PASAR
KOMPETENSI INTI
Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan
kejadian, serta penerapan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KOMPETENSI DASAR
Memahami pasar bentuk-bentuk pasar (monopoli,oligopoli,persaingan sempurna,
persaingan monopolistik,dll) dan peranannya terhadap perekonomian
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari bab ini anda diharapkan dapat:
Mendeskripsikan karakteristik dari pasar
Mendeskripsikan berbagai jenis pasar input
Mendeskripsikan berbagai jenis pasar output
Memberikan contoh campur tangan pemerintah dalam mekanisme harga
pasar
Mendeskripsikan peranan pasar dalam perekonomian
Mengidentifikasi mekanisme terbentuknya harga pasar
Menghitung fungsi permintaan.
Menghitung fungsi penawaran dan keseimbangan pasar
Mendiskripsikan tentang elastisitas permintaan dan penawaran
1
PETA KONSEP
Pasar Sumber Daya Alam
Harga Kewirausahaan
Keseimba
Pasar
ngan
Pasar persaingan sempurna
Output
Pasar Monopolistik
Penawaran Peran
pemerintah Pasar persaingan tidak sempurna Monopoli
Elastisitas
Pemberian Subsidi Monopsoni
2
KATA KUNCI:
PENDAHULUAN
Gambar nelayan dengan hasil tangkapan ikan dibawa ke suatu tempat, dan tempat
tersebut dipenuhi dengan orang-orang yang membawa tas belanjaan.
Coba anda amati gambar di atas dari seorang nelayan yang membawa hasil tangkapan
ikan di bawa ke sekelompok kerumunan manusia yang sedang menanti kehadirannya.
Setelah mengamati berilah suatu simpulan atau diskripsi menurut anda apa yang akan
terjadi diantara sang nelayan dengan sekumpulan orang tersebut. Pertanyaan-pertanyaan
apakah yang akan muncul dari diri anda dari hasil pengamatan gambar tersebut ?. Dari
pertanyaan-pertanyaan yang muncul cobalah dijawab menurut anda sendiri. Jika anda
ingin mengetahui lebih banyak tentang jawabannya bacalah pengembangan konsep di
bawah ini.
PENGEMBANGAN KONSEP.
Setiap hari masyarakat hilir mudik di pasar, ada yang berbelanja, ada yang
berjualan , bahkan ada pula yang hanya sekedar melihat-lihat harga barang. Di pasar
tradisional lebih disukai oleh ibu-ibu yang berbelanja untuk barang-barang kerperluan
sehari-hari. Sedangkan di pasar swalayan atau supermarket lebih diminati oleh ibu-ibu
kalangan ekonomi menengah ke atas.
Jika kita bicara soal pasar banyak sekali jenis-jenis pasar yang dapat kita jelaskan.
Dalam bab ini kita akan membahas masalah pasar dari sisi jenis-jenisnya, baik pasar faktor
produksi maupun pasar barang dan jasa.
Di samping macam-macam pasar tersebut juga akan kita bahas tentang
mekanisme terjadinya harga pasar, terutama adalah untuk pasar barang dan jasa.
3
A. PENGERTIAN PASAR
Pasar, dalam pikiran kita, sering kali diasosiasikan dengan pasar tradisional yang
merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli untuk bertransaksi. Pasar
dengan demikian diartikan secara sempit atau tempat di mana pada umumnya
barang atau jasa diperjualbelikan. Akan tetapi, pasar tidak sebatas itu. Ada pula
pasar yang tidak mempertemukan pembeli dan penjual secara langsung, seperti
pasar saham. Oleh karena itu, pasar juga dapat diartikan secara luas, sebagai
proses di mana pembeli dan penjual saling berinteraksi untuk menentukan atau
menetapkan harga keseimbangan. Untuk merangkum kedua arti ini, maka secara
umum, pasar adalah keseluruhan permintaan dan penawaran barang, jasa, atau
faktor produksi tertentu.
Pada pasar, ada barang yang dijual atau diproduksi oleh sekian banyak
penjual atau produsen, ada pula yang hanya diproduksi oleh beberapa penjual
atau produsen tertentu. Demikian pula dengan pembeli, ada barang yang dibeli
oleh banyak pembeli, ada pula yang hanya dibeli oleh seorang pembeli atau
beberapa pembeli saja. Dengan mengetahui jumlah pembeli dan penjual, serta
barang atau jasa yang diperjualbelikan, maka dapat diketahui tingkat persaingan
yang terjadi dalam pasar. Tingkat persaingan atau derajat persaingan inilah yang
akan menentukan bentuk-bentuk atau susunan pasar.
Pada pasar, menurut pengertian pasar secara luas, sebuah perusahaan
penghasil barang atau jasa tertentu dapat mempunyai skala yang sangat besar dan
jumlah pesaingnya sedikit sehingga mampu mempengaruhi pasar barang atau jasa
tersebut. Sebaliknya, sebuah perusahaan dapat pula mempunyai skala yang kecil
dan mempunyai banyak pesaing, sehingga tidak dapat mempengaruhi pasar.
Gambar 4.1
Gambar pasar tradisional tampak penjual, pembeli barang dagangan pembayaran dan
penyerahan barang
Keterangan gambar:
Contoh pasar konkrit di mana pembeli dan penjual melakukan transaksi
4
B. PERANAN PASAR DALAM PEREKONOMIAN
Keberadaan pasar mempunyai peranan yang sangat penting. Bagi konsumen,
adanya pasar akan mempermudah mereka memperoleh barang dan jasa kebutuhan
sehari-hari. Adapun bagi produsen, pasar menjadi tempat untuk mempermudah proses
penyaluran barang hasil produksi dan memperoleh faktor produksi. Bagi pemerintah
dapat memperoleh pendapatan dari pajak. Secara umum, pasar mempunyai tiga fungsi
utama yaitu sebagai sarana distribusi, pembentukan harga, dan sebagai tempat promosi.
1. Pasar sebagai Sarana Distribusi
Pasar sebagai sarana distribusi, berfungsi memperlancar proses penyaluran barang
atau jasa dari produsen ke konsumen. Dengan adanya pasar, produsen dapat
berhubungan baik secara langsung maupun tidak langsung untuk menawarkan hasil
produksinya kepada konsumen. Pasar dikatakan berfungsi baik jika kegiatan distribusi
barang dan jasa dari produsen ke konsumen berjalan lancar. Sebaliknya, pasar
dikatakan tidak berfungsi baik jika kegiatan distribusi seringkali macet.
2. Pasar sebagai Pembentuk Harga
Pasar merupakan tempat pertemuan antara penjual dan pembeli. Di pasar tersebut
penjual menawarkan barang-barang atau jasa kepada pembeli. Pembeli yang
membutuhkan barang atau jasa akan berusaha menawar harga dari barang atau jasa
tersebut, sehingga terjadilah tawar-menawar antara kedua belah pihak. Setelah
terjadi kesepakatan, terbentuklah harga. Dengan demikian, pasar berfungsi sebagai
pembentuk harga.
Harga yang telah menjadi kesepakatan tersebut, tentunya telah diperhitungkan oleh
penjual dan pembeli. Penjual dan pembeli. Penjual tentu telah memperhitungkan
laba yang diinginkannya, sedangkan pembeli telah memperhitungkan manfaat barang
atau jasa serta keadaan keuangannya.
3. Pasar sebagai Sarana Promosi
Pasar sebagai sarana promosi artinya pasar menjadi tempat memperkenalkan dan
menginformasikan suatu barang/jasa tentang manfaat, keunggulan, dan kekhasannya
pada konsumen. Promosi dilakukan untuk menarik minat pembeli terhadap barang
atau jasa yang diperkenalkan. Promosi dapat dilakukan dengan berbagai cara antara
lain, memasang spanduk, menyebarkan brosur, pameran, dan sebagainya.
Banyaknya cara promosi yang dilakukan oleh produsen, membuat konsumen lebih
selektif dalam memilih barang yang akan dibeli. Biasanya produsen yang menawarkan
barang dengan harga murah dan kualitasnya bagus akan menjadi pilihan konsumen
5
Gambar 4.2
C. MACAM-MACAM PASAR
Pada dasarnya pasar dibagi dalam beberapa golongan yaitu sebagai berikut:
1. Berdasarkan waktu
Berdasarkan waktu terjadinya, pasar dapat dibedakan menjadi lima yaitu
a. pasar harian
Pasar harian adalah pasar yang aktivitasnya dilaksanakan setiap hari.
Contohnya pasar tradisional, pasar swalayan, dan warung-warung.
b. Pasar mingguan adalah pasar yang aktivitasnya
dilaksanakan setiap satu minggu sekali. Contohnya pasar di daerah pedesaan
yang hanya ada pada hari tertentu, seperti pasar ada kativitas hanya setiap
hari senin, rabu, atau minggu.
c. Pasar bulanan adalah pasar yang aktivitasnya
dilaksanakan satu bulan sekali, dan aktivitasnya bisa dilaksanakan lebih dari
satu hari. Contohnya, pasar yang biasa terjadi di depan pabrik pada saat hari
gajian atau di depan kantor-kantor tempat pensiunan atau purnawirawan
mengambil uang tunjangan pensiunannya.
d. Pasar tahunan adalah pasar yang aktivitasnya
dilaksanakan setiap satu tahun sekali. Umumnya aktivitasnya lebih dari satu
hari, dan kadang bisa mencapai lebih dari satu bulan. Contohnya, Pekan Raya
Jakarta, pasar malam, dan pameran-pameran.
e. Pasar temporer adalah pasar yang dapat terjadi
sewaktu-waktu dalam waktu yang tidak tentu (tidak rutin). Pasar ini biasanya
terjadi pada saat peristiwa tertentu. Contohnya, pasar murah dan bazar saat
perayaan kemerdekaan RI, acara keagamaan seperti maulid dan lain-lain.
Pasar ini juga disebut pasar kaget.
2. Berdasarkan luas jangkauannya
6
Dilihat berdasarkan luas jangkauannya pasar dapat dibedakan menjadi tiga
yaitu:
a. Pasar lokal
Pasar lokal, yaitu pasar yang mempertemukan penjual dan pembeli
dari daerah atau wilayah tertentu saja. Pasar dimana para pembelianya
berasal dari daerah atau wilayah tertentu saja.
b. Pasar nasional
Pasar nasional adalah pasar yang mempertemukan penjual dan
pembeli dari berbagai daerah atau wilayah dalam suatu negara. Pasar ini
pembeli dan penjualnya berasal dari berbagai daerah atau wilayah dalam satu
negara. Contohnya, pasar kayu putih di Ambon dan pasar tembakau di Deli.
c. Pasar internasional.
Pasar internasional adalah pasar yang mempertemukan penjual dan
pembeli dari berbagai negara. Pasar ini penjual dan pembelianya berdatangan
dari berbagai negara. Misalnya pasar tembakau di Bremen Jerman.
3. Berdasarkan wujudnya
Berdasarkan wujudnya pasar dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
a. Pasar konkret
Pasar konkret (pasar nyata) adalah pasar di mana transaksi dilakukan
secara langsung (tatap muka) antara pembeli dan penjual dan barang yang
diperjualbelikan berada di tempat tersebut. Contohnya pasar tradisional dan
swalayan.
b. Pasar abstrak (tidak nyata).
Pasar abstrak adalah pasar di mana transaksi dapat dilakukan baik
secara langsung maupun tidak langsung namun barang yang diperjualbelikan
tidak dapat diperoleh pembeli secara langsung (barang tidak ada di tempat).
Contohnya pasar modal, forum jual-beli online.
7
a. Pasar input.
Pasar input (faktor produksi) adalah interaksi antara permintaan
dan penawaran terhadap berbagai barang dan jasa yang digunakan
sebagai input dalam proses produksi.
b. Pasar output (pasar produk).
Pasar output atau juga disebut pasar barang adalah pasar yang
memperjualbelikan output hasil produksi (biasanya dalam bentuk barang
jadi untuk konsumsi).
Gambar 4.3
Gambar suasana pabrik tektile sedang berproses produksi dari benang menjadi kain.
Keterangan gambar:
Dalam proses produksi tektile permintaan akan benang menggambarkan pasar input
8
Perhatikan contoh dalam proses produksi baju berikut ini. Pada saat
memproduksi baju, berbagai faktor produksi digunakan, termasuk kain, sebagai
salah satu bahan baku dalam pembuatan baju. Sebut saja dua meter kain dapat
dibuat menjadi satu buah baju. Terkait dengan asumsi itu, jika perusahaan ingin
memproduksi baju sebanyak seribu potong, maka dibutuhkan dua ribu meter kain.
Atau dengan kata lain, pada saat perusahaan menentukan penawaran sebanyak
seribu potong baju di pasar baju, secara bersamaan perusahaan menentukan
permintaan sebanyak dua ribu meter kain di pasar kain. Dalam hal ini, dikatakan
bahwa permintaan kain menjadi permintaan turunan dari penawaran baju.
Pasar faktor produksi memiliki karakter yang khas bila dibandingkan
dengan pasar barang dan jasa. Adapun ciri-ciri pasar faktor produksi antara lain
sebagai berikut:
a. Pasar faktor produksi tidak berwujud fisik tetapi berwujud dengan
kegiatan.
b. Permintaan faktor produksi datangnya dari rumah tangga produksi
sedangkan penawaran datangnya dari rumah tangga konsumsi.
c. Jenis penawaran dan permintaan faktor produksi sesuai dengan
produksi yang dihasilkan.
d. Penawaran faktor produksi sering kali merupakan monopoli,
sementara permintaan faktor produksi bersifat kolektif.
Pasar faktor produksi dapat pula dibagi menjadi beberapa macam, sesuai
dengan jenis faktor produksi yang diperjualbelikan. Umumnya pasar faktor
produksi dibagi menjadi pasar faktor produksi untuk tanah, tenaga kerja, modal,
dan pengusaha/wirausahawan.
2. Sewa Tanah
Penggunaan tanah, selain untuk perluasan pertanian dan perumahan, juga untuk
pembangunan pabrik. Faktor produksi tanah meliputi permukaan dan semua yang
terkandung di dalamnya. Kawasan lepas pantai dewasa ini telah dimanfaatkan
untuk pencarian minyak bumi. Dasar laut yang demikian luasnya telah menjadi
daerah pertambangan. Balas jasa yang diterima dari penggunaan faktor ini adalah
sewa (rent). Jadi, sewa tanah ialah sejumlah uang yang diserahkan kepada pemilik
9
tanah atas penggunaan pemakaian tanah. Berikut ini dijabarkan secara singkat
beberapa teori yang berkenaan dengan sewa tanah:
a Teori sewa tanah Kaum Physiokrat
Menyatakan bahwa sewa tanah disebabkan kesuburan tanah yang asli, yang
menghasilkan hasil bersih (net product) yang lebih banyak. Sebagian dari hasil
bersih inilah yang diberikan kepada pemilik tanah sebagai sewa tanah.
b Teori sewa tanah dari David Ricardo
Menyatakan bahwa sewa tanah disebabkan terbatasnya tanah yang subur.
