Anda di halaman 1dari 28

Universitar Ganesha

Jakarta

“PERMINTAAN FAKTOR-FAKTOR
PRODUKSI TERHADAP PENENTUAN UPAH
DI PASAR TENAGA KERJA ”

DiSusun Oleh :

Muhammad Risyad (120200063)

MAKALAH
Ditujukan sebagai Tugas Matakuliah
Ekonomi Mikro
Tasya Ahadil F.A (120200667)
Jilan Oktaviani Z (120200068)
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT. Tuhan semesta alam karena

atas izinNya kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul “PENGARUH

PERMINTAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI TERHADAP PENENTUAN

UPAH DI PASAR TENAGA KERJA”, dengan lancar, semoga makalah ini dapat

menambah pengetahuan dan memberikan manfaat bagi kita semua.

Tak lupa kami sampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-

pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini sehingga

makalah ini dapat selesai dengan lancar, dan juga memberikan dukungan baik secara

moril maupun materiil.

Akhir kata semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya

dan penulis pada khususnya ,penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini

masih jauh dari kata sempurna untuk itu kami penulis mengharap saran dan kritik

yang bersifat membangun demi perbaikan ke arah yang lebih baik. Akhir kata penulis

sampaikan terimakasih.

Jakarta,01 Desember 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.....................................................................................................................i

Daftar Isi.............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.Latar Belakang.................................................................................................................1

2.Tujuan Dan Manfa’at Penulisan.......................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

1.Pentingnya Analisis Penentuan Harga Faktor..................................................................4

2.Teori Produktivitas Marjinal.............................................................................................6

3.Persaingan Tidak Sempurna Dan Permintaan Produksi....................................................7

4.Sifat Permintaan Terhadap Faktor Produksi.....................................................................8

5.Syarat Penggunaan Optimum Faktor-faktor produksi....................................................10

6.Elastisitas Permintaan Faktor Produksi..........................................................................12

1.Pengertian Upah Uang dan Upah Riil............................................................................15

2.Hubungan Antara Produktivitas dan Upah.....................................................................16

3.Penentuan Upah di Berbagai Bentuk Pasar....................................................................17

4.Faktor – Factor Yang Menimbulkan Perbedaan Upah....................................................22

BAB III PENUTUP...........................................................................................................25

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................27
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kegiatan memproduksi, pengusaha pengusaha terlebih dahuluharus

memperhatikan keadaan dipasar barang.

Langkah ini mempunyai dua tujuan , yaitu untuk menentukan jenis barang yang

diinginkan oleh para konsumen. Peninjauan ini memberikan petunjuk kepada

perusahaan tentang jenis barang yang sebaiknya mereka produksikan, dan untuk

menentukan besarnya tingkat produksi yang sebaiknya dicapai, yaitu tingkat produksi

yang akan menghasilkan keuntungan maksimum kepad mereka. Hal ini melatar

belakangi pembuatan makalah, bagaimana menentukan upah tenaga kerja dalam

hubungannya dengan tingkat priduktifitasnya, selain itu kita juga dapat mengetahui

bagaimana menentukan upah dalam suatu peusahaan diberbagai jenis pasaryaitu pasar

persaingan sempurna, pasar monopoli, pasar monopsony dan pasar monopoli

bilateral.

Selain menentukan upah dipasar tenaga kerja, kita juga akan diperhadapkan

dengan penentuan sewa, bunga, dan keuntungan.

1
Mengapa pekerja pabrik mobil memperoleh upah yang sama untuk pekerjaan yang

sama, tidak peduli dimanapun mereka bekerja. Mengapa tukang kayu memperoleh

upah yang berbeda ditempat yang berlainan? Mengapa pekerja kereta api yang

bekerja pada suatu industry yang sedang mengalami kemunduran, memperoleh

tingkat upah lebih tinggi dari pada pekerja yang sama cakapnya pada banyak industry

yang sedang berkembang? Bagaimana caranya seorang pekerja memberitahu

majikannya bahwa dia mau mempertukarkan sekian rupiah perjam kerja dari upahnya

untuk memperoleh system asuransi kesehatan yang lebih baik?

