Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

PERMINTAAN TERHADAP FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah ekonomi mikro
Dosen pengampu: Sri Yuniati, SE., M E

Disusun oleh kelompok 4


Diah Ayu Puspita Sari (2122290044)
Siti Rahmania (2122290055)
Moh Arifin (2122290053)

PRODI EKONOMI SYARIAH


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AHMAD SIBAWAYHIE
DEMUNG BESUKI SITUBONDO
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
ekonomi mikro yang berjudul “permintaan terhadap factor-faktor produksi”. Sholawat
serta salam tak lupa selalu tercurahkan kepada baginda kita Nabi Muhammad Shallahu
‘alaihi wassalam beserta keluarganya. Semoga syafaatnya mengalir kepada kita di hari akhir
kelak. Aamiin ya rabbal ‘alamin. Penulis ucapkan terima kasih kepada berbagai pihak
terutama dosen pengampu yaitu ibu Sri Yuniati SE M.E yang telah membimbing penulis
dengan penuh kesabaran sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak kekurangan didalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran yang
membangun dari pembaca untuk makalah ini agar nantinya penulis dapat membuat makalah
dengan lebih baik lagi. Semoga makalah ini bermanfaat dan menambah pengetahuan untuk
para pembaca, mohon maaf yang sebesar-besarnya jika ada banyak kesalahan pada makalah
ini. Atas perhatiannya penulis ucapkan terima kasih.

Besuki, 25 Mei 2022

Penulis, Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................1
C. Tujuan Masalah...............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................2
A. Penentuan Harga Faktor Produksi...................................................................................2
B. Produktivitas Dan Permintaan Faktor Produksi..............................................................3
C. Persaingan Tidak Sempurna Dan Permintaan Faktor Produksi......................................8
D. Sifat Permintaan Terhadap Factor Produksi.................................................................10
E. Elastisitas Permintaan Faktor Produksi.........................................................................14
F. Syarat Penggunaan Optimum Faktor-faktor Produksi..................................................15
BAB III PENUTUP................................................................................................................18
A. Kesimpulan...................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................19

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kegiatan memproduksi, pengusaha-pengusaha terlebih dahulu harus
memperhatikan keadaan dipasar barang, yaitu dengan melakukan suatu pengamatan, dimana
pengamatan tersebut akan menentukan bahwa barang apa saja yang diinginkan oleh
konsumen dan untuk menentukan besarnyaa tingkat produksi yang sebaiknya di capai, yaitu
tingkan produksi yang akan menghasilkan keuntungan maksimum. Kedua tujuan ini telah
dianalisis dalam bab-bab yang terdahulu. Analisis permintaan dan penawaran akan menolong
produsen-produsen memperoleh jawaban ke atas pertanyaan: "Barang apa yang sebaiknya
diproduksi? Dan analisis mengenai struktur pasar, dan penentuan harga dan produksi di
berbagai pasar, memberıkan gambaran tentang bagaimana para produsen akan menentukan
tingkat produksI yang paling menguntungkan kepada mereka.
Di dalam aspek ini pada hakıkatnya setiap pengusaha harus menentukan berapa banyak
modal, tenaga kerja, dan faktor produksı lainnya yang harus digunakan agar biaya produksi
dapat diminimumkan. Persoalan tersebut akan dianalisis di dalam bab ini.
B. Rumusan Masalah
1. Apa manfaat dari memahami penentuan harga factor produksi?
2. Bagaimana hubungan antara produktivitas dan permintaan factor produksi?
3. Apa saja yang menjadi penentu permintaan factor produksi?
4. Bagaimana sifat permintaan terhadap factor produksi?
5. Bagaimana elastisitas permintaan factor produksi?
6. Apa syarat penggunaan optimum factor-faktor produksi?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui manfaat dari memahami penentuan harga factor produksi
2. Untuk mengetahui hubungan antara produktivitas dan permintaan factor produksi
3. Untuk mengetahui penentu penentu permintaan factor produksi
4. Untuk mengetahui sifat permintaan terhadap factor produksi
5. Untuk mengetahui elastisitas permintaan factor produksi
6. Untuk mengetahui syarat penggunaan optimum

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Penentuan Harga Faktor Produksi


Terdapat dua alasan yang menyebabkan kebutuhan untuk menganalisis permintaan dan
penawaran ke atas faktor-faktor produksi. Yang pertama, analısis tersebut akan menjelaskan
prinsip untuk menggunakan dan mengalokasikan faktor-faktor produksi secara efisien. Yang
kedua, analisis tersebut akan menjelaskan bagaimana pendapatan berbagai faktor produksi
ditentukan.
1. Pengalokasian factor produksi
Memaksimumkan produksi dapat diciptakan oleh sumber daya yang tersedia. Di
dalam setiap perusahaan usaha untuk menciptakan pengalokasian faktor – faktor produksi
yang optimal harus dijalankan. Tindakan itu akan membantu tujuan keseluruhan
perekonomian untuk mengalokasikan sumber – sumber daya dalam perekonomian secara
efisien. Keuntungan & ketahanan (survival) perusahaan tergantung pada kemampuan
perusahaan untuk menggunakan faktor – faktor produksi yang dapat diperolehnya secara
efisien.
2. Penentuan pendapatan dan distribusi pendapatan
Setiap faktor produksi dalam perekonomian adalah milik seseorang. Pemiliknya
menjual faktor produksi tersebut kepada para pengusaha, & sebagai balas jasa, mereka
akan memperoleh pendapatan. Tenaga kerja mendapat gaji & upah. Tanah memperoleh
sewa. Modal memperoleh bunga & keahlian keusahawanan memperoleh keuntungan.
Pendapatan yang diterima masing – masing faktor produksi tergantung harga & jumlah
yang digunakan.
Harga adalah jumlah pendapatan yang diperoleh berbagai factor produksi yang
digunakan untuk menghasilkan suatu barang. Hasil penjualan adalah jumlah dari seluruh
pendapatan faktor produksi yang digunakan. Pendapatan nasional adalah nilai seluruh
barang dan jasa yang diproduksi oleh perusahaan – perusahaan yang ada di dalam negera
tersebut, dan merupakan jumlah pendapatan berbagai factor produksi yang ada dalam
perekonomian.
Analisis mengenai permintaan ke atas factor produksi tidak hanya akan menjelaskan
tentang penentuan harga factor produksi tapi juga pendapatan dari masing – masing factor
produksi & distribusi pendapatan ke berbagai jenis factor produksi. Teori tentang
penentuan harga factor produksi = teori distribusi.

