yang berarti satu, dan
“polein” yang berarti menjual. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),
monopoli merupakan situasi pengadaan barang dagangannya tertentu (di pasar lokal
atau nasional) sekurang-kurangnya sepertiganya dikuasai oleh satu orang atau satu
kelompok, sehingga harganya dapat dikendalikan. Sedangkan dalam Undang-Undang
Pasal 1 No 5 Tahun 1999 menyatakan bahwa monopoli adalah penguasaan atas
produksi dan atau pemasaran barang atau jasa atas penggunaan jasa tertentu oleh satu
pelaku usaha atau satu kelompok pelaku usaha. Sementara itu, Sadono Sukirno
berpendapat bahwa monopoli adalah suatu bentuk pasar dimana hanya terdapat 1
perusahaan saja. Dan perusahaan ini menghasilkan barang yang tidak mempunyai
barang pengganti yang sangat dekat.
2. Jenis-jenis Monopoli
Sumber :
Sumber :
Nikensari, Sri Indah. 2018. Ekonomi industri Teori dan Kebijakan. Yogyakarta :
Penerbit Samudra Biru.
Pola pasar dalam ekonomi digital ini disebut pola gurita, yang mana artinya ialah
pemenang dalam pasar bukanlah bisnis perusahaan tunggal (1 perusahaan), melainkan
korporasi (gabungan beberapa perusahaan).
Selain itu, dalam ekonomi digital juga biasanya ditandai dengan paket 3 in 1
dalam suatu e-commerce. Dimana dalam 1 e-commerce terdapat platform
marketplace, financial service dan logistic. Contohnya : Perusahan Amazon memiliki
platform marketplace berupa website yang menampilkan berbagai macam produk
yang ditawarkan. kemudian juga memiliki financial service, berupa dompet digital
yaitu amazon pay. Serta memiliki logistic pribadi yaitu amazon logistic.
Jadi, dapat ditarik kesimpulan bahwa formasi dalam ekonomi digital bukanlah
pasar monopoli murni, melainkan pasar dominan (dominant firm) yang mengarah
pada monopoli, yang mana pangsa pasarnya sebesar 50%-100%.
Sumber :
Salam, RF., (2017, 15 September). Mitos “Sharing Economy” dan Perusahaan
Teknologi. Diambil pada tanggal 7 Oktober 2020 dari
https://www.frindosonfinance.com/2017/09/15/mitos-sharing-economy-dan-
perusahaan-teknologi/
Trending Bisnis, (2020, 20 April). Gurita E-Commerce, Monopoli atau Inovasi?.
Diambil pada tanggal 7 Oktober 2020 dari
https://trendingbisnis.com/index.php/bisnis-online/57-gurita-e-commerce-
monopoli-atau-inovasi
Nikensari, Sri Indah. 2018. Ekonomi industri Teori dan Kebijakan. Yogyakarta :
Penerbit Samudra Biru.
2. Adanya Predatory Pricing
Contoh Kasus :
Mengutip channelnewsasia.com, Grab di Singapura menyiapkan dana sebesar
US$ 2,5 miliar untuk perang promosi. Perusahaan ini tidak takut kehilangan uang
besar, karena tujuannya untuk melindungi pangsa pasarnya. Competition and
Consumer Commission of Singapore (CCCS) bersiap untuk mencegah adanya praktik
predatory pricing sehingga tidak menghilangkan persaingan yang baru lahir. Namun,
beberapa lama kemudian pascaakuisisi Uber, Grab memainkan harga yang
menyebabkan tarif naik dan menurunkan insentif kepada mitra pengemudinya.
Tindakan ini membuat Grab dikenakan denda sebesar Rp. 140 miliar oleh CCCS.
Sumber :
Komisi Pengawas Persaingan Usaha. (2009). Pedoman Pelaksanaan Pasal 20
Tentang Jual Rugi (Predatory Pricing).
Simulasi Kredit. Apa Itu Predatory Pricing? Strategi Penetapan Harga Predatory.
Diambil pada tanggal 7 oktober 2020 dari https://www.simulasikredit.com/apa-
itu-predatory-pricing-strategi-penetapan-harga-predatory/
Jayani, Dwi Hadya, ( 2019, 26 Juni). Praktik Predatory Pricing di Ojek Online.