Sehubungan dengan penentuan upah di pasar tenaga kerja, pasti sebagian dari kita

masih mempertanyakan mengapa suatu perusahaan dapat menetapkan upah para

pekerjanya. Berbagai masalah sosial sering terjadi misalnya menentukan upah tenaga

kerja menurut perbedaan kemampuan, pendidikan dan pengalaman. Jika suatu

perusahaan dapat mengatur antara upah tenaga kerja serta tingkat produktivitasnya,

maka perusahaan dapat memperoleh keuntungan maksimal. Berbagai hal dapat

mempengaruhi upah tenaga kerja, salah satu contohnya adalah dalam menentukan

upah riil dan upah minimum.

1.2 Tujuan dan Manfaat Penulisan

Dapat mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan bekerjasama dalm

kelompok dengan baik.


Memberi pelatihan berbasis kompetensi untuk mengembangkan keterampilan

mengamati dan mendokumentasi semua aspek yang berkaitan dengan permintaan

terhadap factor factor produksi, penentuan upah dipasar tenaga kerja, serta sewa

bunga dan keuntungan.


BAB II

PEMBAHASAN

1. PENTINGNYA ANALISIS PENENTUAN HARGA FAKTOR

Sedikit sedikitnya terdapat dua alasan yang menyebabkan kebutuhan untuk

menganalisis permintaan dan penawaran le atas factor factor produksi, yaitu

a. Pengalokasian Faktor Produksi

Keinginan masyarakat adalah tidak terbatas, sedangkan sumber sumber daya yang

tersedia mempunyai kemempuan yang terbatas dalam menghasilkan barang barang

yang diinginkan tersebut. Maka yang dapat diusahakan adalah memaksimumkan

produksi yang dapat diciptakan oleh sumber sumber daya yang tersedia tersebut.

Tujuan ini akan tercapai apabila mereka dapat dialokasikan ke berbagai kegiatan

ekonomi secara optimal, yaitu corak penggunaannya adalah sedemikian rupa

sehingga produksi yang mereka ciptakan mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang

paling maksimum. Juga di dalam setiap perusahaan usaha untuk menciptakan

pengalokasian factor factor produksi yang optimal harus dijalankan. Disatu pihak,

usaha tersebut adalah penting karena tindakan tersebut akan membantu tujuan

keseluruhan perekonomian untuk mengalokasikan sumber sumber daya secara

efisien.
Dilain pihak, usaha tersebut adalah perlu karena keuntungan perusahaan

tersebut, dan adakalanya survival perusahaan adalah tergantung kepada kemampuan

perusahaan tersebut untuk menggunakan factor produksi yang dapat diperolehnya

secara efisien.

b. Penentuan Pendapatan dan Distribusi Pendapatan

Setiap Faktor produksi yang terdapat dalam perekonomian dimiliki oleh anggota

rumah tangga. Pemiliknya menyediakan factor produksi tersebut untuk digunakanb

oleh para pengusaha dan sebagai balas jasanya mereka akan memperoleh pendapatan.

Tenaga kerja mendapat gaji, tanah memperoleh sewa, modal memperoleh bunga dan

keahlian keusahawan memperoleh keuntungan. Pendapatan yang diperoleh masing

masing jenis factor produksi tersebut tergantung kepada harga dan jumlah masing

masing factor produksi yang digunakan. Contoh, besarnya pendapatan dari sewa

tergantung pada luasnya tananh dam bangunan yang disewakan.

Jumlah pendapatan yang diperoleh berbagai factor produksi yang digunakan untuk

menghasilkan sesuatu barang adalah sama dengan harga dari barang tersebut. Dengan

demikian, didalam suatu perusahaan, hasil penjualannya adalah merupakan jumlah

dari seluruh pendapatan factor factor produksi yang digunakan dalm perusahaan

tersebut.
Kesimpulannya adalah bahwa analisis mengenai factor factor produksi meliputi ;

menjelaskan tentang penentuan harga harga factor produksi, menjelaskan tentang

pendapatan dari masing masing factor produksi, dan distribusi pendapatan ke

berbagai jenis factor produksi.