2
B. Produktivitas Dan Permintaan Faktor Produksi
1. Teori produktivitas marjinal
Suatu faktor produksi akan menciptakan keuntungan yang paling maksimum apabila
biaya produksi tambahan yang dibayarkan kepada faktor produksi itu sama dengan hasil
penjualan tambahan yang diperoleh dari produksi tambahan yang diciptakan oleh faktor
produksi tersebut.
a. Menentukan jumlah factor produksi yang digunakan
Pada tingkat penggunaan faktor produksi tertentu, produsen telah mencapai
keuntungan maksimum. Apabila penggunaan faktor produksi terus bertambah,
keuntungan akan berkurang dan apabila faktor produksi yang digunakan dikurangi,
keuntungan juga akan berkurang.
Misalkan seorang produsen sedang mempertimbangkan untuk menggunakan satu
unit lagi tambahan faktor produksi tertentu, katakanlah tenaga kerja, dan untuk
melaksanakannya ia harus mengeluarkan biaya produksi tambahan (yaitu gaji tenaga
kerja tersebut) sebanyak Rp 10000. Apakah yang alkan dilakukan oleh produsen
tersebut sekiranya produksi tambahan yang diciptakan tenaga kerja menambah hasil
penjualan sebanyak Rp 8000? Sebanyak Rp 14000? Atau sebanyak Rp 10000?
1) Syarat Pemaksimuman Keuntungan
Andaikata produsen memperoleh hasil penjualan tambahan sebanyak Rp 8000,
keuntungan produsen itu akan berkurang sebanyak Rp 2000 dan ini akan menyebabkan
ia membatal kan rencananya. Sebaliknya, apabila ia memperoleh Rp 14000,
keuntungan produsen itu akan bertambah sebanyak Rp 4000, dan menyebabkannya
menggunakan tambahan faktor produksi tersebut. Sekiranya ia hanya menerima hasil
penjualan tambahan sebanyak Rp 10000 pengusaha tersebut dapat memilih salah satu
dari dua keputusan berikut: membatalkan rencanan atau meneruskannya. Keduanya
mempengaruhi keuntungannya tidak bertambah atau berkurang. Maka pada tingkat
penggunaan faktor produksi tesebut produsen telah mencapai keuntungan yang
maksimum. Apabila penggunaan factor produksi terus di tambah, keuntungan akan
berkurang, dan apabila jumlah tenaga kerja yang di gunakan di kurangi, juga
keuntungan akan di kurangi.
b. Pemisalan dalam teori permintaan terhadap factor produksi
Di dalam menerangkan teori tersebut terlebih dahulu perlu dibuat beberapa
pemisalan, yaitu seperti yang dinyatakan di bawah ini:

3
1) Perusahaan menjual barangnya dalam pasar peTsaingan sempurna, berarti harga
barang tidak berubah walaupun jumlah yang dijual bertambah.
2) Hanya satu saja faktor produksi yang jumlah penggunaannya dapat diubah-ubah.
Misalnya faktor produksi ini adalah tenaga kerja.
3) Perusahaan membeli faktor produksi yang dapat mengalami perubahan itu dalam
pasar faktor produksi yang bersifat persaingan sempurna.

Berdasarkan pemisalan-pemisalan ini dalam Tabel 15.1 ditunjukkan hubungan di


antara banyaknya faktor produksi yang digunakan dengan tambahan produksi dan
tambahan hasil penjualan.
2. Tingkat produksi dan hasil penjualan
Dalam kolom (1) dari Tabel 15.1 ditunjukkan berbagai jumlah faktor produksi yang
banyaknya dapat di rubah sesuai dengan yang diperlukan. Bagaimana jumlah faktor
produksi yang berbeda tersebut akan mempengaruhi tingkat produksi ditunjukkan dalam
kolom (2) dan (3). Dalam kolom (2) ditunjukkan jumlah produksi fisik (TPP atau Total
Physical Product) yang dihasilkan oleh berbagai jumlah tenaga kerja. Misalnya, 3 tenaga
kerja menghasilkan 63 unit, dan 5 tenaga kerja menghasilkan 90 unit. Kolom (3)
menunjukkan pertambahan produkst yang diwujudkan oleh pertambahan satu unit tenaga
kerja. Pertambahan produksi tersebut dinamakan produksi fisik marjinal (MPP yaitu dari
istilah Marjinal Physical Product). Apabila tenaga kerja ditambah dari nol menjadi 1,
produksi bertambah dari nol menjadi 24 unit, maka produksi fisik marjinal adalah 24 unit.
Seterusnya apabila tenaga kerja ditambah satu lagi sehingga menjadi 2, produksi