Diambil pada tanggal 7 Oktober 2020 dari
https://katadata.co.id/safrezifitra/berita/5e9a518358779/praktik-predatory-
pricing-di-ojek-online
Sumber :
Kharisma, Gilang, (2020, 7 Agustus). Praktik Monopoli 4 Raksasa Teknologi dan
Potensi Serupa di Indonesia. Diambil pada tanggal 7 Oktober 2020 dari
https://id.techinasia.com/monopoli-4-raksasa-teknologi
2. Google
Google merupakan bisnis digital yang berfokus pada pasar mesin pencari,
pangsa pasarnya mencapai 90% di dunia (2020). Pesaing terdekatnya ialah Bing
yang memiliki pangsa pasar sebesar 2,78% dan Yahoo sebesar 1,67%. (2020)
Meski berfokus pada pasar mesing pencari, namun google juga berekspansi ke
bidang-bidang layanan lain dan memiliki beberapa produk, diantaranya : Gmail,
Chrome, Google Maps, Google Drive, Google Translate, Blogspot, Google Meet,
Google Classroom, dll.
3. Facebook
Facebook dimulai pada bulan Februari 2004 sebagai jaringan sosial berbasis
sekolah di Harvard University. Facebook diciptakan oleh Mark
Zuckerberg bersama Edward Saverin, (keduanya merupakan mahasiswa di perguruan
tinggi Harvard) dengan salah satu alasan yang dikreditkan untuk pertumbuhan pesat
dan popularitas facebook adalah eksklusivitasnya. Untuk bergabung dengan facebook,
anda harus memiliki alamat email di salah satu sekolah di jaringan. Kemudian
aksesibilitas facebook diperluas untuk memilih perusahaan seperti Microsoft dan
Apple. Akhirnya, pada tahun 2006, facebook dibuka untuk siapa saja sebagai jaringan
sosial terpopuler di dunia. Pada tahun 2007, Facebook meluncurkan Platform
Facebook, yang memungkinkan pengembang membuat aplikasi di jaringan, aplikasi
ini memungkinkan sesame teman untuk berinteraksi dengan memberi hadiah atau
bermain game, seperti catur. Pada tahun 2008, Facebook meluncurkan Facebook
Connect, untuk berinteraksi dengan situs di seluruh web dengan menyediakan satu
info masuk yang bekerja di beberapa situs. Kesuksesan Facebook dapat dikaitkan
dengan kemampuannya untuk menarik minat para penggunanya dan bisnis sehingga
Facebook terus mengalami peningkatan pengguna yakni pada 2019 mencapai 2,38
miliar pengguna yang berarti hampir 30 persen dari populasi manusia di dunia aktif
mengakses Facebook. Sehingga Facebook meraih jumlah pendapatannya pada 2019
sebesar US$ 70,7 miliar. Namun dominasi Facebook kini agaknya semakin menurun
karena berdasarkan laporan Statcounter, pangsa pasar Facebook di ranah media
sosial secara global sebenarnya mengalami penurunan dari 75,5 persen pada
Desember 2017 ke angka 66,3 persen pada Desember 2018.
Salah satu aksi Facebook yang disoroti oleh Komite Kehakiman Parlemen AS
adalah akuisisi Instagram pada 2012 dengan nilai US$1 miliar. Facebook
mengakuisisi Instagram sebelum media sosial berbagi foto ini menjadi lawan yang
mengancam Facebook. Zuckerberg pun membuat komentar yang sama terkait
WhatsApp. WhatsApp menjadi ancaman bagi layanan Messenger hingga pada 2014
Facebook mengakuisisi WhatsApp senilai US$19 miliar.
Laporan tersebut juga mengutip keuntungan data dari basis pengguna yang
besar dari pesaing jika memiliki jejaring sosial yang besar dan terintegrasi. Melalui
lebih dari 3 miliar pengguna bulanan, Facebook memiliki akses ke lebih banyak data
daripada para pesaing. Facebook menggunakan data ini untuk menciptakan
pengalaman yang lebih baik bagi penggunanya, yang pada akhirnya menarik lebih
banyak pengguna dan pengguna menghabiskan banyak waktu di platform Facebook.