Sewa tanah bersifat diferensial, artinya perbedaan kesuburan dan letak tanah
yang digunakan untuk produksi akan menentukan besaran dari sewa tanah
tersebut. Tanah yang subur akan mengurangi biaya pengolahan tanah yang
pada gilirannya akan mempengaruhi perolehan keuntungan. Sebagian
perolehan keuntungan itu diberikan kepada pemilik tanah sebagai sewa tanah.
c Teori sewa tanah dari Von Thunen
Von Thunen hanya menambahkan konsep mengenai jarak tanah dari pasar.
Semakin jauh jarak tanah dari pasar semakin tinggi biaya produksi karena
biaya transportasi yang lebih mahal.
Gambar 4.4
Gambar sawah yang terdapat padi sedang menguning dan dalam pondok terlihat
petani dan istrinya sedang mengikat padinya.
Keterangan gambar:
Tingkat kesuburan tanah akan mempengaruhi tinggi rendahnya sewa tanah
10
permintaan tanah. Hal ini semakin diperkuat dengan lahan untuk industri yang
terus bertambah karena perkembangan industri begitu pesat, sehingga
permintaan tanah semakin lama semakin bertambah. Hal yang menarik dalam
pasar tanah ini adalah bentuk penawarannya. Persediaan tanah terbatas karena
jumlah tanah di dunia tetap dan tidak bertambah, sementara permintaan selalu
bertambah. Sehingga, proses pembentukan harga faktor produksi tanah akan
tampak sebagaimana terlihat pada Peraga 4.1
PERAGA 4.1 Pasar Tanah
Keterangan:
SS : penawaran tanah
DD : permintaan pertama
D1 D1 : permintaan kedua
D2 D2 : permintaan ketiga
R : harga sewa tanah
Kondisi awal keseimbangan terjadi pada titik E dengan tingkat sewa OR,
titik pertemuan kurva permintaan DD dan kurva penawaran SS. Bila permintaan
akan tanah meningkat, yang terlihat dari bergesernya kurva permintaan menjadi
D1D1, maka sewa tanah naik menjadi OR1. Sementara itu, apabila permintaan
tanah turun menjadi D2D2, maka sewa tanah ikut turun pula menjadi OR2. Yang
menarik di sini, adalah nilai keseimbangan tanah tidak berubah, tetap senilai OQ.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa harga sewa tanah terbentuk dari
permintaannya. Semakin tinggi permintaan semakin tinggi harga sewa tanah, dan
sebaliknya semakin rendah permintaan semakin rendah harga sewa tanah.
11
3. Tenaga Kerja
Pengertian pasar faktor produksi tenaga kerja adalah jumlah permintaan dan
penawaran terhadap tenaga kerja yang diperlukan untuk kegiatan produksi.
Dengan demikian pasar tenaga kerja tergantung dari luas dan sempitnya kegiatan
produksi atau pemakaian input tenaga kerja akan ditentukan oleh tuntutan dunia
usaha atau lapangan produksi.
Sumber daya manusia memiliki karakteristik yang berbeda dengan faktor
produksi lain. Sumber daya manusia berupa tenaga fisik, keterampilan, dan daya
pikir.Dengan majunya ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini diperlukan juga
tenaga kerja yang yang berkualitas, yang mempunyai keahlian dan ketrampilan
yang tinggi. Kualitas tenaga kerja dapat ditingkatkan dengan cara-cara merekrut
tenaga kerja berkualitas, menyediakan kondisi kerja yang aman dan layak,
memberikan upah yang sesuai, dan melaksanakan pendidikan dan pelatihan.
Jumlah faktor produksi tenaga kerja (sumber daya manusia) semakin besar
karena jumlah penduduk terus meningkat. Peningkatan tenaga kerja di Indonesia
dewasa ini diakibatkan pertambahan penduduk. Kemampuan manusia yang dapat
disumbangkan dalam produksi barang dan jasa dibedakan menurut kualitasnya
adalah tenaga kerja terdidik (skilled labour), tenaga kerja terlatih (trained labour),
dan tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih (unskilled and untrained labour).
Permintaan akan tenaga kerja datang dari rumah tangga produksi. Kurva
permintaannya memiliki slope negatif, yang berarti semakin tinggi upah, semakin
kecil permintaan terhadap tenaga kerja dan sebaliknya. Sedangkan penawarannya
datang dari masyarakat. Kurva penawarannya memiliki slope positif, yang berarti
semakin tinggi upah yang ditawarkan, semakin besar pula penawaran tenaga kerja.
Interaksi di antara permintaan dan penawaran tenaga kerja inilah yang
membentuk pasar tenaga kerja.
Gambar 4.5
Gambar suasana pencari kerja dalam suatu bursa kerja
Keterangan gambar: 12
Naiknya permintaan tenaga kerja dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi suatu negara
Pasar tenaga kerja ialah seluruh aktivitas atau kegiatan pelaku-pelaku untuk
mempertemukan pencari kerja dengan lowongan kerja yang tersedia. Dapat juga
dikatakan bahwa pasar tenaga kerja ialah proses terjadinya hubungan kerja melalui
penyediaan penempatan tenaga kerja. Pemerintah maupun swasta dapat
bertindak sebagai pelaku pasar kerja, seperti Departemen Tenaga Kerja di pusat
maupun di daerah, yayasan penampung pencari kerja, politeknik, balai latihan
kerja, dan sebagainya. Balas jasa yang diterima oleh tenaga kerja dalam proses
produksi barang dan jasa disebut upah kerja. Tinggi rendahnya upah tergantung
pada hukum permintaan dan penawaran pada pasar tenaga kerja. Berikut ini
dijabarkan secara singkat beberapa teori mengenai upah tenaga kerja:
1. Teori upah normal atau upah alami dari David Ricardo
Upah diberikan sesuai kemampuan keuangan perusahaan berdasarkan biaya
hidup pekerja. Biaya hidup pekerja meliputi kebutuhan minimal untuk hidup.
Sedangkan kemampuan keuangan perusahaan bergantung pada kapasitas
produksi dan hasil penjualan.
2. Teori upah besi dari Ferdinand Lassalle
Pemberian upah harus ditekan serendah mungkin untuk memperoleh
keuntungan maksimal. Sistem upah ini menempatkan tenaga kerja pada posisi
yang lemah dan dapat mengakibatkan pekerja tidak mampu memenuhi
kebutuhan hidupnya.
3. Teori dana upah dari John Stuart Mill
Tinggi rendahnya upah tergantung pada jumlah modal yang tersedia. Jika laba
perusahaan tinggi maka dana yang tersedia untuk membayar upah juga lebih
besar dan sebaliknya saat laba menurun dana yang tersedia untuk upah juga
akan menurun.
4. Teori upah etis (kaum Utopis) dari Von Thunen
Upah diberikan secara “etis”. Artinya upah diberikan bukan hanya berdasarkan
kebutuhan hidup minimal pekerja, tetapi upah harus dapat mendorong
pekerja dan keluarganya untuk hidup layak.
13
Peraga 4.2 untuk meyajikan penjelasan secara grafis mengenai pembentukan upah
tenaga kerja.
PERAGA 4.2 Pasar tenaga kerja
Keterangan:
SS: penawaran tenaga kerja pertama
S1S1: penawaran tenaga kerja kedua
S2S2: penawaran tenaga kerja ketiga
DD: permintaan tenaga kerja
W: tingkat upah
Kondisi awal keseimbangan pasar tenaga kerja terjadi pada titik E yang
merupakan perpotongan kurva permintaan DD dan kurva penawaran tenaga kerja
SS. Di titik ini, tingkat upah yang terbentuk adalah W. Ketika penawaran berkurang,
dari SS menjadi S1S1, upah menjadi naik, dari W menjadi W1. Sementara itu, ketika
penawaran tenaga kerja bertambah menjadi S2S2, upah akan turun menjadi W2.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bila permintaan tenaga kerja tetap
sementara penawaran tenaga kerja naik, maka upah menjadi turun. Begitu pula
sebaliknya, bila penawaran tenaga kerja turun, maka upah akan menjadi naik.
Tugas individu
1. Cari lima artikel di media cetak atau elektronika mengenai pasar tenaga kerja
2. Identifikasi berita yang sisampaikan pada artikel
3. Buat tugas tersebut dalam tugas dan dikumpulkan kepada guru
14
3. Modal
Istilah modal mengandung dua pengertian, yaitu modal dalam pengertian sehari-
hari adalah sebagai barang yang memberikan suatu pendapatan bagi pemiliknya,
dan modal dalam ilmu ekonomi sebagai barang/produk yang digunakan untuk
menghasilkan produk lain.
Pasar faktor produksi modal di Indonesia terus berkembang. Permintaan
akan modal datang dari para pengusaha dan penawarannya datang dari pemilik
modal. Harga atau balas jasa yang diperoleh pemilik modal biasa disebut bunga.
Bunga modal adalah pendapatan yang diterima oleh pemilik modal atas
penggunaan modal yang dipinjamkan. Selain itu, pemilik modal dapat pula
memperoleh jasa tabungan jika modal miliknya didepositokan di bank. Dari
interaksi antara permintaan dan penawaran modal maka terbentuklah pasar
modal. Permintaan modal akan dipengaruhi oleh tingkat pengembalian (rate of
return) modal oleh peminjam.
Tinggi rendahnya tingkat bunga atau suku bunga modal dipengaruhi oleh
beberapa faktor sebagai berikut.
a. Permintaan dan penawaran modal dalam masyarakat. Jika penawaran modal
tetap sementara permintaan bertambah, otomatis bunga modal akan naik.
b. Risiko hilangnya modal yang dipinjamkan. Jika risiko modal yang dipinjamkan
besar, maka bunga modal cukup tinggi.
c. Kondisi perekonomian. Dalam keadaan perekonomian yang sedang
berkembang dan tiap usaha memberikan harapan keuntungan, menyebabkan
tingkat bunga naik.
d. Campur tangan pemerintah dalam penetapan tingkat bunga atau suku bunga.
Pemerintah melakukan ini agar suku bunga bank jangan sampai terlalu tinggi
atau sebaliknya.
Gambar 4.6
Keterangan gambar:
15
Berikut ini dijabarkan secara singkat beberapa teori mengenai bunga
modal:
1). Teori Produktivitas oleh Jean Baptiste Say
Menyatakan bahwa modal yang dipinjamkan dapat dipergunakan secara
produktif. Dengan modal tambahan tersebut produksi dapat ditingkatkan
sehingga memberikan hasil yang lebih banyak. Sebagian dari kelebihan itu
dikembalikan kepada pemilik modal sebagai bunga modal.
2). Teori Pengorbanan Waktu/Teori Abstinence oleh Nassau Williem Sr. dan A.
Marshall
Menyatakan bahwa bunga modal adalah pengorbanan pemilik modal karena ia
harus menunggu sampai modalnya diterima kembali dan dapat digunakannya
untuk memenuhi kebutuhan lain. Bunga yang didapatkan merupakan balasan
atas pengorbanan yang dilakukannya untuk menunggu modalnya kembali.
3). Teori Agio (time preference) oleh Eugene von Böhm-Bawerk
Menyatakan bahwa bunga modal merupakan ganti rugi kepada pemilik modal
karena modal yang dipinjam memberikan nilai lebih pada waktu sekarang
dibandingkan pada waktu yang akan datang. Perbedaan nilai waktu dari modal
inilah yang menimbulkan adanya bunga modal. Ada tiga alasan yang
menyebabkan terjadinya perbedaan tersebut, yaitu:
a). alasan ekonomis, kepuasan marginal dari pendapatan seseorang akan
menurun seiring waktu karena orang itu mengharapkan pendapatan yang
lebih besar di masa depan.
b). alasan psikologis, bahwan kepuasan marginal yang didapatkan dari suatu
barang akan menurun seiring waktu.
c). alasan teknis, bahwa barang (dalam hal ini modal) yang diperoleh sekarang
lebih superior dibandingkan barang yang diperoleh di masa depan.
4). Teori Liquidity Preference oleh John Maynerd Keynes.
Menurut teori ini bunga modal diberikan sebagai ganti rugi atas pengorbanan
untuk tidak memakai uang yang bersifat likuid (lancar) karena dipinjam orang
lain. Pada dasarnya orang lebih menyukai uang tunai. Menurut Keynes ada tiga
alasan mengapa orang menyukai uang tunai:
16
(a). transaction motive, uang tunai digunakan untuk belanja konsumsi sehari-
hari.
(b) precautionary motive, uang tunai digunakan untuk berjaga-jaga,
mengantisipasi sesuatu yang tidak terduga.
(c). speculative motive, uang tunai dapat digunakan untuk melakukan
spekulasi yang mungkin dapat memberikan keuntungan.
5). Teori Bunga Dinamis oleh Schumpeter
Menurut teori ini modal yang digunakan dalam produksi akan menghasilkan
laba. Sebagian dari laba tersebut diberikan kepada pemilik modal sebagai
bunga modal.
Pasar faktor produksi modal, sebagaimana kita temui pada pasar lainnya,
mencapai keseimbangannya di pasar ketika penawaran modal sama dengan
permintaan modal. Setiap saat, keseimbangan ini dapat berubah, bergantung pada
perubahan permintaan maupun penawarannya. Peraga 5.3 untuk meyajikan
penjelasan secara grafis mengenai pembentukan keseimbangan pada pasar faktor
produksi modal.
Keterangan:
DD : permintaan modal pertama
D1 D1 : permintaan modal kedua
17
D2 D2 : permintaan modal ketiga
SS : penawaran modal
Pada kondisi awal, penawaran modal sebesar SS dan permintaan modal
sebesar DD, membentuk keseimbangan pada titik E, di mana jumlah investasi yang
terbentuk adalah sebesar OQ dan suku bunga adalah sebesar OR. Jika permintaan
modal naik menjadi D1D1, maka titik keseimbangan akan bergeser menjadi E1 dan
bunga modal naik menjadi OR1. Sebaliknya, bila permintaan modal turun menjdi
D2D2, titik keseimbangan turun menjadi E2 dan bunga modal turun menjadi OR2.
Jadi turun naiknya bunga modal tergantung pada permintaan dan penawaran
modal.