4
bertambah dari 24 menjadi 45 unit, maka produksi fisik marjinal adalah 21 unit.
Banyaknya produksi fisik marjinal apabila tenaga kerja terus menerus ditambah sehingga
menjadı 8 orang dapat dilihat pada kolom (3).
Hasil penjualan produksi total (TRP atau Total Revenue Product), yang diperoleh dari
mengalıkan jumlałı produksi dengan harga, ditunjukkan dalam kolom (5). Dalam contoh
ini dimisalkan harga barang adalah Rp 5000 seunit. Sedangkan kolom (6) menunjukkan
besarnya perubahan hasil penjualan sebagai akibat dari pertambahan produksi yang
diakibatkan oleh kenaikan satu tenaga kerja yang digunakan. Perubahan hasil penjualan
tersebut dinamakan hasil penjualan produksi marjinal (MRP atau Marjinal Revenue
Product). Nilainya dapat dihitung dengan dua cara. Yang pertama ialah secara mengalikan
produksi fisik marjinal dengan harga. Dan yang kedua adalah secara menentukan beda di
antara hasil penjualan total dari produksi yang dihasilkan oleh sejumlah tenaga kerja
tertentu-misalnya sebanyak n-dengan hasil penjualan total dari produksi yang dihasilkan
apabila satu tenaga kerja dikurangi (atau ditambah), yaitu menjadi n-1 (atau menjadi n +
1). Sebagai contoh, dengan menggunakan 5 orang pekerja produksi mencapai 90 unit, dan
hasil penjualan total berjumlah Rp 450 ribu. Andaikan jumlah tenaga kerja dikurangi satu
orang sehingga hanya tinggal empat orang, produksi akan turun menjadi 78 unit dan
menyebabkan kemerosotan hasil penjualan total menjadi berjumlah Rp 390 ribu. Dengan
demikian hasil penjualan produksi marjinal atau MRP untuk tenaga kerja kelima adalah:
Rp 450 ribu kurang Rp 390 ribu sama dengan Rp 60 ribu. Nilai ini ditunjukkan dalam
kolom (6).
3. KURVA TPP MPP DAN MRP

5
Berdasarkan kepada angka-angka yang terdapat dalam Tabel 15.1, di dalam Gambar
15.1 ditunjukkan kurva produksi fisik total atau TPP (yang lebih lazim disebut sebagai
fungsi produksi), kurva produksi fisik majinal (MPP), dan kurva hasil penjualan produksi
marjinal (MRP). Dalam grafik (i) ditunjukkan kurva fungsi produksı, yang dibuat
berdasarkan kepada angka-angka yang terdapat dalam kolom (1) dan (2) dari label 15.1.
Nyata kelihatan bahwa hukum hasil lebih yang semakin berkurang mempengaruhi fungsi
produksi. Pengaruhnya tersebut dapat dilihat dari bentuk kurva tersebut yang kenaıkannya
semakin lama semakin kurang menanjak. Keadaan ini menggambarkan bahwa
penambahan tenaga kerja yang terus menerus akan menamban produksi, tetapi
pertambahan tersebut semakin lama semakin kecil.
Rumusan yang baru dinyatakan, yaitu hukum hasil lebih yang semakin berkurang
mempengaruhi fungsi produks, dapat dengan lebih nyata lagi dilihat dalam grafik (i) yang
menunjukkan bentuk kurva MPP yang menurun. Bentuk kurva MPP yang seperti itu
menggambarkan bahwa tenaga kerja yang ditambahkan (tenaga kerja yang berikut)
kemampuan memproduksinya adalah lebih rendah daripada tenaga kerja yang
sebelumnya. Kurva MPP tersebut dibuat berdasarkan angka-angka dalam kolom (3) dari
Tabel 15.1. Kurva MRP. vaitu kurva yang menggambarkan hasil penjualan produksi
marjinal, ditunjukkan dalam grafik (iii). dan dilukiskan berdasarkan angka dalam kolom
(6) dari Tabel 15.1.
4. Jumlah factor produksi yang di gunakan
penggunaan faktor-faktor produksi seorang produsen akan memaksimumkan
keuntungannya apabila melakukan kegiata memproduksı sampai kepada tingkat di mana
hasil penjualan produksi marjinal= harga factor atau MRP=W, di mana W adalah harga
faktor (dalam kasus ini W adalah upah tenaga kerja). Karena hasil penjualan produksi
marjinal telah diketahui nilainya, yaitu seperti dalam kolom (6) dari Tabel 15.1, dan
digambarkan pada Gambar 15.1 (ii), maka tingkat produksi akan dapat ditentukan apabila
diketahui harga faktor produksi (yaitu upah tenaga kerja) yarng digunakan. Misalnya
harga taktor produksi adalah Rp 30000. Pada waktu perusahaan menggunakan 7 tenaga
kerja, hasil penjualan marjinal adalah Rp 30000. Dengan demikian penggunaan tenaga
kerja ke-7 ini tidak menambah keuntungan. Oleh sebab itu pengusaha tidak akan
menggunakan tenaga kerja baru. Apabila ia mengambil 8 pekerja, keuntungannya akan
berkurang. Berarti, untuk memaksimumkan keuntungannya ia akan menggunakan 7
pekerja.

