Anda di halaman 1dari 18

AKUNTANSI WADIAH (FUNDING & FINANCING)

Disusun oleh :
Muhammad Irfan Maulana (14423244)
Celine Junisyah Amarilis (14423185)
Rizky Dawa’u Y. (14423113)
Ayu Fatimah (14423088)

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas


Mata Kuliah : Akuntansi Lembaga Keuangan Syariah
Dosen Pengampu : Eka Jati R.F

PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM


FAKULTAS ILMU AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
2016
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ............................................................................................... 1


1.2. Rumusan Masalah .......................................................................................... 1
1.3. Tujuan ............................................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Penghimpunan Dana ...................................................................................... 2


2.2. Penghimpuna Dana Prinsip Wadiah .............................................................. 2
2.3. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan ...................................................... 3
2.4. Giro Wadiah, Tabungan Wadiah, dan Bonus Simpanan Wadiah .................. 3
2.5. Contoh Akuntansi Penghimpunan Dana Wadiah .......................................... 6

BAB III PENUTUPAN

3.1. Kesimpulan .................................................................................................... 14


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Banyaknya fenomena yang ada sekitar kita dimana salah satunya yang akan kami bahas
dalam makalah ini, yaitu penitipan barang (wadi’ah). Seiring dengan bermunculannya lembaga-
lembaga penitipan barang dapat sedikit membantu ketika seorang ingin menitipkan barangnya
dalam waktu yang cukup lama, mereka tidak khawatir dengan keadaan keadaan barang yang
ditinggalkannya itu, sebab dalam lembaga tersebut telah menjamin akan keaslian barangnya.
Namun dengan sedikit mengeluarkan biaya tentunya.
Al-wadiah merupakan salah satu akad yang digunakan oleh bank syariah untuk produk
penghimpunan dana pihak ketiga. Al-wadiah merupakan prinsip simpanan murni dari pihak yang
menyimpan atau menitipkan kepada pihak yang menerima titipan untuk di manfaatkan atau tidak
dimanfaatkan sesuai dengan ketentuan. Titipan harus dijaga dan dipelihara oleh pihak yang
menerima titipan, dan titipan ini dapat diambil sewaktu-waktu pada saat dibutuhkan oleh pihak
yang menitipkannya.

1.2. Rumusan Masalah


a. Apa saja Prinsip Penghimpunan Dana ?
b. Apa saja Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan ?
c. Apa yang dimaksud dengan Giro Wadiah, Tabungan Wadiah dan Simpanan Wadiah ?
d. Bagaimana Contoh Akuntansi Penghimpunan Dana Wadiah ?

1.3. Tujuan Pembahasan


a. Dapat mengetahui Prinsip Penghimpunan Dana
b. Dapat mengetahui Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
c. Dapat memahami pengertian dari Giro Wadiah, Tabungan Wadiah, dan Simpanan
Wadiah
d. Mengerti Perhitungan dalam Akuntansi Penghimpunan Dana Wadiah

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Penghimpunan Dana

Dalam bank syariah penghimpunan dana dari masyarakat yang dilakukan tidak
membedakan nama produk, tetapi dapat dibedakan dengan melihat prinsipnya. Dalam
penghimpunan dana terdapat 2 prinsip ,

a. Prinsip wadiah
b. Prinsip mudharabah

Apapun nama produknya, yang diperhatikan adalah prinsip yang digunakan, berbeda
dengan bank konvensional, dalam penghimpunan dana dari masyarakat dapat dilakukan dalam
bentuk,

a. Tabungan
b. Deposito
c. Giro

2.2. Penghimpunan Dana Prinsip Wadiah

Wadiah dapat diartikan sebagai titipan dari satu pihak ke pihak lain, baik individu maupun badan
hukum yang harus dijaga dan dikembalikan kapan saja si penyimpan menghendakinya.
Rukun yang harus dipenuhi dalam wadiah; 1

a. Barang yang dititipkan,


b. Orang yang menitipkan/penitip,
c. Orang yang menerima titipan/penerima titipan, dan
d. Ijab qobul.

