Anda di halaman 1dari 16

AKAD WAKALAH DALAM PERBANKAN SYARIAH

DI INDONESIA

KELOMPOK 11
1. DICKY WAHYU AKBAR
(B1031181027)
2. ROBBY APRIANT PARTA SITORUS (B1031181028)
3. HOKAZUKI (B1031181026)
4. DAMIANUS SEPTO (B1031181023)
5. RISKY WAHYU PRANANDA (B1031181025)

PROGRAM STUDI : AKUNTANSI REG A

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2019

2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan Rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang ini
berjudul “Akad Wakalah dalam Perbankan Syariah di Indonesia” dengan tepat
pada waktu yang telah di tentukan.
Penulisan makalah ini merupakan tugas yang harus dipenuhi oleh
mahasiswa/mahasiswi Universitas Tanjungpura, Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
Prodi Akuntansi, untuk memenuhi nilai tugas terstruktur kelompok mata kuliah
Akuntansi Syariah serta untuk menambah wawasan di bidang perbankan syariah.
Dalam pembuatan makalah ini, kami banyak mendapatkan bantuan data,
serta bimbingan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung.
Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang
telah membantu di antaranya sebagai berikut :
1. Kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kemudahan dalam
penyelesaian makalah ini.
2. Bapak Muhammad Fahmi, S.E., M.M., Ak., CA. dosen pemelihara mata
kuliah Akuntansi Syariah yang memberikan pengarahan dalam penulisan
makalah.
3. Pihak-pihak yang tidak dapat kami tuliskan satu persatu yang turut serta
membantu penulisan makalah ini sehingga dapat menyelesaikan pada waktu
yang telah ditentukan.
Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kami berharap dapat menerima kritik dan saran agar penulisan
makalah ini lebih baik kedepannya. Akhir kata kami berharap agar makalah kami
bermanfaat bagi semua kalangan.

Pontianak, 16 Februari 2019

Tim Penulis

i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.............................................................................................i
Daftar Isi......................................................................................................ii
BAB 1 Pendahuluan.....................................................................................1
1.1....................................................................................................Latar
Belakang....................................................................................1
1.2....................................................................................................Rumusa
n Masalah..................................................................................2
1.3....................................................................................................Tujuan
Masalah.....................................................................................3

BAB 2 Pembahasan.....................................................................................4
2.1 Defenisi Wakalah........................................................................4
2.2 Landasan Hukum........................................................................5
2.2.1 Landasan Hukum Berdasarkan Al Qur'an.......................5
2.2.2 Landasan Hukum Berdasarkan Al-Hadist.......................5
2.2.3 Landasan Hukum Berdasarkan PSAK.............................6
2.3 Skema dan Diagram...................................................................6
2.4 Aplikasi Wakalah.......................................................................7
2.4.1 Transfer Uang..................................................................7
2.4.2 Letter Of Credit Import Syariah......................................7
2.4.3 Letter Of Credit Eksport Syariah.....................................8
2.4.4 Investasi Reksa dana Syariah...........................................8
2.4.5 Pembiayaan Rekening Koran Syariah.............................8
2.4.6 Asuransi Syariah..............................................................8
2.5 Akuntansi sederhana dalam pencatatan wakalah.......................9

BAB 3 Penutup............................................................................................11
3.1 Kesimpulan................................................................................11
3.2 Saran...........................................................................................11

Daftar Pustaka..............................................................................................12

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saat ini perkembangan perbankan dan lembaga keuangan mulai
menggunakan akad-akad syariah dalam proses pelaksanaan kegiatan bank
atau lembaga keuangan tersebut. Perkembangan perbankan syariah sebagai
lembaga keuangan syariah pada awalnya berkembang secara perlahan, namun
kemudian mulai menunjukkan perkembangan yang semakin cepat mencapai
prestasi pertumbuhan jauh di atas perkembangan perbankan konvensional. Di
Indonesia, perbankan Syariah muncul sejak dikeluarkannya undang-undang
No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan, yang secara implisit telah membuka
peluang kegiatan usaha perbankan yang memiliki dasar operasional bagi
hasil.
Perbankan Syariah di Indonesia pertama kali beroperasi pada 1 mei 1992,
ditandai dengan berdirinya Bank Muamalat Indonesia (BMI). Perkembangan
ekonomi Islam telah diadopsi ke dalam kerangka besar kebijakan ekonomi.
Bank indonesia sebagai otoritas perbankan di Indonesia telah menetapkan
perbankan syariah sebagai salah satu pilar penyangga dual-banking system
dan mendorong pangsa pasar bank-bank syariah yang lebih luas sesuai cetak
biru perbankan syariah. Departemen Keuangan melalui Badan Pengawas
Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam LK) telah mengakui
keberadaan lembaga keuangan syariah nonbank seperti asuransi dan pasar
modal syariah.
Secara filosofis, bank syariah adalah bank yang aktivitasnya
meninggalkan masalah riba. Dengan demikian, penghindaran bunga yang
dianggap riba merupakan salah satu tujuan didirikannya perbankan dan
lemabaga keuangan syariah. Salah satu akad yang digunakan dalam
perbankan dan lembaga keuangan syariah adalah akad wakalah. Dalam
menjalani kehidupan ini, sering kali manusia tidak dapat menyelessaikan
semua urusannya sendiri sehingga perlu pihak lain untuk mewakilinya. Pada

1
2

dasarnya, wakalah merupakan kontrak yang tidak mengikat, yang melaluinya


pihak yang diwakili (principal) atau agen boleh menarik diri kapan saja
melalui persetujuan bersama, pengakhiran unilateral, pelepasan kewajiban,
kehancuran materi pokok bahasan, serta kematian atau kehilangan kapasitas
hukum pada para pihak yang berkontrak.
Wakalah dalam pendelegasian pembelian barang, terjadi dalam situasi di
mana seseorang (perekomendasi) mengajukan calon atau menunjuk orang
lain untuk mewakili dirinya membeli sesuatu. Orang yang meminta
diwakilkan (muwakkil) harus menyerahkan sejumlah uang secara penuh
sebesar harga barang yang akan dibeli kepada agen/pihak yang mewakili
(wakil).
Kajian tentang wakalah penting untuk disajikan dalam pada kelas
perbankan syariah, agar mengetahui bagaimana mengaplikasikan wakalah
dalam kehidupan sehari-hari. Wakalah sangat berperan penting dalam
kehidupan sehari-hari karena wakalah dapat membantu seseorang dalam
melakukan pekerjaan yang tidak dapat dilakukan oleh orang tersebut, tetapi
pekerjaan tersebut masih tetap berjalan seperti layaknya yang telah
direncanakan.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian pada latar belakang, masalah yang akan dibahas dalam
makalah ini sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan wakalah?
2. Apa saja aplikasi akad wakalah di dalam perbankan syariah?
3. Bagaimana landasan hukum akad wakalah?
4. Bagaimana skema atau diagram akad wakalah?
5. Bagaimana kasus contoh soal akad wakalah?
6. Bagaimana pencacatan akuntansi sederhana menggunakan akad wakalah?
3

1.3 Tujuan Masalah


Adapun tujuan dari penulisan makalah ini sebagai berikut :
1. Mendeskripsikan pengertian dari akad wakalah.
2. Mendeskripsikan aplikasi akad wakalah di dalam perbankan syariah.
3. Mendeskripsikan landasan hukum akad wakalah.
4. Mendeskripsikan skema atau diagram akad wakalah.
5. Mendeskripsikan kasus contoh soal akad wakalah.
6. Mendeskripsikan pencatatan akuntansi sederhana menggunakan akad
wakalah.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Wakalah
Selain dengan Istilah Wakalah, digunakan pula istilah Wikalah (Iqbal
& Mirakhor,2007 :105). Dalam Bahasa Inggris, wakalah sama dengan
agency. Iqbal & Mirakhor memberikan arti bahwa akad wikalah berarti
menunjuk seseorang atau suatu badan hukum untuk bertindak atas nama
orang lain atau sebagai perwakilan seseorang. Suatu akad wikalah
memberikan kuasa atau penugasan sebagai kuasa kepada suatu perantara
keuangan untuk melaksanakan suatu tugas tertentu (Iqbal &
Mirakhor,2007:105). Biasanya kepada kuasa diberikan sejumlah fee oleh
pemberi kuasa (Khir, Gupta, & Shanmugam, 2008:61)
Pengertian al-wakalah secara bahasa adalah al-tafwidh
(pendelegasian), al-hifzh (memelihara), al-kifa at (penggantian), dan al-
dhaman (tanggung jawab). Diartikan demikian karena dalam akad ini
terdapat pendegelasian dari pihak pertama kepada pihak kedua untuk
melakukan sesuatu yang didelegasikan kepadanya. Pihak yang menerima
pelimpahan wewenang berkedudukan sebagai wakil, pemelihara (al-hafizh),
penanggung jawab (al-dhamin), dan pengganti (alkafi).
Wakalah atau wikalah berarti penyerahan, pendegelasian, atau
pemberian mandat. Dalam bahasa arab, hal ini dapat dipahami sebagai al-
tafwidh, contoh kalimat “aku serahkan urusanku kepada Allah” Artinya,
Anda menyerahkannya kepada Allah. Menurut Standar Syariah No. 23,
Klausul 2/1, dari AAOIFI, wakalah adalah “perbuatan satu pihak yang
mendelegasikan kepada pihak lain agar bertindak atas namanya menyangkut
hal yang dapat menjadi materi pokok bahasan delegasi”.
Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah (KHES) Pasal 20 ayat 19
mendefinisikan wakalah sebagai “Pemberian kuasa kepada pihak lain untuk
mengerjakan sesuatu.” Kuasa dalam konteks ini kuasa untuk menjalankan

4
5

kewajiban dan juga kuasa untuk menerima hak. Kuasa untuk menjalankan
kewajiban misalnya seseorang mewakilkan kepada orang lain untuk
membayar utang. Sementara kuasa untuk menerima hak seperti mewakilkan
untuk menerima pembayaran utang. Seorang wakil sepenuhnya
menjalankan dan kewenangan dan tanggung jawab orang yang
diwakilkannya. Secara linguistik, wakalah bermakna menjaga atau juga
bermakna mendelegasikan mandat, menyerahkan sesuatu, seperti halnya
firman Allah dalam QS. Yusuf:55.
Wakalah atau biasa disebut perwakilan adalah pelimpahan kekuasaan
oleh satu pihak (muwakil) kepada pihak lain (wakil) dalam hal hal yang
boleh diwakilkan. Atas jasanya, maka penerima kekuasaan dapat meminta
imbalan tertentu dari pemberi amanah. Pada dasarnya, wakalah merupakan
kontrak yang tidak mengikat, yang melaluinya pihak yang diwakili
(principal) atau agen boleh menarik diri kapan saja melalui persetujuan
bersama, pengakhiran unilateral, pelepasan kewajiban, kehancuran materi
pokok bahasan, serta kematian atau kehilangan kapasitas hukum pada para
pihak yang berkontrak.

2.2 Landasan Hukum


2.2.1 Landasan Hukum Berdasarkan Al Qur'an
"Maka suruhlah salah seorang di antara pergi ke kota dengan
membawa uang perakmu ini, dan hendaklah dia lihat manakah
makanan yang lebih baik, dan bawalah sebagian makanan itu
untukmu" (Al-Qur'an, 18:19)

2.2.2Landasan Hukum Berdasarkan Al-Hadist


Banyak hadist yang dapat dijadikan landasan keabsahan wakalah
salah satunya berbunyi : "Bahwasanya Rasulullah SAW. Mewakilkan
kepada Abu RAfi dan seorang anshar untuk mewakilinya mengawini
Maimunah Binti Harits." Dalam kehidupan sehari-hari, rasulullah
telah mewakilkan kepada orang lain untuk berbagai urusan.
6

2.2.3 Landasan Hukum Berdasarkan PSAK


Dalam PSAK 108 (2009) dana investasi wakalah yang telah
diinvestasikan dicatat secara off balance sheet, sementara dana
investasi mudharabah dan dana investasi mudharabah musytarakah
dicatat secara on balance sheet. kondisi ini menjadi perhatian dari
sebagian pihak disebabkan jumlah dana investasi peserta yang
dikelola entitas asuransi syariah jumlah dana investasi peserta yang
dikelola entitas asuransi syariah (sebagian on balance sheet dan
sebagian off balance sheet) tidak dapat dibandingkan dengan jumlah
dana investasi peserta yang dikelola entitas asuransi konvesional
(seluruhnya on balance sheet).
Oleh karena itu, ED PSAK 108 (Revisi 2015) memberikan
pengaturan bahwa bagian pembayaran dari peserta untuk investasi
yang menggunakan akad investasi wakalah dicatat sebagai dana
investasi wakalah di laporan posisi keuangan.

2.3 Skema dan Diagram

Keterangan :
1. Muwakkil, pihak yang memberikan kuasa yaitu nasabah dan investor.
2. Wakil, pihak yang diberikan kuasa oleh muwakkil (nasabah dan investor).
3. Taukil, perkara yang dikuasakan.
7

2.4 Aplikasi Wakalah


2.4.1 Transfer Uang
Proses transfer uang ini adalah proses yang menggunakan konsep
akad wakalah, dimana prosesnya diawali dengan adanya permintaan
nasabah sebagai Al-Muwakkil terhadap bank Al-Wakil untuk melakukan
perintah/permintaan kepada bank untuk mentransfer sejumlah uang
kepada bank untuk mentransfer sejumlah uang kepada rekening orang
lain, kemudian bank mendebet rekening nasabah, dan proses yang
terakhir yaitu dimana bank mengkreditkan sejumlah dana kepada
rekening tujuan.
Berikut adalah beberapa contoh proses dalam transfer uang ini :
1) Wesel Pos
Pada proses wesel pos, uang tunai diberikan secara langsung dari
Al-Muwakkil kepada Al-Wakil, dan Al-Wakil memberikan uang
nya secara langsung kepada nasabah yang dituju.
2) Transfer Uang Melalui Cabang Suatu Bank
Dalam proses ini, Al-Muwakkil memberikan uangnya secara tunai
kepada bank yang merupakan Al-Wakil. Tetapi bank tidak
memberiakannya secara langsung kepada nasabah yang dikirim.
Namun, bank mengirimkan kepada rekening nasabah yang dituju
tersebut.
3) Transfer Melalui ATM
Ada juga proses transfer uang dimana pendelegasian untuk
mengirimkan uang, tidak secara langsung uangnya diberikan dari
Al-Muwakkil kepada bank sebagai Al-Wakil.

2.4.2 Letter Of Credit Import Syariah


Akad transaksi Letter of Credit Import Syariah ini menggunakan akad
Wakalah Bil Ujrah. Hal ini sesuai dengan Fatwa Dewan Syariah
Nasional Nomor: 34/DSN-MUI/IX/2002. Akad Wakalah bil ujrah ini
memiliki definisi, dimana nasabah memberikan kuasa kepada bank
dengan imbalan pembelian ujrah atau fee.
8

2.4.3 Letter Of Credit Eksport Syariah


Akad untuk transaksi Letter of Crediit Eksport Syariah ini
mengguanakan akad wakalah. Hal ini sesuai dengan Fatwa Dewan
Syariah Nasional Nomor: 35/DSN-MUI/IX/2002. Akad wakalah ini
memillki definisi, dimana bank menerbitkan surat pernyataan akan
membayar kepada pengekspor untuk memfasilitasi perdagangan ekspor.

2.4.4 Investasi Reksa dana Syariah


Akad untuk transaksi Investasi Reksadana Syariah ini
menggunakan akad wakalah dan mudharabah. Hal ini sesuai dengan
Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor: 20/DSN-MUI/IV/2001. Akad
wakalah ini pemilik modal memberikan kuasa kepada manajer investasi
agar memiliki kewenangan untuk menginvestasikan dana darri pemilik
modal.

2.4.5 Pembiayaan Rekening Koran Syariah


Akad untuk transaksi pembiayaan rekening koran syariah ini
menggunakan akad wakalah. Hal ini sesuai dengan Fatwa Dewan
Syariah Nasional Nomor: 30/DSN/VI/2002. Akad wakalah ini
merupakan definisi, dimana bank memberikan kuasa kepada nasabah
untuk melakukan transaksi yang diperlukan.

2.4.6 Asuransi Syariah


Akad Wakalah bil Ujrah Juga dipakai dalam perusahaan asuransi
syariah, dimana pesertra asuransi syariah memberikan kuasa/wewenang
kepada perusahan asuransi syariah ( Takaful ) untuk menegelola dana
( premi ) mereka untuk diinvestasikan pada proyek – proyek yang
sesuai dengan ketentuan syariah dan peraturan perundangan – undangan
yang berlaku atau melaksanakan kegiatan lain dengan memberikan
ujrah kepada perusahaan asuransi. Perusahaan asuransi syariah adaah
pengelola dana yang bertindak sebagai wakil dari peserta asuransi yang
berhak memperoleh imbalan tertentu dalam bentuk fee atau bagi hasil
9

2.5 Akuntansi sederhana dalam pencatatan wakalah


2.5.1 Bagi pihak yang mewakilkan/wakil/penerima kuasa:
a) Pada saat menerima imbalan tunai (tidak berkaitan dengan jangka
waktu).
Kas xxx
Pendapatan Wakalah xxx

b) Pada saat membayar beban


Beban Wakalah xxx
Kas xxx

c) Pada saat diterima pendapatan untuk dimuka


Kas xxx
Pendapatan wakalah diterima di muka xxx

d) Pada saat mengakui pendapatan wakalah akhir periode


Pendapatan wakalah diterima di muka xxx
Pendapatan wakalah xxx

2.5.2 Bagi pihak yang meminta diwakilkan


Pada saat membayar fee/komisi
Beban wakalah xxx
Kas xxx

Contoh Soal.
1) Pada tanggal 7 oktober 2018, Dicky mengirimkan uang kepada Asui
melalui bank BNI Syariah dan dikenakan biaya wakalah sebesar
Rp.8.000,00-. Catatlah transaksi tersebut kedalam jurnal sederhana!
a. Catatan pihak yang mewakilkan (Bank)
Kas Rp. 8.000,00-
Pendapatan Wakalah Rp. 8.000,00-
b. Catatan pihak yang diwakilkan (Dicky)
Beban Wakalah Rp.8.000,00-
Kas Rp. 8.000,00-
10

2) Bank Muamalat mengadakan kerja sama dengan Koperasi Amaliyah.


Pada awal periode kerja sama Bank Muamalat memberikan fee dimuka
kepada Koperasi Amaliyah sebesar Rp.2.500.000,00-
Buatlah jurnal yang dicatat Koperasi Amaliyah pada saat menerima fee
dimuka dan pada saat Koperasi Amaliyah mengakui fee tersebut
sebagai pendapatannya
a. Pada saat awal menerima fee dimuka
Kas xxx
Pendapatan Wakalah diterima dimuka xxx

b. Pada saat mengakui pendapatan tersebut diakhir periode


Pendapatan Wakalah diterima dimuka xxx
Pendapatan Wakalah xxx
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Wakalah berarti penyerahan, pendegelasian, atau pemberian mandat.
Wakalah atau biasa disebut perwakilan adalah pelimpahan kekuasaan
oleh satu pihak (muwakil) kepada pihak lain (wakil) dalam hal hal
yang boleh diwakilkan. Atas jasanya, maka penerima kekuasaan dapat
meminta imbalan tertentu dari pemberi amanah.
2. Wakalah mempunyai aplikasi-aplikasi yang digunakan seperti transfer
uang, letter of credit import syariah, letter of credit eksport syariah ,
investasi reksa dana syariah, pembiayaan rekening koran syariah, dan
asuransi syariah. Dimana aplikasi ini sangat berguna untuk proses
transaksi menggunakan akad wakalah.
3. Landasan hukum wakalah berdasarkan pada Al-Qur'an, Al-Hadist dan
PSAK Nomor 108.
4. Dalam skema wakalah terdapat pelaku-pelaku yang saling berkaitan
dalam akad wakalah yaitu nasabah dan investor selaku muwakil, bank
sebagai wakil dan hal yang dikuasakan atau taukil, dan juga terjadi
ijab dan qabul.

3.2 Saran
Dengan membaca makalah ini penulis berharap semoga pembaca
dapat berfikir tepat dan benar sehingga terhindar dari kesimpulan yang
salah dan kabur. Setidaknya dengan makalah ini, ada sedikit pencerahan
intelektual dalam menyuguhkan motivasi yang intrinsik untuk segera
mempelajari Akad Wakalah dalam Perbankan Syariah sehingga kita
dapat mengetahui produk – produk bank syariah yang menggunakan akad
wakalah.
Tentunya, makalah ini jauh dari kesempurnaan karena akan
ditemukan banyak kelemahan atau bahkan kekeliruan, baik dalam
kepenulisan ataupun penyajian. Oleh karena itu, penulis berharap adanya
masukan dari para pembaca sehingga kedepan mampu lebih baik dalam
penyelesaiannya.

11
Daftar Pustaka
Atang Abd. Hakim,Fiqih Perbankan Syariah Transformasi Fiqih Muamalah ke dalam
Peraturan Perundang-undangan,Bandung:PT Refika Aditama,2011.
Indah Nuhyatia,”Penerapan dan Aplikasi Akad Wakalah pada Produk Jasa Bank Syariah”,
Economic: Jurnal Ekonomi dan Hukum Islam,Vol. 3, No. 2,2013. 
https://jagoakuntansi.com/2016/10/25/wakalah/

12

Anda mungkin juga menyukai