Oleh
ANA TASPIANA
A.CAHAYA HANDAYANI
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BONE
2019
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, yang senantiasa melimpahkan Rohman dan
Rohim-Nya kepada penulis hingga dapat menyelesaikan Tugas Makalah dengan
tepat waktu yang direncanakan. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah
kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, para
sahabatnya, serta para pengikutnya hingga akhir zaman.
Makalah ini berjudul “Kerjasama Waralaba (Franchise) Makalah ini
diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Isu-isu Kontemporer
Ekonomi Syariah.
Sejak awal sampai selesainya karya tulis ilmiah ini, tidak terlepas dari
bantuan berbagai pihak. Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih
jauh dari sempurna, oleh karena itu tegur sapa dari para pembaca yang sifatnya
kritik membangun akan penulis terima demi perbaikan karya tulis ilmiah
selanjutnya. Penulis berharap mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat
bagi semua orang khususnya bagi para pendidik.
DAFTAR ISI............................................................................................................. ii
C. Tujuan Makalah.............................................................................................. 2
A. Kesimpulan ................................................................................................ 34
B. Saran ........................................................................................................... 34
PENDAHULUAN
lain, franchise adalah perikatan/perjanjian dimana salah satu pihak diberikan hak
penemuan ciri khas usaha yang dimiliki oleh pihak lain dengan suatu imbalan
berdasarkan persyaratan yang ditetapkan oleh pihak lain dalam rangka penyediaan
1997 yang kemudian diubah menjadi PP RI No.42 Tahun 2007 tentang Waralaba
Pasal 4 Ayat (1) dan (2) mengatur bahwa waralaba diselenggarakan berdasarkan
Waralaba (franchise) sendiri adalah sebuah format usaha baru yang saat
ini sedang menjamur di Indonesia. Fenomena ini dapat kita buktikan dengan
waralaba asing seperti KFC, Mc Donald ataupun waralaba lokal seperti Indomart,
1
Siti Nurviani, Waralaba sebagai suatu perikatan atau perjanjian, artikel diakses pada
21 Juni 2017 dari http://www.untukku.com/artikel-untukku/waralaba-sebagai-suatu-perikatan atau-
perjanjian-untukku.html
2
Peraturan Pemerintah No 16 tahun 1997 tentang Waralaba Pasal 1 ayat (1)
1
Klenger Burger dan merk waralaba lainnya. Perkembangan ini sepatutnya
kepercayaan yang luas dari masyarakat terhadap citra bisnis waralabanya tanpa
mengembangkan usaha lebih besar lagi. Dan di sisi lain ada pihak yang memiliki
bidang tersebut.4
dalam bisnis waralaba inilah maka terjadilah suatu bentuk kerjasama bisnis.
dengan pihak yang ingin membuka usaha dengan tidak/belum memiliki pengalaman
atau keahlian berbisnis. Kedua pihak ini melakukan kesepakatan yang biasanya
disahkan dalam sebuah kontrak atau perjanjian bisnis. Waralaba merupakan suatu
perjanjian yang bertimbal balik karena baik pemberi waralaba maupun penerima
3
Siti Najma, Bisnis Syariah dari Nol, Jakarta:Hikmah, 2007, hlm.176
4
Hertanto Widodo, “Franchise Syariah why not? artikel diakses pada 20 juni 2017 dari
http://hertantowidodo.com /franchise-syariah-why-not.html
tertentu.5 Melalui kontrak tercipta perikatan atau hubungan hukum yang
kontrak.
Dengan kata lain, para pihak terikat untuk mematuhi kontrak yang telah
mereka buat. Kontrak sangat bermanfaat sebagai pegangan, pedoman, dan alat bukti
operasionalnya.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah dijabarkan maka masalah yang akan
coba dibahas dibatasi hanya meliputi implementasi kontrak bisnis pada waralaba
dan aplikasi konsep dari kontrak bisnis waralaba dengan perumusan masalah
sebagai berikut:
5
Gunawan Widjaja, Waralaba, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2003, Cet ke-2, hlm.