2.3. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan2

Karakteristik wadiah dalam PSAK 59 tentang Akuntansi Bank Syariah,

a. Wadiah adalah titipan nasabah yang harus dijaga dan dikembalikan setiap saat apabila
nasabah yang bersangkutan menghendakinya. Bank bertanggungjawab atau
pengembalian titipan. ( PSAK 59, Akuntansi Perbankan Syariah PSAK 59, paragraf 134
).
b. Wadiah dibagi atas wadiah yad-dhamanah dan wadiah yad-amanah.
1. Wadiah yad-dhamanah adalah titipan yang selama belum dikembalikan kepada
penitip dapat dimanfaatkan oleh penerima titipan. Apabila dari hasil pemanfaatan
tersebut diperoleh keuntungan maka seluruhnya menjadi hak penerima titipan.
2. Wadiah yad-amanah adalah penerimaan titipan tidak memanfaatkan barang titipan
tersebut sampia diambil kembali oleh penitip. ( PSAK 59, Akuntansi Perbankan
Syariah, paragraf 135 )
c. Penerima titipan dalam transaksi wadiah, dapat berupa;
1. Meminta imbalan atas penitipan barang/uang tersebut,
2. Memberikan bonus kepada penitip dari hasil pemanfaatan barang/uang titipan
(wadiah yah-dhamanah), namun tidak boleh diperjanjikan sebelumnya dan

1
Wiroso, S.E, M.B.A, Penghimpunan Dana Dan Distribusi Hasil Usaha Bank Syariah, , Grasindo, Jakarta, 2005, hal
20.
2
Ibid hal.21.
besarnya tergantung pada kebijakan penerima titipan. ( PSAK 59, Akuntansi
Perbankan Syariah, paragraf 136 )
2.4. Giro Wadiah, Tabungan Wadiah, Dan Bonus Simpanan Wadiah3

Didalam pendoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia (PAPSI) dijelaskan


karakteristik wadiah (PAPSI, bagian IV.C – simpanan, halaman IV.148) Giro Wadiah, Tabungan
Wadiah, dan Bonus Simpanan Wadiah sebagai berikut;

a. Giro wadiah adalah titipan pihak ketiga kepada bank syariah yang penarikannya dapat
dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, kartu ATM, sarana
perintah pembayaran lainnya atau dengan cara pemindahan bukuan. Termasuk di
dalamnya giro wadiah yang diblokir untuk tujuan tertentu misalnya salam rangka
escrow accouny, giro yang diblokir oleh yang berwajib karena suatu perkara.
b. Tabungan Wadiah adalah titipan pihak ketiga pada bank syariah yang penarikannya
dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati dengan kuintansi, kartu
ATM, sarana perintah pembayaran lainnya atau dengan cara pemindahan bukuan.
c. Atas bonus simpanan wadiah dikenakan pajak sesuai deengan ketentuan perpajakan
yang berlaku.

Aplikasi prinsip wadiah dimana dalam perbankan adalah untuk produk tabungan wadiah
dan giro wadiah, sedangkan aplikasi prinsip mudharabah akan dibahas dalam butir berikutnya :

a. GIRO WADIAH4
Dalam undang – undang nomor 10 tahun 1998, pasal 1 ayat 6 disebutkan maksud
dengan giro adalah simpanan yang penarikanya dapat dilakukan setiap saat
menggunakan cek, bilyet giro (surat berharga, dimana surat tersebut merupakan surat
perintah nasabah kepada bank penyimpan dana untuk memindah bukukan sejumlah

3
Ibid hal 22
4
Ibid hal 24
dana dari rekening yang bersangkutan pada pihak penerima yang disebutkan namanya
baik pada bank yang sama atau yang berbeda) dan sarana perintah pembayaran lainnya
dengan cara peminda bukuan.

Jenis-jenis giro wadiah:

Dalam fatwa syariah nasional ditetapkan ketentuan tentang giro wadiah (Himpunan
Fatwa, edisi kedua, hal 6-7) sebagai berikut;

a. Bersifat titipan,
b. Titipan bisa diambil kapan saja (on call),
c. Tidak ada imbalan yang disyaratkan, kecuali dalam bentuk pemberian yang bersifat
sukarela dari pihak bank.

Karakteristik dari giro wadiah;


a. Harus dikembalikan utuh seperti semula sejumlah barang yang dititipkan
sehingga tidak boleh over draft (cerukan),
b. Dapat dikenakan biaya titipan,
c. Dapat diberikan syarat tertentu untuk keselamatan barang titipan, misalnya dengan cara
menetapkan saldo minimum.
d. Penarikan giro wadiah dilakukan dengan cek dan bil yet giro sesuai ketentuan yang
berlaku,
e. Jenis dan kelompok rekening sesuai ketentuan yang berlaku dalam kegiatan usaha bank
sepanjang tidak bertentangan dengan syariah,
f. Dana wadiah hanya dapat digunakan seijin penitip.
d. TABUNGAN WADIAH

Para ahli perbankan tempo dulu memberikan pengertian tabungan merupakan


simpanan sementara, maksudnya simpnanan yang menunggu apakah untuk investasi
(antata lain dalam bentuk deposito), untuk keperluan sehari hari atau konsumsi yang
dapat ditarik sewaktu waktu dalam bentuk giro.