6
Secara grafik penentuan jumlah faktor produksi (yaitu tenaga kerja) yang digunakan
dapat dilakukan dengan menggunakan kurva MRP dan kurva W, yaitu kurva upah tenaga
kerja. Kurva W menggambarkan biaya produksi marjinal yang dibayarkan perusahaan
untuk memperoleh satu unit tambahan faktor produksi (yaitu tenaga kerja). Maka kurva W
dinamakan juga kurva biaya marjinal faktor atau kurva MCF (Marginal Cost of Factor). Di
samping itu kurva W dapat dipandang sebagai kurva penawaran tenaga kerja (faktor
produksi). Penggunaan jumlah faktor produksi ditentukan oleh perpotongan kurva W
dengan kurva MRP. Perpotongan tersebut adalah di titik E, dan menggambarkan bahwa
harga faktor (biaya marjinal faktor) = hasil penjualan produksi marjinal atau W= MRP.
Maka perpotongan kurva W dengan kurva MRP menentukan jumlah tenaga kerja yang
harus digunakan untuk mencapai keuntungan yang maksimum. Gambar 15.2 dibuat
berdasarkan pemisalan bahwa hasil penjualan produksi marjinal adalah seperti ditunjukkan
dalam Tabel 15.1, dan harga faktor (upah tenaga kerja) adalah Rp 30000. Dengan
pemisalan ini keuntungan maksimum dicapai apabila tenaga kerja yang digunakan adalah
7 orang
keuntungan maksimum akan dicapai apabila tenaga kerja yang digunakan adalah lima
orang. Keadaan ini ditunjukkan oleh titik A. Sedangkan apabila upah adalah Rp 45000,
keuntungan maksimum akan dicapai apabila enamn tenaga kerja digunakan, dan keadaan
ini ditunjukkan oleh titik B. Akhirnya, sekiranya upah adalah Rp 15000, keuntungan
maksimum akan dicapai apabila digunakan delapan tenaga kerja, dan keadaan ini
ditunjukkan oleh titik C. Iitik-titik A, B, C, dan E terletak pada kurva MRP. Tetapi pada

7
waktu yang sama titik-titik tersebut menggambarkan hubungan di antara upah tenaga kerja
dengan jumlah permintaan tenaga kerja. Ini berarti kurva MRP dapat pula dipandang
sebagai kurva permintaan tenaga kerja (atau sesuatu faktor produksi lain sekiranya
factor produksi itu berlainan dari tenaga kerja). Sebagai akibat dari kesamaan ini kurva
MRP dapat juga dinyatakan sebagai MRP = Df di mana Df dimaksudkan sebagai
permintaan tenaga kerja (atau faktor produksi) oleh suatu perusahaan yang akan
memproduksikan barang.
C. Persaingan Tidak Sempurna Dan Permintaan Faktor Produksi
1. PERMINTAAN FACTOR
Contoh angka
Dalam pasar barang yang bersifat persaingan tidak sempurna harga akan menjadi
semakin rendah pada tingkat produksi/penjualan barang yang semakin tinggi. Harga
yang semakin rendah ini menyebabkan hasil penjualan total dan hasil penjualan marjinal
pada setiap tingka penggunaan tenaga kerja adalah lebih rendah dari yang terdapat dalam
pasar persaingan sempura.

Angka-angka yang terdapat dalam Tabel 15.2 dengan jelas menunjukkan hal-hal yang
baru saja dinyatakan. Angka-angka jumlah tenaga kerja, jumlah produksi dan produksi
fisik marjinal yang terdapat dalam kolom (1), (2), dan (3) dalam Tabel 15.2 adalah sama
dengan yang terdapat dalam Tabel 15.1. Dalam kolom (4) dari Tabel 15.2 harga barang
mengalami perubahan apabila jumlah produksinya berubah--yaitu semakin banyak
produksi semakin murah harga. Sedangkan dalam Tabel 15.1 harga adalah tetap sebesar
Rp 5000. Perbedaan ini menyebabkan dalam Tabel 15.2 hasil penjualan produksi total

8
dan hasil penjualan produksi marjinal pada setiap jumlah tenaga kerja yang digunakan
adalah lebih rendah dari yang terdapat dalam Tabel 15.1.
Kolom (6) menunjukkan nilai MRP-yaitu hasil penjualan produksi marjinal, dan
dihitung dengan menggunakan formula berikut:
MRP=TRPn – TRPn-1
Dengan menggunakan formula tersebut diperoleh hasil penghitungan berikut:
 Pekerja pertama hingga kelima masing-masing dan secara berurut, menghasilkan
tambahan nilai penjualan berikut: (i) Rp 120 ribu, (ii) Rp 96 ribu, (iii) RM 73,8 ribu,
(iv) Rp 53,4 ribu, dan (v) Rp 34,8 ribu.
 Semenjak pekerja ke-8 hasil penjualan total merosot apabila dibandingkan dengan
penjualan yang diperoleh dari pengeunaan tenaga kerja yang lebih rendah jumlahnya.
Dengan kata lain, mulai pekerja ke-8 nilai MRP negatif.
Untuk menentukan jumlah tenaga kerja yang digunakan dimisalkan bahwa upah
tenaga keria adalah tetap sebesar Rp 30000. Angka-angka MRP dalam Tabel 15.2
menunjukkan apabila tenaga kerja kelima digunakan maka MRP = Rp 34800, berbanding
dengan upah sebanyak Rp 30000. Jadi masih menguntungkan untuk menggunakan
pekerja kelima. Akan tetapi pekerja keenam MRP-nya = Rp 18000. maka hasil penjualan
marjinal kurang dari upah. Dari keadaan ini dapat disimpulkan: Untuk memaksimumkan
keuntungannya perusahaan hanya perlu menggunakan 5 pekerja.
2. GRAFIK PERMINTAAN FAKTOR
Di dalam Gambar 15.3 dibuat perbandingan mengenai penentuan penggunaan
tenaga keria apabila pasar barang adalah persaingan sempurna dengan apabila pasar
barang adalah pasar persaingan tidak sempurna.
Kurva MRP1 = D1 adalah sama dengan kurva hasil penjualan produksi marjinal di
dalam Gambar 15.2. Dengan demikian ia menggambarkan keadaan di mana dimisalkan
pasar barang adalah pasar persaingan sempurna. Kurva MRP2 = D2 adalah hasil
penjualan produksi marjinal apabila dimisalkan pasar barang adalah pasar persaingan
tidak sempurna, dan kurva tersebut dibuat berdasarkan kepada angka-angka dalam
Tabel 15.2.
Dapat dilihat bahwa kurva MRP2 terletak di sebelah kiri kurva MRP Ini adalah
keadaan yang selalu berlaku, yaitu: kurva hasil penjualan produksi marjinal di dalam
pasar persaingan tidak sempurna akan selalu terletak di sebelah kiri dari kurva hasil
penjualan produksi marjinal di dalam persaingan sempurna.

9
Keadaan itu disebabkan karena pada tingkat penggunaan tenaga kerja yang lebih
tinggi, harga barang menjadi lebih murah. Maka pada setiap tingkat penggunaan tenaga
keria, tambahan hasil penjualan dalam pasar persaingan tidak sempurna adalah lebih
rendah dari yang diperoleh dalam pasar persaingan sempurna.
Apakah implikasi dari keadaan ini terhadap jumlah penggunaan tenaga kerja oleh
perusahaan Contoh angka telah menunjukkan apabila pasaran barang bersifat
persaingan sempurna, pekerja akan digunakan. Akan tetapi apabila pasaran barang
adalah pasaran persaingan tak sempurna, hanya lima pekerja digunakan, apabila
dimisalkan upah pekerja tetap Rp 30000. Keadaan ini dengan jelas ditunjukkan dalam
Gambar 15.3. Dalam pasar barang yang bersifat persaingan sempurna W = MRP
dicapai di titik E0 Keadaan keseimbangannya menunjukkan sebanyak 7 pekerja akan
digunakan. Akan tetapi, apabila pasar barang bersifat pasaran persaingan tak sempurna,
W = MRP dicapai pada E1 -yang berarti sebanyak pekerja akan digunakan oleh
perusahaan.
D. Sifat Permintaan Terhadap Factor Produksi
Dalam menerangkan sifat-sifat permintaan terhadap faktor-faktor produksi terdapat dua
ciri-ciri yang akan diterangkan, yaitu (i) permintaan faktor adalah permintaan terkait dan (ii)
kurva permintaan terhadap faktor-faktor produksi berbentuk menurun dari kiri atas ke kanan
bawah.
10
1. Permintaan terkait
Seorang konsumen, apabila membeli barang atau jasa, melakukan hal itu untuk
memenuhi kebutuhannya. Seorang konsumen membeli mobil, misalnya, supaya ia dapat
pergi ke kantor dengan mudah, dapat membawa keluarganya berjalan-jalan, dan dapat
dengan mudah bepergian ke berbagai tempat apabila hal itu sewaktu-waktu diperlukan.
Permintaan seorang pengusaha ke atas faktor-faktor produksi mempunyai sifat yang
berbeda. Tujuan para pengusaha untuk memperoleh faktor-taktor produksi bukanlah untuk
memenuhi kebutuhannya. Permintaan tersebut dipengaruhi oleh keinginan pengusaha
untuk menghasilkan barang-barang yang akan dijualnya ke pasar untuk memenuhi
kebutuhan konsumen. Telah ditunjukkan bahwa kegiatan pengusaha memproduksi barang
bertujuan untuk memperoleh keuntungan. Maka banyaknya faktor produksi yang akan
digunakan pengusaha tergantung kepada keuntungan yang mungkin diperolehnya. Selama
pertambahan penggunaan sesuatu faktor produksi akan menambah keuntungannya, lebih
banyak faktor produksi tersebut akan digunakannya. Oleh karena permintaan pengusaha
ke atas sesuatu faktor produksi ditentukan oleh kemampuan faktor produksi tersebut untuk
menghasilkan barang yang dapat dijual pengusaha itu dengan menguntungkan, permintaan
faktor-faktor produksı dinamakan permintaan terkait atau derived demand.
2. Kurva permintaan faktor
Seperti juga dengan permintaan konsumen ke atas sesuatu barang, permintaan
produsen ke atas sesuatu faktor produksi dapat ditinjau dari dua sudut, permintaan seorang
produsen, dan permintaan seluruh produsen dalam sesuatu pasar faktor. Sifat permintaan
seorang produsen telah ditunjukkan dalam contoh-contoh di bagian yang terdahulu dari
bab ini. Dapat dilihat bahwa kurva permintaan ke atas faktor produksi bersifat: menurun
dan kii atas ke kanan bawah Kurva seperti itu menggambarkan bahwa makin tinggi barga
faktor produksi, makin sedikit permintaan ke atas faktor tersebut.
Permintaan pasar terhadap sesuatu faktor produksi merupakan jumlah dari permintaan
seluruh produsen yang ada dalam pasar faktor produksi tersebut. Oleh karena permintaan
seorang produsen terhadap faktor produksi berbentuk menurun dari kiri atas ke kanan
bawah, sudah tentulah permintaan pasar (permıntaan darı seluruh produsen) akan
mempunyai sifat yang demikian juga. Ini berarti pula bahwa permintaan pasar terhadap
sesuatu faktor produksi sifatnya adalah: apabila harga faktor semakin tinggi,
permintaannya akan menjadi semakin rendah Penjelasan di atas menunjukkan bahwa
permintaan ke atas sesuatu faktor produksi mempunyai sifat yang sama dengan permintaan
ke atas sesuatu barang. Akan tetapi sifat permintaan ke atas faktor produksi dan terhadap

11
barang yang sangat bersamaan tersebut disebabkan oleh sebab yang berbeda. Anda
tentunya masih ingat bahwa kurva permintaan terhadap sesuatu faktor pada umumnya
menurun ke bawah karena (1) perubahan harga akan mengubah pendapatan riil pembeli,
dan perubahan pendapatan riil ini selanjutnya mempengaruhi permintaannya, dan (i)
perubahan harga mengubah kepuasan relatif dari mengkonsumsikan barang itu kalau
dibandingkan dengan barang lain. Permintaan ke atas sesuatu faktor produksi digambarkan
oleh kurva yang menurun ke bawah disebabkan oleh tiga faktor berikut:
 Hubungan yang berbalikan di antara harga faktor produksi dan permintaan barang.
 sifat substitusi di antara satu faktor produksi dengan faktor produksi lainnya.
 Hukum hasil lebih yang semakin berkurang.
a. Perubahan Harga Faktor ke Atas Permintaan Barang
bahwa permintaan terhadap faktor produksi adalah permintaan terkait, yaitu
permintaan ke atasnya tergantung kepada kemampuannya menghasilkan barang yang
akan menguntungkan produsen. Apabila harga faktor produksi menjadi semakin
tinggi, biaya produksi untuk menghasilkan barang tersebut juga semakın tinggi. Biaya
produksi yang telah mengalami kenaikan itu akan menaikkan harga barang tersebut,
dan menyebabkan jumlah barang yang terjual menjadi semakin sedikit. Produsen
harus mengurangi produksi, dan pengurangan produksi akan menurunkan jumlah
faktor produksi yang digunakan. Dengan demikian kenaikan harga faktor produksi
akan mengurangi jumlah faktor produksi yang digunakan.
b. Efek Penggantian
Andaikan harga sesuatu faktor produksi mengalami kenaikan sedangkan harga
faktor-faktor lain tetap. Akibat dari keadaan ini penyesuaian akan berlaku di dalam
penggunaan faktor-faktor produksi. Pada waktu harga faktor tersebut semakin tinggi,
faktor-faktor produksi lain menjadi relatif lebih murah dan lebih menguntungkan
apabila digunakan. Produsen akan mengurang penggunaan faktor-faktor produksi
yang mengalami kenaikan harga. Dengan demikian, semakin tinggi harga Sesuatu
faktor produksi semakin sedikit permintaan terhadap faktor produksi tersebut dan
sebaliknya semakin rendah harga sesuatu faktor produksi semakin banyak permintaan.
c. Hukum Hasil Lebih yang Semakin Berkurang
kurva permintaan faktor produksi yang semakin menurun disebabkan pula oleh
berlakunya hukum hasil lebih yang semakin berkurang. Telah diterangkan bahwa
kurva MRP dapat pula dipandang sebagai kurva permintaan ke atas faktor produksi.

12
Kurva MRP, menurun dari kiri atas ke kanan bawah karena kurva MPP, yang sangat
mempengaruhi bentuk kurva MRP adalan Juga bersifat seperti itu. Dan kurva MPP
berbentuk seperti itu karena dipengaruhi oleh hokum hasil lebih yang semakin
berkurang.
3. Pergeseran kurva permintaan factor produksi
Terdapat beberapa faktor yang dapat menggeser kurva permintaan produsen
terhadap faktor-faktor produksi. Yang terpenting adalah:
a. Perubahan Permintaan terhadap Barang yang Diproduksikan
Faktor ini tidak perlu diuraikan lagi secara panjang lebar, karena telah
diterangkan sebelum ini. Telahpun diuraikan bahwa karena permintaan terhadap
faktor produksi merupakan permintaan terkait, perubahan dalam permintaan
terhadap sesuatu barang-yang menyebabkan perubahan dalam jumlah produksi-akan
menimbulkan perubahan dalam permintaan ke atas faktor produksi tersebut.
Kenaikan permintaan sesuatu barang mendorong pengusaha untuk menaikkan
produksi, dan kenaikan produksi memerlukan lebih banyak faktor produksi.
Sebaliknya, apabila permintaan sesuatu barang berkurang, pengusaha terpaksa
mengurangkan produksi dan permintaan faktor produksi.
b. Perubahan Harga dari Faktor Produksi Lain yang Digunakan
Di dalam memproduksikan sesuatu barang digunakan beberapa faktor produksi.
Dan untuk mencapai suatu tingkat produksi tertentu, sesuatu faktor produksi akan
dikurangi penggunaannya apabila lebih banyak faktor-faktor produksi lain
digunakan. Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan ke atas
faktor produksi lain yang digunakan. Perubahan harga factor produksi lain tersebut
merupakan salah satu sebabnya yang penting. Sekiranya faktor produksi lain
menjadi semakin murah, biaya produksi akan dapat diturunkan apabila mereka lebih
banvak digunakan. Ini akan mengurangi penggunaan faktor produksi yang harganya
tidak mengalami perubahan. Kenaikan produktivitas sesuatu raktor produksi lain
juga dapat menyebabkan factor produksi itu lebih banyak digunakan dan
mengurangi penggunaan ke atas faktor produksi yang produktivitasnya tidak
mengalami perubahan.

E. Elastisitas Permintaan Faktor Produksi


Sesuatu perubahan harga factor produksi akan menimbulkan akibat yang
berlainan keatas perubahan jumlah berbagai factor produksi yang digunakan. Ada beberapa

13
factor penting yang mempengaruhi elastisitas permintaan sesuatu factor produksi , diuraikan
dibawah ini :
1. Elastisitas Permintaan dari Barang yang Dihasilkan
Penurunan harga factor produksi menyebabkan pengurangan keatas biaya
produksi, dan ini selanjutnya mendorong perusahaan mengurangi harga dari barang yang
diproduksinya. Pengurangan harga tersebut akan menaikkan permintaan keatas barang
yang dihasilkan. Makin elastis permintaan barang tersebut, makin besar kenaikkan
permintaan yang disebabkan oleh penurunan harga. Sedangkan pertambahan yang besar
keatas permintaan selanjutnya akan menambah permintaan yang besar pula keatas factor
produksi. Dengan demikian, semakin elastisitas permintaan terhadap barang yang
dihasilkan semakin elastisitas pula permintaan terhadap factor produksi.
2. Perbandingan antara biaya factor produksi dengan biaya total
Untuk meliahat bagaimana hal ini mempengaruhi elastisitas permintaan terhadap
factor produksi, perhatikan perbandingan berikut : (i) disuatu perusahaan , sebanyak 50%
dari biaya produksi sesuatu barang terdiri dari pembayaran kepada sesuatu factor produksi,
dan (ii) disuatu perusahaan lain hanya sebanyak 10% dari biaya produksi digunakan untuk
membayar factor produksi yang sama. Permintaan keatas factor produksi dari perusahaan
manakan yang elastis ?
Untuk memperoleh jawabannya, akan diperhatikan akibat perubahan harga
factor produksi terhadap biaya produksi, ismalnya harga factor produksi itu naik sebanyak
25%. Untuk perusahaan yang biaya produksinya seperti yang dinyatakan dalam (i),
kenaikkan tersebut akan menaikkan biaya produksinya sebanyak 12,5%. Tetapi untuk
perusahaan yang biaya produksinya dinyatakan dalam (ii), kenaikan harga factor produksi
tersebut hanya akn menaikkan biaya produksi sebanyak 2,5%. Oleh karena biaya produksi
akan mempengaruhiharga, maka harga barang yang dihasilkan perusahaan pertama akan
mengalami kenaikkan yang lebih tinggi dari harga bartang yang dihasilkan oleh
perusahaan kedua. Sebagai akibatnya permintaan terhadap barang yang diproduksi
perusahaan pertama mengalami penurunan yang lebih besar daripada permintaan terrhadap
barang yang diproduksi perusahaan kedua. Penurunan permintaan factor produksi, seperti
telah ditunjukkan sebelum ini, akan mengalami perubahan yang sama sifatnya dengan
perubahan permintaan terhadap barang yang dihasilkan. Dari keadaan ini dapat
disimpulkan bahwa semakin besar bagian dari biaya produksi total yang dibayarkan
kepada suatu factor produksi, semakin lebih elaastis permintaan factor produksi tersebut.
3. Tingkat Penggantian diantara Factor Produksi

14
Untuk memperoleh suatu barang biasanya diperlukan beberapa jenis factor
produksi, dan untuk mencapai suatu tingkat produksi tertentu, terdapat beberapa gabungan
factor produksi tang dapat dipilih. Andaikata diinginkan mencapai suatu tingkat produksi
beras tertentu, sebagai contoh berbagai cara produksi dapat digunakan yaitu menguurangi
tenaga kerja dan menggunakan lebih banyak pupuk, dsb. Oleh karena terdapat
kemungkinan untuk mengganti suatu factor produksi dengan factor produksi lainnya,
perubahan harga suatu factor produksi akan menimbulkan pengauh yang berbeda terhadap
permintaannya. Apabila terdapat banyak factor produksi lain yang menggantikannya,
permintaan terhadap factor produksi tersebut akan menurun kalau harganya naik, dan akan
mengalami pertambahan yang banyak pada waktu harganya menurun. Tetapi apabila tidak
banyak factor produksi yang dapat menggatikannya, kenaikkan atau penurunan harga
produksi tersebut tidak mengubah jumlah yang diminta. Maka secara umun dapat diartikan
bahwa semakin banyak factor factor produksi lainnya yang dapat menggatikan suatu
produksi semakin elastis permintaan keatas factor produksi tersebut.
4. Tingkat Penurunan Produksi Fisik Marjinal
Hasil penjualan produksi marjinal sangat dipengaruhi oleh produksi fisik
marjinal. Penurunan yang cepat ke atas MPP akan diikuti oleh penurunan yang cepat pula
keatas MRP. Sebaliknya apabila MPP mengalami penurunan yang lambat maka MRP juga
lambat sifat penurunannya. Telahpun digambarkan bahwa kurva MRP menggambarkan
juga permintaan terhadap factor produksi. Ini berarti produksi fisik marjinal sangat
mempengaruhi permintan keatas factor produksi, yaitu semakin cepat penurunan produksi
fisik marjinal semakin tidak elastis permintaan terhadap factor produksi yang
bersangkutan.
F. Syarat Penggunaan Optimum Faktor-faktor Produksi
Analisis yang terdahulu di dalam bab ini memisalkan bahwa perusahaan hanya
menggunakan satu faktor produksi yang dapat berubah jumlahnya. Faktor produksi lain
dianggap tetap. Berdasarkan pemisalan tersebut kemudian digambarkan bagaimana
perusahaan membuat keputusan di dalam menentukan jumlah faktor produksi yang akan
digunakan untuk memaksimumkan keuntungan.
Pemisalan ini adalah sangat berbeda dengan keadaan yang umumnya wujud dalam
kegiatan perusahaan yang sebenarnya, karena dalam memproduksikan barang-barangnya
perusahaan biasanya secara serentak menggunakan beberapa faktor produksi yang dapat
diubah jumlahnya. Maka untuk membuat gambaran yang lebih mendekati kenyataan,
selanjutnya perlulah dianalisis cara suatu perusahaan menentukan penggunaan optimum dari

15
beberapa faktor produksi. Untuk menyederhanakan analisis, akan dimisalkan perusahaan
menggunakan hanya dua faktor produksi.
Analisis yang sama dapat digunakan untuk menerangkan caranya perusahaan
mencapai keadaan yang optimal di dalam menggunakan beberapa faktor produksi. Hal itu
biasanya dilakukan dalam analisis yang lebih aduanced.
Analisis yang akan dibuat ini mempunyai hubungan yang erat dengan teori produksi
dengan menggunakan dua faktor berubah yang diterangkan dalam bagian yang terakhir dari
Bah Sembilan. Telah ditunjukkan bahwa di dalam menentukan penggunaan optimum dari
faktor. Faktor produksi yang tersedia, ada dua persoalan yang dapat dianalisis, yaitu:
 Untuk mencapai suatu tingkat produksi tertentu bagaimanakah caranya meminimumkan
biaya?
 Bagaimanakah memaksimumkan produksi dengan menggunakan sejumlah biaya
tertentu?
Analisis yang hampir bersamaan sifatnya dengan kedua jenis analisis dalam Bab
Sembilan, tetapi dengan cara pendekatan yang berbeda. Akan dibuat dalam uraian yang
berikut.
1. Gabungan Faktor Produksi Yang Meminimumkan Biaya
Kita misalkan dua faktor produksi yang digunakan oleh sesuatu perusahaan adalah
modal dan tenaga kerja. Produksi fisik marjinal dari modal adalah MPP, dan produksi
fisik marjinal dari tenaga kerja adalah MPP L. Untuk menunjukkan syarat untuk
meminimumkan biaya, akan diperhatikan dua keadaan berikut:
a. Syarat untuk Kasus Harga Faktor yang Sama
Seandainya harga satu unit modal adalah sama dengan harga satu unit tenaga
kerja, yaitu misalkan saja harganya Rp 10000, apakah syarat untuk meminimumkan
biaya produksi? Syarat tersebut adalah: masing masing faktor produksi barus
digunakan sehingga mencapai tingkat di mana MPPC = MPPL. Artinya pada waktu
MPPC.> MPPL lebih banyak modal harus digunakan. Proses penggantian faktor
produksi tersebut harus terus “berlangsung sehingga keadaan MPP C = MPPL terwujud.
Sebaliknya, apabila MPPL > MPPC lebih banyak tenaga kerja harus digunakan
sehingga pada akhirnya tercapai keadaan di mana MPPC = MPPL
b. Syarat untuk Kasus Harga Faktor Berbeda
Pada umumnya jarang sekali mendapati keadaan di mana harga faktor
produksi adalah bersamaan. Kalau harga faktor produksi berbeda, syarat yang
dinyatakan di atas perlu disesuaikan. Sekarang bagaimanakah syarat untuk mencapai
peminimuman biaya? Syarat itu dapat dirumuskan secara berikut: penggunaan faktor-
faktor produksi akan meminimumkan bisya apabila setiap rupiah yang dibayarkan
kepsda faktor produksi menghasilkan produksi marjinal yang gama besarnya.
Produksi fisik marjinal dari modal dan dari tenaga kerja untuk setiap rupiah adalah:

 MPP per rupiah dari modal = MPPC / PC


16
 MPP per rupiah dari tenaga kerja = MPPL / PL

Dimena PC adalah harga per urut modal dan PL harga per unit tenaga kerja. Sesuai
dengan syarat peminimuman biaya di stas, yaitu MPP C per rupiah harus sama dengan
MPPL per rupiah, maka syarat peminimuman biaya dapat dinyatakan secara
persamaan berikut :

MPPC / PC = MPPL / PL
Apabila MPPC / PC adalah lebih besar dari MPPL / PL perusahaan perlu menambah
penggunaan podal dan mengurangi penggunaaan tenaga kerja untuk meminimumkan
biaya. Tetapi apabila MPPC / PC adalah lebih kecil dari MPPL / PL biaya akan
dimunimumkan apabila penggunaan podal dikurangi, dan penggunaan tenaga kerja
ditambah.
2. Gabungan Faktor Yang Memaksimumkan Keuntungan
Masih ingatkah anda syarat yang harus dicapai agar penggunaan sesuatu faktor
produksi serta menghasilkan keuntungan yang maksimum? Seperti telah diterangkan,
syaratnya adalah berapa tenaga kerja yang digunakan, maka syarat untuk
memaksimumkan keuntungan adalah :

PL = MRPL atau
MPPL / PL = 1

Dan kalau yang digunakan edalah modal, maka syarat untuk memaksimumkan
keuntungan adalah:

PC = MRPC atau
MPPC / PC = 1

Karna MPPL / PL = 1 dan MPPC / PC = 1 maka dari kedua persamaan itu dapat
disimpulkan bahwa untuk memaksimumkan keuntungan syarat yang harus dipenuhi
adalah:

MPPC / PC = MPPL / PL = 1

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

17
Teori Produksi menjelaskan tentang ciri permintaan terhadap permintaan produksi
dan penentuan harga factor produksi. Analisis ini akan menerangkan bagaimana harga factor
produksi dan jumlah factor produksi yang akdigunakan ditentukan. Analisis ini juga
menerangkan syarat yang perlu dicapai untuk memaksimumkan keuntungan.
Dalam kegiatan memproduksi, pengusaha-pengusaha terlebih dahulu harus
memperhatikan keadaan dipasar barang, yaitu dengan melakukan suatu pengamatan, dimana
pengamatan tersebut akan menentukan bahwa barang apa saja yang diinginkan oleh
konsumen. Selain penentuan upah di pasar tenaga kerja, kita juga akan diperhadapkan dengan
penentuan sewa, bunga, dan keuntungan.

DAFTAR PUSTAKA

Boediono, Ekonomi Mikro, BPFE Yogyakarta, 1989.

18
Budiono. (1994). Pengantar Ilmu Ekonomi Jilid I (Ekonomi Mikro). Yogyakarta: BPFE
UGM Gilarso,T. 1991. Pengantar Ilmu Ekonomi, Bagian Mikro dan Makro.Yogyakarta:
Kanisius
Mankiw, G. N. 1998. Principles of Economics Part I. Hardvard:Hascourt Brace Company
Keynes, John Mynar 1991 Teori umum mengenai kesempatan Kerja, Bunga dan uang ,
Yogyakarta- Gadjah Mada University
Sukirno Sadono 2010 Pengantar teori ekonomi mikro dan makro Ekonomi Jakarta PT Raja
Grafindo Persada Http :// www.google.co.id Http:// jurnal-ekonomi.org

19

Anda mungkin juga menyukai