Anda di halaman 1dari 16

Tugas makalah:

TEKNIK PEGENDALIAN RESIKO

DOSEN PENGAMPUH : WILDA FATMALA, S.SOS., M.SI

MATA KULIAH : MANAJEMEN RESIKO

OLEH :

TIYA MAYLAFAZ SAQINA (PBD200029)

PROGRAM STUDI D IV KEUANGAN PUBLIK

JURUSAN EKONOMI DAN BISNIS

POLITEKNIK BAUBAU

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah Maha Kuasa atas segala limpahan rizki,dan rahmatNya,
sehinggamakalah ini dapat tersusun hingga selesai. Karena berkat rahmat dan karunia-Nya
penulis bias menyelesaikan salah satu tugas mata kuliah “MANAJEMEN RESIKO” yang
berjudul TEKNIK PENGENDALIAN RESIKO

Dan harapan penulis semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagipara pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah
agarmenjadi lebih baik lagi. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman, penulis yakin
masihbanyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan
kritikyang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Bau-bau, 1 April 2021


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................I

DAFTAR ISI.................................................................................................................................II

BAB 1 PENDAHULUAN..............................................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG...............................................................................................................1

1.2 RUMUSAN MASALAH...........................................................................................................2

BAB 2 PEMBAHASAN.................................................................................................................3
1.1 PENGERTIAN PENGENDALIAN RESIKO...........................................................................3

1.2 METODE PENGENDALIAN RESIKO...................................................................................4

1.3 CARA MENENTUKAN SUATU KOMBINASI TEKNIK-TEKNIK YANG TEPAT,


GUNA MENANGGULANGI KERUGIAN/
RISIKO................................................................................5

BAB 3 PENUTUP..........................................................................................................................6
2.1 KESIMPULAN..........................................................................................................................6

2.2 SARAN......................................................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................8
BAB 1

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Risiko secara umum didefinisikan sebagai potensi terjadinya suatu peristiwa baik yang
diperkirakan maupun yang tidak dapat diperkirakan dan dapat menimbulkan dampak bagi
pencapaian tujuan. Dalam melakukan suatu aktivitas usaha, akan selalu dihadapi oleh suatu
tantangan risiko, karena apa yang akan terjadi di masa akan datang tidak dapat diketahui secara
pasti. Besarnya tingkat kerugian karena risiko yang dihadapi sangat bervariasi bergantung
penyebab dan efek pengaruhnya. Jika saja suatu risiko sudah dapat diketahui secara pasti bentuk
dan besarannya maka tentu saja ini dapat diperlakukan seperti biaya karena risiko merupakan
suatu ketidakpastian maka akan menjadi suatu masalah penting bagi semua pihak. Namun suatu
usaha untuk mengurangi atau memperkecil risiko tetap dapat dilakukan dengan melakukan suatu
pengendalian risiko terhadap ketidakpastian seperti kecelakaan kerja, bencana alam,
perampokan, pencurian dan kebangkrutan.

Pengendalian risiko merupakan permasalahan yang sering dilupakan, disebabkan peluang


terjadinya risiko tidak dapat langsung diamati secara jelas. Oleh sebab itu diperlukan penerapan
manajemen risiko dalam menjalankan suatu aktivitas usaha, karena sejak aktivitas tersebut
dimulai maka elemen risiko-risiko pun akan muncul. Manajemen risiko merupakan suatu
kegiatan untuk mengenali risiko yang dihadapi oleh sebuah entitas bisnis dan bagaimana
mengontrol risiko tersebut. Tujuan utama manajemen risiko adalah menjaga agar aktivitas
operasional yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian yang melebihi kemampuan entitas
bisnis untuk menyerap kerugian tersebut ataupun membahayakan kelangsungan usahanya. Salah
satu elemen risiko yang pasti akan muncul dalam aktivitas hidup usaha pada suatu entitas bisnis
adalah risiko operasional, dan juga merupakan risiko tertua dan bersifat inheren yang muncul
sebelum risiko yang lainnya. Maka dibutuhkan adanya suatu cara untuk mengendalikan risiko
yang akan terjadi dan yang sudah terjadi.

