Disusun oleh :
Muhammad Irfan Maulana (14423244)
Celine Junisyah Amarilis (14423185)
Rizky Dawa’u Y. (14423113)
Ayu Fatimah (14423088)
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam bank syariah penghimpunan dana dari masyarakat yang dilakukan tidak
membedakan nama produk, tetapi dapat dibedakan dengan melihat prinsipnya. Dalam
penghimpunan dana terdapat 2 prinsip ,
a. Prinsip wadiah
b. Prinsip mudharabah
Apapun nama produknya, yang diperhatikan adalah prinsip yang digunakan, berbeda
dengan bank konvensional, dalam penghimpunan dana dari masyarakat dapat dilakukan dalam
bentuk,
a. Tabungan
b. Deposito
c. Giro
Wadiah dapat diartikan sebagai titipan dari satu pihak ke pihak lain, baik individu maupun badan
hukum yang harus dijaga dan dikembalikan kapan saja si penyimpan menghendakinya.
Rukun yang harus dipenuhi dalam wadiah; 1
a. Wadiah adalah titipan nasabah yang harus dijaga dan dikembalikan setiap saat apabila
nasabah yang bersangkutan menghendakinya. Bank bertanggungjawab atau
pengembalian titipan. ( PSAK 59, Akuntansi Perbankan Syariah PSAK 59, paragraf 134
).
b. Wadiah dibagi atas wadiah yad-dhamanah dan wadiah yad-amanah.
1. Wadiah yad-dhamanah adalah titipan yang selama belum dikembalikan kepada
penitip dapat dimanfaatkan oleh penerima titipan. Apabila dari hasil pemanfaatan
tersebut diperoleh keuntungan maka seluruhnya menjadi hak penerima titipan.
2. Wadiah yad-amanah adalah penerimaan titipan tidak memanfaatkan barang titipan
tersebut sampia diambil kembali oleh penitip. ( PSAK 59, Akuntansi Perbankan
Syariah, paragraf 135 )
c. Penerima titipan dalam transaksi wadiah, dapat berupa;
1. Meminta imbalan atas penitipan barang/uang tersebut,
2. Memberikan bonus kepada penitip dari hasil pemanfaatan barang/uang titipan
(wadiah yah-dhamanah), namun tidak boleh diperjanjikan sebelumnya dan
1
Wiroso, S.E, M.B.A, Penghimpunan Dana Dan Distribusi Hasil Usaha Bank Syariah, , Grasindo, Jakarta, 2005, hal
20.
2
Ibid hal.21.
besarnya tergantung pada kebijakan penerima titipan. ( PSAK 59, Akuntansi
Perbankan Syariah, paragraf 136 )
2.4. Giro Wadiah, Tabungan Wadiah, Dan Bonus Simpanan Wadiah3
a. Giro wadiah adalah titipan pihak ketiga kepada bank syariah yang penarikannya dapat
dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, kartu ATM, sarana
perintah pembayaran lainnya atau dengan cara pemindahan bukuan. Termasuk di
dalamnya giro wadiah yang diblokir untuk tujuan tertentu misalnya salam rangka
escrow accouny, giro yang diblokir oleh yang berwajib karena suatu perkara.
b. Tabungan Wadiah adalah titipan pihak ketiga pada bank syariah yang penarikannya
dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati dengan kuintansi, kartu
ATM, sarana perintah pembayaran lainnya atau dengan cara pemindahan bukuan.
c. Atas bonus simpanan wadiah dikenakan pajak sesuai deengan ketentuan perpajakan
yang berlaku.
Aplikasi prinsip wadiah dimana dalam perbankan adalah untuk produk tabungan wadiah
dan giro wadiah, sedangkan aplikasi prinsip mudharabah akan dibahas dalam butir berikutnya :
a. GIRO WADIAH4
Dalam undang – undang nomor 10 tahun 1998, pasal 1 ayat 6 disebutkan maksud
dengan giro adalah simpanan yang penarikanya dapat dilakukan setiap saat
menggunakan cek, bilyet giro (surat berharga, dimana surat tersebut merupakan surat
perintah nasabah kepada bank penyimpan dana untuk memindah bukukan sejumlah
3
Ibid hal 22
4
Ibid hal 24
dana dari rekening yang bersangkutan pada pihak penerima yang disebutkan namanya
baik pada bank yang sama atau yang berbeda) dan sarana perintah pembayaran lainnya
dengan cara peminda bukuan.
Dalam fatwa syariah nasional ditetapkan ketentuan tentang giro wadiah (Himpunan
Fatwa, edisi kedua, hal 6-7) sebagai berikut;
a. Bersifat titipan,
b. Titipan bisa diambil kapan saja (on call),
c. Tidak ada imbalan yang disyaratkan, kecuali dalam bentuk pemberian yang bersifat
sukarela dari pihak bank.