77
6
Frans Satriyo Wicaksono, Panduan Lengkap Membuat Surat-surat Kontrak,
Jakarta:Visimedia, 2008, hlm. 2.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Waralaba (Franchise)
antara 2 (dua) atau lebih perusahaan di mana 1 (satu) pihak akan bertindak
1
Syahmin AK, Hukum Kontrak Internasional (Jakarta: Raja Grafindo persada, 2006),
hal.207-208
13
dari/atas suatu produk barang atau jasa, berdasar dan sesuai dengan
franchisor;
lain;
2
Munir Fuadi, Pengantar Hukum Bisnis Menata Bisnis Modern di Era Global
(Bandung: Citra Aditya Bakti, 2005), hal.339
14
lain dari waralaba (Franchise). Franchise berasal dari bahasa Prancis yaitu
Pengertian franchise dapat dilihat daru 2 (dua ) aspek, yaitu aspek yuridis
dan bisnis. Pengertian franchise dari segi yuridis, dapat dilihat dalam
a) Adanya perikatan
berupa lisensi paten, merek perdagangan, merek jasa dan lain-lain yang
Menteri Perdagangan
menggunakan hak kekayaan intelektual atau penemuan atau ciri khas yang
Utama.6
hak khusus yang dimiliki oleh orang perseorangan atau badan usaha terhadap
sistem bisnis dengan cirri khas usaha dalam rangka memasarkan barang
dan/atau jasa yang telah terbukti berhasil dan dapat dimanfaatkan dan/atau
6
Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia No.12 Tahun 2006 Tentang
Ketentuan dan Tata Cara Penerbitan Surat Tanda Pendaftaran Usaha Waralaba. Dalam BAB I
Pasal I Ketentuan Umum
17
pihak atau lebih yang mengikatkan diri dalam suatu perjanjian dimana
salah satu pihak sebagai pemberi dan pihak lainnya sebagai pengelola.
uncertainty)
quran
maslahah/manfaat.
7
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 42 thun 2007tentang Waralaba, Dalam
Pasal 1 Ayat 1, dalam kutipan Ketentuan Umum.
18
a. Pengertian Syirkah
kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu di
8
Mardani, Hukum Perikatan Syariah di Indonesia, (Jakarta : Sinar Grafika, 2013)
hal.236 cet.I
9
Muhammad Syafi‟I Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, (Jakarta : Gema
Insani,2001), hal.90
10
Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2008),
hal.51
19
modal masing-masing”.11
transaksi syirkah.
13
Kementrian Agama RI, Al-Qur‟an dan terjemah New Cordova, (Bandung: Syamil
Quran, 2012),hal. 454
14
Qomarul Huda, Hal.102
20
membelanjakan hartanya.
3) Objek Syirkah, yaitu modal pokok syirkah. Ini bisa berupa harta
baligh, dan pandai. Hal ini karena masing-masing dari dua pihak itu
15
Miftahul Khairi, Ensiklopedi Fiqih Muamalah dalam Pandangan Empat Madzhab,
(Yogyakarta : Maktabah Al-hanif, 2009), cet 1. hal. 264
21
c. Jenis-jenis Syirkah
Salah satu sistem bagi hasil atau kerjasama yang sama dengan
terbatas dari pada istilah syirkah yang lebih umum digunakan dalam
fiqih islam. Di dalam terminology Fiqih Islam dibagi dalam dua jenis
kepemilikan bersama dua pihak atau lebih dari suatu property; dan
b) Syirkah al-„aqd atau syirkah „ukud atau syirkah akad, yang berarti
komersial bersama.17
suatu kemitraan yang tidak terbatas, tidak tertutup dan sama dimana
dimana setiap mitra menikmati kesamaan yang utuh dalam hal modal,
16
Miftahul Khairi, hal.266
17
Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2008),
hal.49
22
kemitraan ini terjadi bila dua pihak atau lebih turut memberikan
mereka.
a. Pasal 1320 KUH perdata tentang syarat - syarat yang diperlukan untuk
sahnya suatu perjanjian. Mengenai hal itu dijelaskan pula dalam pasal
perjanjian”.
23
baik yang sudah dikenal didalam KUH perdata maupun yang belum
dikenal dalam KUH perdata. Disamping itu, yang menjadi dasar hukum
itikad baik.19
tentang Waralaba, yang terdiri dari 9 (Sembilan) bab dan 22 pasal dengan
Penutup.20
2006 tentang ketentuan dan tata cara penerbitan surat tanda pendaftaran
usaha waralaba, yang terdiri dari VIII (delapan) bab dengan 26 Pasal.
terlibat dalam waralaba, Tata cara persyaratan Waralaba, dan hal hal yang
Kegiatan Perdagangan.