2. TEORI PRODUKTIVITAS MARJINAL

Teori Produktifitas Marjinal yaitu bagaimana menggunakan suatu produksi sampai

kepada tingkat dimana keuntungan maksimum akan tercapai. Suatu factor produksi

akan menciptakan keuntungan paling maksimum apabila memenuhi persyaratan

berikut ;

Menentukan jumlah factor produksi yang digunakan. untuk memahami perumusan

tersebut, berikut contohnya. Misalkan seorang produsen sedang mempertimbangkan

untuk menggunakan satu unit lagi tambahan factor produksi tertentu, katakanlah

tenaga kerja, dan untuk melaksanakannnya ia harus mengeluarkan biaya produksi

tambahan (yaitu biaya gaji tenaga kerja tersebut) sebanyak Rp10000. Apakah yang

akan dilakukan oleh produsen sekiranya produksi tambahan yang diciptakan tenaga

kerja menambah hasil penjualan sebanyak Rp8000 ? sebanyak Rp14000? Atau

sebanyak 10000?.
Syarat Pemaksimum Keuntungan, andaikata produsen memperoleh hasil

penjualan tambahan sebanyak Rp8000, keuntungan produsen itu akan berkurang

sebanyak Rp 2000 dan ini akan menyebabkan ia akan membatalkan rencananya.

Sebaliknya, apabila ia memperoleh Rp 14000, keuntungan produsen itu akan

bertambah sebanyak Rp 4000, dan menyebabkannya menggunakan tambahan factor

produksi tersebut . Sekiranya ia hanya menerima hasil penjualan tambahan sebanyak

Rp10000 perusahaan tersebut dapat memilih salah satu dari dua keputusan berikut;

membatalkan atau meneruskan rencananya. Kedua dua keputusan ini tidak

mempengaruhi keuntungannya, tidak bertambah atau berkurang, maka pada tingkat

penggunaan factor produksi tersebut telah mencapai keuntungan yang maksimum.

Apabila penggunaan factor produksi terus ditambah keuntungan akan berkurang. Dan

apabila jumlah tenaga kerja yang digunakan dikurangi, jadi keuntungan akan

berkurang.

3. PERSAINGAN TIDAK SEMPURNA DAN PERMINTAAN

PRODUKSI Permintaan Faktor

Dalam pasar barang yang bersifat tidak sempurna harga akan menjadi semakin rendah

pada tingkat produksi/penjualan barang yang semakin tinggi. Harga yang semakin

rendah ini menyebabkan hasil penjualan total dan hasil penjualan marjinal pada setiap

tingkat penggunaan tenaga kerja adalah lebih rendah dari yang terdapat dalam pasar

persaingan sempurna.
4. SIFAT PERMINTAAN TERHADAP FAKTOR PRODUKSI

Dalam menerangkan sifat sifat permintaan terhadap faktok-faktor produksi dua ciri-

cirinya akan diterangkan, yaitu (i) permintaan faktor adalah permintaan terkait dan(ii)

kurva permintaan terhadap faktor -faktor produksi berbentuk menurun dari kiri atas

ke kanan bawah.

PERMINTAAN TERKAIT

Seorang konsumen , apabila membeli barang atau jasa, melakukan hal itu untuk

memenuhi kebutuhannya. Seorang konsumen membeli mobil, misalnya, supaya ia

dapat pergi ke kantor dengan mudah, dapat membawa keluarganya jalan-jalan, dan

dapat dengan mudah bepergian ke berbagai tempat apabila hal itu sewaktu-waktu

diperlukan.

Permintaan seorang pengusaha ke atas factor-faktor produksi mempunyai sifat

yang berbeda.

Tujuan para pengusaha untuk memperoleh factor-faktor produksi bukanlah untuk

memenuhi kebutuhannya. Permintaan tersebut dipengaruhi oleh keinginan pengusaha

untuk menghasilkan barang-barang yang akan dijualnya ke pasar untuk memenuhi

kebutuhan konsumen.

Telah ditunjukan bahwa kegiatan pengusaha memproduksi barang bertujuan untuk

memperoleh keuntungan. Maka banyaknya faktor produksi yang akan digunakan

pengusaha tergantung kepada keuntungan yang mungkin diperolehnya.


Selama pertambahan penggunaan sesuatu faktor produksi akan menambah

keuntungannya, lebih banyak factor produksi tersebut akan digunakannya. Oleh

karena permintaan pengusaha ke atas sesuatu factor produksi ditentukan oleh

kemampuan factor produksi tersebut untuk menghasilkan barang yang dapat dijual

pengusaha itu dengan menguntungkan, permintaan factor-faktor produksi

dinamakan permintaan terkait atau derived demand.