Tabungan yang dapat diatrik setiap saat menggunakan prinsip wadiah. Dalam
Fatwa Dewan Syariah Nasional ditetapkan ketentuan tentang tabungan Wadiah
(himpunan fatwa, edisi kedua, hal 14) sebagai berikut5;

a. Bersifat simpanan,
b. Simpanan bisa diambil kapan saja berdasarkan kesepakatan,
c. Tidak ada imbalan yang disyaratkan kecuali dalam bentuk pemberian bersifat
sukarela dari pihak bank.
Jadi, tabungan wadiah merukapan tabungan yang dapat ditarik setiap saat. Oleh
karena itu, tabungan dengan prinsip syariah dapat diberikan atm atau kartu
sejenisnya.
2.5. Contoh Akutansi Penghimpunan Dana Wadiah

Contoh 1:

Pada tanggal 01 agustus 2001 di terima setoran tunai pembukuan giro wadiah atas nama
Yusuf sebesar Rp 20.000.000,- . atas transaksi tersebut Bank Syariah melakukan jurnal sebagai
berikut ;

01/08/2001 Kas 20.000.000


Giro wadiah 20.000.000

5
Ibid, hal. 27.
(rekening giro yusuf)

Dari jurnal di atas akan mengakibatkan perubahan buku besar dan posisi Neraca sebagai
berikut :

BUKU BESAR

Giro wadiah

Tgl keterangan Jumlah tgl keterangan Jumlah


01/08 Rekening yusuf 20.000.000

NERACA

Per tanggal 1 agustus 2001

Uraian Keterangan Uraian Jumlah


Kewajiban giro 20.000.000
wadiah

Perubahan saldo Buku Besar Giro Wadiah sebagai akibat dari penambahan saldo
rekening individu atas nama Yusuf, yang dapat di gambarkan dalam perkiraan sebagai berikut :

Rekening Giro Yusuf

Tanggal keterangan Debit Kredit Saldo


01/08 Setoran awal 20.000.000 20.000.000
Comtoh 2:

Pada tanggal 05 agustus 2001 Yusuf melakukan penarikan Giro Wadiahnya melalui
ATM sebasar 2.000.000,-. Atas transaksi tersebut jurnal yang dilakukan adalah :

05/08/2001 Giro wadiah 2.000.000


(rek giro yusuf)
2.000.000

Atas transaksi tersebut akan mengakibatkan perubahan buku besar dan posisi Neraca
sebagai berikut :

BUKU BESAR

Giro wadiah

tgl keterangan jumlah Tgl Keterangan Jumlah


05/08 Rekening yusuf 2.000.000 01/08 Rekening yusuf 20.000.000
saldo 18.000.000

NERACA

Per tanggal 05 agustus 2001

Uraian jumlah Uraian Jumlah


Kewajiban giro 18.000.000
wadiah
Perubahan Sado Buku Besar Giro Wadiah sebagai akibat dari penambahan saldo
rekening individu atas nama yusuf, yang dapat digambarkan dalam perkiraan sebagai berikut :

Rekening Giro Qohar

tanggal keterangan Debet Kredit Saldo


01/08 Setoran awal 20.000.000 20.000.000
05/08 Penarikan awal 2.000.000 18.000.000

Contoh 3:

1. Pada tanggal 07 agustus 2001 Yusuf menyerahakan aplikasi transfer untuk dilakukan
pemindahan dari rekening gironya sebesar Rp 5.000.000,-. Untuk dibuatkan deposito
Mudharabah dengan nisbah 65:35
2. Pada tanggal 07 agustus 2001 Ali melakukan penyetoran tunai sebesar
Rp 1.000.000,-. Sebagai setoran pertama giro wadiah
Atas transaksi tersebut oleh bank syariah dilakukan jurnal sebagai
berikut :
07/08/2001 Giro wadiah (rek giro yusuf) 5.000.000
Deposito mudharabah (yusuf) 5.000.000
07/08/2001 Kas 1.000.000
Giro wadiah (rek giro Ali) 1.000.000
Dari transaksi tersebut akan mengakibatkan perubahan pada buku besar dan posisi
Neraca sebagai berikut :

BUKU BESAR

Giro Wadiah

Tgl keterangan Jumlah Tgl Keterangan Jumlah


05/08 Rekening yusuf 2.000.000 01/08 Rekening yusuf 20.000.000
07/08 Rekening yusuf 5.000.000 07/08 Rekening ali 1.000.000

saldo 14.000.000
21.000.000 21.000.000

NERACA

Per tanggal 07 agustus 2001

Uraian jumlah Uraian Jumlah


Kewajiban
Giro wadiah 14.000.000
Perubahan saldo buku besar giro wadiah sebagai akibat dari penambahan saldo rekening individu
atas nama yusuf dan atas nama yusuf, yang dapat di gambarkan dalam perkiraan sebagai berikut :

