Anda di halaman 1dari 13

KEUANGAN SYARIAH

“PENGGUNAAN DANA DALAM BISNIS ISLAM”

KELOMPOK 4
1. PATIMANG ABDULRAHMAN
2. KARTINI RIZAL
3. SUKMAWATI S HI THALIB
4. DEWI ANDINI LATIF DUKA
5. YULIANA IRENE ALDA PEKEY

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS KHAIRUN TERNATE
2019
PENGGUNAAN DANA DALAM BISNIS ISLAM

Penggunaan dana untuk aktiva tetap dengan tingkat pengembalian yang diharapkan
disebarkan lebih dari bertahun-tahun secara umum dimasukan sebagai Pengeluaran
Modal. Keputusan untuk pengeluaran yang dibuat oleh organisasi bisnis pada dasarnya
adalah saluran informasi yang didapat mengenai penawaran investasi yang pasti. Tetapi
karena besarnya jumlah modal yang terlibat dan tingkat pengembalian harus disadari
sebagai sesuatu yang tidak pasti dimasa depan, Para pemegang saham harus
mempertimbangkan dengan cara yang hati-hati sebelum menerima proposal yang
diimplementasikan.
TINJAUAN SINGKAT MENGENAI PRAKTEK YANG LAZIM

Organisasi berbeda dari kriteria mereka dan juga metode yang diadaptasi dalam
menganalisis proposal pengeluaran modal
Metode-metode yang sering digunakan adalah :
1. Metode Pengembalian ( Payback Method )
2. Tingkat Pengembalian Akuntansi (ARR = Accountant Rate of Return)
3. Tingkat Pengembalian Diskonto Arus
4. New Present Value Method (NPV)
5. Machinery and Allied Product Institute Method (MAPI)
Lanjutan…………….

1. Metode Pengembalian ( Payback Method )


Dalam jangka waktu berapa lama investasi akan mengembalikan biaya yang akan
telah dikeluarkan. Jawabannya biasa dalam jangka waktu bertahun-tahun,
walaupun periode yang lebih pendek juga diambil sebagai ukuran.
Metode diatas sering kali dikritik karena dua alasan:
 Pertama, tidak memasukkan nilai waktu terhadap uang
 Kedua, tidak mempertimbangkan proses setelah biaya awal telah kembali
maupun mempertimbangkan setiap biaya yang dibuka
2. Tingkat Pengembalian Akuntansi (ARR = Accountant Rate of Return)

Merupakan ukuran sederhana dari tingkat keuntungan suatau investasi.


Yang artinya tingkat pengembalian modal. Contoh : Bila tingkat pengembalian
modal 6% maka ARR akan menjadi 6% dan bisa dibandingkan dengan
proposal lainnya untuk memutuskan tingkat keuntungan sebuah proyek.
3. Tingkat Pengembalian Diskonto Arus Kas (Discounted Cash Flow Rate of
Return/DCFR)
Diskonto merupakan cadangan sederhana dari sebuah pencampuran. Bila kita
membaurkan 100 Rupiah pada suku bunga 6% untuk 1 tahun
setelah tahun 1, 2, 3, 4 dan seterusnya. Rumus untuk membalik pencampuran itu
adalah
Untuk 1 tahun = 100/(1+0,06)1 = 94,3
Untuk 2 tahun = 100/(1+0,06)2 = 89,0
Untuk 3 tahun = 100/(1+0,06)3 = 84,0
4. New Present Value Method (NPV)
NPV ditemukan dengan cara mendiskontokan pengeluaran kas dan pendapatan kas
pada tingkat bunga selama masa hidup proyek tersebut. Perbedaan dari nilai saat ini
(nilai diskonto) dari pengeluaran kas dan pendapatan kas dikenal sebagai nilai bersih
saat ini (Net Present Value/NPV)

5. Machinery and Allied Product Institute Method (MAPI)

Metode ini digunakan untuk mengevaluasi proyek dengan modal kecil dan
pengeluaran yang tidak besar. Metode ini dengan bantuan perhitungan terinci dan tabel
yang disediakan untuk keperluan spesifik membagi keuntungan rata-rata dengan
investasi rata-rata dan menemukan tingkat bunga yang disebut MAPIR
EVALUASI INVESTASI DARI KERANGKA KERJA BEBAS RIYA

Pertanyaan mendasar adalah berapa banyak surplus yang dapat


diinvestasikan yang akan dihasilkan oleh suatu proyek selama jangka waktu
hidupnya? Jawabannya akan ditemukan dengan memperhitungkan jumlah tahun
untuk sebuah suplus yang dapat diinvestasikan (setelah mengembalikan biaya
awal dari proyek) yang tersisa dengan organisasi dikalikan dengan jumlah dari
surplus tersebut. Sebagai contoh : Suatu proyek dengan jangka waktu penetapan
biaya 5 tahun sebesar Rp12.000 mengembalikan biaya tersebut dalam jangka
waktu 2 tahun, kemudian menghasilkan Rp2.000 setiap tahun selama tiga tahun
berikutnya. Suplus yang dapat diinvestasikan dengan organisasi adalah sebesar
(2000 X 2) + N(2000 X 1) + (2000 X 0) = 6.000.
CONTOH SOAL 1

Suatu investasi pada biaya awal sebesar Rp12.000 dengan jangka waktu 5 tahun akan
menghasilkan arus kas sebagai berikut: Tahun 1 = Rp6000, tahun 2 = Rp 4000, tahun 3 =
Rp4000, tahun 4 = Rp4000 dan tahun 5 = Rp2000. Tidak ada nilai sisa saat biaya
Dismantlement dan tidak ada pemeliharaan yang diperlukan pada periode tersebut.
Berapakah surplus yang dapat diinvestasikan dan ISR-nya ?
Jawaban:

Periode Bt Ct (Bt-Ct=IS) n-t IS x (n-t) =Isn


0 - 12.000 -12000 - -
1 6.000 - -6000 - -
2 4.000 - -2000 - -
3 4.000 - +2000 2 2000 x 2 4.000
4 4.000 - +4000 1 4000 x 1 4.000
5 2.000 - +2000 - 2000 x 0 -
8.000
ISn
ISR =

= 8000 (Seperti dihitung di atas)


= 12000
= (5 -0 ) = 5
= 12000 x 5 = 60.000

ISR = 8000/60000 x 100


CONTOH SOAL 2

Proyek dengan jangka waktu 10 tahun dan investasi awal sebesar Rp12.000 diikuti
dengan penggantian sebesar Rp3.000 dan Rp4.000 pada tahun ke 5 dan ke 8
menghasilkan arus kas seperti berikut ini :
Tahun 1 6000/- Tahun 6 5000/-
2 4000/- 7 3000/-
3 4000/- 8 2000/-
4 2000/- 9 4000/-
5 1000/- 10 2000/-
Tidak ada nilai sisa dan biaya dismantlement.
Diminta: Tentukan Investible Surplus dan ISR
>

ISn = 49.000

Periode Bt Ct (Bt-Ct=IS) n-t IS x (n-t) =Isn = (12.000x100) + (3.000x6) + (4.000x3)


0 - 12.000 -12000 - -
1 6.000 - -6000 - - = 150.000
2 4.000 - -2000 - -
3 4.000 - +2000 7 2000 x 7 14.000
4 2.000 - 2000 6 2000 x 6 12.000
5 1.000 3.000 -2000 5 0 -
6 5.000 - 3000 4 3000 x 4 12.000 ISR = x 100 = 33%
7 3.000 - 3000 3 3000 x 3 9.000
8 2.000 4.000 -2000 2 0 -
9 4.000 - 2000 1 2000 x 1 2.000
10 2.000 - 2000 - 0 -

ISn 49.000

ISn
ISR = x 100

Anda mungkin juga menyukai