BENTUK KURVA PERMINTAAN FAKTOR

Seperti juga dengan permintaan konsumen ke atas sesuatu barang , permintaan

produsen ke atas sesuatu factor produksi dapat ditinjau dari dua sudut, permintaan

seorang produsen , dan permintaan seluruh produsen dalam sesuatu pasar faktor .

sifat permintaan seorang produsen telah ditunjukan dalam contoh-contoh di bagian

yang terdahulu dari bab ini. Dapat dilihat bahwa kurva permintaan ke atas faktor

produksi bersifat : menurun dari kiri atas ke kanan bawah. Kurva seperti itu

menggambarkan bahwa tinggi harga faktor produksi, makin sedikit permintaan ke

atas factor tersebut.

Permintaan pasar terhadap sesuatu factor produksi merupakan jumlah dari

permintaan seluruh produsen yang ada dalam pasar factor produksi tersebut. Oleh

karena permintaan seorang produsen tehadap factor produksi berbentuk menurun dari

kiri atas ke kanan bawah, sudah tentulah permintaan pasar (permintaan dari seluruh

produsen ) akan mempunyai sifat yang demikian juga.


Ini berarti pula bahwa permintaan pasar terhadap sesuatu factor produksi sifatnya

adalah : apabila harga faktor semakin tinggi, permintaannya akan menjadi

semakin rendah. Kurva permintaan terhadap sesuatu faktor pada umumnya menurun

kebawah karena (i) perubahan harga akan mengubah pendapatan riil pembeli dan

perubahan pendapatan riil ini selanjutnya mempengaruhi permintaannya, (ii)

perubahan harga mengubah kepuasan relatif dari mengkonsumsikan barang itu kalau

dibandingkan dengan barang lain. Permintaan ke atas sesuatu factor produksi

digambarkan oleh kurva yang menurun ke bawah disebabkan oleh tiga faktor berikut:

· Hubungan yang berbalikan antara harga factor produksi dan permintaan barang.

· Sifat substitusi di antara satu produksi dengan factor produksi lainnya.

· Hukum hasil lebih yang semakin berkurang.

5. SYARAT PENGGUNAAN OPTIMUM FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI

Perusahaaan hanya menggunakan satu faktor produksi yang dapat

berubah

jumlahnya. Faktor produksi lain dianggap tetap. Analisis yang akan dibuat ini

mempunyai hubungan yang erat dengan teori produksi dengan menggunakan dua

faktor berubah, yaitu:

 Gabungan Faktor Produksi Yang Meminimumkan Biaya

Kita misalkan dua factor produksi yang digunakan oleh suatu perusahaan

adalah modal dan tenaga kerja. Produksi fisik marjinal dar modal adalah MPPC dan

produksi fisik marjinal tenaga kerja adalah MPPL. Untuk menunjukkan syarat
meminimumkan biaya, akan diperhatikan dua keadaan berikut:
 Harga tenaga kerja dan modal adalah sama

 Harga tenaga kerja dan modal berbeda

Syarat untuk Kasus Harga factor yang Sama

Seandainya harga satu unit modal adalah sama dengan harga

satu unit tenaga kerja, syarat tersebut adalah : masing masing

factor produksi harus digunakan sehingga mencapai tingkat

dimana MPPc = MPPL. Artinya pada waktu MPPc > MPPL lebih

banyak modal harus digunakan. Proses penggantian factor

produksi tersebut harus terus berlangsung sehingga keadaan

MPPc = MPPL terwujud. Sebaliknya, apabila MPPL > MPPc

lebih banyak tenaga kerja harus digunakan sehingga pada

akhirnya tercapai keadaan diman MPPc = MPPL.

Syarat untuk Kasus Harga Factor Berbeda

Pada umunya jarang sekali mendapati keadaan dimana harga

factor produksi adalah bersamaan. Kalau harga factor produksi

berbeda, syarat yang dinyatakan diatas perlu disesuaikan. Syarat

itu dapat dirumuskan secara berikut : penggunaan factor factor

produsi akan menimbulkan biaya apabila setiap rupiah yang

dibayarkan kepada factor produksi menghasilkan produksi

marjinal yang sama besarnya

 Gabungan Faktor yang Memaksimumkan Keuntungan

Harga factor produksi harus sama dengan hasil penjualan produksi marjinal (MRP ).
6. ELASTISITAS PERMINTAAN FAKTOR PRODUKSI