20
Peraturan Pemerintah Nomor 42 tahun 2007 tentang waralaba
21
Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 12 tahun 2006
25
berlaku.22
Pencipta adalah seorang atau beberapa orang secara bersama yang atas
Hak Cipta merupakan bagian penting dari HAKI yang terkait dengan
22
Undang-undang No 19 tahun 2002 tentang Hak Cipta
23
Sentosa Sembiring, Hukum Dagang Edisi Revisi,(Bandung : PT Citra Aditya Bakti,
2008) cet. III, Hal.208
24
Rahayu Hartini Hukum Komersial, (Universitas Muhammadiyah Malang: 2006), hal
329
26
Hak paten dan hak merek baru timbul hak setelah pengumuman dari
Pengertian Merek adalah tanda yang digunakan untuk barang dan atau
(pemilik bersama) dan Badan Hukum yang telah medapatkan Hak atas
Merek. Merek Dagang adalah merek yang digunakan pada barang yang
sejenis lainnya.26
25
Rahayu Hartini, hal. 335
26
Abdul R. Saliman, Hukum Bisnis untuk Perusahaan Teori dan Contoh Kasus, Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2005, hal.178
27
dagang.27
atau informasi lain dibidang teknologi dan/atau bisnis yang memiliki nilai
َ َ
َثََتقن َ ثَناَاو َ َ با كَ ن ا َيح م َوَ ث
َ ََننكَ ن ثََتاالو َ اسَكَ ن إاَ اَهََاوا َت
َ َض
ا
b. Hadits
)خباو ى
“Sudah menjadi sunnah, apa pun yang diperoleh melalui transaksi yang
(H.R. Bukhari).30
meminjam; dan tidak boleh pula menggabungkan dua akad dalam satu
Hadis Nabi riwayat Ibnu Majah dari „Ubadah bin Shamit, riwayat
Ahmad dari Ibnu Abbas, dan Malik dari Yahya: “Tidak boleh
َوََثياال
َ َ ََاوض
. َ
َ ََتاى نَعَ نين
َ ََ َاَعَ يََ نواتَبإلََ يَا الََ ث
نَو
َََلاََإا َ ن ديا ال
ََح ا ماوا َ ل
ا ص
َن َ ن ن
d. Fatwa DSN
Hambali berpendapat bahwa hak cipta atas ciptaan yang orsinil dan
31
Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah, (Jakarta : Pena Pundi Aksara, 2004), hal.152, jilid 4
32
Keputusan Fatwa Majelis Ulama Indonesia Nomor : 1/MUNAS VII/MUI/15/2005
Tentang Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual (HKI)
33
Yazid Afandi, Fiqh Muamalah, (Yogyakarta :Logung Pustaka, 2009), hal.47
32
menegaskan :
hadis.35
berikut :
1. Product Franchising
34
Keputusan Fatwa Majelis Ulama Indonesia Nomor : 1/MUNAS VII/MUI/15/2005
Tentang Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual (HKI)
35
Harun, Jurnal Waralaba di Indonesia perspektif hukum Islam, Diakses pada 11 Maret
2017, pukul 07.20 WIB
33
2. Manufacturing franchises
standar produksi dan merek yang sama dengan yang dimiliki franchisor.
36
Salim, H.S. Perkembangan Hukum Kontrak Innominaat di Indonesia,(Jakarta : Sinar
Grafika, 2014), hal.169
34
1. Franchise pekerjaan
2. Franchise usaha
Bentuknya berupa toko eceran yang menyediakan barang atau jasa, atau
franchisor.
3. Franchise Inventasi
Ciri utama yang membedakan jenis franchise ini dari dua jenis lainnya
melakukan diversifikasi.37
Adalah bentuk waralaba yang paling sederhana. Dalam waralaba produk dan
37
Johannes Ibrahim & Lindawaty sewu, Hukum Bisnis dalam Persepsi Manusia
Modern, (Bandung : PT Refika Aditama, 2007), hal.129
35
bentuknya yang sangat sederhana ini, waralaba produk dan merek dagang
3) Proses bantuan dan bimbingan yang terus menerus dari pihak pemberi
waralaba (franchise).38
38
Gunawan Widjaja, Lisensi atau Waralaba Suatu Panduan Praktis, (Jakarta: Rajawali
Press, 2004), hal. 43
36
Dalam poin ini maksudnya adalah timbulnya kata sepakat tidak boleh
disebabkan adanya unsur paksaan (pasal 1324 KUH Perdata) unsur penipuan
KUH Perdata).
Jika salah satu pihak belum dewasa, ia dapat diwakili oleh walinya. Dalam
praktiknya, kadangkala umur yang menjadi tolak ukur apakah seorang itu
Akan tetapi, usia para pihak jika tidak disebutkan, maka dapat diasumsikan
Prestasi adalah apa yang menjadi kewajiban debitur dan apa yang menjadi
hak kreditur.
(causa yang halal). Didalam pasal 1337 KUHPerdata hanya disebutkan causa
39
Syahmin AK, Hukum Kontrak Internasional, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2006), hal. 14-15
40
Salim H.S., Hukum Kontrak Teori dan teknik Penyusunan Kontrak, (Jakarta : Sinar
Grafika, 2009), Hal.34
37
kurangny mengenai: 42
b. hak atas kekayaan Intelektual atau penemuan atau cirikhas usaha yang
pengawasan mutu.
41
peraturan Pemerintah no 16 tahun 1997, tentang Waralaba dalam pasal 2
42
peraturan Pemerintah no 16 tahun 1997, tentang Waralaba dalam pasal 3
38
perjanjian waralaba.43
Ekonomi Islam
1. Pengertian Akad
pihak atau lebih untuk melakukan dan atau tidak melakukan perbuatan
hukum tertentu.44
Dalam istilah fiqih, secara umum akad berarti sesuatu yang menjadi
tekad seseorang untuk melaksanakan, baik yang muncul dari satu pihak,
seperti wakaf, talak, dan sumpah, maupun yang muncul dari dua pihak
seperti jual beli, sewa, wakalah dan gadai. Secara khusus akad berarti
43
Mardani, Hukum Perikatan Syariah di Indonesia, (Jakarta : Sinar Grafika, 2013)
hal.235 cet.I
44
Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah Buku II, dalam BAB I ketentuan Umum,
pengertian Akad, pdf
39
hukum yang timbul dari akad, hukum akad yakni akibat hukum yang
a. Hukum pokok akad adalah akibat hukum yang pokok yang menjadi
b. Hukum tambahan akad adalah hak-hak dan kewajiban yang timbul dari
akad seperti kewajiban penjual menyerahkan barang dalam akad jual beli.
َي
tersebut rusak. Ada kekhususan syarat sah akad pada setiap akad. Menurut
45
Ascarya, Akad & Produk bank syariah, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008),
hal.35
46
Kementrian Agama RI, Al-Qur‟an dan terjemah New Cordova, (Bandung: Syamil
Quran, 2012), hal. 106
40
empat yakni: Para pihak yang membuat akad, pernyataan kehendak dari para
(franchisor).
yang telah terbukti memiliki catatan prestasi, prosedur, operasi baku, dan
lebih besar.
47
Syamsul Anwar, (Hukum Perjanjian Syariah Studi Tentang Teori Akad Dalam Fiqh
Muamalat, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), hal. 15
48
H. Rachmat Syafe‟i, Fiqih Muamalah, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2001) hal. 65
41
3) Bantuan dan keuangan memulai usaha diperlukan uang yang besar dan
perusahaan waralaba.
a. Biaya awal yang tinggi Biaya pada awal usaha waralaba bervariasi,
pengarahan manajemen.
DAFTAR PUSTAKA
Siti Nurviani, Waralaba sebagai suatu perikatan atau perjanjian, artikel diakses
pada21 Juni 2017 dari http://www.untukku.com/artikel-untukku/waralaba-
sebagai-suatu-perikatan atau- perjanjian-untukku.html
Peraturan Pemerintah No 16 tahun 1997 tentang Waralaba Pasal 1 ayat (1) Siti
Najma, Bisnis Syariah dari Nol, Jakarta:Hikmah, 2007
Hertanto Widodo, “Franchise Syariah why not? artikel diakses pada 20 juni 2017
dari http://hertantowidodo.com /franchise-syariah-why-not.html
Miftahul Khairi, Ensiklopedi Fiqih Muamalah dalam Pandangan Empat
Madzhab, (Yogyakarta : Maktabah Al-hanif, 2009), cet 1
Gunawan Widjaja, Lisensi atau Waralaba Suatu Panduan Praktis, (Jakarta:
Rajawali Press, 2004),
Syamsul Anwar, (Hukum Perjanjian Syariah Studi Tentang Teori Akad Dalam
Fiqh
Muamalat, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007),
H. Rachmat Syafe‟i, Fiqih Muamalah, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2001)
Qomarul Huda,
44
45
46
47