"Keunggulan data Facebook bertambah seiring waktu, memperkuat posisi mereka di
pasar dan mempersulit platform baru untuk memberikan pengalaman baru yang
kompetitif," tulis laporan tersebut. (sumber: cnbcindonesia.com)
Dilansir dari KompasTekno dari WCCF Tech, Minggu (14/7/2019), FTC
memiliki wewenang untuk meminta pertanggungjawaban Mark Zukerberg selaku
CEO Facebook Inc, terkait segala isu tentang penyalahgunaan data pengguna. Namun,
Zuckerberg tidak akan mendapat konsekuensi secara pribadi. Hal ini menuai kritik,
karena FTC memutuskan untuk tidak meminta pertanggungjawaban pribadi
Zuckerberg. Namun meski didenda puluhan triliun, saham Facebook di Wall Street
dilaporkan naik dua persen di hari yang sama saat pengumuman denda. Para
pendukung privasi justru menyesalkan bahwa denda yang dijatuhkan tidak terlalu
berdampak pada Facebook. (sumber: kompas.com)
Sumber :
Lisam, Bibi, (2019, 10 Mei). Mengenal Lebih Dalam Mengenai Facebook. Diambil
pada tanggal 7 Oktober 2020 dari
http://www.podfeeder.com/teknologi/mengenal-lebih-dalam-mengenai-facebook/
Pertiwi, Wahyunanda Kusuma, (2019, 8 Januari). Pangsa pasar Facebook Menurun,
Media Sosial Lain Menanjak. Diambil pada tanggal 7 Oktober 2020 dari
https://tekno.kompas.com/read/2019/01/08/15110047/pangsa-pasar-facebook-
menurun-media-sosial-lain-menanjak
Clinten, Bill, (2019, 25 Juli) Facebook Didenda Rp. 70 Triliun Akibat Skandal
Cambridge Analytica. Diambil pada tanggal 7 Oktober 2020 dari
https://tekno.kompas.com/read/2019/07/14/08170087/facebook-didenda-rp-70-
triliun-akibat-skandal-cambridge-analytica
4. Apple
Dari segi peringkat teratas, tiga merk masih dikuasai Samsung, Huawei, dan
Apple. Namun ketiganya mengalami anjlok, Samsung dari angka 72 juta turun
menjadi 59 juta unit dengan market share turun dari 21% menjadi 20%, kemudian
Huawei dari 59,1 juta unit jatuh menjadi 49 juta unit dengan market share stagnan
sebesar 17%, sedangkan Apple tidak terlalu mengalami anjlok, yakni dari 42 juta unit
menjadi 40 juta unit dengan market share yang naik dari 12% menjadi 14%.
Sumber :
Sandi, Ferry (2020, 1 May). Dipimpin Samung dan Huawei, Penjualan Smartphone
Jatuh. Diambil pada tanggal 7 Oktober 2020 dari
https://www.cnbcindonesia.com/tech/20200501183550-37-155747/dipimpin-
samsung-huawei-penjualan-smartphone-jatuh
Komite kehakiman parlemen AS melakukan penyelidikan selama 16
bulan terhadap raksasa teknologi, termasuk Apple. Dalam laporan setebal 450
halaman ini, komite melarang perusahaan memasuki lini bisnis yang berdekatan.
Komite juga menemukan bahwa Apple menggunakan kontrolnya untuk
mengecualikan saingannya. Selain itu, memberikan dorongan pada layanannya
sendiri, termasuk menyesuaikan hasil pencarian di App Store untuk
mempromosikan aplikasinya. Laporan itu mencontohkan, Apple meluncurkan
fitur ‘Durasi Layar’ untuk mengontrol tayangan anak. Pengembang layanan
serupa mengeluh bahwa mereka dikeluarkan dari pasar, setelah peluncuran itu.
Keuntungan itu diperoleh dengan menarik sewa dari pengembang. Lalu
pengembang membebankannya kepada konsumen dengan menaikkan harga, atau
mengurangi investasi pada layanan baru yang inovatif. Jika rekomendasi tersebut
akhirnya menjadi undang-undang, maka perusahaan teknologi besar, termasuk
Apple akan dipaksa mengubah praktik bisnis intinya. Ini termasuk cara
mendistribusikan aplikasinya sendiri melalui App Store.
Namun, sejumlah pengembang aplikasi seperti Spotify, Epic Games
hingga platform kencan online, Match Group memprotes kebijakan Apple yang
mengenakan pungutan 30% dari setiap transaksi. Mereka juga membentuk koalisi
yang diberi nama The Coalition for App Fairness. Mereka keberatan dengan
pengenaan pungutan 30% dari setiap transaksi di toko aplikasi App Store.