Sesuatu perubahan harga factor produksi akan menimbulkan akibat yang berlainan

keatas perubahan jumlah berbagai factor produksi yang digunakan. Ada beberapa

factor penting yang mempengaruhi elastisitas permintaan sesuatu factor produksi ,

diuraikan dibawah ini :

a. Elastisitas Permintaan dari Barang yang Dihasilkan

Penurunan harga factor produksi menyebabkan pengurangan keatas biaya produksi,

dan ini selanjutnya mendorong perusahaan mengurangi harga dari barang yang

diproduksinya. Pengurangan harga tersebut akan menaikkan permintaan keatas

barang yang dihasilkan. Makin elastis permintaan barang tersebut, makin besar

kenaikkan permintaan yang disebabkan oleh penurunan harga.

Sedangkan pertambahan yang besar keatas permintaan selanjutnya akan menambah

permintaan yang besar pula keatas factor produksi. Dengan demikian, semakin

elastisitas permintaan terhadap barang yang dihasilkan semakin elastisitas pula

permintaan terhadap factor produksi.

b. Perbandingan antara biaya factor produksi dengan biaya total

Untuk meliahat bagaimana hal ini mempengaruhi elastisitas permintaan

terhadap factor produksi, perhatikan perbandingan berikut : (i) disuatu perusahaan ,

sebanyak 50% dari biaya produksi sesuatu barang terdiri dari pembayaran kepada

sesuatu factor produksi, dan (ii) disuatu perusahaan lain hanya sebanyak 10% dari

biaya produksi digunakan untuk membayar factor produksi yang sama. Permintaan

keatas factor produksi dari perusahaan manakan yang elastis ?


Untuk memperoleh jawabannya, akan diperhatikan akibat perubahan harga

factor produksi terhadap biaya produksi, ismalnya harga factor produksi itu naik

sebanyak 25%.

Untuk perusahaan yang biaya produksinya seperti yang dinyatakan dalam (i),

kenaikkan tersebut akan menaikkan biaya produksinya sebanyak 12,5%. Tetapi untuk

perusahaan yang biaya produksinya dinyatakan dalam (ii), kenaikan harga factor

produksi tersebut hanya akn menaikkan biaya produksi sebanyak 2,5%. Oleh karena

biaya produksi akan mempengaruhiharga, maka harga barang yang dihasilkan

perusahaan pertama akan mengalami kenaikkan yang lebih tinggi dari harga bartang

yang dihasilkan oleh perusahaan kedua.

Sebagai akibatnya permintaan terhadap barang yang diproduksi perusahaan pertama

mengalami penurunan yang lebih besar daripada permintaan terrhadap barang yang

diproduksi perusahaan kedua. Penurunan permintaan factor produksi, seperti telah

ditunjukkan sebelum ini, akan mengalami perubahan yang sama sifatnya dengan

perubahan permintaan terhadap barang yang dihasilkan.. Dari keadaan ini dapat

disimpulkan bahwa semakin besar bagian dari biaya produksi total yang

dibayarkan kepada suatu factor produksi, semakin lebih elaastis permintaan

factor produksi tersebut.

c. Tingkat Penggantian diantara Factor Produksi

Untuk memperoleh suatu barang biasanya diperlukan beberapa jenis factor produksi,

dan untuk mencapai suatu tingkat produksi tertentu, terdapat beberapa gabungan

factor produksi tang dapat dipilih.


Andaikata diinginkan mencapai suatu tingkat produksi beras tertentu, sebagai

contoh berbagai cara produksi dapat digunakan yaitu menguurangi tenaga kerja dan

menggunakan lebih banyak pupuk, dsb. Oleh karena terdapat kemungkinan untuk

mengganti suatu factor produksi dengan factor produksi lainnya, perubahan harga

suatu factor produksi akan menimbulkan pengauh yang berbeda terhadap

permintaannya. Apabila terdapat banyak factor produksi lain yang menggantikannya,

permintaan terhadap factor produksi tersebut akan menurun kalau harganya naik, dan

akan mengalami pertambahan yang banyak pada waktu harganya menurun.

Tetapi apabila tidak banyak factor produksi yang dapat menggatikannya, kenaikkan

atau penurunan harga produksi tersebut tidak mengubah jumlah yang diminta. Maka

secara umun dapat diartikan bahwa semakin banyak factor factor produksi

lainnya yang dapat menggatikan suatu produksi , semakin elastis permintaan

keatas factor produksi tersebut.

d. Tingkat Penurunan Produksi Fisik Marjinal

Hasil penjualan produksi marjinal sangat dipengaruhi oleh produksi fisik marjinal.