Tabungan yang dapat diatrik setiap saat menggunakan prinsip wadiah. Dalam
Fatwa Dewan Syariah Nasional ditetapkan ketentuan tentang tabungan Wadiah
(himpunan fatwa, edisi kedua, hal 14) sebagai berikut5;
a. Bersifat simpanan,
b. Simpanan bisa diambil kapan saja berdasarkan kesepakatan,
c. Tidak ada imbalan yang disyaratkan kecuali dalam bentuk pemberian bersifat
sukarela dari pihak bank.
Jadi, tabungan wadiah merukapan tabungan yang dapat ditarik setiap saat. Oleh
karena itu, tabungan dengan prinsip syariah dapat diberikan atm atau kartu
sejenisnya.
2.5. Contoh Akutansi Penghimpunan Dana Wadiah
Contoh 1:
Pada tanggal 01 agustus 2001 di terima setoran tunai pembukuan giro wadiah atas nama
Yusuf sebesar Rp 20.000.000,- . atas transaksi tersebut Bank Syariah melakukan jurnal sebagai
berikut ;
5
Ibid, hal. 27.
(rekening giro yusuf)
Dari jurnal di atas akan mengakibatkan perubahan buku besar dan posisi Neraca sebagai
berikut :
BUKU BESAR
Giro wadiah
NERACA
Perubahan saldo Buku Besar Giro Wadiah sebagai akibat dari penambahan saldo
rekening individu atas nama Yusuf, yang dapat di gambarkan dalam perkiraan sebagai berikut :
Pada tanggal 05 agustus 2001 Yusuf melakukan penarikan Giro Wadiahnya melalui
ATM sebasar 2.000.000,-. Atas transaksi tersebut jurnal yang dilakukan adalah :
Atas transaksi tersebut akan mengakibatkan perubahan buku besar dan posisi Neraca
sebagai berikut :
BUKU BESAR
Giro wadiah
NERACA
Contoh 3:
1. Pada tanggal 07 agustus 2001 Yusuf menyerahakan aplikasi transfer untuk dilakukan
pemindahan dari rekening gironya sebesar Rp 5.000.000,-. Untuk dibuatkan deposito
Mudharabah dengan nisbah 65:35
2. Pada tanggal 07 agustus 2001 Ali melakukan penyetoran tunai sebesar
Rp 1.000.000,-. Sebagai setoran pertama giro wadiah
Atas transaksi tersebut oleh bank syariah dilakukan jurnal sebagai
berikut :
07/08/2001 Giro wadiah (rek giro yusuf) 5.000.000
Deposito mudharabah (yusuf) 5.000.000
07/08/2001 Kas 1.000.000
Giro wadiah (rek giro Ali) 1.000.000
Dari transaksi tersebut akan mengakibatkan perubahan pada buku besar dan posisi
Neraca sebagai berikut :
BUKU BESAR
Giro Wadiah
saldo 14.000.000
21.000.000 21.000.000
NERACA
Contoh 4 :
1. Pada tanggal 09 agustus 2001, Yusuf melakukan transfer ke rekening atas nama Naura di
BCA cabang bandung sebesar Rp 10.000.000,-
2. Pada tanggal 09 agustus 2001, ali melakukan penyetoran tunai sebesar Rp 5.000.000,-
untuk rekening. Atas transaksi tersebut oleh bank syariah dilakukan jurnal sebagai berikut
:
Dari transaksi tersebut akan mengakibatkan perubahan pada Buku Besar dan posisi
Neraca sebagai berikut.
BUKU BESAR
Giro wadiah
saldo 9.000.000
26.000.000 26.000.000
NERACA
Contoh 5 :
Pada tanggal 15 agustus 2001 Yusuf melakukan penarikan tunai dari giro wadiahnya
sebesar Rp 5.000.000,- . Atas transaksi tersebut bank syariah tidak dapat melaksanakan karena
saldo Yusuf tidak cukup untuk dilakukan penarikan sebasar Rp 5.000.000,- sedangkan saldonya
hana Rp 3.000.000,-
Posisi rekening giro yusuf dapat dilihat sebagai berikut,
Contoh 6 :
Bank syariah menerapkan kebijakkan untuk memberikan bonus kepada pemegang rekening giro
wadiah. Untuk hal tersebut Tuan Yusuf memberikan bonus sebesar Rp 10.000,- dan atas bonus
tersebut di potong pajak sebesar 15%
Atas pemberian bonus kepada tuan yusuf bank syariah melakukan jurnal sebagai berikut
PENUTUP
Kesimpulan
Tabungan Wadiah adalah titipan pihak ketiga pada bank syariah yang penarikannya
dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati dengan kuintansi, kartu
ATM, sarana perintah pembayaran lainnya atau dengan cara pemindahan bukuan
Atas bonus simpanan wadiah dikenakan pajak sesuai deengan ketentuan perpajakan
yang berlaku.
DAFTAR PUSTAKA