Oleh karena sebab itu, maka dalam kesampatan kali ini kami akan menyajikan makalah
kami tentang Manajemen Risiko yang bertemakan “PENGENDALIAN RISIKO”. Semoga
makalah ini bisa bermanfaat bagi para pembaca.
B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana pengertian dari pengendalian risiko ?

2. Bagaimana metode yang digunakan dalam menangani pengendalian risiko?

3. Bagaimana cara untuk memilih teknik yang tepat dalam menanggulangi kerugian/ risiko?

4. Bagaimana kualitas sebuah sistem pengendalian yang efektif?


BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PENGENDALIAN RISIKO

Pengendalian adalah salah satu fungsi manajemen yang merupakan pengukuran dan
koreksi semua kegiatan di dalam rangka memastikan bahwa tujuan dan rencana perusahaan dapat
terlaksana dengan baik. Sedangkan resiko dapat diartikan sebagai kans kerugian, kemungkinan
kerugian, atau ketidakpastian

Pengendalian risiko merupakan suatu proses yang dilakukan manajer setelah


mengidentifikasi, pengukuran dan koreksi atas semua kegiatan yang bepotensi menghasilkan
risiko/kerugian dalam rangka memastikan bahwa tujuan-tujuan dan rencana-rencana
organisasi/perusahaan dapat terlaksana dengan baik. Dengan kata lain, pengendalian risiko
adalah suatu tindakan atau usaha untuk menyelamatkan perusahaan dari kerugian.

B. METODE PENGENDALIAN RISIKO

Setelah manajer risiko melakukan identifikasi dan mengukur risiko, maka tahap
selanjutnya adalah memilih cara pengendalian risiko. Upaya-upaya untuk menanggulangi risiko
harus selalu dilakukan, sehingga kerugian dapat dihindari atau diminimumkan. Sesuaikan dengan
sifat objek yang terkena risiko,

ada beberapa cara yang dapat dilakukan (perusahaan) untuk meminimumkan risiko kerugian ,
antara lain:

1. Melakukan pencegahan dan penggurangan terhadap kemungkinan terjadinya peristiwa


yang menimbulkan kerugian, misalnya membangun gedung dengan bahan-bahan yang
anti terbakar untuk mencegah bayaya kebakaran, memagari mesin-mesin untuk
menghindari kecelakaan kerja,melakukan pemeliharaan dan penyimpanan yang baik
terhadap bahan dan hasil produksi untuk menghindari risiko pencurian dan kerusakan,
mengadakan pendekatan kemanusiaan untuk mencegah terjadinya pemogokan, sabotase
dan pengacuan.

2. Melakukan retensi, mentolerir membiarkan terjadinya kerugian, dan untuk mencegah


tergantungnya operasi perusahaan akibat kerugian tersebut disediakan sejumlah dana
untuk menanggulanginya (contoh: pos biaya lain-lain atau tak terduga dalam anggaran
perusahaan).

3. Melakukan pengendalian terhadap risiko, contohnya melakukan hedging(perdagangan


berjangka) untuk menanggulangi risiko kelangkaan dan fluktuasi harga dan bahan
baku/pembantu yang diperlukan.

4. Mengalihkan/memindahkan risiko kepada pihak lain, yaitu dengan cara mengadakan


kontrak pertanggungan (asuransi) dengan perusahaan asuransi terhadap risiko tertentu,
dengan membayar sejumlah premi asuransi yang telah ditetapkan, sehingga perusahaan
asuransi akan mengganti kerugian bila betul-betul terjadi kerugian yang sesuai perjanjian.

Tugas dari seorang manajer risiko adalah berkaitan erat dengan upaya memilih dan
menentukan cara-cara/metode yang paling efisien dalam pengendalian risiko yang dihadapi
perusahaan. Seorang manajer risiko pada prinsipnya dapat menggunakan dua pendekatan/cara
menanggulangi risiko:

1. Penanganan Risiko (Risk Control)

2. Pembiayaan Risiko (Risk Financing)

1) Penanganan Risiko

Dalam penanganan risiko, ada beberapa metode yang dapat digunakan, diantaranya:

a. Menghindari Risiko (Risk avoidance)

Menghindari suatu risiko murni adalah menghindarkan harta, orang atau kegiatan dari exposure.

Beberapa karaktersitik penghindaran risiko seharusnya diperhatikan:


• Boleh jadi tidak ada kemungkinan menghindari risiko. Misalkan Jika ingin menghindari
semua risiko tanggung jawab maka semua kegiatan perlu dihentikan

• Manfaat atau laba potensial yang akan diterima sebab kepemilikan suatu harta,
mempekerjakan pegawai tertentu, atau bertanggung jawab atas suau kegiatan, akan hilang jika
melaksanakan penghindaran risiko

• Makin sempit risiko yang dihadapi, maka akan semakin besar kemungkinan akan tercipta
risiko yang baru. Misalnya menghindari risiko pengangkutan dengan kapal laut dan
menggantinya dengan angkutan darat, akan memunculkan risiko baru yakni risiko pengangkutan
darat.

b. Mengendalikan Kerugian (Loss Controlling)

Tujuan Mengendalikan Kerugian adalah untuk Memperkecil kemungkinan/peluang


terjadinya kerugian dan Mengurangi keparahan bila suatu risiko kerugian memang terjadi.

Pengendalian kerugian dibagi menjadi empat, yaitu :

• Melakukan tindakan pencegahan dan pengurangan kerugian.

• Program pengendalian kerugian berdasar sebab-sebab terjadinya

• Pengendalian kerugian menurut lokasi

• Pengendalian menurut timing

c. Pemisahan (Risk Reduction)

Pemisahan artinya memisahkan penempatan dari harta yang menghadapi risiko yang
sama. Jadi dengan cara menambah banyaknya”independent exposure unit” sehingga probabilitas
kerugian dapat diperkecil. Maksud pemisahan adalah untuk mengurangi jumlah kerugian akibat
terjadinya peril.
d. Kombinasi atau Pooling

Kombinasi atau poling adalah menambah banyaknya exposure unit dalam batas kendali
perusahaan yang bersangkutan, dengan tujuan agar kerugian yang akan dialami lebih dapat
diramalkan, sehingga risikonya lebih kecil.

Misalkan: Perusahaan tranportasi memperbanyak armadanya agar peluang terjadinya kecelakaan


diperkecil

e. Pemindahan Risiko (Risk transfer)

Dapat dilakukan dengan cara:

• Harta milik atau kegiatan yang menghadapi risiko dipindahkan kepada pihak lain.

• Risikonya sendiri yang dipindahkan

f. Risk deferral

Dampak suatu risiko tidak selalu konstan. Risk deferral meliputi menunda aspek suatu
proyek hingga saat dimana probabilitas terjadinya risiko tersebut kecil.[3]

2) Pembiayaan Risiko

Cara/metode yang dapat digunakan adalah:

a. Pemindahan risiko dengan pembiayaan (risk financing transfer)

b. Melakukan retensi (menangani sendiri risiko yang dihadapi)


a) Risk Financing Transfers

Pemindahan risiko dengan cara ini berarti penaggung harus mencari dana eksternal untuk
membayar kerugian yang diderita oleh tertanggung, yang benar terjadi, karena oleh peril yang
dipindahkan. Pemindahan ini dapat dipindahkan dengan cara-cara:

• Transfer risiko pada perusahaan asuransi (mengasuransikan)

• Transfer risiko pada perusahaan yang bukan perusahaan asuransi (noninsurance transfer)

b) Meretensi (Risk Retention)

Artinya perusahaan menanggung sendiri risiko keuangan dari suatu peril dan merupakan bentuk
pengendalian risiko yang paling umum. Sumber dana pengendalian risiko ditanggung sendiri
oleh perusahaan yang bersangkutan. Pengendalian dapat bersifat pasif (tidak direncakana) atau
aktif (direncanakan).