Rekening Giro Qohar

Tanggal keterangan Debet Kredit Saldo


01/08 Setoran awal 20.000.000 20.000.000
05/08 Penarikan 2.000.000 18.000.000
07/08 ATM 5.000.000 13.000.000
deposito

Rekening Giro Yusuf

Tanggal keterangan Debet Kredit Saldo


01/08 Setoran awal 1.000.000 1.000.000

Contoh 4 :

1. Pada tanggal 09 agustus 2001, Yusuf melakukan transfer ke rekening atas nama Naura di
BCA cabang bandung sebesar Rp 10.000.000,-
2. Pada tanggal 09 agustus 2001, ali melakukan penyetoran tunai sebesar Rp 5.000.000,-
untuk rekening. Atas transaksi tersebut oleh bank syariah dilakukan jurnal sebagai berikut
:

09/08/2001 Giro wadiah (rek 10.000.000


giro yusuf) 10.000.000
09/08/2001 Kas 5.000.000
Giro wadiah (rek 5.000.000
giro yusuf)

Dari transaksi tersebut akan mengakibatkan perubahan pada Buku Besar dan posisi
Neraca sebagai berikut.

BUKU BESAR

Giro wadiah

tgl keterangan jumlah Tgl keterangan Jumlah


05/08 Rekening yusuf 2.000.000 01/08 Rekening yusuf 20.000.000
07/08 Rekening yusuf 5.000.000 07/08 Rekening ali 1.000.000
09/09 Rekening yusuf 10.000.000 09/08 Rekening ali 5.000.000

saldo 9.000.000
26.000.000 26.000.000

NERACA

Per tanggal 09 agustus 2001

Uraian jumlah Uraian Jumlah


Kewajiban giro 9.000.000
wadiah
Perubahan saldo buku besar Giro Wadiah sebagai akibat dari penambahan saldo rekening
individu atau nama yusuf dan atas nama Yusuf dan atas nama ali, yang dapat di gambarkan
dalam perkiraan sebagai berikut :

Rekening Giro Yusuf

Tanggal keterangan Debet Kredit Saldo


01/08 Setoran awal 20.000.000 20.000.000
05/08 Penarikan ATM 2.000.000 18.000.000
07/08 Deposito 5.000.000 13.000.000
09/08 Kliring ATM 10.000.000 3.000.000

Rekening Giro ali

tanggal keterangan Debet Kredit Saldo


01/08 Setoran awal 1.000.000 1.000.000
09/08 Setoran tunai 5.000.000 6.000.000

Contoh 5 :

Pada tanggal 15 agustus 2001 Yusuf melakukan penarikan tunai dari giro wadiahnya
sebesar Rp 5.000.000,- . Atas transaksi tersebut bank syariah tidak dapat melaksanakan karena
saldo Yusuf tidak cukup untuk dilakukan penarikan sebasar Rp 5.000.000,- sedangkan saldonya
hana Rp 3.000.000,-
Posisi rekening giro yusuf dapat dilihat sebagai berikut,

Rekening Giro Yusuf

tanggal keterangan Debet Kredit Saldo


01/08 Setoran awal 20.000.000 20.000.000
05/08 Penarikan ATM 2.000.000 18.000.000
07/08 Deposito 5.000.000 13.000.000
09/08 Kliring BCA 10.000.000 3.000.000

Contoh 6 :

Bank syariah menerapkan kebijakkan untuk memberikan bonus kepada pemegang rekening giro
wadiah. Untuk hal tersebut Tuan Yusuf memberikan bonus sebesar Rp 10.000,- dan atas bonus
tersebut di potong pajak sebesar 15%

Atas pemberian bonus kepada tuan yusuf bank syariah melakukan jurnal sebagai berikut

Beban bonus wadiah Rp 10.000,-

Giro wadiah (rekening yusuf) Rp 8.500,-

Titipan kas negara (pajak) Rp 1.500 ,-


BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

1. Prinsip penghimpunan dana dibagi kedalam dua bagian.


a. Prinsip wadiah
b. Prinsip mudharabah
2. Pernyataan standar akuntansi keuangan syariah dapat kita dapati di Karakteristik
wadiah dalam PSAK 59 tentang Akuntansi Bank Syariah
3. Giro wadiah adalah titipan pihak ketiga kepada bank syariah yang penarikannya dapat
dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, kartu ATM, sarana
perintah pembayaran lainnya atau dengan cara pemindahan bukuan

Tabungan Wadiah adalah titipan pihak ketiga pada bank syariah yang penarikannya
dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati dengan kuintansi, kartu
ATM, sarana perintah pembayaran lainnya atau dengan cara pemindahan bukuan

Atas bonus simpanan wadiah dikenakan pajak sesuai deengan ketentuan perpajakan
yang berlaku.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai