Anda di halaman 1dari 10

Makalah Perilaku Produsen

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehinga kami dapat menyelesaikan makalah Perilaku Produsenini dengan baik. Makalah ini
disusun agar pembaca dapat memahami pengertian perilaku produsen yang kami sajikan
berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini dipilih karena menarik perhatian
penulis untuk dicermati dan perlu mendapat dukungan dari semua pihak yang peduli terhadap
dunia organisasi perusahaan.

Penyusun membuat makalah ini dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri
penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama
pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.

Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah banyak
membantu penyusun agar dapat menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki
kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya.

Terima kasih.

Hormat Kami,

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Dalam organisasi perusahaan kita tidak akan bisa lepas dari ruang lingkup ekonomi karena
salah satu tujuan perusahaan teresebut didirikan adalah agar mendapatkan suatu keuntungan
dalam segi ekonomi, oleh karena itu perilaku produsen adalah salah satu ruang lingkup
ekonomi yang patut kita pelajari agar tujuan dari organisasi perusahaan dapat terpenuhi.

Salah satu bagian dari ruang ekonomi adalah mempermasalahkan kemampuan produsen,
pada saat menggunakan sumber daya (input) yang ada untuk menghasilkan atau menyediakan
produk yang bernilai maksimal bagi konsumennya.

Pembahasan tentang perilaku produsen inilah yang kemudian diangkat sebagai tema untuk
melihat sejauh mana sebuah perusahaan dalam memproduksi kebutuhan konsumen-
konsumennya. Sehingga kendala pada pengambilan keputusan seberapa banyak peralatan
produksi dan jumlah tenaga kerja untuk memenuhi permintaan konsumen-konsumennya.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa itu produsen dan produksi?

2. Apa saja faktor dan tujuan produksi?


3. Apa itu fungsi produksi?
4. Bagaimana pengaplikasian fungsi produksi?
5. Bagaimana cara mengoptimalkan produksi?
6. Bagaimana cara penghitungan fungsi produksi dan Least Cost Combination ?
7. Kenapa dibutuhkan penghitungan fungsi produksi dan Least Cost
Combination?

C. TUJUAN

Penulisan makalah ini ditujukan untuk mencapai keputusan yang harus di ambil oleh sebuah
perusahaan, berapa banyak penggunaan input sehingga menghasilkan keuntungan maksimal
bagi perusahaan.

D. BATASAN MASALAH

Pada penulisan makalah ini, Penulis akan membahas mengenai bagaimana perilaku produsen
dengan melihat bagaimana fungsi produksi baik dengan menggunakan faktor satu variabel
maupun dengan dua variabel?

BAB II
PEMBAHASAN
A. PRODUSEN DAN PRODUKSI
Produsen adalah orang atau suatu badan perusahaan yang berperan dalam menaikan nilai
guna suatu barang atau jasa sehingga dapat menghasikan barang konsumsi untuk memenuhi
kebutuhan konsumen. Sedangkan Produksi adalah kegiatan mengubah suatu bahan baku atau
sumber daya alam menjadi suatu barang yang dapat berguna bagi konsumen sehingga
menaikkan nilai jual dan guna barang tersebut, atau sumber daya manusia yang dapat menjadi
suatu jasa yang dapat berguna bagi konsumen sehingga menghasilkan nilai jual dan guna jasa
tersebut.

Dalam kegiatan produksi terdapat skema produksi seperti pada gambar diatas. Skema yang
pertama adalah bahan input apa yang akan di proses, setelah input selesai maka terjadi proses
perubahan bentuk atau perubahan nilai guna barang atau jasa, setelah proses selesai kemudian
akan muncul outputnya yaitu suatu barang atau jasa yang bisa dijual atau dipasarkan kepada
distributor untuk didistribusikan kepada konsumen atau dari produsen langsung
didistribusikan kepada konsumennya.

Seperti dalam produksi Air minum dalam kemasan atau Air mineral yang diproduksi oleh
sebuah perusahaan yang tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia yaitu Aqua . Perusahaan
tersebut mengambil air dari mata air murni di Babakan Pari, Gunung Salak. Kemudian
mereka proses mata air tersebut dengan langkah-langkah yang telah menjadi prosedur
perusahaan tersebut agar kualitas air menjadi lebih layak untuk dikonsumsi. Setelah proses
selesai lalu keluarlah outputnya atau hasil dari proses tersebut yaitu air mineral dalam
kemasan yang siap didistribusikan ke konsumen dan distributor. Namun dalam perilaku
produsen, tidak hanya skema diatas yang dijalani tetapi banyak proses lain yang harus
dijalani agar tercapai tujuan dari perusahaan tersebut, antara lain menghitung
berapa maksimal barang yang dapat dihasilkan atau diproduksi dengan biaya
seminimal mungkin sehingga terjadi keuntungan maksimal dalam perusahaan.

Contoh perilaku produsen :

1. Produsen mencari keuntungan dengan menghasilkan barang atau jasa


sebanyak-banyaknya dengan modal yang seminimum mungkin.
2. Produsen memberikan Diskon kepada pembeli atau konsumen yang membeli
barang dalam jumlah yang banyak yang telah diakantentukan produsen itu sendiri.
3. Produsen mematok biaya produksi berdasarkan faktor input produksi tersebut,
sehingga ketika harga salah satu faktor input naik, maka harga jual hasil produksi pun
akan ikut naik.
4. Selain produsen menghasilkan barang atau jasa sesuai kebutuhan konsumen,
produsen juga menghasilkan barang atau jasa sesuai trend atau sesuatu yang sedang
banyak diminati oleh masyarakat.
5. Produsen juga mengadaptasi isu global atau keadaan sosial yang sedang
terkenal saat itu untuk memasarkan barang atau jasa yang mereka jual.
6. Produsen juga memberikan diskon besar-besaran untuk barang yang sudah
lama disimpan di gudang atau biasa disebut cuci gudang.
1. Sumber daya alam
Contoh : Air, Tanah, Tanaman, Hewan, Udara, Matahari, Bahan-bahan tambang
mineral, dan lain-lain.

2. Sumber daya manusia.


Sumber daya manusia terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu :
1. Tenaga Kerja Terdidik.
Contoh : Manajer Produksi yang tugasnya bertanggung jawab, mengatur
dan mengelola segala kegiatan produksi agar hasilnya maksimal.
2. Tenaga Kerja Terlatih.
Contoh : Tenaga Produksi atau buruh kerja, Security, Driver, dll.
3. Tenaga Kerja Tidak Terdidik dan Tidak Terlatih.
Contoh : Office Boy/Girl ,Buruh Angkut, dll.
3. Sumber modal.
Modal adalah sesuatu yang dibutuhkan seorang produsen atau perusahaan produsen
untuk bisa memulai produksi agar menghasilkan suatu barang atau jasa yang dapat
memenuhi kebutuhan konsumen, atau untuk menambah dan memperluas produksi
agar dapat memenuhi permintaan konsumen.
Dari kegiatan produksi ada beberapa tujuan yang akan tercapai yaitu :
1. Menghasilkan barang untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
2. Mendapatkan keuntungan.
3. Memaksimalkan sumber daya yang ada.
4. Meminimalkan biaya produksi.
5. Mengganti barang yang telah habis atau yang rusak.
6. Memaksimalkan hasil produksi.
7. Mencari tambahan modal.
Fungsi Produksi.
Fungsi produksi adalah model matematis yang menunjukkan hubungan antara jumlah
inputan produksi yang dipakai dengan jumlah output barang atau jasa yang dihasilkan
dari proses produksi. Secara matematisdapat dinyatakan :
X = f ( A1, A2, A3,...)
X : output yang dihasilkan
(A1,A2,A3,...) : input yang dipakai
Sifat fungsi produksi terdapat dalam suatu hukum ekonomi yaitu : "The Law of
Diminishing Returns" (Hukum Kenaikan Hasil Berkurang).Hukum ini menyatakan
bahwa jika salah satu input ditambah dengan input lain yang dianggap tetap maka
hasil output dari pertambahan input tadi mula-mula akan bertambah, tetapi lama
kelamaan akan menurun menurun setelah sampai pada titik maksimalnya jika input
terus menerus ditambah.
Kondisi hukum diatas dapat kita liat ketika suatu produsen Tahu menambahkan
jumlah kacang kedelai namun jumlah pekerja, mesin dan faktor inputan produksi
lainnya dalam kondisi tetap. Jumlah tahu yang dihasilkan memang akan meningkat
karena bahan baku kacang kedelai pun bertambah, tetapi ketika kacang kedelai terus
menerus ditambah maka proses produksi akan menjadi semakin tidak efektif karena
lama kelamaan para pekerja tidak akan sanggup mengerjakan tugas membuat tahu
yang semakin banyak ,dan bahan-bahan pembuat tahu yang lain juga tidak bertambah
sehingga kacang kedelai tidak semuanya dapat diproduksi menjadi tahu dan akhirnya
hasil produksi akan menurun seiring berjalannya waktu produksi.

B. PRODUKSI OPTIMAL
Produksi optimal dikaitkan dengan penggunaan factor produksi untuk memproduksi
output tertentu, posisi optimal akan tercapai ketika tidak mungkin mengurangi output
produksi yang lain untuk meningkatkan output.

Tingkat produksi optimal atau Economic Production Quantity (EPQ) adalah sejumlah
produksi tertentu yang dihasilkan dengan meminimumkan total biaya persediaan.
Metode EPQ dapat dicapai apabila besarnya biaya persiapan (set up cost) dan biaya
penyimpanan (carrying cost) yang dikeluarkan jumlahnya minimun. Artinya, tingkat
produksi optimal akan memberikan total biaya persediaan atau total inventori cost
(TIC) minimum.
Metode EPQ mempertimbangkan tingkat persediaan barang jadi dan permintaan
produk jadi. Metode ini juga mempertimbangkan jumlah persiapan produksi yang
berpengaruh terhadap biaya persiapan. Metode EPQ menggunakan asumsi-asumsi
sebagai berikut:
1. Barang yang diproduksi mempunyai tingkat produksi yang lebih besar dari tingkat
permintaan.
2. Selama produksi dilakukan, tingkat pemenuhan persediaan adalah sama dengan
tingkat produksi dikurangi tingkat permintaan.
3. Selama berproduksi, besarnya tingkat persediaan kurang dari Q (EPQ) karena
penggunaan selama pemenuhan.

Penentuan Volume Produksi yang Optimal

Menurut Riyanto (2001), penentuan jumlah produk optimal hanya memperhatikan


biaya variable saja. Biaya variable dalam persediaan pada prinsipnya dapat
digolongkan sbb :

8. Biaya-biaya yang berubah-ubah sesuai dengan frekuensi jumlah


persiapan proses produksi yang disebut biaya persiapan produksi (set-up cost).
9. Biaya-biaya yang berubah-ubah sesuai dengan besarnya persediaan
rata-rata yang disebut biaya penyimpanan (holding cost).
Biaya penyimpanan terdiri atas biaya yang-biaya yang bervariasi secara langsung
dengan kuantitas persediaan. Biaya penyimpanan per periode akan semakin besar
apabila rata-rata persediaan semakin tinggi.Biaya yang termasuk sebagai biaya
penyimpanan diantaranya :

10. Biaya fasilitas-fasilitas penyimpanan (termasuk penerangan, pemanas


atau pendingin)
11. Biaya modal (opportunity cost of capital)
12. Biaya keusangan
13. Biaya perhitungan fisik dan konsiliasi laporan
14. Biaya asuransi persediaan
15. Biaya pajak persediaan
16. Biaya pencurian, pengrusakan atau perampokan
17. Biaya penanganan persediaan, dan sebagainya.
Apabila salah satu biaya diatas naik, maka biaya produksi pun akan naik seperti pada
kondisi Indonesia saat ini yang menghadapi kenaikan BBM, para produsen akan
menaikkan harga hasil produksi mengikuti harga BBM yang bertambah kemudian
tidak menutup kemungkinan harga bahan baku dan biaya-biaya lain dalam proses
produksi pun ikut naik seiring dengan kenaikkan harga BBM sehingga mau tidak mau
walaupun produsen sudah menekan biaya produksi menjadi seminimal mungkin tapi
harga hasil produksi pun harus naik agar tidak terjadi kerugian bagi produsen.

C. LEAST COST COMBINATION

Least cost combination digunakan untuk menentukan kombinasi yang mana


memerlukan biaya terendah apabila jumlah produksi yang ingin dihasilkan telah
ditentukan. Dalam least cost combination terdapat istilah isoquant dan isocost.
Isoquant atau disebut juga isoproduct curve adalah kurva yang menunjukan hubungan
antara berbagai kemungkinan kombinasi 2 variabel input dengan tingkat output
tertentu. Sebagai contoh dalam hal ini variabel yang digunakan adalah Tenaga Kerja
dan Modal.

Tabel Kombinasi Tenaga Kerja dan Modal untuk menghasilkan 100, 200, dan 300
unit produk.

Kombinasi Tenaga Kerja Modal


A 2 16
B 4 11
C 7 7
D 11 3
E 16 1

Dari tabel diatas dapat dibuat kurva isoquant, contoh :


Sementara itu Isocost atau disebut juga garis ongkos sama adalah kombinasi faktor-
faktor produksi yang dapat diperoleh dengan cara mengeluarkan sejumlah biaya
tertentu. Untuk dapat menggambar grafik isocost ini harus diketahui uang yang
tersedia dan harga masing-masing faktor produksi.

Contoh : Modal tersedia $500, harga Tenaga Kerja $15,- per unit dan modal $8,- per
unit.
Untuk dapat mencapai tingkat produksi optimal dengan biaya minimum bisa
menggunakan kurva bersinggungan antara isoquant dan isocost dengan syarat :

disebut Marginal Rate Of Technical Subsitution (MRTS) yaitu jumlah input (x1)
harus ditambah jika input (x2) dikurangi agar output yang dihasilkan tetap. Syarat
inilah disebut Least Cost Combination.

Contoh dari cara meminimalkan ongkos produksi jika hasil output sudah di ketahui
dengan data sebagai berikut : Toko sepatu memiliki modal tersedia $8.000, harga
Tenaga Kerja $10,- per unit dan modal $25,- per unit dan jumlah yang diproduksi 200
unit sepatu.

BAB III
PENUTUP

18. KESIMPULAN
Seluruh materi-materi yang disampaikan adalah hal-hal yang harus dilakukan
pengusaha untuk meningkatkan hasil produksi sehingga tujuan mendapat keuntungan
pun dapat tercapai. Untuk memaksimalkan hasil produksi harus memenuhi beberapa
konsep penting dalam perilaku produsen yaitu :

19. Faktor Produksi


20. Fungsi Produksi
21. Law of diminishing returns
22. Least Lost Combination
Perilku produsen juga mengajarkan kita untuk lebih teliti dalam memberikan harga
jual yang tidak merugikan produsen dan juga tidak memberatkan konsumen sehingga
daya konsumsi pun stabil karena selain konsumen membutuhkan barang atau jasa
yang dihasilkan produsen, konsumen juga mampu membeli barang atau jasa yang di
jual.

DAFTAR PUSTAKA

http://bagus.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/9993/Slide_BAB_V.ppt

http://nuhfil.lecture.ub.ac.id/files/.../mikro-5-perilaku-produsen-nuhfil.pdf

http://ahmadsubagyo.com/...mikro/05-TEORI-PRODUKSI-1-DAN-2.pdf

http://dwizeru.wordpress.com/2011/05/28/perilaku-produsen/
http://ambrosiusnurhadiprasetyo.blogspot.com/2012/03/perilaku-produsen.html

http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/04/produksi-optimal/
http://erlina91.blogspot.co.id/2012/03/makalah-perilaku-produsen.html

Anda mungkin juga menyukai