C. CARA MENENTUKAN SUATU KOMBINASI TEKNIK-TEKNIK YANG TEPAT,


GUNA MENANGGULANGI KERUGIAN/ RISIKO.

Pada pokoknya ada empat cara yang dapat dipakai untuk menanggulangi resiko, yaitu :
mengurangi kesempatan terjadinya kerugian, meretensi, mengasuransikan, dan menghindari. Di
mana tugas dari manajer risiko adalah memilih salah satu cara yang paling tepat untuk
menanggulangi suatu risiko atau memilih suatu kombinasi dari cara-cara yang paling tepat untuk
menanggulangi resiko. Dalam memilih cara penanggulangan resiko secara garis besar dapat
digambarkan:

1. High probability, high impact : risiko jenis ini umumnya dihindari ataupun ditransfer.

2.Low probability, high impact : respon paling tepat untuk tipe risiko ini adalah dihindari. Dan
jika masih terjadi, maka lakukan mitigasi risiko serta kembangkan contingency plan.

3. High probability, low impact : mitigasi risiko dan kembangkan contingency plan.
4. Low probability, low impact : efek dari risiko ini dapat dikurangi, namun biayanya dapat saja
melebihi dampak yang dihasilkan. Dalam kasus ini mungkin lebih baik untuk menerima efek dari
risiko tersebut.

5. Contingency plan: Untuk risiko yang mungkin terjadi maka perlu dipersiapkan contingency
plan seandainya benar-benar terjadi. Contingency plan haruslah sesuai dan proporsional terhadap
dampak risiko tersebut. Dalam banyak kasus seringkali lebih efisien untuk mengalokasikan
sejumlah sumber daya untuk mengurangi risiko dibandingkan mengembangkan contingency
plan yang jika diimplementasikan akan lebih mahal. Namun beberapa scenario memang
membutuhkan full contingency plan, tergantung pada proyeknya. Namun jangan sampai
tertukar antara contingency planning dengan re-planning normal yang memang dibutuhkan
karena adanya perubahan dalam proyek yang berjalan.

No Frekuensi kerugian Kegawatan kerugian Pengendalian

1 Rendah Rendah Retensi/Penggendalian

2 Tinggi Rendah Retensi/Asuransi/Pengendalian

3 Rendah Tinggi Asuransi/Pengendalian

4 Tinggi Tinggi Menghindari

5. HIERARKI PENGENDALIAN RESIKO / BAHAYA K3

Resiko/bahaya yang sudah diidentifikasi dan dilakukan penilaian memerlukan langkah


pengendalian untuk menurunkan tingkat resiko/bahaya-nya menuju ke titik yang aman.

Pengendalian Resiko/Bahaya dengan cara eliminasi memiliki tingkat keefektifan,


kehandalan dan proteksi tertinggi di antara pengendalian lainnya. Dan pada urutan hierarki
setelahnya, tingkat keefektifan, kehandalan dan proteksi menurun seperti diilustrasikan pada
gambar di bawah :

D. Kualitas Sebuah Sistem Pengendalian yang Efektif


Pada Sistem pengendalian yang efektif cenderung mempunyai beberapa karakteristik itu
berbeda-beda sesuai dengan situasinya namun dapat digeneralisasikan dengan ciri-ciri yakni:

1. Ketepatan, sebuah sistem pengendalian yang menghasilkan informasi yang tidak tepat dapat
membuat manajemen lupa mengambil tindakan manakala seharusnya bertindak atau menanggapi
suatu masalah yang sebetul tidak ada,

2. Tepat Waktu, pengendalian seharusnya menggugah perhatian para manajer terhadap


penyimpangan tepat pada waktunya guna mencegah akibat serius terhadap kinerja sebuah unit,

3. Hemat, sebuah sistem pengendalian harus hemat dalam penerapanya, dan harus bisa
memberikan manfaat dalam kaitannya dengan biaya yang ditimbulkannya,

4. Fleksibel, bisa menyesuaikan dengan perubahan yang tidak bersahabat atau untuk
mamanfaatkan peluang baru,

5. Bisa dipahami, oleh para penggunaannya,

6. Kriteria (standar) yang masuk akal, bisa dicapai karena bila kriteria itu terlampau tinggi atau
tidak masuk akal, maka tidak akan lagi memotivasi,

7. Penempatan yang strategis, para manajer tidak mungkin mengendalikan segala sesuatu yang
berlangsung dalam organisasi, seandainya mampu manfaatkanya tidak akan dapat menutupi
biayanya,

8. Tekanan pada perkecualian, para manajer yang tidak mampu mengendalikan semua
kegiatanya, seharus menempatkan alat pengendali strategis ditempat di mana alat itu dapat
meminta perhatian hanya bagi perkecualian,

9. Multikriteria, para manajer dan karyawan akan berusaha untuk “tampil bagus” pada kriteria
yang dikendalikan. Multi Kriteria mempunyai dampak positif ganda, karena lebih sulit
dimanipulasi ketimbang kriteria tunggal. Kriteria tersebut dapat mengurangi usaha untuk sekedar
tampil “bagus”, juga karena kinerja jarang dapat dinilai secara obyektif dari satu indikator saja,
multi kriteria memungkinkan penilaian kinerja yang lebih akurat,
10. Tindakan koreksi, sebuah sistem pengendalian yang efektif bukan saja menunjukkan kapan
terjadi penyimpangan yang berarti dari standar, melainkan juga menyarankan tindakan apa yang
harus diambil untuk membetulkan penyimpangan tadi.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa:

1. Pengendalian risiko merupakan suatu proses yang dilakukan manajer setelah


mengidentifikasi, pengukuran dan koreksi atas semua kegiatan yang bepotensi
menghasilkan risiko/kerugian dalam rangka memastikan bahwa tujuan-tujuan dan
rencana-rencana organisasi/perusahaan dapat terlaksana dengan baik. Dengan kata lain,
pengendalian risiko adalah suatu tindakan atau usaha untuk menyelamatkan perusahaan
dari kerugian.

2. cara menanggulangi risiko:

a. Penanganan Risiko (Risk Control)

• Menghindari Risiko (Risk avoidance)

• Mengendalikan Kerugian (Loss Controlling)

• Pemisahan (Risk Reduction)

• Kombinasi atau Pooling

• Pemindahan Risiko (Risk transfer)

• Risk deferral

b. Pembiayaan Risiko (Risk Financing)

• Pemindahan risiko dengan pembiayaan (risk financing transfer)

• Melakukan retensi (menangani sendiri risiko yang dihadapi)


3. Pada Sistem pengendalian yang efektif cenderung mempunyai beberapa karakteristik itu
berbeda-beda sesuai dengan situasinya namun dapat digeneralisasikan dengan ciri-ciri
yakni: ketepatan, tepat waktu, hemat, fleksibel, bisa dipahami oleh para penggunaannya,
kriteria (standar) yang masuk akal, penempatan yang strategis, tekanan pada
perkecualian, multikriteria, tindakan koreksi,

B. Kritik dan Saran

Demikianlah makalah yang dapat kami buat, semoga bermanfaat dan menambah
pengetahuan bagi para pembaca. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam penulisan
kata dan kalimat yang kurang jelas, dimengerti, dan lugas. Karena kami hanyalah manusia biasa
yang tak luput dari kesalahan. Dan kami juga sangat mengharapkan saran dan kritik dari para
pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Sekian penutup dari kami semoga dapat diterima di
hati dan kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.
DAFTAR PUSTAKA

Sabardi Agus, Manajemen Pengantar edisi revisi, Akademi Manajemen Perusahaan YKPN,
Jakarta, 2001,

Djojosoedarso Soeisno; Prinsip-Prinsip Manajemen Risiko dan Asuransi, Salemba Empat,


Jakarta.2003,

http://sistemmanajemenkeselamatankerja.blogspot.com/2013/09/pengendalian-
resikobahaya.html diakses pada: 1 april 2015 Pukul 23.37 WIB.

Anda mungkin juga menyukai