4. Laba Pengusaha/Wirausahawan
Pengusaha adalah orang yang memiliki keahlian untuk mengelola dan
mengombinasikan faktor-faktor produksi (entrepreneur skill). Seorang pengusaha
harus mampu melihat peluang, mencari sumber dana dan daya untuk
memanfaatkan peluang tersebut serta berani menanggung risiko atas pelaksanaan
usaha untuk mengambil peluang itu. Balas jasa yang diterima pengusaha disebut
laba pengusaha. Semakin kreatif seorang pengusaha dalam menciptakan barang
baru, semakin tangguh dalam persaingan, semakin mampu menekan biaya
produksi, maka semakin tinggi laba yang akan diperoleh sebagai keuntungan atas
inovasi dan efisiensi yang dilakukannya. Untuk itu seorang pengusaha dituntut
memiliki keahlian:
a. managerial skill, yaitu kemampuan dalam mengelola semua faktor produksi
guna mencapai tujuan;
b. technical skill, keahlian teknis yang diperlukan dalam proses produksi sehingga
produksi dapat berjalan dengan baik;
c. organizational skill, yaitu keahlian dalam mengorganisasikan, terutama
mengorganisasikan struktur dan hal-hal yang berkaitan dengan kelembagaan
usahanya.
18
Dalam menjalankan suatu usaha, kemampuan pengusaha untuk mengelolanya
sangat menentukan bagi keberhasilan kegiatan usaha tersebut. Salah satu ukuran
kemajuan suatu perusahaan adalah meningkatnya keuntungan/laba perusahaan.
Laba atau keuntungan perusahaan umumnya didapatkan setelah
perusahaan mengurangi berbagai biaya yang dikeluarkan dari hasil penjualan
produk. Jika hasil penjualan lebih besar dari biaya, perusahaan mendapat laba. Jika
penjualan lebih kecil dari biaya, perusahaan mengalami rugi. Dan jika penjualan
sama dengan biaya perusahaan hanya mencapai impas (break even). Berikut ini
dijabarkan secara singkat beberapa teori mengenai laba pengusaha:
(a). Teori Residu oleh David Ricardo
Menyatakan bahwa pengusaha akan menerima laba jika terdapat kelebihan
dari hasil pendapatannya. Kelebihan itu dihasilkan dari perhitungan
pendapatan total dikurangi biaya total. Hal inilah yang disebut sebagai laba
atau keuntungan yang diterima pengusaha.
(b). Teori Keuntungan Pengusaha oleh Jean Baptiste Say
Menyatakan bahwa tugas utama pengusaha adalah memimpin dan mengamati
perusahaan, dan laba merupakan upah bagi pengusaha untuk tugas. Say juga
menyatakan bahwa bunga modal tidak termasuk ke dalam laba pengusaha.
(c). Teori Nilai Lebih menurut Karl Marx
Menyatakan bahwa laba pengusaha tercipta karena adanya pembayaran upah
yang lebih rendah kepada pekerja dibandingkan dengan prestasi pekerja
tersebut kepada perusahaan.Selisih antara tingkat upah dengan prestasi ini
secara kumulatif akan membentuk laba pengusaha.
(d). Teori Dinamis menurut J.B. Schumpeter
Seorang pengusaha harus lebih dinamis mengembangkan kegiatan usahanya
dan mampu mengombinasikan berbagai faktor produksi seefisien mungkin,
sehingga jumlah penjualan semakin meningkat dan laba bisa diraih.
2. Unsur-unsur laba pengusaha
Laba pengusaha umumnya terdiri dari unsur-unsur berikut:
a Upah yang diterima pengusaha atas kemampuannya
dalam mengelola, memimpin, mengawasi , dan menjalankan perusahaan .
19
b Bunga modal yang diterima jika pengusaha
menginvestasikan modal di perusahaan.
c Sewa tanah yang diterima jika pengusaha juga memiliki
tempat usaha tersebut.
d Premi risiko yang diterima pengusaha atas risiko usaha
yang dihadapi jika perusahaan menderita kerugian.
Keempat unsur-unsur laba pengusaha di atas disebut laba kotor, perhitungan laba
bersih adalah premi resiko, oleh karena premi resiko tidak dapat dilimpahkan
kepada orang lain.
Gambar 4.7
Keterangan gambar:
Aktivitas perusahaan yang dikelola seorang manajer yang handal dalam menjalankan usahanya
E. STRUKTUR PASAR
Struktur pasar adalah berbagai hal yang dapat mempengaruhi tingkah laku
dan kinerja perusahaan dalam pasar, antara lain jumlah perusahaan dalam pasar,
skala produksi, dan jenis produksi. Suatu struktur pasar dikatakan kompetitif jika
perusahaan tersebut tidak mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi harga
dan jumlah barang di pasar. Semakin lemah kemampuan perusahaan untuk
mempengaruhi pasar, semakin kompetitif struktur pasarnya. Demikian pula
sebaliknya.
Contoh sederhana dapat kita lihat pada pasar listrik di Indonesia. Pasar
listrik di Indonesia dapat dikatakan tidak kompetitif karena Perusahaan Listrik
Negara (PLN), sebagai satu-satunya perusahaan yang memproduksi listrik, dapat
menaikkan dan menurunkan harga maupun kuantitas listrik di Indonesia.
Sebaliknya jika kita melihat penjual cabai di pasar-pasar tradisional memiliki
struktur pasar yang kompetitif, karena secara individu, masing-masing penjual
cabai tidak mampu mengubah harga maupun kuantitas cabai Indonesia secara
signifikan.
20
Struktur pasar kompetitif berbeda dengan tingkah laku kompetitif. Tingkah
laku kompetitif adalah kondisi di mana perusahaan harus bersaing secara aktif
dengan perusahaan lain. Tingkah laku persaingan aktif menunjukkan bahwa pasar
tidak bersaing secara sempurna. Sebagai contoh, penerbit majalah mingguan, agar
majalahnya laku terjual, penerbit harus aktif bersaing dengan penerbit sejenis.
Sebaliknya dengan petani, mereka tidak perlu bersaing karena tidak dapat
mempengaruhi pasar. Dari sini, kita dapat memilah-milah struktur pasar dari
persaingan sempurna sampai dengan monopoli, di mana setiap struktur pasar
memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Berikut ini kita akan membahas struktur
pasar yang dibagi dalam dua bagian besar, yaitu pasar persaingan sempurna dan
pasar persaingan tidak sempurna.
21
b. Barang dan jasa yang diperjualbelikan bersifat homogen. Dalam hal ini,
konsumen menganggap bahwa barang yang diperjualbelikan sama mutunya,
atau paling tidak, konsumen tidak dapat membedakan antara barang satu
dengan barang lainnya. Namun dalam kenyataan, barang atau jasa yang
benar-benar homogen itu tidak mungkin ada, yang ada hanyalah barang atau
jasa yang mendekati homogen, seperti beras, buah dukuh, daging, dan gula.
c. Faktor Produksi Bebas Bergerak. Faktor produksi, seperti bahan baku ataupun
tenaga modal bebas bergerak, bebas berpindah-pindah dari suatu tempat ke
tempat lain, yang lebih menguntungkan. Tidak ada yang menghalangi, baik
kendala peraturan maupun kendala teknis.
d. Pembeli dan Penjual Mengetahui Keadaan Pasar. Pembeli dan penjual saling
mengetahui dalam hal biaya, harga, mutu, tempat dan waktu barang-barang
yang diperjualbelikan satu sama lain.
Gambar 4.8
Gambar pasar tradisional pasar induk kramatjati Jakarta tampak penjual menawarkan
barangnya dan pembeli membayar barang tersebut dengan latar belakang berbagai
barang .
Keterangan gambar:
Pembeli maupun penjual mengetahui keadaan pasar
e. Produsen Bebas Keluar Masuk Pasar. Ada kebebasan untuk masuk dan keluar
dari pasar. Perusahaan yang mampu memproduksi barang dapat masuk secara
bebas ke dalam industri, tidak ada yang dapat menahannya. Setiap
perusahaan juga bebas keluar dari pasar jika diinginkan.
f. Bebas dari Campur Tangan Pemerintah. Pada pasar ini tidak ada campur
tangan pemerintah dalam menentukan harga. Sebagai akibatnya, harga
barang atau jasa benar-benar terjadi sebagai akibat interaksi antara
permintaan dan penawaran di pasar.
Gambar 4.9
Gambar suasana pasar tampak penjual dan pembeli berinteraksi dari kejauhan tampak
petugas berpakaian dinas mengamati suasana tersebut.
Keterangan gambar:
Interaksi antara permintaan dan penawaran bebas dari campur tangan pemerintah
22
Pembentukan Harga dalam Pasar Persaingan Sempurna
Pembentukan harga pada pasar persaingan sempurna ditentukan oleh kekuatan
tarik-menarik antara permintaan dan penawaran di pasar. Interaksi antara
permintaan dan penawaran akan membentuk keseimbangan, atau harga dan
jumlah keseimbangan. Kondisi keseimbangan itu menunjukkan kepuasan
maksimum konsumen dan keuntungan produsen.
Perhatikan Peraga 4.4(a). Peraga tersebut menggambarkan permintaan
seluruh konsumen (market demand) dan penawaran seluruh produsen (market
supply) terhadap barang atau jasa tertentu dalam pasar. Pada peraga tersebut,
kurva permintaan (DD) berbentuk miring negatif, dan kurva penawaran (SS)
berbentuk miring positif.
Sekarang perhatikan Peraga 4.4(b). Peraga tersebut menggambarkan
permintaan dan penawaran perusahaan secara individu pada pasar persaingan
sempurna. Bagi perusahaan, bentuk kurva pada peraga tersebut dilatari oleh
kapasitas produksi perusahaan yang relatif kecil dibandingkan dengan produksi
pasar, sehingga harga diterima sebagai sesuatu yang baku, yang tidak dapat diubah
begitu saja. Sebagai akibatnya, kondisi permintaan cenderung elastis sempurna
sehingga kurva permintaan yang terbentuk merupakan suatu garis lurus mendatar
yang sejajar sumbu Q.
23
Secara individu, masing-masing penjual dalam pasar persaingan sempurna,
tidak mampu mempengaruhi harga. Tetapi penjual secara bersama-sama dalam
satu pasar tentu akan bisa mempengaruhi harga, sehingga makin tinggi harga
makin sedikit yang dibeli dan semakin rendah harga semakin banyak yang dibeli
(SS). Artinya, para penjual secara bersama-sama mampu menaikkan atau
menurunkan harga. Tentu saja, sebagai akibatnya, jumlah permintaan juga akan
naik turun. Itulah mengapa kurva permintaan dan penawaran pasar menjadi
berbentuk miring.
Secara riil, bentuk pasar persaingan sempurna itu tidak ada, yang ada
hanyalah kecenderungan ke bentuk pasar persaingan sempurna. Salah satu contoh
paling jelas adalah pasar barang-barang makanan pokok, seperti pasar beras. Pada
pasar macam ini, dinamika hubungan antara petani produsen, sebagai penjual,
dengan pedagang, sebagai pembeli, mendekati bentuk pasar persaingan
sempurna. Mari kita telusuri ciri-ciri pasar beras lebih lanjut! Coba perhatikan,
dalam pasar beras, jumlah produsen (petani) sedemikian banyaknya. Masing-
masing dari mereka menjual beras dalam jumlah yang relatif kecil sehingga
masing-masing petani tidak mampu mempengaruhi harga yang sudah terbentuk.
Jika sang petani menjual di bawah harga pasar, maka ia akan rugi. Tetapi jika ia
menjual di atas harga pasar, ia pun akan ditinggalkan oleh pembeli. Kalau
demikian, permintaan beras oleh pedagang kepada petani mendekati garis lurus
mendatar.
Lebih jauh lagi, beras sebagai barang dagang mempunyai sifat hampir
homogen. Dikatakan hampir homogen karena beras ternyata juga memiliki
perbedaan rasa dan mutu yang berakibat pada perbedaan harga. Selama petani
(produsen beras) itu bersaing satu sama lain, selama itu pula mereka tidak mampu
mempengaruhi harga. Mereka hanya menerima saja harga yang ditetapkan di
pasar, atau dengan kata lain, mereka akan tetap kekurangan daya tawar saat
menghadapi pembeli. Penjual/produsen agar mampu mempengaruhi harga dan
agar daya tawarnya bertambah, mereka harus bergabung, paling tidak dalam
pemasaran hasil produksi, antara lain melalui koperasi.
Gambar 4.10
24
Gambar suasana pasar dimana tampak beberapa penjual dan beberapa pembeli dengan
berbagai barang dagangan
Keterangan gambar:
Pembentukan harga pasar pada pasar persaingan sempurna ditentukan melalui
mekanisme pasar
a. Monopoli
25
Kata monopoli berasal dari bahasa Yunani, mono, yang artinya satu, dan poli, yang
artinya penjual. Dari dua kata tersebut maka monopoli menunjuk pada suatu
kondisi di mana dalam suatu pasar hanya ada satu penjual, sehingga tidak ada
pihak lain yang menyaingi. Dalam monopoli, penjual tersebut adalah satu-satunya
produsen dalam industri, dan tidak ada industri lain yang memproduksi barang
subtitusinya.
Seorang monopolis dapat bertindak sebagai penentu harga (price maker).
Jika ia ingin menaikkan harga, maka ia dapat melakukannya dengan cara
mengurangi jumlah produknya. Sekarang ini, perusahaan yang seratus persen
bersifat monopoli jarang kita temui. Mungkin hanya beberapa produksi jasa saja,
seperti telekomunikasi, gas, air, dan listrik yang benar-benar dikuasai oleh penjual
tunggal. Di Indonesia, jasa-jasa yang baru saja disebut dikuasai oleh perusahaan
negara, antara lain PDAM, PLN, dan Pertamina.
Sebenarnya, sulit sekali kita untuk mendapatkan contoh pasar yang benar-
benar bersifat monopoli ini, karena pada kenyataannya, di dalam pasar selalu saja
ada persaingan. Sebagai contoh, Perusahaan Kereta Api Indonesia (PT. KAI)
tampaknya tidak mempunyai pesaing, karena perusahaan inilah satu-satunya
perusahaan kereta api di tanah air kita, yang juga dimiliki oleh negara. Padahal,
angkutan kereta api harus selalu siap bersaing dengan sekian banyak perusahaan
bus dan berbagai jenis angkutan darat lainnya. Kenyataan semakin dipercantiknya
akomodasi kereta api kiranya menyiratkan adanya persaingan itu.
Pasar monopoli sendiri dapat dibedakan menjadi beberapa bentuk sebagai
berikut berdasarkan sumbernya.
1) Monopoli alamiah. Monopoli alamiah timbul karena keadaan alam yang khas.
Sebagai contoh, Palembang terkenal dengan buah dukuhnya sehingga buah
tersebut cenderung memonopoli pasar. Begitu juga dengan apel hijau dari
Malang, atau intan dari Martapura.
2) Monopoli masyarakat. Monopoli masyarakat terjadi akibat tumbuhnya
kepercayaan masyarakat terhadap suatu hasil produksi. Sebagai contoh, kecap
merek X memonopoli pasar karena kecap merek tersebut sudah menjadi
favorit masyarakat, sehingga sulit beralih ke kecap merek lain.