Penurunan yang cepat ke atas MPP akan diikuti oleh penurunan yang cepat pula keatas

MRP. Sebaliknya apabila MPP mengalami penurunan yang lambat maka MRP juga

lambat sifat penurunannya.


Telah digambarkan bahwa kurva MRP menggambarkan juga permintaan

terhadap factor produksi. Ini berarti produksi fisik marjinal sangat mempengaruhi

permintan keatas factor produksi, yaitu semakin cepat penurunan produksi fisik

marjinal semakin tidak elastis permintaan terhadap factor produksi yang

bersangkutan.

1. UPAH UANG DAN UPAH RIIL

Di dalam teori ekonomi upah di artikan sebagai pembayaran ke atas jasa-jasa

fisik maupun mental yang disediakan oleh tenaga kerja kepada para pengusaha.

Upah uang adalah jumlah uang yang diterima para pekerja dari para pengusaha

sebagai pembayaran ke atas tenaga mental atau fisik para pekerja yang digunakan

dalam proses produksi. Sedangkan Upah riil adalah tingkat upah pekerja yang diukur

dari sudut kemampuan upah tersebut membeli barang-barang dan jasa-jasa yang

diperlukan untuk memenuhi kebutuhan para pekerja.

Cara menghitung upah riil pekerja

Upah Indeks

Tahun Uang Harga Upah riil

[1] [2] [3] [4]

1995 100.000 100 100/100xRp100.000=Rp100.000

1997 150.000 125 100/125xRp150.000=Rp120.000

2000 200.000 150 100/150xRp200.000=Rp125.000

2005 600.000 400 100/400xRp600.000=Rp150.000

15
Setiap negara biasanya menggambarkan perubahan harga-harga di dalam

perekonomiannya dengan menciptakan indeks harga, yaitu suatu indeks yang

memberikan gambaran tentang tingkat rata-rata dari perubahan harga-harga dari

waktu ke waktu. Salah satu dari indeks harga tersebut adalah indeks harga barang

konsumen. Indeks harga ini dapat digunakan untuk menaksir upah riil para pekerja

dari tahun ke tahun.

2. HUBUNGAN ANTARA PRODUKTIVITAS DAN UPAH


Upah riil yang diterima tenaga kerja terutama tergantung kepada
produktivitas dari tenaga kerja tersebut. Data mengenai kenaikan upah di berbagai
negara, terutama di negara-negara maju, menunjukan bahwa terdapat perkaitan
perkaitan yang erat antara kenaikan upah riil para pekerja dengan kenaikan
produktivitas mereka.
A. Produktivitas Dan Upah Riil
Rumus yang digunakan untuk menjelaskan hubungan antara upah riil
danproduktivitas pekerja ditujukkan oleh teori permintaan ke atas faktor
produksi.Dimisalkan harga barang pada hasil penjualan marginal dan tingkat
tenaga kerjanyasama, maka mencerminkan perbedaan dalam produktivitas, yang
akan mencerminkanhasil penjualan yang lebih tinggi, sehingga menyebabkan
penawaran tenaga kerja dipasar lebih tinggi yang berakibat meningkatkan
permintaan tenaga kerja. Sehingga haltersebut akan menyebabkan keadaan di
mana jika produktivitas tinggi, upah riil tenagakerja akan semakin tinggi.
B. Sumber-Sumber Kenaikan Produktivitas
Produktivitas dapat didefinisikan sebagai produksi yang diciptakan oleh seorang
pekerja pada suatu waktu tertentu. Kenaikan produktivitas berarti pekerja itu
dapat menghasilkan lebih banyak barang pada jangka waktu yang sama, atau
suatu tingkat produksi tertentu dapat dihasilkan dalam waktu yang lebih singkat.
Kenaikan produktivitas disebabkan oleh beberapa faktor, yang terpenting adalah :
- Kemajuan teknologi memproduksi.
- Pertambahan kepandaian dan ketrampilan tenaga kerja.
- Perbaikan dalam organisasi perusahaan dan masyarakat.