Beberapa pengembang membebankannya kepada konsumen, sehingga harga
aplikasinya lebih mahal ketimbang di Google Play Store dan lainnya.
Sebelum membentuk koalisi, pengembang gim online Epic Games, Fortnite
gencar memprotes kebijakan Apple. Perusahaan bahkan membuat sistem
pembayaran sendiri guna menghindari pungutan 30%. Hal itu diketahui oleh
Apple, sehingga aplikasi Epic Games dihapus dari App Store pada bulan lalu.
Spotify juga telah menggugat Apple terkait dugaan monopoli di Uni Eropa.
Produsen iPhone ini dinilai mengutamakan aplikasi buatan sendiri di toko
aplikasinya. Kedua aplikasi itu masih memimpin pasar
layanan streaming musik secara global. Apple menguasai 19% pangsa pasar,
dengan jumlah pengguna tumbuh 36% pada tahun lalu. Sedangkan Spotify
meraih 35% pasar, dengan jumlah pelanggan meningkat 23% pada periode yang
sama.
Sumber:
Burhan, Fahmi Ahmad, (2020, 7 Oktober). Pendapatan Toko Aplikasi Apple
Lampaui Google, Diduga Monopoli. Diambil pada tanggal 7 Oktober 2020
dari https://katadata.co.id/desysetyowati/digital/5f7d497627ac9/pendapatan-
toko-aplikasi-apple-lampaui-google-diduga-monopoli
Tambahan:
Tujuh fitur unggulan gojek pada tahun 2019 :
(1) GoGreener, merupakan solusi untuk mengadopsi gaya hidup lebih ramah
lingkungan dengan mengurangi penggunaan plastik sekali pakai. Selama 2019,
lebih dari 97 persen pelanggan GoFood memilih tidak membeli alat makan
sekali pakai. Artinya, GoFood telah menyelamatkan 6,2 ton sampah plastik
setara lebih dari 3.000 kali tinggi Monas.
(2) GoGames, menawarkan one-stop gaming ecosystem untuk memberikan
pengalaman terbaik bagi gamers, mulai dari kemudahan melakukan top-up
game, mengurasi konten-konten video serta memberikan tips dan trik, mengatur
waktu dan pengeluaran, serta mendapat informasi terkait pro-players dan
turnamen-turnamen di tingkat nasional maupun internasional.
(3) GoCar dan GoRide Instan, merupakan fitur yang memungkinkan pelanggan
untuk melakukan pemesanan on-the-spot sehingga mengurangi waktu tunggu
pelanggan. Selain itu, fitur ini juga berhasil mengurai kemacetan di area
penjemputan yang ramai seperti terminal angkutan umum.
(4) Donasi Digital Gojek, memudahkan pelanggan untuk berderma melalui
GoGive, GoPayForGood, dan GoZakat. Per 2019, donasi digital dalam
ekosistem Gojek telah berhasil mengumpulkan Rp82 miliar lebih dan disalurkan
ke lebih dari 400 organisasi nonprofit, lembaga keagamaan, dan yayasan di 21
provinsi.
(5) PayLater, merupakan fitur yang memudahkan pelanggan untuk membayar
tagihan sekaligus di akhir bulan menggunakan GoPay. Sepanjang 2019,
transaksi dengan menggunakan PayLater meningkat hingga 22 kali lipat
(6) Fitur Ganti Lokasi GoFood, merupakan fitur yang memungkinkan pengguna
untuk menjelajahi dan mengirimkan berbagai kuliner bahkan dari kota dan
negara yang berbeda. Per Desember 2019, jumlah transaksi fitur ini meningkat
lebih dari 48 kali lipat.
(7) Fitur Keamanan dan Keselamatan Layanan Transportasi, sebagai solusi
untuk meningkatkan keamanan, kenyamanan, dan keselamatan pelanggan
melalui fitur Tombol Darurat, Bagikan Perjalanan, dan asuransi bagi
penumpang maupun mitra driver.
Gojek yang merupakan perusahaan layanan bidang transportasi memiliki
pangsa pasar di Indonesia sebesar 79,20%, sedangkan pesaingnya yaitu Grab
hanya sebesar 20,80%.