26
3) Monopoli undang-undang. Monopoli undang-undang muncul karena
pemberlakuan secara hukum, kebijakan, atau peraturan tertentu. Monopoli
undang-undang ini antara lain berupa pemberian hak paten, pembatasan
masuknya barang-barang baku dalam industri, dan pembatasan perdagangan
luar negeri dalam bentuk tarif dan kuota oleh pemerintah.
Hak paten merupakan bentuk khusus dari monopoli undang-undang untuk
memasuki suatu industri. Hak paten ini diberikan kepada seorang penemu berupa
hak eksklusif (monopoli). Sebagai contoh, karena perlindungan hak paten ini,
perusahaan sepeda olah raga merek “T” memegang monopoli absolut terhadap
pemasaran jenis sepeda yang bersangkutan. Hak paten ini diberikan oleh
pemerintah dengan tujuan untuk merangsang penemuan-penemuan baru,
terutama bagi perusahaan kecil dan individu. Berikut ini secara singkat dijabarkan
kelebihan dan kekurangan pasar monopoli.
Gambar 4.11
Gambar suasana industri kapal terbang PT Dirgantara Indonesia
Keterangan gambar:
Industri pesawat terbang di Indonesia dimonopoli oleh industri pesawat terbang PT
Dirgantara Indonesia
Kelebihan:
1) Bila monopoli terbentuk karena pemberian hak cipta dan hak paten, monopoli
dapat meningkatkan inovasi
2) Monopoli yang dilakukan negara akan memudahkan nnegara dalam
mengendalikan kepentingan orang banyak
3) Mampu melakukan penelitian dan pengembangan produk yang sangat baik
dengan berlimpahnya sumber daya yang dimiliki.
4) Bila monopoli diperoleh karena kemampuan efisiensi, monopoli dapat
meningkatkan daya saing
Kekurangan:
1) Biaya sosial yang tinggi, yang dapat menimbulkan eksploitasi terhadap pemilik
faktor produksi dan pembeli/konsumen
27
2) Menciptakan ketimpangan distribusi pendapatan
3) Monopolis umumnya bertindak boros
4) Jumlah output yang dihasilkan tergantung monopolis
5) Perusahaan lain sulit memasuki pasar
Akibat dari biaya sosial yang tinggi yang ditimbulkan monopoli, pemerintah kerap
membatasinya dengan melakuka upaya:
1) Membuat peraturan antimonopoli (antitrust)
2) Turut menetapkan tinggi rendahnya harga dan jumlah barang
3) Mengizinkan adanya impor barang yang sama dengan barang monopolis
4) Mengenakan tarif pajak yang tinggi kepada monopolis
5) Mendirikan perusahaan sejenis
b. Oligopoli
Jika pada pasar monopoli hanya terdapat satu penjual, maka pasar yang memiliki
beberapa penjual disebut oligopoli. Pada pasar oligopoli, masing-masing
perusahaan memproduksi dan menjual produk yang serupa atau hampir serupa.
Ukuran perusahaan-perusahaan ini cukup besar untuk memengaruhi harga pasar.
Sebagai contoh, industri mobil, pesawat terbang, atau industri logam dasar seperti
tembaga.
Strategi yang biasa ditempuh oleh perusahaan-perusahaan oligopoli dalam
menguasai dan menarik konsumen adalah dengan membuat model serta
memberikan merek tertentu pada produk yang dijual. Model, dan terutama,
merek ini sudah tentu harus berkesan di benak konsumen. Secara umum,
konsumen yang sudah terikat pada produk merek tertentu akan sulit berpindah ke
produk yang lain, meskipun produk merek ini sudah ganti model.
Contoh yang paling kentara adalah produk elektronik dan obat-obatan. Jika
kalian sakit, umumnya kalian memakai obat dengan merek yang sama, bukan?
Demikian pula dengan barang elektronik, antara lain televisi, radio kaset, lemari es,
dan lain-lain. Seorang bapak, misalnya, akan cenderung untuk membeli televisi
berwarna terbaru yang bermerek sama dengan televisi hitam putihnya dulu.
Berikut ini secara singkat dijabarkan kelebihan dan kekurangan pasar oligopoli.
28
Kelebihan:
1) Adanya persaingan membuat perusahaan lebih memperhatikan kepuasan
konsumen dibandingkan perusahaan monopolis
2) Memberi kebebasan yang lebih besar bagi pembeli dalam memilih
3) Mampu melakukan penelitian dan pengembangan produk yang baik dengan
banyaknya sumber daya yang dimiliki.
4) Adanya penerapan teknologi baru
Kekurangan:
1) Dapat berkembang ke arah monopoli jika para perusahaan ini bekerja sama
membentuk kartel
2) Hambatan masuk bagi perusahaan baru tinggi
3) Dapat menimbulkan pemborosan biaya produksi karena kurangnya persaingan
4) Dapat menimbulkan eksploitasi terhadap pembeli dan pemilik faktor produksi
5) Menciptakan ketimpangan distribusi pendapatan
6) Harga yang stabil dan terlalu tinggi dapat mendorong timbulnya inflasi
Usaha pemerintah mengatasi keburukan pasar oligopoli:
1) Mengeluarkan peraturan antimonopoli yang juga mencakup pencegahan
timbulnya kartel
2) Memberikan kemudahan bagi perusahaan baru untuk memasuki pasar
Gambar 4.12
c. Monopsoni
Pasar monopsoni serupa dengan pasar monopoli. Hanya saja, pasar ini dilihat dari
sisi pembeli. Monopsoni menunjuk pada kondisi permintaan dan pasar yang
dikuasai oleh pembeli tunggal. Kondisi ini lebih sering terdapat di kalangan
produsen dan jarang di kalangan konsumen. Sebuah pabrik teh merek “G”,
misalnya. Untuk menghasilkan produk bermutu, perusahaan ini membeli teh
langsung dari para petani. Lantas, perusahaan ini melakukan pendekatan secara
monopsoni terhadap petani teh di wilayah tertentu. Artinya, perusahaan itu
29
sendirilah yang menentukan harga teh. Dalam kasus ini, tampak bahwa harga
produk ditentukan oleh pihak pembeli. Kedudukan sebagai price maker dalam hal
pembelian tersebut, tidak bisa berlaku dalam penjualan. Perusahaan teh tadi tidak
bisa begitu saja menentukan harga jual produknya, mengingat masih ada
perusahaan lain yang meluncurkan produk sejenis. Berikut ini secara singkat
dijabarkan kelebihan dan kekurangan pasar monopsoni.
Kelebihan:
1) Biaya produksi perusahaan (pembeli) rendah karena bisa mengendalikan
harga bahan baku agar tetap rendah
2) Kualitas produk lebih terjaga
Kekurangan:
1) Produk dengan kualitas yang tidak sesuai tidak akan dibeli dan akan terbuang
2) Pembeli bisa menekan penjual karena memiliki daya beli yang sangat tinggi.
d. Oligopsoni
Oligopsoni merujuk pada suatu kondisi pasar di mana terdapat beberapa pembeli.
Ciri-ciri pasar oligopsoni secara umum sama dengan pasar oligopoli. Hanya saja,
pasar ini dilihat dari sudut pandang pembeli/konsumen. Setiap pembeli memiliki
peran cukup besar untuk mempengaruhi harga barang yang dibelinya. Barang yang
dijual umumnya merupakan bahan mentah dan harga cenderung stabil. Berikut ini
secara singkat dijabarkan kelebihan dan kekurangan pasar oligopsoni.
Kelebihan:
1) Penjual memiliki pilihan untuk menjual ke pembeli lain
2) Pembeli tidak bisa seenaknya menekan penjual karena daya belinya tidak
setinggi pembeli pada pasar monopsoni
Kekurangan:
1) Bisa berkembang menjadi pasar monopsoni bila para pembeli bekerja sama
2) Kualitas barang tidak terjaga sebaik pada pasar monopsoni
30
pada barang atau jasa tersebut, baik kualitas, bentuk, dan ukuran, saling berlainan,
atau sering diistilahkan sebagai diferensiasi produk (product differentiation). Pada
pasar persaingan monopolistik dapat kita temukan unsur-unsur monopoli
sekaligus unsur-unsur persaingan.
Produk-produk pada pasar persaingan monopolistik adalah homogen atau
sejenis, antara lain sabun cuci, sabun mandi, minyak goreng, dan air mineral.
Barang-barang semacam itu dibuat oleh beberapa pabrik (lebih dari satu pabrik)
dan pada masing-masing barang tersebut memiliki merek atau cap dagang sendiri-
sendiri. Lebih jauh, hak paten untuk tiap merek memperlihatkan unsur monopoli
dalam pasar tersebut. Merek dagang yang sudah ada tidak boleh ditiru oleh
produsen lain, meskipun produk yang dijual sama. Sementara unsur persaingannya
terlihat dari adanya keragaman merek, kemasan, cita rasa, bahkan juga harga
untuk jenis produk yang sama.
Bagaimanakah kondisi penentuan harga dalam pasar persaingan
monopolistik? Dalam pasar ini, para produsen atau penjual mempunyai sedikit
kebebasan untuk menentukan harga jual produknya sendiri. Lebih bebas daripada
pasar persaingan sempurna, tetapi tidak sebebas pada pasar monopoli. Alasannya,
kalau harga produknya terlalu mahal, maka konsumen akan beralih ke produk lain
yang sejenis. Dalam pasar persaingan sempurna, perusahaan menghasilkan
berbagai produk yang homogen (identik, standar), sementara dalam pasar
persaingan monopolistik produk yang dihasilkan berbeda (didiferensiasikan).
Akibatnya, dalam pasar ini, banyak perusahaan menjual produk yang serupa tapi
tak sama, seperti air minum dalam kemasan dari berbagai merek, minuman ringan
dengan berbagai rasa serta kemasan, sabun mandi berbagai aroma, dan kemeja
dengan berbagai model serta ukuran.
Mari kita beralih pada contoh lain. Pedagang kopi, misalnya. Kopi yang
diperjualbelikan sama sifatnya, tetapi komoditi tersebut dapat kita bedakan dari
segi mutu, ukuran, bungkus, dan merek, sehingga perusahaan bisa membuat
kebijakan harga sendiri tanpa takut akan kehilangan konsumen. Akan tetapi, sudah
tentu ia tidak akan menaikkan harga terlalu tinggi dibandingkan dengan harga kopi
merek lain. la pun tidak akan menurunkan harga. Kalian tahu sebabnya, bukan?
Sejumlah faktor dapat mengubah bentuk pasar persaingan bebas menjadi pasar
31
persaingan monopolistik. Selain disebabkan oleh diferensiasi produk, perubahan
itu juga dilatari oleh intensifikasi dari pihak produsen untuk menarik hati
konsumen, seperti pemberian pelayanan yang memuaskan, undian berhadiah,
diskon, dan sebagainya. Secara singkat, keberagaman produk, dalam rangka
mengimbangi keberagaman kebutuhan konsumen, membuat pasar persaingan
sempurna menggelincir menjadi pasar persaingan monopolistik.
Secara umum, ciri-ciri pasar persaingan monopolistik adalah sebagai berikut.
a. Jumlah penjual atau produsen cukup banyak, namun tidak sebanyak pada
pasar persaingan sempurna.
b. Masing-masing penjual atau produsen masih dapat mempengaruhi harga,
meskipun tidak mutlak.
c. Barang yang diperjualbelikan tidak homogen sekali, melainkan ada perbedaan
(product differentiation), meskipun perbedaan tersebut hanya pada warna,
merek, mutu, dan ukuran.
d. Ada pembatasan dalam pendirian perusahaan, meskipun tidak sesulit pada
monopoli dan tidak semudah pada pasar persaingan sempurna.
e. Penggunaan promosi penjualan sangat efektif karena untuk mempengaruhi
cita rasa pembeli dengan menonjolkan kelebihan (perbedaan) produk
perusahaan selain harga
Kelebihan pasar persaingan monopolistik:
1) Memberikan kepuasan lebih bagi pembeli karena persaingan yang cukup ketat
akan membuat perusahaan berlomba-lomba untuk memuaskan pembeli
2) Memberikan kebebasan memilih bagi pembeli
3) Hambatan masuk bagi perusahaan baru rendah
Kekurangan pasar persaingan monopolistik:
1) Tidak seefisien pasar persaingan sempurna
2) Bagi perusahaan kecil, tingkat efisiensinya relatif rendah
3) Tingkat efisiensi yang rendah pada perusahaan kecil menyebabkan harga
barang yang dibayar konsumen masih cukup tinggi
Gambar 4.13
1. Permintaan.
Pernahkah kita memperhatikan penjual dan pembeli yang sedang melakukan
kegiatan tawar-menawar di pasar-pasar tradisional? Di sana kita melihat bahwa pembeli
yang akan membeli sejumlah barang dari penjual, mencoba untuk menawar harga yang
diberikan oleh penjual. Pada harga tertentu, maka pembeli tersebut akan bersedia untuk
membeli dengan jumlah yang tertentu. Ketika harga berubah, naik atau turun, maka
kesediaan pembeli untuk membeli barang tersebut akan berubah, bisa naik atau turun
pula. Itulah yang disebut dengan permintaan. Permintaan ( demand) mencerminkan
banyaknya barang yang ingin dibeli konsumen pada harga tertentu.
1) Harga barang itu sendiri. Harga barang sangat mempengaruhi permintaan suatu
barang. Hubungan antara harga barang dengan jumlah permintaan barang tersebut
adalah negatif. Kenaikan harga akan direspon dengan penurunan permintaan barang,
dan juga sebaliknya.
2) Selera. Perubahan selera konsumen atas suatu barang atau jasa tertentu tentu saja
akan mengakibatkan jumlah permintaan atas barang atau jasa itu pun berubah.
33
Apabila barang atau jasa itu sedang banyak disukai, maka permintaan barang atau jasa
itu pun akan meningkat. Keadaan sebaliknya akan terjadi apabila barang atau jasa itu
tidak disukai lagi oleh konsumen.
3) Pendapatan. Apabila pendapatan masyarakat bertambah, maka tentu akan terjadi
perubahan pola permintaan di pasar. Sebagai contoh, kenaikan gaji pegawai negeri
dan karyawan swasta sudah pasti akan meningkatkan pendapatan pegawai negeri dan
karyawan yang bersangkutan. Kenaikan ini akan mengakibatkan perubahan
permintaan terhadap beberapa komoditi pada tingkat harga tertentu atas barang-
barang kebutuhan pokok, pendidikan, rekreasi, dan lain-lain.