3. PENENTUAN UPAH DI BERBAGAI BENTUK PASAR TENAGA KERJA


Seperti juga dengan pasar barang, pasar tenaga kerja dapat dibedakan dalam

berbagai jenis. Bentuk – bentuk pasar tenaga kerja yang terpenting adalah :
1. Persaingan Sempurna dalam Pasar Tenaga Kerja.

Dalam pasar ini sifat-sifat permintaan dan penawaran tenaga kerja tidak

berbeda dengan sifat-sifat permintaan dan penawaran di pasar barang. Artinya,

semakin tinggi/rendah upah tenaga kerja, semakin sedikit/banyak permintaan ke atas

tenaga kerja.

2. Pasar Tenaga Kerja Monopsoni.

Monopsoni berarti hanya terdapat satu pembeli di pasar sedangkan penjual

jumlahnya banyak. Pasar tenaga kerja seperti ini bersifat monopoli di pihak

perusahaan.

Untuk menentukan keadaan dimana terjadi keseimbangan penggunaan tenaga kerja

tercapai syaratnya adalah MCL = MR

3. Pasar Tenaga Kerja Monopoli di Pihak Pekerja.

Penentuan upah dalam pasar tenaga kerja yang bersifat monopoli, pihak

pekerja dibedakan kepada tiga (3) keadaan yaitu:

a) Menuntut upah yang lebih tinggi dari yang dicapai pada keseimbangan permintaan

dan penawaran.

Apabila tuntutan serikat buruh tidak dapat dipenuhi para pengusaha, serikat buruh

tersebut dapat membuat ancaman ( misalnya mogok kerja) yang akan menimbulkan

implikasi yang sangat buruk kepada perusahaan – perusahaan.

21
b) Membatasi penawaran tenaga kerja

c) Menjalankan usaha-usaha yang bertujuan menaikkan permintaan tenaga kerja

3. Pasar Monopoli di Kedua Belah Pihak (Monopoli Bilateral)

Dalam pasar monopsoni, upah adalah lebih rendah daripada di pasar

persaingan sempurna, sementara di mana pekerja mempunyai kekuasaan monopoli,

upah adalah lebih tinggi dari pasar persaingan sempurna.

Maka, dalam pasar monopoli bilateral, yaitu di dalam pasar tenaga kerja di

mana tenaga kerja bersatu dalam satu serikat buruh, dan di dalam pasar tenaga kerja

dimana hanya terdapat satu perusahaan saja yang menggunakan tenaga kerja,

penentuan upahnya adalah berdasarkan perundingan dari kedua belah pihak. Pihak

yang lebih kuat akan menentukan tingkat upah yang berlaku.

4. FAKTOR-FAKTOR YANG MENIMBULKAN PERBEDAAN UPAH

Faktor-faktor yang menjadi sumber dari perbedaan upah di antara pekerja-

pekerja di dalam suatu jenis kerja tertentu dan di antara berbagai golongan pekerjaan

adalah:

1. Perbedaan corak permintaan dan penawaran dalam berbagai jenis pekerjaan

Permintaan dan penawaran tenaga kerja didalam suatu jenis pekerjaan sangat besar

peranannya dalam menentukan upah disuatu jenis pekerjaan.

Didalam suatu pekerjaan dimana terdapat penawaran tenaga kerja yang cukup

besar tetapi tidak banyak permintaannya, upah cenderung dalam tingkat yang rendah.
2. Perbedaan dalam jenis-jenis pekerjaan

Kegiatan ekonomi meliputi berbagai jenis pekerjaan, ada diantara pekerjaan

tersebut merupakan pekerjaan yang ringan dan juga mudah dikerjakan.

Golongan pekerja akhir-akhir ini menuntut untuk memperoleh upah yang

lebih tinggi dari pada pesuruh kantor karena mereka melakukan kerja yang lebih

memerlukan tenaga fisik.

3. Perbedaan kemampuan, keahlian dan pendidikan

Kemampuan, keterampilan dan keahlian para pekerja memiliki perbedaan

dalam hal bekerja, sifat-sifat tersebut menyebabkan mereka mempunyai produktivitas

masing-masing.

Dalam perekonomian yang semakin maju kegiatan-kegiatan ekonomi

semakin membutuhkan tenaga-tenaga yang terdidik, oleh karena itu semakin tinggi

pendidikan seseorang maka peluang untuk mendapatkan pekerjaan mudah.