Permasalahan :
Diskon transportasi ojek online (ojol) sedang menjadi sorotan regulator seperti
Kementerian Perhubungan dan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU). Diskon
ojol yang diberikan secara besar-besaran oleh operator justru dianggap mengarah pada
pelanggaran persaingan usaha tidak sehat. Salah satu metode promo yang biasa
digunakan bisa berbentuk voucher diskon, potongan harga jika menggunakan alat
pembayaran elektronik tertentu atau promo harga paket berlangganan. Sehingga,
rentang tarif promosi bahkan bisa mencapai diskon 100% atau cukup membayar satu
rupiah.
Komisioner KPPU Kodrat Wibowo bahkan menyatakan pihaknya telah
mengendus persoalan ini sejak kalah bersaingnya salah satu operator ojol, yaitu Uber
pada tahun 2018. Akibatnya, saat ini hanya tersisa dua operator ojol yang menguasai
pasar nasional yaitu Gojek dan Grab. Kodrat menjelaskan operator ojol cenderung
memberi diskon besar kepada konsumen meskipun kondisi keuangan perusahaan
merugi. Dia menyebut operator ojol tersebut terus saling ‘membakar uang’ untuk
menguasai pangsa pasar. Menurut Kodrat, kondisi ini terus terjadi maka
terjadi predatory promotion pada industri ojol sehingga mematikan pesaing kemudian
terjadi monopoli pasar. Lebih lanjut, Kodrat menjelaskan pemberian diskon tersebut
bukan berarti tidak dapat dilakukan operator ojol. Namun, dia menilai perlu ada aturan
agar diskon ojol ini tidak melanggar hukum persaingan usaha. Dia juga mengimbau
agar operator ojol berhenti untuk melakukan aksi jual rugi secara terus-menerus
seperti yang terjadi saat ini. (sumber: hukumonline.com)
Sumber :
CNN Indonesia, (2020, 20 Januari). Fitur Andalan Gojek di 2019 Mudahkan Aktivitas
Pengguna. Diambil pada tanggal 7 Oktober 2020 dari
https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20200120131534-190-466942/7-
fitur-andalan-gojek-di-2019-mudahkan-aktivitas-pengguna
Mochamad, (2019, 18 Juni). Diambil pada tanggal 7 Oktober 2020 dari
https://www.hukumonline.com/berita/baca/lt5d08b351e6a51/menyoroti-
diskon-ojek-online-yang-mengarah-i-predatory-pricing-i/
2. Tokopedia
Sumber:
3. Traveloka
Traveloka merupakan bisnis travel online domestik yang didirikan sejak
2014, pangsa pasarnya di Indonesia sekitar 30%-40% (2019). Pesaing terdekatnya
yaitu Tiket.com yang memiliki pangsa pasar 5%-10%, yang juga memiliki bisnis
serupa. Pesaing terdekat keduanya yaitu Pegi-pegi, terutama dalam hal pemesanan
hotel dan akomodasi.
Produk Traveloka diantaranya : Tiket pesawat, hotel, tiket kereta, paket
pesawat + hotel, aktivitas & rekreasi, transportasi bandara, bus hingga rental mobil.
Jaringan gurita yang dimiliki oleh Traveloka ini berekspansi hingga ke luar
negeri, yaitu Traveloka mengakuisisi MyTour dari Vietnam dan Travelbook dari
Filipina.
Sumber suntikan dana Traveloka ialah dari beberapa perusahaan Amerika
Serikat, yang meliputi; Expedia, GFC, Sequola Capital, serta dari China seperti;
Hillhouse Capital dan JD.com.
Sumber :
Kharisma, Gilang, (2020, 7 Agustus). Praktik Monopoli 4 Raksasa Teknologi dan
Potensi Serupa di Indonesia. Diambil pada tanggal 7 Oktober 2020 dari
https://id.techinasia.com/monopoli-4-raksasa-teknologi
Ramdhani, Gilar, (2019, 22 April). Fitur Keren dari Traveloka yang Bikin Konsumen
Ketagihan Travelling di Indonesia. Diambil pada tanggal 7 Oktober 2020 dari
https://m.liputan6.com/lifestyle/read/3947468/4-fitur-keren-dari-traveloka-
yang-bikin-konsumen-ketagihan-traveling-di-indonesia
4. Ovo
Ovo mendominasi transaksi dompet digital, di Indonesia pangsa pasarnya
mencapai 37%.
*Penjelasan kasus dugaan monopoli dalam slide PPT sudah cukup jelas