4) Jumlah Penduduk. Pertambahan penduduk merupakan faktor yang sangat dominan
terhadap perubahan permintaan dan penawaran. Gejala ini mudah dimengerti,
mengingat tidak mungkin seorang anak manusia yang lahir di dunia ini akan dibiarkan
demikian saja tanpa perawatan, makanan, pakaian, tempat tinggal, dan pendidikan
sebagaimana layaknya manusia yang harus hidup wajar. Jadi jelaslah bahwa semakin
banyak jumlah penduduk mengakibatkan peningkatan permintaan atas barang dan
jasa.
5) Harapan atau Ekspektasi. Harapan atau ekspektasi konsumen merupakan perkiraan
yang ia tetapkan di kemudian hari atas pendapatan yang ia terima. Apabila ia
memperkirakan bahwa tingkat pendapatannya akan meningkat, maka jumlah
permintaan pun akan cenderung meningkat. Sebaliknya, apabila ia memperkirakan
bahwa tingkat pendapatannya akan menurun, maka jumlah permintaan pun akan
cenderung menurun.
Gambar 4.14
6) Harga Barang Lain yang Berhubungan. Peningkatan harga barang substitusi akan
mengakibatkan permintaan suatu barang tertentu akan meningkat, dan sebaliknya jika
harga barang substitusi menurun, maka permintaan akan barang itu menurun.
Sebagai contoh, permintaan akan gula impor akan meningkat ketika harga gula lokal
meningkat. Kenaikan harga gula lokal ini akan menurunkan jumlah permintaan gula
lokal dan meningkatkan permintaan jumlah permintaan gula impor. Sebaliknya,
dengan kenaikan harga barang komplementer, permintaan suatu barang akan
menurun. Sebagai contoh, kenaikan harga margarine tentu akan menurunkan
permintaan roti.
b Hukum Permintaan
Lebih jauh definisi permintaan di atas dapat digunakan untuk memperoleh norma
atau hukum berlaku secara umum untuk setiap permintaan. Meskipun demikian, perlu
kita ingat bahwa hukum permintaan ini hanya berlaku dalam keadaan di mana hal-hal lain
yang mempengaruhi besar jumlah permintaan dianggap tidak berubah atau konstan. Ilmu
ekonomi menyebut keadaan ini dengan istilah ceteris paribus. Hal-hal lain dianggap
konstan itu adalah penghasilan konsumen, selera konsumen, harga barang lain yang
berhubungan dengan barang tersebut, juga harga barang subsitusi atau barang pengganti
dari barang yang hendak dibeli konsumen. Hukum permintaan ini adalah sebagai berikut.
34
Jumlah barang atau jasa yang diminta akan bertambah jika harga turun dan akan
berkurang jika harga naik pada periode tertentu, ceteris paribus.
Permintaan yang muncul dari konsumen maupun produsen dapat dibedakan menjadi 3
(tga) macam yaitu :
d Kurva Permintaan
Permintaan dapat digambarkan dalam bentuk grafik atau sering disebut sebagai
kurva permintaan. Kurva permintaan adalah kurva yang menunjukkan hubungan antara
harga barang dengan jumlah barang yang diminta. Untuk menggambarkan kurva
permintaan, harga dianggap sebagai faktor dominan yang mempengaruhi permintaan.
Faktor-faktor lain seperti selera konsumen, pendapatan konsumen, ekspektasi atau
harapan konsumen, dan lain-lain, dianggap tidak berubah ( ceteris paribus). Supaya lebih
jelas, perhatikan ilustrasi berikut ini. Ali, sebagai konsumen beras, memesan beras setiap
bulannya untuk kebutuhan sehari-hari. Pada bulan pertama, harga beras adalah Rp 6.500
per kg. Pada harga ini, Ali meminta beras sebanyak 70 kg. Ternyata, di bulan kedua terjadi
kenaikan harga beras menjadi Rp 6.700 per kg. Jika faktor lain dianggap tetap, secara
logis, Ali akan memesan lebih sedikit dari jumlah sebelumnya, dalam hal ini, menjadi 50
kg. Lalu di bulan berikutnya terjadi panen raya sehingga harga turun menjadi Rp 6.300 per
kg. Kesempatan ini dimanfaatkan Ali untuk membeli lebih banyak, sebesar 90 kg,
kemudian pada bulan berikutnya harga beras naik lagi menjadi menjadi Rp6.400 per kg
maka Ali menurunkan permintaannya menjadi 80 kg. Kemudian bulan berikutnya terjadi
35
kenaikan harga Rp.6.600 per kg maka Ali akan meminta 60 kg. Permintaan beras Ali jika
disusun dalam sebuah daftar permintaan maka akan tersaji sebagaimana dalam Tabel 4.1.
Tampak bahwa bentuk kurva memiliki kemiringan ( slope) yang negatif. Slope itu
bergerak menurun dari kiri atas ke kanan bawah. Bentuk kurva semacam itu
menunjukkan bahwa semakin rendah harga barang di pasar maka akan semakin banyak
barang yang akan dibeli oleh seorang individu. Sebaliknya, pada harga yang tinggi, jumlah
Permintaan absolut = Permintaan potensial + Permintaan efektif
barang yang akan dibeli menjadi sedikit. Selain itu, kenaikan harga akan
memperkecil daya beli konsumen, atau akan mengurangi anggaran untuk alat pemuas
kebutuhan yang lain (dengan catatan pendapatan tetap). Hal inilah yang mendorong
konsumen untuk membatasi pembelian atau bahkan mengurangi konsumsinya ketika
harga barang atau jasa itu sedang tinggi-tingginya.
Implikasi apa lagi yang yang dapat kita tarik dari bentuk kurva permintaan? Dari
Peraga 4.5 ini pula dapat dilihat bahwa permintaan beras bergerak di sepanjang kurva
( movement along the curve), dari titik A hingga titik E, sesuai dengan perubahan
harganya. Hal ini menunjukkan bahwa faktor harga mengakibatkan pergerakan di
sepanjang kurva permintaan. Berdasarkan tabel pada peraga 4.5 daapat dibuat kurvanya
pada peraga 4.5 di bawah
PERAGA 4.5
Kurva permintaan beras
P
6.700
6.600
6.500
6.400
6.300
36
5 6 7 8 9
Q
0
Sekarang perhatikan kurva permintaan Ali dan Banu sebagaimana tampak pada
Peraga 4.6 Pada Peraga tersebut tampak bahwa antara kurva permintaan Ali dan Banu
memiliki bentuk kurva yang berbeda. Bagaimana jika kedua kurva tersebut digabungkan?
Penggabungan antara kurva permintaan Ali dan Banu akan membentuk kurva
permintaan pasar. Jadi kurva permintaan pasar tidak lain adalah gabungan dari kurva-
kurva permintaan individu suatu kelompok masyarakat tertentu.
PERAGA 4.6
f Fungsi Permintaan
Fungsi permintaan adalah fungsi yang menghubungkan antara tingkat harga dengan
jumlah barang yang diminta.Menurut hukum permintaan, jika harga naik, maka jumlah
barang yang diminta berkurang, sebaliknya jika harga barang / jasa turun, maka jumlah
barang yang diminta bertambah. Hukum ini hanya akan berlaku jika keadaan yang lain
tetap ( cetiris paribus ).
Sebenarnya antara harga dan jumlah barang yang diminta terdapat hubungan
fungsional yangsecara matematik hubungan tersebut dinyatakan dengan notasi Y = f (x).
Dalam ekonomi fungsi tersebut biasanya diganti dengan Q = f (P) atau P = f (Q) dimana
grafiknya dengan menggunakan sumbu datar Q dan sumbu tegaknya P. Fungsi permintaan
linear kurvanya berbentuk garis lurus yang berada pada kuadran I dengan bentuk umum
fungsi permintaan sebagai berikut :
Qd = a - bP Pd = a - bQ
atau
Keterangan :
Qd : Banyaknya unit barang yang diminta.
Pd : Besarnya harga barang per unit
a dan b : Konstanta
Pd ≥ 0 dan Qd ≥ 0 serta
dP
----- < 0
dQ
artinya menunjukkan bahwa hubungan antara harga barang dan jumlah permintaan
berhubungan negatif atau berbanding terbalik. Fungsi permintaan selalu berada pada
kuadran I artnya bernilai positif. Apabila P = 0 berarti terjadi barang bebas ( barang
diperoleh tanpa harga ) dan hal ini dikatakan sebagai permintaan maksimum. Demikian
pula jika Q = 0 berarti terjadi harga maksimum yang tidak mampu dibayar oleh konsumen
sehingga tak seorangpun konsumen yang mampu membelinya.
Y-Y1 X-X1
Pada Matematika --------- = ----------
Y2-Y1 X2-X1
P-P1 Q-Q1
--------- = ------------
Pada Ekonomi
P2-P1 Q2-Q1
Jawab :
P–P1 Q – Q1
--------- = -----------
P2 – P1 Q2 – Q1
P – 800 Q – 20
----------- = -------------
1000 – 800 18 – 20
P – 800 Q – 20
----------- = -----------
200 -2
P – 800 ( - 2 ) = Q – 20 ( 200 )
- 2 P + 1.600 = 200 Q - 4.000
- 2P = 200 Q - 4.000 - 1.600
- 2P = 200 Q - 5.600
Pd = 200 Q - 5.600
- 2
Pd = - 100 Q + 2.800.
Pd = - 100 Q + 2.800
100 Q = - P + 2.800
Qd = - P + 2.800
100
39
Qd = - 0,01P + 28.
TUGAS MANDIRI.
Diketahui data
P Q
200 30
300 24
Tentukan fungsi permintaan dari data di atas
Contoh Soal : 1
Diketahui fungsi permintaan Qd = 12 – 2P.
Diminta :
1. Tentukan titik potong pada sumbu P dan sumbu Q
2. Gambarkan kurvanya.
Jawab :
1. Titik potong pada sumbu Q jika P = 0
Qd = 12 – 2P
Q = 12 – 2 (0)
Q = 12 jadi titik potong pada sumbu Q pada titik koordinat ( 12,0 )
Titik potong pada sumbu P jika Q = 0
Qd = 12 – 2P
0 = 12 – 2 P
2P = 12
P = 6 jadi titik potong pada sumbu P pada titik koordinat ( 0,6 )
6 (0,6)
4 Qd = 12 –2P
(12,0)
Q
40
0 2 4 6 8 10 12
Contoh Soal: 2
Diketahui fungsi permintaan Pd = - 2Q + 8
Diminta :
1. Tentukan harga maksimum
2. Tentukan jumlah permintaan maksimumnya
3. Hitunglah jumlah permintaan pada saat tingkat harga = 6
4. Hitunglah jumlah harga pada saat jumlah permintaannya = 3
5. Gambarkan kurvanya.
Jawab :
1. Harga tertinggi atau maksimum terjadi jika Q = 0
Pd = - 2Q + 8
P =-2(0)+8
P =8
2. Jumlah permintaan maksimum terjadi jika P = 0
Pd = - 2Q + 8
0 = - 2Q + 8
2Q = 8
Q = 4 (jumlah permintaan maksimum)
6 Pd = - 2Q + 8
2
(4,0)
0 2 4 Q
2. PENAWARAN
Dari pembicaraan kita mengenai permintaan, tampak bahwa permintaan
merupakan kegiatan ekonomi dari sudut konsumen/ pembeli. Sementara itu,
41
pembicaraan mengenai penawaran ditinjau dari sudut produsen/penjual. Penawaran
datang dari produsen/ penjual sebagai pihak yang menyediakan barang dan jasa dalam
perekonomian. Dari sudut pandang produsen, jumlah barang yang akan dijual pada
umumnya searah dengan harga barang tersebut, artinya semakin tinggi harga suatu
barang, tentu saja semakin banyak barang yang akan dijual oleh produsen. Sebaliknya,
semakin rendah harga suatu barang, maka jumlah barang yang akan dijual oleh produsen
akan semakin sedikit. Dari penjelasan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa
penawaran ( supply) adalah jumlah barang atau jasa yang akan dijual (ditawarkan) pada
tingkat harga dan situasi tertentu.
barang dan jasa menjadi naik ataupun turun. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai
berikut.
1). Harga Barang itu Sendiri. Semakin tinggi harga barang maka jumlah penawaran akan
meningkat. Harga tinggi merupakan daya tarik bagi produsen untuk memproduksi
lebih banyak lagi dan juga daya tarik bagi produsen baru untuk masuk ke pasar.
Sebaliknya, semakin rendah harga barang, maka produsen semakin enggan untuk
berproduski sehingga jumlah penawaran akan menurun.
b Hukum Penawaran
Penawaran, sebagaimana pada permintaan, juga memiliki hukum. Hukum
penawaran juga berlaku dalam keadaan ceteris paribus. Jika faktor-faktor lain dianggap
tetap, semakin rendah harga suatu barang, maka semakin sedikit pula jumlah yang akan
ditawarkan,
42
dan sebaliknya, semakin tinggi harga suatu barang, maka semakin banyak pula jumlah
yang akan ditawarkan. Berikut adalah hukum penawaran.
Jumlah barang yang ditawarkan akan meningkat apabila harga naik, dan akan berkurang
jika harga turun, atau perubahan penawaran berbanding lurus dengan perubahan harga,
ceteris paribus.
c Kurva Penawaran
Penawaran barang atau jasa untuk masing-masing tingkat harga dapat digambarkan
dalam bentuk grafik, atau sering disebut sebagai kurva penawaran. Pada kurva
penawaran digambarkan hubungan antara jumlah penawaran barang/jasa pada tingkat
harga tertentu dengan tingkat harga. Tentu saja pada saat menggambar kurva penawaran
tersebut digunakan asumsi ceteris paribus, atau dengan kata lain, faktor-faktor lain selain
harga dianggap tetap. Berikut adalah contoh agar lebih jelas.
Kali ini kita akan menggunakan penawaran Abas sebagai pedagang gula setiap
bulan. Pada tingkat harga Rp 6.700, penawaran gula Abas pada bulan pertama adalah 15
ton. Jika pada bulan berikutnya, harga turun menjadi Rp 6.600, maka Abas akan
mengurangi penawarannya menjadi 10 ton, karena pada tingkat harga tersebut,
keuntungan Abas akan berkurang. Sebaliknya, jika pada bulan berikutnya lagi, harga gula
naik menjadi Rp 6.800 maka Abas akan menambah penawarannya menjadi 28 ton. Ini
terjadi karena keuntungan yang akan diperoleh Abas akan bertambah, kemudian terjadi
kenaikan lagi sebesar Rp.6.900 maka Abas akan menambah jumlah penawarannya
menjadi 42 ton, demikian seterusnya pada saat harga naik menjadi Rp.7.000 maka
penawarannya menjadi 55 ton.
Penawaran Abas ini jika dibuat tabel maka akan tampak pada Tabel 4.1. Sementara
itu, jika dibuat grafik maka akan tampak pada Peraga 4.5
TABEL 4.2 Penawaran beras Abas
Situasi Harga per Kg Penawaran (ton)
A 6.600 10
B 6.700 15
C 6.800 28
D 6.900 42
E 7.000 55
7.000
6.900
6.800
6.700
6.600
43
0 10 15 28 42 55
Peraga 4.8 menggambarkan hubungan timbal balik antara jumlah barang yang akan
dijual ( quantity) dan harga ( price), atau sering pula disebut sebagai kurva penawaran
( supply curve). Kurva penawaran sering dinyatakan dengan lambang S. Kurva tersebut
menunjukkan bahwa semakin tinggi harga suatu barang, maka akan semakin banyak
barang yang ditawarkan. Implikasi apakah yang dapat kita tarik berdasarkan grafik di atas?
Tampak bahwa bentuk kurva penawaran memiliki slope positif, atau dengan kata lain,
bergerak dari kiri bawah ke kanan atas. Bentuk kurva semacam itu memberi bukti bahwa
semakin tinggi harga, semakin banyak barang atau jasa yang ingin dijual oleh
produsen.Hal lain yang dapat kita tarik dari Peraga 4.9 adalah penawaran bergerak di
sepanjang kurva ( movement along the curve) seiring dengan perubahan harga barang
tersebut.
Pada saat harga naik dari Rp 6.600 menjadi Rp 6.700, penawaran bergerak di
sepanjang kurva dari titik A ke titik B, demikian seterusnya. Ini berarti faktor harga
mengakibatkan perubahan penawaran di sepanjang kurva penawaran. Jika kurva
penawaran dari penjual atau produsen perorangan dapat digabungkan maka
terbentuklah kurva penawaran pasar. Peraga 4.9 memperlihatkan kurva penawaran Abas
dan kurva penawaran Sadli apabila digabungkan maka akan membentuk kurva
penawaran pasar.
PERAGA 4.9
44
penawaran akan bergeser ke kanan. Sebaliknya, apabila perubahan suatu faktor selain
harga berakibat negatif pada penawaran maka kurva penawaran akan bergeser ke kiri.
PERAGA 4.10
Pergeseran kurva penawaran
e Fungsi Penawaran
Fungsi penawaran adalah fungsi yang menghubungkan antara tingkat harga dengan
jumlah barang yang ditawarkan. Menurut hukum penawaran apabila harga barang atau
jasa naik maka jumlah barang/jasa yang ditawarkan juga naik atau bertambah, dan
sebaliknya apabila harga barang atau jasa turun makan jumlah barang atau jasa yang
ditawarkan juga turun atau berkurang. Hukum penawaran ini berlaku jika dalam keadaan
cetiris paribus.
Dengan demikian hubungan antara harga dengan jumlah barang yang ditawarkan
adalah positif atau berbanding lurus. Seperti halnya dalam permintaan jika harga barang
dinyatakan dengan P maka jumlah barang atau jasa yang ditawarkan dinyatakan dengan Q,
maka Q merupakan fungsi dari harga yang notasinya dinyatakan Qs = f (P). Bentuk umum
fungsi penawaran linear dinyatakan dengan:
Qs = a + b P
Grafik atau kurva penawaran bergerak dari kiri bawah ke kanan atas
45
P – P1 Q - Q1
----------- = ------------
P2 – P1 Q2 – Q1
Contoh Soal.
Sewaktu harga baraang Rp.50,- per unit jumlah barang yang ditawarkan 50 unit, setelah
harga naik menjadi Rp.75,- per unit maka jumlah barang yang ditawarkan menjadi 100
unit. Tentukan fungsi penawarannya !
Jawab :
Berdasarkan contoh soal di atas maka : P1 = Rp.50,- dan P2 = Rp.75,- sedangkan Q1 = 50
unit dan Q2 = 100 unit, maka fungsi penawarannya dicari dengan :
P – P1 Q – Q1 P – 50 Q - 50
---------- = ----------- ----------- = -------------
P2 – P1 Q2 – Q1 75 – 50 100 – 50
P – 50 Q – 50
--------- = -------------
25 50
P – 50 ( 50 ) = Q – 50 ( 25 )
50 P – 2.500 = 25 Q – 1.250
50 P = 25 Q – 1.250 + 2.500
50 P = 25 Q + 1.250
Ps = 25 Q + 1.250
50
Ps = 0,5 Q + 25
Fungsi penawaran di atas dapat dirubah dalam bentuk fungsi Qs = a + bQ sebagai berikut :
Ps = 0,5 Q + 25
- 0,5 Q = - P + 25
Qs = - P + 25
-0,5
Qs = 2P - 50
Contoh :
Diketahui fungsi penawaran Qs = -4 + 2P. Ditanya :
1). Tentukan harga terendah ( titik potong pada sumbu P )
2). Berapakah jumlah penawaran terendahnya ( titik potong pada sumbu Q)
3). Berapakah jumlah penawaran pada saat harganya 25.
4). Berapakah besarnya harga jika jumlah penawarannya 40 unit.
5). Gambarkan kurvanya
Jawab:
46
1). Harga terendah (titik potong pada sumbu P ) jika Q = 0
Qs = -4 + 2P
0 = -4 + 2P
4 =2P
P = 4
2
P = 2 ( Harga terendah ).
Qs = -4 + 2P
2 (0,2)
(-4, 0)
-4 0 Q
3. HARGA KESEIMBANGAN
Secara mendasar, permintaan menghendaki harga pasar selalu rendah atau murah,
sementara penawaran menghendaki harga pasar selalu tinggi. Kalau mengikuti keinginan
masing-masing pihak, pasti tidak akan terjadi titik temu di antara dua keinginan yang
berbeda itu. Padahal tujuan akhir dari keduanya adalah sama, untuk memenuhi
kebutuhan hidup manusia. Konsumen berusaha memenuhi segala kebutuhannya secara
proporsional.
Gambar proses tawar menawar antara pembeli dan penjual di pasar tradisional
Keterangan gambar:
Harga barang / jasa akan terbentuk jika antara penjual dan pembeli sepakat
PERAGA 4.11
Kurva permintaan gula pasir
9.300
9.200
9.100
9.000
8.900
48
32 34 36 38 40
Q
0
TABEL 4.3
Penawaran gula pasir
Situasi Harga per Kg Penawaran (ton)
A 8.900 32
B 9.000 34
C 9.100 36
D 9.200 38
E 9.300 40
PERAGA 4.12
Kurva penawaran gula pasir
P
9.300
9.200
9.100
9.000
8.900
0 32 34 36 38 40 Q
Jika kedua tabel dan kurva tersebut digabungkan maka titik ekuilibrium akan tampak
jelas terlihat sebagaimana tampak pada Peraga 10.13 Kurva DD mengambarkan
permintaan gula pasir dan kurva SS menggambarkan penawaran gula pasir. Tabel dan
Peraga tersebut menunjukkan bahwa titik ekuilibrium berada pada titik (36,9100). Sampai
di sini, kita dapat simpulkan bahwa pada tingkat harga gula sebesar Rp.9.100 per kg,
terjadi keseimbangan antara permintaan dan penawaran. Pada harga tersebut, jumlah
permintaan dan penawaran berjumlah 36 ton.
PERAGA 4.13
P 49
9.300
9.200
E
9.100
9.000
8.900
0 Q
32 34 36 38 40
Sekarang perhatikan Peraga 4.13 (a). Jika penawaran bertambah ke S1 maka harga
akan turun. Sekarang keseimbangan baru terjadi di P1 (Rp 800). Sebaliknya, jika
penawaran berkurang ke S2, harga akan naik dan keseimbangan akan bergerak ke P2 (Rp
1.000).
Pada Peraga 4.13 (b), apabila permintaan bertambah ke D1, maka harga akan
meningkat, dan keseimbangan menjadi P1 (Rp 1.000). Sebaliknya, jika permintaan
berkurang ke D2, maka harga akan menurun, dan keseimbangan bergerak ke P2 (Rp 800).
Pada kasus berikutnya akan kita lihat pengaruh pergeseran kurva permintaan dan
penawaran pada kondisi yang unik. Perhatikan kurva pada Peraga 4.14 (a) dan 4.14 (b).
Pada Peraga 4.14 (a) di bawah tampak bahwa penawaran barang dan jasa memiliki
jumlah yang tetap. Perubahan harga tidak berpengaruh sama sekali terhadap jumlah
barang yang ditawarkan. Pada situasi semacam ini, apabila selera masyarakat terhadap
suatu barang atau jasa meningkat, maka harga akan menjadi naik tanpa diikuti oleh
50
perubahan dalam jumlah barang atau jasa yang ditawarkan. Pada Peraga 4.14 (a) tampak
titik P bergeser ke P2. Di sisi lain, penurunan selera masyarakat terhadap barang atau jasa
tersebut mengakibatkan harga dari barang atau jasa tersebut turun, tetapi jumlah barang
atau jasa tidak berubah.
Contoh sederhana berkaitan dengan kasus ini adalah dengan melihat pasar tanah di
Jakarta. Tanah di Jakarta, jumlahnya tetap, tidak berubah-ubah dari dahulu hingga
sekarang. Tetapi, selera masyarakat terhadap tanah Jakarta sangat tinggi karena dinilai
strategis, berada di ibukota negara. Oleh karena itu, permintaan tanah di Jakarta dari
masa ke masa semakin tinggi. Sekarang kita perhatikan Peraga 4.14 (b)! Situasi pada
Peraga tersebut memperlihatkan bahwa penawaran sangat sensitif terhadap harga.
Perubahan harga sekecil apapun akan direspon dengan hilangnya penawaran barang atau
jasa di pasar. Pada situasi semacam ini, apabila pendapatan masyarakat naik, maka kurva
permintaan akan bergeser ke kanan, sehingga tercipta ekuilibrium baru.
Pada ekuilibrium baru, jumlah barang atau jasa meningkat, sementara harga tidak
mengalami perubahan. Tampak titik P bergeser ke P1. Di lain pihak, apabila pendapatan
masyarakat turun, maka permintaan akan bergeser ke kiri, sehingga jumlah barang atau
jasa akan turun. Meskipun demikian, harga tidak mengalami perubahan.
PERAGA 4.14
Contoh Soal.
51
Diketahui fungsi permintaan Qd = 10 – 2P dan fungsi penawaran Qs = - 8 + 4P.
Berdasarkan kedua fungsi tersebut :
a. Tentukan titik koordinat keseimbangan pasar (Q,P).
b. Gambarkan kurva / grafiknya
Jawab :
a. Keseimbangan harga pasar terjadi jika Qd = Qs
Qd = 10 – 2P
Qs = - 8 + 4P.
10 – 2P = - 8 + 4P
10 + 8 = 4P + 2P
18 = 6P
P=3
Substitusikan P = 3 ke fungsi Qd atau Qs.
Qd = 10 – 2P
Q = 10 – 2 (3)
Q = 10 – 6
Q =4
Jadi titik koordinat keseimbangan harga terletak pada ( 4,3).
b. Dalam membuat grafik atau kurva kita cari masing-masing titik potong
pada sumbu Q dan P dari fungsi permintaan maupun fungsi penawarannya.
Menggambar kurva / grafik permintaan Qd = 10 – 2P
Titik potong pada sumbu Q jika P = 0
Qd = 10 – 2 (0)
Q = 10 Jadi memotong pada sumbu Q pada titik koordinat ( 10, 0 )
Titik potong pada sumbu P jika Q = 0
Qd = 10 – 2P
0 = 10 – 2P
2P = 10
P = 5 jadi memotong pada sumbu P pada titik koordinat ( 0, 5 )
Menggambar kurva / grafik penawaran Qs = - 8 + 4P
Titik potong pada sumbu Q jika P = 0
Qs = - 8 + 4 (0)
Q = - 8 Jadi memotong pada sumbu Q pada titik koordinat ( - 8, 0 )
Titik potong pada sumbu P jika Q = 0
Qs = - 8 + 4P
0 = - 8 + 4P
8 = 4P
P = 2 jadi memotong pada sumbu P pada titik koordinat ( 0, 2 )
Setelah menentukan masing-masing titik potongnya maka hubungkan masing-
masing titik potong tersebut baik fungsi permintaan maupun penawarannya ke
dalam bidang kartesius.
5
52
3 (4,3)
2 (0, 2)
(-8,0) (10,0)
Q
-8 0 4 10
Contoh.
Diketahui fungsi permintaan Pd = 60 – 3Q dan fungsi penawaran Ps = 40 + Q jika
pemerintah mengenakan pajak sebesar t = 4 per unit tentukan :
Pertanyaan :
a). Keseimbangan pasar sebelum pajak
b). Keseimbangan pasar sesudah pajak
c). Gambarkan kurvanya.
d). Besarnya pajak yang diterima pemerintah
e). Besarnya pajak yang ditanggung konsumen
f). Besarnya pajak yang ditanggung produksen.
Jawab :
a). keseimbangan pasar sebelum pajak terjadi pada saat Pd = Ps
60 – 3Q = 40 + Q
60 – 40 = Q + 3Q
20 = 4Q
Q=5
Substitusikan Q = 5 dalam fungsi Pd atau Ps.
Pd = 60 – 3Q
P = 60 – 3 (5)
P = 60 – 15
P = 45 jadi keseimbangan pasar sebelum pajak pada titik koordinat ( 5, 45 ).
53
b). Keseimbangan pasar sesudah pajak terjadi pada saat Pd = Ps1.
Ps1 diperoleh dengan rumus Ps1 = Ps + t
Ps1 = Ps + t
Ps1 = 40 + Q + 4
Ps1 = 44 + Q
Keseimbangan pasar setelah pajak terjadi jika Pd = Ps1.
60 – 3Q = 44 + Q
60 – 44 = Q + 3Q
16 = 4Q
Q=4
Substitusikan Q = 4 ke dalam fungsi Pd atau Ps1.
Pd = 60 – 3Q
P = 60 – 3 (4)
P = 60 – 12
P = 48 jadi keseimbangan pasar sesudah pajak terjadi pada titik koordinat
( 4,48)
c). Dalam menggambar kurva atau grafik maka terdapat 3 fungsi yang harus
digambar dengan mencari titik potong paada sumbu P dan Q pada masing-
masing fungsi tersebut.Tiga fungsi tersebut adalah:
- Fungsi permintaan Pd = 60 – 3Q
- Fungsi penawaran sebelum pajak Ps = 40 + Q
- Fungsi penawaran setelah pajak Ps1 = 44 - Q
Grafik permintaan Pd = 60 – 3Q
Titik potong pada sumbu Q jika P = 0
Pd = 60 – 3Q
0 = 60 – 3Q
3Q = 60
Q = 20 jadi memotong sumbu Q pada titik koordinat (20,0)
Titik potong pada sumbu P jika Q = 0
Pd = 60 – 3Q
P = 60 – 3 (0)
P = 60 jadi memotong sumbu Q pada titik koordinat ( 0,60 )
Grafik penawaran sebelum pajak Ps = 40 + Q
Titik potong pada sumbu Q jika P = 0
Ps = 40 + Q
0 = 40 + Q
- 40 = Q jadi memotong sumbu Q pada titik koordinat ( -40,0 )
Titik potong pada sumbu P jika Q = 0
Ps = 40 + Q
P = 40 + 1 (0)
P = 40 jadi memotong sumbu P pada titik koordinat (0,40)
Grafik penawaran setelah pajak Ps1 = 44 + Q
Titik potong pada sumbu Q jika P = 0
Ps1 = 44 + Q
0 = 44 + Q
- 44 = Q jadi memotong sumbu Q pada titik koordinat ( -44,0 )
Titik potong pada sumbu P jika Q = 0
Ps1 = 44 + Q
54
P = 44 + 1 (0)
P = 44 jadi memotong sumbu P pada titik koordinat ( 0, 44 )
60
(4, 48)
48
45 (4, 45)
44
40
Q
- 44 - 40 0 4 5 20
d). Besarnya pajak yang diterima dinyatakan dengan To yang diperoleh dengan
megalikan besarnya pajak perunit dengan jumlah penawaran (Q) setelah pajak
atau dirumuskan To = t x Qs1
To = 4 x 4
To = 16
e). Besarnya pajak yang ditanggung oleh konsumen dinyatakan dengan Tk yang
diperoleh dari selisih antara harga setelah pajak dengan harga sebelum pajak
dikalikan dengan jumlah penawaran (Q) setelah pajak ataau dirumuskan
Tk =(Ps1 – Ps) Qs1
= ( 48 – 45 ) x 4
=3x4
= 12
f). Besarnya pajak yang ditanggung oleh produsen dinyataakan dengan Tp yang
diperoleh melalui rumus Tp = To – Tk
Tp = To – Tk
= 16 – 12
= 4.
Contoh soal :
Diketahui fungsi permintaan Qd = - P + 16 dan fungsi penawaran Qs = 6 + P jika
pemerintah mengenakan pajak sebesar t = 2 maka tentukan keseimbangan pasar
sebelum dan sesudah pajak.
Keseimbangan pasar sebelum pajak
Qd = Qs
- P + 16 = 6 + P
16 – 6 = P + P
10 = 2P
P=5
Substitusikan P = 5 ke dalam fungsi permintaan Qd = - P + 16 atau fungsi
penawaran Qs = 6 + P .
Qd = - P + 16
Q = - 5 + 16
Q =11 jadi keseimbangan pasar sebelum pajak terjadi pada titik koordinat (11,5)
55
Keseimbangan pasar setelah pajak terjadi Qd = Qs1
Qs1 =b(P–t)+a
1
Qs =1(P–2)+6
Qs1 =P–2+6
1
Qs = P+ 4
Qd = Qs1
- P + 16 = P + 4
16 – 4 = P + P
12 = 2 P
P =6
Substitusikan P = 6 ke dalam Qd atau Qs1
Qd = 16 – P
Q = 16 – 6
Q = 10 Jadi keseimbangan pasar setelah pajak pada titik koordinat ( 10, 6)
Contoh Soal.
Diketahui fungsi permintaan Qd = - 2P + 1100 dan fungsi penawaran Qs = 2P - 400
Jika pemerintah memberikan subsidi sebesar S = 10 perunit maka tentukan:
a). Keseimbangan pasar sebelum subsidi
b). Keseimbangan pasar setelah subsidi
c). Gambarkan kurvanya.
Jawab :
a). Keseimbangan pasar sebelum subsidi terjadi pada saat Qd = Qs atau Pd =
Ps
Qd = Qs
- 2P + 1100 = 2P - 400
1100 + 400 = 2P + 2P
1.500 = 4P
P = 375 substitusikan ke dalam fungsi Qd atau Qs
Qd = - 2P + 1100
Qd = - 2 ( 375 ) + 1100
Qd = - 750 + 1100
Qd = 350 Jadi keseimbangan harga sebelum subsidi pada titik
koordinat ( 350,375)
56
b). Keseimbangan pasar sesudah subsidi terjadi jika Qd = Qs1
Qs1= b ( P + S ) + a
Qs1 = 2 ( P + 10 ) - 400
Qs1 = 2P + 20 – 400
Qs1 = 2P – 380
Keseimbangan harga setelah subsidi
Qd = Qs1
- 2P + 1100 = 2P - 380
1100 + 380 = 2P + 2P
1480 = 4P
P = 370 Substitusikan ke dalam fungsi Qd atau Qs1
Qd = - 2P + 1100
Q = - 2 ( 370 ) + 1100
Q = - 740 + 1100
Q = 360 Jadi keseimbangan pasar setelah subsidi pada titik koordinat
(360,370)
c). Kurva atau grafik keseimbangan pasar sebelum dan setelah subsidi.
Dalam menggambar kurva atau grafik maka terdapat 3 fungsi yang harus
digambar dengan mencari titik potong paada sumbu P dan Q pada masing-
masing fungsi tersebut.Tiga fungsi tersebut adalah:
- Fungsi permintaan Qd = - 2P + 1100
- Fungsi penawaran sebelum pajak Qs = 2P - 400
- Fungsi penawaran setelah pajak Qs1 = 2P - 380
P Qs = 2P - 400
Qs1 = 2P - 380
(350, 375)
550
375
(360, 370)
370
Qd = - 2P + 1100
TUAGAS MANDIRI
1. Diketahui fungsi permintaan Qd = - 4P + 20 dan fungsi penawaran Ps = 10 + 2Q.
Berdasarkan fungsi tersebut tentukan titik keseimbangan pasarnya.
2. Diketahui fungsi permintaan Pd = - Q + 16 dan fungsi penawaran Qs = 6 + P. Jika
pemerintah mengenakan pajak sebesar t = 4 maka :
a. Tentukan keseimbangan pasar sebelum pajak
b. Tentukan keseimbangan pasar setelah pajak
c. Gambarkan kurvanya
3. Diketahui fungsi permintaan Pd = - 0,5 Q + 550 dan fungsi penawaran Ps =
0,5 Q + 200. Jika pemerintah memberikan subsidi sebesar S = 5 per unit maka :
a. Tentukan keseimbangan pasar sebelum subsidi
b. Tentukan keseimbangan pasar setelah subsidi
c. Gambarkan grafiknya.
Jika harga suatu barang naik di atas tingkat yang menurut pemerintah melebihi daya
beli konsumen, maka untuk melindungi konsumen, pemerintah menentukan harga
maksimum yang sesuai dengan daya beli masyarakat. Sebagai contoh, harga beras per kg
di pasar bebas naik menjadi P = Rp.3.000, dan kemudian pemerintah menetapkan harga
maksimum beras tersebut P1 = Rp 2.500. Akibat langsung dari penetapan harga
maksimum dapat dilihat pada Peraga 4.15.
PERAGA 4.15
Sebagai contoh, pada waktu panen raya pemerintah menetapkan harga dasar gabah.
Proses penetapan harga minimum merupakan kebalikan dari proses penetapan harga
maksimum. Penetapan harga maksimum dan minimum seperti itu merupakan contoh
keterlibatan pemerintah dalam perekonomian, khususnya untuk mengurangi dampak dari
mekanisme pasar. Keterlibatan pemerintah dapat menghindarkan keadaan di mana yang
kuat menindas yang lemah.
H. ELASTISITAS HARGA
59
Sejauh ini pembahasan kita tentang permintaan itu bersifat kualitatif, tidak
kuantitatif. Pada pembahasan tersebut, kita hanya membicarakan arah perubahannya
(naik atau turun), tetapi tidak merinci seberapa besar kenaikan atau penurunannya.
Untuk menghitung sejauh mana permintaan dan penawaran barang atau jasa itu bereaksi
terhadap harga barang atau jasa, para ekonom menggunakan konsep elastisitas.
Pemahaman tentang elastisitas ini sangat penting bagi para pengambil keputusan, antara
lain bagi produsen atau pemerintah.
1. Elastisitas Permintaan
Hukum permintaan menyatakan bahwa penurunan harga suatu barang, ceteris
paribus, akan menaikkan kuantitas atau tingkat permintaan barang tersebut. Elastisitas
permintaan (pemuluran permintaan) terhadap harga mengukur seberapa banyak
kuantitas permintaan atas suatu barang berubah mengikuti perubahan harga barang
tersebut. Dapat pula dikatakan bahwa elastisitas permintaan mengukur seberapa peka
jumlah permintaan barang tertentu apabila harga barang tersebut berubah-ubah.
Implikasi apakah yang dapat kita tarik dari contoh-contoh di atas? Contoh-contoh di
atas memperlihatkan pengaruh perubahan harga terhadap tingkat permintaan atau
pembelian. Begitu juga sebaliknya. Elastisitas permintaan berarti menunjukkan
perbandingan antara perubahan relatif antara jumlah barang atau jasa yang dibeli (Δ Q )
dengan perubahan relatif harga (Δ P). Hasil perbandingan tersebut lazim dinamakan
koefisien elastisitas permintaan. Secara sederhana koefisien elastistas permintaan ( Ed)
dapat dirumuskan sebagai berikut.
60
Dalam simbol akan menjadi:
a. Permintaan Elastis ( Ed > 1 1). ). Suatu permintaan dikatakan elastis, jika permintaan
tersebut memiliki koefisien elastisitas permintaan lebih besar daripada 1. Keadaan
ini terjadi apabila persentase perubahan permintaan lebih besar daripada
persentase perubahan harga. Sebagai contoh, harga celana jeans di suatu toko turun
dari Rp 50.000 menjadi Rp 49.000 sementara kuantitas permintaan melonjak dari
5.000 menjadi 6.000. Elastisitas permintaan berdasarkan rumus di atas dapat
dihitung sebagai berikut.
PERAGA 4.16
61
b. Permintaan Inelastis ( Ed < 1). Suatu permintaan dikatakan inelastis jika permintaan
tersebut memiliki koefisien elastisitas lebih kecil daripada 1. Keadaan ini terjadi
apabila persentase perubahan permintaan lebih kecil daripada persentase
perubahan harga. Sebagai contoh, jumlah permintaan kue bolu di suatu toko
makanan merosot dari 25.000 menjadi 24.500. Gejala itu merupakan akibat dari
kenaikan harga kue bolu dari Rp 25.000 menjadi Rp 30.000. Elastisitas permintaan
kue bolu tersebut dengan demikian dapat dihitung sebagai berikut.
PERAGA 4.17
Permintaan kue bolu di atas dengan demikian adalah inelastis. Dari Peraga 4.17
terlihat bahwa perubahan harga dari P0 ke P1 diikuti oleh perubahan permintaan dari
Q0 ke Q1, dan besar perubahan kuantitas barang diminta ternyata lebih kecil dari
perubahan harga barang tersebut, Q0Q1 < P0 P1. Hal ini menunjukkan permintaan
barang bersifat tidak elastis (inelastis) karena Ed < 1. Jadi permintaan inelastis adalah
permintaan yang tidak mudah dipengaruhi oleh perubahan harga. Permintaan
inelastis umumnya berlaku pada bahan makanan dan bahan kebutuhan pokok.
62
PERAGA 4.18 Kurva permintaan elastis uniter
Dari Peraga 4.18 terlihat bahwa perubahan harga dari P0 ke P1 diikuti oleh perubahan
permintaan dari Q0 ke Q1, dan besar perubahan kuantitas barang diminta sama
dengan perubahan harga barang tersebut, Q0 Q1 = P0 P1. Hal ini menunjukkan
bahwa permintaan itu elastis uniter.
horizontal setinggi harga. Pada tingkat harga yang sama, permintaan terus
bertambah.
e. Permintaan Inelastis Sempurna ( Ed= 0 ). Suatu permintaan dikatakan inelastis
sempurna jika permintaan tersebut memiliki koefisien elastisitas permintaan sama
dengan 0. Keadaan ini terjadi apabila pada tingkat harga yang berbeda-beda,
besarnya permintaan tidak berubah. Dengan kata lain, berapapun besarnya harga
63
suatu barang sama sekali tidak berpengaruh pada jumlah barang yang diminta.
Sebagai contoh, kenaikan harga garam dapur dari Rp 450 menjadi Rp 500 atau turun
menjadi Rp 400 sama sekali tidak berpengaruh terhadap besarnya permintaan
garam. Meskipun keadaan harga berubah-ubah, jumlah permintaan garam tetap.
Perhatikan Peraga 4.20 dan perhatikan pula perhitungan elastisitas tersebut.
PERAGA 4.20
Peraga 4.20 menunjukkan bahwa kurva permintaan berbentuk vertikal (tegak lurus)
pada Q. Hal ini menunjukkan bahwa berapa pun tingkat harganya, jumlah
permintaannya tetap.
Gambar 4.18
P Q
Rp.300 20 unit
Rp.400 18 unit
Berdasarkan data di atas hitunglah koefisien elastisitas permintaannya !
Jawab
65
ΔQ ΔP -2 100 -2 300 - 600
Ed = ------ : ------- = ------- : ------- = ------ x --------- = ---------
Q P 20 300 20 100 2000
P
Ed = Q1 x ------
Q
3
Ed = - 6 x -------
24
- 18
Ed = -------- Ed = - 0,75 dilihat nilai mutlaknya jadi Ed = 0,75
24
Contoh soal :
Diketahui fungsi permintaan Pd = - Q + 100. Hitung elastisitas permintaan
pada tingkat harga P = 60
Jawab :
P1 = -1 yaitu turunan dari Pd = - Q + 100.
Pd = - Q + 100
60 = - Q + 100
Q = 100 – 60
Q = 40
Jadi :
1 P
Ed = ------- x ------
P1 Q
1 60
Ed = ------- x ------
-1 40
60
Ed = ------- = - 1,5 dilihat nilai mutlaknya jadi Ed = 1,5
- 40
I. Elastisitas Penawaran
Dari pengertian kita mengenai elastisitas permintaan, maka dengan mudah kita
dapat mengartikan elastisitas penawaran penawaran. Selain itu, kita pun telah
mengetahui hukum penawaran di mana pada hukum itu dikatakan bahwa kenaikan harga
suatu barang akan menaikkan kuantitas atau tingkat penawarannya. Itulah mengapa
elastisitas penawaran itu selalu memiliki nilai positif, sebab kenaikan harga barang
berbanding lurus dengan kenaikan jumlah barang yang ditawarkan.
tersebut terhadap perubahan harga. Begitu pula dengan melorotnya persediaan tekstil di
pasar akibat naiknya harga benang juga menunjukkan kepekaan produk tersebut
terhadap perubahan harga.
Implikasi apakah yang dapat kita tarik dari kedua contoh di atas? Dari kedua contoh
tersebut dapat kita lihat pengaruh perubahan harga terhadap tingkat penawaran. Begitu
juga sebaliknya. Elastisitas penawaran berarti menunjukkan perbandingan antara
perubahan relatif jumlah barang atau jasa yang ditawarkan (Δ Q) dengan perubahan
67
harga (Δ P). Hasil perbandingan tersebut lazim disebut sebagai koefisien elastisitas
penawaran. Secara sederhana, koefisien elastisitas penawaran (Es) dapat dirumuskan
sebagai berikut.
Keterangan:
Es = elastisitas penawaran q = jumlah penawaran
p = harga awal q = perubahan jumlah penawaran
p = perubahan harga
68
terpasang dan dapat digunakan secara penuh (optimum), penambahan produksi
harus menunggu sampai ada pembukaan/perluasan pabrik yang siap berproduksi.
Itulah mengapa penawaran hasil pertanian dan hasil industri elastis untuk jangka
panjang, namun inelastis dalam jangka pendek.
d. Daya Tahan Penyimpanan. Barang-barang
yang tidak tahan lama, lekas busuk, dan mudah rusak seperti sayuran, buah
memiliki kecenderungan penawaran yang inelastis.
PERAGA 4.22
69
b. Penawaran Inelastis ( Es < 1 ). Suatu
penawaran dikatakan inelastis jika penawaran tersebut memiliki koefisien elastisitas
penawaran lebih kecil daripada 1. Keadaan ini terjadi apabila persentase perubahan
penawaran lebih kecil daripada persentase perubahan harga. Sebagai contoh, harga
tomat di pasar naik dari Rp 3.000 menjadi Rp 3.500, sementara kuantitas penawaran
hanya meningkat dari 8.000 menjadi 8.500. Elastisitas penawaran dengan demikian
dapat dihitung sebagai berikut.
500.000 1.000
Es = -------------- : -------------
3.000.000 6.000
PERAGA4.24
70
Kurva pada Peraga 4.24 menunjukkan bahwa kenaikan harga dari P0 ke P1 diikuti oleh
kenaikan penawaran dari Q0 ke Q1. Tampak bahwa Q0 Q1 = P0 P1.
71
P
Es = 0
S
Q
0
Keterangan:
ΔQ ΔP Es = elastisitas penawaran
Es = ------ : ------- Δ Q = perubahan jumlah penawaran
Q P Δ P = perubahan harga
Q = jumlah penawaran awal
P = jumlah harga awal
Contoh soal :
Diketahui data sebagai berikut :
P Q
Rp.300 20 unit
Rp.400 24 unit
Berdasarkan data di atas hitunglah koefisien elastisitas penawarannya !
Jawab
72
ΔQ ΔP 4 100 4 300 1.200
Es = ------ : ------- = ------- : ------- = ------ x --------- = ---------
Q P 20 300 20 100 2.000
Es = 0,6
Contoh Soal :
Diketahui fungsi permintaan Qs = - 40 + 2P Hitunglah elastisitas permintaan pada
saat P = 30
Jawab :
Q1 = 2 yaitu turunan dari Qs = - 40 + 2P
Qs = - 40 + 2P
Q = - 40 + 2 ( 30 )
Q = - 40 + 60
Q = 20
Jadi
P
1
Es = Q x ------
Q
30
Es = 2 x -------
20
60
Es = ---- . Es = 3
20
Berikutnya bung Adam Smith berujar bahwa invisible hand bekerja mengelola keuntungan individual dan memaksimalkan
kesejahteraan ekonomi masyarakat. Coba kita cermati ada tidak “perintah” agar semua negara melakukan perdagangan bebas.
Tidak ada bukan. Yang ada hanyalah suatu pemahaman bahwa kalau seperti itu kosepnya, AS menyebutnya sebagai doktrin liberal
yang kemudian dianutnya habis-habisan tahun 1800-an hingga depresi besar terjadi pada tahun 1930-an.
Krisis akbar ini berakibat ambruknya ekonomi AS dan negara-negara di dunia. Wall Street tumbang, harga saham jatuh dan
akhirnya terjadi instabilitas ekonomi dan politik. Pandangan Smith yang liberal mulai dikoreksi dan muncul pandangan John
Maynard Keynes yang dikenal dengan konsep negara kesejahteraan. Peran negara dalam bidang ekonomi tidak dibatasi hanya
sebagai regulator saja melainkan memiliki kewenangan melakukan intervensi fiskal untuk menggerakkan sektor riil agar tercipta
lapangan pekerjaan.
Tugas individu
Faham ini dianut oleh banyak negara hingga sekarang termasuk Indonesia. Pakar ekonomi mengatakan hadirnya doktrin negara
Lengkapilah tabel
kesejahteraan versi macam-macam
Keynesian pasar
menandai berakhirnya dan
ekonomi ciri-cirinya
Laissez Faire. Pertanyaannya apa betul seperti itu. Jawabannya
tidak, karena pada kenyataannya doktrin ekonomi liberal masih berjalan seperti apa adanya.
Macam-macam Pasar Pasar Pasar Pasar persaingan
Tidak ada kapoknya para penggiat dan para pengikutnya untuk terus menerapkan faham liberal, meskipun akhirnya terjadi krisis
Pasar
kembali pada tahun persaingan
1998,2008, Monopoli
krisis di zona Euro dan AS. Mudah-mudahanOligopoli Monopolistik
habis ini tidak ada krisis lagi asal mereka “kapok”
bahwa liberalisasi membuat orang lupa diri dan tambah egois bahwa faham liberalisme adalah masih tetap yang terbaik.
Ciri -Cirinya sempurna
Krisis terjadi karena tata kelola ekonomi yang buruk ujarnya. Meskipun banyak korban berguguguran tetap saja kita dipaksa untuk
Jumlah
menjalankan konsep ekonomi liberal hingga kini. Dari dua pendekar Adam dan Keynes dan sebagai orang awam mencatat pesan
yang paling penting, adalah agar terjadi efisiensi dalam kegiatan ekonomi dan perlu ada campur tangan pemerintah jika
perusahaan
mekanisme pasar tidak bekerja maksimal.
Jenis Produk
Perdagangan bebas sejatinya kehendak politik dari para penggagas dan pengikut faham liberal. Kehendak politik pasti tidak bisa
Campur tangan
lepas dari adanya kepentingan. Perdagangan bebas bukan konsep ekonomi tapi keputusan politik yang selalu berbasis
kepentingan. Intervensi pemerintah diplesetkan menjadi “campur tangan” negara asing atas pengelolaan ekonomi suatu negara.
Kekuasaan
Keluar masuk
Sebenarnya tidak perlu ada perdagangan bebas, karena secara alamiah aliran barang dan jasa akan bergerak laksana air mengalir.
Yang diperlukan adalah mengalirnya lancer dan kelancaranya dijamin masing-masing negara dengan menjalankan sistem
pasar
pelayanan yang efisien baik di pelabuhan atau di bea cukai.
Persaingan di
Tidak harus menghilangkan bea masuk impor dan pajak-pajak tertentu. Bagaimana negara bisa membangun dan bisa
memberikan stimulus fiskal melalui anggaran negara kalau bea masuk dihapus sehingga pendapatan negara tidak ada. Defisit
luar pasar
anggaran dibatasi hanya sampai batas maksimum 3% dari GDP.
Hutangpun dibatasi sampai maksimum 60% dari GDB.Ketentuan ini kan yang membuat PBB dan diadop oleh seluruh anggotanya
EKONOMIKA
yang dituangkan dalam kebijakan fiskal masing-masing negara. Indonesia menuangkannya dalam UU no 17/2003 tentang
keuangan negara.
PERJANJIAN PERDAGANGAN BEBAS
Konsep perdagangan bebas adalah konsep politik kepentingan yang rada beraroma kolonisasi sumber daya ekonomi suatu negara
yang memilki resource besar dan pasar dlm negeri yang juga besar. Oleh sebab itu logika ekonomi penulis opini cenderung
menyatakan bahwa perdagangan bebas no, peningkatan efisiensi dan produktifitas yes, campur tangan pemerintah perlu dan
peningkatan kesejahteraan rakyat yes. *** 74
75
11. Pasar persaingan monopolistik memiliki kondisi pasar diantara pasar persaingan
sempurna dan pasar persaingan tidak sempurna
12. Campur tangan pemerintah dalam penentuan harga dilakukan untuk melindungi
kepentingan konsumen sekaligus produsen. Campur tangan itu dilaksanakan antara
lain melalui penetapan harga eceran, penetapan pajak,pemberian subsidi dan operasi
pasar.
13. Penelusuran kepekaan permintaan dan penawaran terhadap perubahan harga
dilakukan dengan menelaah elastisitas harga.
14. Elastisitas harga terdiri dari elastisitas permintaan dan elastisitas penawaran.
15. Elastisitas permintaan adalah kepekaan permintaan terhadap perubahan harga.
16. Macam-macam elastisitas permintaan: a. Permintaan Elastis, Ed > 1, b. Permintaan
Inelastis, Ed < 1 c. Permintaan Elastis uniter, Ed = 1, d. Permintaan Elastis sempurna,
Ed = ~ e. Permintaan Inelastis sempurna, Ed = 0
17. Faktor-faktor yang mempengaruhi elastisitas permintaan: a. Tingkatan besar kecilnya
intensitas kebutuhan akan benda itu. b. Adanya benda substitusi yang dapat
menggantikan benda tersebut. c. Besar kecilnya penghasilan konsumen. d. Bagian
dari pendapatan yang dibelanjakan untuk sesuatu barang atau perbandingan
pendapatan dan harga. e. Elastisitas penawaran adalah kepekaan penawaran terhadap
perubahan harga.
18. Macam-macam elastisitas penawaran: a. Penawaran Elastis, Es > 1, b. Penawaran
Inelastis, Es < 1 c. Penawaran Elastis uniter, Es = 1, d. Penawaran Elastis sempurna, Es
= ~ e. Penawaran Inelastis sempurna, Es = 0
19. Faktor-faktor yang mempengaruhi elastisitas penawaran: a. Kapasitas produksi. b.
Besarnya jumlah persediaan. c. Jangka waktu produksi. d. Daya tahan penyimpanan.
20. Permintaan mencerminkan banyaknya barang yang ingin dibeli konsumen pada harga
tertentu.
21. Permintaan dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain harga barang itu sendiri,
selera, pendapatan, jumlah penduduk, harapan atau ekspektasi, dan harga barang lain
yang berhubungan.
22. Hukum permintaan menyatakan bahwa jumlah barang atau jasa yang diminta akan
bertambah jika harga turun dan akan menurun jika harga naik pada periode tertentu,
ceteris paribus.
23. Hukum permintaan dijelaskan dengan hukum psikologis tentang semakin menurunnya
utilitas marjinal.
24. Penawaran adalah jumlah barang atau jasa yang akan dijual/ ditawarkan pada tingkat
harga tertentu.
25. Penawaran dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain harga barang itu sendiri,
teknologi prduksi, munculnya produsen baru, harga-harga faktor produksi, dan
harapan atau ekspektasi konsumen.
26. Hukum penawaran menyatakan bahwa jumlah barang yang ditawarkan akan
meningkat apabila harga naik, dan akan berkurang jika harga turun, atau perubahan
penawaran berbanding lurus dengan perubahan harga, ceteris paribus.
27. Pergeseran kurva permintaan dan penawaran adalah perubahan kuantitas barang
atau jasa yang dijual sebagai akibat pengaruh faktor-faktor lain selain harga.
28. Pada harga keseimbangan jumlah barang yang diminta pada suatu waktu tertentu
sama dengan jumlah barang yang ditawarkan.
29. Apabila kurva permintaan dan penawaran digabungkan akan terjadi titik potong
antara kedua kurva tersebut, titik potong ini disebut titik keseimbangan atau titik
ekuilibrium.
76
K. EVALUASI
1. SOAL URAIAN
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan benar
1. Bagaimanakah pembentukan harga pada pasar persaingan sempurna? Jelaskanlah
dengan menggunakan kurva beserta contoh konkret!
2. Sebutkan campur tangan pemerintah dalam pasar monopoli
3. Jelaskan sifat dari suatu produk yang dapat membedakan antara pasar persaingan
monopolistik dengan pasar persaingan sempurna
4. Mengapa kurva permintaan memiliki slope (kemiringan) negatif?
5. Jelaskan perbedaan antara permintaan efektif dengan permintaan potensial!
6. Mengapa penawaran memiliki slope (kemiringan) positif?
7. Jelaskan perbedaan antara hukum permintaan dengan hukum penawaran!
8. Sebutkanlah dua tujuan penetapan harga oleh pemerintah!
9. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi apakah elastisitas permintaan suatu
produk bersifat elastis atau inelastis!
10. Jelaskan apa yang dimaksud dengan penawaran yang elastis sempurna!
REFLEKSI DIRI :
1. Religius
Dengan mempelajari tentang pasar diharapkan dapat terbentuk rasa bersukur, karena
masih bisa mendapatkan ilmu tentang pasar sehingga dapat bermanfaat pada masa
yang akan datang, dalam berbelanja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari serta
masih bisa membantu memberikan rejeki kepada penjual .
2. Jujur :
Dengan mempelajari tentang pasar diharapkan dapat terbentuk sikap jujur sebagai
pedagang akan menjual barang dagangannya dengan kejujuran tanpa menipu kepada
pembelinya, mutu barang harus terjamin, barang yang diperdagangkan harus sesuai
jumlah maupun isi yang dijual, dan harga yang memadai, hal ini akan membentuk
kepercayaan masyarakat pembeli yang akhirnya akan membentuk perilaku jujur.
3. Kreatif :
Dengan mempelajari tentang pasar secara konseptual dan prosedural, diharapkan
dapat terbentuk sikap yang kreatif sebagai seorang pedagang harus mempunyai
kreatifitas dalam rangka menarik pembelinya dan sebagai seorang konsumen dengan
mengetahui keadaan pasar dapat bersikap sebagai konsumen yang cerdas dan
rasional.
4. Bertanggung jawab :
Dengan mempelajari tentang pasar secara konseptual dan prosedural, diharapkan
dapat terbentuk sikap yang bertanggung jawab. Sebagai seorang penjual dan pembeli
77
akan menjual atau membeli barang berlebel halal, dan tanpa pengawet yang
berlebihan atau menjual /membeli barang yang kadaluarsa, merupakan wujud dari
sikap dan perilaku yang bertanggung jawab.
PENILAIAN DIRI.
Setelah mempelajari masalah pasar lakukanlah penilaian diri tentang sikap anda dengan
memberikan tanda (v) pada pernnyataan di bawah dengan ketentuan sebagai berikut:
1 2 3 4
SKOR
78
mendapatkan pengetahuan tentang pasar.
79
80