4. Terdapatnya pertimbangan bukan keuangan dalam memilih pekerjaan

Daya tarik sesuai pekerjaan bukan saja tergantung pada besarnya upah yang

ditawarkan, selain itu faktor – faktor bukan keuangan di atas mempunyai peranan

yang sangat penting terhadap seseorang dalam memilih pekerjaan.

23
Seseorang sering kali bersedia menerima upah yang lebih rendah apabila

beberapa terdapat pertimbangan yang tidak sesuai dengan apa yang diinginkannya.

Sebaliknya apabila faktor – faktor bukan keuangan banyak yang tidak sesuai dengan

seorang pekerja, ia akan menuntut upah lebih tinggi sebelum ia bersedia menerima

pekerjaan yang ditawarkan.

5. Ketidaksempurnaan dalam mobilitas tenaga kerja.

Dalam teori ini terdapat pemisalan faktor – faktor produksi, dalam konteks

mobilitas tenaga kerja pemisalan ini berarti : kalau dalam pasar tenaga kerja terjadi

perbedaan upah, maka tenaga kerja akan pindah ke pasar tenaga kerja yang upahnya

lebih tinggi.

6. Faktor Geografis

Ada kalanya di tempat – tempat tertentu terdapat masalah kekurangan buruh

walaupun tingkat upah lebih tinggi, sedangkan di tempat lain terdapat pengangguran

dan tingkat upahnya relative rendah. Dalam keadaan seperti itu adalah wajar apabila

para pengangguran tersebut berpindah ketempat yang lebih banyak lowongan

pekerjaan yang lebih menjamin.

7. Faktor institusional

Di pekerjaan – pekerjaan tertentu terdapat organisasi – organisasi yang

professional yang berusaha membatasi masuknya tenaga – tenaga kerja baru, dengan

tujuan untuk menjamin supaya pendapatan mereka tetap berada pada tingkat yang

tinggi

24
BAB II

PENUTUP

Teori Produksi menjelaskan tentang ciri permintaan terhadap permintaan

produksi dan penentuan harga factor produksi. Analisis ini akan menerangkan

bagaimana harga factor produksi dan jumlah factor produksi yang akdigunakan

ditentukan. Analisis ini juga menerangkan syarat yang perlu dicapai untuk

memaksimumkan keuntungan.

Upah riil biasanya diberikan kepada tenaga kerja tergantung produktivitas

pekerja tersebut dalam perusahaan. Data – data mengenai upah terutama di negara

maju menunjukkan adanya hubungan antara upah dengan produktivitas pekerja.

Seperti juga dengan pasar barang, pasar tenaga kerja dapat dibedakan dalam

berbagai jenis. Bentuk-bentuk pasar tenaga kerja yang terpenting adalah pasar tenaga

kerja yang bersifat persaingan sempurna, pasar tenaga kerja monopsoni, pasar tenaga

kerja monopoli di pihak pekerja, dan pasar monopoli di kedua belah pihak yaitu

pengusaha dan pekerja (monopoli bilateral).


Faktor-faktor penting yang menjadi sumber dari perbedaan upah diantara

pekerja-pekerja didalam suatu jenis kerja tertentu, dan diantara golongan pekerjaan

meliputi, perbedaan corak permintaan dan penawaran dalam berbagai jenis

pekerjaan, perbedaan dalam jenis-jenis pekerjaan, perbedaan kemampuan, keahlian

dan pendidikan, terdapat pertimbangan bukan keuangan dalam memilih pekerjaan,

ketidaksempurnaan dalam mobilitas tenaga kerja.


DAFTAR PUSTAKA

Sukirno, Sadono.2009. Mikro Ekonomi Teori Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers

Lipsey, Richard G, dkk, Ilmu Ekonomi Edisi ketujuh jilid 2 (Jakarta: Rineka

Cipta,1993), hlm. 384

Noor, Henry Faizal, Ekonomi Manajerial,(Jakarta: Rajawali Pers,2013),

hlm.475-477

Mankiw, N.Gregory, Pengantar Ekonomi Edisi kedua jilid 1(Jakarta: Erlangga,

2003), hlm. 527-529

Lipsey, Richard G, dkk, Ilmu Ekonomi Edisi ketujuh jilid 2 (Jakarta: Rineka

Cipta,1993), hlm.353

27

Anda mungkin juga menyukai